Anda di halaman 1dari 40

KASUS

SNAKE BITES
Oleh
Yessy Paramita (2011730116)
Pembimbing
Dr. Maya Sofa,Sp.B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
BEDAH RSUD CIANJUR

ANAMNESIS
Identitas

Pasien

Nama : Tn. Z A

Umur : 23 tahun

Alamat

Pekerjaan : Buruh Bangunan

No CM : 7236xx

Tanggal Masuk : 26 Des 2015

: Bojong Menteng

Keluhan Utama
Bengkak

di kaki kanan 5
hari SMRS

Riwayat Penyakit
Sekrang

Os mengaku 5 hari SMRS digigit oleh ular yang berkepala segitiga,


saat os dalam perjalanan pulang melewati kebun. Setelah kejadian
tersebut os
mengaku kaki kanan bengkak. Awalnya bengkak
dirasakan di mata kaki sekitar 2cm dan berwarna hitam. Os
mengaku tidak terasa nyeri ataupun panas pada bengkak dikaki saat
itu.

3 hari SMRS os mengaku dari betis kebawah bengkak dan berubah


warna menjadi kebiruan, os merasakan nyeri pada kaki kanan,
terasa panas, hingga tidak bisa tidur. Keluhan dirasakan terus
menerus.

1 hari SMRS os mengaku terdapat gelembung bening yang isinya


tampak seperti air. Dan os pergi berobat ke dokter sekitar rumahnya
dan disuntik di daerah bokong.

Saat MRS os mengaku sesak nafas dan sakit kepala. Sudah terdapat
nanah di pergelangan kaki nya, kaki berwarna hitam, terdapat
beberapa gelembung bening berisi cairan, kaki terasa semakin
panas dan nyeri. Tidak terdapat keluhan mual, muntah, sakit kepala.

Riwayat Penyakit Dahulu

Belum pernah digigit ular


sebelumnya

Belum pernah mengalami


gejala yang serupa

Riwayat Penyakit
Keluarga

Tidak ada keluarga yang


pernah digigit ular maupun
keluhan yang sama

Riwayat Pengobatan
Dibawa

ke dokter, dan
diberikan suntikan di
daerah bokong (pasien
tidak mengetahui obat
apa yang diberikan)

Riwayat Alergi
Pasien

menyangkal memiliki
alergi obat atau pun makanan

Pemeriksaan Fisik
Keadaan

Umum

Kesadaran

: Sakit sedang

: Compos Mentis

Tanda

Vital

Tekanan

Darah : 120/70 mmHg

Frekuensi

Nadi : 88x Menit

Respiratory
Suhu:

Rate : 27x/menit

36,8 C

Status Generalis

Kepala

: Normochepale

Mata

: Refleks pupil+/+, bulat, isokhor, ca +/+

Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-) kaku -/-

Telinga

Mulut : Mukosa bibir kering, stomatitis (-),


faring hiperemis (-), hipersalivasi (-)

Leher
: Dilatasi vena-vena leher (-), pembesaran
KGB leher (-)

: Normotia, simetris, sekret (-/-).

Thoraks

Ekstremitas

Extremitas Superior

Sinistra
: CTR >2 detik, udem (-), akral hangat,
deformitas (-)

Dextra
: CTR >2 detik, udem (-), akral hangat,
deformitas (-)

Ekstermitas Inferior

Sinistra

Dextra
: Udem (+), hematom (+), bulla (+), pus
(+) bekas gigitan ular (+)

: Udem (-), akral hangat

Status Lokalis

Fang marks
+ udem +
multiple
bula + pus

Riwayat Penyakit
Sekrang

Os datang kerumah sakit dengan keluhan bengkak pada kaki


kanan sejak 5 hari SMRS. Kaki terasa panas dan nyeri, bengkak
kehitaman, terdapat gelembung berisi cairan bening, nanah dan
os juga mengeluhkan sesak nafas dan sakit kepala. Os
mengatakan 5 hari SMRS digigit ular berkepala segitiga saat
berjalan melewati kebun. Setelah digigit ular, os merasakan
bengkak pada sekitar mara kaki yang berukuran sekitar 2cm. 3
hari SMRS os mengaku dari betis kebawah bengkak dan berubah
warna menjadi kebiruan, os merasakan nyeri pada kaki kanan,
terasa panas, hingga tidak bisa tidur. Keluhan dirasakan terus
menerus. 1 hari SMRS os mengaku terdapat gelembung bening
yang isinya tampak seperti air. Dan os pergi berobat ke dokter
sekitar rumahnya dan disuntik di daerah bokong.

