'Dokumen - Tips Sop Kusta
'Dokumen - Tips Sop Kusta
RSK SUMBERGLAGAH
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
Mojokerto
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
14 Juli 2003
Dr. NANANG KOESNARTEDJO
NIP. 140 246 838
Pengertian
Tujuan
Kebijaksanaan
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Dr. NANANG KOESNARTEDJO
NIP. 140 246 838
Pengertian
Tujuan
Kebujakan
Peralatan
: 1. Elevator
2. O2
3. Tensi, jam, termometer, senter
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Dr. NANANG KOESNARTEDJO
NIP. 140 246 838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Peralatan
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Dr. NANANG KOESNARTEDJO
NIP. 140 246 838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Dr. NANANG KOESNARTEDJO
NIP. 140 246 838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Peralatan
Prosedur
PEMERIKSAAN POD
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Dr. NANANG KOESNARTEDJO
NIP. 140 246 838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Kesimpulan :
- Bila tegak keatas (+) tahanan (+) kuat/K
- Bila tegak keatas (+), tahanan (-) lemah tahanan
- Bila tegak keatas (=), gerak keatas terbatas ..
Lemah gerak
- Bila tegak keatas (-), hanya bergerak horisontal sejajar
telapak tangan lumpuh/Pdengan cara yang
sama memeriksa ibu jari tangan kiri
3. Pemeriksaan kekuatan jari kelingking
a. Tangan kiri pemeriksa memegang ujung jari : 2,3 dan 4
tangan kanan pasien dengan telapak tangan pasien
menghadap keatas dan posisi ekstens (jari kelingking
bebas bergerak tidak terhalang oleh tangan pemeriksa
b. Pasien diminta menggerakkan jari kelingking ke lateral
media (bukan kesamping - menutup ke arah
jari manis)
c. Bila pasien dapat membuka dan menutup jari dengan
sempurna, pasien diminta menjapit sehelai kertas yang
diletakkan diantara jari manis dan jari kelingking
tersebut, lalu pemeriksa menarik kertas tersebut sambil
menilai dan tidaknya tahanan/jepitan terhadap kertas
tersebut
Kesimpulan :
- Bila tahanan (+) kuat/K
- Bila menutup (+), tahanan (-) lemah tahanan/LT
- Bila menutup (-), gerak lateral media yang terbatas
lemah gerak/LG
- Bila gerakan buka-tutup (-), hanya bisa bergerak ke
atas bawah ..lumpuh/P
4. Memeriksa kekuatan pergelangan tangan
a. Tangan kiri pemeriksa memegang punggung lengan
bawah tangan kanan pasien
b. Pasien diminta menggerakan pergelangan tangan kanan
atas dan ke bawah/ekstensi fleksi
c. Pasien diminta bertahan pada posisi ekstensi (keatas)
lalu dengan tangan kanan pemeriksa menekan tangan
pasien kebawah kearah fleksi
Kesimpulan :
- Bila tahanan (+) . Kuat /k
- Bila tahanan (-) ..lt/lemah tahanan
- Bila gerakan fleksi-ekstensi (+) terbatas
lg/lemah gerak
- Bila gerakan ekstensi (-) .lumpuh/P
5. Pemeriksaan rasa raba
a. Alat : bolpen plastik yang ringan
b. Cara : ujung bolpen diletakan secara ringan/lembut
pada titik-titik yang diperiksa dan segera diangkat
kembali (dengan gaya berat tanpa tekanan)
c. Posisi pasien : tangan yang akan diperiksa diletakkan
diatas meja/paha pasien atau belum pada tangan kiri
pemeriksa sedemikian rupa, sehingga semua ujung jari
tersanggah (tangan pemeriksa yang menyesuaikan diri
dengan keadaan tangan pasien) misalnya claw hand
d. Pra pemeriksaan :
-Memeriksa penjelasan pada pasien apa yang akan di
lakukan padanya, dan memperagakan dengan
menyentuhkan ujung bolpen pada lengannya
-Bila penderita merasakan sentuhan tersebut diminta
untuk menunjuk tempat sentuhan tersebut dengan
jari tangan yang lain
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Dr. NANANG KOESNARTEDJO
NIP. 140 246 838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Peralatan
: Persiapan alat :
1. Form POD
2. Bollpen / monovilamen
Prosedur
: Pelaksanaan :
1. Anamnese :- keluhan utama
- mulai kapan terjadinya reaksi
- apa penyebab timbulnya reaksi
2. Pemerikasaan fisik meliputi
a. kulit : timbul nodul, eritem dan nyeri pada
lengan , tungkai dan wajah, jika berat sampai
ulcerasi
b. syaraf : adanya neruritis, berlangsung dalam
waktu yang lama
c. kelenjar getah bening : menimbulkan
limfadenitis, terutama femoral, aksilla dan
leher
d. testis : adanya erkhitis
3. Pada pemeriksaan POD, jika didapatkan adanya
meuritis, nodul ulserasi, titik anestesi dll, maka
harus diberi :
a. Prednison dosis awal 40 mg diawasi selama 3
hari, neuritis menurun pemberian prednison
diturunkan, bila neuritis tetap atau bertambah,
maka dosis prednison 10 mg. Setelah 2 mgg
diperiksa POD lagi, bila neuritis menurun
prednison di turunkan menjadi 30 mg
demikian seterusnya.
b. Pemberian lampren 3 x 100 mg/ hari selama 2
bulan untuk reaksi ENL berat berulang
c. Pemberian antipiretik / analgetik sesuai
keluahn pasien
d. Pasang infus bila perlu
e. Pemberian roborantia
f. Istirahat atau imobilisasi
Prosedur Tetap
Pengertian
:
Tujuan :
Kebijakan :
Prosedur :
Unit Terkait
Prosedur Tetap
No.
Dokumen
Tanggal
Ditetapkan
No. Revisi
Halaman
Terbit ke
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
A.
PELAKSANAAN
I.
Pemeriksaan Syaraf
1. Nervus Ulnalis
Siku diflexikan 60o dan syaraf diraba pada daerah sulkus
ulnaris os humeri di bagian medial siku
2. Nervus Medianus
Posisi telapak tangan menghadap keatas maka Nervus
medianus dapat diraba diantara tendon-tendon otot didaerah
pergelangan tangan
3. Nervus Radialis
Usahakan bahu dan siku lemas, maka Nervus radialis dapat
diraba pada sisi luar seperti bawah lengan atas
4. Nervus Peroneus
Penderita duduk dengan lutut ditekuk dan lemas maka Nervus
peroneus , dapat diraba dibawah tonjolan sisi luar dibawah
lutut ( kaput fibula )
5. Nervus tibialis posterior
Dengan pergelangan kaki yang relaks, maka Nervus tibialis
posterior dapat teraba dibelakang mata kaki sebelah dalam
( maleolus medialis )
6. Nervus aurikularis magnus
Penderita disuruh menggerakkan kepalanya kekiri / kekanan
kemudian syaraf diraba dari belakang daerah muskulus sterno
kleido mastoideus
II.
Pemeriksaan otot ( VMT = Voluntary Muscle
Testing )
1. M. Abduktor digiti minimi :
Punggung tangan menghadap keatas,penderita disuruh
membuka jari kelingking kearah luar ( abduksi ) pemeriksa
memberi tahanan pada gerakan jari tersebut.
2. M. Interosseus Dorsalis I :
Punggung tangan menghadap keatas, penderita disuruh
membuka telunjuknya ke arah ibu jari, pemeriksa memberikan
tahanan terhadap gerakan tersebut.
3. M. Lumbrikalis III dan IV
Punggung tangan menghadap keatas, sendi metakarpofalangeal
( MCP ) flexi 900, pergelangan tangan lurus, jari-jari lurus,
pemeriksa mendorong sendi interfalang proksimal ( PIP ) jari
ke 4 dan 5 keatas.
4. M. Lumbrikalis I dan II :
Punggung tangan menghadap keatas, sendi metakarpofalangeal
(MCP) flexi 900, pergelangan tangan lurus, jari-jari lurus,
III.
IV.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Unit Terkait
Prosedur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Pasien datang ke Poli rawat jalan Non Kusta dilayani oleh dokter
jaga.
2. Setelah selesai pemeriksaan dokter memberi pengobatan dan tindakan
sesuai dengan diagnosa.
3. Apabila pasien memerlukan konsultasi Fisoterapi , maka dokter .
perawat Rawat Jalan Non Kusta berkoordinasi dengan Ahli
Fisoterapi.
4. Pasien tetap berada di ruang Rawat Jalan Non Kusta
5. Ahli Fisioterapi melakukan pencatatan identitas di status pasien.
6. Ahli Fisioterapi melakukan Anamnesa Fisioterapi
7. Ahli Fisioterapi melakukan latihan / penggunaan alat Fisioterapi
8. Ahli Fisioterapi menuliskan terapi latihan diajarkan pada pasien dan
menjelaskan cara terapi latihan untuk pasien di rumah .
Unit Terkait
Prosedur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
No.
Dokumen
Tanggal
Ditetapkan
PEMESANAN PROTESA
No. Revisi
Halaman
Terbit ke
Ditetapkan Direktur
Prosedur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Prosedur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Pemesanan sandal MCR dan sandal Drop Foot adalah suatu proses untuk
memesankan sandal MCR dan Sandal Drop Foot yang dibutuhkan pasien
kusta untuk melindungi kaki dan mencegah luka.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Protesa
Rawat Inap Kusta
Rawat Jalan Kusta
Prosedur Tetap
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Pasien datang di poli Rawat Inap Kusta dilayani oleh petugas perawat
kusta
2. Setelah selesai pemeriksaan dan pemberian pengobatan dan tindakan
sesuai dengan diagnosa
3. Apabila pasien memerlukan konsultasi Fisioterapi maka dokter /
perawat Rawat Inap Kusta berkoordinasi dengan ahli Fisioterapi
4. Petugas medical Record Kusta menyerahkan status pasien ke ahli
Fisioterapi
5. Pasien dirujuk ke Instalasi Rehabilitasi Medik
6. Ahli Fisioterapi melakukan indentifikasi dan menuliskan di buku
catatan
7. Ahli Fisioterapi melakukan pemeriksaan Fisioterapi dengan
melakukan pengukuran sendi dengan goniometer
8. Ahli Fisioterapi melakukan anamnesa status kecacatan ( berapa lama,
latihan yang dilakukan )
9. Pasien diajari untuk terapi latihan yang harus dilakukan dirumah
( Rawat Jalan )
10. Ahli Fisioterapi memberikan rujukan kepada pasien untuk rawat
jalan atau tindakan untuk operasi rekonstruksi
Unit Terkait
Prosedur Tetap
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Farmasi
Rawat Inap Kusta
Rawat Jalan Kusta
Prosed
ur Tetap
Dr. Nanang Koesnartedjo
NIP.
140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Prosed
ur Tetap
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Prosed
ur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Prosed
ur Tetap
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
Petugas
fisioterapi
melakukan
pencatatan dan rekam medik pasien
3.
Petugas
fisioterapi
melakukan
pengukuran sendi dengan goniometer
4.
Petugas
Fisioterapi
mengevaluasi
kekuatan otot yang akan dijadikan donor dalam operasi rekonstruksi
5.
Apabila semua telah memenuhi syarat
petugas fisioterapi mengadakan konsultasi dengan Dokter Ahli
Bedah Rekonstruksi
6.
Dokter Ahli Bedah Rekonstruksi
memeriksa pasien
7.
Dokter Ahli Bedah Rekonstruksi
menyetujui dan menjadwalkan pelaksanaan operasi rekonstruksi
8.
Petugas fisioterapi mengkoordinasikan
dengan Perawat Rawat Inap kusta dan kamar operasi kusta
9.
Petugas Fisioterapi menginformasikan
kepada pasien beserta keluarga acara operasi
10.
Pasien yang telah memenuhi syarat siap
dioperasi
Unit Terkait
Prosedur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Prosedur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6.
7.
8.
9.
Unit Terkait
Prosed
ur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
Tahap I
: Melatih gerakan asli otot yang
dipindahkan
Prosedur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Prosedur Tetap
dr. Nanang Koesnartedjo
Nip. 140246838
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Unit Terkait
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
Prosedur tetap
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
pelayanan
(perawat)
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
No. Dokumen
Tanggal terbit
Prosedur tetap
untuk
menghubungi
VISITE DOKTER
No. Revisi
petugas
Halaman
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Dokter ruangan
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
KONSULTASI KE MEDIS
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal terbit
Prosedur tetap
Halaman
Tujuan
Kebijakan
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
Prosedur tetap
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
Prosedur tetap
Kebijakan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
Prosedur tetap
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
A. Resep
1. Resep permintaan obat obatan ditulis oleh
Dokter
2. Permintaan obat-obatan kebutuhan pasien
ditulis oleh kepala ruangan , wakil kepala
ruangan dan kepala jaga .
3. Baik resep atau permintaan obat-obatan
ditulis lengkap nama bahan ,obat,satuan
jumlah yang diminta ,nama pasien, umur
alamat.
B. Permintaan bahan habis pakai ruangan
1. Kebutuhan bahan habis pakai ditulis di buku
permintaan dengan mengetahui kepala
ruangan atau waka. Ruangan.
2. Buku permintaan dibawa ke farmasi dan
mengambil bahannya.
3. Koordinator pengambilan obat dilakukan
oleh petugas asisten perawat yang sudah
ditunjuk.
4. Laporan pemakaian bahan habis pakai
dilakukan setiap bulan .
5. Pengendalian obat-obatan habis pakai
tanggungjawab Kepala ruangan ,waka ru.
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
No. Dokumen
Tanggal terbit
Prosedur tetap
Home Care
No. Revisi
Halaman
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
Prosedur tetap
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
No. Dokumen
Tanggal terbit
Prosedur tetap
No. Revisi
Halaman
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
Prosedur tetap
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
Halaman
Prosedur tetap
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
PERMINTAAN DARAH
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal terbit
Prosedur tetap
Halaman
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
No. Dokumen
Tanggal terbit
Prosedur tetap
PASIEN OPERASI
No. Revisi
Halaman
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
Prosedur tetap
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
No. Dokumen
Tanggal terbit
Prosedur tetap
REFER
No. Revisi
Halaman
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
No. Dokumen
Tanggal terbit
Prosedur tetap
RAWAT LUKA
No. Revisi
Halaman
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
PASIEN JAMKESMAS
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal terbit
Prosedur tetap
Halaman
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur
Rumah Sakit
Kusta
Sumberglagah
Prosedur tetap
Tujuan
Kebijakan
Petugas
Peralatan
Prosedur