Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TEKNIK PERAWATAN

Disusun Oleh:
Bayu Ramadhan

0220140039

KONSENTRASI MEKATRONIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI DAN PROSES MANUFAKTUR


POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR
Puji serta rasa syukur sepatutnya kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kita masih diberi kesempatan untuk bernafas di bumi yang indah ini. Selawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tak lupa kepada keluarga, sahabat,
sampai kepada kita selaku umatnya yang mudah mudahan tunduk kepada ajarannya hingga akhir
zaman, Amin.
Hal pertama yang ingin saya sampaikan adalah ucapan terima kasih yang setinggi tingginya
kepada instruktur mata kuliah Maintenance atas ilmu yang telah diberikan tempat praktikum yang telah
disediakan. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada rekan kelompok B Mekatronika II yang telah
menemani dan membantu saya dalam kegiatan praktikum semester ini.
Selanjutnya, permohonan maaf dari saya pribadi kepada instruktur mata kuliah Maintenance atas
segala kekhilafan, kelalaian, dan kekurangan saya selama kegiatan praktikum berlangsung. Permohonan
maaf juga jika hasil yang saya kerjakan kurang optimal.
Terakhir, saya berharap seiring dengan berakhirnya section mata kuliah maintenance ini, dapat
memanfaatkan ilmu yang telah saya dapatkan di kemudian hari. Semoga penyusunan laporan ini dapat
dijadikan referensi bagi instruktur mata kuliah Maintenance untuk pemberian nilai akhir mata kuliah.

Jakarta, Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1
BAB I

PENDAHULUAN............................................................................................... 4

I.I.

Teknik Perawatan........................................................................................... 4

I.II.

Peran Teknik Perawatan.................................................................................4

I.III.

Jenis Perawatan.............................................................................................. 4

I.III.I.

Preventive Maintenance..........................................................................5

I.III.II.

Predictive Maintenance...........................................................................5

I.III.III. Corrective Maintenance...........................................................................5


I.IV.

Kerusakan...................................................................................................... 6

I.IV.I.

Kerusakan Sistem Elektrik.......................................................................6

I.IV.II.

Kerusakan Sistem Mekanik......................................................................6

I.V.

Alignment...................................................................................................... 7

I.V.I. Tujuan Alignment........................................................................................ 7


I.V.II.

Misalignment........................................................................................... 7

I.V.III.

Macam Macam Misalignment................................................................7

I.V.IV.

Kerugian Akibat Misalignment.................................................................7

I.VI.

Overhaul........................................................................................................ 8

BAB II

HASIL PRAKTIKUM.......................................................................................... 9

II.I.

Alignment...................................................................................................... 9
2

II.I.I. Roda Gigi.................................................................................................... 9


II.I.II.

Rantai.................................................................................................... 10

II.I.III.

Pulley dan Belt....................................................................................... 12

II.I.IV.

Coupling................................................................................................ 14

II.I.V.

Bearing.................................................................................................. 15

II.I.VI.

Oli.......................................................................................................... 19

II.I.VII. Grease................................................................................................... 20
II.I.VIII. Coolant.................................................................................................. 22
II.II.

Overhaul...................................................................................................... 24

II.III. Preventive Corrective..................................................................................25


II.IV. Quality Control Circle................................................................................... 26
II.V.

Predictive Maintenance................................................................................26

II.V.I.

Standar Operasional Prosedur (SOP).....................................................26

II.V.II.

Checksheet............................................................................................ 26

II.V.III.

Penjadwalan.......................................................................................... 26

II.V.IV.

Budgeting.............................................................................................. 26

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 27


III.I.

Kesimpulan.................................................................................................. 27

III.II. Saran........................................................................................................... 27

BAB I
I.I.

PENDAHULUAN

Teknik Perawatan
Ditinjau dari arti setiap kata, teknik memiliki arti metode atau system mengerjakan
sesuatu, dan perawatan memiliki arti memelihara, menjaga, mengurus, membela. Kedua kata ini
4

jika digambungkan menjadi teknik perawatan berarti Semua tindakan atau kombinasi dari berbagai
kegiatan yang dilaksanakan, dalam rangka mempertahankan dan mengembalikan suatu kondisi
mesin atau peralatan, pada standard yang sudah ditetapkan.
I.II.

Peran Teknik Perawatan


Demikian digambarkan alur dari sebuah proses produksi:

I.III.

Jenis Perawatan
Teknik perawatan berdasarkan tindakannya dibedakan menjadi 2:

Perawatan terencana: Preventif dan Predictive


Perwatan tidak terencana: Corrective.
I.III.I.

Preventive Maintenance

Preventive maintenance mrerupakan tindakan pencegahan atau kegiatan


pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan yang tak terduga dan
menemukan kodisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas operasi lebih tepat.
Tindakan yang dilakukan pada Preventive maintenance adalah:

Pelumasan dilakukan untuk menghindari korosi juga mengurangi gesekan antar

komponen.
Inspeksi dilakukan guna menjaga performa komponen komponen dan tools pada
mesin, meliputi komponen elektrikal dan komponen mekanikal.
5

Cleaning dilakukan guna membersihkan mesin dari oli, chip, debu dan benda
benda lain yang dapat mengganggu proses produksi
I.III.II.

Predictive Maintenance

Predictive Maintenance dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat


monitor. Perawatan ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan
dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan.
Tindakan yang dilakukan pada Predictive maintenance adalah:

Perencanaan dan penjadawalan


Pecatatan dan analisis
I.III.III. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan setelah terjadi kerusakan , kegagalan, atau kelainan proses produksi sehingga
tidak dapat berfungsi dengan baik.
Tindakan yang dilakukan pada Corrective maintenance adalah:

I.IV.

Repair
Replacement
Overhaul

Kerusakan
Kerusakan terjadi apabila performance suatu sistem atau komponen mesin mengalami
kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan. Terdapat dua kerusakan yang biasa terjadi yaitu,
kerusakan pada bagian elektrik & mekanik.
I.IV.I.

Kerusakan Sistem Elektrik

Gejala kerusakan elektrik tidak tampak secara fisik dan dapat diketahui dari
performa yang menurun, hasil pengukuran dan secara fisik dapat diketahui dari panas
yang berlebih.

Malfunction:
o Sistem tidak berfungsi semestinya
6

o Performance menurun
o Perubahan setting parameter
Tripped
o Pengaman atau fuse rusak
o Overload atau short circuit

Failure
o Sistem tidak berkerja
o Komponen rusak
o Loss contact
I.IV.II.

Kerusakan Sistem Mekanik

Secara fisik terlihat gejalanya seperti geratan berlebih, suara abnormal, dll.
Kategori kerusakan sistem mekanik:

Damage-defect yaitu suatu kondisi terjadi akumulasi aliran plastis pada struktur tetapi
masih bermanfaat

Facture-crack yaitu suatu keadaan konstruksi mulai retak

Facture-break yaitu suatu keadaan konstruksi patah menjadi dua bagian atau lebih

Rupture yaitu suatu kondisi khusus dimana konstruksi patah disertai plastic slip
(material ulet). Struktur mengalami creep (pengujian pada tegangan konstan dalam
temperatur tinggi) akan rupture.

I.V.

Alignment
Alignment adalah suatu pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua sumbu poros
lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan).
I.V.I.

Tujuan Alignment

Agar putaran dan daya yang ditransmisikan dapat maksimal;

Menghindarkan kerusakan akibat ketidaksumbuan;


7

Menjaga kondisi mesin tetap stabil;

Menghindarkan kebisingan.
I.V.II.

Misalignment

Ketidak sejajaran poros atau biasa di sebut dengan misalignment adalah proses
terjadinya optimalisasi sebuah poros yang mencapai puncak kekuatan suatu poros,
sehingga membuat kinerja mesin berkurang pada saat mesin sedang beroperasi.
I.V.III.

Paralel Offset Misalignment


Angular Misalignment
Combinasion Misalignment
SoftFoot
I.V.IV.

I.VI.

Macam Macam Misalignment

Kerugian Akibat Misalignment

Bearing failure

Shaft failure

Seal failure

Coupling wear

Overheating

Energy loss

High vibration

High Power Consumption

Overhaul
Overhaul (rebuild) adalah suatu prosedur (pekerjaan / program) terorganisir yang
dilakukan untuk mengembalikan performa engine ke nilai spesifikasi standar pabrik dan
memberikan usia kedua dengan merekondisi komponen yang aus atau rusak mengacu pada
petunjuk pemakai ulang (Reusable Parts) komponen menurut standar pabrik.

Biasanya engine overhaul dilakukan karena adanya masalah pada bagian mesin seperti,
adanya suara abnormal, kompresi rendah atau adanya oli yang terbakar akibat ausnya ring piston
atau silinder pada block silinder, kerusakan pada piston, batang piston, poros engkol dan lain
sebagainya.

BAB II
II.I.

HASIL PRAKTIKUM

Alignment
II.I.I.

Roda Gigi

Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan
gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja
bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan
mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi,
dan arah daya terhadap sumber daya.
Alat dan bahan:

Kunci L
Penggaris
Kaliper
Water pass
Dial
Oli
Soft Hammer
Majun

No
Urutan Kerja
1 Lepaskan roda gigi, shaft, dan

Standar
Tidak ada komponen lain

Keterangan
Gunakan kunci L10

komponen lainnya dari meja

yang berada di meja

dan L5

kerja
Bersihkan semua komponen

Komponen dan meja

Gunakan majun

serta meja kerja dari oli dan

tidak licin dan berdebu

debu yang menempel


Ukur dimensi poros, bearing,

Semua komponen

dan roda gigi

dimensinya terukur

Lakukan levelling pada meja

dengan jelas
Ketinggian setiap bidang

untuk kerataan gunakan

sama

waterpass
Pasang bearing pada meja

Baut jangan terlalu

Gunakan caliper,

Gunakan waterpass

Gunakan kunci L10

kencang, untuk
menyesuaikan dengan
6

Masukkan poros pada bearing

poros dan roda gigi


Poros jangan dikunci
dahulu, untuk
menyesuikan panjang

Pasang roda gigi pada poros,

dengan roda gigi


Roda gigi dan poros

Gunakan kunci L10

dan dikunci dengan baut


Sejajarkan kedua poros untuk

terpasang kuat
Kedua poros tidak

Gunakan kunci L10

angular alignment nya,

membentuk trapesium

kemudian kunci dengan baut


Sejajarkan dan ratakan depan

Perbedaan panjang=0

10

Gunakan mistar

dan belakang poros hingga


10
11

kedua poros rata


Tes kerataan roda gigi
Lumasi kembali seluruh

Tidak ada singgungan


Semua bagian licin

bagian

Gunakan dial
Gunakan minyak
pelumas

Hasil kerja
No
1
2

Item
Shaft/ poros
Roda gigi

Pengukuran
Diameter: 50 mm
Diameter kecil: 35 mm
Jumlah gigi: 40

3
4

Tebal: 49 mm
Diameter: 50 mm
Ketinggian dengan

Bearing
Alignment yang dilakukan

II.I.II.

waterpass
Terjadi backlash
Kesejajaran pas
Kemiringan tidak terjadi

Rantai

Transmisi rantai-sproket digunakan untuk transmisi tenaga pada jarak sedang.


Kelebihan dari transmisi ini dibanding dengan transmisi sabuk-puli adalah dapat
digunakan unutk mennyalurkan daya yang lebih besar

Alat dan bahan:

11

Kunci L
Penggaris
Tang
Kaliper
Water pass
Dial
Oli
Soft Hammer
Majun

No
Urutan Kerja
1 Lepaskan rantai, sprocket,

Standar
Tidak ada komponen lain

Keterangan
Gunakan kunci L10

shaft, dan komponen lainnya

yang berada di meja

tang, dan L5

dari meja kerja


Bersihkan semua komponen

Komponen dan meja

Gunakan majun

serta meja kerja dari oli dan

tidak licin dan berdebu

debu yang menempel


Ukur dimensi poros, bearing,

Semua komponen

sprocket

dimensinya terukur

Lakukan levelling pada meja

dengan jelas
Ketinggian setiap bidang

untuk kerataan gunakan

sama

waterpass
Pasang dudukan bearing pada

Dudukan belum terkunci

Gunakan kunci L

meja
Pasang bearing pada meja

Baut jangan terlalu

Gunakan kunci L10

Gunakan caliper,

Gunakan waterpass

kencang, untuk
menyesuaikan dengan
7

Masukkan poros pada bearing

poros dan roda gigi


Poros jangan dikunci
dahulu, untuk
menyesuikan panjang

Pasang sprocket pada poros,

dengan roda gigi


Roda gigi dan poros

9
10

dan dikunci dengan baut


Pasang rantai pada sprocket
Kencangkan bearing yang

terpasang kuat
Rantai tidak lepas
Bearing tidak dapat
12

Gunakan kunci L10


Gunakan tang
Gunakan kunci L10

11

tanpa dudukan sebagai

bergeser

referensi
Sejajarkan poros kedua dan

Kenduran rantai<30mm

Gunakan kunci L

Perbedaan panjang=0

Gunakan mistar

Tidak ada singgungan


Semua bagian licin

Gunakan dial
Gunakan minyak

tarik sehingga kenduran rantai


12

mencapai batas maksimum


Sejajarkan dan ratakan depan
dan belakang poros hingga

13
14

kedua poros rata


Tes kerataan sprocket
Lumasi kembali seluruh
bagian

pelumas

Hasil Kerja
No
1
2

Item
Shaft/ poros
Sprocket

Pengukuran
Diameter: 50 mm
Diameter besar: 145,9 mm
Diameter kecil: 119,4 mm
Tebal besar: 14 mm

3
4

Tebal kecil: 14 mm
Diameter: 50 mm
Panjang: 190,2 mm

Bearing
Spacer

Lebar: 99,3 mm
5

Tebal: 15 mm
Ketinggian meja sekitar 3

Alignment

II.I.III.

mm lebih tinggi
Regangan rantai: 2,5 cm
Kemiringan poros: 30

(dial)
Kesejajaran rata

Pulley dan Belt

Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai sabuk untuk
menjalankan sesuatu kekuatan alur yang berfungsi menghantarkan suatu daya. Cara kerja

13

Pulley sering digunakan untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan, mengirimkan
gerak rotasi, memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan pada mesin.

Alat dan bahan:

Kunci pass
Kunci L
Water pass
Vernier Calliper
Mistar
Soft Hamer

No
Urutan Kerja
1 Lepaskan v-belt, motor, pulley

Standar
Tidak ada komponen lain

Keterangan
Gunakan kunci L

dan poros dan dudukannya


Bersihkan semua komponen

di meja
Komponen dan meja

dan kunci pas


Gunakan majun

serta meja kerja dari oli dan

tidak licin dan berdebu

debu yang menempel


Ukur dimensi pulley, poros,

Semua komponen

dan dudukannya

dimensinya terukur

Lakukan levelling pada meja

dengan jelas
Ketinggian setiap bidang

untuk kerataan gunakan

sama

waterpass
Pasang motor pada meja

Motor tidak lepas

Gunakan kunci L

sebagai referensi
Pasang dudukan poros

Pemasangan dudukan

dan kunci pas


Gunakan kunci pas

kemudian letakkan poros yang

tidak terlalu kencang

telah terpasang pulley


Sejajarkan pulley poros dan

Tidak ada perbedaan

Gunakan mistar dan

pulley motor kemudian

panjang

kunci pas

kencangkan dudukan poros


Pasang v-belt pada pulley

v-belt terpasang kencang

14

Gunakan caliper,

Gunakan waterpass

Lumasi kembali seluruh

Semua bagian licin

bagian
Hasil Kerja
No
1
2

Gunakan minyak
pelumas

Item
Shaft/ poros
Pulley

Pengukuran
Diameter: 50 mm
Diameter dalam besar: 132
mm
Diameter luar besar: 152 mm
Diameter dalam kecil: 91mm
Diameter dalam besar: 113

mm
Panjang : 95 mm

Paralel blok *4

Lebar 35 mm
4

Tinggi: 43 mm
V-belt kencang
Penyimpangan: -

Alignment

II.I.IV.

Coupling

Komponen ini berbufngsi untuk menghubungkan antara satu poros dengan poros
lainya dengan perantara piringan yang saling di satukan maupun yang dapat diputuskan
oleh pengguna.apabila kopling mengalami tidak kesumbuan maka salah satu dari
koponen ini akan mengalami kerusakan yang lebih cepat seperti pada bantalan.
Alat dan bahan:

Dial Caliper
Dial dan Stand Dial
Mistar
Water Pass
Kunci Pass
Kunci L
Square Line
Filler
Plat

No
Urutan Kerja
1 Lepaskan motor, pompa, dan

Standar
Tidak ada komponen lain
15

Keterangan Kopling Pompa


Gunakan kunci L

dudukannya dari meja


Bersihkan semua komponen

di meja
Komponen dan meja

serta meja kerja dari oli dan

tidak licin dan berdebu

debu yang menempel


Ukur dimensi kedua bagian

Semua komponen

kopling,

dimensinya terukur

Lakukan levelling pada meja

dengan jelas
Ketinggian setiap bidang

untuk kerataan gunakan

sama

waterpass
Pasang dudukan motor pada

Terpasang kencang

Gunakan kunci L

meja
Pasang motor di dudukannya

Terpasang kencang

Gunakan kunci L

sebagai referensi
Pasang pompa pada

Tidak terlalu kencang

Gunakan kunci L

dudukannya
Sejajarkan tinggi kedua bagian

Kedua bagian kopling

Gunakan filler

kopling dengan mengatur

sejajar

dan kunci pas


Gunakan majun

Gunakan caliper,

Gunakan waterpass

ketinggian pompa, serta


9

kerataan kiri-kanan
Beri jarak antar kedua bagian

Kedua bagian kopling

Gunakan filler

10

kopling
Pasang baut pada kopling

terpisah
Baut terpasang kencang

Gunakan kunci L

Komponen licin

dan kunci pas


Gunakan minyak

11

Lumasi seluruh bagian


komponen

pelumas

Hasil Kerja
No
1
3

Item
Piringan Kopling

Pengukuran
Diameter besar: 111 mm

Alignment

Diameter kecil: 110,5 mm


Kesejajaran kopling: berbeda
3 mm paling jauh, -1 mm
paling dekat
16

II.I.V.

Bearing

Bearing digunakan untuk mengurangi gesekan Antara bagian-bagian mesin yang


berputar, bergerak dengan bagian lain yang tetap. Bantalan telah direncanakan agar
keausan akibat gesekan yang terjadi sekecil mungkin, dapat dengan mudah dilakukan
penggantian, serta melindungi bagian mesin yang mahal.
1. Bearing NTN 16008
Alat dan Bahan :
Vernier caliper
Hammer
Punch
Oli
Tracker Inside
Kunci pas
Langkah kerja :
No
Urutan Kerja
1 Bersihkan meja dan bearing
2
3
4

dari oli dan debu


Ukur dimensi bearing
Lumasi bearing dan shaft
Pasang bearing pada shaft

Standar
Tidak licin dan berdebu

Keterangan
Gunakan majun

Ketelitian 0,1mm
Bearing dan shaft licin

Gunakan kaliper
Gunakan minyak

Bearing tidak goyang

pelumas
Gunakan Center

dengan cara dipukul

Punch dan Soft

menyilang
lepas kembali bearing dari

Bearing dan poros tidak

Hammer
Gunakan Tracker

shaft nya

rusak/ cacat

inside dan kunci


pas

2. Bearing 30 TAC 62A


Alat dan Bahan :
Vernier caliper
Hammer
Punch
Oli
Tracker Outside
17

Kunci pas

Langkah kerja :
No
Urutan Kerja
1 Bersihkan meja dan bearing

Standar
Tidak licin dan berdebu

Keterangan
Gunakan majun

2
3

dari oli dan debu


Ukur dimensi bearing
Lumasi bearing dan shaft

Ketelitian 0,1mm
Bearing dan shaft licin

Gunakan kaliper
Gunakan minyak

Pasang bearing pada shaft

Bearing tidak goyang

pelumas
Gunakan Center

dengan cara dipukul

Punch dan Soft

menyilang
lepas kembali bearing dari

Bearing dan poros tidak

Hammer
Gunakan Tracker

shaft nya

rusak/ cacat

Outside dan kunci


pas

3. Bearing 2210 ETN 9


Alat dan Bahan :
Vernier caliper
Hammer
Punch
Oli
Tracker Outside
Heater
Infrared termometer
Sarung tangan
Langkah kerja :
No
Urutan Kerja
1 Bersihkan meja dan bearing

Standar
Tidak licin dan berdebu

Keterangan
Gunakan majun

2
3

dari oli dan debu


Ukur dimensi bearing
Panasi bearing

Ketelitian 0,1mm
Suhu 1000C

Gunakan kaliper
Gunakan heater,

Ambil bearing dari heater

Tepat diatas shaft

termometer
Gunakan sarung

kemudian simpan diatas shaft


Pasang bearing pada shaft

Bearing tidak goyang

tangan
Gunakan Center

dengan cara dipukul

Punch dan Soft


18

menyilang
lepas kembali bearing dari

Bearing dan poros tidak

Hammer
Gunakan Tracker

shaft nya

rusak/ cacat

Outside

4. Bearing SKF 21311 EKGI BRITAIN


Alat dan Bahan :
Vernier caliper
Hammer
Punch
Oli
Pompa hidrolik
Filler gauge
Hook spanner
Langkah kerja :
No
Urutan Kerja
1 Bersihkan meja dan bearing

Standar
Tidak licin dan berdebu

Keterangan
Gunakan majun

2
3

dari oli dan debu


Ukur dimensi bearing
Lumasi bearing dan shaft

Ketelitian 0,1mm
Bearing dan shaft licin

Gunakan kaliper
Gunakan minyak

Pasang bearing pada shaft

Sampai batas 0,03mm

pelumas
Gunakan hook

dengan cara memutar penahan

spanner dan filler

perlahan sampai bearing

gauge

masuk
lepas kembali bearing dari

Bearing dan poros tidak

Gunakan pompa

shaft nya

rusak/ cacat

hidrolik

II.I.VI.

Oli

1. Uji kekentalan Oli

Alat dan bahan


Tabung reaksi
Gelas ukur
Stop watch
Termometer
Panci dan heater
Sampel oli

19

Langkah kerja
No

Urutan Kerja
Siapkan sample oli
Panaskan oli
Masukkan ke corong besi,

Standar
100ml
50C, 70C, 90C,
Tidak ada yang tumpah

Keterangan
Gelas ukur
Gunakan heater
Gunakan stopwatch

hitung waktu mengalir


2. Uji berat jenis Oli

Alat dan bahan


Tabung reaksi
Precysion hydrometer
Sampel oli
Langkah kerja
No
Urutan Kerja
1 Siapkan sample oli
2 Masukkan precysion

Standar
1000 ml
Mengambang

hydrometer ke tabung reaksi

Keterangan
Tabung reaksi
Precysion
hydrometer

Hasil pengukuran:
No

Jenis Oli

Tellus 32

Tellus 46

Tellus 68

Tonna 68

Rored 80

Suhu (C)
50
70
90
50
70
90
50
70
90
50
70
90
50
70
90
20

Waktu
39
32
29
45
42
35
12
44
42
55
42
32
217
11
53

Berat jenis (kg/m3


49
61
65
68
84

II.I.VII. Grease
Alat dan bahan

Sample grease
Beban pemberat
Kotak penahan lingkaran
Akrilik lingkaran
Akrilik lingkaran yang dilubangi
Kertas ukur
Heater
Termometer

Langkah kerja
1. Uji tekan
No

Urutan Kerja
Standar
Siapkan sample grease
Secukupnya
Ambil grease dan masukkan ke Sampai rata

Keterangan
Gunakan sendok

preparat lingkaran yang


ditempel dengan yang telah
dilubangi
Lepas lingkaran yang

Sampai dasar

dilubangi, tempatkan ke
dudukan lingkarannya
Tutup dengan lingkaran yang

Sekitar 3-4 detik

Gunakan pemberat

sama, lalu tekan


Ukur diameter grease
Bersihkan kembali akrilik

Ambil jarak terjauh


Sampai tidak terlihat

Gunakan kertas ukur


Gunakan majun

Hasil pengukuran:
N

Nama Grease

Hasil Tekan (2mm)

NLGI 0
NLGI 1
Pertamina NLGI 3
Mobile Unirex NLGI 3

12 mm
9 mm
7 mm
4 mm

o
1
2
3
4

21

2. Uji panas
No

Urutan Kerja
Siapkan sample grease
Ambil grease dan tempatkan

Standar
Secukupnya
Sampai rata

Keterangan
Gunakan sendok

dengan yang telah dilubangi


Lepas lingkaran yang

Sampai rata

gunakan heater

dilubangi, tempatkan ke heater


Panaskan dengan suhu tertentu
Ukur diameter lelehan grease

50, 70, 90
Ambil jarak terjauh

Gunakan termometer
Gunakan kertas ukur

ke kertas ukur yang ditempel

Hasil pengukuran:
N

Nama Grease

o
1
2
3
4

Hasil pemanasan(2mm)
500
700
900

NLGI 0
NLGI 1
Pertamina NLGI 3
Mobil Unirex NLGI

7
6
3
5

12
10
5
7

3
II.I.VIII. Coolant
Alat dan bahan :

Refractometer

Gelas ukur

Tissue

Ph meter

Microscope

pipet

Kaca

Air
22

30
13
6
11

Sampel coolant
1. Cek kadar coolant
Langkah kerja
Siapkan refraktometer
Cek kadar coolant di beberapa mesin
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mesin
Milling06
Milling07
Milling08
Milling04
Gerinda13
TurningNC01
Saw01
MillingNC07
MillingNC08
MillingNC09

Kadar Coolant
3%
2%
4%
2%
3%
6%
3%
2,5%
1%
1%

2. Membuat coolant sendiri


Langkah kerja
Ambil oli Yoshiroken secukupnya
Siapkan air
Campurkan air dan Oli Yoshiroken hingga terbentuk warna putih
Cek menggunakan refraktometer dengan ketentuan kadar antara 2-3%
3. Cek pH coolant
No
1
2
3
II.II.

Kadar Coolant
1%
6%
3% (buatan sendiri

pH
7,71
8,67
9,2

Overhaul
Praktikum overhaul yang dilakukan terhadap mesin kompressor screw Kaeser.
Kompresor yaitu mesin yang berfungsi untuk memampatkan atau menaikkan tekanan
atau memindahkan fluida gas dari suatu tekanan statis rendah ke keadaan tekanan statis
yang lebih tinggi.
Praktikum yang dilakukan:
23

Pelepasan seluruh komponen kompressor


Pengukuran komponen komponen tertentu
Pemahaman prinsip kerja kompressor screw
Pemasangan ulang

Alat yang dilakukan:

Kunci pas ukuran bervariasi


Kunci L satu set
Obeng
Tang

Hasil praktikum:

II.III.

Preventive Corrective
Preventif korektif yang
dilakukan terhadap beberapa
mesin di lab CNC2,
manufaktur 2 dan manufaktur
2
Praktikum yang

dilakukan:
No
1

Mesin
EDM CNC Sodick

Lab Perlakuan
CNC2 Penggantian
kontaktor

Tindak lanjut
Masih terdapat tegangan
yang tidak stabil di
kontaktor, ditindak lanjuti

JENGJIH JHB 35
Bending Metal
Forming

M1

Cleaning
Inspeksi pada

stopper (titik 0)
Pelumasan
Penggantian
kontaktor
24

pihak maintenance
Setelah penggantian
kontaktor, counter masih
tidak dapat bekerja,
ditindak lanjuti pihak
maintenance

Counter karena
3

Monaset Tool

M2

counter rusak
Penggantian

baut pengunci
Pelubangan

ulang
Ulir ulang M8
Perakitan

sumbu Z
Pemasangan

Grinding

Milling Aciera F3

M2

Dapat digunakan kembali

Perakitan selanjutnya
diserahkan ke kelompok
maintenance selanjutnya

handle
II.IV.

Quality Control Circle


Quality Control Circle (QCC) yang dilakukan bertemakan Standarisasi Panel.
Hasil dan data yang dilakukan telah dilaporkan melalui Presentasi Power Point.

II.V.

Predictive Maintenance
II.V.I.

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Telah dilaporkan
II.V.II.

Checksheet

Telah dilaporkan
II.V.III. Penjadwalan
Telah dilaporkan
II.V.IV.

Budgeting

Telah dilaporkan

25

BAB III
III.I.

PENUTUP

Kesimpulan
1. Dari praktikum alignment kita dapat mengetahui bahwa segala transmisi yang
digunakan harus sejajar / teralignment agar penggunaannya lebih efisien
2. Dari praktikum overhaul kita dapat mengetahui setiap komponen dari suatu sistem
mesin, sehingga kita dapat mengetahui prinsip kerja dari mesin tersebut
3. Dari praktikum preventif korektif, kita belajar bagaimana memperbaiki suatu sistem
kerja mesin yang rusak, dan bagaimana mempertahankan kondisi mesin agar tetap
dapat digunakan
4. Dari praktikum prediktif, kita dapat belajar bagaimana menyusun sebuah prosedur
perawatan, hingga bagaimana mengatur biaya perawatan dalam jangka waktu satu
tahun

III.II.

Saran
Saran yang dapat saya sampaikan adalah untuk pengadaan komponen
komponen cadangan bisa lebih diperbanyak, agar penggantian komponen yang rusak bisa
dilakukan.

26

Anda mungkin juga menyukai