TD:120/70 mmHg, N:88x Menit, RR: 27x/menit, S:36,8 C

Terdapat fang marks, udem, hematom, bulla, pus a.r cruris dextra

Diagnosis

Vulnus Morsum Serpentis a.r cruris


dextra derajat I

Rencana

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Lengkap

Hematologi
2015

26 des

Hematologi Rutin
Hasil

Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-SD
PDW
MPV

13.3
38.2
4.52
16.8
438
84.5
29.4
34.8
39.7
7.9
8.8

Nilai normal

Satuan

13.5 17.5

g/dL

42 52

4.7 6.1

10^6/L

4.8 10.8

10^3/L

150 450

10^3/L

80 94

fL

27 31

Pg

33 37

10 15

fL

9-14

fL

8 12

fL

28 des 2015
Hasil

GDP
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Ureum
Kreatinin
Na
K
Ca ion

76
24
84
36
0.9
133.4
4.09
1.14

Nilai normal

Satuan

70-110

mg%

15-37

U/L

16-63

U/L

10-50

mg%

0-1.0

mg%

135-148

mEq/L

3.50-5.30

mEq/L

1.15-1.29

mmol/L

Rencana Tindakan
Wound

Care

Imobilisasi
Pemberian
Pemberian

Analgesik

Serum Anti Bisa


Ular 6 ampul

PROGNOSIS
Quo

ad vitam
: Bonam
Quo ad fungsionam:
Bonam
Quo ad sanationam:
Bonam

TINJAUAN
PUSTAKA
SNAKE BITE

PENDAHULUAN

Efek toksik bisa ular pada saat


menggigit mangsanya
tergantung pada spesies, ukuran
ular, jenis kelamin, usia, dan
efisiensi mekanik gigitan (apakah
hanya satu atau kedua taring
menusuk kulit), serta banyaknya
serangan yang terjadi.

Membedakan ular berbisa


dan tidak berbisa
Ular tidak berbisa :

Bentuk kepala segiempat


panjang
Gigi taring kecil
Bekas gigitan: luka halus
berbentuk lengkungan

Ular berbisa :
Bentuk kepala
segitiga
Dua gigi taring besar
di rahang atas
Bekas gigitan: dua
luka gigitan utama
akibat gigi taring

Jenis ular

Elapidae ( ular kobra, ular


cabai, kraits)
-Semburan pada mata dapat
menimbulkan rasa sakit , kaku
pada kelopak mata, dan
bengkak pada sekitar mulut
- Gambaran rasa sakit yang
melepuh dan kulit yang rusak
- Setelah digigit ular :
15 menit : Muncul gejala
sistemik
- 10 jam :
-Paralisis urat-urat wajah,
lidah, bibir,susah menelan, otot
melamah, kelopak mata
menurun, sakit kepala, kulit
dingin, muntah, pandangan
kabur, mati rasa pada sekitar
mulut. Kematian dapat terjadi
dalam 24 jam

Viperidae (ular tanah, ular


hijau, ular bandotan )
-Gejala lokal timbul 15
menit atau setelah
beberapa jam berupa
bengkak di dekat gigitan
yang menyebar ke seluruh
anggota badan
- Gejala sistemik muncul
setelah 5 menit atau
beberapa jam
- Keracunan berat ditandai
dengan pembengkakan
diatas siku dan lutut dalam
waktu 2 jam atau ditandai
dengan perdarahan hebat

Hydropiidae (ular laut)


-Segera timbul sakit
kepala, lidah terasa
tebal, berkeringat, dan
muntah

Rattlesnake ( ular tanah,


ular hijau(

- Setelah 30 menit
sampai beberapa jam
biasanya timbul kaku
dan nyeri menyeluruh,
dilatasi pupil, spasme
otot rahang, paralisis
otot, mioglobinuria yang
ditandai dengan urin
warna coklat gelap,
ginjal rusak, henti
jantung.

- Anemia, hipotensi,
trombositopeni

-Gejala lokal :
Ditemukan tanda gigitan
taring, pembengkakan,
ekimosis, nyeri di daerah
gigitan

Racun Ular
Enzim
Procoag Merangsang pembekuan darah
ulant
namun menghasilkan incoagulable
(Viperid
darah
ae)
Haemorr
hagins
Yang merusak lapisan endotel
(Zinc
dinding pembuluh darah yang
Metalopr
menyebabkan perdarahan spontan.
oteinase
)
Hidrolisis pencernaan (enzim
Cytolitic
proteolitik dan fosfolipase A) racun
atau
polipeptida dan peningkatan faktor
Racun
permeabilitas mengakibatkan
nekrotik
pembengkakan total dan dapat juga

Hemolitik
dan
Myolitik
fosfolipas
ePreA2
Sinaptik
neurotoksi
k
(Elapidae
& bbrp
PostViperidae)
Sinaptic
neurotoksi
k
(Elapidae)

Kerusakan enzim ini,


membran, endhotelium,
otot rangka, saraf dan sel
darah merah.
Adalah fosfolipase A2,
merusak saraf, awalnya
melepaskan asetilkolin
kemudian bercampur
rilis.
dengan
Polipeptida sering
bersaing dengan
asetilkolin reseptor di
neuromuskular junction
dan menyebabkan curare
seperti kelumpuhan.

Sifat Bisa Ular

Bisa Hemotoksik
Bisa Neurotoksik
Bisa
Sitotoksik

Gejala Klinis
Gejala lokal
Edema, nyeri
tekan pada
luka gigitan,
ekimosis (kulit
kegelapan
karena darah
yang
terperangkap di
jaringan bawah
kulit).

Gejala sistemik
hipotensi, otot
melemah,
berkeringat,
menggigil,
mual,
hipersalivasi
(ludah
bertambah
banyak),
muntah, nyeri
kepala,

Gejala dan tanda lokal


di daerah gigitan

Fang marks
Nyeri lokal
Perdarahan Lokal
Memar
Limfangitis
Pembesaran Kelenjar getah bening
Inflamasi (Pembengkakan, Kemerahan,
terasa panas)
Blistering
Infeksi Lokal, pembentukan abses
Nekrosis

Tanda
Fag

Perdar
ahan
Lokal

Blister
ing

Nekro
sis

Gejala dan tanda


sistemik
Umum
Kardiovaskular (Viperidae)
Perdarahan dan gangguan
pembekuan (Viperidae)
Neurologis (Elapidae, Russell Viper)
Kerusakan otot rangka (ular laut,
russell viper)
Ginjal (Viperidae, ular laut)
Endokrin (hipofisis akut/
insufisiensi adrenal)

Edema
konjungtiva

p
e
r
d
a
r
a
h
a
n

Neurologis
E
n
d
o
k
r
i
n

Kerusakan otot rangka

Grading
FANG

GRADE

MARKS

NYERI

EDEMA

ERYTHEMA

SISTEMIK

< 1 inch

Dalam 12 jam

NO

0
No

Envenomation
I
Minimal

Envenomation
II
Moderat

Minimal

SedangBerat

Berat

1 5 inch

6 12 inch

Envenomation
III
Severe

Berat

>12 inch

Envenomation
IV

Meluas seluruh

Very severe

tungkai atau

Berat

12 jam setelah
digigit
12 jam setelah
digigit

Ada

Ada

NO

Mungkin ada

Petekie dan
ekimosis

Selalu ada

Komplikasi jangka panjang

Pada tempat gigitan, hilangnya jaringan


dapat dihasilkan dari peluruhan atau
debridement daerah nekrotik atau
amputasi :
ulkus kronis, infeksi, osteomielitis atau
arthritis
dapat bertahan menyebabkan cacat fisik
berat .

PEMERIKSAAN
FISIK
Pemeriksaan bagian digigit
Jika yang digigit eksremitas:
mungkin tegang, edema, dingin,
pulsasi arteri tdk teraba. Tandatanda awal dari nekrosis:
batasnya gelap, memar, pucat
pada kulit, hilangnya sensasi dan
Pemeriksaan
umum(daging yang
bau pembusukan
membusuk).
Mengukur tekanan darah dan
detak jantung. Periksa kulit dan
membran mukosa untuk melihat
petekie, ekimosis, konjungtiva

Pemberian tindakan
pendukung berupa
stabilisasi
Pemberian suntikan
antitetanus
Pemberian suntikan
penisilin kristal sebanyak
2 juta unit secara
intramuskular
Pemberian sedasi atau
analgesik untuk
menghilangkan rasa
takut cepat mati/panik.
Pemberian serum

Cara pemberian SABU (Serum


Anti Bisa Ular)
SABU (Serum Anti Bisa Ular) polivalen
1 ml berisi:
10-50 LD50 bisa Ankystrodon
25-50 LD50 bisa Bungarus
25-50 LD50 bisa Naya sputarix
Fenol 0,25% v/v.
Teknik Pemberian
2 vial @ 5 ml intravena dalam 500
ml NaCl 0,9 % atau Dextrose 5%
dengan kecepatan 40-80 tetes per

Daftar Pustaka

Guidelines for the Clinical Management of Snakes bites


in the South-East AsiaRegion, World Health Snake
Venom: The Pain and Potential of Poison, The Cold
Blooded News Vol. 28,Number 3, March, 2001.

Norris, Robert L.; Auerbach, Paul S.; Nelson, Elaine E.;. (2004).
Bites and Stings. In C. M. Townsend JR, Sabiston: Textbook of
Surgery 17th edition (p. 597). Philadelpia: Elsevier.

Schwartz, S. I. (2000). Intisari Prinsip - prinsip Ilmu Bedah.


Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai