Anda di halaman 1dari 9

MULTIPLE INTELLIGENCES

dan Implikasinya dalam Pendidikan


Tadkiroatun Musfiroh
Pusdi PAUD, Lemlit UNY
Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai
kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang
memperoleh banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner,
psikolog dari Harvard. Mula-mula Gardner menemukan tujuh jenis kecerdasan tetapi
kemudian mengembangkannya menjadi delapan, dan membahas kemungkinan kecerdasan
yang ke sembilan.
Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses
kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu,
kecerdasan musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek
hidupnya. Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan
dalam tingkat yang berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti
dan ciri-ciri. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya.
Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau
berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Dalam kasus khusus, ditengarai adanya individu
savant, yakni orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis
kecerdasan, namun rendah dalam kecerdasan yang lain.
Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap
lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebih
arif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini
menghapus mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak
hakikatnya cerdas. Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru.
A. Landasan Teoretis
Teori kecerdasan majemuk atau MI memiliki landasan pengkategorian. Hal ini
dimaksudkan agar kedelapan jenis kecerdasan tersebut berkembang sepenuhnya, bukan
sekedar bawaan, kemampuan atau bakat. Kriteria yang digunakan Gardner adalah sebagai
berikut.
(1) Letak dalam Otak
Gadner mengamati bahwa orang-orang yang pernah mengalami kecelakaan atau
penyakit tertentu mempengaruhi wilayah otak tertentu pula. Cedera ini mengganggu
kecerdasan tertentu, tetapi sama sekali tidak mempengaruhi kecerdasan yang lain.
Orang yang mengalami cidera di wilayah Broca (lobus kiri depan), misalnya, akan
mengalamai kesulitan memproduksi ujaran, tetapi masih dapat mengerjakan soal
matematika, menari, mengekspresikan perasaan, dan menjalin hubungan dengan
orang lain. Berikut ini merupakan sistem neurologis dalam otak yang merupakan

wilayah primer tiap jenis kecerdasan


Jenis
Kecerdasan

Linguistik
M a te m a tisLogis
Spasial
K in e ste tik Jasmani

Wilayah Primer dalam


Otak

Jenis
Kecerdasan
Lobus temporal kiri dan lobus Musikal
bagian depan (termasuk Broca
& Wernicke)
Lobus bagian depan kiri dan
parietal kanan
Bagian belakang hemisfer
kanan
Serebelum, basal ganglia,
motor korteks

Interpersonal
Intrapersonal
Naturalis

Wilayah Primer dalam Otak


Lobus temporal kanan
Lobus bagi an depan, l obus
t em poral (t erut am a hem i sfer
kanan), sistem limbik
Lobus bagi an depan, l obus
parietal, sistem limbik
Wilayah2 lobus parietal kiri yg
p en t i n g u t k m em b ed ak an
makhluk hidup dg benda mati

(2) Adanya Bukti Personalitas


Gardner memberi contoh profil pada orang-orang tertentu yang sangat menonjol pada
satu jenis kecerdasan tertentu, tetapi rendah dalam kecerdasan lain atau savant (seperti
Raymond dalam film Rain Man)
(3) Tiap Kecerdasan Memiliki Waktu Kemunculan dan Perkembangan
Kecerdasan terbentuk melalui keterlibatan yang bernilai budaya dan seseorang (dalam
kegiatan itu) mengikuti pola perkembangan tertentu. Musik berkembang lebih awal
dan bertahan lama (sampai tua), kecerdasan visual dalam wujud melukis dapat
muncul pada usia dewasa (seperti kasus nenek moses).
Kecerdasan

K e m u n c u l a n Kecerdasan
Perkembangan

Kemunculan
Perkembangan

Linguistik

Meledak pada masa anak-anak


terus berlanjut hingga usia
lanjut
Memuncak pada masa remaja
dan awal dewasa, menurun
setelah 40 tahun
Usia 9-10 tahun dan peka
artistik sampai tua
Bervariasi, bergantung pada
komponen kekuatan,
fleksibilitas, domain gimnastik

Berkembang paling awal, si


genius kadang mengalami krisis
perkembangan
Masa kritis tiga tahun pertama

M at em at i s Logis
Spasial
Kinestetis

Musikal
Interpersonal
Intrapersonal
Naturalis

Pembentukan batas diri dan orang


lain masa 3 th pertama
Muncul secara dramatis pd
sebagian anak dpt dikembangkan
melalui sekolah/ pengalaman

(4) Sejarah Evolusioner dan Kenyataan Logis Evolusioner


Tiap jenis kecerdasan memiliki bukti hidtoris, seperti spasial dapat ditemukan pada
gambar-gua Lascaux, irama terbang serangga waktu mencari bunga, musikal melalui
instrumen musik purba, dan sebagainya.
(5) Dukungan Temuan Psikometrik
Dapat memanfaatkan tes standar untuk menilai kecerdasan dengan cara yang
terkontekstualisasikan (memanfaatkan skala kecerdasan Wechsler untuk linguistik,
matematis logis, spasial, kinsetetik; dll)
(6) Dukungan Penelitian Psikologi Eksperimental

(7) Tiap Kecerdasan memiliki Rangkaian Cara kerja Dasar


Setiap kecerdasan membutuhkan cara kerja tertentu dan dapat berfungsi
menggerakkan kegiatan yang khas pada setiap kecerdasan. Kinestetik misalnya,
bercara dasar kerja : mampu menirukan gerakan fisik, mampu menguasai gerak rutin
motorik halus dalam menyusun bangunan.
(8) Kemudahan Menyandikannya ke dalam Sistem Simbol
Setiap kecerdasan punya simbol sendiri-sendiri.
Kecerdasan
Linguistik
Matematis-Logis
Spasial
Kinestetis

Sistem Simbol
Simbol Fonetis/mis
Simbol matematis
S i m b o l Id eo g rafi s
(tulisan cina),
Bahasa Isyarat, Braille

Kecerdasan
Musikal
Interpersonal
Intrapersonal
Naturalis

Sistem Simbol
Notasi musik, kode morse
Simbol sosial, ekspresi, gerak isyarat
Simbol diri (dalam mimpi & karya
seni)
Klasifikasi, peta habitat

B. Poin-poin Kunci dalam Teori MI


Menurut teori multiple intelligences, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
(1) Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan, hanya saja profil tiap orang mungkin
berbeda. Ada yang tinggi pada semua jenis kecerdasan ada pula yang hanya rata-rata
dan tinggi pada dua atau tiga jenis kecerdasan.
(2) Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan
yang memadai; Kecerdasan dapat distimulasi, dikembangkan sampai batas tertinggi
melalui pengayaan, dukungan yang baik, dan pengajaran.
(3) Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks.
Dalam aktivitas sehari-hari, kecerdasan saling berkaitan dalam satu rangkain :
menendang bola (kinestetik), orientasi diri di lapangan (spasial), mengajukan protes
ke wasit (linguistik dan interpersonal)
(4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori
Seseorang yang cerdas linguistik mungkin tidak pandai menulis, tetapi pandai
bercerita dan berbicara secara memukau.
C. Ciri-ciri Singkat Kecerdasan
Howard Gardner menunjukkan bahwa tiap-tiap kecerdasan memiliki ciri-ciri yang
dapat dikategorikan ke dalam sati jenis kecerdasan tertentu. Apabila dikaitkan dengan
komponen inti adalah sebagai berikut.
1. Verbal/Linguistic Intelligence
Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna,
fungsi kata, dan bahasa. Orang atau anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai
dan efektif dalam hal.
a. berkomunikasi lisan & tulis
b. mengarang cerita
c. diskusi & mengikuti debat suatu masalah
d. belajar bahasa asing
e. bermain game bahasa

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

membaca dengan pemahaman tinggi


mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat
tidak mudah salah tulis atau salah eja
pandai membuat lelucon
pandai membuat puisi
tepat dalam tata bahasa
kaya kosa kata
menulis secara jelas

2. Logical/mathematical Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki
kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur
pemikiran yang panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan
efektif dalam hal :
a. menghitung, menganalisis hitungan
b. menemukan fungsi-fungsi dan hubungan;
c. memperkirakan
d. memprediksi
e. bereksperimen
f. mencari jalan keluar yang logis
g. menemukan adanya pola
h. induksi dan deduksi
i. mengorganisasikan/membuat garis besar
j. membuat langkah-langkah
k. bermain permainan yang perlu strategi
l. berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak
m. menggunakan algoritme
3. Visual/Spatial Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara
akurat dan mentransformasi persepsi awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a. arsitektur, bangunan
b. dekorasi
c. apresiasi seni, desain, denah
d. membuat dan membaca chart, peta
e. koordinasi warna
f. membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya
g. menciptakan dan interpretasi grafik
h. desain interior
i. dapat membayangkan secara detil benda-benda
j. pandai navigasi, arah

k.
l.
m.
n.

melukis, membuat sketsa


bermain game ruang
berpikir dalam image atau bentuk
memindahkan bentuk dalam angan-angan

4. Bodily/kinesthetic Intelligences
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran
mengelola objek. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif
dalam hal :
a. mengekspresikan dalam mimik atau gaya
b. atletik
c. menari dan menata tari
d. kuat dan terampil dalam motorik halus
e. koordinasi tangan dan mata
f. motorik kasar dan daya tahan
g. mudah belajar dengan melakukan
h. mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)
i. membuat gerak-gerik yang anggun
j. pandai menggunakan bahasa tubuh
5. Musical/Rhythmic Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama
pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yang
cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a. menyusun/mengarang melodi dan lirik
b. bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul
c. mudah mengenal ritme
d. belajar dan mengingat dengan irama, lirik
e. menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik
f. memainkan instrumen musik
g. mengenali bunyi instrumen
h. mampu membaca musik (not balok, dll)
i. mengetukkan tangan, kaki
j. memahami struktur musik
6. Interpersonal Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepat
suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain. Seseorang yang cerdas dalam
jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a. mengasuh dan mendidik orang lain
b. berkomunikasi
c. berinteraksi

d. beremphati dan bersimpati


e. memimpin dan mengorganisasikan kelompok
f. berteman
g. menyelesaikan dan menjadi mediator konflik
h. menghormati pendapat dan hak orang lain
i. melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang
j. sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain
k. kerjasama dalam tim
7. Intrapersonal Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan
kemampuan membedakan emosi; pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a. berfantasi, bermimpi
b. menjelaskan tata nilai dan kepercayaan
c. mengontrol perasaan
d. mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda
e. menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung
f. introspeksi
g. mengetahui dan mengelola minat dan perasaan
h. mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
i. memotivai diri
j. mematok tujuan diri yang realistis
k. memahami konflik dan motivasi diri
8. Naturalist Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies;
mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik
secara formal maupun informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai
dan efektif dalam hal :
a. menganalisis persamaan dan perbedaan
b. menyukai tumbuhan dan hewan
c. mengklasifikasi flora dan fauna
d. mengoleksi flora dan fauna
e. menemukan pola dalam alam
f. mengidentifikasi pola dalam alam
g. melihat sesuatu dalam alam secara detil
h. meramal cuaca
i. menjaga lingkungan
j. mengenali berbagai spesies
k. memahami ketergantungan lingkungan
l. melatih dan menjinakkan hewan

D. Impilikasi MI dalam Pendidikan


Dengan berkembangnya konsep multiple intelligences dan dengan diterimanya teori
tersebut dalam dunia pendidikan, maka mau tidak mau pendidik perlu membantu tumbuh
kembang anak dalam berbagai rencana, pelaksanaan, dan evaluasi program yang memberi
wadah bagi perkembangan semua jenis kecerdasan mereka. Tugas ini menjadi sedemikian
penting mengingat perkembangan dan perwujudan semua jenis kecerdasan tersebut esensial
bagi anak dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dalam kehidupan, dan memperoleh
kehidupan itu sendiri.
Dalam konsep MI, perbedaan individual peserta didik diterima dan dilayani dengan
suatu keyakinan berpijak sebagaimana dinyatakan Howard Gardner bahwa kita semua
begitu berbeda karena pada hakikatnya kita memiliki kombinasi inteligensi yang berbeda.
Jika kita sadari hal ini, setidaknya kita lebih berpeluang untuk mampu mengatasi secara
tepat berbagai problem yang kita hadapi dalam hidup di dunia. Aplikasi MI dalam
pendidikan akan menyebabkan pendidik lebih arif dan mampu menghargai serta
memfasilitasi perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai