Anda di halaman 1dari 277

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA


NOMOR 7 TAHUN 2012

TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2011-2015

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA


2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA


NOMOR 7 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2011-2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUMBAWA,

Menimbang

: a. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015 merupakan
Rencana Pembangunan Lima Tahunan Daerah Kabupaten
Sumbawa yang memuat visi, misi, kebijakan dan program
pembangunan daerah Kabupaten Sumbawa untuk kurun
waktu 5 (lima) tahun kedua dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 20052025;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 150 ayat (3) UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, dan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah,
maka
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Sumbawa Tahun 2011-2015 perlu ditetapkan dengan
Peraturan Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015.

Mengingat

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia


Tahun 1945
2. Undang-Undang
Nomor
69
Tahun
1958
tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembahan Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 31 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2010 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor
571);

Dengan Persetujuan Bersama:


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
dan
BUPATI SUMBAWA,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
TAHUN 2011-2015.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Sumbawa.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
4. Bupati adalah Bupati Sumbawa.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa.
6. Pembangunan Daerah adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua,
komponen masyarakat daerah dalam rangka mencapai tujuan bernegara
7. Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah adalah bagian dari Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional yang merupakan satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan di daerah untuk menghasilkan rencanarencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah dan masyarakat di Daerah.
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang
selanjutnya disebut RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahunan terhitung
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya


disebut RPJM Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan
nasional untuk periode 5 (lima) tahunan, yaitu RPJM Nasional ke-1
Tahun 20052009, RPJM Nasional ke-2 Tahun 20102014, RPJM
Nasional ke-3 Tahun 20152019, dan RPJM Nasional ke-4 Tahun 2020
2024.
10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumbawa
Tahun 20052025 yang selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua
puluh) tahunan terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumbawa,
yang selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dengan
berpedoman pada RPJP Daerah serta memperhatikan RPJM Nasional,
yaitu RPJM Daerah ke-1 Tahun 2005-2010, RPJM Daerah ke-2 Tahun
2011-2015, RPJM Daerah ke-3 Tahun 2016-2020, dan RPJM Daerah ke-4
Tahun 2021-2025.
12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disebut RKP Daerah
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1
(satu) tahunan.
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2
(1) RPJM Daerah periode 20112015 merupakan:
a. dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahunan yang memuat
penjabaran visi, misi dan program kerja Kepala Daerah terpilih ke
dalam Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan,
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum
dan Program Pembangunan Daerah, Indikasi Rencana Program dan
Kegiatan
Prioritas
Pembangunan
Daerah,
Indikator
Kinerja
Pembangunan Daerah, serta Pedoman Transisi dan Kaidah
Pelaksanaan dengan mempertimbangkan RPJP Daerah;
b. dokumen acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKP Daerah) dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD); dan
c. dokumen perencanaan yang memberikan arah sekaligus acuan bagi
seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam mewujudkan
pembangunan daerah yang berkelanjutan.
(2) Program Pembangunan Jangka Menengah Daerah periode 20112015
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan RPJM Daerah.

BAB III
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Pasal 3
Sistematika RPJM Daerah disusun sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN

BAB II

: GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III

: GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB IV

: ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V

: VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI

: STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS SERTA
PENDANAANNYA
BAB IX

: PENETAPAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

BAB X

: PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN


Pasal 4

Isi beserta uraian RPJM Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran


yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 5
(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan RPJM Daerah.
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJM Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB V
KETENTUAN LAIN -LAIN
Pasal 6
RPJM Daerah dijadikan sebagai dasar Laporan Keterangan Pertanggung
Jawaban (LKPJ) Bupati Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Sumbawa
Nomor 16a Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah
Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015 (Berita Daerah Kabupaten
Sumbawa Tahun 2011 Nomor 16a) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 8
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Sumbawa.

Ditetapkan di Sumbawa Besar


pada tanggal 6 Juni 2012
BUPATI SUMBAWA

JAMALUDDIN MALIK

Diundangkan di Sumbawa Besar


pada tanggal 6 Juni 2012
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

MAHMUD ABDULLAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2012 NOMOR 590

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
NOMOR 7 TAHUN 2011
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2011-2015
I. UMUM
Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapakali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 , merupakan satu
kesatuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) merupakan
penjabaran visi, misi dan program kerja Kepala Daerah disusunan dengan
berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP
Daerah) dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJM Nasional).
Dalam konteks perencanaan pembangunan Kabupaten Sumbawa,
rujukan utama penyusunan RPJM Daerah ini adalah dokumen visi, misi
dan program kerja Bupati/Wakil Bupati Sumbawa terpilih yaitu dokumen
yang disampaikan dalam Rapat Paripurna Khusus DPRD Sumbawa pada
tanggal 21 Mei 2010, dengan berpedoman kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Sumbawa Nomor 31 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumbawa 2005-2025
untuk tahap lima tahunan ke-dua yaitu periode tahun 2011-2015
Di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 31 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Sumbawa 2005-2025. disebutkan bahwa prioritas pembangunan lima
tahun kedua (RPJM Daerah Tahap II Tahun 2011-2015) diarahkan pada
semakin mantapnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah,
peningkatan pelayanan dasar terutama dibidang pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan sosial serta pembangunan infrastruktur daerah yang
mendukung agribisnis. Lebih lanjut RPJP Daerah menggariskan bahwa,
dalam tahap kedua tersebut pelayanan pendidikan diprioritaskan pada
penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan memulai
pengembangan hingga ke tingkat 12 tahun. Pelayanan pendidikan tersebut
diharapkan semakin didukung oleh ketersediaan sarana, prasarana dan
tenaga kependidikan yang semakin berkualitas dengan biaya pendidikan
yang dapat dijangkau oleh keluarga miskin.
7

Demikian juga pelayanan kesehatan diarahkan pada semakin


meratanya akses pelayanan kesehatan serta meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit umum daerah dan puskesmas.
Adapun pembangunan infrastruktur dasar terutama diarahkan pada
peningkatan kualitas jaringan jalan dan jembatan, jaringan irigasi serta
fasilitas publik lainnya yang memperluas aksesibilitas pusat-pusat
pertumbuhan wilayah.
Untuk mendukung terciptanya peningkatan pelayanan dasar
tersebut, mutlak diperlukan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang semakin baik dengan dukungan sistem perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi pembangunan daerah
yang semakin berkualitas. Disamping itu, secara khusus RPJP Daerah
mengamanatkan arah pengembangan potensi agribisnis semakin
dipertajam melalui pemantapan kemampuan SDM yang handal dalam
perencanaan dan pengembangan agribisnis, SDM pengelolaan sektor
primer dan sekunder dengan didukung oleh berkembangnya pusat-pusat
pendidikan tinggi serta lembaga research and development (R&D) yang
diharapkan dapat berdampak langsung pada peningkatan daya saing
produk agribisnis daerah. Bersamaan dengan itu, pemerintah daerah
diharapkan semakin mendorong keterlibatan sektor swasta untuk
mengembangkan industri pengolahan yang didukung oleh regulasi,
perizinan dan iklim investasi yang kondusif. Pada tahap ini kawasankawasan agribisnis diharapkan semakin berkembang pesat atas dukungan
infrastruktur yang semakin lengkap.
Penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Sumbawa 2011-2015 juga
memperhatikan RPJM Daerah Provinsi NTB Tahun 2009-2013
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 3
Tahun 2008 dan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 yang diamanatkan
melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010. Selanjutnya, RPJM
Daerah Kabupaten Sumbawa 2011-2015 menjadi pedoman dalam
penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra-SKPD), yang nantinya akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) untuk setiap tahunnya, dan dijadikan sebagai
pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Kabupaten Sumbawa dalam periode perencanaan
tersebut.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 590

LAMPIRAN

: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA


NOMOR 7 TAHUN 2012
TANGGAL 6 JUNI 2012

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2011-2015

DAFTAR ISI
Cover
Konsideran
Daftar Isi
Lampiran

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................................... I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan.................................................................................................................. I-2
1.3. Hubungan Antar Dokumen................................................................................................................. I-3
1.4. Sistematika Penulisan......................................................................................................................... I-4
1.5. Maksud dan Tujuan............................................................................................................................. I-5
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi........................................................................................................ II-1
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah............................................................................................... II-1
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi.........................................................................................II-1
2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis.......................................................................................................II-1
2.1.1.3. Topografi..................................................................................................................................... II-1
2.1.1.4. Geologi........................................................................................................................................ II-2
2.1.1.5. Hidrologi..................................................................................................................................... II-2
2.1.1.6. Klimatologi................................................................................................................................. II-2
2.1.1.7. Penggunaan Lahan...................................................................................................................... II-3
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah................................................................................................. II-3
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana........................................................................................................... II-4
2.1.4. Demografi................................................................................................................................... II-6
2.1.4.1. Jumlah Penduduk........................................................................................................................ II-6
2.1.4.2. Pertumbuhan Penduduk...............................................................................................................II-7
2.1.4.3. Struktur dan Komposisi Penduduk..............................................................................................II-8
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat................................................................................................... II-9
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi..II-9
2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB.................................................................................................................... II-9
2.2.1.2. PDRB PerKapita......................................................................................................................... II-13
2.2.1.3. Laju Inflasi.................................................................................................................................. II-15
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial .........II-16
2.2.2.1. Angka Melek Huruf (AMH)....................................................................................................... II-16
2.2.2.2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah................................................................................................ II-17
2.2.2.3. Angka Partisipasi Kasar (APK)...................................................................................................II-17
2.2.2.4. Angka Partisipasi Murni (APM)................................................................................................. II-18
2.2.2.5. Angka Kematian Bayi (AKB)..................................................................................................... II-19
2.2.2.6. Angka Kematian Ibu (AKI).........................................................................................................II-19
2.2.2.7. Persentase Balita Gizi Buruk...................................................................................................... II-20
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga................................................................................................II-20
2.2.3.1. Rasio lembaga seni budaya per 10.000 penduduk...................................................................... II-21
2.2.3.2. Rasio Klub dan Prasarana Olahraga............................................................................................ II-21

2.3. Aspek Pelayanan Umum Pemerintahan Daerah II-23


2.3.1.Urusan Wajib.................................................................................................................................II-22
2.3.1.1.Pendidikan.................................................................................................................................. II-23
2.3.1.1.1. Pendidikan Dasar................................................................................................................ II-23
2.3.1.1.1.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)............................................................................. II-23
2.3.1.1.1.2. Rasio Ketersediaan Sekolah..................................................................................... II-24
2.3.1.1.1.3. Rasio Guru/Murid.....................................................................................................II-25
2.3.1.1.1.4. Kualifikasi Guru....................................................................................................... II-26
2.3.1.1.1.5. Angka Putus Sekolah (Drop Out).............................................................................II-26
2.3.1.1.1.6. Tingkat Kerusakan Kelas......................................................................................... II-27
2.3.1.1.2. Pendidikan Menengah......................................................................................................... II-27
2.3.1.1.2.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)............................................................................. II-27
2.3.1.1.2.2. Rasio Ketersediaan Sekolah..................................................................................... II-28
2.3.1.1.2.3. Rasio Guru Terhadap Murid.....................................................................................II-29
2.3.1.1.2.4. Kualifikasi Guru....................................................................................................... II-30
2.3.1.1.2.5. Angka Putus Sekolah (Drop Out).............................................................................II-30
2.3.1.1.2.6. Tingkat Kerusakan Kelas......................................................................................... II-30
2.3.1.2. Kesehatan................................................................................................................................... II-30
2.3.1.2.1. Rasio Sarana Kesehatan...................................................................................................... II-31
2.3.1.2.2. Rasio pos pelayanan terpadu (Posyandu) per satuan balita................................................ II-31
2.3.1.2.3. Ketersediaan Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu).............................II-33
2.3.1.2.4. Rasio Dokter Per Satuan Penduduk.................................................................................... II-34
2.3.1.2.5. Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk.........................................................................II-35
2.3.1.3. Lingkungan Hidup.................................................................................................................... II-36
2.3.1.3.1. Persentase Penduduk Berakses Air Bersih..........................................................................II-36
2.3.1.3.2. Sarana dan Prasarana Persampahan................................................................................... II-37
2.3.1.3.3. Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk..................................... II-37
2.3.1.4. Pekerjaan Umum.......................................................................................................................II-38
2.3.1.4.1.Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik.........................................................II-38
2.3.1.4.2.Rasio Jaringan Irigasi........................................................................................................... II-38
2.3.1.5. Penataan Ruang.........................................................................................................................II-40
2.3.1.5.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau................................................................................................ II-41
2.3.1.5.2. Rasio Bangunan ber-IMB Per Satuan Bangunan................................................................ II-42
2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan..................................................................................................... II-43
2.3.1.7. Perumahan................................................................................................................................. II-44
2.3.1.7.1. Rumah Layak Huni............................................................................................................. II-44
2.3.1.7.2. Rumah Tangga Pengguna Air Bersih..................................................................................II-45
2.3.1.8. Kepemudaan dan Olah Raga................................................................................................... II-45
2.3.1.8.1. Jumlah Organisasi Pemuda................................................................................................. II-45
2.3.1.8.2. Jumlah Organisasi Olahraga............................................................................................... II-46
2.3.1.8.3. Jumlah Kegiatan Kepemudaan............................................................................................II-46
2.3.1.8.4. Jumlah Kegiatan Olahraga.................................................................................................. II-46
2.3.1.9. Penanaman Modal.................................................................................................................... II-47
2.3.1.9.1. Jumlah Investor Berskala Nasional..................................................................................... II-47
2.3.1.9.2. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja. II-47
2.3.1.10. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)...................................................................II-48
2.3.1.10.1. Persentase Koperasi Aktif. II-48
2.3.1.10.2. Jumlah BPR/LKM.II-48
2.3.1.10.3. Jumlah UKM non BPR/LKMUKM.. II-49

2.3.1.11. Kependudukan dan Catatan Sipil......................................................................................... II-49


2.3.1.11.1. Perkembangan Penduduk.................................................................................................. II-49
2.3.1.11.2. Penduduk Terdaftar Pada Catatan Sipil............................................................................ II-50
2.3.1.12. Ketenagakerjaan..................................................................................................................... II-50
2.3.1.12.1.Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)..................................................................... II-51
2.3.1.12.2.Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).............................................................................. II-51
2.3.1.13. Ketahanan Pangan.................................................................................................................. II-51
2.3.1.14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.......................................................... II-52
2.3.1.14.1. Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah.... II-52
2.3.1.14.2. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta.. II-53
2.3.1.14.3. Rasio kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) II-53
2.3.1.15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera...................................................................... II-54
2.3.1.15.1. Jumlah Anggota Keluarga................................................................................................. II-54
2.3.1.15.2. Rasio Akseptor KB........................................................................................................... II-54
2.3.1.16. Perhubungan............................................................................................................................II-55
2.3.1.16.1. Ijin Trayek......................................................................................................................... II-55
2.3.1.16.2. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum...................................................................................... II-55
2.3.1.16.3.Perkembangan Sarana Angkutan Umum........................................................................... II-56
2.3.1.16.4. Ketersediaan Terminal dan Shelter................................................................................... II-56
2.3.1.16.5. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum......................................................................II-57
2.3.1.16.6. Rasio Ketersediaan Sarana Angkutan Umum Terhadap Panjang Jalan............................ II-57
2.3.1.16.7. Perhubungan Laut dan Udara............................................................................................ II-58
2.3.1.17. Komunikasi dan Informasi.................................................................................................... II-58
2.3.1.17.1. Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal................................................................................. II-58
2.3.1.17.2. Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal...................................................................................II-59
2.3.1.18. Pertanahan............................................................................................................................... II-59
2.3.1.18.1. Sertifikat Tanah Milik Pemerintah Daerah....................................................................... II-59
2.3.1.18.2. Penyelesaian Batas Wilayah............................................................................................. II-59
2.3.1.19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri......................................................................... II-60
2.3.1.19.1. Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk.................................................. II-60
2.3.1.19.2. Rasio jumlah linmas per 10.000 penduduk....................................................................... II-60
2.3.1.19.3. Rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan............................................................. II-61
2.3.1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.....................................................II-61
2.3.1.20.1. Tingkat Kemiskin.............................................................................................................. II-61
2.3.1.20.2. Proporsi Realisasi PAD Terhadap Realisasi APBD......................................................... II-63
2.3.1.20.3. Jumlah Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Yang Dibentuk...................................... II-64
2.3.1.20.4.Survey Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat..................................................................II-64
2.3.1.21. Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa.................................................................................. II-64
2.3.1.21.1.Kelompok Binaan LPM..................................................................................................... II-65
2.3.1.21.2.Jumlah LSM Yang Aktif.................................................................................................... II-65
2.3.1.22. Sosial......................................................................................................................................... II-66
2.3.1.22.1. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)........................................................II-66
2.3.1.22.2. Rasio Ketersediaan Tempat Ibadah..................................................................................II-67
2.3.1.22.3. Karang Taruna...................................................................................................................II-67
2.3.1.23.Kebudayaan.............................................................................................................................. II-68
2.3.1.23.1. Sarana Prasarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya....................................................... II-68
2.3.1.23.2. Lembaga Kesenian dan Lembaga Kebudayaan................................................................ II-68
2.3.1.23.3. Prasarana Pertunjukan Seni Budaya................................................................................. II-68

2.3.1.23.4. Kegiatan Seni dan Budaya................................................................................................ II-69


2.3.1.23.5. Pengelolaan Cagar Budaya............................................................................................... II-69
2.3.1.24. Statistik.....................................................................................................................................II-70
2.3.1.25. Kearsipan................................................................................................................................. II-71
2.3.1.25.1. Penerapan Pengelolaan Arsip Secara Baku...................................................................... II-71
2.3.1.25.2. Ketersediaan SDM Pengelola Kearsipan (Arsiparis)........................................................ II-71
2.3.1.26. Perpustakaan........................................................................................................................... II-72
2.3.2. Layanan Urusan Pilihan.............................................................................................................. II-73
2.3.2.1. Kelautan dan Perikanan........................................................................................................... II-73
2.3.2.1.1. Potensi Lahan dan Pemanfaatan Potensi Lahan.................................................................. II-73
2.3.2.1.2. Produksi Perikanan............................................................................................................. II-74
2.3.2.1.3. Cakupan Pembinaan Kelompok Nelayan........................................................................... II-75
2.3.2.2. Pertanian.................................................................................................................................... II-75
2.3.2.2.1. Pertanian Tanaman Pangan................................................................................................. II-75
2.3.2.2.2. Peternakan........................................................................................................................... II-77
2.3.2.2.3. Perkebunan.......................................................................................................................... II-83
2.3.2.3. Kehutanan.................................................................................................................................. II-85
2.3.2.3.1. Luas Kawasan Hutan......................................................................................................... II-85
2.3.2.3.2. Penanganan Lahan Kritis.................................................................................................... II-85
2.3.2.4. Energi dan Sumber Daya Mineral........................................................................................... II-86
2.3.2.4.1. Potensi Sumberdaya Mineral.............................................................................................. II-86
2.3.2.4.2. Bahan Galian Industri......................................................................................................... II-87
2.3.2.4.3. Bahan Galian Keramik........................................................................................................ II-88
2.3.2.4.4. Bahan Galian Aneka Industri.............................................................................................. II-89
2.3.2.4.5. Bahan Galian Batu Hias...................................................................................................... II-90
2.3.2.4.6. Bahan Galian Logam.......................................................................................................... II-90
2.3.2.4.7. Potensi Sumberdaya Energi Listrik.....................................................................................II-91
2.3.2.4.8. Potensi Sumberdaya Energi Panas Bumi............................................................................ II-91
2.3.2.5. Kepariwisataan.......................................................................................................................... II-93
2.3.2.5.1. Rasio Obyek Wisata Yang Ditangani................................................................................. II-93
2.3.2.5.2. Tingkat Hunian Hotel..........................................................................................................II-95
2.3.2.6. Perindustrian............................................................................................................................. II-96
2.3.2.7. Perdagangan.............................................................................................................................. II-96
2.3.2.7.1. Jumlah Usaha Perdagangan................................................................................................ II-96
2.3.2.7.2. Sarana dan Prasarana Perdagangan..................................................................................... II-96
2.3.2.8. Ketransmigrasian...................................................................................................................... II-97
2.3.2.8.1. Perkembangan UPT dan Transmigran................................................................................II-98
2.4. Aspek Daya Saing Daerah. II-98
2.4.1. Kemampuan Ekonomi DaerahII-98
2.4.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka Konsumsi RT Per Kapita)............. II-98
2.4.1.2. Nilai Tukar Petani....................................................................................................................... II-99
2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur...................................................................................................... II-100
2.4.2.1. Aksessibilitas Daerah.................................................................................................................. II-100
2.4.2.1.1. Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan....................................................................... II-100
2.4.2.1.2. Jumlah Orang/Barang Yang Terangkut Angkutan Umum................................................. II-101
2.4.2.2. Fasilitas Bank dan Non Bank...................................................................................................... II-101
2.4.2.3. Ketersediaan Restoran/Rumah Makan........................................................................................ II-102
2.4.2.4. Jumlah Penginapan/Hotel............................................................................................................ II-102

2.4.2.5. Persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan akses air bersih.......................................... II-103
2.4.2.6. Fasilitas listrik............................................................................................................................. II-104
2.4.2.6.1. Ketersediaan Listrik............................................................................................................ II-104
2.4.2.6.2. Banyak VA Tersambung..................................................................................................... II-104
2.4.2.6.3. Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik..................................................... II-105
2.4.3. Iklim Berinvestasi.......................................................................................................................... II-105
2.4.3.1. Keamanan dan Ketertiban........................................................................................................... II-105
2.4.3.1.1. Angka Kriminalitas Yang Tertangani................................................................................. II-105
2.4.3.1.2. Jumlah Demonstrasi............................................................................................................ II-106
2.4.3.2. Kemudahan Perijinan................................................................................................................. II-106
2.4.3.3. Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah Dan Macam Pajak Dan Retribusi Daerah)........................... II-108
2.4.3.4. Peraturan Daerah (Perda) Yang Mendukung Iklim Usaha..........................................................II-109
2.4.4. Sumber Daya Manusia................................................................................................................... II-110
BAB III GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu......................................................................................................... III-1
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD........................................................................................................... III-1
3.1.2. Neraca Keuangan Daerah...............................................................................................................III-5
3.2. Kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu.................................................................................. III-7
3.2.3. Proporsi Penggunaan Anggaran..................................................................................................... III-14
3.2.4. Analisis Pembiayaan...................................................................................................................... III-15
3.3. Kerangka Pendanaan....................................................................................................................... III-16
3.3.1. Proyeksi Pendapatan Daerah..........................................................................................................III-17
3.3.2. Proyeksi SiLPA.............................................................................................................................. III-17
3.3.3. Proyeksi Kebutuhan Belanja Wajib dan Mengikat.........................................................................III-17
3.4. Kebijakan Anggaran........................................................................................................................ III-18
3.4.1. Kebijakan Umum Anggaran........................................................................................................... III-18
3.4.2. Kebijakan Alokasi Anggaran......................................................................................................... III-20
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah............................................................................................... IV-1
4.1.1. Identifikasi permasalahan untuk penentuan program pembangunan............................................. IV-1
4.1.2. Identifikasi Permasalahan Untuk Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah................ IV-4
4.1.2.1.Urusan Wajib.......................................................................................................................... IV-5
4.1.2.1.1. Pendidikan...................................................................................................................IV-5
4.1.2.1.2. Kesehatan.................................................................................................................... IV-5
4.1.2.1.3 .Lingkungan Hidup...................................................................................................... IV-6
4.1.2.1.4. Pekerjaan Umum......................................................................................................... IV-6
4.1.2.1.5. Penataan Ruang........................................................................................................... IV-6
4.1.2.1.6. Perencanaan Pembangunan......................................................................................... IV-6
4.1.2.1.7. Perumahan................................................................................................................... IV-7
4.1.2.1.8. Kepemudaan dan Olahraga......................................................................................... IV-7
4.1.2.1.9. Penanaman Modal....................................................................................................... IV-7
4.1.2.1.10. Koperasi dan UKM................................................................................................... IV-7
4.1.2.1.11. Kependudukan dan Catatan Sipil.............................................................................. IV-8
4.1.2.1.12. Ketenagakerjaan........................................................................................................ IV-8
4.1.2.1.13. Ketahanan Pangan.................................................................................................... IV-8
4.1.2.1.14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.................................................. IV-8

4.1.2.1.15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera............................................................ IV-9


4.1.2.1.16. Perhubungan.............................................................................................................. IV-8
4.1.2.1.17. Komunikasi dan Informasi........................................................................................ IV-8
4.1.2.1.18. Pertanahan................................................................................................................. IV-9
4.1.2.1.19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri............................................................. IV-9
4.1.2.1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian....................................................... IV-9
4.1.2.1.21.Pemberdayaan Masyarakat dan Desa........................................................................ IV-9
4.1.2.1.22. Sosial........................................................................................................................ IV-10
4.1.2.1.23. Kebudayaan.............................................................................................................. IV-10
4.1.2.1.24. Statistik..................................................................................................................... IV-10
4.1.2.1.25. Kearsipan................................................................................................................... IV-10
4.1.2.1.26. Perpustakaan............................................................................................................. IV-10
4.1.2.2. Urusan Pilihan...................................................................................................................... IV-11
4.1.2.2.1. Kelautan dan Perikanan.............................................................................................. IV-11
4.1.2.2.2. Pertanian..................................................................................................................... IV-11
4.1.2.2.3. Kehutanan................................................................................................................... IV-11
4.1.2.2.4. Energi dan Sumberdaya Mineral................................................................................ IV-11
4.1.2.2.5. Pariwisata.................................................................................................................... IV-12
4.1.2.2.6. Perindustrian............................................................................................................... IV-12
4.1.2.2.7. Perdagangan................................................................................................................ IV-12
4.1.2.2.8. Ketransmigrasian........................................................................................................ IV-12
4.2. Penelaahan RPJMN dan PRJMD Daerah Lain.................................................................................... IV-13
4.2.1. Penelaahan RPJMN dan RPJMD Provinsi..................................................................................... IV-13
4.2.2. Penelaahan RPJMD Daerah Lain.................................................................................................. IV-15
4.3. Analisis Isu-Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah.............................................................. IV-16
4.4. Penelaahan RPJPD Kabupaten Sumbawa (2005-2025)...................................................................... IV-26
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
5.1. Visi...................................................................................................................................................... V-1
5.2. Misi..................................................................................................................................................... V-2
5.3. Tujuan dan Sasaran.............................................................................................................................. V-3
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH..............................VI-1
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH.......................... VII-1
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS SERTA PENDANAANNYA...........VIII-1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH.............................................................. IX-1
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAN..................................................... X-1

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

: Potensi Sumber Daya Air Di Kabupaten Sumbawa...........................................

II - 2

Tabel 2.2

: Penggunaan Lahan Di Kabupaten Sumbawa......................................................

II 3

Tabel 2.3

: Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya Dalam RTRW Kabupaten


Sumbawa.............................................................................................................

II - 3

Tabel 2.4

: Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa (2005-2010)..

II - 6

Tabel 2.5

: Distribusi, Sex Rasio dan Rata-Rata Anggota Keluarga Penduduk Kab.


Sumbawa (2010).................................................................................................

II - 6

Tabel 2.6

: Jumlah Penduduk Kabupaten Sumbawa Berdasarkan Sensus Penduduk...........

II - 7

Tabel 2.7

: Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Sumbawa, Provinsi NTB Dan Nasional......

II - 10

Tabel 2.8

: Laju Pertumbuhan Sektoral PDRB ADHK Kab. Sumbawa (2001-2009)..........

II - 10

Tabel 2.9

: Pangsa (Share) Sektoral PDRB ADHK Kabupaten Sumbawa (2001-2009)......

II - 11

Tabel 2.10

: PDRB ADHB dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten/Kota seProvinsi NTB (2004-2009).................................................................................

II - 11

Tabel 2.11

: Nilai Location Quotient (LQ) Sektoral Kabupaten/Kota Se-NTB (2007)..........

II - 12

Tabel 2.12

: Kategori Pertumbuhan Sektoral Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB


Berdasarkan Plot Nilai DS dan PS Metode Shift-Share (2000-2007)................

II 13

: Laju Peningkatan PDRB ADHB, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Laju


Pertumbuhan PDRB ADHB Per Kapita Kabupaten Sumbawa dan Provinsi
NTB (2005-2009)...............................................................................................

II 14

Tabel 2.13

Tabel 2.14

II 15

Tabel 2.15

: Laju Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sumbawa


(2005-2009)........................................................................................................
: Angka Melek Huruf Menurut Kecamatan Di Kabupaten Sumbawa (2010)......

Tabel 2.16

: Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Sumbawa (2006 2010)..............

II 17

Tabel 2.17

: Angka Partisipasi Kasar PAUD Kab. Sumbawa (2006-2010)...........................

II 17

Tabel 2.18

II 18

Tabel 2.19

: Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Sumbawa


(2006 2010)......................................................................................................
: Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kab. Sumbawa (2006-2010)..

Tabel 2.20

: Angka Kematian Bayi dan Balita Kabupaten/Kota se-NTB (2009)...................

II 19

Tabel 2.21

: Jumlah Kematian Ibu Maternal Kabupaten/Kota se-NTB (2009)......................

II 20

Tabel 2.22

: Jumlah Balita Gizi Buruk Kabupaten/Kota Se-NTB (2009)..............................

II 20

Tabel 2.23

: Rasio Lembaga Seni Budaya Per 10.000 Penduduk Kabupaten Sumbawa


(2006-2010)........................................................................................................

II 21

: Rasio Klub dan Gedung Olahraga Per 10.000 Penduduk Kab. Sumbawa
(2006-2010)........................................................................................................

II 21

Tabel 2.25

: Rasio Lapangan Olahraga Per 10.000 Penduduk Kab. Sumbawa (2006-2010).

II 22

Tabel 2.26

: Rasio Gedung Olahraga Per 10.000 Penduduk Menurut Kecamatan di Kab.


Sumbawa (2010).................................................................................................

II 22

Tabel 2.24

Tabel 2.27
Tabel 2.28

: Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kab. Sumbawa


(2006 2010)......................................................................................................
: Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kab. Sumbawa (2006
2010)...................................................................................................................

II 16

II 18

II 23
II 24

Tabel 2.29
Tabel 2.30
Tabel 2.31
Tabel 2.32

: Ketersediaan Gedung Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Menurut


Kecamatan di Kabupaten Sumbawa (2010)........................................................

II 24

: Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Kab. Sumbawa (2006
2010)...................................................................................................................

II 25

: Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan di


Kabupaten Sumbawa (2010)...............................................................................

II 25

: Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Berdasarkan Jenjang Pendididkan


Di Kabupaten Sumbawa (2006 2010).........................................
: Angka Putus Sekolah (Drop Out) Pada Jenjang Pendidikan Dasar
di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).................................................................
: Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA/SMK Kab.
Sumbawa (2006 2010).....................................................................................
: APS SMA/MA/SMK Menurut Kecamatan di Kab. Sumbawa (2010)...............

II 26

II 28

Tabel 2.41

: Rasio Ketersediaan Sekolah SMA/MA/SMK di Kab. Sumbawa


(2006 2010)......................................................................................................
: Ketersediaan Gedung Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Menurut Kecamatan Kabupaten Sumbawa (2010).............................................
: Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pend. Menengah Di Kab Sumbawa
(2006 2010)......................................................................................................
: Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Jenjang Pendididkan
SMA/MA/SMK Di Kabupaten Sumbawa (2006 2010)...................................
: Angka Putus Sekolah (Drop Out) Pada Jenjang Pendidikan Menengah
di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).................................................................
: Jumlah dan Rasio Sarana Kesehatan Kab. Sumbawa dan Prov. NTB (2009)....

Tabel 2.42

: Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Menurut Kecamatan (2010)..............

II 31

Tabel 2.43
Tabel 2.44

: Jumlah Dan Persentase Posyandu Menurut Strata dan Kecamatan


di Kabupaten Sumbawa (2010)........................................................................... II 32
: Jumlah Posyandu dan Balita di Kab. Sumbawa (2007-2010)............................ II 32

Tabel 2.45

: Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan di Kab. Sumbawa (2010)....

II 33

Tabel 2.46

: Jumlah Puskesmas, Pustu dan Poliklinik Di Kabupaten Sumbawa


(2006-2010)........................................................................................................
: Jumlah Dokter dan Penduduk di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).................

II 33

Tabel 2.33
Tabel 2.34
Tabel 2.35
Tabel 2.36
Tabel 2.37
Tabel 2.38
Tabel 2.39
Tabel 2.40

Tabel 2.47
Tabel 2.48
Tabel 2.49

: Rasio Jumlah Dokter Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun


2010....................................................................................................................

II 27
II 27
II 28

II 29
II 29
II 30
II 30
II 31

II 34
II 34

: Rasio Tenaga Medis dan Paramedis per 1000 Penduduk


di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).................................................................
: Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Sumbawa (2010)..........................................................................
: Jumlah Keluarga Yang Memperoleh Akses Air Bersih Perkecamatan
Kabupaten Sumbawa (2010)...............................................................................
: Jumlah Daya Daya Tampung TPS di Kabupaten Sumbawa...............................

II 35

II 37

Tabel 2.54

: Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk


di Kabupaten Sumbawa.....................................................................................
: Status dan Panjang Jalan Kabupaten Sumbawa (2006-2010).............................

Tabel 2.55

: Kondisi Kemantapan Jalan Kabupaten (2010)...................................................

II 38

Tabel 2.56

: Daerah Irigasi Kewenangan Pusat (>3000 Ha)................................................... II 39

Tabel 2.57

: Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (>1000-3000 Ha)..................................... II 39

Tabel 2.58

: Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (<1000 Ha)..........................................

II 40

Tabel 2.59

: Rasio Jaringan Irigasi di Kabupaten Sumbawa (2010).......................................

II 40

Tabel 2.50
Tabel 2.51
Tabel 2.52
Tabel 2.53

II 35
II 36
II 37

II 38

Tabel 2.60

: Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Sumbawa...................................................

II 41

Tabel 2.61

: Rasio Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Sumbawa (2011).............................

II 42

Tabel 2.62

: Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Di Kabupaten Sumbawa


(2006 s.d 2010)...................................................................................................
: Ketersediaan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten
Sumbawa.............................................................................................................

II 43

Tabel 2.64

: Jumlah dan Rasio Rumah Layak Huni Kabupaten Sumbawa (2010).................

II 44

Tabel 2.65

: Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih di Kabupaten Sumbawa


(2010)..................................................................................................................

II 45

Tabel 2.66

: Nilai Rencana dan Realisasi Investasi di Kab. Sumbawa (2008-2010)..............

II 47

Tabel 2.67

: Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Kabupaten Sumbawa (2010)..........................

II 48

Tabel 2.68

: Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Sumbawa (2010)................................

II 48

Tabel 2.69

: Jumlah BPR dan LKM di Kabupaten Sumbawa................................................

II 49

Tabel 2.70

: Jumlah UKM Non BPR/LKM Kabupaten Sumbawa.........................................

II 49

Tabel 2.71

II 49

Tabel 2.72

: Perkembangan Populasi Penduduk Kabupaten Sumbawa Menurut


Kelompok Umur.................................................................................................
: Jumlah KTP Yang Dikeluarkan di Kabupaten Sumbawa per Tahun.................

Tabel 2.73

: Jumlah Akta Kependudukan Yang Dikeluarkan di Kabupaten Sumbawa.........

II 50

Tabel 2.74

: Angkatan Kerja dan Pengangguran di Kabupaten Sumbawa.............................

II 51

Tabel 2.75

: Kebutuhan Standar Beras dan Kemampuan Pemenuhan Beras Untuk


Konsumsi Penduduk di Kabupaten Sumbawa....................................................

II 51

Tabel 2.76

: Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Kab Sumbawa.......

II 52

Tabel 2.77

: Jumlah Perempuan Pada jabatan Struktural di Lembaga Pemerintah Kab.


Sumbawa (2006 2010).....................................................................................

II 52

Tabel 2.78

: Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta di Kab. Sumbawa (2006-2010)......

II 53

Tabel 2.79

: Rasio KDRT di Kabupaten Sumbawa (2008-2010)...........................................

II 53

Tabel 2.80

: Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga di Kabupaten Sumbawa..........................

II 54

Tabel 2.81

: Rasio Akseptor KB di Kabupaten Sumbawa (2006 2010)..............................

II 54

Tabel 2.82

: Jumlah Akseptor KB di Kabupaten Sumbawa Menurut Kecamatan (2010)......

II 54

Tabel 2.83

: Rasio Jumlah Ijin Trayek Terhadap 10000 Penduduk di Kabupaten Sumbawa.

II 55

Tabel 2.84

: Jumlah Uji Kir Angkutan Umum di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)...........

II 56

Tabel 2.85

: Perkembangan Sarana Angkutan Darat di Kabupaten Sumbawa.......................

II 56

Tabel 2.86

: Ketersediaan Terminal Angkutan Darat di Kabupaten Sumbawa......................

II 56

Tabel 2.87

: Rasio Terminal Terhadap Jumlah Angkutan Penumpang di Kab. Sumbawa.....

II 57

Tabel 2.88

: Jumlah Arus Penumpang dan Arus Barang di Kabupaten Sumbawa


(2006-2010)........................................................................................................
: Panjang Jalan di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)..........................................

II 57

Tabel 2.63

Tabel 2.89
Tabel 2.90

II 43

II 50

II 57

: Rasio Ketersediaan Sarana Angkutan Darat Terhadap Panjang Jalan di


Kabupaten Sumbawa..........................................................................................

II 58

Tabel 2.91

: Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Kabupaten Sumbawa................................

II 58

Tabel 2.92

: Penerbitan Sertifikat Tanah Milik Pemerintah Kabupaten Sumbawa................

II 59

Tabel 2.93

: Penyelesaian Batas Wilayah di Kabupaten Sumbawa........................................

II 59

Tabel 2.94

: Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).........

II 60

Tabel 2.95

: Rasio Jumlah Linmas di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).............................. II 61

Tabel 2.96

: Rasio Jumlah Pos Siskamling di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).................

II 61

Tabel 2.97

: Tingkat Penurunan Kemiskinan di Kabupaten Sumbawa, NTB dan Nasional..

II 62

Tabel 2.98

: Proporsi Jumlah Penduduk Miskin di Kab. Sumbawa Dalam Provinsi NTB


(2005-2010)........................................................................................................
: Proporsi Realisasi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Realisasi APBD
Kabupaten Sumbawa (2008-2010).....................................................................
: Jumlah Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Yang Dibentuk di Kab.
Sumbawa.............................................................................................................

II 63

Tabel 2.101

: Survey Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat di Kabupaten Sumbawa...........

II 64

Tabel 2.102

: Kelompok Binaan LPM Berdasarkan Kecamatan Kabupaten Sumbawa


(2006-2010)........................................................................................................

II 65

Tabel 2.103

: Jumlah LSM di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)...........................................

II 66

Tabel 2.104

: Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Sumbawa.................

II 66

Tabel 2.105

: Rasio Ketersediaan Tempat Ibadah di Kabupaten Sumbawa.............................

II 67

Tabel 2.106

: Jumlah dan Status Karang Taruna di Kabupaten Sumbawa...............................

II 68

Tabel 2.107

: Lembaga Seni dan Budaya Yang Terdaftar di Kabupaten Sumbawa.................

II 68

Tabel 2.108

: Prasarana Pertunjukan Seni Budaya di Kabupaten Sumbawa............................

II 69

Tabel 2.109

: Event Tetap Kegiatan Seni dan Budaya di Kabupaten Sumbawa......................

II 69

Tabel 2.110

: Jumlah Benda Cagar Budaya di Kabupaten Sumbawa (2010)...........................

II 70

Tabel 2.111

: Ketersediaan Dokumen Statistik di Kabupaten Sumbawa................................

II 70

Tabel 2.112

: Pengelolaan Arsip Secara Baku di Kabupaten Sumbawa..................................

II 71

Tabel 2.113

: Pengelola Arsip Secara Terpadu di Kabupaten Sumbawa..................................

II 72

Tabel 2.114

: Jumlah Perpustakaan Kabupaten Sumbawa (2006 2010)................................

II 72

Tabel 2.115

: Perkembangan Koleksi Buku dan Pengunjung Perpustakaan Daerah


Kabupaten Sumbawa..........................................................................................
: Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Kabupaten Sumbawa
(2010)..................................................................................................................

II 73

Tabel 2.117

: Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Lahan Perikanan Kabupaten Sumbawa


(2006-2010)........................................................................................................

II 74

Tabel 2.118

II 74

Tabel 2.119

: Produksi Perikanan Kabupaten Sumbawa Terhadap Provinsi NTB


(2006-2010)........................................................................................................
: Potensi dan Produksi Perikanan di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).............

Tabel 2.120

: Data Jumlah Kelompok Budidaya Rumput Laut per Kecamatan 2010..............

II 75

Tabel 2.121

: Kelompok Nelayan Perikanan Tangkap Per Kecamatan Tahun 2010................

II 75

Tabel 2.122

: Perbandingan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi.............................

II 76

Tabel 2.123

: Perbandingan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung.........................

II 76

Tabel 2.124

: Percetakan Sawah Baru Tahun 2008-2010.........................................................

II 76

Tabel 2.125

II 77

Tabel 2.126

: Jumlah Kelompok Tani & Gapoktan Kabupaten Sumbawa Per Kecamatan


Tahun 2010.........................................................................................................
: Populasi Ternak di Kabupaten Sumbawa (ekor)................................................

Tabel 2.127

: Sebaran Wilayah Ternak per Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010

II 78

Tabel 2.128

: Perbandingan Pertumbuhan Ternak Kabupaten Sumbawa dengan NTB...........

II 79

Tabel 2.99
Tabel 2.100

Tabel 2.116

II 64
II 64

II 73

II 74

II 77

Tabel 2.129
Tabel 2.130
Tabel 2.131
Tabel 2.132

: Jumlah Kelompok Petani Ternak Berdasarkan Kelas Kelompok Kabupaten


Sumbawa Tahun 2010........................................................................................
: Jumlah dan Luas Lar (Padang Penggembalaan) Ternak di Kabupaten
Sumbawa Tahun 2010........................................................................................
: Pengeluaran Ternak ke Luar Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2010...........

II 79
II 80
II 82

: Pemotongan Ternak dan Penerimaan Retribusi Tiap RPH di Kabupaten


Sumbawa Tahun 2010........................................................................................

II 82

Tabel 2.133

: Kasus Penyakit Ternak Yang di Tangani di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010

II 83

Tabel 2.134

: Luas Areal (Ha) Komoditas Perkebunan Kab. Sumbawa................................... II 83

Tabel 2.135

: Produksi Komoditas Perkebunan Kabupaten Sumbawa.....................................

II 84

Tabel 2.136

: Produktivitas Areal Perkebunan di Kabupaten Sumbawa..................................

II 84

Tabel 2.137

: Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Sumbawa Berdasarkan Tata Guna Hutan


Provinsi NTB Tahun 2010..................................................................................
: Lahan Kritis di Kabupaten Sumbawa (2004-2009)............................................

II 85

: Perkembangan Penanaman Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan


di Kabupaten Sumbawa......................................................................................
: Potensi Bahan Galian Industri Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010).

II 86

Tabel 2.138
Tabel 2.139
Tabel 2.140
Tabel 2.141

II 85

II 87

: Potensi Bahan Galian Keramik Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa


(2010)..................................................................................................................

II 88

: Potensi Bahan Galian Aneka Industri Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa


(2010)..................................................................................................................

II 89

: Potensi Bahan Galian Batu Hias Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa


(2010)..................................................................................................................

II 90

Tabel 2.144

: Potensi Bahan Galian Logam Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)..

II 90

Tabel 2.145

: Sumberdaya Energi Air di Kabupaten Sumbawa...............................................

II 91

Tabel 2.146

: Tingkat Penyelidikan Lapangan Panas Bumi di NTB........................................

II 92

Tabel 2.147

: Ringkasan Karakteristik Lapangan Panas Bumi di NTB.................................... II 92

Tabel 2.148

: Obyek Wisata di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).........................................

II 93

Tabel 2.149

: Jumlah Tamu Hotel di Kabupaten Sumbawa (2009-2010)................................

II 95

Tabel 2.150

: Jumlah Usaha Perindustrian di Kabupaten Sumbawa........................................

II 96

Tabel 2.151

: Jumlah Usaha Perdagangan di Kabupaten Sumbawa.........................................

II 96

Tabel 2.152

: Ketersediaan Prasarana Pasar di Kabupaten Sumbawa......................................

II 96

Tabel 2.153

: Prasarana Pasar di Kabupaten Sumbawa (2010)................................................

II 97

Tabel 2.154

: Persentase Tera/Tera Ulang di Kabupaten Sumbawa.......................................

II 97

Tabel 2.155

: UPT dan Perkembangan Transmigran di Kabupaten Sumbawa.........................

II 98

Tabel 2.156

: Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka Konsumsi RT Per


Kapita) (2010).....................................................................................................

II 99

Tabel 2.157

: Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Non Pangan di Kabupaten Sumbawa..

II 99

Tabel 2.158

: Nilai Tukar Petani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (2009)..............................

II 100

Tabel 2.159

: Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah Kendaran Umum di Kabupaten


Sumbawa.............................................................................................................

II 100

: Jumlah Arus Penumpang dan Arus Barang di Kabupaten Sumbawa (20062010)...................................................................................................................

II 101

: Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank di Kabupaten Sumbawa...........

II 101

Tabel 2.142
Tabel 2.143

Tabel 2.160
Tabel 2.161

Tabel 2.162

: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di Kab. Sumbawa (2009)...............

II 102

Tabel 2.163

: Jumlah Restoran/Rumah Makan Kabupaten Sumbawa......................................

II 102

Tabel 2.164

: Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Kabupaten Sumbawa.....................

II 103

Tabel 2.165

: Persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Akses Air Bersih...........

II 103

Tabel 2.166

: Ketersediaan Listrik PLN di Kabupaten Sumbawa (2006-2010).......................

II 104

Tabel 2.167

II 104

Tabel 2.168

: Jumlah VA Tersambung Pada Layanan PLN di Kabupaten Sumbawa


(2006-2010)........................................................................................................
: Jumlah Pelanggan Listrik Di Kab. Sumbawa (2006-2010)................................

Tabel 2.169

: Rasio Elektrifikasi di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)..................................

II 105

Tabel 2.170

: Kasus Kriminalitas Yang Tertangani di Kabupaten Sumbawa..........................

II 106

Tabel 2.171

: Jumlah Demonstrasi di Kabupaten Sumbawa...................................................

II 106

Tabel 2.172

: Jenis Ijin Dan Lama Proses Pengurusan.............................................................

II 106

Tabel 2.173

: Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi daerah.................................................

II 108

Tabel 2.174

II 110

Tabel 3.3

: Komposisi Penduduk dan Rasio Ketergantungan (RK)


Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010.............................................................
: Target dan Realisasi Pendapatan Kabupaten Sumbawa
Tahun Anggaran 2008-2010...............................................................................
: Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kabupaten
Sumbawa Tahun Anggaran 2006-2010..............................................................
: Neraca Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2006-2010................................

Tabel 3.4

: Analisa Neraca Keuangan Daerah Kabupaten Sumbawa...................................

III 6

Tabel 3.5

III 6

Tabel 3.6

: Hasil Analisa Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Tahun


2008-2010...........................................................................................................
: Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kab. Sumbawa.....

Tabel 3.7

: Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Sumbawa.

III 14

Tabel 3.8

: Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sumbawa.......................................................

III 15

Tabel 3.9

: Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sumbawa......................

III 15

Tabel 3.10

: Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran(SiLPA) Riil Kabupaten


Sumbawa Tahun Anggaran (2008-2010)............................................................

III 15

Tabel 3.11

: Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015..............

III 16

Tabel 3.12

: Proyeksi SiLPA Riil Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015...........................

III 17

Tabel 3.13

: Proyeksi Belanja Wajib dan Mengikat Kabupaten Sumbawa Tahun 20112015..................................................................................................................... III 17

Tabel 3.14

: Perkiraan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai


Pembangunan Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015......................... III 17

Tabel 3.15

: Ketentuan Umum Kelompok Prioritas Anggaran...............................................

III 19

Tabel 3.16

: Jumlah Anggaran Berdasarkan Kelompok Prioritas Kabupaten Sumbawa


(2008 2010)......................................................................................................
: Kebijakan Alokasi Anggaran Kabupaten Sumbawa (2011-2015)......................

III 20

Tabel 3.1
Tabel 3.2

Tabel 3.17
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3

: Identifikasi Permasalahan Untuk Penentuan Program Pembangunan


Kabupaten Sumbawa..........................................................................................
: Keterkaitan Prioritas RPJMN, RPJMD Provinsi NTB dan RPJMD Kabupaten
Sumbawa.............................................................................................................
: Identifikasi Keterkaitan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Antara Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat dan Dompu...............................

II 105

III 1
III 2
III 5

III 14

III 21
IV -1
IV -13
IV -15

Tabel 4.4

IV -16

Tabel 4.5

: Identifikasi Isu-Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten


Sumbawa.............................................................................................................
: Keterkaitan Hubungan Isu Strategis...................................................................

Tabel 5.1

: Perumusan Penjelasan Visi.................................................................................

V -1

Tabel 6.1

: Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sumbawa Tahun


2011-2015...........................................................................................................

VI -7

Tabel 7.1
Tabel 7.2
Tabel 7.3
Tabel 7.4
Tabel 7.5
Tabel 8.1
Tabel 9.1

: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan


Misi I RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015................................................
: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Misi II RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015..............................................
: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Misi III RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015.............................................
: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Misi IV RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015.............................................
: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Misi V RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015..............................................
: Indikasi Rencana Program Serta Pendanaan Indikatif RPJMD Kabupaten
Sumbawa (2011-2015)........................................................................................
: Indikator Kinerja Daerah Tahun 2011-2015.......................................................

IV -26

VII -1
VII -2
VII -3
VII -5
VII -8
VIII -2
IX -2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

: Peta Lempeng Tektonik.........................................................................................

Gambar 2.2

: Pertumbuhan Penduduk Tahunan Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB dan


Nasional.................................................................................................................. II - 8

Gambar 2.3

: Piramida Penduduk Kabupaten Sumbawa Tahun 2010.........................................

Gambar 2.4

: PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Dan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) Kabupaten Sumbawa (2000-2009)...........................................
: Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Dan PDRB Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Sumbawa (2000 2009)...................

Gambar 2.5

II - 5

II - 8
II - 9
II - 10

Gambar 2.6

: Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sumbawa.......................................

II - 14

Gambar 2.7

: Jumlah IMB per tahun di Kabupaten Sumbawa....................................................

II - 42

Gambar 2.8

: Jumlah Perusahaan PMDN dan PMA yang Berinvestasi di Kabupaten


Sumbawa (2008-2010)...........................................................................................

II - 47

: Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) di Kabupaten Sumbawa (2005-2010)................

II - 62

Gambar 2.10 : Tingkat Kemiskinan Kab. Sumbawa, Prov. NTB dan Nasional (2005-2010).......

II - 62

Gambar 2.9

Gambar 2.11 : Garis Kemiskinan di Kabupaten Sumbawa (2005-2010)....................................... II - 63


Gambar 2.12 : Lokasi Energi Panas Bumi di NTB........................................................................

II - 92

Gambar 2.13 : Perkembangan Rasio Ketergantungan Kabupaten Sumbawa................................

II - 111

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, merupakan satu kesatuan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN). Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran visi, misi dan
program kerja Kepala Daerah, disusun dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN).
Dalam konteks perencanaan pembangunan Kabupaten Sumbawa, rujukan utama penyusunan
RPJMD ini adalah dokumen visi, misi dan program kerja Bupati/Wakil Bupati Sumbawa terpilih
yaitu dokumen yang disampaikan dalam Rapat Paripurna Khusus DPRD Kabupaten Sumbawa
pada tanggal 21 Mei 2010, dengan berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa
Nomor 31 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Sumbawa 2005-2025 untuk tahap lima tahunan ke-dua yaitu periode tahun 2011-2015
Di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 31 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumbawa 2005-2025. disebutkan bahwa
prioritas pembangunan lima tahun kedua (RPJMD Tahap II Tahun 2011-2015) diarahkan pada
semakin mantapnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan pelayanan dasar
terutama dibidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial serta pembangunan infrastruktur
daerah yang mendukung agribisnis. Lebih lanjut RPJPD menggariskan bahwa, dalam tahap kedua
tersebut pelayanan pendidikan diprioritaskan pada penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
dan memulai pengembangan hingga ke tingkat 12 tahun. Pelayanan pendidikan tersebut diharapkan
semakin didukung oleh ketersediaan sarana, prasarana dan tenaga kependidikan yang semakin
berkualitas dengan biaya pendidikan yang dapat dijangkau oleh keluarga miskin. Demikian juga
pelayanan kesehatan diarahkan pada semakin meratanya akses pelayanan kesehatan serta
meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit umum daerah dan puskesmas. Adapun
pembangunan infrastruktur dasar terutama diarahkan pada peningkatan kualitas jaringan jalan dan
jembatan, jaringan irigasi serta fasilitas publik lainnya yang memperluas aksesibilitas pusat-pusat
pertumbuhan wilayah.
Untuk mendukung terciptanya peningkatan pelayanan dasar tersebut, mutlak diperlukan tata
kelola penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semakin baik dengan dukungan sistem
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi pembangunan daerah yang semakin
berkualitas. Disamping itu, secara khusus RPJPD mengamanatkan arah pengembangan potensi
agribisnis semakin dipertajam melalui pemantapan kemampuan SDM yang handal dalam perencanaan
dan pengembangan agribisnis, SDM pengelolaan sektor primer dan sekunder dengan didukung oleh
berkembangnya pusat-pusat pendidikan tinggi serta lembaga research and development (R&D) yang
diharapkan dapat berdampak langsung pada peningkatan daya saing produk agribisnis daerah.
Bersamaan dengan itu, pemerintah daerah diharapkan semakin mendorong keterlibatan sektor swasta
untuk mengembangkan industri pengolahan yang didukung oleh regulasi, perizinan dan iklim investasi
yang kondusif. Pada tahap ini kawasan-kawasan agribisnis diharapkan semakin berkembang pesat atas
dukungan infrastruktur yang semakin lengkap.

I-1

Penyusunan RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015 juga memperhatikan RPJMD Provinsi


NTB Tahun 2009-2013 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 3
Tahun 2008 dan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 yang diamanatkan melalui Peraturan Presiden
Nomor 5 Tahun 2010. Selanjutnya, RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015 menjadi pedoman
dalam penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), yang
nantinya akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk setiap
tahunnya, dan dijadikan sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Sumbawa dalam periode perencanaan tersebut.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015, peraturan perundangan
yang digunakan sebagai landasan hukum adalah:
1.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Stndar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
I-2

13. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nasional Tahun 2009-2014;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau- pulau Kecil;
17. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005 2025;
18. Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 1 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah Provinsi NTB Tahun 2008-2013;
19. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 31 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 25 tahun 2004, hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnnya adalah
sebagai berikut:
(1)

RPJMD dan RPJPD Kabupaten Sumbawa


RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015 merupakan RPJMD Tahap Kedua dari
tahapan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025. Penyusunan RPJMD
selain menjabarkan visi, misi dan program Bupati/Wakil Bupati Sumbawa terpilih, juga
berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat dalam RPJPD Kabupaten
Sumbawa Tahun 2005-2025.

(2)

RPJMD dan RTRW Kabupaten Sumbawa.


Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata
ruang di dalam RTRW Kabupaten Sumbawa sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program
pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Sumbawa.

(3)

RPJMD dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)


RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra-SKPD) yang berjangka waktu 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan
penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional
dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang
dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa.

I-3

(4)

RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)


Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015 setiap tahun dijabarkan ke
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan
tahunan Pemerintah Kabupaten Sumbawa yang memuat prioritas program dan kegiatan dari
Rencana Kerja SKPD. RKPD disusun melalui proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) Kabupaten Sumbawa yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat
desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten.

1.4. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan Dokumen RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015, dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 sebagai berikut :
BAB I

Pendahuluan
Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, hubungan RPJMD
dengan Perencanaan lainnya, dan sistematika penyusunan RPJMD Sumbawa 2011 2015

BAB II

Gambaran Umum Kondisi Daerah


Memuat evaluasi pencapaian indikator makro pembangunan daerah dan kondisi
eksisting yang mencakup aspek geografis dan demografis, aspek kesejahteraan rakyat,
aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.

BAB III

Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan


Menjelaskan kondisi keuangan daerah dari berbagai sumber dana dan kebijakan
pemerintah daerah dalam hal pendapatan, belanja, dan pembiayaan pembangunan
daerah serta kerangka rencana pendanaan program/kegiatan.

BAB IV

Analisis Isu-Isu Strategis


Memuat analisis masalah pembangunan daerah serta rumusan isu strategis.

BAB V

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran


Memuat visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah daerah untuk kurun waktu 5
(lima) tahun kedepan dan sasaran pencapaian visi dan misi.

BAB VI

Strategi dan Arah Kebijakan


Memuat dan menjelaskan strategi dan kebijakan pembangunan daerah, sebagai arah
bagi SKPD dan lembaga terkait dalam merumuskan sasaran strategis guna mencapai
kinerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah


Memuat keterkaitan antara strategi dan arah kebijakan dengan kebijakan umum dan
program pembangunan daerah yang akan menjadi dasar penjabaran dalam Renstra
SKPD.

I-4

BAB VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Memuat indikasi rencana program prioritas yang terpilih dari kumpulan program
pembangunan daerah. Untuk menjamin terlaksananya program prioritas, maka disertai
pula gambaran mengenai indikasi kebutuhan pendanaannya yang bersumber dari
APBD Kabupaten Sumbawa.
BAB IX

Penetapan Indikator Kinerja Daerah


Memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala
daerah pada akhir periode masa jabatan, hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian
indikator outcome.

BAB X

Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan


Memuat kaidah pelaksanaan dan penegasan dalam menerapkan RPJMD serta tindak
lanjut yang perlu dilaksanakan oleh SKPD. Program Transisi untuk menjembatani
kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada akhir masa jabatan kepala
daerah

1.5. Maksud dan Tujuan


Penyusunan RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015 dimaksudkan untuk
menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan yang terarah, efektif,
efisien dan terpadu yang dapat mendorong terwujudnya visi, misi dan sasaran pembangunan yang
telah ditetapkan oleh Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa dengan memperhatikan arah
RPJPD Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025, serta memperhatikan berbagai aspirasi seluruh
pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Sumbawa.
RPJMD Kabupaten Sumbawa juga dimaksudkan untuk menjadi acuan dan pedoman resmi
bagi Pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD (RenstraSKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta sekaligus merupakan acuan penentuan
program daerah yang akan dibahas dalam
rangkaian forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Sumbawa.
Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:
(1)

Menjabarkan visi, misi, dan program Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa ke dalam
arah kebijakan dan program pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan
dari tahun 2011 hingga tahun 2015.

(2)

Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam menentukan prioritas program dan kegiatan
pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD Kabupaten Sumbawa.

(3)

Mendorong terwujudnya koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi program pembangunan


antarSKPD, antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa dengan pemerintahan Kabupaten/Kota
lainnya, antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa dengan Pemerintah Provinsi, serta antara
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat;

(4)

Menyediakan ukuran kinerja dalam mengevaluasi kinerja setiap SKPD di lingkungan


Pemerintah Kabupaten Sumbawa.

I-5

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
Aspek geografi dan demografi merupakan salah satu aspek kondisi kewilayahan yang
mutlak diperhatikan sebagai ruang dan subyek pembangunan. Dari uraian ini diharapkan dapat
terpetakan potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Kabupaten Sumbawa lima
tahun kedepan.
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1.

Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Sebagai salah satu dari sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten
Sumbawa terdiri dari 24 kecamatan, 8 kelurahan, 157 desa dan 576 dusun dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat

: Laut Flores
: Kabupaten Dompu,
: Samudera Indonesia,
: Kabupaten Sumbawa Barat dan Selat alas.

Luas wilayah keseluruhan mencapai 11.556,44 km (45,52% NTB), yang terdiri dari daratan
6.643,98 km, dan lautan 4.912,46 km. Dengan luasan tersebut menjadikan Kabupaten Sumbawa
memiliki potensi sumberdaya alam cukup besar dengan posisi geostrategis Kabupaten Sumbawa
pada jalur lalu lintas perdagangan Surabaya-Waingapu dan berada pada koridor lima Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang berorientasi pada
pembangunan pariwisata, perikanan dan peternakan.
2.1.1.2.

Letak dan Kondisi Geografis

kondisi geografis Kabupaten Sumbawa sebagian besar merupakan dataran tinggi dan
berbukit-bukit tandus dengan curah hujan rendah, dan secara astronomis yang ditentukan
berdasarkan garis lintang dan garis bujur, Kabupaten Sumbawa terletak diantara 116042118022
BT, 808907 LS, yang dikelilingi oleh pulau-pulau kecil berpenduduk; seperti Pulau Moyo, Pulau
Medang, Pulau Tapan, Pulau Bungin, Pulau Kaung dan Pulau Tete.
2.1.1.3.

Topografi

Menurut karakteristik topografinya, permukaan tanah Kabupaten Sumbawa cenderung


berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0-1.730 meter diatas permukaan laut (m dpl), dimana
sebagian besar diantaranya (355.108 Ha) berada pada ketinggian 100 hingga 500 m dpl. Ibukota
Kecamatan Batulanteh (Semongkat) merupakan ibukota kecamatan dengan ketingginan tertinggi
dari permukaan laut, sedangkan Sumbawa Besar (ibukota Kecamatan Sumbawa) merupakan
ibukota kecamatan dengan ketinggian yang terendah dari permukaan laut. Dalam konteks
pembangunan daerah, kondisi topografi berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur dan fasilitas
publik. Wilayah yang didominasi kemiringan lahan >40% seperti Kecamatan Batulanteh, Ropang,
Lantung, Lenangguar, dan Orong Telu pada umumnya aksesibilitas masyarakat di wilayah tersebut
amat rendah, sehingga diperlukan penyediaan infrastruktur dan fasilitas yang menunjang
peningkatan aksesibilitas masyarakat. Disamping itu, topografi berkaitan pula dengan kerentanan
erosi. Menurut Data Pokok NTB, sekitar 64% lahan di Kabupaten Sumbawa tergolong peka hingga
sangat peka terhadap erosi, sehingga upaya rehabilitasi amat penting dan mendesak dilakukan.
II - 1

2.1.1.4.

Geologi

Kabupaten Sumbawa sebagaimana sebagian wilayah Indonesia terletak dalam sabuk gunung
api (ring of fire). Dalam Peta Tatanan Geologi dan Gunung Berapi Indonesia, Kabupaten Sumbawa
tempat pertemuan 2 lempeng aktif dunia yaitu Lempeng Indo-Australia (bagian selatan) dan
Lempeng Eurasia (bagian utara) (Katili, 1994). Kondisi geologis tersebut menyebabkan Kabupaten
Sumbawa kaya akan deposit sumberdaya mineral sekaligus rawan terhadap bencana alam. Prakiraan
potensi sumberdaya mineral potensial yang dimiliki, berupa emas (180 ribu m3), tembaga (1,575
juta m3), lempung/tanah liat (5,9 juta m3), batu gamping (274,29 juta m3) dan marmer (43,06 juta
m3), pasir besi (304,5 m3), sirtu (793 ribu m3) dan batu bangunan (269,22 juta m3).
Potensi lain seperti energi panas bumi juga terdapat di Kecamatan Maronge dengan potensi
6 Mwe untuk pemanfaatan langsung. Potensi angin juga cukup memadai untuk pembangkit listrik
skala kecil terutama pada 6 kecamatan yakni Alas Barat (376,177 watt), Labuhan Badas (612,541
watt), Labangka (525,177 watt), Empang (376,177 watt), Plampang (313,621 watt) dan Lape
(258,415 watt). Demikian pula potensi sumberdaya air, disamping digunakan sebagai air irigasi
juga dapat digunakan untuk pembangkit Listrik Mikro Hidro yang terdapat di 16 lokasi potensial
dengan potensi energi 3.082 Kwatt.
2.1.1.5.

Hidrologi

Kabupaten Sumbawa memiliki 7 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan 153 titik mata air.
Tingginya sedimentasi, berkurangnya jumlah dan debit mata air, serta semakin meluasnya wilayah
bukaan di bagian hulu DAS menunjukkan kondisi DAS sebagian besar mengalami degradasi,
sehingga upaya rehabilitasi mendesak dilakukan. Dalam mendukung pengembangan pertanian,
terdapat 35 Daerah Irigasi (DI) teknis yang terdiri dari 2 DI kewenangan Pusat, 8 DI kewenangan
Provinsi dan 25 DI kewenangan kabupaten. Disamping itu terdapat pula 534 DI yang dikelola oleh
desa.
Dalam mendukung supply air irigasi terdapat 12 unit bendung teknis, 28 unit embung dan 4
unit bendungan. Permasalahan sedimentasi, biaya operasional dan pemeliharaan DI menjadi aspek
utama dalam pengelolaan DI di Kabupaten Sumbawa. DAS di Kabupaten Sumbawa disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 2.1.
Potensi Sumber Daya Air Di Kabupaten Sumbawa
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7

Lape/Lopok
Lunyuk
Moyo Hulu
Pelampang/Empang
Labuan badas
Alas/Alas Barat
Utan/Rhee

Sub Satuan wilayah


Sungai (SSWS)

Luas
(km2)

Ketersediaan Air (Juta


m3)

Bako
Beh
Moyo Hulu
Ampang
Pulau Moyo
Rea
Rhee

754
2255
956
1059
454
1049
1335

453
2189
290
399
214
415
437

Sumber data : Balai Informasi Sumber Daya Air Dinas P U Prov. NTB Tahun 2010

2.1.1.6.

Klimatologi

Kabupaten Sumbawa beriklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yakni musim hujan
dan kemarau. Dalam kurun waktu 2005-2009, jumlah hari hujan setahun rata-rata 106 hari dengan
hari hujan tertinggi 117 hari (2006) dan terendah 94 hari (2009). Curah hujan tahunan rerata 1.238
mm per tahun dengan tertinggi 1.601,66 mm (2006) dan terendah 970 mm (2009). Curah hujan
tertinggi sebulan berkisar 387,6 mm (antara Januari-Maret), tertinggi 630,4 mm (Februari 2006) dan
terendah 271,1 mm (Februari 2005). Adapun bulan kering setahun rata-rata 2,6 bulan dengan bulan
kering tertinggi 5 bulan (2006) dan terendah 1 bulan (2008).
II - 2

Suhu udara dalam kurun waktu 2005-2009, suhu rata-rata tahunan sekitar 27,20C, sedangkan
suhu maksimum rata-rata 34,80C (tertinggi 34,40C tahun 2009) dan suhu minimum 20,90C
(terendah 18,3 tahun 2009). Adapun tekanan udara rata-rata 1.008 mb dengan kelembaban udara
76,2% dan penyinaran 79,2%. Kondisi klimatologis demikian amat cocok dalam pengembangan
berbagai komoditi pertanian, peternakan, perikanan dan beberapa jenis komoditi perkebunan.
Dalam 5 tahun terakhir ini di Kabupaten Sumbawa belum menunjukkan terjadinya kondisi
ekstrim pada musim hujan dan musim kemarau. Namun fenomena terjadi La Nina dan El Nino
dalam 3 tahun terakhir yang disertai dengan curah hujan yang lebih tinggi dan musim kemarau yang
lebih pajang perlu diwaspadai.
2.1.1.7.

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Sumbawa sampai tahun 2009 terbagi dalam beberapa
kategori penggunaan meliputi: 1) lahan sawah (terdiri dari: irigasi teknis, irigasi teknis, irigasi PU
dan tadah hujan); 2) lahan kering (terdiri dari: kolam/tebat/empang, tegal/kebun, ladang/huma,
pengembalaan/padang rumput, sementara tidak diusahakan, hutan rakyat, tambak, perkebunan dll);
3) lahan lainnya (terdiri dari: rawa-rawa/tidak ditanami, rumah/bangunan/halaman sekitarnya, hutan
negara dan lainnya).
Tabel 2.2.
Penggunaan Lahan Di Kabupaten Sumbawa
No.

Penggunaan

1.
2.
3.

2007

Luas Lahan Sawah


Luas Lahan Kering
Luas Lahan Lainnya

Luas Lahan (Ha)


2008

2009

43.179
338.100
283.119

46.873
241.160
296.945

48.254
240.245
375.959

Sumber data : Sumbawa Dalam Angka (BPS)

Rendahnya luasan lahan sawah dan masih tingginya luasan lahan kering sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 2.2, menunjukkan bahwa peluang pengembangan pembangunan ekonomi
daerah dari sektor pertanian dalam arti luas masih sangat terbuka, diantaranya melalui peningkatan
kemampuan teknologi dan industri ramah lingkungan yang mampu untuk menghasilkan nilai
tambah bagi usaha ekonomi masyarakat di masa depan.
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan kondisi karakteristik wilayah dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki
potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya sebagai seperti terlihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya Dalam RTRW Kabupaten Sumbawa
No.

Jenis Kawasan

Lokasi
3

Kawasan Hutan Produksi Tetap

Kawasan Hutan Produksi Tetap yaitu Ngali RTK 12 (1.135,10 Ha),


Serading RTK 36 (826 Ha), Pusuk Pao RTK 38 (2.072,30 Ha), Buin
Soway RTK 57 (3.813,90 Ha), Selalu Legini RTK 59 (5.415 Ha),
Klongkang P. Ngengas RTK 60 (976,06 Ha), Batu Lanteh RTK 61
(1.891,40 Ha), Dodo Jaran Pusang RTK 64 (12.571,10 Ha), Ampang
Kampaja RTK 70 (11.113 Ha), Olat Lake/Olat Cabe RTK 78
(3.451,78 Ha), Gili Ngara/Olat Puna RTK 79 (2.617,80 Ha), P. Rai
Rakit Kwangko RTK 80 (4.745,31 Ha), Samoko Lito RTK 89
(251,50 Ha).

Kawasan Peruntukan Perikanan,


Kelautan, Pesisir dan Pulau Kecil

Kawasan Alas dan Pantai Utara Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya


sebagai kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, budidaya tambak,
pertambangan, cagar wisata, konservasi terumbu karang dan lamun,
perlindungan cagar alam dan pelabuhan;

II - 3

No.

Jenis Kawasan

Lokasi
Kawasan Teluk Saleh dan sekitarnya sebagai kawasan penangkapan
ikan, budidaya laut, budidaya tambak, pertambangan, wisata bahari,
pelestarian ekosistem dan pelabuhan;

Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi terdiri dari beririgasi teknis


seluas 17.714 Ha;
Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi setengah teknis seluas
8.839 Ha;
Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi sederhana seluas4.602 Ha;
Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi non PU seluas 4.397Ha;
Kawasan pertanian lahan sawah tadah hujan seluas 7.627 Ha;
Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering tersebar di seluruh
kecamatan seluas 23.795 Ha.
Kawasan pertanian tanaman hortikultura semusim tersebar di seluruh
wilayah kecamatan seluas 91.905 Ha.

Kawasan Peruntukan Perkebunan

Perkebunan dikembangkan di Kawasan Industri Masyarakat


Perkebunan (KIM-Bun): Rhee dengan tanaman unggulan kelapa,
jambu mete; Batulanteh dengan tanaman unggulan kopi,
Komoditi unggulan jambu mete di KIM-Bun : Utan Rhee,
Komoditi kelapa di KIM-Bun : Sumbawa;
Komoditi kopi di KIM-Bun : Batulanteh,
Komoditi kemiri di KIM-Bun : Batulanteh,
Kawasan perkebunan dikembangkan kegiatan agroindustri Hasil
tanaman perkebunan dan tanaman komoditi unggulan;

Kawasan Peruntukan Pertambangan

WUP operasi produksi di Pulau Sumbawa seluas 100.536,29 Ha


Zona-zona tertentu yang telah dinyatakan layak berdasarkan Hasil
kajian teknis, ekonomi dan lingkungan.

Kawasan Peruntukan Peternakan

Kec. Rhee (240 Ha), Lape Lopok (1.426 Ha), Moyo Hilir (13.097
Ha), Moyo Hulu (1.175 Ha), Utan (1.025 Ha), Empang (920 Ha),
Tarano (685 Ha), Plampang (1.455 Ha), Labangka (458 Ha), Maronge
(1.700 Ha), Ropang (0.539 Ha), Batu Lanteh (269 Ha).

Sumber : Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumbawa 2011-2031.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana


Kabupaten Sumbawa memiliki ancaman bencana kegempaan yang cukup tinggi dan tsunami
terutama di wilayah pesisir bagian Selatan, dikarenakan posisi Pulau Sumbawa diapit oleh dua
lempeng tektonik (utara dan selatan) yang pergerakannya dapat menimbulkan gempa, yang pada
skala dan kedalaman tertentu dapat menyebabkan tsunami.

II - 4

Gambar 2.1
Peta Lempeng Tektonik

Berdasarkan Gambar 2.1, kawasan rawan tsunami terletak pada kawasan pesisir bagian
utara dan selatan yaitu Alas, Utan, Badas, Sumbawa Besar, Prajak, Labuhan Moyo Hilir, Empang
dan Plampang bagian Selatan, Lunyuk dan Teluk Panas, Plampang.
Pada musim hujan, ancaman banjir terjadi di wilayah dengan catchment area besar dengan
kondisi DAS yang mulai terganggu seperti sepanjang Brang Empang, Brang Moyo, Brang Beh di
Lunyuk, Brang Labuhan Mapin di Alas Barat, Brang Rhee, Brang Utan, Brang Buer, dan Brang
Muer. Ancaman terhadap permukiman penduduk disepanjang tebing sungai juga menjadi
permasalahan tersendiri pada saat musim hujan.
Kawasan yang diidentifikasi sebagai kawasan rawan banjir di Kabupaten Sumbawa terletak
pada sepanjang Brang Moyo, Brang Lopok, Brang Beh, Brang Biji, Brang Labuhan Mapin, Brang
Rhee, Brang Utan, Brang ode Alas, Brang Rea Alas, dan Brang Muer, demikian pula dengan
ancaman tanah longsor. Di Kabupaten Sumbawa, kawasan rawan longsor dikelompokkan ke dalam
2 (dua) type, yaitu (1) lokasi rawan tanah longsor type A (Kawasan sekitar Alas, Semongkat,
Lenangguar, dan Empang), dan (2) lokasi rawan tanah longsor type B (Jalur jalan Orong TeluRopang-Lunyuk-Jalur ke Sumbawa Barat dan pada desa-desa di Kecamatan Batu Lanteh).
Acaman kekeringan juga berpeluang terjadi pada banyak titik di Kabupaten Sumbawa
terutama pada wilayah lumbung pangan di Kecamatan Labangka, Lape, Lopok, Plampang,
Maronge, Lunyuk, Moyo Hilir, Moyo Utara, Utan dan Alas Barat. Bencana alam lainnya yang perlu
diwaspadai adalah tanah longsor terutama di wilayah Kecamatan Batulanteh, Lunyuk, Ropang,
Lantung dan Orong Telu termasuk di beberapa bagian permukiman padat penduduk di wilayah
perbukitan Kecamatan Sumbawa. Bencana abrasi pantai terutama dirasakan di wilayah permukiman
padat penduduk di pesisir pantai labuhan Kecamatan Labuhan Sumbawa. Sedangkan ancaman
angin topan terkadang menerjang beberapa wilayah permukiman terbuka seperti wilayah Pulau
Kaung, Pulau Bungin, dan wilayah pesisir sepanjang pantai sebelah utara Kabupaten Sumbawa.
Kondisi geologis seperti itu memberikan peluang sekaligus tantangan bagi Kabupaten
Sumbawa dalam pembangunan daerah.Pengelolaan potensi sumberdaya geologis yang berwawasan
lingkungan sekaligus mitigasi bencana alam dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) menjadi jawaban untuk dapat mengoptimalkan potensi sumberdaya geologis yang
dimiliki Kabupaten Sumbawa.

II - 5

2.1.4. Demografi
2.1.4.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sumbawa dalam kurun waktu tahun 2005-2010 sebagaimana
tergambar pada tabel berikut, menunjukkan perubahan menurut trend linear y = 5473.x + 38888.
Selanjutnya dinamika populasi penduduk menurut kecamatan disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.4.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa (2005-2010)
No
1

Luas
Wilayah
(km2)
3

Kecamatan
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Lunyuk
Orong Telu
Alas
Alas Barat
Buer
Utan
Rhee
Batulanteh
Sumbawa
Labuhan Badas
Unter Iwes
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyu Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lape
Lopok
Plampang
Labangka
Maronge
Empang
Tarano
Kab. Sumbawa

513.74
465.97
123.04
168.88
137.01
155.42
230.82
391.40
44.83
435.89
82.38
186.79
90.80
311.96
444.48
504.32
167.45
204.43
155.59
418.69
243.08
274.75
558.55
333.71
6643.98

2005

2006

21507
27291
18872
14859
27027
6779
10008
50053
25224
16999
20433
8736
19323
13922
31286
24492
8849
9467
20958
14086
390171

Jumlah Penduduk (Jiwa)


2007
2008

16482
5760
28223
19517
15366
27950
7010
10350
50053
26086
16999
21131
9034
19983
14398
15419
16936
25329
9152
9790
21674
14567
401209

16620
5808
28460
19681
15495
28185
7069
10437
52198
26305
17728
21308
9110
20151
5621
6270
2628
15548
17078
25542
9229
9872
21856
14689
406888

16905
5908
28948
20019
15761
28669
7190
10616
53094
26756
18032
21674
9266
20497
5717
6378
2673
15815
17371
25980
9387
10041
22231
14941
413869

2009

2010*)

17183
6009
29417
20366
16018
29187
7305
10788
53956
27207
18341
22027
9417
20846
5808
6484
2717
16077
17652
26408
9540
10205
22593
15199
420750

18123
4530
27993
18425
13408
28828
6908
10127
56649
28870
18108
22238
9023
19871
5017
6286
2767
16131
17550
27813
10148
9767
21580
15203
415363

Sumber : Sumbawa Dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan)


*) Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010

Pada sensus penduduk (SP) tahun 2010, penduduk Kabupaten Sumbawa berjumlah 415.363
jiwa terdiri dari 211.451 laki-laki (50,91%) dan perempuan 203.912 jiwa (49,09%).
Tabel 2.5.
Distribusi, Sex Rasio dan Rata-Rata Anggota Keluarga Penduduk Kab. Sumbawa (2010)
No
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kecamatan
2

Lunyuk
Orong Telu
Alas
Alas Barat
Buer
Utan
Rhee
Batulanteh
Sumbawa
Labuhan Badas
Unter Iwes
Moyo Hilir
Moyo Utara

Kepadatan (Jiwa/Km2)

Sex Ratio

Rata-rata Anggota
Keluarga

35,28
9,72
227,51
109,10
97,86
185,48
29,93
25,87
1.263,64
66,23
219,81
119,05
99,37

106
108
102
105
100
102
108
108
100
101
105
103
102

3,84
4,04
3,97
3,74
3,82
3,83
3,95
3,63
3,69
3,81
3,79
3,85
3,80

II - 6

No

Kecamatan

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kepadatan (Jiwa/Km2)

Moyu Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lape
Lopok
Plampang
Labangka
Maronge
Empang
Tarano
Rata-Rata Kab. Sumbawa

Sex Ratio

Rata-rata Anggota
Keluarga

63,70
11,29
12,47
16,52
78,91
112,80
66,43
41,75
35,55
38,64
45,56
125,52

106
112
110
104
105
102
105
107
108
105
103
104,96

3,62
3,69
3,75
3,24
3,93
3,75
4,07
3,52
3,92
3,90
3,97
3,80

Sumber : Diolah dari DDA dan Sensus Penduduk 2010, BPS 2011

2.1.4.2. Pertumbuhan Penduduk


Tingkat pertumbuhan penduduk dihitung dengan menggunakan data sensus penduduk. Data
sensus penduduk (SP) yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali (sejak tahun 1980). Berdasarkan SP
2010, jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk kabupaten serta perbandingannya
dengan Provinsi NTB dan Nasional berdasarkan hasil sensus disajikan pada tabel 2.6.
Tabel 2.6.
Jumlah Penduduk Kabupaten Sumbawa Berdasarkan Sensus Penduduk
No

Jenis Kelamin

1
Laki-Laki
2
Perempuan
Jumlah
Pertumbuhan Penduduk (%)
Pertumbuhan Penduduk NTB
Pertumbuhan Penduduk Nasional

1971

1980

Sensus Penduduk
1990

2000

98.014
95.107
193.121
-

123.325
121.058
244.383
2,38
2,36
2,3

152.871
152.660
305.531
2,26
2,14
1,97

183.511
177.068
360.579
1,67
1,82
1,49

2010
7

211.451
203.912
415.363
1,42
1,17
1,48

Sumber : Data Sensus Penduduk, Diolah dari BPS Sbw, BPS NTB dan BPS Pusat.

Laju perkembangan penduduk baik Kabupaten Sumbawa (KS), Provinsi NTB (NTB) dan
Nasional (Nas) memperlihatkan kecenderungan penurunan. Penurunan yang paling tajam terjadi di
tingkat Provinsi NTB antara periode 2000-2010 yakni 1,17% per tahun dibandingkan KS (1,42%)
dan Nasional (1,48%). Yang menarik disini adalah terjadinya karakteristik penurunan pertumbuhan
penduduk antara periode 1990-2000 dengan periode 2000-2010 seperti terlihat melalui Gambar 2.2.

II - 7

Sumber : Data Sensus Penduduk, Diolah dari BPS Sbw, BPS NTB dan BPS Pusat.

Gambar 2. 2
Pertumbuhan Penduduk Tahunan Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB dan Nasional

2.1.4.3. Struktur dan Komposisi Penduduk


Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, struktur penduduk Kabupaten Sumbawa
berbentuk piramida dari kelompok umur 25-29 tahun ke atas, namun menyempit pada kelompok
umur 15-24 tahun, lalu kembali melebar pada kelompok usia 10-14 tahun ke bawah. Penyempitan
pada kelompok umur 15-24 tahun merupakan hasil dari penurunan jumlah kelahiran karena
keberhasilan Program KB di era tahun 1980-1990. Gambaran struktur penduduk Kabupaten
Sumbawa Tahun 2010 seperti terlihat pada gambar 2.3.

Sumber :Diolah dari Sensus penduduk 2010, BPS Kab. Sumbawa 2011

Gambar 2. 3
Piramida Penduduk Kabupaten Sumbawa Tahun 2010

Pada gambar 2.3 ditunjukkan bahwa proporsi penduduk usia muda (14 tahun ke bawah)
berkisar antara 30,13% sampai dengan 33,43% dengan rata-rata 31,79%, proporsi penduduk
muda/produktif (15-65 tahun) : berkisar antara 62,69% sampai dengan 64,68% dengan rata-rata
64,34%, dan proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun keatas) : berkisar antara 3,10 sampai dengan
3,87% dengan rata-rata 3,86%.

II - 8

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
yang merupakan nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor ekonomi
suatu daerah. Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah
dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tak langsung netto. Dengan
menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto
dari seluruh sektor akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto.
Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dari tahun ke tahun
menggambarkan perkembangan PDRB yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume
produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat harganya. Untuk mengukur
perubahan volume produksi atau perkembangan produksi secara nyata, faktor pengaruh harga perlu
dihilangkan dengan cara menghitung PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).
Dalam 10 tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Sumbawa ditunjukkan oleh Angka
PDRB ADHB telah tumbuh hampir empat kali lipat yakni Rp.1,17 Trilyun pada tahun 2000
menjadi Rp.3,43 Trilyun pada tahun 2009. Pertumbuhan nilai tambah tersebut belum banyak
disebabkan oleh peningkatan volume barang/jasa, namun lebih disebabkan oleh pengaruh kenaikan
harga, sehingga bila faktor kenaikan harga (faktor inflasi) dikeluarkan dari perhitungan maka
perkembangan nilai perekonomian Kabupaten Sumbawa dalam sepuluh tahun terakhir jauh lebih
rendah.
Kondisi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai PDRB ADHK yang tumbuh dari Rp.1,16
Trilyun pada tahun 2000 menjadi Rp.1,72 Trilyun pada tahun 2009. Data ini menunjukkan bahwa
nilai perekonomian Kabupaten Sumbawa dalam satu dasawarsa terakhir masih dominan disebabkan
oleh faktor kenaikan harga dibandingkan peningkatan jumlah atau volume produk barang atau jasa
yang dihasilkan. Nilai PDRB ADHB dan PDRB ADHK Kabupaten Sumbawa tahun 2000-2009
ditunjukkan pada gambar 2.4.

Sumber : Diolah dari PDRB Sumbawa, BPS 2005-2010

Gambar 2. 4
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Kabupaten Sumbawa (2000 2009)

Gambar 2.4. memperlihatkan perbedaan laju pertumbuhan PDRB ADHB dan PDRB ADHK
yang cukup senjang. Oleh karena itu, upaya peningkatan perekonomian daerah kedepan harus
diarahkan pada peningkatan nilai dan volume produk barang atau jasa yang dihasilkan di Kabupaten
Sumbawa.
II - 9

Sumber : Diolah dari BPS Sumbawa 2005-2010

Gambar 2. 5
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

Dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Sumbawa (2000 2009)

Adapun perbandingan laju pertumbuhan ekonomi (PDRB ADHK) Kabupaten Sumbawa


(KS), Provinsi NTB dan Nasional ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.7.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Sumbawa, Provinsi NTB Dan Nasional
(2005-2009)
Tahun

Kab. Sumbawa

Prov. NTB

4,1%
5,0%
5,7%
6,7%
8,1%
5,9%

5,7%
5,5%
6,3%
6,1%
6,4%
6,0%

2005
4,0%
2006
4,7%
2007
4,8%
2008
4,5%
2009
5,2%
RERATA
4,7%
Sumber : Diolah dari BPS Kab.Sbw dan BPS NTB 2010, RPJMN.

Nasional

Adapun laju pertumbuhan ekonomi sektoral Kabupaten Sumbawa disajikan pada Tabel 2.8.
Laju pertumbuhan sektoral memperlihatkan bahwa 7 (tujuh) perekonomian tumbuh diatas rata-rata,
yakni: (1) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (7,74%); (2) Perdagangan, Hotel dan Restoran
(6,38%); (3) Pengangkutan dan Komunikasi (5,68%); (4) Bangunan (5,82%); (5) Industri
Pengolahan (5,26%); (6) Pertambangan dan Penggalian (5,02%) dan (7) Keuangan, Persewaan dan
Jasa Usaha (4,98%). Sedangkan 2 (dua) sektor lainnya masih berada dibawah rata-rata, yakni sektor
pertanian (3,33%) dan sektor jasa-jasa lainnya (2,98%).
Tabel 2.8.
Laju Pertumbuhan Sektoral PDRB ADHK Kab. Sumbawa (2001-2009)
NO

Sektoral

2001

1
1
2
3
4
5
6
7
8

Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdag, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Usaha
Jasa-Jasa Lainnya
Kab. Sumbawa

2002

2003

2004

2005

2006

5
4,64
4,53
5,04
2,6
4,76
6,19
4,47

6
3,53
5,02
5,76
7,89
5,6
6,63
4,22

7
1,85
5,25
5,25
7,86
6,78
6,07
7,8

2,4
4,91
5,35
9,76
6,34
5,83
2,12

4
2,72
4,35
4,96
8,6
4,9
5,81
6,85

3,2

5,16

5,24

4,99

0,74
3,36

3,03
3,94

1,96
4,6

3,45
4,49

2007

2008

2009

Rerata

3,6
5,01
5,27
7,38
5,68
6,19
8,42

9
4,07
4,65
5,27
7,65
4,54
6,31
8,34

10
3,62
3,82
4,27
8,8
6,51
6,47
4,8

11
3,53
7,6
6,14
9,08
7,31
7,92
4,14

12
3,33
5,02
5,26
7,74
5,82
6,38
5,68

4,99

5,02

5,33

4,13

6,76

4,98

3,98
4,03

3,24
4,68

3,14
4,79

3,08
4,55

4,22
5,21

2,98
4,41

Sumber : Diolah dari BPS Sumbawa, 2005-2009

II - 10

Data ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Sumbawa


didorong oleh laju pertumbuhan sektor non primer yakni terutama sektor tersier dan sekunder,
sedangkan sektor pertanian sebagai sektor primer dan merupakan sektor yang menjadi lapangan
usaha sebagian besar masyarakat Kabupaten Sumbawa justru tumbuh dengan laju dibawah rata-rata
kabupaten. Meskipun demikian pangsa (share) sektor pertanian masih menjadi yang terbesar
diantara 9 sektor perekonomian daerah, sebagaimana ditunjukkan melalui tabel 2.9.
Tabel 2.9.
Pangsa (Share) Sektoral PDRB ADHK Kabupaten Sumbawa (2001-2009)
No

Sektoral

2000

2001

RataRata
13

2009

10

11

12

43,51

43,21

42,84

42,14

44,34

Pertambangan dan
Penggalian

2,10

2,13

2,14

2,14

2,15

2,18

2,18

2,18

2,17

2,21

2,16

Industri Pengolahan

4,07

4,14

4,18

4,20

4,25

4,30

4,33

4,35

4,34

4,37

4,25

Listrik, Gas dan Air


Bersih

0,42

0,44

0,46

0,45

0,47

0,49

0,50

0,51

0,52

0,55

0,48

Bangunan

10,44

10,74

10,84

10,86

10,97

11,26

11,37

11,34

11,56

11,79

11,12

15,97

16,35

16,64

16,90

17,24

17,58

17,83

18,08

18,42

18,90

17,39

5,48

5,42

5,57

5,56

5,55

5,75

5,96

6,16

6,17

6,11

5,77

2,73

2,72

2,76

2,77

2,79

2,81

2,82

2,84

2,82

2,87

2,79

12,52

12,20

12,09

11,79

11,67

11,67

11,50

11,32

11,14

11,06

11,70

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

8
9

Keuangan, Persewaan
dan Jasa Usaha
Jasa-Jasa Lainnya
Kabupaten Sumbawa

2008

43,97

2007

44,91

2006

45,33

Perdagangan, Hotel
dan Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi

2005

45,31

2004

45,85

Pertanian

2003

46,28

2002

Sumber : Diolah dari BPS Sumbawa, 2005-2009

Kontribusi atau pangsa sektor pertanian adalah yang terbesar (rata-rata 44,34%) namun dari
tahun ke tahun menunjukkan penurunan rata-rata 0,46% per tahun. Sedangkan 5 (lima) sektor
lainnya yakni Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Jasa-jasa dan Sektor Bangunan, Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi mencapai
50,23% dengan rata-rata kenaikan 0,42% per tahun. Kondisi ini menunjukkan terjadinya
kecenderungan perubahan struktur ekonomi Kabupaten Sumbawa dari sektor pertanian (sektor
primer) ke sektor sekunder dan tersier, yang wajar terjadi sebagai dampak dari keberhasilan
pembangunan di sector-sektor lainnya yang lebih cepat berkembang. Meskipun demikian, kinerja
sektorpertanian masih perlu ditingkatkan dengan mengoptimalkan potensi dan nilai tambahnya bagi
perekonomian daerah.
Untuk memperoleh gambaran kinerja perekonomian secara regional di luar subsektor
pertambangan non migas, maka disajikan nilai PDRB ADHB dan laju pertumbuhan PDRB ADHK
10 kabupaten/kota dalam Provinsi NTB sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.10.
PDRB ADHB dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK
Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB (2004-2009)
(diluar Subsektor Pertambangan Non Migas)
PDRB ADH Berlaku (Milyar Rp)

Pertumbuhan Ekonomi (%)

Kabupaten / Kota
2004

2005

2006

2007

2008

2009

2004

2005

2006

2007

2008

10

11

12

2009
13

1. Lombok Barat

1.791,96

2.095,72

2.392,12

2.720,19

3.113,21

3.550,55

5,8

4,61

5,82

5,26

4,58

5,91

2. Lombok Tengah
3. Lombok Timur

2.131,04
3.007,91

2.415,63
3.418,93

2.703,06
3.825,77

3.038,47
4.285,70

3.528,36
4.863,86

4.102,55
5.511,51

4,55
4,85

4,3
4,57

5,09
4,69

4,71
5,09

6,96
5,47

7,26
5,71

4. Sumbawa
5. Dompu
6. Bima

1.795,53
0,98
1.525,62

2.078,96
1.111,86
1.670,15

2.339,42
1.235,21
1.856,38

2.637,99
1.931,72
2.064,07

3.015,47
1.552,67
2.385,75

3.432,02
1.762,22
2.721,15

4,49
1,88
4,92

4,03
2,38
1,37

4,68
4,11
4,26

4,79
4,97
4,56

4,52
4,05
5,96

5,21
5,1
6,43

7. Sumbawa Barat

0,41

0,47

0,54

0,61

0,70

0,82

4,08

4,32

6,99

6,74

6,84

8,04

8. Lombok Utara

0,69

0,79

0,89

1.010,96

1.143,21

1.259,12

5,04

2,74

4,91

4,94

3,52

4,97

II - 11

PDRB ADH Berlaku (Milyar Rp)

Pertumbuhan Ekonomi (%)

Kabupaten / Kota
2004

2005

2006

2007

2008

2009

1
9. Mataram
10. Kota Bima

2
1.894,37
0,46

3
2.312,22
0,53

4
2.651,94
0,59

5
3.078,20
0,68

6
3.624,34
0,77

7
4.140,35
0,88

2004
8
9,53
4,21

2005
9
7,77
3,41

2006
10
7,86
4,74

2007
11
7,92
5,97

2008
12
7,76
4,46

2009
13
8,47
6,38

NTB

14.563,96

16.828,63

18.980,59

21.405,07

25.042,50

29.641,83

4,97

4,05

4,95

5,70

6,69

8,07

Sumber :PDRB NTB, BPS NTB, 2010

Berdasarkan tabel 2.10, bahwa nilai PDRB ADHB Kabupaten Sumbawa pada tahun 2004,
berada pada posisi terbesar ke-4 dengan nilai Rp.1,79 Trilyun setelah Lombok Timur (Rp.3
Trilyun), Lombok Tengah (Rp.2,13 Trilyun), dan Kota Mataram (Rp.1,8 Trilyun). Sedangkan pada
tahun 2009, mengalami penurunan menjadi posisi ke-5 dengan nilai Rp.3,42 Trilyun setelah
Lombok Timur (Rp.5,51 trilyun), Lombok Tengah (Rp.4,10 Trilyun), Kota Mataram (Rp.4,14
Trilyun) dan Lombok Barat (Rp.2,55 Trilyun).
Dari laju pertumbuhan PDRB ADHK, pada tahun 2004 laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Sumbawa 4,49% berada pada urutan ke-7 tertinggi setelah Mataram (9,53%), Lombok
Barat (5,80%), Bima (4,92%), KLU (5,04%), Lombok Timur (4,85%) dan Bima (4,92%), namun
pada tahun 2009, posisi tersebut mengalami penurunan menjadi urutan ke-8 dengan tingkat
pertumbuhan 5,21% dibawahKota Mataram (8,47%), Sumbawa Barat (8,04%), Lombok Tengah
(7,26%), Bima (6,43%), Kota Bima (6,38%), Lombok Barat (5,91%) dan Lombok Timur (5,71%).
Berdasarkan data tersebut berarti terjadi penurunan kinerja perekonomian Kabupaten Sumbawa
dibandingkan dengan 9 kabupaten/kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Melihat perkembangan tersebut, maka perlu dilakukan identifikasi sektor ekonomi mana
yang akan menjadi daya ungkit perekonomian daerah. Sebagai gambaran digunakan hasil analisis
studi komparatif ekonomi antar kabupaten/kota se-Provinsi NTB Tahun 2007 yang dilakukan oleh
BPS NTB kerjasama dengan Bappeda Provinsi NTB (BPS NTB, 2008).Studi komparatif ekonomi
tersebut menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ) dan Shift-Share (SS).
Berdasarkan hasil perhitungan nilai LQ, terdapat 5 (lima) sektor ekonomi Kabupaten
Sumbawa dengan LQ>1, yaitu : (1) sektor pertanian (1,72); (2) sektor listrik, gas dan air bersih
(1,61); sekor bangunan (1,62); sektor perdagangan (1,24) dan sektor jasa-jasa (1,14), sedangkan
keempat sektor lainnya memiliki nilai LQ<1. Khusus untuk nilai LQ sektor pertanian merupakan
nilai tertinggi kedua dibandingkan kabupaten/kota lainnya se-NTB.Secara lengkap nilai LQ sektoral
kabupaten/kota se-NTB dapat dilihat melalui tabel berikut.
Tabel 2.11.
Nilai Location Quotient (LQ) Sektoral Kabupaten/Kota Se-NTB (2007)
No

Sektor

LOBAR

LOTENG

LOTIM

SBW

DMP

BIMA

KSB

MTR

KBM

10

11

Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas dan
Air Bersih
Bangunan

1,24

1,29

0,14

0,12

0,89

1,62

1,41

2
3
4
5
6

Perdagangan,
Hotel dan Restoran

1,72

1,68

2,05

0,11

0,19

0,86

0,09

0,09

0,12

3,59

0,00

0,01

1,61

0,92

0,88

0,59

0,06

2,51

0,72

0,77

0,78

1,61

1,14

0,63

0,07

2,42

2,73

1,60

1,47

1,22

1,62

0,94

0,89

0,18

1,16

1,00

1,54

1,35

1,28

1,24

1,25

1,06

0,12

1,26

1,27

0,80

0,79

0,82

0,93

0,12

3,59

2,25

0,97

0,57

1,38

0,54

0,05

3,23

1,07

1,22

1,14

1,32

1,09

0,07

1,21

2,59

Pengangkutan dan
1,25
0,78
Komunikasi
Keuangan,
8
Persewaan dan
0,96
1,08
Jasa Usaha
9
Jasa-Jasa Lainnya
1,27
1,53
Sumber :Analisis Komparatif Ekonomi, BPS NTB 2008
7

1,49
0,18

II - 12

Adapun hasil analisis Shift-Share dengan melakukan ploting nilai Different Shift (DS) dan
Proportionality Shift (PS) pada empat kuadran kategori pertumbuhan, diperoleh hasil seperti
ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 2.12.
Kategori Pertumbuhan Sektoral Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB
Berdasarkan Plot Nilai DS dan PS Metode Shift-Share (2000-2007)
Sektor
1
Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Sumbawa
Dompu
Bima
Sumbawa Barat
Kota Mataram
Kota Bima

Pesat (I)
2
3,4,5
3,6,7
7
4
5,7,8
4,5
3,5,6,7,8
5,6,7

Pertumbuhan
Tertekan Yang
Tertekan Yang
Berkembang (II)
Potensi (III)
3
4
1,2,9
6,7,8
2
4,5,8
2,9
3,4,5,6,8
1,2,3,9
5,6,7,8
2,9
3,4,6
1,2,9
3,4,5,6,7,8
9
3,6,7,8
1,9
4
1,2
3,4,5,8

Terbelakang (IV)
5
1,9
1
1
1,2
2
9

Sumber : Analisis Komparatif Ekonomi, BPS NTB 2008

Berdasarkan analisis LQ dan Shift-Share tersebut dapat disimpulkan sektor yang dapat
menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumbawa terhadap sektor perekonomian
Kabupaten/Kota lainnya se-NTB sebagai berikut.
a. Sektor Pertanian, merupakan sektor yang memiliki keunggulan komparatif dengan peranan
paling besar terhadap sektor sejenis namun dalam kondisi tertekan yang berkembang.
b. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, merupakan sektor dalam kondisi berkembang pesat namun
baru memiliki peranan terbesar ketiga dari sektor sejenis.
c. Sektor Jasa-Jasa, merupakan sektor tertekan yang berkembang namun memiliki peranan positif
secara regional.
d. Sektor-sektor lainnya, merupakan sektor potensial namun dalam kondisi tertekan dan belum
memperlihatkan peranan signifikan.
2.2.1.2. PDRB per kapita
Pendapatan per kapita dihitung dengan pendekatan nilai PDRB dibagi jumlah penduduk,
meskipun pendekatan tersebut memiliki kelemahan namun telah dianggap dapat memberikan
gambaran tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah dari waktu kewaktu atau perbandingannya
dengan daerah lain. Angka PDRB yang digunakan disini adalah PDRB ADHB. Gambaran
pendapatan per kapita Kabupaten Sumbawa dengan memasukkan Subsektor Pertambangan Non
Migas dan tanpa Subsektor Pertambangan Non Migas dalam kurun waktu 2004-2009 dan
perbandingannya dengan pendapatan per kapitan NTB terlihat pasa gambar berikut.

II - 13

Sumber : Diolah dari PDRB NTB, BPS NTB 2010

Gambar 2. 6
Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Sumbawa

Gambar 2.6. memberikan informasi yang menarik sebagai berikut : 1) pendapatan per kapita
Kabupaten Sumbawa dengan dan tanpa Subsektor Pertambangan Non Migas sama besar, hal ini
karena kontribusi subsektor tersebut amat kecil dalam struktur PDRB Kabupaten Sumbawa. 2)
adapun pendapatan per kapita NTB dengan dan tanpa memasukan Subsektor Pertambangan Non
Migas amat berbeda, terlihat bila subsektor tersebut dimasukkan maka pendapatan per kapita NTB
diatas Kabupaten Sumbawa, bila subsektor tersebut dikeluarkan dari perhitungan maka pendapatan
per kapita NTB dibawah Kab. Sumbawa. 3) Pendapatan per kapita Kabupaten Sumbawa bergerak
dari Rp. 4,75 juta per orang per tahun (2004) menjadi Rp.8,16 juta per orang per tahun (2009) atau
meningkat rata-rata 11,45% per tahun. 4) Pendapatan per kapita NTB dengan tambang meningkat
dari Rp.5,43 juta per orang per tahun (2004) menjadi Rp.9,42 juta per orang per tahun (2009)
dengan rata-rata peningkatan 11,76% per tahun.
Sedangkan pendapatan per kapita NTB tanpa tambang tumbuh mulai Rp.3,57 per orang per
tahun (2004) menjadi Rp.6,69 juta per orang per tahun (2009) dengan rata-rata pertumbuhan
13,37% per tahun.Tabel berikut memberikan gambaran laju perubahan pendapatan per kapita
khususnya berdasarkan PDRB ADHB tanpa tambang untuk Kabupaten Sumbawa dan Provinsi
NTB.
Tabel 2.13.
Laju Peningkatan PDRB ADHB, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Laju Pertumbuhan
PDRB ADHB Per Kapita Kabupaten Sumbawa dan Provinsi NTB (2005-2009)
(Tanpa Subsektor Pertambangan Non Migas)
Tahun
1

2005
2006
2007
2008
2009
Rerata

PDRB ADHB
KS
NTB

KS

Penduduk
NTB

15,79%
12,53%
12,76%
14,31%
13,81%
13,84%

15,55%
12,79%
12,77%
16,99%
18,37%
15,29%

3,12%
3,42%
0,84%
1,72%
1,66%
2,15%

1,65%
2,75%
0,83%
1,66%
1,61%
1,70%

PDRB Per Kapita


KS
NTB
6

12,28%
8,81%
11,82%
12,38%
11,95%
11,45%

13,67%
9,77%
11,85%
15,08%
16,49%
13,37%

Sumber : Diolah dari PDRB NTB, BPS NTB 2010

Tabel tersebut memperlihatkan fakta meskipun pendapatan per kapita Kabupaten Sumbawa
berada diatas NTB, namun laju pertumbuhannya di bawah NTB. Hal ini disebabkan oleh 2 hal : 1)
Laju peningkatan PDRB Kabupaten Sumbawa dibawah NTB (13,84% terhadap 15,29%); 2) Laju
peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Sumbawa lebih tinggi dari NTB (2,15% terhadap 1,70%).
Bila kondisi ini terus berlanjut, maka sangat mungkin pendapatan per kapita tanpa tambang NTB
diatas Kabupaten Sumbawa.
II - 14

2.2.1.3.

Laju Inflasi

Laju inflasi sebagai gambaran kenaikan harga umum barang-barang di Kabupaten Sumbawa
menurut lapangan usaha disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.14.
Laju Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sumbawa (2005-2009)
NO.

LAPANGAN USAHA

2005

2006

2007

2008

10,34

9,00

9,21

8,96

7,60

1.

PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN


PERIKANAN
a. Tanaman Bahan Makanan
b. Tanaman Perkebunan Rakyat
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
d. Kehutanan
e. Perikanan

2009

12,45
8,99
13,57
9,93
1,98

12,02
5,32
6,08
6,10
2,86

10,42
7,40
11,16
1,96
5,40

8,58
6,54
12,88
3,61
8,44

9,47
5,11
6,33
5,38
3,33

2.

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN


a. Minyak dan Gas Bumi
b. Pertambangan Tanpa Migas
c. Penggalian

8,34

6,51

7,85

8,84

7,54

8,34

6,51

7,85

8,84

7,54

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
a. Industri Dengan Migas
b. Industri Tanpa Migas

6,33

3,28

5,32

5,05

4,25

6,33

3,28

5,32

5,05

4,25

9,94
11,44

3,98
3,92

7,44
8,83

3,63
4,00

3,70
4,49

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

5,87

4,21

5,92

14,04

8,99

4.

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH


a. Listrik
b. Gas Kota
c. Air Bersih

5.

BANGUNAN

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN


a. Perdagangan Besar dan Eceran
b. Hotel
c. Restoran

13,45
13,81
5,23
6,14

8,00
8,14
2,26
5,22

8,11
8,11
2,42
9,48

7,96
7,95
6,40
8,37

6,94
6,89
7,56
7,97

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


a. Pengangkutan
1. Angkutan Rel Kereta Api
2. Angkutan Jalan Raya
3. Angkutan Laut
4. Angk. Sungai, Danau & Penyeberangan
5. Angkutan Udara
6. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi
1. Pos dan Telekomunikasi
2. Jasa Penunjang Komunikasi

29,42
39,75

2,96
3,44

3,06
3,54

6,42
7,94

2,95
3,46

42,13
15,87

3,10
5,54

3,38
2,18

7,91
10,53

3,31
6,80

15,12
0,12
0,12

8,67
1,26
1,26

4,55
8,64
1,12
1,12

8,67
6,57
0,84
0,84

3,20
5,19
1,22
1,22

7,38
5,21
2,98

5,25
3,12
3,72

3,99
3,38
2,19

7,88
11,90
5,50

6,87
5,20
5,12

9,12
5,81

-92,64
10273,59

7,22
4,79

6,33
9,97

7,47
7,91

10,72
10,98
10,98

9,01
9,31
9,31

6,81
6,91
6,91

12,34
12,81
12,81

14,71
15,30
15,30

7,17
10,23
5,89
3,98
11,30

5,02
6,43
4,62
3,49
7,49

5,60
7,10
3,79
4,12
7,61

5,95
6,99
5,13
4,89
9,35

6,36
6,51
6,13
6,38
8,03

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUS.


a. Bank
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
c. Jasa Penunjang Keuangan
d. Sewa Bangunan
e. Jasa Perusahaan

JASA JASA
a. Pemerintahan Umum
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan
2. Jasa Pemerintahan Lainnya
b. Swasta
1. Sosial Kemasyarakatan
2. Hiburan dan Rekreasi
3. Perorangan dan Rumahtangga
PDRB
Sumber :PDRB, BPSKabupaten Sumbawa,(Beberapa Tahun Terbitan)
9.

II - 15

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


Pembangunan manusia sebagai insan dan sumberdaya pembangunan merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan, dilakukan pada seluruh siklus hidup manusia sejak dalam
kandungan hingga lanjut usia. Upaya tersebut dilandasi oleh pertimbangan bahwa kualitas manusia
yang baik ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangannya sejak dalam kandungan. Selama
periode tahun 2006-2010 berbagai program telah dilaksanakan untuk dapat meningkatkan
sumberdaya manusia Kabupaten Sumbawa, yang gambaran kinerja dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah atas fokus tersebut terlihat dari beberapa indikator sebagai berikut.
2.2.2.1. Angka Melek Huruf (AMH)
Angka melek huruf Kabupaten Sumbawa pada masing-masing kecamatan menunjukkan
bahwa kecamatan dengan angka melek huruf terendah adalah Kecamatan Rhee yang baru mencapai
76,71% (jumlah penduduk buta aksara mencapai 1131 warga belajar) sedangkan kecamatan
tertinggi adalah Kecamatan Sumbawa dengan angka melek huruf mencapai 98,08% (jumlah
penduduk buta aksara 701 warga belajar).
Tabel 2.15.
Angka Melek Huruf Menurut Kecamatan Di Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Kecamatan

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Lunyuk
Alas
Utan
Batu lanteh
Sumbawa
Moyo hilir
Moyo hulu
Ropang
Lape
Plampang
Empang
Labuhan badas
Alas barat
Labangka
Rhee
Buer
Moyo utara
Maronge
Tarano
Lopok
Lenangguar
Orong telu
Unter iwis

24

Lantung
Jumlah

Jumlah Penduduk Usia


diatas 15 Tahun yang
bisa membaca dan
menulis

Jumlah penduduk usia


15 tahun keatas

Angka melek huruf

3
9.974
17.688
16.211
6.395
35.813
14.450
13.537
4.122
10.229
16.285
15.089
16.396
13.420
4.939
3.726
10.208
6.065
6.372
9.387
11.393
4.315
3.300
12.199

4
11.651
19.994
19.789
7.306
36.514
15.794
14.720
4.338
11.235
17.958
15.932
18.661
14.346
6.344
4.857
10.983
6.756
6.874
10.336
12.459
4.743
3.975
13.229

5
85.61
88.47
81.92
87.53
98.08
91.49
91.96
95.02
91.05
90.68
94.71
87.86
93.55
77.85
76.71
92.94
89.77
92.70
90.82
91.44
90.98
83.02
92.21

1.800
263.313

1.999
290.793

90.05
90.55

Sumber : Diknas Kab. Sumbawa Tahun 2010, diolah

Angka melek huruf Kabupaten Sumbawa hingga tahun 2010 adalah 90,55% (jumlah buta
aksara 27.480). Kondisi seperti pada tabel tersebut menunjukkan bahwa hingga pada tahun 2010 di
Kabupaten Sumbawa masih terdapat sebanyak 9,5% penduduk usia 15 tahun ke atas dalam keadaan
belum dapat membaca dan menulis. Angka tersebut masih separuh dari target nasional yang
menetapkan angka buta aksara dibawah 5%. Dengan demikian, maka penuntasan buta aksara
menjadi upaya penting dan ditargetkan penuntasannya tahun 2011, dengan tetap memperhitungkan
peluang pertumbuhan penduduk pada tahun-tahun berikutnya.

II - 16

2.2.2.2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah


Rata-rata lama sekolah menunjukkan kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang
pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki dan pendidikan yang ditamatkan. Berikut
data rata-rata lama sekolah Kabupaten Sumbawa pada masing-masing jenjang pendidikan selama
rentang waktu 2006 2010.
Tabel 2.16.
Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Sumbawa (2006 2010)
No

Jenjang Pendidikan

2006

2007

2008

2009

2010

1
1

SD / MI

3
6.21

4
6.21

5
6.21

6
6.21

7
6.23

2
3

SMP / MTs
SMA / MA / SMK

3.01
3.15

3.00
3.01

3.00
3.00

3.00
3.00

3.01
3.01

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

Dari data tersebut, SD/MI adalah jenjang pendidikan yang relatif lebih lama rata-rata waktu
yang dibutuhkan. Tahun 2005 sisa waktu untuk pendidikan SD/MI adalah 0,21 kemudian tahun
2010 meningkat menjadi 0,23. Jenjang pendidikan SMP / MTS rata-rata dapat ditempuh tepat
waktu 3 tahun (Tahun 2007, 2008 dan 2009), Tahun 2006 selisih waktu 0,1 begitu pula Tahun 2010
selisih 0,1 tahun.
2.2.2.3. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka partisipasi kasar (APK) menunjukkan persentase jumlah siswa pada jenjang
pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok usia sekolah. Kelompok usia sekolah
untuk tingkat PAUD (< 6 tahun), SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs (13-15 tahun) dan
SMA/MA/SMK (16-18 tahun). Indikator APK digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia
sekolah yang bersekolah disuatu jenjang pendidikan. Makin tinggi APK berarti makin banyak anak
usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia
sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Nilai APK bisa lebih besar dari 100%
karena adanya siswa di luar usia sekolah dan/atau penduduk usia sekolah dari daerah lain. APK
Kabupaten Sumbawa, rata-rata selama kurun waktu 2006 2010 untuk tingkat PAUD disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 2.17.
Angka Partisipasi Kasar PAUD Kab. Sumbawa (2006-2010)
No

Tahun

1
2
3
4
5

2006/2007
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011

APK
3

42,82
36,63
44,17
45,97
41,91

Sumber : Profil Pendidikan. Dinas Diknas Kab. Sumbawa (Beberapa Tahun Terbitan)

Selanjutnya rata-rata sepanjang tahun 2006-2010, APK SD 105,78, APK SMP/MTS 89,67
dan SMA/MA/SMK adalah 55,54, yang selengkapnya disajikan sebagai berikut.

II - 17

Tabel 2.18.
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Sumbawa (2006 2010)
No

Jenjang Pendidikan

2006

2007

2008

2009

2010

1
1
1.1
1.2

SD / MI
Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD / MI
Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun

54199
51432

53537
51479

53136
51594

53381
50468

53143
47982

1.3
2
2.1
2.2

APK SD / MI
SMP / MTs
Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP / MTs
Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun

105.38

104.00

102.99

105.77

110.76

21161
25318

21522
25604

22259
25863

22444
24889

21911
20969

2.3
3
3.1

APK SMP / MTs


SMA / MA / SMK
Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA / MA / SMK

83.58

84.06

86.07

90.18

104.49

13198

5541

14482

14365

15746

23320
56.60

24028
23.06

24274
59.66

22839
62.90

20857
75.50

3.2
Jumlah penduduk kelompok usia 16 - 18 tahun
3.3
APK SMA / MA / SMK
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

2.2.2.4. Angka Partisipasi Murni (APM)


Angka Partisipasi Murni (APM) pada masing-masing jenjang pendidikan menunjukkan
persentase jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk
kelompok usia sekolah. APM digunakan Untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang
bersekolah disuatu jenjang pendidikan. Makin tinggi APM berarti makin banyak anak usia sekolah
yang bersekolah disuatu daerah. APM Kabupaten Sumbawa tahun 2006-2010 menurut jenjang
pendidikan disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.19.
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kab. Sumbawa (2006-2010)
No
1
1
1.1
1.2

Jenjang Pendidikan
2
SD / MI
Jumlah siswa kelompok usia 7 - 12 tahun yang bersekolah di jenjang
pendidikan SD / MI
Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun

2006

2007

2008

2009

2010

54199

53537

53136

53381

53143

51432

51479

51594

50468

47982

APM SD / MI
SMP / MTs
Jumlah siswa kelompok usia 13 - 15 tahun yang bersekolah di jenjang
pendidikan SMP / MTs
Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun

90,04

91,10

90.81

91,75

96,80

21161

21522

22259

22444

21911

25318

25604

25863

24889

20969

APM SMP / MTs


SMA / MA / SMK
Jumlah siswa kelompok usia 16 - 18 tahun yang bersekolah di jenjang
pendidikan SMA / MA / SMK
3.2
Jumlah penduduk kelompok usia 16 - 18 tahun
3.3
APM SMA / MA / SMK
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa, diolah berbagai tahun

66,34

63,19

66.45

68,65

80,61

13198

5541

14482

14365

15746

23320
44,01

24028
44,61

24274
43.51

22839
45,94

20857
48,86

1.3
2
2.1
2.2
2.3
3
3.1

Pada tabel 2.19, diperoleh gambaran bahwa dari beberapa jenjang pendidikan di Kabupaten
Sumbawa, baru APM SD/MI yang saat ini telah memenuhi Standard Pelayanan Minimum bidang
pendidikan, yakni sebesar 96,80 dimana standard pelayanan minimum pendidikan jenjang SD/MI
adalah 95% penduduk kelompok usia 7 12 tahun bersekolah di SD/MI. Sedangkan APM
SMP/MTS dan SMA sederajat masih berada dibawah standard pelayanan minimum. SPM
SMP/MTS sesuai Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 129a/U/2004 adalah 90%,
dan untuk SMA sederajat adalah 60%. Capaian APM Kab. Sumbawa untuk SMP/MTS baru
mencapai 80,61, dan SMA sederajat adalah 48,86.

II - 18

2.2.2.5. Angka Kematian Bayi (AKB)


AKB menunjukkan jumlah bayi meninggal dalam usia kurang satu tahun tiap 1.000
kelahiran hidup dalam kurun satu tahun. Kematian bayi di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2005
tercatat sebanyak 31 kasus bayi lahir mati atau 0.42% dari jumlah kelahiran, dengan perincian
penyebab kematian sebagai berikut; aspexya: 13 Orang, BBLR : 11 Orang, Infeksi : 2 Orang, dan
mati dalam kandungan ada 5 Orang. Penyebab kematian bayi tertinggi adalah disebabkan oleh
aspexya.
Bila dibandingkan dengan angka kematian bayi pada tahun 2004 sebanyak 59 Orang maka
ada perubahan positif yaitu penurunan angka kematian bayi dan peningkatan derajat kesehatan
dalam penanganan ibu melahirkan serta Bayi lahir. Tahun 2007 angka kematian bayi adalah 9,26
per 1.000 kelahiran hidup (87 kasus), kemudian Tahun 2008 kembali terjadi penurunan derajat
kesehatan dalam penangan bayi lahir yang ditunjukkan oleh meningkatnya AKB menjadi 12,37.
Tahun 2009 tercatat angka kematian bayi adalah 6,36 (49 kasus) dengan jumlah kasus kematian
balita 21 kasus, sedangkan rata-rata NTB 54,5 dan 39,2. Perbandingan jumlah kematian bayi
Kabupaten/kota se-NTB terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.20.
Angka Kematian Bayi dan Balita Kabupaten/Kota se-NTB (2009)
No
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kabupaten/ Kota
2

Kota Mataram
Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Lombok Utara
Sumbawa Barat
Sumbawa
Bima
Dompu
Kota Bima
Jumlah

Kelahiran Bayi Usia: 0-1 Tahun


Lahir
Mati
Hidup

Kelahiran Balita Usia: 1-5 Tahun


Lahir
Mati
Hidup

Bedah/Cesar

7.921
11.841
17593
23.913
4.233
2.266
7.705
9.33
5.166
2.917
93.281

26
77
116
177
34
4
49
7
44
11
545

7.895
11.764
17.477
23.736
4.199
2.658
7.656
5.159
9.286
2.906
92.736

34.000
65.909
92.217
111.634
26.685
13.036
40.506
29.014
54.354
16.000
483.355

5
82
38
201
0
4
21
2
30
9
392

33.995
65.827
92.179
111.433
26.685
13.032
40.485
29.012
54.324
15.991
392

Sumber : Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (2009)

2.2.2.6. Angka Kematian Ibu (AKI)


AKI merupakan jumlah kematian Ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun
satu tahun. AKI Kabupaten Sumbawa tahun 2005 mencapai 136 dan pada Tahun 2010 menurun
menjadi 19. Jumlah kematian ibu terbesar di kecamatan Plampang ada 4 Orang dari jumlah
Kabupaten ada 19 Orang penyebab kematian dengan perincian sebagai berikut : Perdarahan 7
Orang, Lain-lain 6 Orang, Infeksi 3 Orang Partus Lama 1 Orang dan Eklampsia / Pre Eklampsia 2
Orang.
Dengan demikian penyebab kematian ibu karena perdarahan paling tinggi yaitu ada 7 orang.
Terjadi angka penurunan bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 dimana kematian ibu
berjumlah 17 Orang. Sementara pada tahun 2009 angka kematian ibu terlaporkan 12 orang yang
keseluruhannya merupakan kematian ibu bersalin, dengan kelahiran hidup sebanyak 7705, sehingga
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2009 sebesar 1,56. Adapun jumlah
kematian ibu terlaporkan rata-rata NTB 10,3 orang. Secara rinci disajikan pada tabel berikut.

II - 19

Tabel 2.21.
Jumlah Kematian Ibu Maternal Kabupaten/Kota se-NTB (2009)
Kabupaten/Kota

Ibu Hamil

1. Lombok Barat
2. Lombok Tengah
3. Lombok Timur
4. Sumbawa
5. Dompu
6. Bima
7. Sumbawa Barat
8. Lombok Utara
9. Kota Mataram
10. Kota Bima
Jumlah

Kematian Ibu Marternal


Ibu bersalin
Ibu nifas

Jumlah

4
2
2
4
12

5
13
15
12
6
4
6
8
69

9
4
1
4
4
22

18
13
15
12
4
9
4
10
14
4
103

Sumber : Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (2009)

2.2.2.7. Persentase Balita Gizi Buruk


Status gizi balita merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
masyarakat dan juga dapat menunjukkan kualitas fisik penduduk. Status gizi buruk tidak mengalami
perubahan dari tahun 2004 sebanyak 255 orang sama dengan tahun 2005 sebanyak 255 orang dan
yang mendapat perawatan sebanyak 194 orang atau 76.08 % dari jumlah balita yang berstatus gizi
buruk. Status gizi buruk pada tahun 2007 sebanyak 223 orang dan tahun 2008 sebanyak 204 orang.
Sedangkan tahun 2009 tercatatat jumlah balita gizi buruk 115 merupakan angka diatas rata-rata
NTB yang berjumlah 92,6. Secara lengkap penderita gizi buruk disajikan melalui tabel berikut.
Tabel 2.22.
Jumlah Balita Gizi Buruk Kabupaten/Kota Se-NTB (2009)
No

Kabupaten/ Kota

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kelahiran Balita Usia: 1-5 Tahun


Lahir

Kota Mataram
Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Lombok Utara
Sumbawa Barat
Sumbawa
Bima
Dompu
Kota Bima

Jumlah
Sumber : Statistik Provinsi NTB (Beberapa tahun terbitan)

Mati

Hidup

Gizi Buruk

34.000
65.909
92.217
111.634
26.685
13.036
40.506
29.014
54.354
16.000
483.355

5
82
38
201
0
4
21
2
30
9
392

33.995
65.827
92.179
111.433
26.685
13.032
40.485
29.012
54.324
15.991
392

48
156
75
307
58
7
115
43
86
31
926

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga


Pembangunan seni budaya di Kabupaten Sumbawa dilakukan dalam rangka melestarikan
dan mengembangkan seni budaya daerah serta mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya
daerah ditengah semakin derasnya arus informasi dan kebudayaan global, Pemerintah dan
masyarakat telah berkomitmen untuk menghidupkan kembali aktivitas yang berakar dari tradisi
lokal masyarakat Samawa. Salah satunya diwujudkan melalui dihidupkannya kembali Dewan
Kesenian Daerah Sumbawa (DKS) dan fasilitasi pembentukan Lembaga Adat Tana Samawa
(LATS) serta penobatan Sultan Muhammad Kaharuddin IV sebagai Sultan Sumbawa. Sultan dan
LATS diharapkan mampu menjadi pilar penting untuk menjaga dan menghidupkan tradisi adat dan
budaya tana Samawa yang tercermin dari semboyan adat bersendikan sara, sara bersendikan
kitabullah, dan saat ini hal tersebut mulai tergerus perkembangan dan perubahan jaman.
II - 20

2.2.3.1.

Rasio lembaga seni budaya per 10.000 penduduk

Rasio keberadaan lembaga seni budaya seperti group kesenian/sanggar seni, Pusat Latihan
Kesenian, Dewan Kesenian Daerah Sumbawa (DKS) dan Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) di
Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.23.
Rasio Lembaga Seni Budaya Per 10.000 Penduduk Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
Tahun
No
Lembaga Seni dan Budaya
2006
2007
2008
2009
2010
1

1
2
3
4
5
6

Grup Kesenian/Sanggar Seni


Pusat Latihan Kesenian
Dewan Kesenian Daerah
Lembaga Adat Tana Samawa(Kab dan Kec)
Jumlah lembaga
Jumlah penduduk
Rasio lembaga per 10000 penduduk

43
1
1
1
46
403.500
1,14

46
1
1
1
49
406.888
1,20

46
1
1
1
49
413.869
1.18

49
1
1
1
52
420.750
1,24

52
1
1
25
79
415.363
1,80

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)

Rendahnya jumlah lembaga seni budaya khususnya grup kesenian terdaftar sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 2.23, sehingga rasio lembaga seni budaya per 10000 penduduk menjadi
rendah dan ketersediaannya hanya 1-2 lembaga seni budaya dalam 10.000 penduduk diantaranya
disebabkan oleh masih minimnya tenaga pelatih seni, sarana dan prasarana pertunjukan kesenian.
Selain itu, masih kurangnya event kesenian dan budaya baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah maupun atas prakarsa masyarakat yang secara tidak langsung akan dapat menstimulasi
munculnya group-group kesenian baru. Meskipun demikian, kegiatan berkesenian yang dilakukan
secara perorangan masih tetap hidup di tengah-tengah masyarakat.
2.2.3.2. Rasio Klub dan Prasarana Olahraga
Dalam pembangunan olah raga ditengah minimnya kemampuan anggaran, pemerintah
daerah senantiasa terus berupaya meningkatkan prestasi pemuda dengan melakukan pembenahan
pada berbagai aspek, baik infrastruktur maupun suprastruktur. Selain itu, dilakukan pula fasilitasi
dan dukungan terhadap organisasi induk olah raga beserta organisasi cabang olah raga,
penyelenggaraan pertandingan olahraga antarsekolah, serta pertandingan olahraga antar klub serta
antar kecamatan. Berikut ini disajikan data fasilitas olahraga di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010,
sebagai berikut.
Tabel 2.24.
Rasio Klub dan Gedung Olahraga Per 10.000 Penduduk Kab. Sumbawa (2006-2010)
No

Uraian

1
3
4
5
7

Klub olahraga
Gedung olahraga
Jumlah penduduk
Rasio klub olahraga
Rasio gedung olahraga

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

637
5
403.500
15,79
0,12

665
5
406.888
16,34
0,12

674
6
413.869
16,29
0,14

674
6
420.750
16,02
0,14

674
7
415.363
16,23
0,17

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010) (Diolah)

Rasio klub olah raga pada tahun 2010 sebesar 16,23 menunjukkan bahwa tersedia sebanyak
16-17 klub tiap 10.000 penduduk, hanya tersedia sebanyak 0-1 gedung olahraga untuk setiap 10.000
penduduk. Untuk kondisi tersebut, di masa mendatang diperlukan peningkatan peran masyarakat
II - 21

dan dunia usaha disamping pemerintah daerah. Selanjutnya gambaran rasio lapangan olahraga per
10.000 penduduk di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.25.
Rasio Lapangan Olahraga Per 10.000 Penduduk Kab. Sumbawa (2006-2010)
No

Cabang Olahraga

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Lapangan sepak bola


Lapangan volley ball
Lapangan sepak takraw
Lapangan Bulu tangkis
Lapangan tenis
Lapangan atletik
Kolam renang
Lapangan basket
Jumlah Penduduk
Rasio per 10000 penduduk:
Lapangan sepak bola
Lapangan volley ball
Lapangan sepak takraw
Lapangan Bulu tangkis
Lapangan tenis
Lapangan atletik
Kolam renang
Lapangan basket

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010
7

53
102
23
68
19
17
4
27
403500

53
102
34
84
19
29
5
31
406888

53
102
56
113
23
49
6
34
413869

53
102
66
136
23
49
6
34
420750

53
102
66
138
23
49
6
34
415363

1.31
2.53
0.57
1.69
0.47
0.42
0.10
0.67

1.30
2.51
0.84
2.06
0.47
0.71
0.12
0.76

1.28
2.46
1.35
2.73
0.56
1.18
0.14
0.82

1.26
2.42
1.57
3.23
0.55
1.16
0.14
0.81

1.28
2.46
1.59
3.32
0.55
1.18
0.14
0.82

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010) (Diolah)

Data tersebut pada table di atas menunjukkan bahwa adanya kecenderungan peningkatan
rasio lapangan olah raga per 10.000 penduduk di Kabupaten Sumbawa setiap tahunnya, meskipun
secara umum rasio tersebut sangat rendah. Ini berarti bahwa masih diperlukan peningkatan
ketersediaan lapangan olahraga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka
mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.
Demikian pula dengan ketersediaan gedung olahraga, yang secara rinci disajikan menurut
kecamatan pada tahun 2010.
Tabel 2.26.
Rasio Gedung Olahraga Per 10.000 Penduduk Menurut Kecamatan di Kab. Sumbawa (2010)
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Lunyuk
Orong Telu
Alas
Alas Barat
Buer
Utan
Rhee
Batulanteh
Sumbawa
Labuhan Badas
Unter Iwes
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyu Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lape
Lopok
Plampang
Labangka

Jumlah Penduduk (jiwa)

Jumlah Gedung Olag


Raga (Unit)

18123
4530
27993
18425
13408
28828
6908
10127
56649
28870
18108
22238
9023
19871
5017
6286
2767
16131
17550
27813
10148

Rasio per 10000


Penduduk
5

0
0
1
0
0
0
0
0
2
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0,36
0
0
0
0
0
0,35
0,35
0
0,45
0
0
0
0
0
0
0
0
0

II - 22

No

Kecamatan

22
23
24

Jumlah Penduduk (jiwa)

Jumlah Gedung Olag


Raga (Unit)

Maronge
Empang
Tarano
Jumlah

9767
21580
15203
415363

Rasio per 10000


Penduduk
5

0
1
1

0
0,46
0,66
0,17

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010) (Diolah)

Fakta yang disajikan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa hanya tersedia 0-1 unit
gedung olah raga di Kabupaten Sumbawa setiap 10.000 penduduk.
2.3.

Aspek Pelayanan Umum Pemerintahan Daerah

2.3.1. Urusan Wajib


Urusan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan wajib
pemerintah kabupaten sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebanyak 26 urusan.
2.3.1.1. Pendidikan
Urusan wajib pendidikan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten adalah dari
pendidikan pra sekolah hingga pendidikan menengah. Gambaran kinerja layanan urusan wajib
pendidikan yang selama ini telah diselenggarakan di Kabupaten Sumbawa secara lebih rinci sebagai
berikut.
a. Pendidikan Dasar
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Angka partisipasi sekolah pada berbagai jenjang pendidikan menunjukkan proporsi
penduduk usia tertentu dan sesuai dengan usia sekolah yang bersekolah pada jenjang tersebut. APS
digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan, yang dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada
umur tertentu. Untuk melihat angka pasrtisipasi sekolah di Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu
indikator dalam mengukur keberhasilan wajib belajar 9 tahun, maka disajikan angka pasrtisipasi
sekolah pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs pada table berikut.
Tabel 2.27.
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kab. Sumbawa (2006 2010)
No

Jenjang Pendidikan

1
1.1
1.2
1.3
2
2.1
2.2
2.3

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

46311
51432
90,04

46895
51479
91,09

46852
51594
90,81

46302
50468
91,75

46382
47982
96,67

16797
25318
66,34

16180
25604
63,19

17187
25863
66,45

17087
24889
68,65

16893
20969
80,56

SD / MI
Jumlah murid usia 7 - 12 th
Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun
APS
SMP / MTs
Jumlah murid usia 13 - 15 th
Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 thn
APS

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

Tabel 2.27 menunjukkan bahwa kinerja pembangunan pendidikan khususnya dalam


program wajib belajar 9 tahun di Kabupaten Sumbawa dalam kurun waktu 2006-2010 dari tahun ke
tahun semakin meningkat untuk setiap jenjang. Hal ini berarti bahwa proporsi masyarakat usia
sekolah yang memanfaatkan fasilitas layanan pendidikan serta sebagai gambaran partisipasi
masyarakat dalam mensukseskan program tersebut semakin meningkat. Lebih rendahnya angka
partisipasi sekolah pada jenjang SMP/MTs dibandingkan dengan jenjang SD/MI antara lain
II - 23

disebabkan oleh masih adanya kasus putus sekolah, atau dapat juga sebagai akibat terjadinya
perpindahan anak didik untuk melanjutkan pendidikannya ke daerah lain.
2. Rasio Ketersediaan Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah jenjang tertentu per 10000 jumlah
penduduk usia pendidikan tertentu yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Rasio ini
mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pada jenjang pendidikan
tersebut. Rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Sumbawa tahun 2006-2010 untuk jenjang SD/MI
dan SMP/MTs disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.28.
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kab. Sumbawa (2006 2010)
No

Jenjang Pendidikan

1
1.1
1.2
1.3
2
2.1
2.2
2.3

SD / MI
Jumlah gedung sekolah
Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun
Rasio
SMP / MTs
Jumlah gedung sekolah
Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun
Rasio

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

357
51432
69.41

361
51479
70.13

362
51594
70.16

362
50468
71.73

379
47982
78.99

80
25318
31.60

91
25604
35.54

96
25863
37.12

104
24889
41.79

107
20969
51.03

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

Tabel 2.28 menggambarkan bahwa ketersediaan sekolah baik pada jenjang SD/MI maupun
SMP/MTs di Kabupaten Sumbawa dari tahun ke tahun menunjukkan rasio yang semakin tinggi.
Selanjutnya untuk ketersediaan sekolah di setiap kecamatan disajikan pada table berikut.
Tabel 2.29.
Ketersediaan Gedung Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa (2010)
SD / MI
No
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Kecamatan
2

Lunyuk
Alas
Utan
Batu lanteh
Sumbawa
Moyo hilir
Moyo hulu
Ropang
Lape
Plampang
Empang
Lab. Badas
Alas barat
Labangka
Rhee
Buer
Moyo utara
Maronge
Tarano
Lopok
Lenangguar

Jumlah
Gedung
Sekolah

Jml Pddk usia


7-12 thn

Rasio

Jumlah
Gedung
Sekolah

SMP / MTs
Jml Pddk
usia 13-15
thn

Rasio

20
20
23
18
27
26
22
7
15
25
19
22
16
7
6
11
12
6
19
17
10

2018
3715
3481
1501
5420
2357
2169
565
1836
3140
2468
3127
2459
1137
889
1952
1011
1227
1765
1982
631

99.11
53.84
66.07
119.92
49.82
110.31
101.43
123.89
81.70
79.62
76.99
70.35
65.07
61.57
67.49
56.35
118.69
48.90
107.65
85.77
158.48

5
5
6
6
7
6
7
1
5
8
5
9
3
4
2
4
3
2
4
4
3

758
1668
1501
575
2882
1101
908
254
725
1309
1110
1373
1130
495
334
825
463
462
735
702
283

65.96
29.98
39.97
104.35
24.29
54.50
77.09
39.37
68.97
61.12
45.05
65.55
26.55
80.81
59.88
48.48
64.79
43.29
54.42
56.98
106.01

II - 24

SD / MI
No

Jumlah
Gedung
Sekolah

Kecamatan

22
23
24

Orong telu
Unter iwis
Lantung
Jumlah

Jml Pddk usia


7-12 thn

Jumlah
Gedung
Sekolah

Rasio

SMP / MTs
Jml Pddk
usia 13-15
thn

Rasio

11
17
3
379

819
2042
271
47.982

134.31
83.25

2
6
0
107

284
980
112
20.969

70.42
61.22
0.00
51.03

78.99

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

3. Rasio guru/murid
Rasio guru/murid disebut juga sebagai rasio guru per sepuluh ribu siswa (R-G/S)
menunjukkan jumlah guru yang tersedia untuk setiap sepuluh ribu siswa pada jenjang pendidikan
tertentu. Angka tersebut diperlukan untuk mengetahui rata-rata ketersediaan guru yang dapat
melayani siswa disuatu sekolah. Untuk Kabupaten Sumbawa, disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.30.
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Kab. Sumbawa (2006 2010)
No

Tahun

Jenjang Pendidikan

2006

2007

2008

2009

2010

4412
53292
827.89

4404
54092
814.17

5078
53391
951.10

4839
53381
906.50

4999
53143
940.67

1629
21161
769.81

1727
21587
800.02

1881
22259
845.05

1894
22444
843.88

2016
21911
920.09

1
1.1
1.2
1.3
2
2.1
2.2
2.3

SD / MI
Jumlah Guru
Jumlah murid
Rasio
SMP / MTs
Jumlah guru
Jumlah murid
Rasio

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

Tabel 2.30 menggambarkan bahwa terjadi peningkatan rasio guru/murid di setiap jenjang
pendidikan di Kabupaten Sumbawa. Kondisi ini berarti bahwa beban guru untuk melayani siswa di
suatu sekolah semakin besar. Selanjutnya untuk setiap kecamatan disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.31.
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Kecamatan

Jumlah
Guru

SD / MI
Jumlah
Murid

Rasio

Jumlah
Guru

SMP / MTs
Jumlah
Murid

Rasio

Lunyuk

235

2,611

90.00

89

1,260

706.35

Alas

262

3,754

69.79

98

1,557

629.42

Utan

298

3,895

76.51

131

1,421

921.89

4
5
6
7
8
9
10
11
12

Batu lanteh
Sumbawa
Moyo hilir
Moyo hulu
Ropang
Lape
Plampang
Empang
Labuhan badas

190
484
345
260
70
187
301
325
351

1,590
6,474
2,577
2,242
567
2,067
3,846
2,859
3,742

119.50
74.76
133.88
115.97
123.46
90.47
78.26
113.68
93.80

53
236
134
106
11
95
152
130
139

368
3,083
1,080
1,021
121
1,162
1,425
1,589
1,742

1440.22
765.49
1240.74
1038.20
909.09
817.56
1066.67
818.12
797.93

II - 25

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Alas barat
Labangka
Rhee
Buer
Moyo utara
Maronge
Tarano
Lopok
Lenangguar
Orong telu
Unter iwis
Lantung
Jumlah

277
73
56
122
157
76
225
225
92
82
274
32
4,999

2,433
1,515
1,082
1,749
1,160
1,263
2,108
2,035
650
668
1,941
315
53,143

113.85
48.18
51.76
69.75
135.34
60.17
106.74
110.57
141.54
122.75
141.16
101.59
94.07

136
67
19
70
53
36
63
56
38
5
99
0
2,016

896
475
259
770
532
502
662
683
294
57
952
0
21,911

1517.86
1410.53
733.59
909.09
996.24
717.13
951.66
819.91
1292.52
877.19
1039.92
0
920.09

Sumber : Diknas Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

4. Kualifikasi Guru
Kondisi SDM guru di Kabupaten Sumbawa berdasarkan jenjang pendidikan formalnya
dalam periode tahun 2006-2010 sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.32.
Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Berdasarkan Jenjang Pendididkan
Di Kabupaten Sumbawa (2006 2010)
No

Jenjang Pendidikan

1
1
1.1
1.2
2
2.1
2.2

2
SD/MI
S1 Keguruan
S1 Non Keguruan
SMP/MTs
S1 Keguruan
S1 Non Keguruan

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

366
0

357
0

366
0

1117
0

1140
0

863
116

961
131

863
116

1409
96

1555
90

Sumber : Diknas Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

Kondisi SDM guru di Kabupaten Sumbawa berdasarkan jenjang pendidikan formalnya


dalam periode tahun 2006-2010 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.29, menunjukkan bahwa
dari 4999 orang guru di tingkat SD/MI pada tahun 2010, hanya 1140 orang berkualifikasi
pendidikan S1 keguruan. Pada jenjang SMP/MTs terdapat sebanyak 1645 orang guru berjenjang
pendidikan S1, diantaranya 1555 orang S1 keguruan dan 90 orang S1 non keguruan, sementara
jumlah guru SMP/MTs pada tahun 2010 mencapai 2016 orang. Demikian pula guru di jenjang
SMA/MA/SMK.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah ketersediaan guru berpendidikan S1 pada
masing-masing jenjang pendidikan menunjukkan peningkatan namun masih ditemukan guru-guru
yang belum memenuhi kualifikasi S1.
5. Angka Putus Sekolah (Drop Out)
Angka drop out menunjukkan jumlah siswa yang putus sekolah sebelum lulus pada jenjang
pendidikan tertentu untuk setiap 1000 siswa di suatu daerah. Makin kecil nilainya makin baik
berarti putus sekolah makin kecil. Nilai ideal = 0, berarti tidak ada siswa yang putus sekolah. Angka
putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar di Kabupaten Sumbawa tahun 2006-2010 disajikan
sebagai berikut.

II - 26

Tabel 2.33.
Angka Putus Sekolah (Drop Out) Pada Jenjang Pendidikan Dasar
di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Jenjang Pendidikan

1
1
1.1
1.2
2
2.1
2.2

2
SD/MI
Angka
Persen (%)
SMP/MTs
Angka
Persen (%)

Tahun
2008

2006

2007

2009

2010

98
0,18

37
0.07

39
0.07

74
0.14

63
0.12

201
1.00

208
0.98

113
0.52

283
1.32

123
0.55

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Sumbawa (Beberapa Tahun Terbitan)

Dari tabel 2.33 menunjukkan bahwa angka putus sekolah pada jenjang SD/MI masih lebih
rendah dibandingkan dengan jenjang SMP/MTs.
6. Tingkat Kerusakan Kelas
Pada tahun 2009, dari ruang kelas yang ada di Kabupaten Sumbawa, diantaranya 68,01%
adalah ruang kelas SD/MI, 22,11% ruang kelas SMP/MTs. Kondisi ruang kelas yang dikategorikan
sebagai ruang kelas rusak berat untuk tingkat SD/MI sebesar 9,48%, SMP/MTs sebesar 5,8% dari
total ruang kelas di Kabupaten Sumbawa. Pada tahun 2010, dari 2031 unit ruang kelas SD
sederajat,, 1.511 (74,39%) kondisi baik, 371 (18,26%) rusak ringan dan 149 (7,33%) dalam keadaan
rusak berat. Adapun ruang kelas SMP sederajat, dari 716 ruang kelas, dalam kondisi baik 568
(79,33%), rusak ringan 123 (17,18%), dan rusak berat 25 (3,49%).
b. Pendidikan Menengah
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Angka partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan menengah menunjukkan proporsi
penduduk usia 16-18 tahun yang bersekolah pada jenjang pendidikan menengah. APS digunakan
untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia 16-18 tahun yang sudah dapat memanfaatkan
fasilitas pendidikan, yang dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada usia tersebut. Untuk
melihat angka pasrtisipasi sekolah pada jenjang pendidikan menengah di Kabupaten Sumbawa
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.34.
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA/SMK Kab. Sumbawa
(2006 2010)
No

Jenjang Pendidikan

1.1
1.2
1.3

Jumlah murid usia 16 - 18 th


Jumlah penduduk kelompok usia 16 - 18 tahun
APS

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

12846
23320
55,09

14219
24028
59,18

14482
24275
59,66

14351
22840
62,83

15114
20857
72,46

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

Selanjutnya untuk melihat angka partisipasi sekolah jenjang pendidikan menengah


(SMA/MA/SMK) pada setiap kecamatan pada tahun 2010 disajikan sebagai berikut.

II - 27

Tabel 2.35.
APS SMA/MA/SMK Menurut Kecamatan di Kab. Sumbawa (2010)
No
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kecamatan

Jumlah
Penduduk usia 16-18
tahun

Murid usia 16 - 18
tahun

Lunyuk
Alas
Utan
Batu lanteh
Sumbawa
Moyo hilir
Moyo hulu
Ropang
Lape
Plampang
Empang
Labuhan badas
Alas barat
Labangka
Rhee
Buer
Moyo utara
Maronge
Tarano
Lopok
Lenangguar
Orong telu
Unter iwis
Lantung
Jumlah

APS

550
1693
606
61
4857
312
416
0
760
930
995
390
567
222
0
211
300
0
270
351
148
105
1370
0
15114

736
1588
1312
453
3606
1011
864
261
731
1241
1126
1495
1084
452
315
707
430
448
742
598
291
266
996
104
20857

74.73
106.61
46.19
13.47
134.69
30.86
48.15
0.00
103.97
74.94
88.37
26.09
52.31
49.12
0.00
29.84
69.77
0.00
36.39
58.70
50.86
39.47
137.55
0.00
72.46

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional (Beberapa tahun terbitan)

Berdasarkan data pada Tabel 2.35, maka penduduk usia 16-18 tahun yang banyak dapat
memanfaatkan fasilitas layanan pendidikan SMA/MA/SMK di Kabupaten Sumbawa secara
berturut-turut adalah di Kecamatan Unter Iwes, Sumbawa, Alas, dan Lape. Sedangkan angka
terendah adalah di Kecamatan Lantung, Rhee, dan Ropang.
2. Rasio Ketersediaan Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah pada jenjang SMA/MA/SMK adalah jumlah sekolah jenjang
SMA/MA/SMK per 10000 jumlah penduduk usia 16-18 tahun. Rasio ini mengindikasikan
kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pada jenjang pendidikan tersebut. Rasio
ketersediaan sekolah jenjang SMA/MA/SMK di Kabupaten Sumbawa tahun 2006-2010 disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.36.
Rasio Ketersediaan Sekolah SMA/MA/SMK di Kab. Sumbawa (2006 2010)
No

Jenjang Pendidikan

1
2

Jumlah gedung sekolah


Jumlah penduduk kelompok usia 16 - 18 tahun
Rasio

2006

2007

Tahun
2008

2009

36
23,320
15.44

40
24,028
16.65

44
24,275
18.13

43
22,839
18.83

47
20,857
22.53

2010

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

Pada Tabel 2.36 terlihat bahwa rasio ketersediaan sekolah jenjang pendidikan menengah di
Kabupaten Sumbawa menunjukkan peningkatan. Hal ini berarti bahwa kemampuan sekolah
menampung siswa semakin meningkat dari tahun ketahun. Selanjutnya gambaran ketersediaan
II - 28

gedung sekolah jenjang pendidikan menengah di masing-masing kecamatan disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 2.37.
Ketersediaan Gedung Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Menurut Kecamatan Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Kecamatan

Jumlah Gedung
Sekolah

SMA / MA / SMK
Jml penduduk usia
16-18 tahun

3
4
3
1
11
2
2
0
1
3
3
2
2
1
0
1
1
0
1
1
1
1
3
0
47

736
1588
1312
453
3606
1011
864
261
731
1241
1126
1495
1084
452
315
707
430
448
742
598
291
266
996
104
20,857

40.76
25.19
22.87
22.08
30.50
19.78
23.15
0.00
13.68
24.17
26.64
13.38
18.45
22.12
0.00
14.14
23.26
0.00
13.48
16.72
34.36
37.59
30.12
0.00
22.53

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Lunyuk
Alas
Utan
Batu lanteh
Sumbawa
Moyo hilir
Moyo hulu
Ropang
Lape
Plampang
Empang
Lab. Badas
Alas barat
Labangka
Rhee
Buer
Moyo utara
Maronge
Tarano
Lopok
Lenangguar
Orong telu
Unter iwis
Lantung
Jumlah

Rasio

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

3. Rasio guru terhadap murid


Rasio guru/murid disebut juga sebagai rasio guru per sepuluh ribu siswa (R-G/S)
menunjukkan jumlah guru yang tersedia untuk setiap sepuluh ribu siswa pada jenjang pendidikan
tertentu. Angka tersebut diperlukan untuk mengetahui rata-rata ketersediaan guru yang dapat
melayani siswa disuatu sekolah. Untuk Kabupaten Sumbawa, disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.38.
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pend. Menengah Di Kab Sumbawa (2006 2010)
No

Jenjang Pendidikan

1
1
2
3

2
Jumlah guru
Jumlah murid
Rasio

2006
3
1038
13198
786.48

2007
4
1129
14183
796.02

Tahun
2008
5
1288
14482
889.38

2009
6
1304
14365
907.76

2010
7
1446
15114
956.73

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

Tabel 2.38 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rasio guru/murid pada jenjang
pendidikan menengah di Kabupaten Sumbawa. Kondisi ini berarti bahwa beban guru untuk
melayani siswa di suatu sekolah semakin besar.
II - 29

4. Kualifikasi Guru
Kondisi SDM guru di Kabupaten Sumbawa berdasarkan jenjang pendidikan formalnya
dalam periode tahun 2006-2010 sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.39.
Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Jenjang Pendididkan SMA/MA/SMK
Di Kabupaten Sumbawa (2006 2010)
No

Uraian

1
2

S1 Keguruan
S1 Non Keguruan

2006

2007

Tahun
2008

2009

756
123

750
162

756
123

1,003
124

1,200
112

2010

Sumber : Diknas Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun

Kondisi SDM guru di Kabupaten Sumbawa pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK dalam
periode tahun 2006-2010 sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa masih
terdapat guru dari latar belakang non pendidikan sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut.
5. Angka Putus Sekolah (Drop Out)
Angka drop out (angka putus sekolah) pada jenjang pendidikan menengah di Kabupaten
Sumbawa tahun 2006-2010 disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.40.
Angka Putus Sekolah (Drop Out) Pada Jenjang Pendidikan Menengah
di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Jenjang Pendidikan

1
2

Jumlah
Persen (%)

Tahun
2008

2006

2007

2009
6

2010
7

25
0.21

220
1.89

22
0.15

261
1.80

235
1.64

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Sumbawa (Beberapa Tahun Terbitan)

Dari tabel 2.40 menunjukkan bahwa angka putus sekolah pada jenjang pendidikan
menengah masih cukup tinggi.
6. Tingkat Kerusakan Kelas
Pada tahun 2009 jumlah sekolah di Kabupaten Sumbawa secara keseluruhan pada semua
jenjang pendidikan sebanyak 671 sekolah dengan jumlah ruang kelas milik (RKM) sebanyak 3.127
ruang kelas, dengan rincian 2.333 (74,61%) dalam kondisi baik, 537 (17,17%) dalam kondisi rusak
ringan, 257 (8,22%) dalam kondisi rusak berat. Dari ruang kelas yang ada di Kabupaten Sumbawa,
diantaranya 9,89% adalah ruang kelas SMA/MA/SMK. Pada tahun 2010, tingkat kerusakan ruang
kelas SMA sederajat tidak terlalu tinggi. Dari 355 unit ruang kelas, dalam kondisi baik 325
(91,54%), rusak ringan 27 (7,61%) dan rusak berat 3 (0,84%).
2.3.1.2. Kesehatan
Pembangunan urusan kesehatan di Kabupaten Sumbawa hingga saat ini sudah menunjukkan
perkembangan dari tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, dapat dilihat kondisi sarana
kesehatan pada Tahun 2005, Posyandu berjumlah 513 buah, Puskesmas 15 Unit, Puskesmas
Pembantu 83 Unit, Puskesmas Keliling ada 16 Unit, jumlah Polindes ada 56, Rumah Bersalin
Swasta 2 Buah, balai Pengobatan/Klinik 2 Buah, Apotek 12 Buah, dan Toko Obat 17 Buah. Sejak
Tahun 2009 hingga saat ini, di Kabupaten Sumbawa sudah dibangun Rumah Sakit Propinsi NTB
Rujukan Pulau Sumbawa. Perkembangan akses ini mutlak diperlukan, mengingat jumlah penduduk
dari tahun ke tahun yang terus bertambah.

II - 30

a. Rasio Sarana Kesehatan


Aksesibilitas terhadap sarana kesehatan dapat dilihat rasionya terhadap jumlah penduduk.
Untuk melihat perbandingan rasio sarana kesehatan Kabupaten Sumbawa dan Provinsi NTB,
berikut disajikan data tahun 2009 pada tabel berikut.
Tabel 2.41.
Jumlah dan Rasio Sarana Kesehatan Kab. Sumbawa dan Prov. NTB (2009)
Jumlah (unit)

Sarana Kesehatan
1

Puskesmas
Pustu
Polindes
Posyandu

Rasio (1:x)

KS

NTB

KS

NTB
5

24
95
37
606

147
534
565
5.881

17.531
4.429
12.021
694

30.163
8.303
7.848
754

Sumber: data Dinas Kesehatan kab. Sumbawa, 2010

Selanjutnya mengenai distribusi pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Sumbawa


untuk tahun 2010 disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.42.
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Menurut Kecamatan (2010)
No

Kecamatan

Jumlah
Penduduk

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Lunyuk
Orong Telu
Alas
Alas Barat
Buer
Utan
Rhee
Batulanteh
Sumbawa
Labuhan Badas
Unter Iwis
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyo Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lape
Lopok
Plampang
Labangka
Maronge
Empang
Tarano
Kabupaten

18,123
4,530
27,993
18,425
13,408
28,828
6,908
10,127
56,649
28,870
18,108
22,238
9,023
19,871
5,017
6,286
2,767
16,131
17,550
27,813
10,148
9,767
21,580
15,203
415,363

Puskesmas
Jumlah
Rasio
4

1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25

Poliklinik
Jumlah
Rasio
6

0.06
0.22
0.04
0.05
0.07
0.03
0.14
0.10
0.04
0.03
0.06
0.04
0.11
0.05
0.20
0.16
0.36
0.06
0.06
0.04
0.10
0.10
0.05
0.07
0.06

0.018

0.0024

Pustu
Jumlah

Rasio

5
2
2
4
1
4
1
5
0
7
6
6
4
9
2
3
2
4
3
7
5
4
6
6
97

0.28
0.44
0.07
0.22
0.07
0.14
0.14
0.49
0.24
0.28
0.27
0.33
0.45
0.40
0.48
0.72
0.19
0.11
0.25
0.49
0.31
0.23
0.39
0.22

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (2010)

b. Rasio pos pelayanan terpadu (Posyandu) per satuan balita


Posyandu sebagai tempat pelayanan kesehatan untuk balita di Kabupaten Sumbawa sejak
beberapa tahun yang lalu sudah menunjukkan kiprahnya. Di Kabupaten Sumbawa, Posyandu tetap
aktif dan berusaha memberikan layanan terbaik serta terdekat dengan masyarakat. Kondisi terakhir
II - 31

jumlah Posyandu di masing-masing kecamatan di Kabupaten Sumbawa menurut stratanya disajikan


sebagai berikut.
Tabel 2.43.
Jumlah Dan Persentase Posyandu Menurut Strata dan Kecamatan
di Kabupaten Sumbawa (2010)
Kriteria Posyandu
NO
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kecamatan

Pratama

Tarano
Empang
Plampang
Labangka
Maronge
Lape
Lopok
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyo Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lunyuk
Orong Telu
Batu Lanteh
Unter Iwes
Sumbawa
Lab. Badas
Rhee
Utan
Buer
Alas
Alas Barat
Jumlah

Madya

Purnama

Mandiri

%
Posyandu
Aktif

15
9
3
10
1
0
2
4
1
4
0
8
5
6
13
0
0
22
2
0
15
0
9
1
130

10
12
33
6
5
16
20
6
2
14
0
5
0
15
0
8
17
31
35
7
35
7
21
11
316

1
12
2
0
7
9
4
26
13
13
8
0
0
3
0
8
10
3
2
4
0
9
2
13
149

0
2
0
0
0
0
0
1
1
5
0
0
0
0
0
1
4
2
0
5
0
4
0
4
29

3.85
53.85
7.69
26.92
34.62
15.38
103.85
53.85
69.23
30.77
11.54
34.62
53.85
19.23
7.69
34.62
6.25
58.62
100

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa (2010)

Selanjutnya mengenai rasio jumlah Posyandu dan balita terlayani di Kabupaten Sumbawa
sepanjang tahun 2007-2010 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.44.
Jumlah Posyandu dan Balita di Kab. Sumbawa (2007-2010)
No

Uraian

1.
2.
3.

Jumlah Posyandu
Jumlah Balita
Rasio

Tahun
2007

2008

2009

2010
6

580
46.831
12,38

610
42.780
14,27

624
49.319
12,65

624
55.388
11,27

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Adapun sebaran Posyandu dan jumlah balita menurut kecamatan di Kabupaten Sumbawa
disajikan sebagai berikut.

II - 32

Tabel 2.45.
Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan di Kab. Sumbawa (2010)
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Jumlah Posyandu

Jumlah Balita

Lunyuk
Orong Telu
Alas
Alas Barat
Buer
Utan
Rhee
Batulanteh
Sumbawa
Labuhan Badas
Unter Iwis
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyo Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lape
Lopok
Plampang
Labangka
Maronge
Empang
Tarano
Kabupaten

Rasio

24
13
32
29
20
50
16
17
58
39
31
37
17
36
8
13
4
25
26
38
17
13
35
26
624

2,148
537
3,317
2,183
1,589
3,416
819
1,200
6,713
3,421
2,146
2,635
1,069
2,355
595
745
328
1,912
2,080
3,296
1,203
1,157
2,557
1,802
49,221

11.18
24.22
9.65
13.28
12.59
14.64
19.55
14.17
8.64
11.40
14.45
14.04
15.90
15.29
13.46
17.45
12.20
13.08
12.50
11.53
14.14
11.23
13.69
14.43
12.68

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

c. Ketersediaan Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu)


Ketersediaan Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu di tengah-tengah masyarakat
terutama Kabupaten Sumbawa yang secara topografis memiliki wilayah berbukit dan luas dengan
kepadatan penduduk masih tergolong jarang dengan akses prasarana transportasi belum memadai
memang sangat dibutuhkan masyarakat. Hingga saat ini perkembangan ketersediaan sarana layanan
kesehatan tersebut memang belum dapat mengalahkan laju pertumbuhan penduduk, sehingga
rasionya selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini digambarkan pada tabel berikut.
Tabel 2.46.
Jumlah Puskesmas, Pustu dan Poliklinik Di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Uraian

1
2
3
4
5
6
7
8

Jumlah Puskesmas
Jumlah Poliklinik
Jumlah Pustu
Jumlah
Jumlah Penduduk
Rasio Puskesmas per satuan Pendduk
Rasio Poliklinik per satuan Penduduk
Rasio Pustu per satuan penduduk
Rasio puskesmas, poliklinik dan pustu
per satuan penduduk

2006

2007

Tahun
2008
5

2009

2010

20
92
112
403,500
0.05
0.23

22
92
114
406,888
0.05
0.23

23
92
115
413,869
0.06
1.00
0.22

24
37
95
156
420,750
0.06
1.00
0.22

25
37
97
159
415,363
0.06
1.00
0.22

2.78

2.80

2.78

3.71

3.83

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

II - 33

Memperhatikan data yang tersaji pada Tabel 2.46 menunjukkan bahwa Poskesdes maupun
Pustu meskipun sudah berkontibusi dalam membuka akses layanan kesehatan, namun
ketersediaannya belum dapat merata di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa.
d. Rasio Dokter Per Satuan Penduduk
Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat
diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar
sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk atau 4
orang dokter melayani 10.000 penduduk. Sebagai gambaran ketersedian dokter di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.47.
Jumlah Dokter dan Penduduk di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Uraian

1
1
2

2
Jumlah Dokter
Jumlah Penduduk
Rasio

2006
3

2007
4

47
403,500
1.16

53
406,888
1.30

Tahun
2008
5

2009
6

69
413,869
1.67

86
420,750
2.04

2010
7

95
415,363
2.29

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (Diolah)

Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah dokter dari tahun
ke tahun di Kabupaten Sumbawa, namun bila memperhatikan rasio jumlah dokter terhadap
penduduk, hanya tertinggi di tahun 2010 yaitu mencapai 2,29. Hal ini berarti bahwa untuk melayani
setiap 10.000 penduduk di Kabupaten Sumbawa tersedia dokter sebanyak 2-3 orang. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga dokter masih sangat kurang. Secara lebih rinci
mengenai ketersediaan dokter pada masing-masing kecamatan disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.48.
Rasio Jumlah Dokter Menurut Kecamatan di Kabupaten SumbawaTahun 2010
No
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Kecamatan

Jumlah
Penduduk

Lunyuk
Orong Telu
Alas
Alas Barat
Buer
Utan
Rhee
Batulanteh
Sumbawa
Labuhan Badas
Unter Iwes
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyu Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lape
Lopok
Plampang
Labangka
Maronge

18123
4530
27993
18425
13408
28828
6908
10127
56649
28870
18108
22238
9023
19871
5017
6286
2767
16131
17550
27813
10148
9767

Dokter (termasuk PTT


dan tenaga sukarela)
Dikes
RSUD
4

3
2
3
4
2
2
1
4
7
3
3
2
1
1
1
1
3
3
1
4
5
3

28

Jumlah

Rasio

(7=6/3*10000)

3
2
3
4
2
2
1
4
35
3
3
2
1
1
1
1
3
3
1
4
5
3

1.66
4.42
1.07
2.17
1.49
0.69
1.45
3.95
6.18
1.04
1.66
0.90
1.11
0.50
1.99
1.59
10.84
1.86
0.57
1.44
4.93
3.07

II - 34

No

Kecamatan

Jumlah
Penduduk

23
24

Empang
Tarano
Kabupaten Sumbawa

Dokter (termasuk PTT


dan tenaga sukarela)
Dikes
RSUD
4

21580
15203
415363

Jumlah

Rasio

(7=6/3*10000)

5
3
67

5
3
95

28

2.32
1.97
2.29

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (2010) dan RSUD Kab. Sumbawa (2010)

Memperhatikan data pada tabel tersebut, terlihat bahwa ketersediaan jumlah dokter di
kecamatan-kecamatan belum dapat dikatakan merata, meskipun setiap kecamatan sudah tersedia
tenaga dokter, namun rasio ideal sebesar 4,0 belum terwujud.
e. Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk
Pelayanan kesehatan selain ditentukan oleh ketersediaan tenaga dokter juga dipengaruhi
oleh ketersediaan tenaga medis. Perkembangan rasio ketersediaan tenaga medis di Kabupaten
Sumbawa terhadap penduduk pada beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.49.
Rasio Tenaga Medis dan Paramedis per 1000 Penduduk
di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Uraian

1
2

Jumlah Tenaga Medis


paramedis
Jumlah Penduduk
Rasio per seribu penduduk

dan

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

559

639

679

778

789

403,500
1.38

406,888
1.57

413,869
1.64

420,750
1.85

415,363
1,90

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (2010) dan RSUD Kab. Sumbawa (2010)

Memperhatikan perkembangan rasio ketersediaan tenaga medis dan paramedis di Kabupaten


Sumbawa dalam beberapa tahun terakhir sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut, selalu terjadi
peningkatan meskipun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat pula
ketersediaan SDM dalam rangka mengoptimalkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di
Kabupaten Sumbawa. Selanjutnya mengenai ketersediaan tenaga medis dan paramedis menurut
kecamatan di Kabupaten Sumbawa untuk keadaan tahun 2010, sebagai berikut.
Tabel 2.50.
Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Sumbawa (2010)
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kecamatan
(2)

Lunyuk
Orong Telu
Alas
Alas Barat
Buer
Utan
Rhee
Batulanteh
Sumbawa
Labuhan Badas
Unter Iwes
Moyo Hilir

Jumlah
Penduduk

Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis


Dinas Kesehatan
RSUD
Jumlah

(3)

(4)

18123
4530
27993
18425
13408
28828
6908
10127
56649
28870
18108
22238

21
12
36
23
21
31
16
18
47
43
36
30

(5)

203

(6)

21
12
36
23
21
31
16
18
250
43
36
30

Rasio
(7=6/3*10000)

11.59
26.49
12.86
12.48
15.66
10.75
23.16
17.77
44,13
14.89
19.88
13.49

II - 35

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Moyo Utara
Moyu Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lape
Lopok
Plampang
Labangka
Maronge
Empang
Tarano
Jumlah

9023
19871
5017
6286
2767
16131
17550
27813
10148
9767
21580
15203
415363

19
27
15
15
15
24
20
29
21
20
29
18
586

19
27
15
15
15
24
20
29
21
20
29
18
789

203

21.06
13.59
29.90
23.86
54.21
14.88
11.40
10.43
20.69
20.48
13.44
11.84
19.00

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (2010) dan RSUD Kab. Sumbawa (2010)

Pada tahun 2010, secara umum rasio ketersediaan tenaga medis dan paramedis di Kabupaten
Sumbawa mencapai 19.00. Ini berarti bahwa tersedia 19 tenaga medis dan paramedis untuk
melayani setiap 10.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan rasio rata-rata per kecamatan pada
tahun 2010 yang mencapai 19,54, menunjukkan bahwa secara statistik rasio ketersediaan tenaga
medis dan paramedis pada masing-masing kecamatan sudah cukup merata. Adanya perbedaan
antarkecamatan dipandang tidak terlalu signifikan dan untuk kecamatan-kecamatan yang karena
kondisi geografis cukup sulit serta aksesibilitas yang rendah perlu mendapat perhatian di masa
mendatang. Langkah penting yang perlu dikembangkan adalah upaya untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat, selain upaya fasilitasi
yang menjadi kewajiban pemerintah daerah.
2.3.1.3. Lingkungan Hidup
a. Persentase Penduduk Berakses Air Bersih
Perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat juga sangat tergantung kepada
kemampuan layanan penyediaan air bersih ataupun tinggi rendahnya akses masyarakat untuk
memperoleh air bersih, disamping usaha yang secara sadar dilakukan oleh masyarakat atas inisiatif
sendiri. Secara umum kondisi terkini mengenai keluarga yang memperoleh akses air bersih di
Kabupaten Sumbawa menurut kecamatan disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.51.
Jumlah Keluarga Yang Memperoleh Akses Air Bersih Perkecamatan
Kabupaten Sumbawa (2010)

14

15

16

16

0,00
0,00
1,58
7,36
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,08
0,00
0,00
0,00
0,00
0,71
0,00
0,00
0,00

100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

Jumlah

lainnya

13

41,87
26,79
47,36
12,99
56,09
58,75
59,84
80,16
52,66
42,33
12,72
38,12
50,35
88,01
93,60

kemasan

12

1,01
1,49
0,22
0,00
0,00
0,41
0,82
3,68
5,17
6,99
0,00
0,12
0,00
0,00
0,00

pah

11

57,12
71,72
50,84
79,66
43,91
40,84
39,26
16,16
42,16
50,68
87,28
61,06
49,65
11,99
6,40

36
47
-

Sgl

10

1.383
1.885
2.274
639
1.1
2.463
2.575
1.386
1.276
2.204
393
850
574
1.46
203

579
505
1.077
83
617
1.447
1.541
1.111
672
933
50
324
289
1.285
190

spt

0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
6
0
0
0

14
28
5
10
21
51
66
154
1
-

ledeng

790
1352
1156
509
483
1006
1011
224
538
1117
343
519
285
175
13

jumlah

3.543
5.415
7.408
2.834
2.641
4.364
4.735
5.941
2.4
5.414
872
1.456
1.803
4.348
1.166

Lainnya

kemasan

% Akses Air Bersih

Pah

Tarano
Empang
Plampang
Labangka
Maronge
Lape
Lopok
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyo Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lunyuk
Orong Telu

sgl

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Kecamatan

Spt

NO

ledeng

Akses Air Bersih


Jumlah
Keluarga

II - 36

543
43,09
2.756 78,77
8.494 76.65
2.893 51,05
670
43,43
3.316 64,60
1.561 63,68
3.59
67,58
2.785 79,35
47.273 59,18

18,60
0,54
9.42
5,08
13,58
1,63
9,22
6,69
4,02
4,34

Jumlah

lainnya

kemasan

pah

Sgl

73
5
0
0
0
0
0
1
0
87

spt

1
1
2

ledeng

Lainnya

3
0
29
16
131

jumlah

kemasan

101
135
15
562
800
1182
147 1.239
91
272
54
1.12
144
423
240
923
112
463
2.054 17.022

% Akses Air Bersih

Pah

16 Batu Lanteh
2.77
234
17 Unter Iwes
4.766
2171
18 Sumbawa
13.052
6511
19 Lab. Badas
6.669
1477
20 Rhee
1.779
291
21 Utan
7.471
2142
22 Buer
3.818
994
23 Alas
7.279
2426
24 Alas Barat
5.267
2210
Jumlah (KAB/KOTA)
107.211
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa

Spt

Kecamatan

ledeng

NO

sgl

Akses Air Bersih


Jumlah
Keluarga

24,86 0,00 0,00 13,44 100


20,39 0,11 0,00 0,18 100
0.08
0
0.01
0
100
42,83 1,00 0,03 0,00 100
40,60 2,39 0,00 0,00 100
33,78 0,00 0,00 0,00 100
27,10 0,00 0,00 0,00 100
25,71 0,00 0,00 0,03 100
16,62 0,00 0,00 0,00 100
36,01 0,277 0,004 0,18 100

b. Sarana Dan Prasarana Persampahan


Masalah persampahan sebagai bagian dari permasalahan lingkungan hidup juga menjadi
fokus pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Dalam beberapa tahun
terakhir diupayakan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana seperti Tempat
Pembuangan Sampah (TPS). Pada tahun 2006 TPS berjumlah 25 unit dengan kapasitas tampung
rata-rata 10 ton, pada tahun 2007 jumlah TPS bertambah menjadi 46 unit dengan kapasitas tampung
rata-rata 18,40 ton, tahun 2008 menjadi 116 unit dengan kapasitas tampung rata-rata 46,40 ton, dan
tahun 2009 dengan 116 unit TPS dengan daya tampung menjadi 73,44 ton, demikian juga pada
tahun 2010. Jumlah daya tampung TPS di Kabupaten Sumbawa sebagai berikut.
Tabel 2.52.
Jumlah Daya Daya Tampung TPS di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

1.
2.
3.

Jumlah TPS (unit)


Rata-rata Daya Tampung TPS (m3)
Jumlah daya tampung TPS (m3)

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

25
10
250

46
18,40
846,4

116
46,40
5.382.4

134

134

73.44

73,44

9840.96

9840.96

Sumber : BPMLH Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

c. Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk


Pertumbuhan penduduk dan dinamika populasi penduduk di era global, diyakini akan
meningkatkan kebutuhan konsumsi masyarakat yang pada akhirnya cenderung menimbulkan ekses
lain diantaranya berupa hasil sisa/sampah (waste product). Masalah persampahan tersebut semakin
menjadi luas dan memberikan pengaruh bagi sebagian besar aspek kehidupan manusia. Selain
pentingnya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat, dunia usaha dan seluruh komponen
yang ada, peran pemerintah daerah tetap diperlukan dalam rangka menyediakan fasilitas
penanganan dan pengolahan persampahan dimaksud. Hingga saat ini, penanganan persampahan di
Kabupaten Sumbawa sebagai berikut.
Tabel 2.53.
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

1
2
3
4

Jumlah TPS (unit)


Rata-rata Daya Tampung TPS (m3)
Jumlah Daya Tampung TPS (m3)
Jumlah penduduk

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

25
10
250
401209

46
18.4
846.4
406888

116
46.4
5382.4
413869

134
73.44
9840.96
420750

134
73.44
9840.96
415363

II - 37

No

Uraian

5
6

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

2.80
13.01

2.97
21.82

3.23
23.69

Rasio TPS Penduduk


Rasio Daya tampung-penduduk

0.62
0.62

1.13
2.08

Sumber : BPMLH Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

2.3.1.4. Pekerjaan Umum


a. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan ketersediaan prasarana jalan di Kabupaten
Sumbawa sebagai berikut.
Tabel 2.54.
Status dan Panjang Jalan Kabupaten Sumbawa (2006-2010) (km)
2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

182,81
279,96
914,37
1377,14

223,32
379,05
936,81
1539,18

223,32
379,05
936,81
1539,18

223,32
379,05
939,87
1542,24

223,32
406,88
906,08
1535,28

40,51
126,92
37,14
204,57

22%
45%
4%
15%

66.40

60.86

60.86

60.94

60.16

309.22

61.84

Status Jalan
1

Jalan Nasional
Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
TOTAL
Proporsi panjang jalan kab.
terhadap panjang jalan

Peningkatan
7

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Dari 906,08 km panjang jalan kabupaten pada tahun 2010, maka kondisi permukaan jalan
saat ini adalah sepanjang 368,78 km (38,76%) berupa jalan aspal, 206,90 km (21,74%) merupakan
jalan kerikil dan 375,83 km (39,50%) merupakan jalan tanah. Kondisi kemantapan jalan kabupaten
sebagaimana terlihat melalui tabel berikut.
Tabel 2.55.
Kondisi Kemantapan Jalan Kabupaten (2010)
Kondisi
1

Jalan Mantap
Jalan Tidak Mantap
Jalan Kritis
Total

Aspal

Kerikil

Tanah

Total

Km

Km

Km

Km

250.52
29.61
82.54
362.67

69.08
8.16
22.76
40.03

116.74
86.27
5.84
208.85

55.90
41.31
2.80
23.05

1.52
69.02
264.02
334.56

0.42
21.95
77.63
36.92

368.78
184.9
352.4
906.08

%
9

40.70
20.41
38.89
100

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2010)

Berdasarkan data kondisi kemantapan jalan tersebut, terlihat bahwa sebagian besar jalan
kabupaten masih dalam kondisi tidak mantap dan kritis. Penanganan jalan dari tahun ke tahun
menjadi tugas berat pemerintah yang dihadapkan pada keterbatasan anggaran, juga kualitas
pengerjaan jalan dan kondisi geografis turut memperburuk kemampuan daerah dalam meningkatkan
kondisi kemantapan jalan. Berdasarkan kondisi tersebut, penanganan jalan penting menjadi
perhatian, dan antara lain untuk menghasilkan kepastian anggaran dan kualitas jalan maka
pembiayaan secara tahun jamak (multiyears) perlu ditempuh dalam lima tahun mendatang.
b. Rasio Jaringan Irigasi
Kabupaten Sumbawa memiliki 34 Daerah irigasi (DI) dengan luas total 29.843 Hektar. 2 DI
dengan luas >3.000 Ha menjadi kewenangan pusat 2 DI seluas 9.535 Ha (31,95%), 8 DI luasan
antara 1.000-3000 Ha dengan luas keseluruhan 13.873 Ha (38,70%) menjadi kewenangan provinsi
dan 25 DI luasan <1000 Ha, dengan luas keseluruhan 8.758 Ha (29,35%) menjadi kewenangan
kabupaten. Adanya daerah irigasi tersebut telah mendukung peningkatan produksi lahan pertanian
karena petani dapat memanfaatkan lahan pertaniannya sepanjang tahun dengan 3 musim tanam.
II - 38

Adapun gambaran DI yang menjadi kewenangan pemerintah pusat di Kabupaten Sumbawa


disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.56.
Daerah Irigasi Kewenangan Pusat (>3000 Ha)
Panjang Saluran
No

Kab/Daerah Irigasi

Nama WS Nama DAS Luas Baku Luas Irigasi

Induk

Bangunan pada sal pembawa

Sekunder bagi bagi sadap sadap Pengatur

1
1

2
Bend. Batu bulan

3
Sumbawa

4
Br. Pulit

5
5,576

7
4,822

8
60,419

9
44,122

10
73

11
0

12
60

13
0

Mamak Kakiang

Sumbawa

Br. Pulit

5,416
10.992

4.713
9,535

11,632
72,051

92,403
136,525

4
77

22
22

93
153

1
1

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa , 2011

Selanjutnya Daerah Irigasi (DI) yang masih di bawah kewenangan pemerintah provinsi di
wilayah Kabupaten Sumbawa disajikan pada table berikut.
Tabel 2.57.
Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (>1000-3000 Ha)

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa , 2011

Daerah irigasi yang masih dalam kewenangan provinsi di wilayah Kabupaten Sumbawa
selama ini cukup memberikan kontribusi dalam rangka memenuhi kebutuhan air bagi lahan
pertanian penduduk. Persoalan mendasar yang masih dihadapi selama ini adalah lamanya musim
kering dibandingkan musim hujan menyebabkan persediaan air yang belum dapat memadai
sepanjang tahun. Sedangkan Daerah Irigasi (DI) di Kabupaten Sumbawa yang menjadi kewenangan
pemerintah Kabupaten Sumbawa adalah sebanyak 25 DI, yang secara rinci disajikan sebagai
berikut.

II - 39

Tabel 2.58.
Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (<1000 Ha)

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa , 2011

Dari tabel tersebut, selanjutnya ditunjukkan rasiopanjang jaringan irigasi yang tersedia
terhadap luas irigasi, rasio panjang saluran irigasi terhadap luas baku, dan rasio luas irigasi terhadap
luas baku, baik jaringan irigasi kewenangan pusat, provinsi maupun pada 25 DI di Kabupaten
Sumbawa, sebagai berikut.
Tabel 2.59.
Rasio Jaringan Irigasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8

Uraian
2
Luas Baku
Luas Irigasi
Sal. Induk (m)
Sal. Sekunder (m)
Rasio saluran induk thdp luas baku
Rasio saluran induk thdp luas irigasi
Rasio saluran sekunder thdp luas baku
Rasio saluran sekunder thdp luas irigasi

Pusat
3
10,992
9,535
72,051
136,525
6.55
7.56
12.42
14.32

Kewenangan
Provinsi
4
12,351
11,550
26,921
104,527
2.18
2.33
8.46
9.05

Kab
5
12,259
8,758
29,005
136,525
2.37
3.31
11.14
15.59

Jumlah
6
35,602
29,843
127,977
377,577
3.59
4.29
10.61
12.65

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa , 2011 (diolah)

2.3.1.5. Penataan Ruang


Gambaran umum kondisi Kabupaten Sumbawa terkait dengan penyelenggaraan urusan
penataan ruang dapat terlihat dari beberapa aspek sebagai berikut.

II - 40

a. Rasio ruang terbuka hijau


Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu
wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi guna mendukung manfaat
langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkannya, seperti keamanan, kenyamanan,
kesejahteraan dan keindahan kawasan/wilayah. Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya
(ekologis, sosial, ekonomi dan arsitektural) dan nilai estetika yang dimilikinya (obyek dan
lingkungan) tidak hanya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kelangsungan kehidupan
biotik pada wilayah tersebut, tetapi juga akan dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas wilayah
tersebut.
Ruang terbuka hijau di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2011, seluruhnya seluas 58.046,08
Ha yang tersebaur pada 36 lokasi. Secara rinsi disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.60.
Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Sumbawa
NO

Nama RTH

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

2
Hutan Kota Olat Rarang
Hutan Kota Pungka
Hutan Kota Simpang Moyo
Hutan Kota Wisma Daerah
Taman Kota Bantaran Sungai Kampung Mande I
Taman Kota Bantaran Sungai Kampung Mande II
Taman Kota Bugis
Taman Kota Depan Asrama Lama
Taman Kota Depan PLN I
Taman Kota Depan PLN II
Taman Kota Jam Gadang
Taman Kota Jembatan Lempeh
Taman Kota Labuhan Sumbawa I
Taman Kota Labuhan Sumbawa II
Taman Kota Labuhan Sumbawa III
Taman Kota Lapangan Kerato
Taman Kota Lapangan Pahlawan
Taman Kota Lawang Desa
Taman Kota Median Jl. Depan Kantor Bupati
Taman Kota Patung Keraci
Taman Kota Patung Kerbau
Taman Kota Patung Kuda
Taman Kota Patung Menjagan
Taman Kota Samping Kantor Bupati
Taman Kota Simpang Boak
Taman Kota Simpang Dam Aji
Taman Kota Simpang Moyo
Taman Kota Simpang Nijang
Taman Kota Simpang Sering
Taman Kota Simpang Sernu
Taman Kota Simpang Tano
Taman Kota Tugu Adipura
Taman Kota Tugu Lilin
Taman Kota Ujung Jembatan Brang Biji
Taman Simpang Seroja
Taman Terusan Kamboja
Jumlah

Luas (m2)
2010
3
11,413.00
10,150.00
1,034.00
320.00
2,228.00
660.00
135.00
36.00
28.00
570.00
586.25
1,551.00
6,900.00
665.00
525.00
108.00
40.00
17.70
94.50
322.44
90.57
240.40
719.60
123.50
112.74
40,680.70

2011
4
11,413.00
9,545.00
1,572.86
10,150.00
1,034.00
320.00
2,228.00
660.00
135.00
36.00
28.00
362.20
570.00
586.25
1,551.00
4,370.00
6,900.00
665.00
525.00
359.40
40.00
17.70
94.50
322.44
461.20
238.74
206.87
93.38
448.06
90.57
48.00
112.74
719.60
123.50
7.07
58,046.08

Sumber : Bappeda Kabupaten Sumbawa (2011)

Sesuai dengan standar lingkungan hidup, agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan maka pengembangan ruang terbuka hijau paling sedikit
II - 41

mencapai 30% dari luas kawasan di perkotaan. Selanjutnya gambaran rasio ketersediaan ruang
terbuka hijau pada kawasan perkotaan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.61.
Rasio Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Sumbawa (2011)
No

Uraian

Luas (Ha)

Rasio (%)

58,046.08
6.643,980

8,74

1
2

Ruang terbuka hijau


Luas wilayah

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2011)

Memperhatikan rasio ruang terbuka hijau di Kabupaten Sumbawa hanya sebesar 8,74%
sedangkan standar minimal sebesar 30%. Ini menunjukkan bahwa ruang terbuka hijau di Kabupaten
Sumbawa sangat kecil dan masih jauh dari standar yang ditentukan.
b. Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan
Sesuai dengan ketentuan bahwa setiap orang/badan usaha yang akan mendirikan/
membangun gedung baru, memperluas. Mengubah, mengurangi dan/atau merawat bangunan
gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku wajib memiliki
izin (IMB). Perkembangan penerbitan IMB di Kabupaten Sumbawa serta pertumbuhannya sejak
tahun 2003 seperti gambar berikut.

Gambar 2.7
Jumlah IMB per tahun di Kabupaten Sumbawa

Gambar tersebut menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan penerbitan IMB pada
tahun 2004 dan tahun 2009, namun trendnya menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Selanjutnya bila dibandingkan dengan jumlah bangunan yang ada dan wajib ber-IMB, maka rasio
bangunan ber-IMB per satuan bangunan di Kabupaten Sumbawa (2006-2010) dihitung secara
kumulatif, sebagai berikut.

II - 42

Tabel 2.62.
Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan
Di Kabupaten Sumbawa (2006 s.d 2010)
Uraian
1

Jumlah Bangunan berIMB


Jumlah Bangunan
Rasio bangunan berIMB (1:2)

s/d Th. 2006

s/d Th. 2007

Tahun
s/d Th. 2008

s/d Th. 2009

s/d Th. 2010

584

830

1130

1373

100355

101193

105568

107679

108938

0.006

0.008

0.011

0.013

0.015

1687

Sumber : Kantor Peyanan Perizinan Terpadu Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Data tersebut menggambarkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah bangunan dan jumlah
bangunan ber-IMB di Kabupaten Sumbawa, termasuk rasionya telah menunjukkan peningkatan
setiap tahun. Peningkatan rasio tersebut berarti bahwa pertambahan IMB yang diterbitkan lebih
besar dibandingkan dengan pertambahan bangunannya. Meskipun demikian, data tersebut juga
menginformasikan bahwa dengan rasio yang nilainya kurang dari 1 maka masih banyak bangunan
yang belum ber-IMB.
2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan
Sebagai gambaran umum perkembangan sistem perencanan di Kabupaten Sumbawa setelah
dibentuk Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional sebagai regulasi pertama yang secara khusus mengatur sistem perencanaan pembangunan.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa telah melahirkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2005-2010 dengan Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 11 Tahun 2005,
serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (Rancangan RPJPD) Tahun 2005-2025 dengan
Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2010. Kedua dokumen tersebut dibentuk setelah melalui proses
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah RPJMD, dan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah RPJPD.
Terkait dengan dokumen perencanaan, di Kabupaten Sumbawa telah tersedia dokumen
perencanaan jangka panjang daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah dan dokumen
perencanaan jangka menengah daerah yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah untuk
periode tahun 2005-2010 sesuai amanat UU Nomor 25 Tahun 2004, sedangkan RPJMD Tahun
2011-2015 ini akan ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai amanat UU Nomor 32 Tahun 2004.
Untuk perencanaan tahunan, setiap tahunnya dibentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
Berikut ini adalah ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten
Sumbawa dalam kurun waktu tahun 2005-2010 sebagai berikut.
Tabel 2.63.
Ketersediaan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Sumbawa
No
1
1
2
3
4
5

Dokumen
2
RPJPD
RPJM
RKPD
LAKIP
Laporan Evaluasi
Kinerja

2006
Tidak
Ada
ada
3
4
v
v
v
v
v

2007
Tidak
Ada
ada
5
6
v
v
v
v
v

2008
Tidak
Ada
ada
7
8
v
v
v
v
v

2009
Tidak
Ada
ada
9
10
v
v
v
v
v

2010
Tidak
Ada
ada
11
12
v
v
v
v
v

II - 43

Laporan Midterm
Review
LKPJ
LPPD
SIMRENAS
Statistik Ekonomi
Daerah
Kebijakan Umum
Anggaran
Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara

7
8
9
10
11
12

v
v
v

v
v
v
v

v
v
v
v

v
v
v
v

v
v
v
v

Sumber : Bappeda Kab. Sumbawa (2010)

2.3.1.7. Perumahan
a. Rumah layak huni
Permukiman dan rumah layak huni merupakan harapan dan idaman setiap insan. Pemerintah
perlu tetap berupaya dalam meningkatkan kualitas hunian masyarakat, terutama masyarakat
berpenghasilan randah dan tidak mampu, dengan tujuan untuk mendorong masyarakat lainnya
untuk berpartisipasi dan peduli terhadap sesama. Hingga tahun 2010 kondisi rumah penduduk yang
dikelompokkan ke dalam rumah layak huni dan rumah tidak layak huni disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.64.
Jumlah dan Rasio Rumah Layak Huni Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Kecamatan

Penduduk

Jumlah Rumah (unit)

Rumah Layak Huni (unit)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Sumbawa
Lab. Badas
Utan
Alas
Alas Barat
Lape
Lopok
Plampang
Labangka
Empang
Lenangguar
Lantung
Orong Telu
Lunyuk
Batulanteh
Rhee
Buer
Unter Iwes
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyo Hulu
Ropang
Maronge
Tarano
Total

56649
28870
28828
27993
18425
16131
17550
27813
10148
21580
6286
2767
4530
18123
10127
6908
13408
18108
22238
9023
19871
5017
9767
15203
415363

15087
7075
7148
6728
4579
3879
4437
6372
2735
5270
1587
808
1028
4509
2651
1668
3372
4553
5463
2249
5336
1283
2374
3654
102.845

11270
5660
5718
5382
3663
3103
3550
5098
2188
4216
1270
646
822
3607
2121
1334
2698
3643
4370
1799
4269
1026
1899
2923
82.276

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2010)

Rasio rumah layak huni merupakan jumlah rumah yang memenuhi kriteria layak huni untuk
setiap 1000 penduduk. Dari jumlah 102.845 rumah, sebanyak 82.276 rumah tergolong layak huni
II - 44

atau mencapai 80%, dengan rasio rumah layak huni terhadap 1000 penduduk mencapai 247.60. Hal
ini menunjukkan bahwa untuk setiap seribu penduduk terdapat rumah layak huni sebanyak 247 unit.
b. Rumah tangga pengguna air bersih
Layanan air bersih di Kabupaten Sumbawa dilakukan melalui PDAM Sumbawa, Dinas
Pekerjaan Umum, dunia usaha dan swadaya masyarakat. PDAM melayani penyediaan air minum di
perkotaan dan beberapa kecamatan dengan memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari air
permukaan dan mata air dengan system gravitasi. Hingga saat ini jumlah pelanggan PDAM di
Kabupaten Sumbawa baru mencapai 12.663 pelanggan (11,52% dari jumlah rumah yang ada) yang
tersebar pada 9 kecamatan.
Dinas Pekerjaan Umum melaksanakan layanan air bersih dengan membangun prasarana dan
sarana penyediaan air bersih, diantaranya melalui penyediaan sumur bor serta pemasangan pompa
air. Pelayanan oleh dunia usaha dilakukan melalui air kemasan, serta swadaya masyarakat melalui
pembuatan sumur gali, pemasangan pompa/mesin air. Sebagai gambaran mengenai kondisi terkini
terkait dengan rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Sumbawa, sebagai berikut.
Tabel 2.65.
Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih di Kabupaten Sumbawa (2010)

5
3.543
5.415
7.408
2.834
2.641
4.364
4.735
5.941
2.4
5.414
872
1.456
1.803
4.348
1.166
2.77
4.766
13.052
6.669
1.779
7.471
3.818
7.279
5.267
978.339

6
790
1352
1156
509
483
1006
1011
224
538
1117
343
519
285
175
13
234
2171
6511
1477
291
2142
994
2426
2210
107.211

7
14
28
5
10
21
51
66
154
1
101
15
800
147
91
54
144
240
112
2.054

8
579
505
1.077
83
617
1.447
1.541
1.111
672
933
50
324
289
1.285
190
135
562
1182
1.239
272
1.12
423
923
463
17.022

8
36
47
3
0
29
16
131

Jumlah

3654
5270
6372
2735
2374
3879
4437
5463
2249
5336
1283
1587
808
4509
1028
2651
4553
14087
7075
1668
7148
3372
6728
4579
102.845

Lainnya

kemasan

1
2
3
1
Tarano
15203
2
Empang
21580
3
Plampang
27813
4
Labangka
10148
5
Maronge
9767
6
Lape
16131
7
Lopok
17550
8
Moyo Hilir
22238
9
Moyo Utara
9023
10
Moyo Hulu
19871
11
Ropang
5017
12
Lenangguar
6286
13
Lantung
2767
14
Lunyuk
18123
15
Orong Telu
4530
16
Batu Lanteh
10127
17
Unter Iwes
18108
18
Sumbawa
56649
19
Lab. Badas
28870
20
Rhee
6908
21
Utan
28828
22
Buer
13408
23
Alas
27993
24
Alas Barat
18425
Jumlah (KAB/KOTA)
415363
Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2010)

Jumlah rumah

Pah

Penduduk

sgl

Kecamatan

Spt

No

Ledeng

Akses Air Bersih


Jumlah
Keluarga

10
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
6
0
0
0
73
5
0
0
0
0
0
1
0
87

11
1.383
1.885
2.274
639
1.100
2.463
2.575
1.386
1.276
2.204
393
850
574
1.460
203
543
2.756
8.494
2.893
670
3.316
1.561
3.59
2.785
47.273

1
1
2

2.3.1.8. Kepemudaan dan Olah Raga


a. Jumlah Organisasi Pemuda
Pembangunan kepemudaan sebagai bagian dari upaya membangun generasi muda
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan kepemudaan, seperti Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra),
penyelenggaraan upacara bendera, pendidikan pemuda produktif, kegiatan pemuda pelopor, dan
kegiatan lainnya. Organisasi pemuda adalah sekelompok pemuda yang berkerjasama dengan suatu
perencanaan kerja dan peraturan-peraturan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hingga tahun
2010 jumlah organisasi pemuda yang aktif di Kabupaten Sumbawa sebanyak 21 unit organisasi.
II - 45

Selain itu juga terdapat grup kesenian sebanyak 52 group dan klub olahraga sebanyak 674 klub
yang tersebar di kecamatan dan desa di Kabupaten Sumbawa.
b. Jumlah Organisasi Olahraga
Organisasi olahraga adalah organisasi formal yang dibentuk oleh sekelompok masyarakat
olahraga yang bekerjasama dengan suatu perencanaan-perencanaan kerja dan peraturan-peraturan,
untuk mencapai suatu tujuan pembangunan dunia olahraga. Di Kabupaten Sumbawa terdapat 25
cabang olahraga yang secara formal organisasinya bernaung di bawah Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Cabang Sumbawa. Setiap cabang terdapat beberapa organisasi olahraga yang
dibentuk oleh masyarakat dan secara formal diakui. Selain 25 pengurus cabang olahraga, tingkat
kabupaten, juga sudah terbentuk sebanyak 674 klub olahraga yang tersebar di kecamatan dan desa
di Kabupaten Sumbawa.
c. Jumlah Kegiatan Kepemudaan
Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan atau event kepemudaan yang diselenggarakan
dalam bentuk pertandingan, perlombaan dan upacara serta kejadian atau peristiwa sejenis.
Banyaknya jumlah kegiatan kepemudaan menggambarkan tingginya antusiasme pemuda untuk
berperan serta dalam pembangunan daerah. Dengan jumlah kegiatan kepemudaan yang tinggi
merupakan indikator efektifitas keberadaan organisasi pemuda dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Secara umum frekwensi kegiatan kepemudaan di Kabupaten Sumbawa khususnya yang
merupakan kegiatan bersifat tetap sebagai agenda rutin tahunan organisasi kepemudaan antara lain
kegiatan yang dilaksanakan oleh KNPI, OKP-OKP, dan organisasi kepemudaan lainnya seperti
kegiatan mahasiswa dapat dikatakan cukup tinggi.
d. Jumlah Kegiatan Olahraga
Kegiatan olahraga adalah kegiatan atau event olahraga yang diselenggarakan baik oleh
pemerintah daerah, swasta dan masyarakat. Kegiatan olahraga dapat diselenggarakan dalam bentuk
pertandingan dan perlombaan serta kejadian atau peristiwa sejenis. Banyaknya jumlah kegiatan
olahraga menggambarkan tingginya antusiasme organisasi olahraga di daerah untuk berperan serta
dalam pembangunan daerah.
Dengan jumlah kegiatan olah raga yang tinggi merupakan indikator efektifitas keberadaan
organisasi olahraga dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.Sebagai upaya peningkatan
prestasi olahraga masyarakat, sepanjang tahun 2005-2007 melalui Dinas Pendidikan secara rutin
dilaksanakan event olahraga dalam bentuk pekan olahraga antar sekolah. Demikian pula dengan
upaya pengembangan iklim keolahragaan masyarakat yang diselenggarakan oleh organisasi dari
masing-masing cabang olahraga yang ada di Kabupaten Sumbawa.
Pada tahun 2008 dan tahun 2009 diadakannya lomba-lomba di tingkat kabupaten dan
provinsi. Pada tahun 2009 dilaksanakan kompetisi olahraga tingkat SMA se Kabupaten Sumbawa,
pembinaan manajemen organisasi olahraga yang diikuti oleh 25 pengurus cabang olahraga, serta
peningkatan sarana dan prasarana olahraga yang dilakukan dalam bentuk distribusi bantuan kepada
masyarakat. Beberapa even yang dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa meliputi sepak bola
antarpelajar, Suratin Cup, Cenderawasih Cup, seleksi Persisum, pertandingan bulu tangkis,
pertandingan olahraga antarpelajar, dan lain-lain.

II - 46

2.3.1.9. Penanaman Modal


Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan penanaman modal dapat dilihat dari
beberapa indikator sebagai berikut.
a. Jumlah investor berskala nasional
Modal dalam negeri maupun modal asing merupakan suatu hal yang semakin penting bagi
pelaksanaan pembangunan di daerah. Pada prinsipnya penanaman modal diyakini akan dapat
memberikan keuntungan kepada semua pihak dan bukan hanya investor, tetapi juga bagi
perekonomian local serta bagi Negara asal investor. Kebijakan daerah untuk mengundang investor
asing adalah untuk meningkatkan potensi ekspor dan substitusi import, serta diharapkan akan terjasi
alih teknologi dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah serta memberikan peluang
bagi peningkatan mutu SDM daerah. Dalam kurun waktu 2008-2010 jumlah perusahaan yang
berinvestasi baik dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) termasuk pengusaha
lokal, dan Penanaman Modal dari Luar Negeri dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) ratarata di atas 5.700 perusahaan dengan tingkat realisasi 98,24%, seperti terlihat pada gambar dibawah
ini.

Sumber : BPM-LH Kab. Sumbawa (2011) ( Diolah)

Gambar 2. 8
Jumlah Perusahaan PMDN dan PMA yang Berinvestasi di Kabupaten Sumbawa (2008-2010)

Secara umum perkembangan rencana dan realisasi investasi di Kabupaten Sumbawa baik
PMDN maupun PMA disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.66.
Nilai Rencana dan Realisasi Investasi di Kab. Sumbawa (2008-2010) (Milyar Rupiah)
Tahun
1
2008
2009
2010
Rerata

PMA
2
46
320
271
212

Rencana Investasi
PMDN
3
1.274
692
8.267
3.411

Jumlah
4
1.319
1.012
8.538
3.623

PMA
5
2
62
46
37

Realisasi Investasi
PMDN
6
579
692
626
632

Jumlah
7
581
755
672
669

Sumber : BPM-LH Kab. Sumbawa (2011) ( Diolah)

Investasi tersebut terealisasi pada beberapa sector usaha seperti sector perikanan,
peternakan, kehutanan dan perkebunan, pariwisata, pertanian, perindustrian dan perdagangan, serta
pertambangan.
b. Rasio daya serap tenaga kerja
Secara umum bilamana investasi meningkat, maka daya serap tenaga kerja akan meningkat
pula, karena peningkatan investasi cenderung akan membuka tambahan lapangan kerja sehingga
secara tak langsung akan membutuhkan tenaga kerja baru. Daya serap tenaga kerja secara umum
dimaknai sebagai kemampuan penyerapan tenaga kerja dalam setiap satu satuan investasi yang
II - 47

ditanam pada suatu usaha. Untuk tahun 2010, daya serap tenaga kerja di Kabupaten Sumbawa
disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.67.
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Uraian

1
2

Jumlah
3

Jumlah tenaga kerja yang berkerja pada perusahaan PMA/PMDN


Jumlah seluruh PMA/PMDN
Rasio daya serap tenaga kerja

791
24
32,96

Sumber : BPM-LH Kab. Sumbawa (2011) ( Diolah)

2.3.1.10. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)


Upaya mewujudkan kemakmuran bagi masyarakat juga telah dilakukan melalui
pemberdayaan Usaha Ekonomi Rakyat dan Perkoperasian. Gambaran umum kondisi daerah terkait
dengan urusan koperasi dan usaha kecil dan menengah dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai
berikut.
a. Persentase Koperasi Aktif
Dalam rangka pemberdayan ekonomi rakyat dan memperluas lapangan kerja, peran koperasi
serta usaha kecil dan menengah sangat diperlukan. Semakin banyak koperasi aktif, maka
diharapkan semakin berdaya ekonomi berbasis kerakyatan, menurunnya angka kemiskinan serta
angka pengangguran. Sebagai gambaran kondisi perkoperasian di Kabupaten Sumbawa, disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.68.
Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Uraian

1
2
3
4

Jumlah koperasi
Jumlah koperasi aktif
Jumlah koperasi tidak aktif
% Koperasi Aktif

2006

2007

308
155
153
50.32

316
162
154
51.27

Tahun (Unit)
2008
5

333
177
156
53.15

2009

2010

338
178
160
52.66

344
163
181
47.38

Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Dengan kondisi menurunnya jumlah koperasi aktif dalam tahun terakhir, maka diperlukan
upaya-upaya yang lebih intensif agar pertumbuhan koperasi dapat menjadi lebih bergairah kembali.
b. Jumlah BPR/LKM
BPR sebgai salah satu lembaga keuangan bank yang menrima simpanan masyarakat hanya
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
menjadikan penyaluran dana sebagai usaha. Sedangkan lembaga keuangan mikro merupakan
lembaga keuangan non bank baik berupa koperasi maupun non koperasi yang bergerak pada usaha
simpan pinjam atau di dalamnya adalah unit simpan pinjam sebagai lembaga pembiayaan mikro
kecil.
BPR dan LKM memiliki fungsi sebagai lembaga yang memberi jasa keuangan bagi
masyarakat miskin dan usaha kecil. Semakin banyak ketersediaan BPR dan LKM akan semakin
terbuka akses keuangan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil dalam rangka meningkatkan
perekonomiannya. Adapun jumlah BPR/LKM di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.

II - 48

Tabel 2.69.
Jumlah BPR dan LKM di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

1
1
2

2006
3
11
18
29

Jumlah BPR
Jumlah LKM
Total

2007
4
11
18
29

Tahun (Unit)
2008
5
23
23
46

2009
6
23
23
44

2010
7
23
23
46

Sumber : Bank Indonesia (Beberapa tahun terbitan)

Adanya kecenderungan peningkatan jumlah BPR/LKM di Kabupaten Sumbawa


menunjukkan bahwa semakin banyak tersedianya layanan pendukung untuk menggerakkan
perekonomian daerah.
c. Jumlah UKM non BPR/LKMUKM
Usaha kecil dan menengah merupakan suatu peluang usaha ekonomi produktif yang
dilakukan oleh orang perorangan maupun badan usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Semakin banyak jumlah UKM menunjukkan semakin besar kapsitas layanan pendukung yang
tersedia untuk menggeliatkan perekonomian daerah. Sebagai gambaran ketersediaan UKM di
Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.70.
Jumlah UKM Non BPR/LKM Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

Jumlah UKM

2006
3

2007
4

Tahun (Unit)
2008
5

2009
6

2010
7

5004

5020

5030

8436

9965

Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Adanya kecenderungan peningkatan jumlah UKM di Kabupaten Sumbawa menunjukkan


bahwa semakin banyak tersedianya layanan pendukung untuk menggerakkan perekonomian daerah.
2.3.1.11. Kependudukan dan Catatan Sipil
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan kependudukan dan catatan sipil dapat dilihat
dari beberapa indikator sebagai berikut.
a. Perkembangan penduduk
Perkembangan populasi penduduk di suatu daerah akan memberikan gambaran tentang
bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk yang mendiami daerah itu terhadap tahun
sebelumnya. Populasi penduduk akan bertambah bila jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk
dari darah lain lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk ke daerah lainnya.
Berikut ini disajikan populasi penduduk Kabupaten Sumbawa menurut kelompok umur dalam
beberapa tahun terakhir, sebagai berikut.
Tabel 2.71.
Perkembangan Populasi Penduduk Kabupaten Sumbawa Menurut Kelompok Umur
No
1

I
1
2
3
II
1

Kelompok Umur (tahun)

2006

2007

2008

2009

Laki-Laki :
Muda (0-14)
Produktif (15-64)
Tua (Lebih 64 tahun)
Jumlah laki-laki
Perempuan :
Muda (0-14)

70028
131415
8093
209536

70607
132538
8153
211298

63586
143464
7867
214917

63935
214699
6178
214699

64893

65433

61114

62695

II - 49

No

Kelompok Umur (tahun)

2006

2007

2008

2009

2
3

Produktif (15-64)
Tua (Lebih 64 tahun)
Jumlah perempuan
Jumlah Penduduk

121562
7509
193964
403500

122575
7582
195590
406888

130783
7055
198952
413869

206051
7984
206051
420750

Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

b. Penduduk Terdaftar Pada Catatan Sipil


Indikator untuk menggambarkan tertib administrasi kependudukan di Kabupaten Sumbawa,
diantaranya adalah mengenai jumlah KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan Akta Nikah yang
telah dikeluarkan. Secara berturut-turut gambaran pelayanan penerbitan KTP dan akta-akta
kependudukan disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.72.
Jumlah KTP Yang Dikeluarkan di Kabupaten Sumbawa per Tahun
No
1
1
2
3
4
5

Uraian
2
KTP yang terbit per tahun
Kumulatif KTP yang diterbitkan
Jumlah Penduduk
Rasio kumulatif KTP terbit
terhadap penduduk
Rasio KTP dikeluarkan per tahun
thdp penduduk

2006
3
238,959
238,959
401209

s.d. 2007
4
17,774
256,733
406888

Tahun
s.d. 2008
5
17,890
274,623
413869

s.d. 2009
6
268
274,891
420750

s.d. 2010
7
332,852
607,743
415363

59.56

63.10

66.36

65.33

146.32

59.56

4.37

4.32

0.06

80.14

Sumber : Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Selain KTP, ketertiban administrasi kependudukan juga dapat dilihat dari akta
kependudukan yang telah dikeluarkan dan dimiliki oleh penduduk di Kabupaten Sumbawa.
Gambaran umum akta yang dikeluarkan di Kabupaten Sumbawa sebagai berikut.
Tabel 2.73.
Jumlah Akta Kependudukan Yang Dikeluarkan di Kabupaten Sumbawa
No

Akta Yang Dikeluarkan

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Perkawinan
Kelahiran
Kematian
Perceraian
Jumlah Penduduk
Rasio akta perkawinan
Rasio Akta kelahiran
Rasio Akta kematian
Rasio Akta Perceraian

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

75
10484
17
3
401209
0.02
2.61
0.00
0.00

78
11556
11
3
406888
0.02
2.84
0.00
0.00

350
14316
16
2
413869
0.08
3.46
0.00
0.00

164
11160
25
6
420750
0.04
2.65
0.01
0.00

5138

415363
1.24

Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Data tersebut menunjukkan bahwa tertib administrasi kependudukan belum berjalan secara
optimal di Kabupaten Sumbawa. Akta yang lebih dominan dikeluarkan hanya berupa Akta
Kelahiran, hal itupun proporsinya masih sangat rendah. Sementara akta-akta lainnya belum dapat
berlangsung secara baik. Hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat tidak melaporkan tentang
perkawinan, kematian, maupun perceraian yang terjadi.
2.3.1.12. Ketenagakerjaan
Salah satu indikator yang dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dapat
dilihat dari angkatan kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan, karena tingginya jumlah
II - 50

angkatan kerja di suatu daerah harusnya menjadi modal dasar untuk menggeliatkan perekonomian
daerah. Bila terjadi sebaliknya maka berpeluang besar untuk menimbulkan permasalahanpermasalahan sosial. Selanjutnya sebagai gambaran umum kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten
Sumbawa sebagai berikut.
Tabel 2.74.
Angkatan Kerja dan Pengangguran di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

1
2
3
4
5
6
7

Penduduk Usia Kerja


Penduduk Yang Bekerja
Pengangguran
Total Angkatan Kerja
Bukan Angkatan Kerja
TPAK (%)
TPT (%)

2008

Tahun
2009

290,454
174,097
10,667
184,764
105,690
63.61
5.77

2010
5

296.392
183.694
13.719
197.413
98.979
66,61
6,95

315.151
197.183
12.327
209.510
105.641
66.48
5.88

Sumber: Statistik Prov. NTB. BPS NTB (Beberapa tahun terbitan)

a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan untuk mengukur besarnya jumlah
angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja) berbanding dengan penduduk usia kerja (15 tahun
keatas) atau disebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Angkatan kerja adalah penduduk
usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Berdasarkan Tabel 2.74, tingkat partisipasi
angkatan kerja di Kabupaten Sumbawa dalam tiga tahun terakhir berkisar sekitar 63-67%.
b. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Pengangguran merupakan bagian dari dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan. Angkatan kerja merupakan bagian penduduk yang sedang bekerja dan siap
masuk pasar kerja, atau dapat dikatakan sebagai pekerja dan merupakan potensi penduduk yang
akan masuk pasar kerja. Sedangkan bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
tidak bekerja ataupun mencari kerja.
Berdasarkan konsep tersebut, indikator ketenaga kerjaan yang digunakan untuk mengukur
tingkat pengangguran adalah tingkat pengangguran terbuka, yaitu jumlah pengangguran dibagi
jumlah angkatan kerja. Berdasarkan Tabel 2.74, diperoleh gambaran bahwa tingkat pengangguran
terbuka di Kabupaten Sumbawa dalam tiga tahun terakhir berkisar sebesar 5,8-7%.
2.3.1.13. Ketahanan Pangan
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketahanan pangan dapat dilihat dari
indikator ketersediaan pangan utama. Dalam hal ini ketersediaan beras yang menjadi makanan
pokok masyarakat Kabupaten Sumbawa. Standar kebutuhan pangan utama masyarakat adalah 130
Kg/Kapita/tahun, maka kebutuhan beras dan pemenuhannya per tahun di Kabupaten Sumbawa
disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.75.
Kebutuhan Standar Beras dan Kemampuan Pemenuhan Beras
Untuk Konsumsi Penduduk di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

2006

2007

Tahun
2008
5

2009

2010

Jumlah Penduduk

401209

406888

413869

420750

415363

Produksi GKG (ton)

289,306

284,110

332,512

383,649

381,884

II - 51

No

Uraian

3
4

Produksi Beras (ton)


Produksi Beras (kg)

Kebutuhan beras penduduk

Cadangan beras 6%

Jumlah kebutuhan +cadangan

Surplus (Defisit) (kg)

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

182,263
182,262,780

178,989
178,989,300

209,483
209,482,560

241,699
241,698,870

240,587
240,586,920

56,169,260

56,964,320

57,941,660

58,905,000

58,150,820

3,370,156

3,417,859

3,476,500

3,534,300

3,489,049

59,539,416

60,382,179

61,418,160

62,439,300

61,639,869

122,723,364

118,607,121

148,064,400

179,259,570

178,947,051

Sumber : Dinas Pertanian Kab. Sumbawa (2010)

Analisis mengenai standar kebutuhan bahan pokok beras tersebut menggunakan asumsi
bahwa produksi beras setara dengan 63% dari produksi gabah kering giling, sedangkan kebutuhan
beras per kapita per tahun adalah sebesar 140 kg. Dengan demikian, maka secara kuantitatif,
produksi pangan utama masyarakat di Kabupaten Sumbawa mengalami surplus, sehingga
Kabupaten Sumbawa selama ini telah menjadi penyangga pangan bagi daerah-daearh lain di NTB,
NTT maupun Bali.
2.3.1.14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Keberadaan aparatur perempuan pada lembaga pemerintah daerah di Kabupaten Sumbawa
menunjukkan trend yang meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan proporsi perempuan dalam
pemerintahan daerah cenderung menurun. Kondisi tersebut pada tabel berikut.
Tabel 2.76.
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Kab Sumbawa
(2006-2010)
No

Uraian

1
2

Pekerja perempuan di pemerintah


Jumlah pekerja perempuan

Persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintah

2006

2007

Tahun
2008

2009

3,269
10,783

3,271
3,514

3,271
3,766

3,493
4,626

3,493
4,626

30.32

93.08

86.86

75.51

75.51

2010

Sumber : BKBPP Kab. Sumbawa

Terjadinya penurunan dalam proporsi perempuan dalam lembaga pemerintahan daerah lebih
disebabkan oleh lebih tingginya peningkatan jumlah pekerja perempuan secara keseluruhan
dibandingkan dengan peningkatan jumlah perempuan dalam jajaran pemerintah daerah. Selanjutnya
mengenai keberadaan perempuan dalam jabatan struktural di jajaran pemerintah Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.77.
Jumlah Perempuan Pada jabatan Struktural di Lembaga Pemerintah Kab. Sumbawa (2006
2010)
No

Uraian

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010
7

Jumlah perempuan pada jabatan eselon II

Jumlah perempuan pada jabatan eselon III

16

18

18

18

18

Jumlah perempuan pada jabatan eselon IV

160

159

171

162

162

Sumber : BKBPP Kab. Sumbawa

II - 52

Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa meskipun pada beberapa jabatan struktural
sudah dijabat oleh kaum perempuan namun secara kuantitatif belum sebanding dengan jumlah lakilaki dalam jabatan struktural di jajaran pemerintahan daerah di Kabupaten Sumbawa.
b. Partisipasi perempuan di lembaga swasta
Membangun daerah tidak terlepas dari peran tiga pilar utama yaitu pemerintah daerah,
swasta dan masyarakat. Strategi pembangunan daerah selama ini sudah diarahkan pada
pemberdayaan masyarakat secara umum dan peningkatan peran swasta terhadap urusan-urusan
masyarakat yang masih belum optimal dilakukan pemerintah daerah. Peran lembaga swasta dalam
menyerap tenaga kerja perempuan di Kabupaten Sumbawa cukup tinggi selama ini, sebagaimana
pada tabel berikut.
Tabel 2.78.
Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta di Kab. Sumbawa (2006-2010)
No
1
1
2
3

Uraian
2
Jumlah perempuan yang bekerja di lembaga swasta
Jumlah pekerja perempuan
Persentase pekerja perempuan di lembaga sawsta

2006

2007

Tahun
2008

2009

7514

273

834

1123

1123

10783

3544

3766

4626

4626

69.68

7,70

22,15

24.28

24.28

2010

Sumber : BKBPP Kabupaten Sumbawa Tahun 2010

Pada tabel tersebut diperoleh kenyataan bahwa sejak tahun 2007 proporsi pekerja
perempuan yang bekerja di lembaga swasta terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan semakin
meningkat. Ini berarti bahwa peranserta perempuan dalam pembangunan daerah semakin baik dari
tahun ke tahun.
c. Rasio kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Kesejahteraan masyarakat tidak saja diukur dari aspek ekonomi tetapi juga ditentukan oleh
terwujudnya kehidupan yang aman dan damai mulai dari lingkungan keluarga masyarakat. Untuk
melihat aspek tersebut dapat ditinjau dari indikator angka kekerasan dalam rumah tangga. Kondisi
Kabupaten Sumbawa terkait dengan angka kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan data statistik
ditunjukkan sebagai berikut.
Tabel 2.79.
Rasio KDRT di Kabupaten Sumbawa (2008-2010)
No

Uraian

1
2

Jumlah KDRT
Jumlah Rumah tangga
Rasio KDRT

2008

Tahun
2009

2010

36

39

80

105,568

108,938

105,338

0.034

0.036

0.076

Sumber : BKBPP Kabupaten Sumbawa, diolah beberapa tahun

Berdasarkan tabel tersebut, ada kecenderungan rasio kekerasan dalam rumah tangga terjadi
di Kabupaten Sumbawa dari tahun ke tahun. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh semakin
meningkatnya kesadaran hukum masyarakat untuk melaporkan kasus KDRT kepada aparat, atau
juga sebagai akibat memang semakin tinggi kasus tersebut terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Meskipun demikian tetap perlu menjadi perhatian pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan
misi kesejahteraan masyarakat melalui program-program pembangunan di masa mendatang.

II - 53

2.3.1.15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


a. Jumlah Anggota Keluarga
Secara demografis, tujuan keluarga berencana adalah untuk menurunkan angka kelahiran
sehingga dapat menekan pertumbuhan jumlah penduduk, dengan jumlah anakl yang dianjurkan
pemerintah sebanyak 2 orang sehingga anggota keluarga sebanyak 4 orang. Secara filosofis adalah
untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Jumlah anggota keluarga digambarkan
oleh jumlah penduduk untuk setiap kepala keluarga yang ada. Gambaran umum jumlah anggota
setiap keluarga di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.80.
Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga di Kabupaten Sumbawa
No
1
1.
2.

Uraian

2006
3
100355
401209
4

2
Jumlah Kepala Keluarga (RT)
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk per Kepala Keluarga

2007
4
101193
406888
4

Tahun
2008
5
105568
413869
4

2009
6
108938
420750
4

2010
7
415363
-

Sumber: Sumbawa dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan)

b. Rasio Akseptor KB
Peranserta pasangan usia subur (PUS) dalam mensukseskan program keluarga berencana
dapat terdeteksi melalui partisipasinya menjadi akseptor KB. Tinggi rendahnya tingkat kesadaran
PUS selain bersumber dari kesadarannya sendiri juga dipengaruhi oleh kemampuan layanan
pemerintah daerah khususnya para aparatur yang berperan di dalam pelaksanaan program tersebut.
Untuk Kabupaten Sumbawa dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan PUS yang menjadi
akseptor KB disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.81.
Rasio Akseptor KB di Kabupaten Sumbawa (2006 2010)
No

Uraian

1
2
3

Jumlah akseptor KB
Jumlah Pasangan Usia Subur
Rasio akseptor KB

2006

2007

Tahun
2008

56,848
77,753
73.11

58,004
77,899
74.46

58,294
80,302
72.59

2009

2010

59,521
83,565
71.23

79,677
84,730
94.04

Sumber : BKBPP Kab. Sumbawa Tahun 2010

Tabel tersebut menunjukkan bahwa rasio akseptor KB di Kabupaten Sumbawa


menunjukkan keadaan yang fluktuatif. Hal ini diantaranya disebabkan karena jumlah PUS yang
juga bertambah. Kondisi ini tetap membutuhkan perhatian pemerintah untuk dapat lebih
meningkatkan layanannya terhadap akseptor KB baru ataupun mempertahankan akseptor KB yang
sudah ada.
Selanjutnya gambaran peserta KB masing-masing kecamatan di Kabupaten Sumbawa pada
tahun 2010 disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.82.
Jumlah Akseptor KB di Kabupaten Sumbawa Menurut Kecamatan (2010)
No
1
1
2

Kecamatan
2
Tarano
Empang

Jumlah PUS
3
2,541
3,966

Peserta KB Baru
Jumlah
%
4
5
293
11.53
462
11.65

Peserta KB Aktif
Jumlah
%
6
7
1,687
66.39
2,604
65.66

II - 54

No
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kecamatan

Peserta KB Baru
Jumlah
%
4
5
1,151
19.72
312
13.20
381
17.95
819
21.60
856
21.87
1,305
29.39
690
35.68
522
12.15
654
56.23
235
20.38
416
59.60
961
23.21
199
20.90
364
16.66
613
18.94
2,468
23.66
1,734
32.95
291
21.88
1,204
19.78
898
31.08
1,048
17.77
788
19.25
18,664
22.03

Jumlah PUS

2
Plampang
Labangka
Maronge
Lape
Lopok
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyo Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lunyuk
Orong Telu
Batu Lanteh
Unter Iwes
Sumbawa
Lab. Badas
Rhee
Utan
Buer
Alas
Alas Barat
Jumlah

3
5,837
2,364
2,122
3,792
3,914
4,441
1,934
4,297
1,163
1,153
698
4,140
952
2,185
3,237
10,432
5,263
1,330
6,088
2,889
5,899
4,093
84,730

Peserta KB Aktif
Jumlah
%
6
7
4,141
70.94
1,762
74.53
1,491
70.26
2,901
76.50
3,065
78.31
3,086
69.49
1,419
73.37
3,148
73.26
712
61.22
947
82.13
422
60.46
3,380
81.64
817
85.82
1,512
69.20
2,407
74.36
7,733
74.13
3,899
74.08
1,085
81.58
3,942
64.75
2,116
73.24
3,939
66.77
2,798
68.36
61,013
72.01

Sumber : BKBPP Kab. Sumbawa (2010)

2.3.1.16. Perhubungan
a. Ijin Trayek
Semakin berkembangnya pembangunan urusan perhubungan diantaranya ditandai oleh
semakin meningkatknya akses perhubungan serta transportasi penunjang dalam rangka mendukung
pembangunan ekonomi daerah. Ketersediaan sarana pengangkutan yang semakin banyak,
menyebabkan trayek angkutan yang juga semakin tumbuh. Diperlukan manajemen yang harus
semakin baik. Ijin trayek merupakan salah satu bentuk pengaturan yang menjadi layanan
pemerintah daerah agar tidak terjadi ketidakteraturan dalam transportasi arus barang, jasa, orang
dan uang. Rasio jumlah ijin trayek per 10000 penduduk di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai
berikut.
Tabel 2.83.
Rasio Jumlah Ijin Trayek Terhadap 10000 Penduduk di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

1
2

Ijin Trayek
Jumlah Penduduk
Rasio Ijin Trayek per 10000
penduduk

2006

2007

Tahun
2008

2008

2010

413

375

335

278

304

401209

406888

413869

420750

415363

10.29

9.22

8.09

6.61

7.32

Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

b. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum


Uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang akan
dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Pengujian dimaksud meliputi
uji tipe yaitu pengujian fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan yang dilakukan
terhadap landasan kendaraan bermotor dan kendaraan bermotor dalam keadaan lengkap dan
penelitian rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor yang dilakukan terhadap rumahrumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan bermotor yang dimodifikasi
tipenya.
II - 55

Uji Kir ini dilakukan secara berkala untuk mobil penumpang umum, mobil bus, mobil
barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan di jalan, meliputi pemeriksaan
dan pengujian fisik kendaraan bermotor dan pengesahan hasil uji. Di Kabupaten Sumbawa, Uji Kir
dilakukan di UPT Dinas Perhubungan, dan berdasarkan data yang ada menunjukkan perkembangan
positif dari tahun ke tahun. Hal tersebut disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.84.
Jumlah Uji Kir Angkutan Umum di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Jenis Kendaraan

1
2
3
4

Mobil Bus
Mobil Barang
Kendaraan lainnya
Jumlah

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

469
1,305
23
1900

475
1,315
221
2014

486
1,319
6
1814

503
1,645
499
2650

576
1,713
0
2,289

Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

c. Perkembangan sarana angkutan umum


Gambaran umum ketersediaan sarana angkutan darat di Kabupaten Sumbawa dalam
beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.85.
Perkembangan Sarana Angkutan Darat di Kabupaten Sumbawa
No

Sarana Angkutan Darat

1
2
3
4
5

Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP)


Angkutan Kota
Angkutan Pedesaan
Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP)
Angkutan Tradisional

2003

2004

2005

Tahun
2006

2007

2008

15
185
370
46
2.939

15
214
370
46
2.939

15
137
204
47
1.92

38
158
255
98
1.706

29
130
245
98
1.624

29
138
216
98
1.182

29
91
186
98
1307

2009

Sumber: Sumbawa dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan)

d. Ketersediaan terminal dan shelter


Gambaran umum ketersediaan terminal dan shelter angkutan darat di Kabupaten Sumbawa
dalam beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.86.
Ketersediaan Terminal Angkutan Darat di Kabupaten Sumbawa
No

Sarana Angkutan Darat

1
1
2
3
4
5

2
Terminal Type A
Terminal Type B
Terminal Type C
Shelter
Jumlah

2006
3

2007
4

Tahun
2008
5

2009
6

2010
7

1
2
4
4
9

1
2
4
4
9

1
2
4
4
9

1
2
4
4
9

1
2
4
4
9

Sumber: Sumbawa dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan)

Cukup tingginya sarana angkutan darat secara kuantitatif perlu ditunjang dengan
ketersediaan terminal, shelter yang ditunjang dengan infrastruktur jalan di daerah. Hingga saat ini di
Kabupaten Sumbawa terdapat 3 buah terminal dengan 4 buah shelter. Jumlah tersebut dipandang
belum memadai untuk melayani semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan kelancaran
akses transportasi serta jumlah arus penumpang dan barang yang cenderung linear dengan
perkembangan jumlah alat angkutan. Selanjutnya mengenai rasio terminal terhadap angkutan umum
disajikan sebagai berikut.
II - 56

Tabel 2.87.
Rasio Terminal Terhadap Jumlah Angkutan Penumpang di Kab. Sumbawa
No

Uraian

1
1
2
3
4

2
Jumlah AKAP
Terminal kelas A
Rasio Ter A thdp AKAP
Jumlah AKDP
Terminal kelas B
Rasio Term B thdp AKDP
Jumlah angkutan kota dan perdesaan
Terminal kelas C dan shelter
Rasio Term C dan Shelter terhadap AK
dan P

2006
3
38
1
0.03
98
2
0.02
413
6

2007
4
29
1
0.03
98
2
0.02
375
6

Tahun
2008
5
29
1
0.03
98
2
0.02
354
6

2009
6
29
1
0.03
98
2
0.02
277
6

0.01

0.02

0.02

0.02

2010
7

Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Sumbawa (Bebebrapa tahun terbitan). (Data diolah)

e. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum


Tinggi rendahnya arus penumpang dan arus barang di suatu daerah dari tahun ke tahun
memberikan gambaran dinamika perkembangan ekonomi maupun perkembangan sosial daerah itu.
Suatu daerah yang frekwensi arus perpindahan orang, barang dan jasanya rendah akan
mengakibatkan daerah tersebut semakin tertutup, demikian sebaliknya. Untuk Kabupaten Sumbawa,
gambaran arus penumpang dan arus barang dalam beberapa tahun terakhir disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 2.88.
Jumlah Arus Penumpang dan Arus Barang di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Uraian

1
2

Jumlah arus penumpang


Jumlah arus barang (darat,
laut, udara)

2006

2007

Tahun
2008

2009

603,854

508,466

493,672

410,877

442,997

226,591,027

224,652,326

265,632,171

293,104,124

303,183,238

2010

Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

f. Rasio Ketersediaan Sarana Angkutan Umum Terhadap Panjang Jalan


Ketersediaan infrastruktur jalan di Kabupaten Sumbawa baik jalan nasional, provinsi
maupun kabupaten disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.89.
Panjang Jalan di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Status Jalan

1
1

Tahun
2008

2006

2007

Jalan Nasional

3
182.81

4
223.32

5
223.32

6
223.32

7
223.32

Jalan Provinsi

279.96

379.05

379.05

379.05

406.88

Jalan Kabupaten

914.37

936.81

936.81

939.87

951.51

1377.14

1539.18

1539.18

1542.24

1581.71

Jumlah

2009

2010

Sumber : Dinas PU Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Selanjutnya mengenai rasio panjang jalan terhadap ketersediaan sarana angkutan di


Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.

II - 57

Tabel 2.90.
Rasio Ketersediaan Sarana Angkutan Darat Terhadap Panjang Jalan
di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

Tahun
2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Angkutan Kota Antar Provinsi


(AKAP)
Angkutan Kota
Angkutan Pedesaan
Angkutan Kota Dalam Provinsi
(AKDP)

2
3
4

5
6

Jumlah angkutan umum R4


Panjang Jalan (Pusat,Prov, dan
Kab.
Rasio pjg jalan thdp
ketersediaan sarana angkutan

15

15

15

38

29

29

29

185
370

214
370

137
204

158
255

130
245

138
216

91
186

46

46

47

98

98

98

98

616

645

403

549

502

481

404

1377.14

1539.18

1539.18

1542.24

1581.71

1377.14

1539.18

2.24

2.39

3.82

2.81

3.15

2.86

3.81

Sumber: Sumbawa dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan)

g. Perhubungan laut dan udara


Menyangkut perhubungan laut, untuk memperlancar arus aksesibilitas antar daerah, di
Kabupaten Sumbawa terdapat pelabuhan yang cukup ramai yaitu Pelabuhan Badas, Pelabuhan Alas,
penyeberangan muara kali di Kecamatan Labuhan Badas, penyeberangan ke Pulau Moyo, dan lainlain. Hubungannya dengan perhubungan laut ini terdapat pelabuhan pendaratan ikan yang menjadi
sarana bagi arus ikan oleh nelayan.
Menyangkut perhubungan udara, Bandar udara di Kabupaten Sumbawa terdapat 1 buah
yaitu Bandar Udara Brang Biji, yang hingga saat ini melayani penumpang domestik dengan route
Sumbawa-Mataram. Sarana perhubungan udara di Kabupaten Sumbawa lebih bersifat sekunder.
Bandar udara di Kabupaten Sumbawa terdapat 1 buah yaitu Bandar Udara Brang Biji. Selain itu di
Kabupaten Sumbawa terdapat 1 bandar udara perintis.
2.3.1.17. Komunikasi dan Informasi
a. Jumlah surat kabar nasional/lokal
Surat kabar merupakan komunikasi massa yang diterbitkan secara berkala dan bersenyawa
dengan kemajuan teknologi pada masanya dalam menyajikan tulisan berupa berita, feature,
pendapat, cerita rekaan (fiksi), dan bentuk karangan yang lain. Surat kabar yang dapat diakses
masyarakat dan beredar di Kabupaten Sumbawa adalah surat kabar nasional dan surat kabar terbitan
lokal. Jumlah surat kabar nasional/lokal adalah banyaknya jenis surat kabar terbitan nasional atau
terbitan lokal yang masuk ke daerah. Secara umum surat kabar yang beredar di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.91.
Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

1
2
2
3

Jumlah jenis surat kabar terbitan nasional


Jumlah jenis surat kabar terbitan regional
Jumlah jenis surat kabar terbitan lokal
Total jenis surat kabar (1+2)

Tahun
2006

2010

3
3
5
11

3
3
5
11

Sumber : Sekretariat Daerah Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

II - 58

Semakin banyak jumlah jenis surat kabar terbitan nasional/lokal di daerah menggambarkan
semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi massa berupa media cetak sebagai
pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
b. Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal
Akses informasi yang diperoleh masyarakat dari medis massa elektronik, radio dan televisi
di Kabupaten Sumbawa cukup memadai. Siaran radio yang dapat diakses selama ini seperti RRI,
RPD dan siaran radio FM tetap lancar setiap hari. Demikian pula dengan siaran televisi. Jumlah
radio penyiaran dan televisi local yang terakses di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2010 sebanyak
4 siaran, yaitu 3 siaran radio local dan 1 siaran TV lokal.
2.3.1.18. Pertanahan
Gambaran umum penyelenggaraan urusan pertanahan di Kabupaten Sumbawa terlihat dari
lahan bersertifikat, penyelesaian sertifikat asset tanah pemerintah daerah, batas-batas desa dan
kabupaten.
a. Sertifikat Tanah Milik Pemerintah Daerah
Gambaran umum penerbitan sertifikat tanah milik Pemerintah Kabupaten Sumbawa
disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.92.
Penerbitan Sertifikat Tanah Milik Pemerintah Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

1
1
2
3

2
Jumlah pengajuan
Jumlah terbit
Rasio Terbit
terhadap pengajuan
sertifikat
Jumlah tanah Pemda
yang bersertifikat

2006
3
25
12

2007
4
11
13

Tahun
2008
5
61
35

2009
6
16
21

2010
7
26
26

48.00

118.18

57.38

131.25

100.00

152

165

200

221

234

Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

b. Penyelesaian Batas Wilayah


Gambaran umum batas wilayah baik dalam wilayah Kabupaten Sumbawa maupun antara
Kabupaten Sumbawa dengan Kabupaten lainnya disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.93.
Penyelesaian Batas Wilayah di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

Batas
wilayah
dengan
Kab.
Dompu
Sudah selesai

Belum selesai

Batas
wilayah
dengan
Kab.
Sumbawa Barat
Sudah selesai

Belum selesai

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

II - 59

No

Uraian

3
A
B

Batas Desa :
Sudah di Perda-kan
Belum di Perda-kan

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

Sumber : Sekretariat Daerah Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

2.3.1.19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Gambaran umum penyelenggaraan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri di
Kabupaten Sumbawa dapat duilihat dari rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk,
rasio jumlah linmas per 10.000 penduduk, dan rasio siskamling per jumlah desa/kelurahan.
a. Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
Satuan polisi pamong praja dalam upaya memantapkan penyelenggaraan kamtibmas selama
ini sudah menunjukkan perannya. Efektif tidaknya peran dimaksud selain ditentukan oleh tingkat
kesadaran masyarakat untuk menjaga kamtibmas di lingkungannya juga dipengaruhi keberadaan
Satpol PP. Rasio jumlah Satpol PP di Kabupaten Sumbawa terhadap jumlah penduduk disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 2.94.
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No.
1
1.
2.
3.

Uraian
2
Jumlah Polisi Pamong Praja
Jumlah Penduduk
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per
10.000 penduduk

2006
3
89
403.500
2,206

2007
4
183
406.888
4,498

Tahun
2008
5
171
413.869
4,132

2009
6
161
420.750
3,827

2010
7
173
415.363
4,165

Sumber : Satpol PP Kabupaten Sumbawa dioalah beberapa tahun.

Kondisi pada tabel tersebut menunjukkan bahwa rasio Satpol PP di Kabupaten Sumbawa
sangat fluktuatif, dan pada dua tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan. Bila memperhatikan
angka rasio, berarti beban kerja untuk setiap personil yang tergabung dalam Satpol PP semakin
lama akan semakin bertambah. Peningkatan rasio tersebut antara lain karena laju pertumbuhan
penduduk lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan pemerintah daerah menambah jumlah
personil Satpol PP setiap tahunnya.
Memperhatikan kondisi tersebut, harapan paling strategis adalah peningkatan kesadaran
semua komponen masyarakat untuk dapat meningkatkan partisipasi dalam mewujudkan kondisi
kamtibmas yang lebih baik di masa mendatang, terutama melalui kesadaran dalam penegakan
aturan main/regulasi yang berlaku.
b. Rasio jumlah linmas per 10.000 penduduk
Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang memiliki tugas umum
memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. Rasio jumlah Linmas dapat menggambarkan
kapasitas seluruh komponen pemerintah dan masyarakat daerah dalam menjaga ketertiban dan
keamanan di tengah-tengah masyarakat. Gambaran rasio Linmas di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.

II - 60

Tabel 2.95.
Rasio Jumlah Linmas di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No.

Uraian

1
1.
2.
3.

2
Jumlah Linmas
Jumlah Penduduk
Rasio jumlah Linmas per 10.000
penduduk

2006
3
743
403.500
18,41

2007
4
743
406.888
18,26

Tahun
2008
5
2304
413.869
55,67

2009
6
2304
420.750
54,76

2010
7
2434
415.363
58,60

Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan).

Gambaran data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan rasio Linmas di
Kabupaten Sumbawa pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2006. Rasio 18,41 berarti bahwa
dalam 10.000 penduduk terdapat petugas Linmas sebanyak 18-19 orang, demikian pula dengan
tahun 2010 yang mencapai rasio 58,60 yang berarti bahwa dalam setiap 10.000 penduduk terdapat
petugas Linmas sebanyak 58-59 orang.
c. Rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan
Rasio Pos Siskamling per desa/kelurahan menggambarkan tingkat ketersediaan pos
siskamling pada setiap desa/kelurahan. Semakin besar rasio pos siskamling berarti semakin tinggi
pula kapasitas dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam menyediakan fasilitas
penunjang untuk menjaga ketertiban dan keamanan di tengah-tengah masyarakat. Gambaran rasio
pos siskamling per desa/kelurahan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.96.
Rasio Jumlah Pos Siskamling di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No.
1
1.
2.
3.

Uraian
2
Jumlah Pos Siskamling
Jumlah Desa/kelurahan
Rasio jumlah Pos Siskamling per
Desa/Kelurahan

2006
3
487
154
3,16

2007
4
576
165
3,49

Tahun
2008
5
614
165
3,72

2009
6
645
166
3,89

2010
7
653
166
3,93

Sumber : Badan Kesbangpol Linmas Kabupaten Sumbawa dioalah beberapa tahun.

Data tersebut menginformasikan bahwa dalam periode tahun 2006-2010, rata-rata di setiap
desa/kelurahan di Kabupaten Sumbawa memiliki pos siskamling sebanyak 3-4 unit.
2.3.1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan penyelenggaraan urusan otonomi daerah,
pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian
dapat terlihat dari indikator persentase rumah tangga miskin, Penyelesaian dan penegakan PERDA,
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat,
a. Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan merupakan permasalahan krusial yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat
dalam mengakses pelayanan dasar yaitu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan peningkatan
kemampuan daya beli. Sebagai gambaran di Kabupaten Sumbawa dalam beberapa tahun terakhir,
jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun sudah menunjukkan penurunan secara kuantitatif,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

II - 61

Sumber : BPS Kab. Sumbawa (2011)

Gambar 2.9
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) di Kabupaten Sumbawa (2005-2010)

Meskipun secara kuantitatif jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumbawa cenderung


menurun, namun tingkat kemiskinan di Kabupaten Sumbawa dari tahun 2005 hingga 2010 tetap
masih berada diatas tingkat kemiskinan provinsi dan nasional. Hal tersebut terlihat pada gambar
berikut.

Sumber : DATA SUSENAS diolah dari BPS NTB, BPS dalam TNP2K dan TKPK Prov. NTB, 2011.

Gambar 2.10
Tingkat Kemiskinan Kab. Sumbawa, Prov. NTB dan Nasional (2005-2010)

Mencermati Gambar 2.10, kecuraman penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten


Sumbawa jauh lebih besar dibandingkan dengan Provinsi maupun Nasional. Ini menunjukkan
bahwa laju pertumbuhan negatif tingkat kemiskinan di Kabupaten Sumbawa cukup signifikan.
Perbandingan secara statistik selanjutnya disajikan pada table berikut.
Tabel 2.97.
Tingkat Penurunan Kemiskinan di Kabupaten Sumbawa, NTB dan Nasional
Tahun

Sumbawa

NTB

2006
2007
2008
2009
2010
Rerata

7,57%
-7,13%
-12,06%
-5,77%
-8,81%
-5,24%

4,82%
-8,02%
-6,36%
-2,65%
-5,40%
-3,52%

Nasional
4

11,97%
-5,42%
-5,95%
-6,95%
-4,64%
-2,20%

Sumber: Diolah dari Gambar 2.10.

II - 62

Secara proporsional, bila dikaitkan jumlah penduduk miskin Kabupaten Sumbawa dalam
konstelasi penduduk miskin Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka proporsi jumlah penduduk miskin
di Kabupaten Sumbawa berkisar antara 9-11% terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi NTB.
Selengkapnya disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.98.
Proporsi Jumlah Penduduk Miskin di Kab. Sumbawa Dalam Provinsi NTB
(2005-2010)
No.

Kabupaten/Provinsi

1
2

Kab. Sumbawa
Nusa Tenggara Barat
Proporsi Kab. Sumbawa (%)

Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)


2007
2008

2005

2006

2009
7

2010
8

118,992
1,136,425
10.47

124,899
1,156,144
10.80

122,012
1,118,452
10.91

109,632
1,068,820
10.26

104,980
1,014,745
10.35

90.400
971.800
9.30

Sumber : BPS Kab. Sumbawa (2011)

Penurunan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumbawa tersebut telah disertai dengan
kecenderungan meningkatnya garis kemiskinan sebagai gambaran peningkatan kemampuan daya
beli masyarakat dari waktu ke waktu. Sebagai gambaran mengenai garis kemiskinan Kabupaten
Sumbawa dalam periode waktu tahun 2005-2010, sebagai berikut.

Sumber : BPS Kab. Sumbawa (2011)

Gambar 2.11
Garis Kemiskinan di Kabupaten Sumbawa (2005-2010)

Terhadap fakta-fakta tersebut, maka lima tahun mendatang perlu dipertahankan bahkan
ditingkatkan upaya percepatan penurunan kemiskinan melalui sinergi dan penajaman program
penanggulangan kemiskinan dengan target minimal tingkat kemiskinan dapat ditekan hingga
dibawah rata-rata provinsi.
b. Proporsi Realisasi PAD Terhadap Realisasi APBD
Proporsi realisasi pendapatan asli daerah terhadap realisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah merupakan salah satu informasi penting yang menunjukkan tingkat kontribusi sumberdaya
daerah terhadap anggaran belanja daerah. Semakin tinggi proporsi realisasi PAD menunjukkan
semakin tingginya kemampuan daerah untuk membiayai kebutuhannya dalam penyelenggaran
pembangunan daerah. Gambaran realisasi PAD Kabupaten Sumbawa terhadap realisasi belanja
daerah disajikan sebagai berikut.

II - 63

Tabel 2.99.
Proporsi Realisasi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Realisasi APBD
Kabupaten Sumbawa (2008-2010) (Rp Milyar)
No

Uraian

2008

Tahun
2009

2010

Jumlah Realisasi PAD

26.03

28.50

35.81

Jumlah Realisasi APBD


Proporsi realisasi PAD terhadap
realisasi APBD (%)

570.16

585.46

660.43

4.57

4.87

4.54

Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

c. Jumlah Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Yang Dibentuk


Dalam rangka menjalankan ketentuan peraturan per undang-undangan yang berlaku
sehingga secara operasional dapat diimplementasikan sesuai dengan kewenangan kabupaten, maka
penjabarannya dituangkan kedalam Peraturan Daerah dan Peraturan kepala Daerah. Gambaran
umum pembentukan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah di Kabupaten Sumbawa
disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.100.
Jumlah Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Yang Dibentuk di Kab. Sumbawa
No.

Uraian

1
2

Tahun

Jumlah Perda
Jumlah Peraturan Bupati

2005

2006

2007

2008

2009

2010
8

30
17

26
23

25
31

8
69

3
25

34
68

Sumber : Sekretariat Daerah Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

d. Survey Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat


Ukuran keberhasilan
penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tinkat kepuasan
masyarakat sebagai penerima layanan. Kepuasan penerima layanan dapat dicapai apabila penerima
layanan memperoleh layanan sesuai dengan yang dibutuhkan atau yang diharapkan. Berkaitan
dengan hal tersebut Pemerintah Daerah perlu melakukan survey mengenai indeks kepuasan layanan
masyarakat. Sebagai gambaran pelaksanaan survey tersebut di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.101.
Survey Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat di Kabupaten Sumbawa
No.

Uraian

Survey Indeks Layanan Kepuasan Masyarakat :

Ada dilaksanakan

Tidak Dilaksanakan

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

v
v

Sumber : Sekretariat Daerah Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

2.3.1.21. Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa


Secara lugas pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai suatu proses yang membangun
manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku
masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Dari definisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama
II - 64

dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah


perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat.
a. Kelompok Binaan LPM
Secara organisatoris, dalam implementasinya di kecamatan/kelurahan/desa terdapat
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) serta kelompok-kelompok binaannya masing-masing.
Perkembangan kelompok binaan LPM di Kabupaten Sumbawa dari tahun 2006 sampai 2010
disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.102.
Kelompok Binaan LPM Berdasarkan Kecamatan Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
2006

No. Kecamatan

2007
2008
2009
2010
RataRataRataJlh Klp
Jlh Klp
Jlh Klp
Jlh Klp Rata-rata
Jlh Klp Rata-rata
Jlh LPM
rata Jlh LPM
rata Jlh LPM
rata Jlh LPM
Jlh LPM
Binaan
Binaan
Binaan
Binaan LPM
Binaan LPM
LPM
LPM
LPM
3
4
5=4/3
6
7 8=7/6
9
10 11=10/9
12
13 14=13/12
15
16 17=16/15

1 Alas Barat

0.63

0.63

0.63

0.63

0.63

2 Alas

0.63

0.63

0.63

0.63

0.63

3 Buer

0.83

0.83

0.83

0.83

0.83

4 Utan

0.56

0.56

0.56

0.56

0.56

5 Rhee

1.25

1.25

1.25

1.25

1.25

6 Lab. Badas

0.71

0.71

0.71

0.71

0.71

7 Sumbawa

0.63

0.63

0.63

0.63

0.63

8 Unter Iwes

0.63

0.63

0.63

0.63

0.63

9 Batulanteh

0.83

0.83

0.83

0.83

0.83

10 Moyo Hulu

12

0.42

12

0.42

12

0.42

12

0.42

12

0.42

11 Lenangguar

1.25

1.25

1.25

1.25

1.25

12 Lantung

1.25

1.25

1.25

1.25

1.25

13 Ropang

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

14 Orong Telu

1.25

1.25

1.25

1.25

1.25

15 Lunyuk

0.71

0.71

0.71

0.71

0.71

16 Moyo Hilir

10

0.50

10

0.50

10

0.50

10

0.50

10

0.50

17 Moyo Utara

0.83

0.83

0.83

0.83

0.83

18 Lopok

0.71

0.71

0.71

0.71

0.71

19 Lape

1.25

1.25

1.25

1.25

1.25

20 Maronge

1.25

1.25

1.25

1.25

1.25

21 Palampang

11

0.45

11

0.45

11

0.45

11

0.45

11

0.45

22 Labangka

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

23 Empang

10

0.50

10

0.50

10

0.50

10

0.50

10

0.50

24 Tarano

0.63

0.63

0.63

0.63

0.63

165

120

19.69

165

165

120

19.69

165

120

19.69

165

120

19.69

JUMLAH

120 19.69

Sumber : BPM-PD Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

b. Jumlah LSM Yang Aktif


Sebagai organisasi non pemerintah, Lembaga swadaya masyarakat LSM) adalah organisasi
yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela memberikan
pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari
kegiatannya. Berdasarkan Undang-undang No.16 tahun 2001 tentang Yayasan, maka secara umum
II - 65

organisasi non pemerintah di Indonesia berbentuk yayasan. Keberadaan LSM di Kabupaten


Sumbawa sepanjang tahun 2006-2010 disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.103.
Jumlah LSM di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Tahun

Uraian

2006

2007

2008

2009

2010

1.

Jumlah LSM Terdaftar

15

20

22

27

32

2.
3.

Jumlah LSM Tidak Aktif


Jumlah LSM Aktif ( 1 2 )

3
12

5
15

7
15

8
19

8
24

Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

2.3.1.22. Sosial
Penyelenggaraan urusan sosial pada hakikatnya adalah pembangunan sumberdaya manusia
dalam rangka menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan dinamis untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan sosial masyarakat. Gambaran penyelenggaraan urusan sosial di Kabupaten Sumbawa
dapat terlihat pada penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), serta
rasio ketersediaan tempat ibadah dan sarana prasarana sosial lainnya.
a. Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
Ukuran tingkat kesejahteraan sosial penduduk dapat diukur dalam berbagai sudut. Misalnya
penduduk penyandang masalah sosial. Penduduk penyandang masalah sosial (PMKS) yaitu
penduduk yang dikelompokkan sebagai penduduk rawan sosial. Terdapat 22 jenis PMKS yang
secara rinci disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.104.
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Sumbawa
2006
No

Jenis Penyandang Masalah


Kesejahteraan Sosial

Satuan

2007

2008

2009

2010

Jumlah

% Klp

Jumlah

% Klp

Jumlah

% Klp

Jumlah

% Klp

Jumlah

% Klp

PMKS

Populasi

PMKS

Populasi

PMKS

Populasi

PMKS

Populasi

PMKS

Populasi

10

11

12

13

Anak Balita Terlantar

Jiwa

286

0,32

286

0,31

286

0,34

286

0,34

286

0,34

2
3
4

Anak Terlantar
Anak Nakal
Anak jalanan
Wanita Rawan Sosial
Ekonomi

Jiwa
Jiwa
Jiwa

12.438
561
281

13,81
0,62
0,31

11.353
546
116

12,36
0,59
0,13

9.268
511
49

10,88
0,60
0,06

9.168
481
49

10,78
0,57
0,06

9.068
451
49

10,68
0,53
0,06

Jiwa

4.410

4,90

4.385

4,78

4.360

5,12

4.335

5,10

4.310

5,08

Koban Tindak Kekerasan

Jiwa

176

0,20

143

0,16

100

0,12

90

0,11

80

0,09

Lanjut Usia Terlantar

Jiwa

4.774

5,30

4.684

5,10

4.554

5,35

4.479

5,27

4.404

5,19

Penyandang Cacat

Jiwa

2.816

3,13

2.610

2,84

2.297

2,70

2.207

2,60

2.147

2,53

Tuna Susila

Jiwa

25

0,03

60

0,07

85

0,10

110

0,13

133

0,16

10

Pengemis

Jiwa

13

0,01

0,00

0,00

0,00

0,00

11

Gelandangan
Bekas Warga Binaan
Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK)
Korban Penyalagunaan
Napza

Jiwa

100

0,11

0,00

0,00

0,00

0,00

Jiwa

248

0,28

705

0,77

958

1,13

1.240

1,46

1.547

1,82

Jiwa

150

0,17

172

0,19

241

0,28

271

0,32

291

0,34

Keluarga Fakir Miskin

KK

46.093

51,19

45.643

49,71

45.223

53,11

44.913

52,83

45.149

53,18

KK

16.510

18,34

16.440

17,90

16.330

19,18

16.330

19,21

16.062

18,92

KK

119

0,13

89

0,10

59

0,07

59

0,07

59

0,07

12
13
14
15
16

Keluarga yang Tinggal


di Rumah Tak Layak
Huni
Keluarga Bermasalah
Sosial Psikologis

II - 66

2006
No

Jenis Penyandang Masalah


Kesejahteraan Sosial

Satuan

2008

2009

2010

% Klp

Jumlah

% Klp

Jumlah

% Klp

Jumlah

% Klp

Jumlah

% Klp

PMKS

Populasi

PMKS

Populasi

PMKS

Populasi

PMKS

Populasi

PMKS

Populasi

10

11

12

13

17

Komunitas Adat terpencil

KK

43

0,05

43

0,05

89

0,10

51

0,06

77

0,09

18

Korban Bencana Alam

jiwa

178

0,20

3.794

4,13

68

0,08

180

0,21

147

0,17

19

Korban Bencana Sosial

jiwa

50

0,06

59

0,06

70

0,08

175

0,21

60

0,07

jiwa

243

0,27

233

0,25

213

0,25

203

0,24

188

0,22

jiwa

0,00

0,00

0,00

0,00

0,01

KK

530

0,59

460

0,50

390

0,46

390

0,46

390

0,46

20
21
22

2007

Jumlah

Pekerja Migran
Bermasalah Sosial
Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA)
Keluarga Rentan

Jumlah
90.044
91.821
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

85.151

85.017

84.903

b. Rasio ketersediaan tempat ibadah


Beribadah menurut agama dan kepercayaan yang dianut merupakan wujud kepercayaan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Beribadah sangat berguna dalam membentuk manusia
seutuhnya. Untuk itu diperlukan sarana tempat ibadah dalam mewujudkan hal tersebut bagi masingmasing pemeluk agama tersebut.
Tabel 2.105.
Rasio Ketersediaan Tempat Ibadah di Kabupaten Sumbawa
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Sarana Ibadah
2
Mesjid
Penduduk Agama Islam
Rasio Mesjid-Pddk Islam
Gereja
Penduduk Katolik
Penduduk Protestan
Jmlh Penduduk Agama
Katolik+Protestan
Rasio gereja Penduduk
(K+P)
Pura
Penduduk Agama Hindu
Rasio Pura-Pddk Hindu
Wihara
Penduduk Agama Budha
Rasio Wihara-Pddk Budha
Jumlah penduduk
Rasio Mesjid-Penduduk
Rasio Gereja-Penduduk
Rasio Pura-Penduduk
Rasio Wihara-Penduduk

2006
3
467
388636
12.02
6
1957
1704

2007
4
467
391900
11.92
6
1973
1718

Tahun
2008
5
467
398602
11.72
6
2011
1740

2009
6
497
405236
12.26
6
2042
1766

2010
7
524
400048
13.10
5
1986
1744

3661

3691

3751

3808

3730

16.39

16.26

16.00

15.76

13.40

5
10771
4.64
1
392
25.51
401209
1.16
0.15
0.12
0.02

24
10861
22.10
1
396
25.25
406888
1.15
0.15
0.59
0.02

24
11080
21.66
1
396
25.25
413869
1.13
0.14
0.58
0.02

35
11264
31.07
1
402
24.88
420750
1.18
0.14
0.83
0.02

40
11120
35.97
2
397
50.37
415363
12.63
0.12
0.96
0.05

Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS (Beberapa tahun terbitan)

c. Karang Taruna
Gambaran umum kondisi daerah terkait keberadan karang taruna di Kabupaten Sumbawa
disajikan sebagai berikut.

II - 67

Tabel 2.106.
Jumlah dan Status Karang Taruna di Kabupaten Sumbawa
No

Status Karang Taruna

1
2
3
4
5

Tumbuh
Berkembang
Maju
Percontohan
Jumlah

2006

2007

Tahun
2008

2009

135
14
8
1
158

135
14
8
1
158

135
14
8
1
158

135
14
8
1
158

135
14
8
1
158

2010

Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS (Beberapa tahun terbitan)

2.3.1.23. Kebudayaan
Gambaran umum penyelenggaraan urusan kebudayaan di Kabupaten Sumbawa terlihat dari
ketersediaan sarana prasarana penyelenggaraan seni dan budaya serta intensitas kegiatannya, dan
keberadaan situs serta kawasan cagar budaya yang dilestarikan.
a. Sarana prasarana penyelenggaraan seni dan budaya
Gambaran ketersediaan sarana dan prasarana penyelenggaraan seni dan budaya di
Kabupaten Sumbawa dapat dilihat dari aspek lembaga kesenian dan lembaga kebudayaan, serta
aspek ketersediaan prasarana pertunjukan seni budaya.
1. Lembaga kesenian dan lembaga kebudayaan
Geliat berkesenian di Kabupaten Sumbawa dewasa ini sedang berkembang terutama di
kalangan generasi muda baik secara perorangan maupun berkelompok, namun belum semua
kelompok pegiat seni dan budaya tersebut terdaftar secara resmi pada lembaga pemerintah daerah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keterseiaan lembaga seni budaya yang terdaftar di
Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.

No

Tabel 2.107.
Lembaga Seni dan Budaya Yang Terdaftar di Kabupaten Sumbawa
Tahun
Lembaga Seni dan Budaya
2006
2007
2008
2009

2010

1
2
3
4

Grup Kesenian/Sanggar Seni


Pusat Latihan Kesenian
Dewan Kesenian Daerah
Lembaga Adat Tana Samawa(Kab
dan Kec)
Jumlah lembaga

43
1
1
1

46
1
1
1

46
1
1
1

49
1
1
1

52
1
1
25

46

49

49

52

79

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)

2. Prasarana pertunjukan seni budaya


Gambaran umum kondisi daerah terjait dengan ketersediaan prasarana pertunjukan seni
budaya dapat terlihat dari ketersediaan panggung kesenian, gedung pertunjukan kesenian dan
gedung khusus kesenian. Secara umum diajikan sebagai berikut.

II - 68

Tabel 2.108.
Prasarana Pertunjukan Seni Budaya di Kabupaten Sumbawa
No

Prasarana Pertunjukan Seni dan Budaya

1
2
3

Gedung Khusus Kesenian


Gedung tempat pertunjukan kesenian
Panggung arena pertunjukan seni

2006

2007

Tahun
2008

2009

0
4
10

0
4
10

0
4
10

0
4
10

0
4
10

2010

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)

b. Kegiatan seni dan budaya


Event tetap kegiatan seni budaya yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun di Kabupaten
Sumbawa meliputi event tetap kesenian dan event tetap kegiatan kebudayaan sebagai berikut.

No
1

1
2
3
4
5
6
7

Tabel 2.109.
Event Tetap Kegiatan Seni dan Budaya di Kabupaten Sumbawa
Tahun
Event
2006
2007
2008
2009
2

Pekan Budaya Samawa


Festival Ponan
Festival Samba
Pertunjukan Seni Budaya Hari
Kemerdekaan dan Hari Besar Nasional
Pertunjukan dan Diskusi Seni Hari
Bumi
Festival Seni Kolaboratif DKS
Jumlah

2010

1
1
0

1
1

1
1

1
1

1
1

0
5

0
5

0
6

1
8

1
8

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)

Kegiatan-kegiatan kesenian yang terselenggara di luar event tetap sesungguhnya cukup


banyak, baik dalam bentuk lomba seni pada Porseni, lomba seni pada kegiatan-kegiatan sekolah
ataupun pertunjukan kesenian oleh Kabupaten Sumbawa pada event-event promosi di luar daerah
serta kegiatan pertunjukan kesenian yang diselenggarakan oleh mahasiswa saat liburan sekolah,
namun bukan merupakan event tetap yang secara rutin berlangsung.
c. Pengelolaan Cagar Budaya
Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya
di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Cagar budaya berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh pemerintah
dan pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkannya.
Sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa, cagar budaya pada hakikatnya adalah wujud
pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan
pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya
pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan demikian, cagar budaya perlu dikelola,
dikembangkan melalui penelitian, revitalisasi, diadaptasi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan
dengan mengedepankan prinsip pelestarian dan nilai budaya masyarakat.

II - 69

Gambaran umum terkini pengelolaan cagar budaya di Kabupaten Sumbawa disajikan


sebagai berikut.
Tabel 2.110.
Jumlah Benda Cagar Budaya di Kabupaten Sumbawa (2010)
No
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Petugas Pemelihara
Ada
Tidak

Nama
2

Kec. Sumbawa
Kec. Tarano
Kec. Moyo Hulu
Kec. Moyo Hilir
Kec. Maronge
Kec. Lopok
Kec. Batulanteh
Kec. Ropang
Kec. Empang
Kec. Utan
Kec. Alas
Kec. Plampang
Kec. Buer
Kec. Lape
Kec. Lunyuk
Kec. Alas Barat
Jumlah

7
0
1
1
1
1
1
0
1
3
2
1
0
0
0
0
19

1
3
6
3
0
1
2
1
0
1
2
0
1
1
1
1
24

Ket
7

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)

Berdasarkan data tersebut, dari 43 benda cagar budaya yang teridentifikasi di Kabupaten
Sumbawa hanya 19 cagar budaya yang kini memiliki petugas pemelihara dan 24 cagar budaya tidak
dipelihara oleh juru pelihara. Meskipun demikian, masyarakat setempat tetap merawat benda cagar
budaya tersebut.
2.3.1.24. Statistik
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan kondisi statistic dapat dilihat dari
ketersediaan dokumen statistic daerah. Dokumen statistic tersebut sangat diperlukan dalam rangka
memenuhi kebutuhan perencanaan, perumusan kebijakan strategis daerah, serta bahan untuk
evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan daerah. Beberapa dokumen statistic yang dipandang
penting, seperti Daerah Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka, PDRB Kabupaten, PDRB
Kecamatan, Profil Daerah, IPM, Indeks Gini Rasio, Input Output, Indeks Kepuasan Masyarakat,
Indeks Harga Konsumen, Indeks Williamson.
Berikut ini adalah keterseediaan dokumen statistik di Kabupaten Sumbawa dalam kurun
waktu tahun 2005-2010 sebagai berikut.
Tabel 2.111.
Ketersediaan Dokumen Statistik di Kabupaten Sumbawa
No

Dokumen

1
1
2
3
4
5
6

2
Daerah Dalam Angka (DDA)
Kecamatan Dalam Angka
PDRB Kabupaten Sumbawa
PDRB Kecamatan
Profil Daerah
Indeks Pembangunan Manusia

2006
Tidak
Ada
ada
3
4
v
v
v
v
v
v

2007
Tidak
Ada
ada
5
6
v
v
v
v
v
v

2008
Tidak
Ada
ada
7
8
v
v
v
v
v
v

2009
Tidak
Ada
ada
9
10
v
v
v
v
v
v

2010
Tidak
Ada
ada
11
12
v
v
v
v
v
v

II - 70

(IPM)
Indeks Gini Rasio
Indeks Williamson
Indeks Harga Konsumen
Indeks Kepuasan Masyarakat
Indeks Pelayanan Minimum
Indeks Pelayanan Publik
Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Sumberdaya Alam Spasial
Kabupaten Sumbawa

7
8
9
10
11
12
13
14

v
v
v
v
v
v

v
v
v
v
v
v

v
v
v
v
v
v

v
v
v
v
v
v

v
v
v
v
v
v
v
v

Sumber : Bappeda Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

2.3.1.25. Kearsipan
Gambaran umum kondisi daerah terkait penyelenggaraan urusan kearsipan di Kabupaten
Sumbawa terlihat pada penerapan pengelolaan arsip secara baku dan ketersediaan SDM pengelola
kearsipan (arsiparis).
a. Penerapan Pengelolaan Arsip Secara Baku
Arsip merupakan dokumen yang berisi data/informasi beberapa tahun ke belakang.
Keberadaan
asrip
sesungguhnya
teramat
sangat
penting
untuk
mengingatkan
peristiwa/kejadian/kronologis pelaksanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan arsip secara baku. Pada jajaran pemerintahan daerah pengelolaan arsip
secara baku dilaksanakan oleh masing-masing SKPD dan kumpulan arsip yang dipandang penting
namun karena keterbatasan sarana penyimpanan di SKPD di sediakan lembaga Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah. Gambaran umum pengelolaan arsip secara baku di Kabupaten Sumbawa
sebagai berikut.

No
1
1
2
3

Tabel 2.112.
Pengelolaan Arsip Secara Baku di Kabupaten Sumbawa
Tahun
Uraian
2006
2007
2008
2009
2
3
4
5
6
Jumlah SKPD Yang Menerapkan Arsip
55
55
55
55
Secara Baku
Jumlah SKPD di Kabupaten Sumbawa
55
55
55
55
Persentase SKPD Yang Menerapkan
100
100
100
Arsip Secara Baku di Kabupaten
100
Sumbawa

2010
7
55
55
100

Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kab. Sumbawa (2010)

b.

Ketersediaan SDM Pengelola Kearsipan (Arsiparis)

Pengelolaan arsip secara terpadu memerlukan teknik/cara yang baik, benar dan dilakukan
secara terintegrasi. Untuk itu harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang secara khusus dilatih untuk
menjadi arsiparis. Ketersediaan arsiparis di Kabupaten Sumbawa digambarkan sebagai berikut.

II - 71

No
1
1
2
3

Tabel 2.113.
Pengelola Arsip Secara Terpadu di Kabupaten Sumbawa
Tahun
Uraian
2006
2007
2008
2009
2
3
4
5
6
Jumlah pengelola arsip terpadu yang
65
65
65
65
diperlukan
Jumlah pengelola arsip terpadu terlatih
40
49
49
49
Persentase pengelola arsip terpadu
61,54
75,38
75,38
75,38
terlatih

2010
7
65
49
75,38

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)

2.3.1.26. Perpustakaan
Penyediaan perpustakan di kecamatan pada dasarnya adalah salah satu upaya dalam rangka
menunjang peningkatan akses masyarakat dalam memenuhi rasa ingin tahunya, yang dalam
prosesnya juga akan membantu mensukseskan program peningkatan minat baca masyarakat.
Gambaran ketersediaan perpustakaan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Sumbawa
sebagai berikut.
Tabel 2.114.
Jumlah Perpustakaan Kabupaten Sumbawa (2006 2010)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Kecamatan
Sumbawa
Unter Iwes
Moyo Utara
Moyo Hilir
Lape
Lopok
Maronge
Plampang
Labangka
Empang
Moyo Hulu
Lenangguar
Lunyuk
Rhee
Utan
Alas
Alas Barat
Buer
Labuhan Badas
Batu Lanteh
Tarano
Ropang
Orong Telu
Jumlah

2006
7
1
2
1
1
2
3
1
1
3
1
2
2
1
1
1
1
31

Jumlah Perpustakaan/Tahun
2007
2008
2009
7
7
7
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
3
3
3
1
1
2
1
1
1
3
3
3
1
1
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
3
1
1
1
2
3
1
1
1
35
40
43

2010
7
1
1
2
1
1
1
2
1
3
2
1
3
1
2
2
1
1
3
3
1
3
1
44

Sumber : Arpusda Kab. Sumbawa. (Beberapa tahun terbitan, diolah) .Tidak termasuk perpustakaan sekolah

Gambaran layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumbawa menyangkut tentang koleksi


buku dan pengunjung selama beberapa tahun terakhir sebagai berikut.

II - 72

Tabel 2.115.
Perkembangan Koleksi Buku dan Pengunjung Perpustakaan Daerah
Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

1.

Jumlah koleksi buku (eksp)

68.980

73.527

76.140

79.914

81.304

2.

Jumlah pengunjung (orang)

25.778

32.324

27.695

27.466

58.666

Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Meningkatnya jumlah koleksi buku dan pengunjung perpustakaan daerah Kabupaten


Sumbawa menunjukkan ekspektasi positif bagi upaya peningkatan minat baca masyarakat dan pada
muaranya akan meningkatkan kualitas SDM Kabupaten Sumbawa. Kendala yang dihadapi selama
ini terletak pada sarana prasarana layanan (kantor, ruang baca, komputer, dan penunjang lainnya,
sarana mobilitas layanan) yang masih kurang memadai dan membutuhkan perhatian serius pada
masa mendatang.
2.3.2. Layanan Urusan Pilihan
2.3.2.1. Kelautan dan Perikanan
a. Potensi lahan dan pemanfaatan potensi lahan
Gambaran umum penyelenggaraan urusan kelautan dan perikanan di Kabupaten Sumbawa
diantaranya dapat dilihat dari tingkat pemanfatan potensi lahan, baik untuk perikanan laut, perairan
umum, perairan air tawar dan air payau, seperti disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.116.
Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Kabupaten Sumbawa (2010)
No
1
I

II

III

IV

Sumber Daya
2
Perikanan Laut
a. Perikanan Tangkap
1. P. Pantai
2. P. Lepas Pantai
3. Z E E
Jumlah
b. Budidaya Laut
1. Budidaya Rumput Laut
2. Budidaya Kerapu
3. Budidaya Mutiara
Jumlah
Perairan Umum
1. Waduk Dam
2. Sungai
3. Laguna
Jumlah
Perairan Air Tawar
1. Kolam
2. Sawah/mina Padi
3. Kerambah/KJA
Jumlah
Perairan Air Payau
1. Tambak
Jumlah
TOTAL

Potensi
Luas (Ha)
Prod (ton)
3

Luas (Ha)

Dimanfaatkan
%
Prod (ton)
6

677,600
900,000
7,400,000
8,977,600

24,864
30,789
203,390
259,043

677,600
286,722
0
964,322

100
31.86
0
10.74

37,242
3,848
0
41,090.20

149.78
12.50
15.86

14,950
1,200
5,700
21,850

897,000
15,080
13.4
912,093

5,940
260
2,108
8,308

39.73
21.67
36.98
38.02

43,935
198
0.3
44,133

4.90
1.31
2.24
4.84

1,074
900
50
2,024

1,074
900
50
2,024

704
796
23
1,552

65.55
88.44
46.00
76.68

1,488
332
20
1,840

138.55
36.89
40.00
90.91

1,464
398
406
2,268

1,756
119
11,990
13,868

131.18
0
131.58
131.58

8.96
32.41
5.80

372
0
59
430

21.18
0.49
3.10

10,375
10,375
9,014,117

12,744.50
12,744.50
1,199,773

2,720.30
2,720.30
977,033.98

26.22
26.22
10.85

32,903
32,903
120,396.20

258.17
258.17
10.03

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa 2010

II - 73

Pada tahun 2010 pemanfaatan lahan untuk pembangunan urusan kelautan dan perikanan
secara kumulatif sudah mencapai 10,85% dari luas lahan potensinya. Pemanfaatan terbesar baru
mencapai 41% untuk perairan laut dan 32,903% untuk perairan air payau. Hal ini menunjukkan
bahwa peluang pengembangannya sangat terbuka pada masa selanjutnya.
Gambaran pemanfaatan lahan setiap tahunnya pada beberapa tahun terakhir disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.117.
Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Lahan Perikanan Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Sumber Daya

Luas Potensi
(Ha)

2006

2007

1
I

II
III
IV

Perikanan Laut
a. Perikanan Tangkap
b. Budidaya Laut
Perairan Umum
Perairan Air Tawar
Perairan Air Payau
TOTAL

8,977,600
21,850
2,024
2,268
10,375
9,014,117

953,840
6,207
1,436
111,8
1955,8
964.755

Pemanfaatan (Ha)
2008
2009

955,840
7,207
1,454
117,83
2,136
970.180

6
958,700
7,589
1,488
123,34
2280,4
976.180

2010

964,322
8,017
1,522
128,36
2,383
976.373

964,322
8,308
1,523
131,58
2720,30
977.035

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa 2010

b. Produksi Perikanan
Produksi perikanan yang paling dominan di Kabupaten Sumbawa adalah perikanan tangkap.
Komoditas ikan dengan kuantitas produksi tertinggi tahun 2010 meliputi udang (air payau), rumput
laut, kembung, kakap, kerapu, layang, lencam, tongkol, ikan air rawar, bandeng, peperek.
Tabel 2.118.
Produksi Perikanan Kabupaten Sumbawa Terhadap Provinsi NTB (2006-2010)
Tahun

Kab. Sumbawa

1
2010
2009
2008
2007
2006
Rata-Rata

2
120.396
66.563
57.469
53.060
48.329
67.236

Provinsi
NTB
3
381.888
139.850
131.898
108.955
101.875
172,89

Proporsi

Growth KS

Growth NTB

4
31,5%
48%
44%
49%
38%
42,10%

5
80%
16%
8%
37%
14%
31%

6
173,06%
6%
21%
7%
6%
42,6%

Sumber: DDA NTB dan DDA Kab. Sumbawa, 2010

Tabel di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan Kabupaten Sumbawa sebagai salah
satu dari 10 Kabupaten/kota di NTB sejak Tahun 2006 2010, memberikan kontribusi produksi
rata-rata 42%. Gambaran tingkat produksi perikanan di Kabupaten Sumbawa setiap tahunnya pada
beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.119.
Potensi dan Produksi Perikanan di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No
1
1
2

Sumber Daya

Potensi
Produksi
(Ton)

2
Perikanan Tangkap
Budidaya Laut

Total

1,171,136

259,043
912,093

Tahun
2006
4
29,970
12,3131.1
42,383.1

2007

2008

2009

2010

5
34,600.0
13,626.7
48,226.7

6
38,591.1
27,075.0
65,666.1

7
41,155.0
42,227.0
83,382.0

8
43,855.0
66,049.0
109,904.0

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa 2010

II - 74

c. Cakupan pembinaan kelompok nelayan


Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan cakupan pembinaan kelompok budidaya
rumput laut dan kelompok nelayan, secara berturut-turut disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.120.
Data Jumlah Kelompok Budidaya Rumput Laut per Kecamatan 2010
No
1
I.
II.
III.
IV.
V
VI
VII.
VIII
IX
X

Kecamatan

Jumlah Kelompok

Jumlah Pembudidaya

3
26
1
2
2
9
6
16
7
13
27
109

4
267
18
20
48
113
84
278
111
174
555
1668

Alas Barat
Alas
Buer
Utan
Lab. Badas
Moyo Hilir
Lape
Maronge
Plampang
Tarano
Total

Jumlah Kelompok
Penerima Bantuan
5
6
2
3
3
1
1
5
7
28

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sumbawa (2010)

Tabel 2.121.
Kelompok Nelayan Perikanan Tangkap Per Kecamatan Tahun 2010

No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kecamatan
2
Alas Barat
Alas
Buer
Utan
Lab.Badas
Moyo Hilir
Moyo Utara
Lape
Maronge
Plampang
Labangka
Tarano
Lunyuk
Moyo Hulu
Jumlah

Jumlah Kelompok
3
18
79
45
29
55
31
19
11
16
46
5
33
8
2
400

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sumbawa (2010)

2.3.2.2. Pertanian
a. Pertanian Tanaman Pangan
1. Produksi
Tanaman padi yang merupakan bahan makanan pokok masyarakat merupakan komoditas
strategis. Kabupaten Sumbawa merupakan daerah lumbung padi secara regional bahkan nasional.
Predikat ini wajar saja jika dilihat perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman
ini. Dalam kurun waktu 2005-2009 terjadi peningkatan luas panen dari 54.212 Ha menjadi 76.471
atau 9,25%, sedangkan produksinya meningkat 12,64% dari 241.241 ton menjadi 383.649 ton,
II - 75

demikian pula produktivitasnya naik 3,06% dari 4,45 ton/ha menjadi 5,02 ton/ha. Peningkatan
indikator tersebut semua diatas rata-rata NTB.
Tabel 2.122.
Perbandingan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi
Kab. Sumbawa
Tahun

Luas Panen
(Ha)

Produksi
(Ton)

1
2
3
2009
76.471
383.649
2008
68.654
332.515
2007
61.930
284110
2006
63.805
289.306
2005
54.212
241.241
Growth
9,25%
12,64%
Sumber : DDA NTB dan Kab. Sumbawa, 2006-2010

Prov. NTB
Produktivitas
(Ton/Ha)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas
(Ton/Ha)

4
5,02
4,84
4,59
4,53
4,45
3,06%

5
374.279
359.714
331.916
341.418
300.394
5,82%

6
1.870.775
1.750.677
1.526.347
1.442.627
1.367.869
8,21%

7
5,00
4,87
4,60
4,23
4,55
2,54%

Selain padi, jagung merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Sumbawa.
Pertumbuhan luas areal panen dalam 5 tahun terakhir meningkat sangat signifikan yaitu rata-rata
tahunan 26,59%, sedangkan pertumbuhan produksi jagung sebesar 44,28%, dan produktivitasnya
tumbuh 13,55%. Perbandingan luas panen, produksi dan produktivitas jagung di Kabupaten
Sumbawa sebagai berikut.
Tabel 2.123.
Perbandingan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung
Kab. Sumbawa
Tahun

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

1
2
3
2009
27.199
100.840
2008
16.047
52.530
2007
11.004
30904
2006
13.075
33.892
2005
12.236
27.330
Growth
26,59%
44,28%
Sumber : DDA NTB dan Kab. Sumbawa, 2006-2010

Prov. NTB
Produktivitas
(Ton/Ha)
4
3,71
3,27
2,81
2,59
2,23
13,55%

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

5
81.543
59.078
42.955
40.617
39.380
21,11%

6
308.863
196.263
120.612
103.963
96.459
35,97%

Produktivitas
(Ton/Ha)
7
3,71
3,32
2,81
2,56
2,45
11,63%

2. Percetakan sawah baru


Dalam rangka mewujudkan Kabupaten Sumbawa sebagai daerah agribisnis, maka
ektensifikasi seperti percetakan sawah baru, perluasan areal tanam, serta usaha intensifikasi
pertanian mutlak perlu dilakukan.
Tabel 2.124.
Percetakan Sawah Baru Tahun 2008-2010 (Ha)
NO

Lokasi/Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Lab. Jambu/Tarano
Lab. Sangoro/Maronge
Emang Lestari/Lunyuk
Brang Kolong/Plampang
Kakiang/Moyo Hilir
Pungkit/Moyo Utara
Lab. Sangoro/Maronge
Perung/Lunyuk
Kalabeso/Buer
Lopok/Lopok
Baru Tahan/Moyo Utara
Pungkit/Moyo Utara

2008

Tahun
2009

2010

15
20
-

20
20
20
20
20
-

20
20
20
20
20

II - 76

13
14
15

Lab. Jambu/Tarano
Marente/Alas
Juran Alas/Alas
Total

35

100

20
20
20
160

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sumbawa (2010)

3. Kelompok Tani Binaan


Kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang dibina di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.125.
Jumlah Kelompok Tani & Gapoktan Kabupaten Sumbawa
Per Kecamatan Tahun 2010
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Alas Barat
Alas
Buer
Utan
Sumbawa
Unter Iwes
Moyo Hilir
Moyo Hulu
Lenangguar
Lunyuk
Lape
Plampang
Labangka
Empang
Tarano
Jumlah

Jumlah Pok
Tani
3

Jumlah
Gapoktan
4

Pemula
5

67
64
83
225
89
131
300
211
168
93
205
377
84
141
143
2381

9
9
6
9
6
6
18
9
4
6
10
6
6
8
8
120

19
14
28
84
49
65
215
77
102
47
0
289
23
102
73
1.187

Kelas
Lanjut
Madya
6
7
45
16
18
56
23
48
78
107
43
43
204
86
59
33
60
919

1
26
35
53
7
15
6
12
18
0
1
2
2
2
2
182

Utama
8
0
8
1
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
13

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sumbawa (2010)

b. Peternakan
1. Peningkatan populasi
Populasi ternak besar di Kabupaten Sumbawa, hasil registrasi tahun 2006-2009
menunjukkan statistik sebagai berikut.
Tabel 2.126.
Populasi Ternak di Kabupaten Sumbawa (ekor)
Jenis Ternak
1
1. Sapi Bali
2. Sapi Sumbawa
3.
Kerbau Sumbawa
4.
Kuda Sumbawa
5.
Kambing
6.
Domba
7.
Babi
8.
Ayam Ras Pedaging
9.
Ayam Buras
10 Itik
11. Entok
JUMLAH

2006
2
82.585
1.222
64.208
32.980
43.159
1.198
5.791
256.773
545.507
12.386
6.590
1.052.399

2007
3
95.776
1.290
63.659
34.062
44.726
1.231
5.128
300.861
552,952
8.615
6.506
1.114.806

Tahun
2008
4
114.156
1.488
64.407
36.505
38.467
1.224
6.706
216.378
557.546
6.605
5.662
1.049.144

2009
5
129.194
1.799
56.636
37.326
36.622
1.307
5.632
273.490
568.038
7.524
4.793
876.220

2010
6
154.258
2.539
54.535
37.436
38.462
1.270
5.580
192.118
607.700
7.539
6.054
1.107.491

Sumber: Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (beberapa tahun)

II - 77

Pada tabel tersebut ditunjukkan secara umum tentang ternak besar di Kabupaten Sumbawa
yang mencakup Sapi Bali, Sapi Sumbawa, Kerbau Sumbawa, dan Kuda Sumbawa.
Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia, dan Pemerintah Pusat telah menetapkan Pulau
Sumbawa sebagai tempat pemurnian Sapi Bali. Adapun keunggulan Sapi Bali, yakni daya
reproduksi cukup tinggi, dengan calving interval cukup pendek serta kemampuan adaptasi terhadap
lingkungan sangat baik jika dibandingkan dengan jenis sapi lainnya.Populasi Sapi Bali tahun 2006
sampai tahun 2010 meningkat rata-rata sebesar 15,45%.
Sapi Sumbawa merupakan rumpun sapi lokal yang berkembang di pulau Sumbawa dengan
asal usul dari sapi Hissar yang sejak didatangkan dari India oleh Pemerintah Hindia Belanda sekitar
tahun 1908, diternakkan secara murni oleh masyarakat di pulau Sumbawa secara turun temurun
sampai sekarang. Sapi Sumbawa telah ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor
2909/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan Rumpun Sapi Sumbawa, sebagai
Sumber Daya Genetik Hewani asal Kabupaten Sumbawa. Sapi Sumbawa merupakan sapi jenis
penghasil susu daerah tropis. Sapi Sumbawa disukai dan dikembangkan karena kemampuannya
bertahan hidup atau mempunyai kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan
lingkungan.Populasi Sapi Sumbawa tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 meningkat sebesar ratarata 19,76%.
Kerbau Sumbawa merupakan jenis kerbaulokal yang telah dipelihara secara turun temurun
oleh masyarakat Sumbawa umumnya dimanfaatkan sebagai ternak kerja. Ditetapkan dengan SK
Menteri Pertanian Nomor2910/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan
Rumpun Kerbau Sumbawa.Populasi Kerbau tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 menurun
sebesar rata-rata 4,34%.
Kuda Sumbawa merupakan salah satu rumpun kuda asli Indonesia yang mempunyai
keseragaman bentuk fisik dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi dengan baik pada
keterbatasan lingkungan serta keunggulan daya angkut, tarik, dan lari, disamping itu juga
dimanfaatkan sebagai penghasil susu (Susu Kuda Liar). Kuda Sumbawa mempunyai ciri khas
dengan rumpun kuda asli atau kuda lokal lainnya dan merupakan kekayaan sumberdaya genetik
ternak lokal Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Kuda Sumbawa ditetapkan dengan
SK Menteri Pertanian Nomor2917/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan
Rumpun Kuda Sumbawa.Populasi Kuda Sumbawa tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
meningkat rata-rata 3,31%.
Selanjutnya potensi pengembangan kawasan peternakan sampai tahun 2010, tersebar di
beberapa kecamatan, dan untuk saat ini sebaran populasi terbesar berada pada : (1) Sapi Sumbawa
(lokasi: Desa Penyaring Kec. Moyo Utara); (2) Kerbau Sumbawa (lokasi: Desa pernek,
Lenangguar, Sumbawa, Karang Dima, Rhee, Stowe Brang, Juru Mapin, Labuhan Alas, Labuhan
Mapin, Mapin Kebak, Olat Rawa, Jotang).
Tabel 2.127.
Sebaran Wilayah Ternak per Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kecamatan
2
Sumbawa
Unter Iwes
Lab. Badas
Utan
Rhee
Alas
Buer
Alas Barat
Batulanteh
Moyo Hulu
Ropang
Lenangguar

Sapi Bali
3
6.164
8.036
8.996
11.053
4.541
1.923
2.530
4.285
4.738
13.630
4.583
3.767

Sapi Sumbawa
4
139
20
15
6

Kerbau Sumbawa
5
128
341
398
523
138
324
367
1.279
734
6.418
399
3.464

Kuda Sumbawa
6
250
653
437
793
224
619
590
1.040
1.129
2.430
2.875
1.606

II - 78

No.
1
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kecamatan
2
Lantung
Lunyuk
Orong Telu
Moyo Hilir
Moyo Utara
Lape
Lopok
Plampang
Maronge
Labangka
Empang
Tarano
JUMLAH

Sapi Bali
3
2.366
11.643
3.129
11.248
6.285
3.679
11.032
13.372
3.091
5.306
3.570
5.291
154.258

Sapi Sumbawa
4
284
1.485
476
30
33
1
1
49
2.539

Kerbau Sumbawa
5
278
1.665
1.965
6.679
2.539
4.928
2.677
4.306
3.501
159
8.454
2.871
54.535

Kuda Sumbawa
6
1.059
1.465
1.591
4.106
961
1.183
3.843
3.000
374
109
5.199
1.909
37.436

Sumber: Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa 2011

Adapun perbandingan populasi dan pertumbuhannya antara Kabupaten Sumbawa dengan


Provinsi NTB disajikan melalui tabel berikut.
Tabel 2.128.
Perbandingan Pertumbuhan Ternak Kabupaten Sumbawa dengan NTB
Kab. Sumbawa
Ternak
Kuda
Sapi
Kerbau
Kambing

2008
2
36.505
115.644
64.407
38.467

Ternak
Kuda
Sapi
Kerbau
Kambing

2008
77.997
546.114
161.450
495.028

2009
3
37.326
130.993
56.636
36.622

2010
4
37.529
149.062
53.464
38.462

2009
77.837
592.875
155.307
439.989

2010
76.517
695.951
158.064
435.938

Provinsi NTB

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Dari tabel di atas menunjukan bahwa sampai dengan Tahun 2010 Kabupaten Sumbawa
sebagai salah satu Kabupaten dari 10 Kabupaten/Kota di NTB yang memiliki proporsi sumbangan
cukup besar terhadap populasi ternak NTB. Proporsi tersebut yaitu: 1). Kuda memiliki proporsi
sumbangan terhadap populasi ternak Nusa Tenggara Barat sebesar 48,93 %; 2). Kerbau sebesar
34,50 %; dan 3). Sapi sebesar 22,53 %.
2. Cakupan bina kelompok peternak
Gambaran umum mengenai kelompok tani binaan dalam bidang peternakan di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.129.
Jumlah Kelompok Petani Ternak Berdasarkan Kelas Kelompok
Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7

Empang
Tarano
Plampang
Labangka
Maronge
Lape
Lopok

Kelas
Pemula

Lanjut

Madya

Utama

16
8
13
11
5
14
13

6
3
1
4
2
3

Jumlah
7

22
11
14
11
9
16
16

II - 79

No

Kecamatan

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kelas
Pemula

Lanjut

Madya

Utama

Moyohilir
Moyoutara
Moyohulu
Lenangguar
Ropang
Lantung
Orong Telu
Lunyuk
Sumbawa
Untir iwes
Lab. Badas
Batulanteh
Utan
Rhee
Alas
Alas Barat
Buer
Jumlah

14
12
9
6
10
4
4
8
8
10
8
7
10
6
11
12
8
227

4
2
17
11
5
2
4
2
8
5
79

2
1
5
3
2
3
16

Jumlah
7

18
14
28
6
10
4
4
19
14
17
12
7
15
6
21
20
8
322

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa 2010

3. Ketersediaan Lar Ternak


Ketersediaan lar (padang penggembalaan) ternak di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai
berikut.
Tabel 2.130.
Jumlah dan Luas Lar (Padang Penggembalaan) Ternak di Kabupaten Sumbawa
Tahun 2010
No

Kecamatan / Desa

Nama Lar

Luas (Ha)

Keterangan

Plampang
1. Sejari
2. Plampang
3. M u e r

4. Simu & Muer

5. Teluk Santong
Maronge
1. Maronge
2. Lab. Sangoro

Empang
1. Pers. Gapit
2. B o a l

3. Lamenta
4. J o t a n g

Sejari
Ai Ampuk
( Dusun Pamunga )
Padak Liyin
( Dusun Lb. Ala )
Lutuk Kele
( Dusun Br. Kolong )
Bukit Barisan
( 6 Mei 2002 )
Ponto
Biara
Dusun Lab. Ala

500
400

Lab. Peternakan
SK. Bupati
No. 700 Th. 2000

300
200
200
1,000
200
100

Tanak Dewa
( Dusun Maronge )
Sampar Gurin
( Dusun Lb. Sangoro )

400

Lar Padak Nyarinying


Kukit
Lar Tiu Batang
Ai P u s a i
Ai N y i r
Melung
Somang

200
200
300
500
500
100
200

SK. Bupati
No. 830 Th. 2000
Permohonan Masy

SK. BUPATI
SK. Bupati
No. 832 Th. 2000

450

Permohonan Masy

II - 80

No

Kecamatan / Desa

10

11

Semangi

Tarano
1. Batu Lanteh
2. Lb. Aji/ Lb. Jambu

Prapat
Gili Rakit

Utan
1. M o t o n g

Kuang Bira

256
300

2. Tengah
3. Stowe Brang
4. Sabedo

Sepakat
( 1 Sept. 2003 )
Lemak Segolong
Jorok Jati
Sampar Sabedo

Rhee
1. L u k
2. R h e e

Sampar Kuang Rea


Sampar Bulu

358
411

Badi

200

Lar Tanah Rentung


Lar P u n a

50
500

Moyo Hilir
1. Kakiang, Ngeru
Berare, Moyo
2. Tanjung Bele
3. Ngeru, Kakiang
Moyo Utara
1. Pungkit /
Sebewe & Kukin

Lape
1. Lab. Kuris

Lopok
1. L o p o k

Lunyuk
1. Jelapang
2. P l a r a
3. K r i d a
4. Mekar Sari
Moyo Hulu
1. Semamung
2. L i t o
3. Batu Tering

12

Keterangan

2. M a m a
10

Luas (Ha)

5. O n g k o

2. Penyaring
9

Nama Lar

Ropang
1. Ropang / Lebin

Olat Cabe
Pusuk Pepar
Limung
Lenang N A P

300

500
1,500

1,000
1,007
100

600
400
300
300

Badi, Batuapi, Lenanggoal


Mate Jaran, Jeruk Bang,
Liang Bungir, Liang Layar
Serara
Ponto

800

Kuang Ai Suir
Penua
Labakung
Sangka Bulan
Ragan Goa
Seberak
Kake, Sampar Selam,

SK. Bupati
No. 1766 Th. 2010
Permohonan Masy

351
197
175

Pulau Ngali
Pulau Liang
Badi
Maja

Jelapang
Sampar Rau
Lenang Kaliang
Lapan Jontal

SK. Bupati
No. 1520 Th. 2000

SK. Bupati
No. 650 Th. 2010
Permohonan Masy

260
370
8
10
50
75

100
50
100
30
100
100
3,000

II - 81

No

Kecamatan / Desa

13

Lenangguar
1. Lenangguar
2. Tatebal

14

15

Lantung
1. L a n t u n g

Alas Barat
1. Mapin Kebak

Nama Lar

Luas (Ha)

Keterangan

Sebunga
Sampar Pola, Telamir,
Popok, Penak

2,000

Sedado, Sering
Uma Ramung
Sampar Bukal
Buin Balit, Temutung

1,000
500
1,500
500

Sampar Klisu
Sampar Liang Jonge

1,000
1,000

Bara Mayung
(Dsn. Ai Jati )
Ai Selayar
Total Seluruh Luas

75
100
27.283

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Peternakan Kab. Sumbawa 2010

4. Jumlah pengeluaran ternak


Jumlah pengeluaran ternak ke luar daerah yang tercatat di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.131.
Pengeluaran Ternak ke Luar Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No.

Tujuan

1
1
2
3

2
Tahun 2010
Tahun 2009
Tahun 2008

Sapi
Potong
3
8,162
8,764
7,792

Hissar
4
89
1,581
125

Kerbau
Bibit
5
200
80
2,170

Potong
6
2,301
3,466
4,936

Betina NP

Bibit

8
-

86
-

Kuda

Kuda

Potong

Poni

9
1,632
3,228
2,759

10
23
12
26

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

5. Jumlah pemotongan ternak


Jumlah pemotongan ternak di Kabupaten Sumbawa yang tercatat melalui Rumah Potong
Hewan (RPH) disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.132.
Pemotongan Ternak dan Penerimaan Retribusi Tiap RPH
di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No

RPH

1
2
3
4
5
6
7

RPH Bangkong
RPH Sabang
TPH Moyo Hulu
TPH Lenangguar
TPH Lunyuk
RPH Langam
RPH Plampang

Sapi

Jenis Ternak (Ekor)


Kerbau
Kuda

Kambing

Jumlah Pejagal (Orang)

1,740
651
58
138
224

652
154
16
445
199

667
6
31

2,996
-

15
7
1
1
2
3
4

II - 82

No

RPH

8
9
10

Jenis Ternak (Ekor)


Kerbau
Kuda

Sapi

RPH Empang
RPH Utan
RPH Alas
Jumlah

Jumlah Pejagal (Orang)

Kambing

111
86
133
3,141

316
320
1,481
3,583

133
837

44
3,040

4
4
5
46

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

6. Kasus kematian ternak


Salah satu masalah peternakan adalah adanya penyakit ternak yang pada akhirnya
mengakibatkan kematian ternak. Kasus kematian ternak yang ditangani di Kabupaten Sumbawa
sebagai berikut.
Tabel 2.133.
Kasus Penyakit Ternak Yang di Tangani di Kabupaten Sumbawa Tahun 2010
No
1

Jenis Penyakit
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

SC
BEF
HEL
AT
COC
PE
SE
MCF
STR
ORF
SA
TEL
BZ
SNOT
SAL
FA
Tym
DEM
PUL
ENTR

Jumlah Kasus
3

= Scabies
= Bovine Epiferal Fever
= Helminsiasis
= Anthrax
= Coccidiosis
= Pink Eye
= Septicaemi Epizootica
= Malignant Cataral Fever
= Strangles

147
312
861
0
8
7
304
14
83
8
26
256
61
79
0
14
9
1
0
1
2.195

=Surra
= Teleziasis
= Baliziekte
= Salmonella
= Facsiliosis
= Tympani
= Demodex
= Pulorum
= Enteritis
Jumlah

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

c. Perkebunan
1. Produktivitas lahan perkebunan
Komoditas perkebunan di Kabupaten Sumbawa terdiri dari kelapa, kopi, jambu mente,
kakao, kemiri, asam, kapuk, pinang, vanili, lontar dan jarak pagar. Adapun luasan areal perkebunan
serta produksinya berdasarkan jenis komoditasnya disajikan secara berturut-turut sebagai berikut.
Tabel 2.134.
Luas Areal (Ha) Komoditas Perkebunan Kab. Sumbawa
Komoditas
1

Kelapa
Kopi
Jambu Mente
Kakao
Kemiri
Asam
Kapuk

Tahun
2007

2008

2009

2010

Rata-rata
pertumb. (%)

5,337.51
4,697.00
7,671.79
69.13
977.92
686.85
444.18

5,387.51
4,759.00
7,701.79
119.13
977.92
686.85
437.98

5,193.33
4,060.19
7,479.94
67.13
971.48
675.90
443.95

5,193.33
4,290.19
6,912.93
92.13
971.57
675,90
441.85

(0.89)
(2.57)
(3.36)
21.97
(0.22)
1.39
(0.17)

II - 83

Komoditas
1

Pinang
Vanili
Lontar
Jarak Pagar
JUMLAH

Tahun
2007

2008

2009

Rata-rata
pertumb. (%)

2010

143.42
3.63
33.25
857.25
20,921.93

78.37
3.63
33.75
857.25
21,072.91

146.17
3.63
39.25
992.50
20,110.57

106.17
3.63
43.25
1,006.00
19,754.64

4.60
9.33
5.71
(1,87)

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa 2010

Selanjutnya mengenai produksi masing-masing komoditas perkebunan di Kabupaten


Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.135.
Produksi Komoditas Perkebunan Kabupaten Sumbawa
Komoditas
1
Kelapa
Kopi
Jambu Mente
Kakao
Kemiri
Asam
Kapuk
Pinang
Vanili
Lontar
Jarak Pagar
Jumlah

Tahun
2007
2
2,969.14
1,600.54
1,536.98
0.30
345.56
705.70
99.28
5.92
0.47
36.60
508.11
7,808.60

2008
3
2,987.24
1,609.98
1,551.38
0.30
349.95
1,293.20
101.90
6.75
0.47
37.50
558.22
8 ,602.67

2009
4
2,239.85
1,726.80
846.20
0.23
92.89
278.61
42.99
14.53
0.47
10.44
558.22
5,558.05

2010
5
2,922.10
2,206.01
1,692.78
0.39
293.54
569.17
123.14
25.26
40.97
486.80
9,361.00

Rata-rata pertumbuhan
(%)
6
2.02
11.87
18.51
15.41
47.94
36.36
43.76
67.71
(33.33)
74.24
(0.98)
14,40

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa 2010

Dengan memperbandingkan jumlah produksi dengan luasan areal setiap komoditas


perkebunan diperoleh tingkat profuktivitas areal perkebunan sebagai berikut.
Tabel 2.136.
Produktivitas Areal Perkebunan di Kabupaten Sumbawa
Komoditas
1
Kelapa
Kopi
Jambu Mente
Kakao
Kemiri
Asam
Kapuk
Pinang
Vanili
Lontar
Jarak Pagar

Tahun
2007
2
55.63
34.08
20.03
0.43
35.34
102.74
22.35
4.13
12.95
110.08
59.27

2008
3
55.45
33.83
20.14
0.25
35.79
188.28
23.27
8.61
12.95
111.11
65.12

2009
4
43.13
42.53
11.31
0.34
9.56
41.22
9.68
9.94
12.95
26.60
56.24

2010
5
56.27
51.42
24.49
0.42
30.21
84.21
27.87
23.79
0.00
94.73
48.39

Rata-rata pertumbuhan
(%)
6
2.02
11.87
18.51
15.41
47.94
36.36
43.76
67.71
-33.33
74.24
-0.98

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa 2010

Memperhatikan table diatas, jika dilakukan perbandingan/menghitung produktivitas tiap-tiap


komoditas, menunjukan bahwa produktivitasnya sangat kecil, hal ini desebabkan karena di dalam
angka luas areal tanaman tersebut terdapat Tanaman Menghasilan (TM) dan tanaman yang belum
menghasilkan (TBM).

II - 84

2.3.2.3. Kehutanan
Gambaran umum kondisi daerah terkait denganh urusan kehutanan dilihat dari beberapa
indikator, seperti luasan kawaan hutan, persentase hutan dan lahan kritis yang didirehabilitasi, serta kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB.
a. Luas kawasan Hutan
Kawasan hutan di Kabupaten Sumbawa terdiri atas kawasan hutan lindung (43,17%),
kawasan hutan konservasi (7,19%), dan kawasan hutan produksi (49,64), dengan luas kawasan
hutan seluruhnya sebesar 398,108.35 Ha. Bila dibandingkan dengan luas wilayah daratan
Kabupaten Sumbawa sebesar 6643.98 km2, maka luas kawaan hutan di Kabupaten Sumbawa
mencapai 59.92%. Selengkapnya sebagai berikut.
Tabel 2.137.
Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Sumbawa Berdasarkan Tata Guna Hutan
Provinsi NTB Tahun 2010
No.
1
A
B

Tata Guna Hutan


2
Hutan Lindung
Kawasan Konservasi
1. Taman Buru
2. Taman Wisata Alam
Hutan Produksi
1. Hutan Produksi Tetap
2. Hutan Produksi Terbatas
3. Hutan Produksi yang dapat dikonversi
JUMLAH

Luas (Ha)
3
171,853.62
28,638.40

Persentase (%)
4
43.17
7.19

22,537.90
6,100.50
197,616.33
53,691.88
135,491.45
8,433.00
398,108.35

5.66
1.53
49.64
13.49
34.03
2.12
100.00

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa (2010)

b. Penanganan lahan kritis


Selanjutnya gambaran umum kondisi daerah terkait dengan luasan lahan kritis di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.138.
Lahan Kritis di Kabupaten Sumbawa (2004-2009)
No

Periode
Identifikasi

Prioritas
Kekritisan

Tingkat
Kekritisan

1
2
3
4
Lahan Kritis BPDAS Dodokan Moyosari NTB 2004
1

2004

2004

Prioritas I

Sangat Kritis
Kritis
Jumlah Prioritas I
Prioritas II
Agak Kritis
Potensial Kritis
Jumlah Prioritas II
Jumlah Total 2004

Kawasan
Budidaya

Dalam
Kwsn

Luar
Kwsn

Luas (Ha)

Alat dan
Sumber Data

1,894.70
8,690.15
10,584.85
20,508.61
46,509.30
67,017.91
77,602.76

205.17
13,644.92
13,850.09
57,762.27
117,524.87
175,287.14
189,137.23

9,638.34
11,107.29
20,745.63
21,508.73
71.252,09
21,508.73
42,254.36

9,843.51
24,752.21
34,595.72
79,271.00
117,524.87
196,795.87
231,391.59

Citra Landsat TM 7

42.09
3,889.08
3,931.17
59,824.07
152,150.06
211,974.13
215,905.30

0.07
4,297.63
4,297.70
32,925.94
175,662.62
208,588.56
212,886.26

1,729.59
458.14
2,187.73
26,108.98

Citra Landsat TM 7

131,746.90

1,771.75
8,644.84
10,416.59
118,858.99
431,262.86
550,121.85
560,538.44

-1,852.61
-4,801.07
-6,653.68

-205.10
-9,347.29
-9,552.39

-7,908.75
-10,649.15
-18,557.90

-8,071.76
-16,107.37
-24,179.13

BP-DAS
Dodokan
Moyosari NTB

Lahan Kritis BPDAS Dodokan Moyosari NTB 2009


2

2009

2009

Perubahan
2004-2009

Prioritas I

Sangat Kritis
Kritis
Jumlah Prioritas I

Agak Kritis
Potensial Kritis
Jumlah Prioritas II
Total 2009
Prioritas I
Sangat Kritis
Kritis
Jumlah Prioritas I

103,450.19
129,559.17

BP-DAS
Dodokan
Moyosari NTB

II - 85

No
1

Periode
Identifikasi

Prioritas
Kekritisan

2
Perubahan
2004-2009

3
Prioritas II

Tingkat
Kekritisan

Kawasan
Budidaya

4
Agak Kritis
Potensial Kritis
Jumlah Prioritas II
Selisih (2009-2004)

Dalam
Kwsn

Luar
Kwsn

39,315.46
105,640.76
144,956.22
138,302.54
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa, 2010 (Diolah)

Luas (Ha)

Alat dan
Sumber Data

-24,836.33
58,137.75
33,301.42
23,749.03

4,600.25
32,198.10
36,798.35
18,240.45

39,587.99
313,737.99
353,325.98
329,146.85

Berdasar data tersebut selanjutnya dapat dilihat tingkat kenaikan/penurunan luas lahan kritis
pada tahun 2004 dengan tahun 2009, dimana secara keseluruhan terjadi peningkatan luaan lahan
kritis di Kabupaten Sumbawa baik pada kawasan budidaya, dalam kawasan maupun luar kawasan.
Meskipun demikian, penanganan terhadap lahan kritis yang menjadi prioritas I sudah menunjukkan
penurunan luas pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2004.
Gambaran umum penanganan penanaman untuk rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten
Sumbawa selama periode tahun 2005-2010 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.139.
Perkembangan Penanaman Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan
di Kabupaten Sumbawa
No

Jenis Kegiatan

1
2
3

Gerhan
BBS (Bibit Bakti Sosial)
Rehabilitasi Daerah Tangkapang Air
dan Sumber2 Mata air
Rehabilitasi Bantaran sungai
Pengembangan Mangrove
Rehabilitasi Lahan Kritis Luar dan
dalam kawasan
Pengembangan Hutan Tanaman (NTB WRMP) Bank Dunia/Loan
Kebun Bibit Rakyat (KBR)

4
5
6
7
8

2005
1,450

2006
200
475

Luas (Ha)
2007
2008
2,100
315
1,880
2,250

2009
158
1,875

2010
0
570

160

70

80

80

0
0

0
0

14
10

7
0

200
0

0
45

100

75

150

6,500

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sumbawa, 2010 (Diolah)

2.3.2.4. Energi dan Sumber Daya Mineral


Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan energi dan sumberdaya mineral
antara lain dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut.
a. Potensi Sumberdaya Mineral
Berdasarkan keadaan geologi, wilayah Kabupaten Sumbawa memiliki keanekaragaman
sumberdaya dan cadangan mineral tambang baik untuk mineral logam, mineral bukan logam dan
mineral batuan.Untuk potensi emas di lokasi Dodo dan sekitarnya secara terukur sebesar 1.671 ton
dengan areal 200 Ha, dan potensi pasir besi di sepanjang pantai selatan. Potensi mineral di
Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu keunggulan komparatif wilayah. Jenis mineral yang
didentifikasi meliputi sirtu, batu bangunan, tanah urug, batu lempung/ tanah liat, kaolin, gipsum,
batu gamping, marmer, krisopras, batuan silika, kalsedon, emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu),
pasir besi.
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap beberapa jenis bahan galian serta lokasi dan luasan
serta potensi sumberdayanya baik yang sudah ditambang maupun belum yang ada di Kabupaten
Sumbawa dapat menunjukkan potensi daerah ini, sebagai berikut.

II - 86

1. Bahan Galian Industri


Lokasi bahan galian industri berupa sirtu, batu bangunan dan tanah urug yang selama ini
cukup potensial untuk ditambang di Kabupaten Sumbawa tersebar di beberapa lokasi sebagai
berikut.
Tabel 2.140.
Potensi Bahan Galian Industri Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Lokasi Bahan Galian

Sumber
Daya
(m3)
3

Prospek Pengembangan
4

Bahan Galian Industri


a. Sirtu
Kecamatan Sumbawa
1
S. Brang Biji, Ds. Kr. Cemes.
2
S. Brang Bara, Kel. Brang Bara
Kecamatan Badas
3.
S. Dsn. Kanar, Ds. Labuan Badas
4.
Alur Brang Kanar, Ds. Labuan Badas.
Kecamatan Utan Rhee
5.
S. Rhee, Dsn/Ds. Rhee Beru
6.
S. Rhee, Dsn Rhe Loka, Ds. Rhee Beru.
7.
Brang Utan, Desa Tengah
Kecamatan Alas
8.
Brang Perenang, Ds labuan Burung
9.
S. Alas, Dsn. Kalimango, Ds. Juran
Kecamatan Ropang
10.
Aliran Brang Ledang, Desa Tatebal
Kecamatan Moyo Hilir
11.
Sungai Serading
Kecamatan Moyohulu
12.
Sungai Batubulan, Desa Batubulan
13.
Brang Sebasang, Desa Sebasang
Kecamatan Lape Lopok
14.
Brang Langam, Desa Lopok
b. Batu Bangunan
Kecamatan Sumbawa
15.
Perbukitan Sering, Desa Kerato dan
Desa Jorok
Kecamatan Badas
16.
Dusun Karang Dima, Ds. Karang Dima
17.
Dusun Bangkong, Desa Karang Dima
18.
Dusun Kanar, Desa Labuan Badas
Kecamatan Utan Rhee
19.
Bukit Dusun Bale keban, Desa Sebedo
Kecamatan Alas
20.
Olat Jelangu, Dsn. Kalabeso
21.
Olat Rea, Ds Terusa
22.
Lereng Bt. Desa Mapin Kebak
Kecamatan Moyo Hilir
23.
Tengke, Desa Poto
Kecamatan Moyo Hulu
24.
Bukit Batutering, 1 Km dari Liang
Petang ke selatan
Kecamatan Lape Lopok
25.
Olat Pesinar, Ds Lopok ( Km 20-21
Sbw Dompu )

50.625
13.500

Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke


lokasi

11.750
5.000

Ditambang

78.750
106.250
115.000

Belum ditambang, rencana akan ditambang.

15.750
13.875

Ditambang penduduk, pembeli datang ke lokasi

92.500

Ditambang, pembeli ke lokasi

50.000

Ditambang, tanpa ijin

100.000
50.000
90.000

39.062.500

2.812.500
2.421.875

Ditambang oleh penduduk


Penambangan setempat-setempat oleh penduduk
Belum ditambang

Pernah di tambang penduduk, pembeli datang ke


lokasi.
Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke
lokasi.

14.062.500

Belum ditambang

12.500.000
8.333.333
91.250.000

Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke


lokasi.

540.000

Ada kegiatan penambangan secara manual

750.000

Belum ditambang

15.000.000

II - 87

No

Sumber
Daya
(m3)
3
3.750.000
1.200.000
10.000.000

Lokasi Bahan Galian

1
2
26.
Olat Loka, Dsn Mamak, Ds Berora
27.
Olat Bini Laki, Desa Dete.
28.
Olat Batang, Ds. Lape
Kecamatan Plampang
29.
Olat Pajangarea Dsn. Sanggoro Ds.
Maronge
30.
Olat Malang, Ds Teluk Santong
31.
Baturasak, Ds. Sepakat
32.
Brang Plampang, Dsn Sanggoro Ds.
Maronge
c. Tanah Urug
Kecamatan Sumbawa
23.
Kp. Irian Atas, Kel. Uma sima
24.
Unter Setia, Kp. Kebayan, Kel. Brang
Biji.

Prospek Pengembangan
4
Prospek, namum Belum ditambang
Penambangan oleh penduduk sekitar.

5.000.000

60.000.000
2.500.000
45.000

1.937.500
2.640.166,7

Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke


lokasi

Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa

2. Bahan Galian Keramik


Potensi bahan galian keramik teridentifikasi yang ada di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.141.
Potensi Bahan Galian Keramik Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Lokasi Bahan Galian

Sumber
Daya
(m3)
3

Prospek Pengembangan
4

Bahan Galian Keramik


a. Batu Lempung / Tanah Liat
Kecamatan Sumbawa
1.
Osapsio, Kelurahan Brang Biji
2.
Jalan lingkar barat Sumbawa Besar,
Kel. Kerato.
Kecamatan Labuan Badas
3.
Bantaran Sungai Desa Kanar
4.
Dataran sebelah utara jalan ke arah
Desa Bangkong
Kecamatan Alas dan Alas Barat
5.
Dusun Dalam
6.
Desa Gontar
Kecamatan Lunyuk
7.
Desa. Sumber Sari.
Kecamatan Moyo Hilir
8.
Perbukitan Rendah Desa Ngeru
Kecamatan Moyo Hulu
9.
Dataran Leseng, Desa Batubulan
b. Kaolin
Kecamatan Lunyuk
9.
Desa Sumber Sari.
10.
Bukit sekitar Brang Lamar.
c. Gipsum
Kecamatan Alas
11.
Labuan alas

475.500
212.500

Ditambang penduduk, dibeli pem-borong


bangunan.

50.000
281.250

Ditambang, pembeli ke lokasi


Ditambang oleh penduduk, pembeli datang ke
lokasi

656.250
2.625.000

Ditambang penduduk, pembeli datang ke lokasi.

287.500

Ditambang, dibeli penduduk sekitar

337.500

Belum ditambang

1.000.000

Belum di tambang

Belum di tambang

Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa

II - 88

3. Bahan Galian Aneka Industri


Potensi bahan galian aneka industry yang teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.142.
Potensi Bahan Galian Aneka Industri Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Lokasi Bahan Galian

Sumber
Daya
(m3)
3

Prospek Pengembangan
4

Bahan Galian Aneka Industri


a. Batugamping
Kecamatan Sumbawa
1.
Lereng utara Olat Langko, Kampung
Raberas
2.
Tanjung Batubeling, Kel. Brang Biji.
Kecamatan Badas
3.
Bt. Labuan Badas, Ds. Labuan Badas
4.
Bukit Desa Kencana
5.
Tj. Batugong, Ds Labuan Badas
Kecamatan Utan dan Rhee
6.
Ds. Jati Sari, Ds. Rhee Beru
7.
Unter Beringin, Dsn. Badang, Ds
Jorok.
8.
Dsn, Seseng, Desa Rhee Loka
Kecamatan Alas Barat
9.
Perbukitan Ds. Labuan Mapin
Kecamatan Lenangguar
10
Dsn. Karang Jati, Ds. Tatebal.
Kecamatan Lunyuk
11.
Desa Sumbersari.
Kecamatan Moyo Hilir dan Moyo Utara
12.
Senampar, Desa Penyaring
13.
Bukit Liang Ular, Desa Moyo
Kecamatan Moyo Hulu
14.
Pernek, Desa Pernek (Km 11 Sbw
Lunyuk )
15.
Olat Monte, Kp. Monte, Ds. Pernek
16.
Olat Mokong, Desa Mokong
17.
Bukit Desa Batubulan (35 km dr Sbw)
18.
Perbukitan Ds Batutering,
Kecamatan Labangka
19.
Labangka, 23 km dari Plampang
Kecamatan Empang
20.
Kp. Lamenta Ds. Lamenta
b. Marmer
Kecamatan Sumbawa
21.
Bt. Kp. Raberas, Kel. Seketeng (satu
tubuh dng Bgp-1)
Kecamatan Alas Barat
22.
Bt.Ds.Labuan Mapin (satu tubuh Bgp8)

41.500.000
2.687.500
1.718.750
97.656,25
195.312,5
875.000
48.515.625
100.000

Ditambang penduduk dan CV, pembeli datang ke


lokasi.
Ditambang, pembeli ke lokasi
Ditambang, pembeli ke lokasi
Belum ditambang

Ditambang penduduk, pem-beli datang ke lokasi.

Ditambang oleh penduduk

1.562.500

Ditambang, pembeli ke lokasi.

1.612.500

Belum ditambang

1.625.000

Ditambang, pembeli ke lokasi.

1.350.000
187.500

Belum ditambang
Belum ditambang

15.000

Prospek untuk kapur tohor, belum ditambang.

10.000.000
90.000.000
20.000.000
30.000.000

Belum ditambang
Belum ditambang
Belum ditambang

20.000.000

Belum ditambang

2.250.000

Belum ditambang

41.500.000

Belum ditambang.

1.562.500

Belum ditambang.

Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa

II - 89

4. Bahan Galian Batu Hias


Potensi bahan galian batu hias teridentifikasi yang ada di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.143.
Potensi Bahan Galian Batu Hias Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Lokasi Bahan Galian

Sumber Daya
(m3)
3

Prospek Pengembangan
4

Bahan Galian Batu Hias


a. Krisopras
Kecamatan Lunyuk
1.
Brang Lamar - Lemar Lempu, Ds.
Padasuka
b. Batuan Silika
Kecamatan Lenangguar
1.
Dusun Ledang,
c. Kalsedon
Kecamatan Lunyuk
1.
Brang Sedempit, Ds. Lunyuk Rea

Belum ditambang

Digali untuk bahan bangunan

Belum ditambang

Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa

5. Bahan Galian Logam


Potensi bahan galian logam yang telah teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa disajikan
sebagai berikut.
Tabel 2.144.
Potensi Bahan Galian Logam Teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa (2010)
No

Lokasi Bahan Galian

Sumber
Daya
(m3)
3

Prospek Pengembangan
4

Bahan Galian Logam


a. Emas (Au)
Kecamatan Ropang
1.
G. Dodo,
Kecamatan Lunyuk
2.
Teluk Puna
Kecamatan Lape
3.
Olat labaong
Kecamatan lantung
4.
Lantung
5.
Dan tersebar di Kecamatan lainnya
wilayah Kabupaten Sumbawa
b. Perak (Ag)
Kecamatan Batulante
1.
Desa Semongkat.
Kecamatan Lenangguar
2.
Ledang
3.
Lemurung
c. Tembaga (Cu)
Kecamatan Ropang
1.
G. Dodo.
d. Pasir Besi
Kecamatan Rhee
1.
Pantai Muara Brang Rhee

Akan ditambang PT. NNT

Belum ditambang

Ditambang oleh masyarakat.

Ditambang oleh masyarakat.

Belum ditambang

Belum ditambang, sedang di eksplorasi oleh PT.


NNT

Sedang eksplorasi PT NNT

Belum ditambang

II - 90

No

1
2
2.
Pantai Jatisari
Kecamatan Lunyuk
3.
Pantai Teluk petani, Ds. Padasuka
4.

Pantai Babar, Dsn Mekar Sari, Ds


Lunyuk Ode.
Pantai Muara Brangbeh, Desa
Padasuka.
Pantai Telonang
Sepanjang Pantai Selatan dari Lunyuk
Tarano

5.
6.
7.

Sumber
Daya
(m3)
3

Lokasi Bahan Galian

Prospek Pengembangan
4

125

Ditambang penduduk setempat, untuk kebutuhan


sendiri.
Belum ditambang

66
175
28,5
-

Belum ditambang

Sumber: Lakip 2008 Distamben Kab. Sumbawa

b. Potensi Sumberdaya Energi Listrik


Potensi sumberdaya energy listrik teridentifikasi di Kabupaten Sumbawa adalah sebagai
berikut.
Tabel 2.145.
Sumberdaya Energi Air di Kabupaten Sumbawa
No
1
2
3
4
5
6

Kecamatan
Lunyuk
Alas
Moyo Hulu
Lape Lopok
Plampang
Empang

Sungai/ Bendungan
Brang Beh
Brang Ode (marente)
Bendungan Batu Bulan
Bendungan Mamak
Bendungan Tiu Kulit
Bendungan Gapit

Volume
(m3)
46,5 Juta
32,5 juta
10,8 juta
10,3 juta

Debit
(m3/dtk)
70,3
3,27
1.635
1.490
408
380

Head
(m)
2
2
38,5
41,5
31,7
29

Energi
(MWh/Thn)
7.249,527
337,211
8.377,170
4.600,560
2.451,740
1.001,840

Sumber data: Laporan Tahunan Dinas Pertambangan dan Energi Tahun 2010

c. Potensi Sumberdaya Energi Panas Bumi


Energi panas bumi sangat berpeluang untuk dikembangkan apalagi ketersediaannya di
Indonesia sangat besar. Dari hasil survey teridentifikasi 251 lokasi yang tersebar di seluruh
Indonesia. 3 (Tiga) Lokasi berada di Nusa Tenggara Barat, 1 (satu) diantaranya terdapat di
Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Maronge.

II - 91

Gambar 2.12
Lokasi Energi Panas Bumi di NTB

Berdasarkan hasil penyelidikan energi panas bumi yang ada di Desa Maronge yang
diindikasikan dengan munculnya berupa mata air panas dan umumnya bertipe bikarbonat dengan
temperature 3543OC.
Estimasi temperatur reservoir berdasarkan hasil perhitungan geothermal dengan
menggunakan silica mixing sekitar 102OC dengan potensi energi sebesar 6 MWe. Data teknisnya
dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 2.146.
Tingkat Penyelidikan Lapangan Panas Bumi di NTB
Metode

Lapangan/ Daerah Panas


Bumi

Saran Penyelidikan
Selanjutnya

Tingkat Penyelidikan
Geologi

Geokimia

Geofisika

Sembalun, Lombok Timur


(~ 1300 m dpl)

Survei :
-Pendahuluan (Dit. Vulkanologi,
1984)
- Rinci (PLN, 1993)

Mapping

Hg & CO2
Survey

Tahanan Jenis

Survey : Head On,


MT/CSAMT
Pemboran dangkal (Landaian
suhu)

Huu, Dompu
(10 1000 M dpl)

Survei :
-Pendahuluan (Dit. Vulkanologi,
1981)
- Rinci (PLN, 1995; DIM, 2004)

mapping

Hg & CO2
Survey

Tahanan Jenis,
Gravity, Geomagnet

Survey MT/CSAMT
Pemboran dangkal (Landaian
suhu)

Maronge, Sumbawa
( ~ 100 m dpl)

Survei :
-Pendahuluan (Dit. Geologi, 1975;
Dit. Vulkanologi, 1996)

mapping

Hg & CO2
Survey

SP

Tabel 2.147.
Ringkasan Karakteristik Lapangan Panas Bumi di NTB
Manifestasi
Lapangan/Daerah Panas
Bumi

Lingkungan
Geologi

Sembalun, Lombok Timur


(~ 1300 m dpl)

Gunung api Kuarter dan kaldera, patahanpatahan/


kekar-kekar intensif.

Jenis

Temperatur
(o C)

Tipe
Fluida

Mata air panas, batuan ubahan

42 -62

SO4, Cl SO4,

II - 92

Huu, Dompu
(10 1000 M dpl)

Vulkanik Tersier (tufa dasitik & kerucut


andesit),
intrusi, patahan-patahan normal, graben

Mata air panas, Fumarol ?,


batuan ubahan

37 82

HCO3, Cl SO4,

Maronge, Sumbawa
( ~ 100 m dpl)

Batuan Tersier, graben, intrusi

Mata air panas

35 43

HCO3, Cl.

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sumbawa (2010)

Tantangan pengembangan energi panas bumi antara lain adalah pengembangan panas bumi
sangat padat modal terutama pada tahap awal yaitu tahapan eksplorasi yang berdampak kepada
aspek pembiayaan dan nilai dari keseluruhan proyek serta penentuan harga steam yang diperoleh.
Namun dalam waktu jangka panjang biaya pengembangan panas bumi akan lebih kecil karena
pasokan energi terus berlangsung.
2.3.2.5. Kepariwisataan
Penyelenggaraan urusan pilihan pariwisata dalam rangka memfasilitasi pengembangan
inovasi dibidang kepariwisataan, pemerintah daerah telah berupaya mengembangan sarana dan
prasarana obyek dan daya tarik wisata. Sasaran yang ingin dicapai adalah penataan obyek wisata
dan daya tarik wisata.
a. Rasio obyek wisata yang ditangani
Maraknya pembangunan pariwisata di berbagai daerah termasuk di Nusa Tenggara Barat
seperti yang selama ini berlangsung, ternyata belum mampu terkejar oleh pembangunan pariwisata
Kabupaten Sumbawa, meskipun dari aspek sumberdaya alam yang dapat menjadi obyek wisata
dapat dikatakan cukup memadai, Kabupaten Sumbawa juga memiliki peluang untuk
mengembangkan destinasi unggulan pariwisata di NTB dengan pariwisata budayanya.
Pengembangan-pengembangan obyek wisata terus dilanjutkan, untuk menarik wisatawan
lokal dan mancanegara sebagai salah satu upaya dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah.
Dilihat dari segi potensi kebudayaan dan potensi obyek wisata dan daya tarik wisata sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 129 Tahun 2005 tentang Lokasi Obyek Wisata dan
Tempat Rekreasi, terdapat 53 satuan obyek/kawasan wisata, yaitu 25 obyek wisata alam, 23 jenis
obyek wisata budaya dan 5 jenis obyek wisata minat khusus. 23 obyek wisata diantaranya telah
memiliki sarana dan prasarana wisata. Dari 53 obyek wisata tersebut, 10 obyek diantaranya
dikategorikan sebagai satuan kawasan wisata unggulan, dan hingga saat ini baru sebanyak 15 obyek
wisata yang tertangani (28,30%). Secara rinci 53 obyek seperti disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.148.
Obyek Wisata di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
Sarana

No

Nama/Jenis Daya Tarik Wisata

Lokasi

Jarak

Aksesibilit
as

Transportasi

1
2
3
4

Kel. Seketeng, Kec. Sumbawa


Kel. Seketeng, Kec. Sumbawa
Kel. Brang Bara, Kec. Sumbawa
Orong Bawa, Kec. Utan

0 km
0 km
5 km
49 km

Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal

Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum

Karongkeng, Kec. Empang

96 km

Jalan Aspal

Kend. Umum

Dalam Loka/Istana Raja Sumbawa


Bala Kuning/Rumah Keluarga Sultan
Wisma Praja/Istana Sultan
Batu Gong/Gong Batu
Makam Karongkeng/Kuburan
Keramat
Liang Petang/Gua Alam

25 km

Jalan Aspal

Kend. Umum

Sarkofagus/Kuburan Tua

19 km

Jalan Aspal

Kend. Umum

Saliper Ate/Pantai, Taman Rekreasi

5 km

Jalan Aspal

Kend. Umum

9
10
11

Batu Kuping/Pantai
Tanjung Menangis/Pantai
Pantai Tanjung Pasir/Snorkling

Desa Batu Tering, Kec. Moyo Hulu


Ai Renung Batu Tering , Kec. Moyo
Hulu
Labuhan Sumbawa, Kec. Lab.
Badas
Kel. Brang Biji, Kec. Sumbawa
Kel. Brang Biji, Kec. Sumbawa
Pulau Moyo, Kec. Lab. Badas

5 km
10 km
19 km

Jalan Aspal
Jalan Biasa
Jalan Aspa

Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum &

II - 93

Aksesibilit
as

No

Nama/Jenis Daya Tarik Wisata

Lokasi

Jarak

5
l

Sarana
Transportasi

12

Ai Manis/Pantai, Snorkling

Pulau Moyo, Kec. Lab. Badas

19 km

Jalan Aspal

13
14

Pantai Goa/Tanjung Pengamas


Pantai Empan

8 km
12 km

Jalan Aspal
Jalan Aspal

15

Pantai Batu Gong

Karang Dima, Kec. Lab. Badas


Ds. Empan, Kec. Lab. Badas
Ds. Labuhan Badas, Kec. Lab.
Badas
Labuan Aji, Pulau Moyo Kec.Lab.
Badas
Labuhan Ijuk, Kec. Moyo Utara
Ds. Penyaring, Kec. Moyo Utara
Batu Bulan, Kec. Moyo Hulu
Labuhan Kuris, Kec. Lape
Desa Mamak, Kec. Lape
Labangka , Kec. Labangka
Labuhan Jontal, Kec. Maronge

6
Perahu
Kend. Umum &
Perahu
Kend. Umum
Kend. Umum

15 km

Jalan Aspal

Kend. Umum

19 km

Jalan Aspal

25 km
17 km
12 km
40 km
28 km
80 km
75 km

Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal

Muer, Kec. Maronge

62 km

Jalan Aspal

Labangka , Kec. Labangka


Simu, Kec. Maronge

80 km
64 km

Jalan Aspal
Jalan Aspal

51 km

Jalan Aspal

25
26

Pulau Moyo/Pantai, Taman Laut,


Taman Buru
Pulau Dangar/Taman Laut
Labuan Sawo/Pantai
Batu Bulan/Bendungan
Pulau Ngali/Pantai
Bendungan Mamak
Pantai Sekokat
Gili Sentigi/Pulau, Pantai
Telaga Lompa/Danau, Alun,
Pegunungan
Liang Dewa/Pegunungan, Pantai
Tiu Kulit/Bendungan

27

Gili Tapan/Pulau

Plampang , Kec. Plampang

28

Jemplung/Pantai

Labuhan Jambu, Kec. Tarano

29

Pantai Maci/Pantai, Selancar

Mata, Kec. Tarano

30

Pulau Rakit/Pantai

Labuhan Jambu, Kec. Tarano

31

Pulau Depi/Pantai

Labuhan Jambu, Kec. Tarano

32

Brang Bako/Pantai

Jotang, Kec. Empang

33

Teluk Saleh/Pantai

Labuhan Jambu, Kec. Tarano

34

Pulau Raja Kepe/Pulau, Pantai

Empang, Kec. Empang

35

Pantai Sili/Selancar

Mata, Kec. Tarano

36

Gili Bedil/Pulau, Pantai, Alam Laut

16
17
18
19
20
21
22
23
24

100
km
143
km
100
km
100
km
115
km
125
km

Kend. Umum &


Perahu
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum &
Perahu
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum &
Perahu

Jalan Aspal

Kend. Umum

Jalan Aspal

Kend. Umum

Jalan Aspal
Jalan Aspal

Kend. Umum &


Perahu
Kend. Umum &
Perahu

Jalan Aspal

Kend. Umum

Jalan Aspal

Kend. Umum

93 km

Jalan Aspal

Kend. Umum &


Perahu

143
km

Jalan Aspal

Kend. Umum

Lab. Padi Kec. Utan

53 km

Jalan Aspal

Lab. Padi, Kec. Utan

53 km

Jalan Aspal

Stowe Brang, Kec. Utan

Jalan Aspal

38

Gili Keramat/Pulau, Pantai, Alam


Laut
Bendungan Beringin Sila

39

Pulau Bungin/Pulau, Pantai

Desa Bungin, Kec.Alas

75 km

Jalan Aspal

40
41

Lampin/Pantai
Pandan Sari/Pantai

Lunyuk, Kec. Lunyuk


Lunyuk, Kec. Lunyuk

Jalan Aspal
Jalan Aspal

42

Pantai Tero

Jotang, Kec. Empang

Jalan Aspal

Kend. Umum

43

Ai Mata Tiju/Air Terjun


Semongkat/Kolam Renang, Alam
Pegunungan
Ai Beling/Air Terjun
Teba Muren/Air Terjun
Tiu Pasai/Air Terjun
Ai Panas/Sumber Air Panas
Air Terjun Sebra
Dusun wisata Pamulung/Dusun
Tradisional
Dusun wisata Perung/Rumah
Tradisional

Pulau Moyo, Kec. Lab.Badas

125
km
22 km

Kend. Umum &


Perahu
Kend. Umum &
Perahu
Kend. Umum
Kend. Umum &
Perahu
Kend. Umum
Kend. Umum

Jalan Aspal

Kend. Umum

Desa Semongkat, kec. Batulanteh

17 km

Jalan Aspal

Kend. Umum

Desa Sempe, Kec. Moyo Hulu


Desa Lenangguar, Kec. Ropang
Lape, Kec. Lape
Maronge, Kec. Maronge
Desa Marente, Kec. Alas

38 km
41 km
36 km
45 km
-

Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal
Jalan Aspal

Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum
Kend. Umum

Karang Dima, Kec. Lab. Badas

9 km

Jalan Aspal

Kend. Umum

Desa Pelat, Kec. Sumbawa

5 km

Jalan Aspa

Kend. Umum

37

44
45
46
47
48
49
50
51

II - 94

Aksesibilit
as

No

Nama/Jenis Daya Tarik Wisata

Lokasi

Jarak

52

Desa Wisata Tepal/Rumah Tradisional

Desa Tepal, Kec. Batulanteh

42 km

5
l
Jalan Aspal

53

Desa Wisata Poto/Pengrajin Tenun

Desa Poto, Kec. Moyo Hilir

11 km

Jalan Aspal

Sarana
Transportasi
6
Kend. Umum
Kend. Umum &
Perahu

Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)

Kendala yang dirasakan selama ini terkait dengan pengembangan destinasi pariwisata adalah
belum terpolanya tema-tema obyek wisata yang ada, sehingga menyulitkan dalam perencanaan
pembangunan dan penataannya, lemahnya aksesibilitas lokasi obyek-obyek wisata alam yang
potensial, yang pada akhirnya belum mampu menggerakkan masyarakat dan dunia usaha untuk
secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama bergerak membantu pemerintah untuk menggeliatkan
potensi tersebut.
b. Tingkat Hunian Hotel
Tingkat hunian hotel/losmen dapat juga dijadikan sebagai salah satu indikator dalam melihat
kunjungan ke Kabupaten Sumbawa, meskipun tidak semua tamu hotel merupakan wisatawan yang
akan mengunjungi obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Sumbawa. Sebagai gambaran
tingkat hunian hotel pada tahun 2009-2010 di Kabupaten Sumbawa, disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.149.
Jumlah Tamu Hotel di Kabupaten Sumbawa (2009-2010)
No

Bulan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

10

Oktober

11

November

12

Desember

Jumlah

Kewarganegaraan

Tahun

2009
4

2010
5

WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
WNI
WNA
Total

1794
79
2000
70
2175
60
2212
43
2873
112
2674
164
2895
219
2642
290
2301
134
2654
230
2627
55
2324
88
29171
1544
30715

2255
52
2433
41
2600
36
2713
43
2725
69
2487
96
2459
225
2831
241
2371
188
1647
115
2619
54
2602
91
30742
1251
31993

Peningkatan (%)
6
25.7
-34.2
21.7
-41.4
19.5
-40
22.6
0
-5.15
-38.4
-6.99
-41.5
-15.1
2.74
7.15
-16.9
3.04
40.3
-37.9
-50
-0.3
-1.82
12
3.41
5.39
-19
4.16

Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Seni Budaya Kab. Sumbawa (2010)

II - 95

2.3.2.6. Perindustrian
Gambaran umum jumlah usaha industri di Kabupaten Sumbawa dalam beberapa tahun
terakhir ini disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.150.
Jumlah Usaha Perindustrian di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

Satuan

1
1
2

3
unit

Jumlah IKM
Sentra IKM :
- Jumlah sentra
- Jumlah unit usaha sentra

Sentra
Unit

2005
4

Tahun
2007
2008
6
7
3,303
3,429

2006
5
3,223

138
2,776

114
2208

114
2,208

136
2,760

2009
8
3,490

2010
9
3,505

141
2,760

143
2,782

Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa (bebera tahun terbitan)

2.3.2.7. Perdagangan
a. Jumlah usaha perdagangan
Dalam rangka pengembangan usaha perdagangan dalam negeri, maka layanan pembinaan
dan layanan fasilitasi perizinan dilaksanakan terhadap unit-unit usaha. Sebagai gambaran kinerja
dalam pertumbuhan usaha perdagangan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.151.
Jumlah Usaha Perdagangan di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

Unit

Jumlah usaha mikro perdagangan

Unit

Jumlah usaha kecil perdagangan


Jumlah usaha kecil perdagangan yang
dibina
Jumlah usaha menengah perdagangan

Unit

Jumlah usaha besar

Unit

Tahun
2005
4
4,108

2006
5

2007
6

2008
7

5,762

5,762

5,762

5,762

4,504

4,860

5,325

4,774

Unit
Unit

WDP

2009
8

2010
9

458
158

154

156

160

268
19

2,057

2,408

2,797

3,252

Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa (bebera tahun terbitan)

b. Sarana dan prasarana perdagangan


Ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang tumbuhkembangnya usaha
perdagangan di Kabupaten Sumbawa.
Tabel 2.152.
Ketersediaan Prasarana Pasar di Kabupaten Sumbawa
No

Jenis Pasar

1
1.
2

2
Pasar Induk
Pasar Tradisional

2006
3
0
14

2007
4
0
14

Tahun
2008
5
0
14

2009
6
0
15

2010
7
0
15

Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa (bebera tahun terbitan)

Ketersediaan prasarana pasar induk hingga saat ini belum ada di Kabupaten Sumbawa, dan
pasar tradisional belum merata ada di setiap kecamatan. Sebaran ketersediaan prasarana pasar di
kecamatan disajikan sebagai berikut.

II - 96

Tabel 2.153.
Prasarana Pasar di Kabupaten Sumbawa (2010)
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Pasar

Kecamatan

Induk
3
-

2
Lunyuk
Orong Telu
Alas
Alas Barat
Buer
Utan
Rhee
Batulanteh
Sumbawa
Labuhan Badas
Unter Iwes
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyu Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lape
Lopok
Plampang
Labangka
Maronge
Empang
Tarano
Jumlah

Jumlah

Tradisional
4
1
1
1
1
3
1
2
1
1
1

5
1
1
1
1
3
1
2
1
1
1

1
1
15

1
1
15

Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa (2010 )

Selanjutnya gambaran tera/tera ulang dalam beberapa tahun terakhir disajikan sebagai
berikut.
Tabel 2.154.
Persentase Tera/Tera Ulang di Kabupaten Sumbawa

2005
4

2006
5

2007
6

Tahun
2008
2009
7
8

Jumlah alat kemetrologian ( UTTP ) yang ada

Unit

5,328

5,084

5,084

4,500

4,721

5,084

Jumlah alat kemetrologian yang diuji/ Tera

Unit

5,084

3,519

3,942

2,706

4,487

Blm ada tera ulang

95.42

69.22

77.54

60.13

95.04

No

Uraian

Satuan

Persentase

2010
9

Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa (2010)

2.3.2.8. Ketransmigrasian
Transmigrasi pada dasarnya merupakan strategi pembangunan wilayah dalam rangka
peningkatan taraf hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia secara
terintegrasi dan lintas sektoral, dalam rangka pemerataan penyebaran penduduk dan tenaga kerja
serta pembukaan dan pengembangan daerah produksi baru dalam rangka pelaksanaan pembangunan
daerah yang dapat menjamin peningkatan taraf hidup transmigran dan masyarakat sekitarnya.
Gambaran umum daerah terkait urusan transmigrasi diantaranya dapat dilihat dari beberapa aspek,
seperti perkembangan transmigran, perkembangan jumlah lokasi (UPT), dan peningkatan KTM.

II - 97

a. Perkembangan UPT dan transmigran


Jumlah KK transmigran yang sudah ditempatkan sejak pertama kalinya pada tahun 1989 di
Kabupaten Sumbawa hingga tahun 2006 sebanyak KK dan 12336 jiwa. Perkembangan jumlah Unit
Permukiman Transmigrasi di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.155.
UPT dan Perkembangan Transmigran di Kabupaten Sumbawa
No

Nama UPT

1989-1996
KK

Jiwa

Tahun Penempatan
1998
1999
2003

1997

Jumlah
2004

2006

KK

Jiwa

KK

Jiwa

KK

Jiwa

KK

Jiwa

KK

Jiwa

KK

Jiwa

KK

10

11

12

13

14

15

`16

355
250
270
275
300
240
100
150
283
200
100
200

1709
1160
1268
1344
1164
1017
395
652
1373
842
408
1004

2931

12336

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Labangka I
355
1709
Labangka 2
250
1160
Labangka 3
270
1268
Labangka 4
275
1344
Labangka 5
300
1164
Tolo Oi
240 1017
Prode SP I
0
0
100 395
Prode SP II
0
0
150 652
Prode SP III
0
0
0
0
283
Sampar Goal SP I
0
0
0
0
0
Sampar Goal SP II
0
0
0
0
0
Buin Batu SP III
Jumlah
1450 6645 240 1017 250 1047 283
Sumber : Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kab. Sumbawa (2010)

1373
0
0

200
0

842
0

100

408

1373

200

842

100

408

200
200

1004
1004

Jiwa

Pemerintah daerah telah ikut melaksanakan program nasional melalui penempatan


transmigran di UPT, dengan pola integrasi penduduk dari luar Kabupaten Sumbawa dengan 20%
penduduk setempat.
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah
sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness)
merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan
tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa
kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang
telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan
daya saing daerah. Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam beberapa tolok
ukur, sebagai berikut:
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka Konsumsi RT Per Kapita)
Angka konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah
tangga/keluarga, yang menggambarkan jumlah pengeluaran rumah tangga terhadap seluruh rumah
tangga di suatu daerah dalam kurun waktu yang sama. Pada umumnya, pengeluaran konsumsi
rumah tangga terdiri atas pengeluaran untuk konsumsi pangan dan pengeluaran untuk konsumsi non
pangan. Rumah tangga/keluarga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk
konsumsi pangan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non pangan. Angka
rata-rata pengeluaran rumah tangga dapat digunakan untuk melihat indeks pengeluaran rumah
tangga per kapita dan tingkat kesejahteraan dari rumah tangga yang bersangkutan.

II - 98

Tabel 2.156.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka Konsumsi RT Per Kapita) (2010)
No
1
1
2

Komponen
2
Total Pengeluaran Rumah Tangga

Jumlah
3
138.048

Jumlah Rumah Tangga


Indeks Pengeluaran konsumsi RT per kapita

108.938
1,27

Sumber : Sumbawa Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa, 2010 (Data diolah)

Memperhatikan tabel tersebut, jumlah pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Sumbawa


sebesar 138.048, yang merupakan pengeluaran untuk konsumsi pangan dan konsumsi non pangan.
Indeks Pngeluaran Rumah Tangga untuk konsumsi yang menunjukkan angka lebih besar dari 1
yaitu 1,27 berarti bahwa rata-rata rumah tangga di Kabupaten Sumbawa di dalam masih lebih besar
membelanjakan pendapatannya untuk keperluan konsumsi (baik untuk pangan maupun non
pangan), yang seharusnya kelebihan sebesar 0,27 dapat disisihkan untuk saving (tabungan) atau
yang lainnya. Selanjutnya untuk konsumsi non pangan rumah tangga di Kabupaten Sumbawa
disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.157.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Non Pangan di Kabupaten Sumbawa
No
1
1
2

Komponen
2
Total Pengeluaran Rumah Tangga non pangan
Total Pengeluaran Rumah Tangga

Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita


Sumber : Sumbawa Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa, 2010 (Data diolah)

Jumlah
3
41.682
138.048
30,19%

Tabel di atas memberikan gambaran bahwa 30,19 persen dari pendapatan rumah tangga
yang mencapai angka 138.048, telah digunakan untuk keperluan non pangan seperti : biaya
pendidikan, kebutuhan sandang dan papan (perumahan) dan lain-lain. Kenyataan tersebut sekaligus
mengindikasikan bahwa proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk konsumsi pangan lebih besar
dari konsumsi non pangan.
Apabila dikaitkan dengan kondisi PDRB Kabupaten Sumbawa yang menunjukkan
peningkatan setiap tahun dengan proporsi lebih besar dari pertumbuhan penduduk, berarti
pendapatan masyarakat perkapita juga meningkat, maka kondisi ini sesungguhnya sangat
berlawanan dengan Hukum Engel yang menyatakan bahwa dengan asumsi selera seseorang adalah
tetap, proporsi pengeluaran rumah tangga untuk pangan akan semakin kecil seiring dengan semakin
meningkatnya pendapatan.
b. Nilai tukar petani
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur
tingkat kesejahteraan petani dengan mengukur kemampuan tukar produk (komoditas) yang
dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses
produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga. Jika NTP lebih besar dari 100 maka
periode tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya jika NTP
lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan daya beli petani.Nilai Tukar Petani dihitung dengan
membandingkan faktor produksi dengan produk, yaitu perbandingan antara indeks yang diterima
(It) petani dan yang dibayar (Ib) petani.
Nilai tukar petani khusus untuk di tingkat Kabupaten/Kota di NTB, NTP belum tersedia
sedangkan nilai NTP ditingkat Provinsi telah dipublikasikan oleh BPS secara reguler. Sebagai
gambaran NTP di Kabupaten Sumbawa, maka disajikan NTP tingkat provinsi NTB seperti terlihat
pada tabel berikut ini.
II - 99

Tabel 2.158.
Nilai Tukar Petani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (2009)
No
1

Bulan

Subsektor

Sep-09

Persentase Perubahan

Okt- 2009

114,39
125,39
91,22

115.81
125.07
92.60

1.24
-0,26
1.51

118.33
125.47
94.31

117.49
125.13
93.89

-0.71
-0.27
-0.45

114.35
121.97
93.75

115.86
121.86
95.08

1.32
-0.05
1.42

139.79
119.62
116.86

140.15
119.79
117

0.26
0.14
0.12

116.81
121.86
95.85

116.39
121.44
95.84

-0.36
-0.34
-0.01

119.15
123.81
96.23

119.89
123.57
97.02

0.62
-0.15
0.82

Tanaman Pangan

- Indeks Yang Diterima (it)


- Indeks Yang Dibayar (ib)
- Nilai Tukar Petani (NTPP)
Holtikultura
- Indeks Yang Diterima (it)
- Indeks Yang Dibayar (ib)
- Nilai Tukar Petani (NTPP)
Tanaman Perkebunan Rakyat
- Indeks Yang Diterima (it)
- Indeks Yang Dibayar (ib)
- Nilai Tukar Petani (NTPP)
Peternakan
- Indeks Yang Diterima (it)
- Indeks Yang Dibayar (ib)
- Nilai Tukar Petani (NTPP)
Perikanan
- Indeks Yang Diterima (it)
- Indeks Yang Dibayar (ib)
- Nilai Tukar Petani (NTPP)
Gabungan :
- Indeks Yang Diterima (it)
- Indeks Yang Dibayar (ib)
- Nilai Tukar Petani (NTPP)

Sumber: Statistik Provinsi NTB (2010)

2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


Fasilitas wilayah atau infrastruktur merupakan salah satu aspek penunjang daya saing daerah
dalam hubungannya dengan ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung aktivitas
ekonomi daerah di berbagai sector baik di daerah maupun antarwilayah. Semakin memadai
ketersediaan fasilitas wilayah, semakin kuat daya saing daerah tersebut.
2.4.2.1. Aksessibilitas Daerah
a. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan merupakan salah satu indikator penting untuk
melihat aksessibilitas daerah, sebagai gambaran ketersediaan prasarana jalan untuk menampung
sejumlah kendaraan di daerah dalam rangka memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam
melakukan aktivitasnya.
Tabel 2.159.
Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah Kendaran Umum di Kabupaten Sumbawa
No
1
2
3
4

Sarana Angkutan Darat

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Angkutan Kota Antar Provinsi


(AKAP)
Angkutan Kota
Angkutan Pedesaan
Angkutan Kota Dalam Provinsi
(AKDP)

15

15

15

38

29

29

29

185
370

214
370

137
204

158
255

130
245

138
216

91
186

46

46

47

98

98

98

98

Jumlah angkutan umum R4

616

645

403

549

502

481

404

II - 100

No
6
7

Sarana Angkutan Darat


Panjang Jalan (Pusat,Prov, dan
Kab.
Rasio pjg jalan thdp
ketersediaan sarana angkutan

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

1377.14

1539.18

1539.18

1542.24

1581.71

1377.14

1539.18

2.24

2.39

3.82

2.81

3.15

2.86

3.81

Sumber: Sumbawa dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan)

b. Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum


Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan jumlah arus penumpang dan arus barang di
Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.160.
Jumlah Arus Penumpang dan Arus Barang di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No
1
1
2

2006
3
603,854

2007
4
508,466

Tahun
2008
5
493,672

2009
6
410,877

2010
7
442,997

226,591,027

224,652,326

265,632,171

293,104,124

303,183,238

Uraian
2
Jumlah arus penumpang
Jumlah arus barang (darat,
laut, udara)

Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

2.4.2.2. Fasilitas bank dan non bank


Pelayanan perbankan kepada masyarakat semakin luas dengan bertambahnya jumlah kantor
bank. Semakin berkembangnya perekonomian daerah dan tingginya persaingan untuk menarik
nasabah mendorong bank untuk lebih meningkatkan dan melengkapi pelayanannya kepada
masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan jumlah jaringan kantor
pelayanan sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Data sampai Desember 2009 jumlah bank (bank umum dan BPR) yang beroperasi di
Kabupaten Sumbawa sebanyak 23 bank dengan jumlah kantor yang tersebar di wilayah Kabupaten
Sumbawa sebanyak 44 kantor dengan status kantor terdiri dari kantor cabang, kantor cabang
pembantu, kantor kas dan kantor unit.
Tabel 2.161.
Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank di Kabupaten Sumbawa
No
1

Uraian
2
Bank Umum
Jumlah Bank
Jumlah Kantor
BPR
Jumlah Bank
Jumlah Kantor

Tahun
2004
3

2005
4

2006
5

2007
6

2008
7

2009
8

6
21

6
21

6
21

7
23

7
28

9
22

13
22

13
22

13
22

14
23

14
23

14
22

Sumber: Bank Indonesia, Mataram (Beberapa tahun terbitan)

Bank-bank yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa terdiri dari bank umum dan bank BPR
baik pemerintah, swasta maupun Pemda, selengkapnya disajikan berikut ini.

II - 101

Tabel 2.162.
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di Kab. Sumbawa (2009)
No
1
A

Bank
2

KP
3

KC
4

KCP
5

KK
6

KU
7

Total
8

1
1
1
-

1
1
1

1
-

9
-

2
10
2
1
1

Bank Umum
1. Pemerintah
- PT. BNI 46 (Persero)
- PT. BRI (persero)
- PT. BPD NTB
- PT. BTN (Persero)
- PT BANK MANDIRI (Persero), Tbk
2. Swasta
- PT. Bank Danamon Indonesia
- PT. Bank Mega
- PT. Bank Syariah Mandiri
- PT. Bank Tabungan Pensiunan Negara
BPR
1. Pemda
- PD. BPR NTB Sumbawa Kantor Pusat
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Empang
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Labuhan
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Lenangguar
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Lopok
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Utan
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Moyo
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Plampang
- PD. BPR NTB Sumbawa Cab. Alas

1
-

3
1
1

3
1
1
1

1
-

1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1

2. Swasta
- PT. BPR Kabalong Abdi Swadaya
- PT. BPR Lopok Ganda
- PT. BPR Samawa Kencana

1
1
1

1
6

1
1
9

Ket: KP = Kantor Pusat; KC = Kantor Cabang; KCP = Kantor cabang Pembantu; KK = Kantor KasKU = Kantor Unit.
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Nusa Tenggara Barat - Bank Indonesia Mataram, 2010

2.4.2.3. Ketersediaan Restoran/rumah makan


Ketersediaan restoran/rumah makan di suatu daerah dapat menunjukkan indikator tingkat
daya tarik investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan
perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya.
Perkembangan ketersediaan restoran/rumah makan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai
berikut.
Tabel 2.163.
Jumlah Restoran/Rumah Makan Kabupaten Sumbawa
No
1

1.
2.

Uraian
2

Restoran
Rumah makan/Caf/Depot

Tahun 2006
Jumlah Usaha
Jumlah Kursi

Tahun 2010
Jumlah Usaha
Jumlah Kursi

6
151

188
2284

8
164

294
2483

Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

2.4.2.4. Jumlah penginapan/hotel


Ketersediaan hotel/penginapan sangat menunjang dalam pelaksanaan pembangunan
perekonomian suatu daerah termasuk peluang-peluang yang ditimbulkannya. Gambaran
ketersediaan hotel/penginapan di Kabupaten Sumbawa disajikan pada tabel berikut.

II - 102

Tabel 2.164.
Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Kabupaten Sumbawa
No

Jenis Penginapan/Hotel

Jumlah
Hotel

Tahun 2006
Jumlah
Kamar

0
1
0
1
1

0
19
0
7
29

0
19
0
15
56

0
1
0
1
1

0
19
0
7
24

0
19
0
16
50

20
23

370
425

680
770

21
24

381
431

695
780

A
1
2
3
4
5
b.
1

Hotel Berbintang:
Hotel Bintang 5
Hotel Bintang 4
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 2
Hotel Bintang 1
Hotel Non Bintang:
Hotel Melati
Total jumlah penginapan/Hotel

Jumlah T.
Tidur

Jumlah
Hotel

Tahun 2010
Jumlah
Kamar

Jumlah
T. Tidur

Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Dari data pada table tersebut diketahui bahwa jumlah hotel di Kabupaten Sumbawa dalam
lima tahun terakhir hanya bertambah satu buah hotel melati dengan penambahan jumlah kamar
sebanyak 6 kamar dan penambahan jumlah tempat tidur sebanyak 10 buah.
2.4.2.5. Persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan akses air bersih
Dari 109.953 unit rumah di Kabupaten Sumbawa, sebanyak 47.273 yang telah
menggunakan akses air bersih (42,99%). Gambaran umumnya disajikan pada table berikut.
Tabel 2.165.
Persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Akses Air Bersih
No

Kecamatan

Penduduk

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

2
Tarano
Empang
Plampang
Labangka
Maronge
Lape
Lopok
Moyo Hilir
Moyo Utara
Moyo Hulu
Ropang
Lenangguar
Lantung
Lunyuk
Orong Telu
Batu Lanteh
Unter Iwes
Sumbawa
Lab. Badas
Rhee
Utan
Buer
Alas
Alas Barat
Jumlah (Kab/Kota)

3
15203
21580
27813
10148
9767
16131
17550
22238
9023
19871
5017
6286
2767
18123
4530
10127
18108
56649
28870
6908
28828
13408
27993
18425
415363

Jumlah rumah
4
3,662
5,651
7,045
2,834
2,459
4,289
4,693
5,928
2,833
5,819
1,394
1,754
911
4,721
1,128
2,714
4,594
15,082
6,572
1,838
7,771
3,593
7,359
5,309
109953

Jumlah
Keluarga
5
3.543
5.415
7.408
2.834
2.641
4.364
4.735
5.941
2.4
5.414
872
1.456
1.803
4.348
1.166
2.77
4.766
13.052
6.669
1.779
7.471
3.818
7.279
5.267
978.339

Jumlah RT Yang
Menggunakan Akses
Air Bersih
6
1383
1885
2274
639
1100
2463
2575
1386
1276
2204
393
850
574
1460
203
543
2756
8494
2893
670
3316
1561
3590
2785
47.273

%
7
37.77
33.36
32.28
22.55
44.73
57.43
54.87
23.38
45.04
37.88
28.19
48.46
63.01
30.93
18.00
20.01
59.99
56.32
44.02
36.45
42.67
43.45
48.78
52.46
42,99

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2010)

II - 103

2.4.2.6. Fasilitas listrik


Faktor pendukung keberhasilan pembangunan banyak ditentukan oleh keberadaan listrik.
Listrik memiliki fungsi yang sangat strategis dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Desa yang mempunyai listrik mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik tentunya
dibandingkan desa yang belum memiliki listrik. Setiap tahun jumlah pelanggan listrik terus
bertambah baik untuk keperluan rumah tangga, kebutuhan industri maupun kebutuhan lainnya.
Berikut ini adalah gambaran layanan listrik PLN sampai dengan tahun 2010.
a. Ketersediaan Listrik
Penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan memajukan
kesejahteraan masyarakat. Penyedia utama layanan listrik di Kabupaten Sumbawa selama ini adalah
PT. PLN, yang kapasitas layanannya disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.166.
Ketersediaan Listrik PLN di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Uraian

1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

2
Daya tersambung (kVA)
KWH Jual (kWh)
JTM (kms)
JTR (kms)
Gardu (buah)
Trafo (buah)
Kapasitas Trafo (kVA)
kWH Jaringan
kWH pemakaian
Jumlah Desa Terlayani Listrik
PLN
Jumlah
Pelanggan
PLN
(Sambungan)

11

2006
3
49.532,34
76.309.507
832,370
765,050
324
324
21.077
84.129.012
75.562.853

2007
4
53.018,69
88.004.933
832,370
765,050
331
331
21.977
96.364.635
88.035.254

Tahun
2008
5
59.639,10
98.376.659
812,040
728,480
333
333
22.127
106.913.686
98.449.388

2009
6
64.400,35
108.597.276
821,090
696,000
374
374
31.276
122.333.260
108.597.276

2010
7
67,607,80
118.609.493
755,915
843,924
546
546
38.672
132.521.420
118.609.493

123

123

123

123

158

53.998

54.781

56.645

57.454

71.721

Sumber : PLN Cabang Sumbawa (2010)

b. Banyak VA Tersambung
Ketersediaan daya listrik yang memadai menunjukkan kapasitas kemampuan layanan listrik
yang diberikan kepada masyarakat konsumen. Jumlah VA daya listrik tersambung di Kabupaten
Sumbawa disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.167.
Jumlah VA Tersambung Pada Layanan PLN di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Klasifikasi Pelanggan

1
1
2
3
4
5

2
Sosial (VA)
Rumah Tangga (VA)
Usaha (VA)
Industri (VA)
Gedung dan Jasa (VA)

2006
3
1.209.200
29.721.000
4.581.750
3.448.600
1.626.930

2007
4
1.433.050
30.971.300
4,939.850
3.888.000
1.777.100

Tahun
2008
5
1.590.350
33.684.300
5.189.300
5.579.050
1.968.400

2009
6
1.813.200
35.197.100
6.370.550
6.034.400
2.194.550

2010
7
2.324.250
44,083,700
9,138,650
6,342,600
3,280,900

Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Berdasarkan data tersebut, konsumen terbesar yang memanfaatkan daya lisrik di Kabupaten
Sumbawa adalah rumah tangga, sedangkan dari klasifikasi sosial merupakan konsumen terendah.

II - 104

c. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik


Hingga tahun 2010, dari seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Sumbawa sudah sebanyak
158 desa/kelurahan yang sudah terlayani listrik PLN (93,54%), dengan jumlah pelanggan
seluruhnya sebanyak 71.721 pelanggan pada semua klasifikasi. Perkembangan jumlah pelanggan
listrik PLN di Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 2006-2010 disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.168.
Jumlah Pelanggan Listrik Di Kab. Sumbawa (2006-2010)
No

Klasifikasi Pelanggan

1
1
2
3
4
5

2
Sosial
Rumah Tangga
Usaha
Industri
Gedung dan Jasa
Jumlah
% Rumah Tangga

2006
3
1.014
51.033
1.537
39
375
53.998
94,51

2007
4
1.121
51.644
1.581
44
391
54.781
94,27

Tahun
2008
5
1.188
53.382
1.611
54
410
56.645
94,25

2009
6
1.255
54.133
1.578
59
429
57.454
94,22

2010
7
1.586
67.085
2.349
65
636
71.721
93,54

Sumber : BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Sumbawa menunjukkan peningkatan setiap tahunnya


untuk semua klasifikasi pelanggan. Dari total pelanggan yang ada, 93-95% adalah rumah tangga.
Selanjutnya gambaran rasio elektrifikasi pada setiap tahun disajikan sebagai berikut.
Tabel 2.169.
Rasio Elektrifikasi di Kabupaten Sumbawa (2006-2010)
No

Uraian

1
2
3

Rumah Tangga Seluruhnya


Rumah Tangga Berlistrik
% Rumah Tangga Berlistrik
terhadap total rumah tangga
(Rasio elektrifikasi) (%)

2006
3

2007
4

100355

101193

51033

51644

50.85

51.04

Tahun
2008
5

2009
6

2010
7

105568

108938

109953

53382

54133

67085

50.57

49.69

61.01

Sumber : BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Gambaran data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga masyarakat
berlistrik di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa berkisar pada skala 49-62% dari total rumah
tangga yang ada. Selain pasokan energi listrik dari PLN, di Kabupaten Sumbawa juga terdapat
layanan pasokan energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
2.4.3. Iklim Berinvestasi
a. Keamanan dan ketertiban
1. Angka kriminalitas yang tertangani
Keberadaan kehidupan sosial masyarakat, salah satunya dapat terlihat dari kasus-kasus
tindak kriminal yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat daerah. Semakin banyak
jumlah kasus tindak kriminal menunjukkan bahwa kehidupan sosial kemasyarakatan di satu sisi
belum sepenuhnya mampu mewujudkan ketenteraman, dan di sisi lain menunjukkan bahwa tingkat
kesadaran hukum yang masih rendah.
Permasalahan-permasalahan sosial yang kerap terjadi Kabupaten Sumbawa dapat terlihat
dari jumlah tindak kriminal yang terjadi sepanjang tahun 2010, yakni sebanyak 3.349 kasus
(0,80%). Hal ini menggambarkan keamanan Kabupaten Sumbawa masih dapat dikatakan kondusif.
II - 105

Pada tahun-tahun sebelumnya dalam kurun ewaktu lima tahun terakhir juga menunjukkan statistik
yang tidak terlalu berbeda.
Tabel 2.170.
Kasus Kriminalitas Yang Tertangani di Kabupaten Sumbawa
No
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis Kriminal Yang Telah


Tertangani
2
Jumlah kasus pembunuhan
Jumlah kasus pencurian
Jumlah kasus criminal lainnya
Jumlah tindak kriminal selama 1
tahun
Jumlah penduduk
Angka kriminalitas (4)/(5)

2006
3

Tahun
2008
5

2007
4

2009
6

2010
7

3
182
435

4
128
430

4
321
833

0
128
636

620

562

1.158

764

3.349

401.209
0.0015

406.888
0.0014

413.869
0.0028

420.750
0.0018

415.363
0.0081

Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

2. Jumlah Demonstrasi
Aksi demonstrasi atau unjuk rasa yang dewasa ini cenderung menjadi media penyampaian
aspirasi, kritik ataupun aksi solidaritas dan tuntutan lainnya, meskipun frekwensinya tidak terlalu
tinggi dengan volume gerakan yang relatif kecil, namun tidak dapat dipungkiri bahwa aksi-aksi
tersebut tetap muncul setiap tahun di Kabupaten Sumbawa. Jumlah unjuk rasa yang terjadi pada
tahun 2006, 43 kali, meningkat menjadi 52 kali pada tahun 2010 dengan mengangkat isu-isu bidang
politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Meskipun demikian, namun aksi-aksi tersebut
merupakan aksi damai dan tidak sampai melebar menjadi anarkhis ataupun berubah fokus sehingga
menimbulkan korban baik barang/aset maupun orang, sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan
aksi-aksi massa yang ada selama ini tidak menimbulkan inkondusifitas daerah.
Tabel 2.171.
Jumlah Demonstrasi di Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

Jumlah unjuk rasa

2006

2007

Tahun
2008

2009

43

28

37

63

52

2010

Sumber : Daerah Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

b. Kemudahan Perijinan
Iklim investasi di suatu daerah, selain ditentukan oleh factor tinggi rendahnya potensi dan
peluang pengembangan potensi sumberdaya yang dimiliki, serta orientasi penanaman modal para
investor pada daerah tersebut juga dipengaruhi oleh kepastian hukum serta kepastian waktu layanan
perijinan yang diberikan. Dalam hal waktu layanan perijinan di Kabupaten Sumbawa, melalui tabel
berikut disajikan berbagai jenis dan lama proses perijinan sebagaimana sudah ditetapkan dalam
ketentuan peraturan yang berlaku.
Tabel 2.172.
Jenis Ijin Dan Lama Proses Pengurusan
N
o

Jenis Izin

Masa Berlaku

Pemberi
Pertimbangan

Dasar Hukum

Waktu (Hari)
SOP

3
Selamanya
Selamanya
3 tahun

4
Bag. Pemerintahan
Tim Teknis
Tim Teknis

5
perda No.14/1997
perda No.64/1999
Perda 15/1999

6
6
7
6

1
1
2
3

Peruntukan Penggunaan Tanah


IMB
Gangguan/Tempat Usaha

Penggilingan Padi Huller dan Penyosoh Beras

3 tahun

Dipertapang

Perda 32/2001

IUJK

3 tahun

Bag. APP

Perda 19/2002

II - 106

N
o

Jenis Izin

Masa Berlaku

Pemberi
Pertimbangan

Dasar Hukum

Waktu (Hari)
SOP

1
6
7
8
9
10
11

2
Izin Reklame
Izin Penyimpanan/Penimbunan BBM
IU Perdagangan
Izin Usaha Industri
TDP
Izin Usaha Penyediaan Jasa Listrik

3
Disesuaikan
3 tahun
3 Tahun
3 Tahun
5 Tahun
3 tahun

4
Dishubkominfo
Distamben
Diskoperindag
Diskoperindag
Diskoperindag
Distamben

5
Perda 2/1999
Perda Prop.7/1995
Perda 28/2001
Perda 29/2001
Perda 30/2001
Perda 10/2002

6
4
5
3
5
3
3

12
13

Izin Pemanfaatan Kayu Tanah Milik (IPKTM)

1 bulan

Dsihutbun

Perda 26/2006

Izin Menimbun dan Mengecer Kayu

1 Tahun

Dsihutbun

Pergub 26/2007

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu

6 bulan

Dsihutbun

Perda 24/2002

Usaha Pembudidayaan
Izin Pembelian, Pengumpulan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Izin Hotel
Izin Cottage
Izin Pondok Wisata
Izin Hunian Wisata/Service Apartemen
Izin Restaurant dan Rumah Makan
Izin BAR
Izin Jasa Boga/Cattering

3 Tahun
3 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun

Dislutkan
Dislutkan
Disporabudpar
Disporabudpar
Disporabudpar
Disporabudpar
Disporabudpar
Disporabudpar
Disporabudpar

Perda 16/2007
Perda 16/2007
Perda 17/2002
Perda 17/2002
Perda 17/2002
Perda 17/2002
Perda 17/2002
Perda 17/2002
Perda 17/2002

5
5
7
7
7
7
7
7
4

24

Izin Karaoke, PlayStation dan VideoGame(tertutup)

1 Tahun

Disporabudpar

Perda 17/2002

25

Izin Kolam Memancing

1 Tahun

Disporabudpar

Perda 17/2002

26

Izin Biro Perjalanan Wisata dan Agen Pariwisata

1 Tahun

Disporabudpar

Perda 17/2002

27
28
29

Izin Wisata Tirta


Izin Penginapan Remaja
Izin Perkemahan

1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun

Disporabudpar
Disporabudpar
Disporabudpar

Perda 17/2002
Perda 17/2002
Perda 17/2002

7
4
4

30

Izin Tempat Konvensi, Pameran dan Balai Pertemuan

1 Tahun

Disporabudpar

Perda 17/2002

31
32
33
34

Izin Bioskop/Teather (Panggung Terbuka dan tertutup)


Izin pasar Seni dan Soveneir Shop
Izin Pulau Untuk Wisata
Izin Petambangan Daerah Exploitasi

1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
2 Tahun

Disporabudpar
Disporabudpar
Disporabudpar
Distamben

Perda 17/2002
Perda 17/2002
Perda 17/2002
Perda 12/2002;8/2002

4
7
7
7

35

Izin Petambangan Daerah Pengolahan/Pemurnian

2 Tahun

Distamben

Perda 12/2002;8/2002

36

Izin Petambangan Daerah Explorasi

2 Tahun

Distamben

Perda 12/2002;8/2002

37

Izin Petambangan Daerah Pengangkutan

2 Tahun

Distamben

Perda 12/2002;8/2002

38

Izin Petambangan Daerah Penjualan

2 Tahun

Distamben

Perda 12/2002;8/2002

39

Izin Petambangan Daerah Penyelidikan Umum

2 Tahun

Distamben

Perda 12/2002;8/2002

40

Izin Petambangan Daerah Jasa Usaha Pertambangan

2 Tahun

Distamben

Perda 12/2002;8/2002

41

Izin Explorasi Air Bawah Tanah

1 Tahun

Distamben

Perda 14/2002:11/2002

14

42
43
44
45

Izin Pengeboran Air Bawah Tanah


Izin Pengambilan Air Bawah Tanah
Izin Penurapan Air Bawah Tanah
Izin Pengambilan Mata Air (SIPMA)

1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun

Distamben
Distamben
Distamben
Distamben

Perda 14/2002:11/2002
Perda 14/2002:11/2002
Perda 14/2002:11/2002
Perda 14/2002:11/2002

7
7
7
7

46

Izin Perusahaan Pengeboran Air Bawah Tanah (SIPPAT)

1 Tahun

Distamben

Perda 14/2002:11/2002

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56

Izin Juru Bor (IJB)


Izin Usaha Peternakan Unggas
Izin Usaha Peternakan Kambing/Domba
Izin Usaha Peternakan Sapi Potong
Izin Usaha Peternakan Kerbau Potong
Izin Usaha Peternakan Sapi Perah
Izin Usaha Peternakan Kerbau Perah
Izin Usaha Peternakan Kuda
Izin Usaha Peternakan Sapi Bibit
Izin Usaha Peternakan Kerbau Bibit
Izin Usaha Pengiriman Ternak dan Bahan Hasil Ternak Antar
pulau
Izin Usaha Pemotongan Hewan
Izin Praktek Berkelompok Dokter Umum
Izin Praktek Berkelompok Dokter Gigi
Izin Praktek Berkelompok Bidan
Izin Praktek Berkelompok Keperawatan
Izin Balai Pengobatan
Izin Rumah Bersalin
Izin Balai Kesehatan Ibu dan Anak
Izin Balai Klinik Rawat Inap

1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun
1 Tahun

Distamben
Disnak
Disnak
Disnak
Disnak
Disnak
Disnak
Disnak
Disnak
Disnak

Perda 14/2002:11/2002
Perda 15/2002
Perda 15/2002
Perda 15/2002
Perda 15/2002
Perda 15/2002
Perda 15/2002
Perda 15/2002
Perda 15/2002
Perda 15/2002

7
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1 Tahun

Disnak

Perda 15/2002

1 Tahun
5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun

Disnak
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan

Perda 15/2002
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003

4
5
5
5
5
5
5
4
4

57
58
59
60
61
62
63
64
65
66

II - 107

N
o

Jenis Izin

Masa Berlaku

Pemberi
Pertimbangan

Dasar Hukum

Waktu (Hari)
SOP

67

Izin Penyelenggaraan Pelayanan Medik Dasar Lain

5 Tahun

Dinas Kesehatan

Perda 8/2003

68

Izin Praktek Berkelompok Dokter Spesialis

5 Tahun

Dinas Kesehatan

Perda 8/2003

69

Izin Praktek Berkelompok Dokter Gigi Spesialis

5 Tahun

Dinas Kesehatan

Perda 8/2003

70
71
72

Izin Rumah Sakit Umum


Izin Klinik Spesialis
Izin Klinik Kecantikan

5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun

Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan

Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003

12
12
7

73

Izin Penyelenggaraan Pelayanan Medik Spesialis lain

5 Tahun

Dinas Kesehatan

Perda 8/2003

74
75

Izin Apotek
Izin Penyelenggaraan Laboratorium Medis

5 Tahun
5 Tahun

Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan

Perda 8/2003
Perda 8/2003

21
7

76

Izin Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Masyarakat

5 Tahun

Dinas Kesehatan

Perda 8/2003

77
78
79

Izin Penyelenggaraan Laboratorium Gigi


Izin Penyelenggaraan Optikal
Izin Toko Obat

5 Tahun
5 Tahun
5 Tahun

Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan

Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003

7
7
7

80

Izin Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Penunjang Lain

5 Tahun

Dinas Kesehatan

Perda 8/2003

Izin Sinshe
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Izin Tabib
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Izin Akupunktur
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Izin Batra Refleksi
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Pijat Urat
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Patah Tulang
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Ramuan
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Tenaga Dalam
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Tusuk Jari
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Pendekatan Agama
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Paranormal
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Sunat
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Tukang Gigi
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Gurah
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Dukun Bayi
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Reikey Master
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Q Gong
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Batra Chiropractie
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Surat Terdaftar Sarana Pengobatan dan Pengobatan Tradisional
99
5 Tahun
Dinas Kesehatan
Lainnya
Rata-rata waktu yg dibutuhkan untuk mengurus perijinan
Sumber : KPPT Kabupaten Sumbawa (2010)

Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003
Perda 8/2003

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

Perda 8/2003

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 99 jenis perijinan yang mendukukung iklim
investasi. Dalam pengurusan Izin Usaha berdasarkan Standard Operating Prosedure (SOP)
pelayanan perizinan Kabupaten Sumbawa melalui Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
mengeluarkan Izin Usaha, rata-rata 6 hari kerja.
c. Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah Dan Macam Pajak Dan Retribusi Daerah)
Sebagai implementasi dari Peraturan Daerah di atas, telah di tetapkan beberapa macam dan
jenis pajak dan retribusi daerah sebagai berikut.
Tabel 2.173.
Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi daerah
No.
1
I
1
2
3
4
5
6
7
8

Jenis Pajak dan Retribusi Daerah


2
Pajak Daerah
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Mineral bukan Logam dan batuan
Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Parkir

II - 108

No.

Jenis Pajak dan Retribusi Daerah

1
9
10

2
Pajak Air Tanah
Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

II
A
1
2
3
4
5
6
7

Retibusi Daerah
Retribusi Jasa Umum
Retribusi Pelayanan Kesehatan
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Retribusi Penggantian Biaya KTP/Akta cat. Sipil
Retribusi Pelayanan PArkir di tepi jalan umum
Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Retribusi Pelayanan Kesehatan Ternak

B
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Retribusi Jasa Usaha


Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Retribusi Pasar Grosir
Retribusi Terminal
Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
Retribusi Rumah Potong Hewan
Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
Retribusi sewa kios/MCK/PKL terminal

C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Retribusi Perizinan Tertentu


Retibusi Izin Mendirikan Bangunan
Retribusi Izin Gangguan/Keramaian
Retribusi IzinTrayek
Retribusi Izin Usaha Perikanan
Retribusi Izin Peruntukan Tanah
Retribusi Izin Pengambilan Hasil Hutan Ikutan
Retribusi Izin Tanda Daftar Perusahaan
Retribusi Tanda Daftar Gudang
Retribusi Izin Usaha Perdagangan
Retribusi IUP Padi Heuller dan Penyimpanan Beras
Retribusi Izin Usaha Perindustrian
Retribusi Izin Usaha Pertambangan Umum
Retribusi Izin Penggunaan dan Pemanfaatan ABT
Retribusi Izin Ketenagalistrikan
Retribusi Izin Usaha Sarana Pariwisata
Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi
Retribusi Izin Ketenagakerjaan

Sumber : DPKA Kabupaten Sumbawa

d. Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung iklim usaha


Pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam mendorong Investasi, telah menetapkan Perda yang
mendukung iklim investasi, sebagai berikut.
1) Peraturan Daerah nomor 20 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran dan
Penjualan Minuman Beralkohol;
2) Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kab. Daerah
Tk II Sumbawa Nomor 6 Tahun 1999 tentang Retribusi Izin Trayek;
3) Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Usaha Perikanan
4) Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Nomor 34 tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan;
II - 109

5) Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa
6) Peraturan Daerah Nomo 33 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
7) Peraturan Daerah Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah
2.4.4. Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan
pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan
obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar
benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan
profesional. Disamping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan
teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional.
Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya
saing daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam
rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat
ketergantungan penduduk untuk melihat sejauhmana beban ketergantungan penduduk. Kualitas
manusia yang memajukan peradaban tersebut pada umumnya berada pada usia produktif 15-64
tahun. Oleh karena itu ada-tidaknya, besar-kecilnya kelompok usia tersebut menjadi bonus
demografis yang dapat menjadi pendorong kemajuan.
Kabupaten Sumbawa memiliki kelompok usia produktif lebih dari 60%, sehingga prasyarat
untuk menghasilkan manusia unggul telah tersedia. Komposisi penduduk seperti terlihat pada tabel
berikut, yang menunjukkan bahwa ada bonus demografi dalam 15-30 mendatang di Kabupaten
Sumbawa.
Tabel 2.174.
Komposisi Penduduk dan Rasio Ketergantungan (RK)
Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010
Tahun
1
2005
2006
2007
2008
2009
2010

0-14 tahun
(%)
2
31,56
33,44
33,43
30,13
30,45
30,44

15-64 tahun
(%)
3
64,59
62,69
62,70
66,26
66,45
64,68

> 65 tahun
(%)
4
3,85
3,87
3,87
3,61
3,1
4,88

RK
(%)
5
54,82
59,52
59,49
50,92
50,49
54,61

Sumber : diolah dari BPS Kab. Sumbawa 2008-2011

Berdasarkan komposisi penduduk tersebut diatas, tergambar rasio ketergantungan


(dependency ratio), yakni perbandingan antara penduduk kelompok usia tidak produktif (penduduk
usia muda 0-14 tahun dan usia tua di atas 65 tahun) terhadapkelompok usia produktif (penduduk
usia antara 15-64 tahun). Perkembangan rasio ketergantungan Kabupaten Sumbawa terlihat melalui
gambar berikut.

II - 110

Sumber : diolah dari BPS Kab. Sumbawa 2008-2011

Gambar 2. 13
Perkembangan Rasio Ketergantungan Kabupaten Sumbawa

Potensi sumberdaya manusia Kabupaten Sumbawa terlihat dari kesadarannya terhadap


pendidikan.Tingkat pendidikan masyarakat relatif lebih baik terlihat dari angka melek huruf dan
rata-rata lama sekolah diatas NTB.Pendidikan bagi anak juga masih menjadi prioritas keluarga, oleh
karena itu APK dan APM pendidikan dasar di Kabupaten Sumbawa juga diatas rata-rata provinsi.
Penguasaan Bahasa Indonesia dalam masyarakat juga amat baik hingga ke pelosok desa, hal ini
menjadikan manusia sumbawa dapat menerima informasi secara baik.
Disamping itu, kultur masyarakat yang egaliter, terbuka dan memiliki etos sate to dan
kangila menjadi modal sosial keberhasilannya dalam bidang-bidang tertentu. Hal ini terbukti
banyak tokoh-tokoh berpengaruh di tingkat provinsi dan nasional yang berasal dari
Sumbawa.Disamping itu, perkembangan yang menggembirakan adalah mulai maraknya perguruan
tinggi dari berbagai disiplin ilmu (universitas, institut, akademi dan sekolah tinggi).
Dari berbagai aspek tersebut, terdapat berbagai masalah terkait SDM seperti peningkatan
rasio ketergantungan (dari 50,49% tahun 2009 menjadi 54,61% tahun 2010), masalah ekonomi
menjadi penghalang utama akses masyarakat ke jenjang pendidikan tinggi, belum berkembang skill
kewirausahaan terutama dikalangan usia muda dan lulusan sarjana masih berorientasi bekerja
sebagai PNS atau disektor formal lainnya. Belum banyak sarjana yang terjun secara totalitas di
bidang agribisnis.

II - 111

BAB III
GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan bahwa pendanaan penyelenggaraan
pemerintahan daerah telah diatur sesuai kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan
untuk mencegah tumpang tindih ataupun ketidaktersedianya pendanaan pada suatu urusan
pemerintahan. Sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah terdiri dari pendapatan asli
daerah (meliputi pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah), dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain
pendapatan yang sah.
Untuk gambaran kinerja pengelolaan keuangan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Kabupaten Sumbawa sebelumnya, diuraikan sebagai berikut.
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Kinerja pelaksanaan APBD tahun sebelumnya dilihat dari aspek tingkat realisasi APBD,
pertumbuhan realisasi pendapatan, permasalahan yang muncul serta potensi tantangan kedepan.
Secara umum gambaran tersebut disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.1.
Target dan Realisasi Pendapatan Kabupaten Sumbawa
Tahun Anggaran 2008-2010 (Rp Milyar)
Target

Realisasi

Target

Realisasi

Target

Realisasi

RataRata
(%)

2008
No

Uraian

2009

2010

1. PENDAPATAN DAERAH

560,60

570,23

101,72

571,25

585,46

102,49

663,27

660,43

99,57

101,26

1.1 PENDAPATAN ASLI


DAERAH (PAD)
1.1.1 Pajak Daerah
1.1.2 Retribusi Daerah
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan

22,50

25,90

115,18

25,90

28,50

110,02

42,11

35,81

85,03

103,45

5,42
9,21
3,10

5,57
8,76
3,23

102,62
95,04
104,16

6,12
9,27
3,26

5,89
9,36
4,98

96,21
101,03
152,93

7,24
12,41
15,50

5,88
10,33
13,44

81,19
83,00
86,70

93,34
93,11
114,60

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli


Daerah yang Sah

4,76

8,36

175,67

7,26

8,27

113,91

6,96

6,16

88,48

126,20

512,47
30,84

516,51
34,74

100,79
112,64

520,69
32,12

523,18
34,60

100,48
107,75

534,56
41,65

542,31
49,40

101,45
118,60

100,91
113,00

1.2.2 Dana Alokasi Umum


416,38
1.2.3 Dana Alokasi Khusus
65,25
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN
25,63
DAERAH
1.3.1 Dana Darurat
2,50
1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari
10,73
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi 11,91
Khusus

416,38
65,39
27,81

100,00
100,22
108,50

424,70
63,87
24,65

424,70
63,87
33,78

100,00
100,00
137,02

436,35
56,56
86,60

436,35
56,56
82,31

100,00
100,00
95,05

100,00
100,07
113,52

2,50
12,91

100,00
120,28

18,27

18,27

100,00

22,23

19,86

89,34

103,21

11,91

100,00

10,60

61,01

59,94

98,23

66,08

1.2 DANA PERIMBANGAN


1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak

1.3.4 Bantuan Keuangan dari


Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya

0,48

0,48

100,00

6,39

4,91

76,89

3,36

2,52

75,00

83,96

2. BELANJA DAERAH
2.1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG

621,44
343,67

539,03
291,27

86,74
84,75

656,85
408,44

604,68
379,45

92,06
92,90

722,79
453,74

666,84
445,39

92,26
98,16

90,35
91,94

III - 1

Target

Realisasi

Target

Realisasi

Target

Realisasi

Belanja Pegawai
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa

297,43
0,85
13,14
0,31

257,92
0,85
12,47
0,29

86,72
100,00
94,92
91,72

326,87
0,35
34,59
17,90
0,33

303,57
0,35
33,93
16,74
0,31

92,87
100,00
98,07
93,51
95,48

384,14
0,30
29,94
8,32
0,33

377,75
0,30
29,57
7,75
0,32

98,34
100,00
98,76
93,05
96,18

RataRata
(%)
92,64
66,67
98,94
93,83
94,46

2.2.6 Belanja Bantuan Keuangan


kepada Provinsi/Kabupaten/
Kota dan Pemerintahan Desa

19,90

19,74

99,19

24,60

24,56

99,83

30,10

29,71

98,71

99,24

2.2.7
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3

12,03
277,77
47,78
92,95
137,04

247,76
40,07
79,68
128,02

89,20
83,86
85,72
93,41

3,80
248,41
39,60
95,37
113,44

225,22
35,45
82,99
106,78

90,66
89,50
87,03
94,13

0,61
269,05
30,83
108,11
130,11

221,45
27,44
97,10
96,92

82,31
88,99
89,82
74,49

87,39
87,45
87,52
87,34

(60,84)

31,23

(51,33)

(85,61)

(19,22)

22,45

(59,52)

(6,41)

10,77

(6,04)

60,84
65,87

59,86
64,90

98,39
98,52

85,61
92,53

85,69
92,61

100,09
100,09

59,52
66,47

59,60
66,53

100,13
100,10

99,54
99,57

65,78

64,73

98,42

92,49

92,22

99,71

66,08

66,47

100,59

99,57

0,10

0,16

166,92

0,04

0,39

969,01

0,39

0,07

17,28

384,40

4.2 PENGELUARAN
PEMBIAYAAN DAERAH

5,04

5,04

100,00

6,93

6,93

100,00

6,95

6,94

99,84

99,95

4.2.1 Penyertaan Modal (Investasi)


Pemerintah Daerah

4,45

4,45

100,00

6,90

6,90

100,00

6,50

6,50

100,00

100,00

4.2.2 Pengembalian Kelebihan


Penerimaan dari APBN

0,59

0,59

100,00

0,03

0,03

100,00

0,45

0,44

97,48

99,16

5. SISA LEBIH/KURANG
PEMBIAYAAN TAHUN
BERKENAAN
Sumber: Diolah dari LPJ APBD 2008-2010

91,09

(0,00)

66,47

53,19

2008
No
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.2.4
2.2.5

Uraian

Belanja Tidak Terduga


BELANJA LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal

3. SURPLUS / DEFISIT
4. PEMBIAYAAN NETTO
4.1 PENERIMAAN
PEMBIAYAAN DAERAH
4.1.1 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya
4.1.2 Penerimaan kembali Pemberian
Pinjaman

2009

2010

3.1.1.1. Pendapatan Daerah


Berdasarkan data pendapatan daerah sebagaimana disajikan tabel 3.1, maka pertumbuhan
pendapatan daerah digambarkan pada tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2.
Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kabupaten Sumbawa
Tahun Anggaran 2006-2010 (Rp Milyar)
2007

2008

2009

359,00

500,34

570,23

584,46

654,02

Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)
16,93

15,95

20,43

25,91

28,50

29,41

17,03

3,28*
6,01
1,84
4,82
332,86
27,89
272,56
32,41
10,19

4,66
6,83
2,48
6,46
453,03
33,01
365,09
54,93
26,87

5,57
8,76
3,22
8,36
516,51
34,74
416,38
65,44
27,81

5,89
9,36
4,98
8,27
523,18
34,60
424,70
63,87
33,78

5,88
10,30
7,04**
6,19
542,31
49,40
436,35
56,56
82,31

16,80
14,68
40,07
9,34
13,77
16,48
13,18
18,69
83,11

Tahun Anggaran
No.

Uraian

1.

PENDAPATAN

1.1

Pendapatan Asli Daerah

1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3

Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah

2006

2010

1.3.1 Hibah

1.3.2 Dana Darurat

7,00

2,50

(32,14)

III - 2

Tahun Anggaran
No.

Uraian

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov. Dan Pemerintah Daerah
Lainnya
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Prov. Atau Pemerintah Daerah Lainnya

2006

2007

2008

2009

2010

Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)

10,19

8,06

12,91

18,26

19,86

22,38

10,00

11,91

10,60

59,94

157,81

1,81

0,48

4,91

2,52

265,31

Sumber: Diolah dari LPJ APBD 2006-2010


Keterangan :
*) Pajak pengiriman barang ke luar daerah sebesar Rp.3,3 Miliyard dikeluarkan dari perhitungan untuk keperluan analisis.
**) Penerimaan dari PT. DMB sebesar Rp.6,4 Miliyard dikeluarkan dari perhitungan untuk keperluan analisis.

Memperhatikan tabel 3.2, diperoleh gambaran bahwa realisasi pendapatan daerah terus
meningkat dari Rp.570,23 Milyar (2008) hingga mencapai Rp.660,43 Milyar (2010) dengan ratarata tingkat realisasi pendapatan 101,26%. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkisar dari
Rp.25,91 Milyar (2008) menjadi Rp.35,81 Milyar (2010) dengan rata-rata tingkat realisasi PAD
103,41%.
Dari keempat komponen PAD, secara persentase kontribusi masing-masing kompenen
pembentuk PAD berbeda-beda yakni pada tahun 2008 dan 2009, komponen Retribusi Daerah
memberikan kontribusi tertinggi (33,81% dan 32,84%) sedangkan pada tahun 2010 komponen Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan memberikan kontribusi tertinggi Rp.13,44 Milyar
(37,54%). Rata-rata tingkat realisasi tertinggi dalam berasal dari komponen Lain-Lain PAD yang
Sah yang berkisar 126,20% dan terendah Retribusi Daerah 93,02%.
Realisasi Dana Perimbangan (DP) berkisar dari Rp.516,51 Milyar (2008) hingga Rp.542,31
Milyar (2010) dengan tingkat realisasi 100,91%. Secara persentase Dana Alokasi Umum (DAU)
memberikan kontribusi terbesar yakni berkisar dari Rp.416,38 Milyar (81%) pada tahun 2008,
Rp.424,70 Milyar (81%) tahun 2009, dan Rp.436,35 Milyar (80%). Secara rata-rata tingkat realisasi
tertinggi dari komponen pembentuk Dana Perimbangan adalah Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak 113,00%, sedangkan tingkat realisasi DAU mencapai 100%. Demikian pula dengan tingkat
realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah berkisar antara Rp.27,81 Milyar (2008) hingga Rp.82,31
Milyar (2010) dengan rata-rata ralisasi 113,52%. Dari komponen PAD, Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dengan rata-rata tingkat realisasi masing-masing 93,34% dan 93,02% merupakan tingkat
realisasi terendah dibandingkan dua komponen PAD lainnya.
Rata-rata peningkatan realisasi pendapatan daerah kurun waktu 2006-2010 adalah 16,89%per
tahun dengan peningkatan PAD 17,14%, Dana Perimbangan 13,772% per tahun dan Lain-Lain
Pendapatan Daerah yang Sah mencapai 83,08%. Rata-rata realisasi peningkatan komponen PAD:
Pajak Daerah tumbuh negatif Pajak Daerah Tumbuh Negatif -1,02%, Retribusi Daerah naik
14,70%, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 72,29% dan Lain-Lain PAD yang
Sah 9,30,%. Rata-rata realisasi peningkatan komponen Dana Perimbangan: Dana Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak 16,49%, DAU 13,18% dan DAK 18,69%. Sedangkan realisasi peningkatan
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah dari sejak tahun 2006 Rp.10,19 Milyar menjadi 82,31
Milyar dengan tingkat pertumbuhan 83,08%.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pendapatan daerah adalah belum diketahui
secara pasti besar potensi PAD sehingga target yang ditetapkan tidak didasarkan atas asesmen
potensi yang dimiliki. Setelah berlakunya close list system dalam ketentuan jenis pajak dan retribusi
sesuai UU 28/2009, perlu dilakukan penyesuaian dari perangakt regulasi, kelembagaan pendapatan
daerah serta personil agar tidak berimplikasi pada penurunan pendapatan daerah. Adapun
penerimaan Dana Perimbangan relatif tanpa masalah berarti kecuali DAK yang memerlukan dana
pendamping dari daerah minimal 10% dari jumlah DAK mengurangi porsi pemanfaatan DAU
sesuai dengan kebutuhan daerah. Adapun lain-lain daerah yang sah tidak diketahui secara persis
potensi penerimaannya karena bersifat penerimaan insidental.
III - 3

Potensi yang diharapkan kedepan adalah semakin meningkatnya penerimaan daerah sesuai
dengan semakin berkembangnya basis penerimaan daerah yang dimungkinkan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan yang baru misalnya dengan disahkannya Undang-Undang Nomor
28/2009 dan PP Nomor 69/2010 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Disamping itu
kedepan potensi penerimaan daerah dari penerimaan deviden Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan juga menjadi harapan sumber penerimaan daerah yang potensial.
3.1.1.2. Belanja Daerah
Gambaran tentang belanja daerah yang disajikan secara series menginformasikan mengenai
tingkat realisasi belanja Kabupaten Sumbawa serta perkembangannya dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa realisasi belanja daerah terus meningkat dari Rp.539,03
Milyar (2008) hingga mencapai Rp.666,84 Milyar (2010), dengan rata-rata tingkat realisasi belanja
daerah mencapai 90,35%.
Belanja Tidak Langsung yang merupakan komponen terbesar dari belanja daerah, dari
Rp.291,27 Milyar (2008) hingga Rp.445,39 Milyar (2010) , dengan rata-rata realisasi Belanja Tidak
langsung mencapai 91,94%. Dari komponen tujuh Belanja Tidak langsung, realisasi Belanja
Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa mencapai 99,24%. Adapun Belanja Pegawai sebagai
salah satu jenis Belanja Tidak langsung yang merupakan komponen terbesar dengan tingkat
realisasi mencapai 92,64%, sedangkan belanja tidak terduga memiliki tingkat realisasi terendah.
Sedangkan Belanja Langsung yang teralisasi berkisar antara Rp. 247,76 Milyar (2008) mengalami
penurunan pada tahun 2010 pada angka Rp. 221,45 Milyar. Penurunan ini disebabkan
meningkatnya alokasi belanja hibah untuk keperluan terkait Pemilukada yang menelan anggaran
hingga mencapai lebih dari Rp. 20 Milyar. Tingkat realisasi Belanja Langsung dalam kurun waktu
2008-2010 mencapai 87,39% yang dialokasikan untuk Belanja Pegawai dengan tingkat realisasi
87,45%, Belanja Barang dan Jasa 87,52% dan Belanja Modal 87,34%.
Permasalahan terkait realisasi belanja adalah 1) penetapan APBD belum tepat waktu; 2)
realisasi belanja sesuai dengan kas budget masih belum dapat dipenuhi sesuai target; 3) realisasi
DAK yang sering kali terkendali juklak/juknis pusat yang berubah-ubah; 4) proses pengadaan
barang/jasa pemerintah; 5) kualitas pekerjaan fisik masih banyak dikeluhkan. Untuk perbaikan
kedepan terkait dengan realisasi belanja adalah 1) penyempurnaan mekanisme pembahasan APBD;
2) peningkatan kedisplinan dalam realisasi anggaran; 3) pemantapan regulasi DAK; 4) pemantapan
kelembagaan pengadaan barang/jasa pemerintah; 5) peningkatan kualitas perencanaan dan
pengawasan pengadaan barang/jasa.
3.1.1.3. Surplus/Defisit
Dengan memperhatikan pendapatan dan belanja daerah dalam beberapa tahun terakhir, maka
gambaran surplus/defisit dalam anggaran daerah dapat diketahui. Tingkat realisasi surplus/defisit
menunjukkan pola pada saat penetapan APBD dalam posisi defisit sedangkan pada laporan realisasi
justru terjadi surplus anggaran. Penetapan Defisit berkisar tertinggi Rp.60,84 Milyar pada tahun
2008 hingga terendah tahun 2010 yang mencapai Rp.6,41 Milyar. Sedangkan realisasi surplus
berkisar dari Rp.10,77 Milyar (2010) hingga Rp.31,23 Milyar (2008).
3.1.1.4. Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan
Pembiayaan dalam penganggaran daerah adalah penerimaan ataupun pengeluaran yang
dialokasikan untuk mewujudkan keseimbangan neraca daerah. Dalam pengelolaan keuangan daerah
Kabupaten Sumbawa sepanjang tahun 2008-2010 diperoleh gambaran bahwa tingkat realisasi
III - 4

Penerimaan Pembiayaan Daerah berkisar antara Rp. 64,90 Milyar (2008) hingga Rp. 66,53 Milyar
(2010) dengan tingkat realisasi rata-rata 99,57%.
Komponen Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
merupakan pembentuk terbesar dari nominal realiasi penerimaan pembiayaan. Selanjutnya tingkat
realisasi pengeluaran pembiayaan berkisar antara Rp. 5,04 Milyar (2008) hingga Rp, 6,90 Milyar
(2009) dengan rata-rata realisasi mencapai 99,95%. Dengan demikian, maka pembiayaan netto ratarata terealisasi mencapai 99,54%.

3.1.2. Neraca Keuangan Daerah


Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah
Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset
daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Selanjutnya mengenai gambaran neraca
Kabupaten Sumbawa dalam kurun waktu tahun 2006-2010 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.3.
Neraca Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2006-2010 (Rp Milyar)
Tahun Anggaran
NO

Uraian

1.

1
1.1.

ASET
ASET LANCAR

Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)

2006

2007

2008

2009

2010

35,26

76,22

98,18

70,29

62,30

0,26

1.1.1. Kas

30,62

65,51

91,94

66,02

53,19

0,27

1.1.2.
1.1.3.
2.
2.1.
2.2.
1.2.

0,64
4,00
23,17
0
23,17
732,24

7,62
3,09
32,80
5,83
26,97
1.117,35

0,16
6,08
47,87
11,89
35,98
1.254,70

0,42
3,84
57,80
11,30
46,50
1.407,60

4,47
4,64
57,63
12,17
45,46
1.517,46

5,29
0,15
0,27
0,27
0,19
0,21

1.2.1. Tanah

223,57

310,55

318,51

324,80

326,44

0,11

1.2.2. Peralatan dan Mesin

68,30

78,44

102,64

131,65

158,48

0,24

1.2.3. Gedung dan Bangunan

171,58

261,13

313,64

357,77

379,36

0,23

1.2.4. Jalan, Instalasi, Jaringan dan Jembatan

260,57

464,20

508,57

585,21

637,92

0,28

1.2.5. Aktiva Tetap Lainnya

6,84

2,83

3,28

8,17

8,64

0,28

1.2.6. Pekerjaan dalam Pelaksanaan

1,37

0,20

8,05

6,62

9,42

8,24
7,65
0,59
798,91
798,91
35,26
30,62
0,64
4,00
763,65
23,17

1,93
1,93
1.228,30
0,59
0,59
0,59
1.227,71
75,64
65,51
7,62
3,09
(0,59)
1.152,08
32,80

1.400,76
0,79
0,79
0,07
0,72
1.412,73
110,16
92,49
11,61
6,08
(0,03)
1.302,58
47,87

19,23
19,23
1.554,91
0,44
0,44
0,44
1.565,61
80,98
66,47
11,11
3,84
(0,44)
1.484,63
57,80

19,23
19,23
1.656,62
0,02
0,02
0,02
1.656,60
62,28
53,19
4,47
4,64
(0,02)
1.594,32
57,64

(0,44)
(0,00)
0,21
(0,26)
(0,26)
(0,47)
(0,34)
0,21
0,28
0,27
2,69
0,15
3,78
(0,25)
0,21
0,27

1.3.
1.3.1.
1.3.2.
1.3.3.
1.3.4.
1.3.5.
A
2.
2.1.
2.1.1.
2.1.2.
2.2.
3.
3.1.
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.4.
3.1.5.
3.2.
3.2.1.

Piutang
Persediaan
INVESTASI JK PANJANG
Investasi Non Permanen
Investasi Permanen
ASET TETAP

ASET LAINNYA
Dana Bergulir
Dana Penyangga
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Aset yang Telah Rusak
JUMLAH ASET DAERAH
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Hutang Perhitungan Fihak Ke Tiga (PFK)
Utang Jangka Pendek Lainnya
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran
Utang Jangka Pendek
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang

III - 5

Tahun Anggaran
NO

Uraian

3.2.2. Diinvestasikan dalam Aset Tetap


3.2.3. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
3.2.4. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
3.2.5. Utang Jangka Panjang
3.3. EKUITAS DANA CADANGAN
3.3.1. Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan
B JML KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Sumber : Diolah dari LPJ APBD 2006-2010

2006

2007

2008

2009

2010

732,24
8,24
798,91

1.117,35
1,93
1.228,30

1.254,70
1.413,53

1.407,60
19,23
1.566,05

1.517,45
19,23
1.656,62

Rata-Rata
Pertumbuhan
(%)
0,21
(0,44)
0,21

Analisis terhadap neraca keuangan daerah pada tiga tahun terakhir yang mencakup
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas disajikan sebagai berikut.
Tabel 3.4.
Analisa Neraca Keuangan Daerah Kabupaten Sumbawa
No

Uraian

2008

2009

2010

123,98
116,30

161,16
152,35

3115,00
2883,00

0,00057
0,00056

0,00028
0,00028

0,00001
0,00001

15,45
4,07

1,60
3,64

16,78
2,87

A
1.
2.
B
1
2
C
1
2

Rasio Likuiditas
Rasio lancar (current ratio)
Rasio quick (quick ratio)
Rasio Solvabilitas
Rasio total hutang terhadap total asset
Rasio hutang terhadap modal
Rasio Aktivitas
Rata-rata umur piutang
Rata-rata umur persediaan

Sumber : Diolah dari Tabel 3.3.


Keterangan : Metode Perhitungan (Lampiran III Permendagri 54/2010)

Berdasarkan data neraca Kabupaten Sumbawa sebagaimana tersaji pada tabel 3.3 dan hasil
perhitungan rasio keuangan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa
kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam kondisi sehat sebagaimana
ditunjukkan oleh rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas yang positif. Hal ini diperlihatkan
secara rinci hasil analisis neraca keuangan sebagai berikut.
Tabel 3.5.
Hasil Analisa Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Tahun 2008-2010
NO

INDIKATOR

NILAI

KETERANGAN

A
1.
2.

Rasio Likuiditas
Rasio lancar (current ratio)
Rasio quick (quick ratio)

B
1
2
C
1

Rasio Solvabilitas
Rasio total hutang terhadap total asset
Rasio hutang terhadap modal
Rasio Aktivitas
Rata-rata umur piutang

11,28*

Rata-rata umur persediaan

3,53*

>1
>1

Sangat mampu memenuhi kewajiban jangka pendek


Sangat mampu memenuhi kewajiban jangka pendek secara
cepat

>1
>1

Mampu melunasi hutang dengan aset yang tersedia


Mampu melunasi hutang dengan modal yang tersedia
Dibutuhkan waktu 11,28 hari untuk merubah piutang menjadi
kas
Dibutuhkan waktu sekitar 3,53 hari dalam penggunaan
persediaan untuk pelayanan public

Sumber : Diolah dari tabel 3.4.


Keterangan : *) nilai rata-rata 3 tahun

III - 6

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


3.2.1. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah
Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa yang disepakati setiap tahunnya, maka secara
umum kebijakan umum pendapatan daerah Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut.
1) Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui kas umum daerah yang menambah
ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah.
2) Seluruh penerimaan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto mempunyai makna bahwa
jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan
dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah
pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
3) Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan dapat dicapai untuk
setiap sumber pendapatan. Sebagai komitmen taat azas dalam pengelolaan keuangan daerah,
Pemerintah Kabupaten Sumbawa menetapkan kebijakan terkait pendapatan daerah sebagai
berikut:
(1) Pendapatan Asli Daerah
a) Dalam upaya merencanakan target pendapatan asli daerah dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun lalu, potensi dan asumsi
pertumbuhan ekonomi yang dapat mempengaruhi penerimaan pemerintah daerah serta
optimalisasi pencapaiannya.
b) Dalam upaya peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah, pemerintah daerah tidak
memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Upaya peningkatan pendapatan asli daerah
ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak
dan retribusi daerah, law enforcement dalam upaya membangun ketaatan wajib pajak dan
wajib retribusi daerah serta peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan
pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang dibarengi dengan
peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan dengan biaya
murah.
c) Dalam rangka pemungutan pajak daerah, dapat diberikan biaya pemungutan paling tinggi
sebesar 5% (lima persen) dari realisasi penerimaan pajak daerah yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah sebagaimana diamanatkan Pasal 76 Peraturan Pemerintah Nomor 65
Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
d) Melakukan upaya peningkatan penerimaan bagian laba/deviden atas penyertaan nodal
atau investasi daerah lainnya yang dapat ditempuh melalui inventarisasi dan menata serta
mengevaluasi nilai kekayaan daerah yang dipisahkan baik dalam bentuk uang maupun
barang sebagal penyertaan modal (investasi daerah). Jumlah rencana penerimaan yang
dianggarkan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, hendaknya
mencerminkan rasionalitas dibandingkan dengan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan
kembali ditetapkan sebagai penyertaan modal (telah diinvestasikan). Dalam upaya
peningkatan PAD, pemerintah daerah mendayagunakan kekayaan daerah yang belum
dipisahkan dan belum dimanfaatkan untuk dikelola atau dikerjasamakan dengan pihak
ketiga sehingga menghasilkan pendapatan. Penyertaan modal pada pihak ketiga
ditetapkan dengan peraturan daerah.

III - 7

e) Komisi, rabat, potongan atau penerimaan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat dari penjualan, tukar menukar, hibah,
asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk penerimaan bunga, jasa giro atau
penerimaan lain sebagal akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta penerimaan
dari hasil penggunaan kekayaaan daerah merupakan pendapatan daerah.
(2) Dana Perimbangan. Dana Perimbangan yang diterima Pemerintah Kabupaten Sumbawa
berupa Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak, serta diupayakan untuk memperoleh Dana Penyesuaian Bidang Infrastruktur
yang termasuk dalam Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Secara keseluruhan, terus
diupayaan peningkatan Dana Permbangan terutama melalui DAK dan dana bagi hasil.
(3) Dana darurat yang diterima
korban/kerusakan akibat bencana.

dari

pemerintah

dalam

rangka

penanggulangan

(4) Hibah yang diterima baik berupa uang harus dianggarkan dalam APBD dan didasarkan atas
naskah perjanjian hibah antara pemerintah daerah dan pemberi hibah. Sumbangan yang
diterima dari organisasl/lembaga tertentu/perorangan atau pihak ketiga, yang tidak
mempunyai konsekuensi pengeluaran maupun pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi
sumbangan diatur dalam peraturan daerah.
(5) lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah termasuk dana penyesuaian dan dana
otonomi khusus dianggarkan pada lain-lain pendapatan daerah yang sah.
(6) Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang diterima pemerintah kabupaten merupakan lain-lain
penerimaan yang sah.

3.2.2. Kebijakan Umum Keuangan Daerah


Secara umum, kebijakan umum keuangan daerah menyangkut tentang belanja daerah
Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010 adalah sebagai berikut:
1) Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
2) Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang
diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial
dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
3) Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
4) Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan
fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah
yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan
oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus terukur yang diikuti dengan peningkatan
kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
5) Penggunaan dana perimbangan diprioritaskan untuk kebutuhan sebagai berikut :
a) Penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk mendanai perbaikan lingkungan
pemukiman diperkotaan dan diperdesaan, pembangunan irigasi, jaringan jalan dan jembatan:
III - 8

b) Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam diutamakan pengalokasiannya untuk mendanai
pelestarian lingkungan areal pertambangan, perbaikan dan penyediaan fasilitas umum dan
fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk tercapainya standar
pelayanan minimal yang ditetapkan peraturan perundangundangan;
c) Dana alokasi umum diprioritaskan penggunaannya untuk mendanai gaji dan tunjangan
pegawai, kesejahteraan pegawai, kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pembangunan fisik
sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan dasar dan pelayanan umum yang
dibutuhkan masyarakat;
d) Dana alokasi khusus digunakan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah;
6) Belanja Pegawai.
a) Besarnya penyediaan gaji pokok/tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah mempedomani
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2005 tentang
Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil;
b) Penganggaran gaji dan tunjangan ketiga belas PNS dan tunjangan jabatan
struktural/fungsional dan tunjangan lainnya dibayarkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c) Dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan produktivitas Pegawai Negeri Sipil Daerah,
khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah yang tidak menerima tunjangan jabatan
struktural, tunjangan jabatan fungsional atau yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan,
diberikan Tunjangan Umum setiap bulan. Besarnya Tunjangan Umum dimaksud berpedoman
pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tunjangan
Umum Bagi Pegawai Negeri Sipil;
d) Penyediaan dana penyelenggaraan asuransi kesehatan yang dibebankan pada APBD
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2003 tentang Subsidi dan Iuran
Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Penerima Pensiun serta Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 616.A/MENKES/SKB/VI/2004 Nomor 155 A Tahun 2004 tentang Tarip Pelayanan
Kesehatan bagi Peserta PT. Askes (Persero) dan Anggota Keluarganya di Puskesmas dan di
Rumah Sakit Daerah;
e) Belanja pegawai sambil menunggu penetapan pagu anggaran indikatif dana perimbangan,
maka pengalokasian angaran masih menggunakan pagu anggaran belanja pegawai tahun
sebelumnya. Setelah dana perimbangan telah ditetapkan pemerintah, maka belanja pegawai
dianggarkan dengan memperhitungkan kebijakan pemerintah menaikan gaji pokok sebesar
20% dan "accres" gaji sebesar 2,5% untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala,
kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, dan penambahan jumlah pegawai terutama akibat
adanya penerimaan pegawai baru;
f) Berdasarkan ketentuan pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005,
kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah dapat diberikan tambahan penghasilan berdasarkan
pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan
memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberian tambahan penghasilan diberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
pegawai berdasarkan beban kerja atau tempat bertugas atau kondisi kerja atau kelangkaan
profesi atau prestasi kerja;
g) Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan pada BUMD, atau unit usaha lainnya,
pembayaran gaji dan penghasilan lainnya menjadi beban BUMD, atau unit usaha yang
bersangkutan;
III - 9

h) Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga
Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, Pemerintah Daerah tidak diperkenankan
mengangkat pegawai honorer/pegawai harian lepas/pegawai tidak tetap. Pemberian
penghasilan bagi pegawai honorer/pegawai harian lepas/pegawai tidak tetap yang sudah ada
dianggarkan menyatu dengan program kegiatan yang melibatkan pegawai dimaksud yang
besarnya ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan asas kepatutan dan
kewajaran;
i) Pemberian honorarium bagi PNS supaya dibatasi dengan mempertimbangkan asas efisiensi,
kepatutan dan kewajaran serta pemerataan penerimaan penghasilan, yang besarannya
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
7) Belanja Barang dan Jasa
a) Penyediaan anggaran untuk belanja barang pakai habis agar disesuaikan dengan kebutuhan
nyata dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, dengan
mempertimbangkan jumlah pegawai dan volume pekerjaan. Oleh karena itu, perencanaan
pengadaan barang agar didahului dengan evaluasi persediaan barang serta barang dalam
pemakaian;
b) Penganggaran pengadaan software untuk sistem informasi manajemen keuangan daerah
dicantumkan dalam belanja barang dan jasa. Jika software tersebut dapat dioperasikan sesuai
dengan fungsinya, harus dikapitalisasi menjadi aset daerah;
c) Dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan kegiatan perekonomian daerah,
perencanaan pengadaan barang dan jasa agar mengutamakan hasil produksi dalam negeri dan
melibatkan pengusaha kecil, menengah dan koperasi;
d) Dalam merencanakan kebutuhan barang, pemerintah daerah supaya menggunakan daftar
inventarisasi barang milik pemerintah daerah dan standar penggunaan barang sebagai dasar
perencanaan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006
tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah;
e) Penganggaran belanja untuk penggunaan energi agar mempedomani Instruksi Presiden
Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penghematan Energi;
f) Penyusunan rencana kebutuhan pengadaan barang dan jasa agar mempedomani ketentuan
tentang standar satuan harga barang dan jasa yang ditetapkan dalam keputusan kepala daerah;
g) Belanja perjalanan dinas baik dalam daerah maupun luar daerah untuk melaksanakan
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan masyarakat dianggarkan
dalam jenis belanja barang dan jasa;
h) Penyediaan belanja perjalanan dinas dalam rangka studi banding agar dibatasi baik jumlah
orang. jumlah hari maupun frekuensinya dan dilakukan secara selektif agar tidak terlalu lama
meninggalkan tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan dalam ketentuan perundangundangan. Pelaksanaan studi banding dapat dilakukan sepanjang memiliki nilai manfaat guna
kemajuan daerah yang hasilnya dipublikasikan kepada masyarakat;
i) Penugasan untuk mengikuti undangan dalam rangka workshop, seminar, dan lokakarya atas
undangan atau tawaran dari organisasi/lembaga tertentu diluar instansi pemerintah dilakukan
secara selektif agar tidak membebani belanja perjalanan dinas;
j) Standar biaya perjalanan dinas yang ditetapkan dalam peraturan kepala daerah
mempedomani Keputusan Menteri Keuangan Nomor 7/KMK.02/2003 tentang Perjalanan
Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap.

III - 10

8) Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran yang dianggarkan untuk pembelian/pengadaan aset
tetap dan aset lainnya untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan yang memiliki criteria; a)
masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan; b) merupakan objek pemeliharaan; c) jumlah
nilai rupiahnya material sesuai dengan kebijakan akuntansi, dan d) pengadaan software dalam
rangka pengembangan sistem lnformasi manajemen dianggarkan pada belanja modal.
9) Belanja DPRD
a) Penganggaran belanja DPRD mempedomani ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
dan pada tahun 2008 mengunakan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah sebagai perubahan terakhir atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2004. Disamping itu mempedomani pula Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2007 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penanggaran dan
Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD serta
Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional;
b) Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD yang meliputi uang representasi, tunjangan keluarga,
tunjangan beras, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah, tunjangan
komisi, tunjangan panitia anggaran, tunjangan badan kehormatan, tunjangan alat
kelengkapan lainnya, tunjangan khusus PPh Pasal 21, tunjangan perumahan, uang duka tewas
dan wafat serta pengurusan jenazah dan uang jasa pengabdian serta tunjangan komunikasi
intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD dianggarkan dalam Belanja DPRD. Sedangkan
belanja tunjangan kesejahteraan dan belanja penunjang kegiatan DPRD dianggarkan dalam
Belanja Sekretariat DPRD;
c) Pajak Penghasilan yang dikenakan terhadap penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan
Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI dan Para Pensiunan atas
Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah, Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 636/KMK.04/ 1994 tentang Pengenaan Pajak
Penghasilan Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia dan Para Pensiunan atas Penghasilan yang dibebankan kepada Keuangan
Negara atau Keuangan Daerah. Pajak penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD yang
dibebankan pada APBD dianggarkan pada objek belanja tunjangan khusus PPh Pasal 21;
d) Untuk penganggaran belanja penunjang operasional pimpinan DPRD dan tunjangan
komunikasi intensif bagi pimpinan dan anggota DPRD dapat dianggarkan pada kode rincian
objek belanja berkenaan dalam pos DPRD. Belanja dimaksud dapat dilaksanakan sepanjang
ketentuan yang mengaturnya telah ditetapkan oleh pemerintah.
10) Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
a) Penganggaran belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berpedoman pada ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah;
b) Gaji dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan biaya penunjang
operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dianggarkan pada belanja tidak
langsung Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
c) Biaya penunjang operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 yang semula ditertulis "Biaya Penunjang Operasional
Kepala Daerah Kabupaten/Kota" sekarang tertulis "Biaya Penunjang Operasional Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota";
III - 11

d) Belanja rumah tangga, beserta pembelian inventaris/perlengkapan rumah jabatan dan


kendaraan dinas serta biaya pemeliharaannya, biaya pemeliharaan kesehatan, belanja
perjalanan dinas dan belanja pakaian dinas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
dianggarkan pada belanja langsung Sekretariat Daerah;
e) Penganggaran belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan satu kesatuan
dalam belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau tidak dianggarkan secara
terpisah dan pengaturannya lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
11) Penyediaan dana untuk penanggulangan bencana alam/bencana sosial dan/atau memberikan
bantuan kepada daerah lain dalam penanggulangan bencana alam/bencana sosial dapat
memanfaatkan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun
Anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga atau
dengan melakukan penjadwalan ulang atas program dan kegiatan yang dapat ditunda dengan
ketentuan sebagai berikut :
a) Penyediaan kredit anggaran untuk memobilisasi tenaga medis dan obat-obatan,
logistik/sandang dan pangan supaya diformulasikan kedalam RKA-SKPD yang secara
fungsional terkait dengan pelaksanaan kegiatan dimaksud;
b) Penyediaan kredit anggaran untuk bantuan keuangan yang akan disalurkan kepada
provinsi/kabupaten/kota yang dilanda bencana alam/bencana sosial dianggarkan pada
Belanja Bantuan Keuangan;
c) Sambil menunggu perubahan APBD Tahun Anggaran berkenaan, kegiatan atau pemberian
bantuan keuangan tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan cara melakukan perubahan
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD untuk selanjutnya ditampung dalam
Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran berkenaan.
Apabila penyediaan kredit anggaran untuk kegiatan atau bantuan keuangan dilakukan
setelah perubahan APBD agar dicantumkan dalam Laporan Realisasi Anggaran;
d) Pemanfaatan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun
Anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga
untuk bantuan penanggulangan bencana alam/bencana sosial dilaporkan kepada DPRD;
e) Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum
tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD dan
apabila keadaan darurat terjadi setelah ditetapkannya perubahan APBD, pemerintah daerah
dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, dan pengeluaran tersebut
disampaikan dalam laporan realisasi anggaran;
f) Penentuan kriteria keperluan mendesak sebagaimana diamanatkan dalam penjelasan Pasal
28 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, ditetapkan dalam
peraturan daerah tentang APBD, yang antara lain mencakup :
(1) program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya belum tersedia
dalam tahun anggaran berjalan; dan
(2) keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang
lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
12) Belanja Subsidi
a) Belanja Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga
tertentu yang bertujuan agar harga jual produk/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh
masyarakat.
b) Belanja Subsidi ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD yang dasar
pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
III - 12

13) Bantuan Sosial


a) Bantuan sosial untuk organisasi kemasyarakatan harus selektif dan memiliki kejelasan
peruntukan penggunaannya. Pemberian bantuan tidak secara terus menerus/tidak berulang
setiap tahun anggaran pada organisasi kemasyarakatan yang sama.
b) Untuk memenuhi fungsi APBD sebagai instrumen keadilan dan pemerataan dalam upaya
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, bantuan dalam bentuk uang dapat
dianggarkan apabila pemerintah daerah telah memenuhi seluruh kebutuhan belanja urusan
wajib guna terpenuhinya standar pelayanan minimal yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
c) Untuk optimalisasi fungsi APBD sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan Pasal 16 Ayat
(3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pengalokasian bantuan sosial tahun demi
tahun harus menunjukkan jumlah yang semakin berkurang agar APBD berfungsi sebagai
instrumen pemerataan dan keadilan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pengurangan jumlah bantuan sosial bertujuan agar dana APBD dapat dialokasikan mendanai
program-program dan kegiatan pemerintahan daerah yang dapat dinikmati oleh seluruh
lapisan masyarakat, menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian. Dengan demikian
dapat dihindari adanya diskriminasi pengalokasian dana APBD yang hanya dinikmati oleh
kelompok masyarakat tertentu saja.
d) Penyediaan anggaran untuk bantuan kepada partai politik mengacu kepada Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun
2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2006
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Kepada
Partai Politik serta dianggarkan dalam bantuan sosial.
e) Dalam rangka penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan Pasal 99 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005, organisasi kemasyarakatan dan partai politik yang menerima bantuan dana APBD
berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dana bantuan
tersebut kepada kepala daerah.
14). Belanja Bagi Hasil
a) Belanja Bagi Hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari
pendapatan kabupaten /kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah
tertentu kepada pemerintah daerah Iainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
15). Belanja Bantuan Keuangan
a) Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum
atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah
daerah Iainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah
daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
b) Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan penggunaannya diserahkan
sepenuhnya kepada pemerintah daerah/pemerintah desa penerima bantuan. Sedangkan
bantuan keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan pengelolaannya
diarahkan/ditetapkan oleh pemerintah daerah pemberi bantuan. Untuk pemberi bantuan
bersifat khusus dapat mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam APBD atau
anggaran pendapatan dan belanja desa penerima bantuan;
c) Penganggaran untuk Alokasi Dana Desa agar mempedomani ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;
III - 13

d) Bantuan keuangan sebagaimana tersebut pada angka 1 disalurkan ke kas daerah/desa yang
bersangkutan.
16). Belanja Tidak Terduga
Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap
darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan
demi terciptanya keamanan dan ketertiban di daerah dan tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk
pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
Pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup harus
didukung dengan bukti-bukti yang sah.
3.2.3. Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dan proporsi realisasi belanja di Kabupaten
Sumbawa dalam tiga tahun terakhir disajikan sebagai berikut.
Tabel 3.6.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kab. Sumbawa
No

Tahun Anggaran

Total Belanja Untuk


Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur (Rp Milyar)
(a)

1
2
3

2008
2009
2010

Total Pengeluaran Belanja +


Pengeluaran Pembiayaan (Rp
Milyar)
(b)
4

314.92
366.66
431.79

Prosentase
(a)/(b)*100%
5

543.48
611.60
673.78

57.95
59.95
64.08

Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Berdasarkan uraian dan penyajian tabel tersebut, maka diperoleh gambaran bahwa proporsi
belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dalam APBD Kabupaten Sumbawa masih diatas 50%,
sementara arah yang diinginkan secara nasional mengenai proporsi belanja untuk lebih didominasi
oleh pemenuhan kebutuhan di luar belanja untuk aparatur. Dalam analisis ini, kebutuhan belanja
untuk aparatur dipandang ekivalen dengan kebutuhan belanja tak langsung, yaitu belanja yang
tersedia tidak berhubungan langsung dengan ada atau tidaknya program ataupun kegiatan yang
dilaksanakan.
Selanjutnya mengenai pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama telah dialokasi
anggaran sebagai berikut.
Tabel 3.7.
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Sumbawa
No
1

A
1
2
3
4
5
6
B
1

Uraian
2

Belanja Tidak Langsung


Belanja Gaji dan Tunjangan
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional
KDH/WKDH
Belanja Bunga
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Bantuan Keuangan kepada pemerintah Desa
Belanja Langsung
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS

Tahun Anggaran
(Rp MILYAR)
2008
2009
2010

Rata-Rata
Pertumbuhan

260,24
238,02
2,20

307,89
280,77
2,25

366,26
333,81
2,42

18,63
18,43
5,12

0,00
0,29
19,74
4,74
4,74
1,31

0,00
0,31
24,56
5,76
5,76
2,15

0,00
0,32
29,71
6,86
6,86
2,49

0,00
5,02
22,69
20,26
20,26
40,26

III - 14

No

Tahun Anggaran
(Rp MILYAR)
2008
2009
2010

Uraian

Rata-Rata
Pertumbuhan

Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air,
telepon dan sejenisnya)
Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka
panjangnya)
Belanja sewa perlgpan dan perltan kantor yg tlh ada kontrak jangka
panjangnya)
Pembiayaan Pengeluaran
Pembentukan Dana cadangan
Pembayaran pokok utang
Penyertaan Modal pada BUMD
Total (A+B+C)

3,39

3,55

4,31

13,08

0,05

0,06

0,06

10,68

0,00

0,00

0,00

0,00

4,45
0,00
0,00
4,45
269,43

6,90
0,00
0,00
6,90
320,55

6,50
0,00
0,00
6,50
379,62

24,63
0,00
0,00
24,63
18,70

3
4
C
1
2
3

Sumber : Diolah dari LPJ APBD 2008-2010

3.2.4. Analisis Pembiayaan


Analisis pembiayaan Kabupaten Sumbawa dalam kurun waktu tahun 2008-2010 dapat
dijelaskan bahwa realisasi pendapatan daerah, realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan
terbesar terjadi pada tahun 2010. Secara rinci ditunjukkan secara berturut-turut pada table berikut.
Tabel 3.8.
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sumbawa
No.

Uraian

2008

2009

1
2
3

Realisasi Pendapatan Daerah


Realisasi Belanja Daerah
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Defisit Riil = ((1) ((2) + (3))

2010
5

570,233,473,983.44
539,031,492,298.00
4,449,985,000.00

585,456,688,403.82
604,675,522,360.00
6,925,564,600.00

660,428,377,995.30
666,841,053,313.88
6,936,110,695.00

26,751,996,685.44

(26,144,398,556.18)

(13,348,786,013.58)

Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Tabel 3.9.
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sumbawa
No
1

1
2
3

Proporsi dari total defisit riil


2008
2009
2010

Uraian
2

SiLPA
Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman
Penerimaan Pembiayaan

99.75%
0.25%
100.00%

99.58%
0.42%
100.00%

99.90%
0.10%
100.00%

Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Tabel 3.10.
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran(SiLPA) Riil Kabupaten Sumbawa Tahun
Anggaran (2008-2010)
NO

Uraian

Tahun Anggaran
(Rp MILYAR)
2008
2009
2010
3
4
5
3,42
2,60
6,22
2,49
-

Rata-Rata
Pertumbuhan

1
1
2

2
Pelampauan Penerimaan PAD
Pelampauan Penerimaan Dana Perimbangan

Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

9,20

Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya


Kewajiban kepada Pihak Ketiga sampai dgn Akhir Tahun belum
terselesaikan
Jumlah SiLPA Riil

82,81

51,74

53,16

(17,38)

0,03

0,44

0,02

755,49

92,47

66,47

53,19

(24,05)

5
6

6
-61,99
-80

Sumber : Diolah dari LPJ APBD 2008-2010

III - 15

Berdasarkan uraian dan penyajian tabel diatas selanjutnya diuraikan kesimpulan analisis
kebijakan penggunaan anggaran belanja antara lain:
a. Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (belanja tak langsung) dalam APBD
Kabupaten Sumbawa setiap tahunnnya rata-rata masih diatas 50% dari total belanja daerah,
sementara arah yang diinginkan secara nasional mengenai proporsi belanja untuk lebih
didominasi oleh pemenuhan kebutuhan di luar belanja untuk aparatur.
b. Faktor penyebab yang melatarbelakangi masih dominannya proporsi belanja untuk pemenuhan
kebutuhan aparatur (belanja tak langsung) antara lain karena di dalam belanja tak langsung
teralokasi belanja bantuan sosial, belanja hibah, serta belum diterapkannya system
penganggaran dengan menggunakan Standar Analisa Belanja (SAB), belum efektifnya pola
pengintegrasian antara target capaian pada Standard Pelayanan Minimum dengan
penganggarannya. Selain itu, masih belum optimalnya pemanfaatan potensi serta rendahnya
realisasi PAD menyebabkan masih sebagian besar alokasi DAU diserap untuk memenuhi
kebutuhan belanja tak langsung khususnya pada belanja wajib, sehingga alokasi belanja
langsung menjadi sangat terbatas;
c.

Tingginya potensi PAD yang bila dimanfaatkan baik melalui intensifikasi maupun
ekstensifikasi PAD, serta semakin terbukanya sistem perekonomian nasional untuk
pengembangan perekonomian lokal di masa datang mejadi tantangan dalam penyelenggaran
pemerintahan daerah yang masih berpeluang diwujudkan.

3.3. Kerangka Pendanaan


Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah,
yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5
(lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh
penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos mana sumber
penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
3.3.1. Proyeksi Pendapatan Daerah
Proyeksi pendapatan daerah menggunakan rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan kurun
waktu 2006-2010, yakni 16,93% per tahun. Dengan menggunakan tahun dasar 2010, maka dapat
dikalkulasikan proyeksi pendapatan daerah sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.11.
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015
Tahun Proyeksi (Rp. MILYAR)

NO

Uraian

Tahun Dasar
(2010)

2011

2012

2013

2014

654,02

764,77

894,28

1.045,72

1.222,80

1.429,87

Pendapatan

2015

Sumber : Data diolah, 2011.

3.3.2. Proyeksi SiLPA


Proyeksi SiLPA Riil tahun 2011-2015 menggunakan data SiLPA Riil kurun waktu
ditunjukkan melalui tabel 3.12. dimana diketahui tingkat pertumbuhan SiLPA Riil negatif 24,05%
sehingga diperoleh proyeksi SiLPA Riil berikut ini :

III - 16

Tabel 3.12.
Proyeksi SiLPA Riil Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015
No

Tahun Dasar
(2010)

Uraian

SiLPA Riil

2011

Tahun Proyeksi (Rp. MILYAR)


2012
2013
2014
2015

53,19

40,39

30,68

23,30

17,70

13,44

Sumber : Data diolah, 2011.

3.3.3. Proyeksi Kebutuhan Belanja Wajib dan Mengikat


Proyeksi kebutuhan belanja wajib dan mengikat dihitung berdasarkan rata-rata tingkat
realisasi belanja wajib dan mengikat tahun 2008-2010 sebagaimana ditunjukkan melalui tabel 3.7.
Adapun hasil proyeksi dengan tingkat pertumbuhan18,70% per tahun dilihat melalui tabel berikut
ini.
Tabel 3.13.
Proyeksi Belanja Wajib dan Mengikat Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015
Tahun Proyeksi (Rp. MILYAR)
2012
2013
2014

No

Uraian

Tahun Dasar
(2010)

2011

379,62

442,74

525,36

623,40

739,73

877,78

Belanja Wajib dan Mengikat

2015

Sumber : Data Diolah, 2011

Berdasarkan fakta historis sebagaimana disajikan pada table sebelumnya, maka perkiraan
kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pembangunan Kabupaten Sumbawa
dalam jangka waktu lima tahunan ke dua tahun 2011-2015, disajikan sebagai berikut.
Tabel 3.14.
Perkiraan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan
Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015
NO
1

1
2
3
4
5
6

Proyeksi (Rp. MILYAR)

Uraian
2

Pendapatan
Pencairan Dana Cadangan
Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran
Total Penerimaan
Dikurangi :
Belanja Pengeluaran Pembiayaan yang wajib dan Mengikat
serta Prioritas Utama
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan

2011

2012

2013

2014

2015
7

777,52
40,39
817,92

915,38
30,68
946,06

1.077,67
23,30
1.100,97

1.268,74
17,70
1.286,44

1.493,69
13,44
1.507,13

442,74

525,36

623,40

739,73

877,78

375,17

420,70

477,57

546,71

629,35

3.4. Kebijakan Anggaran


3.4.1. Kebijakan Umum Anggaran
Sasaran utama pengelolaan keuangan dan aset daerah lima tahun mendatang adalah
meningkatnya akuntabilitas kinerja pengelolaan keuangan, aset dan penerimaan Daerah. Dalam
rangka mencapai sasaran utama tersebut, kebijakan umum anggaran ditetapkan sebagai berikut.
1) Menyediakan regulasi daerah terkait dengan penetapan pajak daerah dan retribusi daerah terkait
dengan perubahan dari open-list system menjadi closed-list system dalam rangka menyesuaikan
kebijakan keuangan daerah dengan kebijakan keuangan pemerintah. Dalam kaitan ini regulasi
daerah terkait dengan 10 dari 11 jenis pajak daerah dan 30 jenis retribusi daerah yang menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten perlu dilakukan penyesuaian sehingga semua regulasi yang
dibutuhkan telah disesuaikan dan lengkap pada akhir tahun 2012. Khusus regulasi daerah
terkait Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) akan diselesaikan berdasarkan Undang-Undang yang
berlaku.
III - 17

2) Mengoptimalkan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Daerah di bidang perpajakan dan


retribusi daerah melalui penguatan dan perluasan basis data potensi pajak daerah dan retribusi
daerah, optimalisasi pemungutan dan penatausahaan, pencegahan kebocoran penerimaan daerah
dan peningkatan sistem informasi pengelolaan pajak dan retribusi daerah dalam rangka
peningkatan pendapatan daerah.
3) Menjaga keseimbangan antara upaya peningkatan penerimaan daerah dan pencegahan
timbulnya ekonomi biaya tinggi dalam rangka optimalisasi kewenangan yang dimiliki daerah.
4) Memperbaiki sistem penerimaan dan pengalokasian anggaran yang bersumber dari pajak daerah
dan retribusi daerah melalui penerapan kebijakan earmarking yakni sebagian hasil pajak daerah
dan retribusi daerah dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang dapat dirasakan secara
langsung oleh pembayar pajak tersebut. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pembayar pajak.
5) Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang dipisahkan dialokasikan untuk
upaya-upaya peningkatan kapasitas pengembalian investasi bagi daerah.
6) Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai dan operasional
rutin pemerintahan daerah.
7) Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan tertentu sesuai dengan
ketentuan berlaku.
8) Penerimaan dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai untuk perbaikan layanan atau
perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil didapat.
9) Menerapkan Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu tertib, taat pada peraturan
perundangan-undangan, efisien, ekonomi, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan melalui penetapan peraturan daerah mengenai
pengelolaan keuangan dan aset daerah, pelaksanaan penyusunan anggaran sesuai jadwal yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan, pemantapan implementasi money follow function
dalam menyusun anggaran.
10) Mengoptimalkan upaya peningkatan Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah
yang Sah melalui pemenuhan berbagai persyaratan/ketentuan yang dapat mendorong
diberikannya insentif dan penambahan alokasi anggaran pemerintah.
11) Meningkatkan efektivitas pengawasan pungutan dengan mengubah mekanisme pengawasan
dari sistem represif menjadi sistem preventif dan korektif termasuk penegakan hukum.
12) Meningkatkan pengelolaan aset daerah melalui pemetaan dan pembenahan administrasi
pembukuan aset dan validasi data aset daerah, sertifikasi seluruh tanah pemerintah daerah,
penertiban pemanfaatan aset daerah dan menetapkan peraturan mengenai pengelolaan aset
daerah.
13) Melaksanakan kewajiban daerah terkait dengan pelepasan aset masyarakat kepada Pemerintah
daerah sebagai akibat pelaksanaan program/kegiatan pembangunan.
Indikator kinerja utama dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah adalah:
1) Tersedianya regulasi daerah terkait dengan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai ketentuan
berlaku.
2) Tersedianya basis data dan potensi pajak daerah dan retribusi daerah.
III - 18

3) Terlaksananya evaluasi ketentuan tarif pajak daerah dan retribusi daerah serta tindak lanjut
dalam implementasinya.
4) Terimplementasinya prinsip earmarking dalam penganggaran daerah.
5) Meningkatnya penerimaan daerah dari investasi atas pengelolaan aset daerah yang dipisahkan
sesuai ketentuan berlaku.
6) Terpenuhinya kebutuhan belanja umum pegawai dan operasional rutin pemerintahan daerah
dari dana alokasi umum.
7) Terlaksananya pengalokasian dana alokasi khusus sesuai dengan ketentuan berlaku.
8) Terlaksananya pengalokasian dana bagi hasil untuk perbaikan layanan atau perbaikan
lingkungan.
9) Penyusunan APBD tepat waktu dan tersedianya Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD tepat waktu,terwujudnya tingkat realisasi belanja daerah, tingkat realisasi pajak daerah,
tingkat realisasi retribusi daerah, tingkat realisasi penerimaan daerah yang efisien, efektif dan
ekonomis, serta Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada tahun 2015 telah memperoleh
Opini BPK : predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
10) Meningkatnya Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
11) Terlaksananya sistem pengawasan yang preventif dan korektif serta penegakan hukum.
12) Tersedianya peta aset daerah dan kelengkapan administrasinya, serta berfungsinya Sistem
Informasi Barang Daerah (SIMBADA).
13) Terlaksananya kewajiban daerah terkait dengan pelepasan aset masyarakat kepada pemerintah
daerah.
3.4.2. Kebijakan Alokasi Anggaran
Berdasarkan perkiraan kapasitas riil kemampuan anggaran daerah, selanjutnya perlu
ditetapkan kebijakan alokasi tentatif dari kapasitas riil kemampuan anggaran daerah tersebut
kedalam berbagai program sesuai urutan prioritas. Prioritas program dikelompokkan menjadi
Kelompok Prioritas I, Kelompok Prioritas II dan Kelompok Prioritas III. Kelompok Prioritas I
mendapatkan prioritas pertama sebelum Kelompok Prioritas II. Kelompok Prioritas III
mendapatkan alokasi anggaran setelah Kelompok Prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya.
Adapun ketentuan prioritas anggaran sebagai berikut.
Tabel 3.15.
Ketentuan Umum Kelompok Prioritas Anggaran
Kelompok Prioritas
1

Prioritas I
(KP I)

Ketentuan Umum
2

Perupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan


(dedicated) Kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan
amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun
rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20% dan kesehatan 10% sesuai
ketentuan teknis yang berlaku.
Program KP I terkait langsung dengan pelayanan ke masyarakat,harus berhubungan
langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki
kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat
dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Disamping itu, KP I juga
diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

III - 19

Kelompok Prioritas

Ketentuan Umum

Prioritas II
(KP II)

Prioritas III
(KP III)

Program KP II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang tidak terkait langsung
dengan pelayanan masyarakat dan merupakan penjabaran dari analisis per urusan.
KP II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak
luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas
dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan
fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan
itu.
KP III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak
langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial
organisasi kemasyarakatan, serta belanja tidak terduga.
Pengalokasian dana pada KP III harus memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana
pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.

Berdasarkan uraian ketentuan umum dan pertimbangan-pertimbangan pada tabel tersebut,


maka jumlah alokasi anggaran pembangunan masing-masing prioritas seperti dituangkan pada tabel
berikut.
Tabel 3.16.
Jumlah Anggaran Berdasarkan Kelompok Prioritas Kabupaten Sumbawa
(2008 2010)
NO

Kelompok Prioritas

2008

2009

2010

Rata-Rata

176,39

151,59

163,37

163,79

43,04
34,53
50,38
7,20
0,55
1,22
1,25
2,35
3,03
5,93
3,84
5,78
3,84
1,40
2,68
2,74
1,36
2,91
2,35

19,04
31,95
44,51
6,09
0,54
1,73
1,01
2,96
4,47
5,64
4,39
11,16
3,77
1,41
3,72
3,55
0,90
3,33
1,43

37,12
22,31
58,90
6,70
0,59
0,94
1,04
2,15
1,68
5,04
4,12
6,71
4,48
1,52
2,62
3,36
0,64
1,90
1,54

33,07
29,60
51,26
6,66
0,56
1,30
1,10
2,49
3,06
5,54
4,12
7,88
4,03
1,44
3,01
3,22
0,96
2,72
1,77

70,15

73,63

58,08

67,30

16,58
11,51
1,02
5,86
4,43

16,60
10,89
1,23
6,59
3,70

13,62
12,26
1,51
5,27
3,62

15,61
11,55
1,25
5,91
3,92

Kelompok Prioritas I :
Program/Kegiatan Terkait Langsung dengan
Pelayanan ke Masyarakat di bidang urusan :
PENDIDIKAN (DIKNAS DAN ARPUSDA)
KESEHATAN (DIKES DAN RSUD)
PEKERJAAN UMUM
BPMLH
KPPT
CAPIL
DISOS
BKBPP
PARSENIBUD
PERTANIAN
PETERNAKAN
PERIKANAN
HUTBUN
BAPPELUH
DISHUBKOMINFO
BPM-PD
DISTAMBEN
KOPERINDAG
NAKERTRANS
Kelompok Prioritas II :
Program/kegiatan tidak terkait langsung dengan
pelayanan ke Masyarakat
SETDA
SETWAN
INSPEKTORAT
BKD
BAPPEDA

III - 20

NO

Kelompok Prioritas

2008

2009

2010

Rata-Rata

2,63
20,16
1,22
6,75
30,38
17,06
0,85
12,47
276,92

2,30
21,48
3,19
7,66
69,93
19,27
33,75
16,91
295,15

2,23
9,83
2,22
7,52
77,47
40,16
29,50
7,81
298,92

2,39
17,15
2,21
7,31
59,26
25,50
21,37
12,40
290,35

Pol-PP
DPKA
KEBANGPOLINMAS
KETAHANAN PANGAN
CAMAT
Kelompok Prioritas III :
Tambahan Penghasilan PNSD,
Hibah
Bansos,
Belanja Tidak Terduga
Jumlah

Berdasarkan kategorisasi kelompok prioritas tersebut, kebijakan alokasi kapasitas riil


keuangan daerah dapat dialokasikan sebagai berikut.
Tabel 3.17.
Kebijakan Alokasi Anggaran Kabupaten Sumbawa (2011-2015) (Rp)
No

Kelompok
Prioritas

2011

2012

Tahun
2013

2014

2015

1. Pertama (I)

50%

60%

187,59 - 225,10 210,35 - 210,35 238,79 - 238,79 273,36 - 273,36 314,68 - 314,68

2. Kedua (II)

30%

25%

112,55 -

93,79

126,21 - 126,21 143,27 - 143,27 164,01 - 164,01 188,81 - 188,81

3. Ketiga (III)

20%

15%

75,03

56,28

84,14

Total

84,14

95,51

95,51

109,34 - 109,34 125,87 - 125,87

100% - 100% 375,17 - 375,17 420,70 - 420,70 477,57 - 477,57 546,71 - 546,71 629,35 - 629,35

III - 21

BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di
masa datang dengan kondisi riil saat ini. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada
umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak
diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan serta ancaman yang tidak diantisipasi.
4.1.1. Identifikasi permasalahan untuk penentuan program pembangunan
Berdasarkan pengertian permasalahan pembangunan sebagaimana diuraikan pada point 4.1,
maka diidentifikasi beberapa permasalahan berdasarkan evaluasi pembangunan, target yang
direncanakan dalam RPJM periode sebelumnya yang memiliki dampak jangka panjang bagi
keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Untuk itu, maka
identifikasi permasalahan sesuai dengan sasaran pokok RPJPD, sebagai berikut.
Tabel 4.1
Identifikasi Permasalahan Untuk Penentuan Program Pembangunan
Kabupaten Sumbawa
No
1

I
1.

II
1

Sasaran Pokok
RPJPD

Indikator
RPJPD

Faktor Penentu
Keberhasilan

Permasalahan

2
3
4
Mewujudkan masyarakat beriman, berbudaya, rukun dan berkesadaran hukum
Meningkatnya ketaatan
Meningkatnya toleransi dan
Masih belum mantapnya
masyarakat dalam
kerukunan hidup antar
pemahaman nilai-nilai agama
menjalankan ajaran
ummat beragama
dan nilai social budaya darah;
agama sehingga
terbentuk karakter
masyarakat yang
tangguh, kompetitif,
dan bermoral tinggi
Tumbuh dan
Meningkatnya partisipasi
Perkembangan kehidupan social
berkembangnya
masyarakat dan budaya
yang dapat mengancam
apresiasi dan peranan
kegotongroyongan;
tergerusnya jati diri, solidaritas
nilai-nilai luhur Tau
Meningkatnya kualitas dan
social, kekeluargaan serta
Samawa dan
kuantitas event-event seni
budaya berperilaku posifif;
terjalinnya interaksi
dan budaya daerah dan
Event-event seni budaya belum
antarbudaya dalam
sarana prasarana
terorganisir dengan baik.
menunjang
penunjangnya;
Sarana olahraga belum
pembangunan daerah
Meningkatnya kualitas dan
memadai;
kuantitas event-event
Event-event olahraga skala
olahraga prestasi dan sarana
kabupaten masih kurang;
prasarana penunjangnya

5
-

Peningkatan peran tokoh


agama dan budaya

Peningkatan peran
generasi muda dan
kelembagaannya;

Meningkatnya
Menurunya kasus
kesadaran
dan
pelanggaran hukum dan
kepatuhan
terhadap
terciptanya ketentraman dan
hukum
kerukunan dalam masyarakat
Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan
Meningkatnya
Membaiknya rasio
pemerataan
ketersediaan sarana prasarana
pembangunan
pelayanan public;
Meningkatnya kualitas dan
kuantitas keter-sediaan
sarana prasarana;
Meningkatnya aksesibili-tas
perhubungan kawasan
potensial terisolir

Masih munculnya kasus


pelanggaran hukum/tindak
criminal.

Peningkatan Kesadaran
hukum dan penegakannya

Belum memadainya pemerataan


sarana prasarana pelayanan
public;
Sebaran penduduk yang tidak
merata di setiap kecamatan,
terendah 13 Jiwa/Km2 dan
tertinggi 1.204 Jiwa/Km2.
Masih adanya kawasan potensial
terisolir;

Peningkatan jaringan jalan


dan jembatan
Peningkatan efisiensi dan
efektifitas
kemampuan
layanan public;
Berkurangnya
kesenjangan pembangunan
antarwilayah

Terwujudnya
pembangunan kawasan
perkotaan
dan
perdesaan

Belum terbitnya Perda RTRW


Ketaatan dan pengendalian
ruang masih belum optimal

Meningkatnya kualitas
penataan, pemanfaatan dan
pengendalian ruang kawasan
perkotaan dan perdesaan

Perda
RTRW
penegakannya

dan

IV - 1

No

Sasaran Pokok
RPJPD

Terwujudnya
pengentasan
kemiskinan

Indikator
RPJPD
3
-

Menurunnya angka kemiskinan perkotaan dan


perdesaan

4
-

III
1

Laju pertumbuhan Sektor


pertanian (3,33%) masih
dibawah rata-rata daerah,
dimana kecenderungan
penurunan pertumbuhan sektor
pertanian 0,46% per tahun;
Wirausahawan baru bidang
agribisnis belum tumbuh
optimal
Masih rendahnya angka rata-rata
lama sekolah
Masih rendahnya angka harapan
hidup
Masih rendahnya paritas daya
beli
Masih tingginya angka
ketergantungan angkatan kerja
Masih rendahnya tingkat
keterampilan angkatan kerja.
Belum terpenuhinya harapan
masyarakat terhadap pelayanan
publik
Masih rendahnya kualitas SDM
aparatur;
Akses masyarakat untuk
berpartisipasi dalam
pembangunan masih terbatas;
Belum efektif dan efisiennya
administrasi pelayanan public;

Fokusnya pembangunan
kawasan agribisnis
unggulan daerah;

Peningkatan pembangunan
pendidikan, perekonomian
dan kesehatan

Diklat aparatur
Akses layanan

Belum terwujudnya predikat


wajar tanpa pengecualian dalam
pertanggungjawaban keuangan
daerah
Masih belum optimalnya
pemanfaatan sumber-sumber
PAD

Efektifitas Strategi
intensifikasi dan
eksensifikasi PAD
Proses Perencanaan,
penganggaran dan
pengelolaan keuda.

Sekitar 37,58% wilayah darat


memiliki kemiringan >25%
menyebabkan tingginya biaya
penyediaan infarstruktur
wilayah dan fasilitas publik

Peningkatan
wilayah

Meningkatnya keterse-diaan
energi dan kelis-trikan di
seluruh wilayah

Masih adanya desa-desa yang


belum terjangkau layanan listrik

Peningkatan akses layanan


listrik

Meningkatnya
profesionalisme
aparatur daerah untuk
mewujudkan tata
pemerintahan lokal
yang baik, bersih,
berwibawa, dan
bertanggung jawab,
serta profesional yang
mampu mendukung
pembangunan nasional.

Meningkatnya pengelolaan sumber-daya


keuangan daerah yang
efisen, akuntabel dan
transparan

Terbangunnya jaringan infrastruktur


perhubungan dan
komunikasi untuk
mengintegrasikan
pembangunan pusat
pertumbuhan, sentra
produksi dan pasar
Terpenuhinya pasokan
energi dan kelistrikan
di selu-ruh wilayah

Pemberdayaan masyarakat
untuk pe-ngentasan
kemiskinan
Terintegrasinya program
pembangunan

Meningkatnya IPM
Kabupaten Sumbawa;
Meningkatnya indeks
pembangunan gender (IPG);
Meningkatnya jumlah
wirausahawan baru;
Meningkatnya penguasa-an
dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan tekno-logi
tepat guna.
Meningkatnya kapasitas
SDM aparatur;
Terlaksananya agenda
reformasi birokrasi,
peningkatan kapasitas
kelembagaan dan
pencegahan korupsi;
Meningkatkan kualitas
sarana, prasarana dan sistem
pendukung mana-jemen
pembangunan;
Meningkatnya pelayanan
adminsitrasi publik di bidang pertanahan, kependudukan dan catatan si-pil,
dan kearsipan daerah;
Meningkatnya akuntabi-litas
dan kapasitas lemba-ga
perwakilan rakyat;
Meningkatnya akuntabi-litas
kinerja Pengelolaan
Keuangan, aset dan penerimaan Daerah;
Meningkatnya sumbersumber penerimaan daerah;
Meningkatnya efisiensi dan
efektivitas belanja daerah dan
optimalisasi pembiayaan
pembangun-an daerah
Meningkatnya kualitas dan
kuantitas jaringan
infrastruktur perhubung-an
dan komunikasi antara pusatpusat pertumbuh-an, sentra
produksi dan pasar

Meningkatnya kualitas
sumber daya manusia

Masih tingginya angka


kemiskinan perkotaan dan
perdesaan (Tahun 2010 tingkat
kemiskinan masih lebih tinggi
(21,75,%) , diatas Provinsi NTB
(21,55%) dan Nasional
(13,33%).
Upaya pengentasan kemiskinan
belum focus, terpadu dan
komprehensif.
Belum optimalnya peran
perempuan dalam pembangunan
daerah

Terwujudnya
Meningkatnya peran
pembangunan yang
perempuan dalam
berwawasan gender
pembangunan
Mewujudkan daerah yang berdaya saing
Terwujudnya daerah
Meningkatnya partum-buhan
agrobisnis unggulan
ekonomi daerah;
sebagai basis
Meningkatnya jumlah
pertumbuhan ekonomi
wirausahawan baru;
yang berkualitas dan
Meningkatnya partisipasi
berkesinambungan
masyarakat dalam
pembangunan daerah;

Faktor Penentu
Keberhasilan

Permasalahan

Kesadaran kesetaran
gender;
Lapangan kerja

Prasarana

IV - 2

No
1
IV
1

Sasaran Pokok
RPJPD

Indikator
RPJPD

2
3
Mewujudkan Kabupaten Sumbawa yang asri dan lestari
Meningkatnya peMenurunnya angka kerungelolaan dan pensakan lingkungan (biotic dan
dayagunaan sumber
abiotik);
daya alam dengan
Meningkatnya rasio layanan
memperhatikan
persampahan;
karakteristiknya dan
Meningkatnya rasio kepelestarian fungsi
tersediaan ruang terbuka
lingkungan hidup
hijau.
Terpeliharanya
Meningkatnya partisipasi
kekayaan keragaman
masyarakat dalam pejenis dan kekhasan
ngendalian pencemaran dan
sumber daya hayati
peningkatan kualitas
(biodiversity)
lingkungan hidup.
Terkendalikannya
Meningkatnya upaya mipencemaran, kerusakan
tigasi dan penang-gulangan
lingkungan dan potensi
bencana
bencana alam
Meningkatnya pembina-an
dan pengawasan ke-giatan
pertambangan ser-ta mitigasi
bencana geologi.

Meningkatnya
kesadaran, sikap
mental, dan perilaku
masyarakat dalam
pengelolaan sumber
daya alam dan
pelestarian fungsi
lingkungan hidup

V
1

Mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera


Terwujudnya
Terpenuhi kecukupan pangan
ketahanan pangan.
terutama beras bagi
penduduk dari hasil produksi
sendiri (swa-sembada beras);

Terpenuhinya kebutuhan sandang yang


murah, hunian sehat
dan lingkungan permukiman yang layak
Tersedianya lapangan
kerja yang semakin
luas

Menurunnya tingkat kerusakan hutan dan lahan serta


meningkatnya ke-sejahteraan
masyarakat sekitar hutan

Meningkatnya kuantitas dan


kualitas permukiman layak
huni
Meningkatnya kuantitas
rumah layak huni
Menurunnya angka pengangguran terbuka;
Meningkatnya kualitas dan
kuantitas penyeleng-garaan
latihan ketram-pilan kerja

4
-

Terwujudnya keluarga
berkualitas melalui
program kependudukan
dan pembinaan
keluarga yang
terencana
Meningkatnya kualitas
pendidikan penduduk,

Masih rendahnya kemampuan


rehabilitasi hutan dan lahan
Minimnya luasan RTH

Pelestarian alam
lingkungan

Masih terjadinya illegal logging,


illegal mining dan illegal fishing

Kesaaran masyarakat dan


penegakan hukum

Posisi Kabupaten Sumbawa


memiliki ancaman bencana
kegempaan dan tsunami, karena
diapit oleh dua lempeng
tektonik
Penanganan
kebersihan/persampahan belum
optimal
Sekitar 64% lahan di Kabupaten
Sumbawa tergolong peka hingga
sangat peka terhadap erosi,
sehingga pada wilayah tertentu
yang padat penduduk dan
wilayah sentra produksi
pertanian rawan terhadap
bencana alam banjir dan
kekeringan

Instrumen mitigasi bencana


Peningkatan penanganan
pesampahan

Peningkatan partisipasi
masyarakat

Masih rentannya bahaya


kekeringan
Masih tinginya proporsi lahan
kering yang belum
termanfaatkan
Belum
tertatanya
kawasan
permukiman

Peningkatan produksi
bahan pangan pokok

Penataan
permukiman

Tingkat Pengangguran Terbuka


masih berada diatas rata-rata
NTB yakni 6,95% sedangkan
NTB 6,25%; berada pada posisi
terendah ke-5 se-NTB.
Produktivitas tenaga kerja sektor
pertanian relatif rendah, terlihat
kontribusi sektor (44,34%) lebih
rendah dibandingkan proporsi
jumlah tenaga kerja (46,51%)
Penataan administrasi
kependudukan masih belum
efektif
Masih rendahnya rasio PUS
yang ber KB

Fasilitasi mitra kerja untuk


Wirausahawan baru
Peningkatan keterampilan
SDM

Tahun 2010 masih terdapat


penduduk usia 15 tahun keatas
yang buta aksara (27.480
orang);
APK pendidikan anak usia dini
masih rendah (Tahun 2010,
APK PAUD = 41,91;
APM SMP sederajat dan SMA
sederajat masih berada dibawah
Standar Pelayanan Minimal
(SPM). SPM APM SMP
sederajat
90%
sedangkat
capaian APM SMP 80.61, SPM
APM SMA sederajat 60%
sedangkan capaian APM SMA
sederajat 48,86;

Faktor Penentu
Keberhasilan

Permasalahan

Terkendalinya pertumbuhan
penduduk
Meningkatnya kepesertaan
KB

Menurunnya angka buta


aksara;
Meningkatnya angka ratarata lama sekolah;
Meningkatnya kuantitas dan
kualitas sarana prasarana
pendidikan;
Meningkatnya kuantitas dan
kualitas SDM guru;

kawasan

Peningkatan layanan akta


kependudukan
Partisipasi masyarakat

Akses layanan pendidikan


dan latihan keterampilan

IV - 3

No

Sasaran Pokok
RPJPD

Indikator
RPJPD
3
-

Meningkatnya kualitas
kesehatan masyarakat

Meningkatnya upayaupaya perlindungan


dan peningkatan
kesejahteraan sosial

Faktor Penentu
Keberhasilan

Permasalahan

Menurunnya angka
kesakitan;
Meningkatnya akses layanan
kesehatan ma-syarakat;
Menurunnya angka kematian bayi dan angka
kematian ibu melahirkan;
Menurunnya prevalensi gizi
kurang pada anak dan balita;
Meningkatnya usia harapan
hidup

Menurunnya angka
kekerasan dalam rumah
tangga;
Masih adanya kasus
kriminalitas dalam
masyarakat

4
Masih tingginya angka putus
sekolah pada tahun 2010,
SD/MI 0,12%, SMP/MTs 0.55%
dan SMA/MA/SMK 1,64%.
Masih
rendahnya
mutu
pendidikan masyarakat;
Masih rendahnya dayasaing
masyarakat
di
bidang
pendidikan
dan
keahlian
lainnya;
Angka kematian bayi 6,36 per
1000 kelahiran hidup, masih
lebih tinggi dari rata-rata
Provinsi 5,97 per 1000 kelahiran
hidup;
Angka kematian ibu terutama
kematian ibu bersalin yang
masih lebih tinggi dari rata-rata
Provinsi (12 berbanding 10,3).
Jumlah penderita kekurangan
gizi buruk yang masih lebih
tinggi dari rata-rata provinsi
(115 berbanding 92,6).
Terjadi
peningkatan
kasus
kekerasan dalam rumah tangga
dengan rata-rata pertumbuhan
kasus 56,73% pertahun

Akses layanan kesehatan


Peningkatan administrasi
layanan kesehatan

Sosialisasi undang-undang
tentang KDRT

Identifikasi permasalahan tersebut kemudian diuraikan menurut penyelenggaraan urusan


pemerintahan daerah yang memiliki keterkaitan dan pengaruh yang kuat terhadap urusan lain untuk
memetakan berbagai permasalahan yang terkait dalam rangka menentukan isu-isu strategis
pembangunan jangka menengah daerah.
4.1.2. Identifikasi Permasalahan Untuk Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
Dengan keterbatasan kapasitas dan kemampuan keuangan daerah dan karakteristik alokasi
belanja daerah, maka tidak semua penyelenggaraan urusan dapat diprioritaskan atau terkait dengan
sasaran pokok RPJPD Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025 dalam periode lima tahunan ke dua
ini, namun tidak berarti bahwa urusan dimaksud tidak diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten
Sumbawa dalam periode RPJMD Tahun 2011-2015 ini. Secara operasional, penyelenggaraan
urusan-urusan tersebut harus dilaksanakan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja yang sudah
dicapai di masa-masa lalu serta untuk memenuhi standar layanan bagi masyarakat.
Identifikasi permasalahan penyelenggaraan seluruh urusan pemerintahan diluar permasalahan
program pembangunan daerah ini, dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal serta faktor-faktor
penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis,
hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan
permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah.
Identifikasi permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan capaian
indikator kinerja pembangunan tiap urusan untuk mendapatkan rumusan permasalahan yang akan
dipecahkan, Adapun identifikasi permasalahan menurut penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.

IV - 4

a. Urusan Wajib
1. Pendidikan
Walaupun telah terlihat perbaikan dan peningkatan dalam pembangunan sumberdaya
manusia melalui penyelenggaraan urusan pendidikan, serta pengalokasian anggaran pendidikan
yang sudah mencapai porsi sebagaimana sudah ditentukan, namun pada periode tahun 2011-2015
ini masih diperlukan langkah-langkah perbaikan dalam mengatasi permasalahan sebagai berikut.
1) Belum memadainya kualitas, kuantitas dan pemerataan ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan (Rasio ketersediaan sekolah pada tahun 2010 per 10.000 usia sekolah, untuk
SD/MI, 78.99, SMP/MTs 51.03);
2) Belum memadainya jumlah dan kualifikasi dan pemerataan guru (Rasio Guru per 10.000 murid
pada tahun 2010, SD/MI 940.67 dan SMP/MTs 920.09);
3) Masih rendahnya angka partisipasi dengan semakin tingginya jenjang pendidikan; (APK
PAUD baru mencapai 41,93, APK dan APM SMA sederajat masih berada dibawah rata-rata
provinsi. APK 64,81 berbanding 68,30 dan APM 49,93 berbanding 56,85);
4) Masih tingginya angka putus sekolah (Angka drop-out/putus sekolah pada tingkat SD masih
berada diatas provinsi (1,51 berbading 1,02);
5) Masih tingginya angka buta aksara (Tahun 2009 masih terdapat penduduk usia 15 tahun keatas
yang buta aksara sebesar 21.056 orang);
6) Masih rendahnya kelulusan pada sekolah-sekolah swasta.
7) Belum optimalnya kesadaran masyarakat yang mampu secara ekonomi mengakses layanan
pendidikan
8) Tingkat kerusakan ruang kelas SD masih cukup tinggi. Dari 2.031 unit ruang kelas, 1.515
(74,39%) kondisi baik, 371 (18,26%) rusak ringan dan 149 (7,33%) dalam keadaan rusak berat.
SMP Dari 716 unit ruang kelas, 568 (79,33%) kondisi baik, 123 (17,18%) rusak ringan dan 25
(7,49%) dalam keadaan rusak berat, sedangkan tingkat kerusakan ruang kelas pada SMA
sederajat dari 355 unit ruang kelas, dalam kondisi baik 325 (91,54%), rusak ringan 27 (7,61%)
dan rusak berat 3 (0,84%).
9) Masih terjadinya inefisiensi internal pendidikan akibat putus sekolah dan droup-out sehingga
terjadi pemborosan anggaran mencapai R0.1,173 Milyar.
10) Angka mengulang SMA sederajat masih berada diatas rata-rata provinsi (0,38% berbanding
1,5%).
2. Kesehatan
Walaupun upaya yang bersifat kuratif, preventif maupun promotif sudah dilakukan dan
ditingkatkan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi masih belum mampu
mencapai hasil yang optimal. Pada periode tahun 2011-2015 ini masih diperlukan langkah-langkah
perbaikan dalam mengatasi permasalahan sebagai berikut.
1) Rasio tenaga kesehatan dibandingkan dengan jumlah penduduk 2,68.
2) Jumlah prasarana dan sarana layanan kesehatan belum memadai;
3) Angka kesakitan yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat mencapai rata-rata 3.171
kasus untuk malaria, demam berdarah 78 kasus, diare 13.639 kasus;
4) Meskipun jumlah kematian bayi dan balita berada dibawah rata-rata provinsi, jumlah kematian
bayi dan balita yang sesungguhnya diduga masih lebih tinggi dari yang dilaporkan;
5) Kesadaran akan kesehatan ibu masih rendah, terlihat dari angka jumlah kematian ibu terutama
kematian ibu bersalin yang lebih lebih tinggi dari provinsi (12 berbanding 10,3);
6) Kesadaran akan kecukupan gizi bagi bayi dan balita masih rendah, terlihat dari jumlah
penderita kekurangan gizi buruk yang lebih tinggi dari rata-rata provinsi (115 berbanding
92,6);
7) Jumlah polindes masih lebih sedikit, terlihat dari rasio polindes terhadap jumlah penduduk
lebih rendah dari NTB (KS 1:12.021; NTB 1:7.848).
IV - 5

3. Lingkungan Hidup
Meningkatkan penanganan lingkungan hidup di Kabupaten Sumbawa setiap tahunnya sudah
dilakukan, sehingga Kabupaten Sumbawa sudah meraih penghargaan Adipura. Meskipun demikian,
pada periode lima tahun ke depan masih perlu ditingkatkan lagi dalam rangka memecahkan
beberapa permasalahan sebagai berikut.
1) Masih minimnya ketersediaan sarana pengangkutan dan tempat pembuangan sampah;
2) Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan kebersihan
lingkungan;
3) Masih rendahnya ketersediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan;
4) Masih kurang tertatanya pertamanan kota
4. Pekerjaan Umum
Infrastruktur wilayah termasuk jalan beserta saluran draenasenya dan jembatan, serta
prasarana sumberdaya air dan jaringannya yang cukup dan baik memiliki keterkaitan yang sangat
kuat dengan peluang positif bagi pertumbuhan ekonomi maupun kehidupan social budaya suatu
daerah. Pembangunan dan upaya peningkatan dan perbaikan sudah dilakukan selama ini, namun
masih tetap menjadi perhatian serius di masa mendatang. Pada tahap 2011-2015 ini diperlukan
upaya untuk memecahkan permasalahan-permasalahan sebagai berikut.
1) Masih terbatasnya ketersediaan infrastruktur sumberdaya air, serta tingkat kerusakan sarana
dan prasarana sumberdaya air yang ada, rata-rata saluran irigasi dengan tingkat kerusakan
sedang hingga berat hampir mencapai 40%;
2) Tingginya tingkat kerusakan jalan, terlihat dari data jalan kondisi kritis mencapai 38,89%
termasuk saluran draenase dan prasarana jalan di kawasan potensial terisolir;
3) Jalan kabupaten hampir 60% masih berupa jalan kerikil dan tanah;
5. Penataan Ruang
Penataan ruang yang sesuai dengan peruntukannya akan dapat berjalan baik bilamana aturan
mainnya dapat ditegakkan secara konsisten dan intensitas pengendaliannya dalam situasi
pembangunan yang semakin menggeliat, termasuk di dalamnya ketersediaan ruang terbuka hijau
yang dianjurkan sebesar 30% per satuan luas wilayah dan secara ekologis berfungsi untuk
meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udaha dan pengatur iklim
mikro, selain fungsi social ekonomi sebagai ruang interaksi social, sarana rekreasi dan landmark.
Oleh karena itu, beberapa permasalahan yang perlu diatasi pada periode tahun 2011-2015 adalah
sebagai berikut.
1) Belum ditetapkannya Perda RTRW Kabupaten Sumbawa;
2) Pemanfaatan dan Pengendalian ruang masih belum optimal;
6. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan sebagai upaya menentukan tindakan masa depan yang dilakukan
saat ini menurut urutan pilihan yang tepat dengan mempertimbangkan segala sumberdaya yang
dimiliki sehingga dalam implementasinya dapat memenuhi criteria penggunaan sumberdaya yang
ekonomis, efektif dan efisien. Proses perencanaan yang diselenggarakan dengan pendekatan politis,
teknokratis, partisipatif, top-down dan bottom-up yang dilakukan secara terintegrasi merupakan
tahapan pembangunan yang strategis dan menjadi perhatian penting. Dokumen-dokumen
perencanaan yang dihasilkan dari proses perencanaan akan dapat berarti bila didukung oleh
komitmen para penyelenggara untuk menjadikannya sebagai acuan dan pedoman dalam
pelaksanaannya. Pendekatan perencanaan tersebut selama ini sudah dilaksanakan, namun masih
terdapat permasalahan-permasalahan yang perlu mendapat penanganan lebih baik pada periode
tahun 2011-2015, yaitu :
IV - 6

1) Perencanan partisipatif belum dapat terlaksana secara efektif, karena menyangkut keterbatasan
SDM aparatur dan masyarakat pada umumnya;
2) Pengintegrasian antardokumen perencanaan belum dilakukan secara optimal;
3) Pengintegrasian antara target kinerja dan standar pelayanan minimum dengan penganggarannya
belum jelas;
4) Penjabaran RPJMD ke dalam Renstra SKPD dan selanjutnya dijabarkan lagi ke rencana tahunan
masih belum terlaksana secara konsisten.
7. Perumahan
Perumahan dan permukiman yang baik seharusnya memiliki infrastruktur dasar yang baik
agar tercipta lingkungan yang sehat sebagai penunjang dalam aktivitas social dan ekonomi.
Infrastruktur tersebut antara lain air bersih, sanitasi, jalan lingkungan, kelayakan kondisi rumah dan
lingkungan permukimannya. Beberapa masalah yang perlu diatasi pada tahun 2011-2015 adalah
sebagai berikut.
1) Masih adanya jalan lingkungan yang belum tertangani, terhadap jalan lingkungan yang ada
tingkat kerusakannya masih tinggi;
2) Masih banyaknya rumah tidak layak huni
3) Belum optimalnya penataan lingkungan permukiman serta sanitasinya
4) Cakupan layanan air bersih masih rendah yaitu sebesar 44,09%.
8. Kepemudaan dan Olahraga
Keberadaan organisasi kepemudaan dan olahraga merupakan merupakan sebagian dari
gambaran keberdayaan generasi muda dalam berkontribusi bagi pembangunan daerah dalam
kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia. Melalui generasi muda yang juga memiliki peluang
besar untuk membangun prestasi dalam keolahragaan sehingga prestise daerah menjadi lebih tinggi
dari sebelumnya. Permasalahan yang memerlukan penanganan pada periode tahun 2011-2015
adalah :
1) Pembinaan kepemudaan yang belum terintegrasi;
2) Belum memadainya ketersediaan sarana prsarana public untuk pembangunan olahraga baik
dari segi kuantitas maupun pemeratannya.
9. Penanaman Modal
Pada prinsipnya penanaman modal akan memberikan keuntungan kepada semua pihak, baik
bagi investor maupun bagi perekonomian darah yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan
masyarakat. Permasalahan yang membutuhkan penyelesaian pada periode tahun 2011-2015 adalah
sebagai berikut.
1) Belum tertibnya data dan informasi PMA dan PMD;
2) Masih kurangnya informasi serta kualitas dan kuantitas event-event promosi daerah;
10. Koperasi dan UKM
Peran koperasi dan UKM sesungguhnya sangat penting sebagai pendukung peningkatan
potensi usaha lokal, sebanyak penyedia informasi, lembaga distribusi dan pemasaran, dan
prinsipnya untuk lebih fokus pada kesejahteraan anggotanya. Permasalahan yang perlu mendapat
perhatian pada periode tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut.
1) Minimnya jumlah koperasi aktif (mencapai 43,02%)
2) Masih rendahnya skill kewirausahaan.

IV - 7

11. Kependudukan dan Catatan Sipil


Tertibnya administrasi kependudukan akan terlihat dari rasio kepemilikan KTP, KK, Akte
Nikah, Akte kelahiran dll terhadap penduduk yang berhak memilikinya. Hal ini menjadi penting
mengingat perkembangan dunia dewasa ini dimana dinamika penduduk tak lagi mampu dibatasi
oleh ruang dan waktu. Meskipun upaya untuk meningkatkan ketertiban dalam pelayanan
administrasi kependudukan tetap dilaksanakan, namun masih terdapat beberapa permasalahan yang
perlu mendapat perhatian pada periode tahun 2011-2015, yaitu :
1) Belum optimalnya tertib layanan administrasi kependudukan (KTP, KK, Akte Nikah, Akte
kelahiran dll);
2) Masih terbatasnya kapasitas sarana prsarana layanan yang ada.
12. Ketenagakerjaan
Sebagian besar permasalahan urusan ketenagakerjaan berkaitan dengan jenjang pendidikan,
serta miss match antara lulusan dan permintaan tenaga kerja. Secara umum dapat tergambarkan
permasalahannya sebagai berikut.
1) Masih besarnya gap permintaan tenaga kerja dengan lulusan;
2) Masih rendahnya daya saing tenaga kerja local.
3) Rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja;
13. Ketahanan pangan
Makin bertumbuhnya populasi penduduk yang secara linear terkait dengan kebutuhan
konsumsi bahan pangan dan memungkinkan tidak sebanding dengan pertumbuhan ketersediaan
bahan pangan. Meskipun hingga saat ini kasus krisis ketersediaan bahan pangan belum terjadi di
Kabupaten Sumbawa, namun prediksi permasalahan di masa datang dan perlu mendapat perhatian
serius, antara lain sebagai berikut.
1) Belum tersedianya regulasi ketahanan pangan sebagai pedoman tatalaksana keamanan, mutu
dan gizi pangan di daerah;
2) Belum optimalnya pemerataan distribusi dan kemampuan dalam konsumsi bahan pangan;
14. Pemberdayaan Perempuan dan pelindungan Anak
Rendahnya persentase partisipasi perempuan pada lembaga legislatif, rendahnya persentase
perempuan dalam jabatan structural di lingkup pemerintah Kabupaten Sumbawa, serta masih
tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam rumah tangga, merupakan
permasalahan yang perlu menjadi perhatian dalam upaya pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak pada periode tahun 2011-2015.
15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Masih rendahnya rasio PUS peserta KB aktif terhadap jumlah PUS di Kabupaten Sumbawa
diprediksikan akan menjadi permasalahan terkait dengan upaya menekan angka pertumbuhan
penduduk dari aspek angka kelahiran di masa mendatang. Selain itu, upaya yang bersifat edukasi
juga perlu lebih ditingkatkan.
16. Perhubungan
Permasalahan pembangunan urusan perhubungan pada periode tahun 2011-2015 yang perlu
mendapat perhatian sebagai berikut.
1) Minimnya fasilitas rambu-rambu lalu lintas;
2) Kurangnya kesadaran masyarakat pengguna jalan;
3) Masih rendahnya rasio kendaraan yang dilakukan uji kir
4) Sarana dan prasarana terminal masih kurang.
IV - 8

17. Komunikasi dan Informasi


Permasalahan pembangunan urusan komunikasi dan informasi pada periode tahun 20112015 yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut.
1) Keberadaan surat kabar yang memberikan informasi up to date terutama terkait dengan
informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah masih terbatas;
2) Keberadaan stasiun televise dan siaran radio local yang masih terbatas dan kemampuan
jangkauan siarannya yang belum mampu menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa;
18. Pertanahan
Tertibnya administrasi pertanahan merupakan salah satu indicator kepastian kepemilihan
lahan. Permasalahan yang masih perlu mendapatkan perhatian pada periode tahun 2011-2015 untuk
urusan pertanahan, sebagai berikut.
1) Belum tersedianya regulasi batas desa.
2) Sengketa batas wilayah kabupaten belum tuntas.
3) Administrasi kepemilikan tanah termasuk asset tanah pemerintah daerah belum tertib.
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri ditikberatkan pada pembinaan terhadap
LSM, OKP, dan Ormas serta pembinaan politik daerah. Permasalahan yang masih perlu
mendapatkan perhatian pada periode tahun 2011-2015 adalah pada pengetahuan dan partisipasi
politik masyarakat yang cenderung meningkat seringkali tidak diimbangi dengan wawasan
kebangsaan yang sesuai dengan nilai dan norma berlaku, sehingga diperlukan pembinaan dan
proses dialogis yang lebih intensif dan berkualitas.
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Permasalahan pembangunan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian pada periode tahun 2011-2015
yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut.
1) Masih tingginya angka kemiskinan
2) Belum optimalnya penegakan Perda dan kemampuan sumberdaya Satuan Polisi Pamong Praja
yang masih terbatas;
3) Belum menyeluruh dan kontinyunya dilakukan survey indeks layanan kepuasan masyarakat
terhadap layanan public yang dilakukan pemerintah daerah;
4) Belum efektif dan terintegrasinya layanan perizinan;
5) Kurangnya sarana prasarana pemadam kebakaran.
6) Peran BUMD dalam peningkatan asli daerah belum optimal
7) Belum diketahui secara pasti besar potensi PAD sehingga target yang ditetapkan tidak
didasarkan atas asesmen potensi yang dimiliki.
8) Belum dilakukan penyesuaian dari perangkat regulasi hingga ke tingkat teknis operasional,
kelembagaan pendapatan daerah setelah berlakunya close system dalam ketentuan jenis pajak
dan retribusi sesuai UU 28/2009;
21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Permasalahan pembangunan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa pada periode tahun
2011-2015 yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut.
1) Belum efektif pembinaan LPM, BPD dan LSM.
2) Rendahnya skil masyarakat untuk menghasilkan teknologi tepat guna
3) Belum optimalnya pembinaan dan kinerja Bumdes;

IV - 9

22. Sosial
Permasalahan pembangunan urusan sosial pada periode tahun 2011-2015 yang perlu
mendapat perhatian sebagai berikut.
1) Belum optimalnya pembinaan dan penanganan komunitas adat terpencil;
2) Belum optimalnya pembinaan terhadap PMKS
22. Kebudayaan
Permasalahan pembangunan urusan kebudayaan pada periode tahun 2011-2015 yang perlu
mendapat perhatian sebagai berikut.
1) Penanganan dan pemeliharaan situs-situs dan pelestarian benda purbakala dan kawasan cagar
budaya belum optimal;
2) Ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan museum daerah belum ada;
3) Masih minimnya sarana prasarana penyelenggaraan seni dan budaya daerah
23. Statistik
Ketersediaan dokumen statistic akan memudahkan semua pihak untuk memperoleh data dan
informasi masa lalu ataupun saat ini mengenai kondisi daerah, sehingga memudahkan evaluasi dan
penentuan kebijakan pembangunan pada tahapan berikutnya secara berkelanjutan. Permasalahan
pembangunan urusan statistik pada periode tahun 2011-2015 yang perlu mendapat perhatian
sebagai berikut.
1) Masih minimnya ketersediaan dokumen statistic daerah termasuk statistic daerah lain di
sekitarnya;
2) Masih minimnya ketersediaan dokumen statistic kecamatan dan desa yang dipublikasikan;
3) Masih lemahnya system pendataan dan pelaporan;
24. Kearsipan
Sebagai bagian utama dari tertib administrasi pemerintahan, maka ketersediaan dokumen
arsip yang lengkap akan memudahkan semua pihak untuk memperoleh bukti dan catatan masa lalu
ataupun saat ini yang sangat diperlukan. Permasalahan pembangunan urusan kearsipan pada periode
tahun 2011-2015 yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut.
1) Sarana dan prasaran pengelolaan dan penyimpanan arsip masih kurang.
2) Ketersediaan dan kapasitas sumberdaya manusia pengelola arsip belum memadai;
25. Perpustakaan
Ketersediaan dan eksistensi perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas pemerintahan
dalam memberikan layanan kepada masyarakat untuk peningkatan wawasan dan mutu sumberdaya
manusia serta dapat menunjang pembangunan bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya.
Dalam hal ini beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut.
1) Kuantitas dan kualitas bahan pustaka masih kurang;
2) Sarana dan prasarana pendukung perpustakaan termasuk prasarana kantor belum memadai;

IV - 10

b. Urusan Pilihan
1. Kelautan dan Perikanan
Luasnya wilayah perairan dan tingginya potensi kelautan dan perikanan baik perikanan laut
maupun air tawar belum sebanding dengan kemampuan pemanfaatannya serta masih rendahnya
nilai tambah yang dapat diperoleh masyarakat Kabupaten Sumbawa. Dalam hal ini beberapa
permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut.

1)
2)
3)

Masih rendahnya nilai tambah pengolahan hasil perikanan;


Masih minimnya sarana prasarana penunjang untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
kelautan, perikanan, pesisir dan pulau-pulau kecil.
Belum optimalnya pengawasan, penertiban dan penegakan hukum terhadap illegal fishing.

2. Pertanian
Dominannya kontribusi sektor pertanian dalam arti luas terhadap perekonomian daerah
meskipun dengan pertumbuhan kontribusi yang cenderung menurun (decreasing) dan bergeser
untuk mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain merupakan kondisi pembangunan sector pertanian
saat ini. Permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut.
1) Peningkatan kesejahteraan petani belum sebanding dengan tingginya kontribusi sektor
pertanian terhadap PDRB.
2) Rata-rata produktivitas lahan tanaman pangan dan perkebunan masih rendah
3) Penguasaan teknologi dan pemanfaatan pupuk organik di tingkat masyarakat masih kurang.
4) Belum optimalnya daya dukung infrastruktur untuk membuka akses lahan pertanian;
5) Masih rendahnya daya dukung sarana prasarana penertiban lalu lintas ternak.
6) Masih rendahnya daya dukung sarana dan prasarana daya dukung kesehatan hewan.
7) Masih belum optimalnya pemanfaatan potensi perkebunan, termasuk teknologi pendukung
untuk meningkatkan nilai tambah pengolahan hasilnya.
8) Masih rendahnya kemampuan masyarakat dan pelaku usaha lokal dalam penguasaan teknologi
pengolahan hasil pertanian dalam arti luas;
3. Kehutanan
Luasnya wilayah hutan dan tingginya potensi kehutanan belum sebanding dengan
kemampuan pemanfaatannya serta masih rendahnya nilai tambah yang dapat diperoleh masyarakat
Kabupaten Sumbawa. Dalam hal ini beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah
sebagai berikut.
1) Tingginya kerusakan hutan.
2) Belum optimalnya pengawasan, penertiban dan penegakan hukum terhadap illegal logging.
3) Reboisasi dan rehabilitasi hutan dan lahan masih belum sebanding dengan percepatan
degradasinya;
4. Energi dan Sumberdaya Mineral
Maraknya kegiatan penambangan yang dilakukan masyarakat dewasa ini didukung
ekspektasinya terhadap hasil tambang telah menggerakkan pemikiran masyarakat untuk membuka
wilayah pertambangan rakyat dengan penyediaan regulasinya. Demikian pula dengan daya tarik
potensi pertambangan telah menarik investor-investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten
Sumbawa. Dukungan untuk menggeliatkan perekonomian masyarakatpun sangat ditentukan oleh
layanan listrik yang selama ini belum merata dinikmati masyarakat di perdesaan, termasuk juga
pasokan BBM dan peluang penggunaan sumber energy baru dan terbarukan. Dalam hal ini
permasalahan yang perlu mendapatkan penanganan aalah sebagai berikut.
IV - 11

1)
2)
3)

Belum optimalnya pengawasan, penertiban dan penegakan hukum terhadap illegal mining.
Rendahnya rasio elektrifikasi
Belum optimalnya pemanfaatan potensi energi baru terbarukan.

5. Pariwisata
Tingginya potensi objek wisata Kabupaten Sumbawa yang belum sebanding dengan geliat
pengembangan kepariwisataan menjadi perhatian untuk ditangani. Permasalahan yang perlu
mendapat pemecahan adalah sebagai berikut.
1) Belum tersedianya regulasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) dan
Rencana Induk Pengembangan Obyek Wisata (RIPOW), sehingga konsep pengembangan
wisata yang bersifat tematik belum dioptimalkan;
2) Sarana dan prasarana penunjang akses pariwisata belum memadai;
3) Promosi wisata masih sangat minim;
6. Perindustrian
Sebagai sektor antara yang memproses bahan-bahan mentah menjadi barang jadi memiliki
kontribusi penting dalam meningkatkan nilai tambah produk-produk yang dihasilkan masyarakat.
Permasalahan yang masih membutuhkan penanganan di masa mendatang adalah :
1) Belum terintegrasinya pembinaan usaha industri yang ada;
2) Skill pelaku industri yang masih kurang;
3) Sarana dan prasarana penunjang industri belum memadai.
7. Perdagangan
Permasalahan pembangunan urusan perdagangan pada periode tahun 2011-2015 yang perlu
mendapat perhatian sebagai berikut.
1) Belum tersedianya prasarana pasar induk Kabupaten
2) Belum optimalnya pemanfaatan prasarana pasar di kecamatan dan perdesaan;
3) Belum meratanya ketersediaan prasarana pasar di tiap Kecamatan.
4) Belum tertibnya ketersediaan data dan informasi komoditi perdagangan yang keluar masuk
daerah.
5) Belum optimalnya pelayanan tera atau tera ulang.
8. Ketransmigrasian
Permasalahan pembangunan urusan ketenagakerjaan dan transmigrasi pada periode tahun
2011-2015 yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut.
1) Dukungan aksesibilitas transportasi, pelayanan kesehatan, pendidikan pada kawasan
transmigrasi belum optimal.
2) Sarana dan prasarana KTM masih perlu ditingkatkan yang ditunjang dengan ketersediaan
regulasinya.

IV - 12

4.2. Penelaahan RPJMN dan PRJMD Daerah Lain


4.2.1. Penelaahan RPJMN dan RPJMD Provinsi
Keterkaitan rencana pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Sumbawa dengan RPJMN dan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat, adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2
Keterkaitan Prioritas RPJMN, RPJMD Provinsi NTB
dan RPJMD Kabupaten Sumbawa
No

RPJMN

RPJMD Provinsi NTB

RPJMD Kab. Sumbawa


4

Visi (2010-2014):

Visi (2009-2013):

Visi (2011-2015) :

Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera,


Demokratis, dan Berkeadilan

Terwujudnya
Masyarakat
Nusa
Tenggara Barat Yang Beriman dan
Berdayasaing (NTB Bersaing)

Terwujudnya Masyarakat Sumbawa


Berdayasaing Dalam Memantapkan
Samawa Mampis Rungan

Misi :

Miisi :

Misi :

1. Melanjutkan Pembangunan Menuju


Indonesia yang Sejahtera
2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di
Semua Bidang

1. Mengembangkan
Masyarakat
Madani yang Berakhlak Mulia,
Berbudaya,
Menghormati
Pluralitas dan Kesetaraan Gender;
2. Meningkatkan
Pelayanan
Pendidikan dan Kesehatan yang
Berkeadilan,
Terjangkau
dan
Berkualitas;
3. Menumbuhkan Ekonomi Berbasis
Sumberdaya
Lokal
dan
Mengembangkan Investasi dengan
Mengedepankan
Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan;
4. Melakukan
Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur
Strategis dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi;
5. Menegakkan Supremasi Hukum,
Pemerintahan yang Bebas KKN
dan
Memantapkan
Otonomi
Daerah.

1. Mengembangkan
masyarakat
yang
religius/beriman,
berbudaya,
menghargai
pluralitas, kesetaraan gender
dan berkesadaran hukum.
2. Menyelenggarakan pelayanan
dasar yang lebih berkualitas dan
terjangkau dibidang pendidikan,
kesehatan dan kesejahteraan
sosial.
3. Meningkatkan pelayanan publik
dan
penyelenggaraan
tata
pemerintahan daerah yang baik
(good local governance).
4. Mempercepat
pengembangan
ekonomi
daerah
berbasis
agrobisnis melalui percepatan
pembangunan
infrastruktur,
pengembangan
kawasan
strategis,
penguatan
kelembagaan ekonomi lokal dan
peningkatan investasi.
5. Memastikan
pengelolaan
sumberdaya
alam
dan
lingkungan
hidup
secara
berkelanjutan.

Prioritas :

Prioritas :

Prioritas :
1. Reformasi birokrasi dan tata
kelola;
2. Pendidikan
3. Kesehatan
4. Penanggulangan kemiskinan
5. Ketahanan pangan
6. Infrastruktur
7. Iklim investasi dan iklim usaha
8. Energi
9. Lingkungan hidup dan pengelolaan
bencana
10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar
dan pasca konflik
11. Kebudayaan,
kreativitas
dan
inovasi teknologi

1. Meningkatkan
kesejahteraan 1.
masyarakat
2. Meningkatkan pelayanan publik
3. Meningkatkan daya saing daerah
4. Meningkatkan daya tahan dan daya 2.
tangkal masyarakat
5. Meningkatkan citra daerah
6. Meningkatkan harkat dan martabat
masyarakat
7. Mengoptimalkan
pembangunan
berkelanjutan
3.
8. Meningkatkan
kesadaran
dan
penegakan hukum.
4.

5.

Meningkatkan
kualitas
kehidupan beragama untuk
mewujudkan Tau Samawa
Berimtaq tinggi;
Menciptakan
pemerintahan
yang
bersih,
melanjutkan
reformasi
birokrasi,
peningkatan kualitas pelayanan
publik dan pemberantasan
korupsi.
Menyelenggarakan pendidikan
berkualitas dan terjangkau dari
tingkat SD hingga SMA (Wajib
Belajar 12 tahun).
Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan
berkualitas
dan
terjangkau.
Mendekatkan pelayanan KTP,
Kartu Keluarga, Pertanahan dan
Pelayanan Perizinan hingga di
tingkat Desa.

IV - 13

No

RPJMN

RPJMD Provinsi NTB

RPJMD Kab. Sumbawa


4
Percepatan
pembangunan
infrastruktur wilayah terutama
penanganan kerusakan jalan dan
jembatan, air bersih dan krisis
listrik.
7. Mengembangkan
usaha
ekonomi lokal masyarakat desa.
8. Mengembangkan
program
peningkatan produksi pertanian,
perkebunan, peternakan dan
perikanan.
9. Mengembangkan
pembinaan
pemerintahan
desa
dan
pemberdayaan masyarakat.
10. Mengembangkan kebudayaan,
kepariwisataan, generasi muda,
peranan perempuan dan olah
raga.
11. Menjaga
keserasian
pemanfaatan ruang, pengelolaan
lingkungan hidup dan mitigasi
bencana.
6.

Berdasarkan sandingan prioritas RPJMN, RPJMD Provinsi NTB dan RPJMD Kabupaten
Sumbawa sebagai tersebut pada table 4.2, maka hasil telaahan disajikan sebagai berikut.
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama untuk mewujudkan Tau Samawa Berimtaq tinggi
yang menjadi prioritas pembangunan Kabupaten Sumbawa juga termuat di dalam prioritas
RPJMD Provinsi NTB yaitu pada prioritas meningkatkan daya tahan dan daya tangkal
masyarakat, serta prioritas meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang merupakan
penjabaran dari RPJMN pada prioritas kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi.
2. Menciptakan pemerintahan yang bersih, melanjutkan reformasi birokrasi, peningkatan kualitas
pelayanan publik dan pemberantasan korupsi yang menjadi prioritas RPJMD Kabupaten
Sumbawa telah selaras dengan prioritas RPJMD Provinsi NTB pada prioritas meningkatkan
pelayanan public. Demikian pula dengan RPJMN pada prioritas reformasi birokrasi dan tata
kelola.
3. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dan terjangkau dari tingkat SD hingga SMA (Wajib
Belajar 12 tahun) sebagai prioritas RPJMD Kabupaten Sumbawa, juga merupakan prioritas
RPJMD Provinsi NTB pada prioritas meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
harkat dan martabat masyarakat dan prioritas meningkatkan pelayanan publik, serta prioritas
pendidikan pada RPJMN.
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau, selain menjadi prioritas
pada RPJMD Kabupaten Sumbawa juga menjadi prioritas pada RPJMD Provinsi NTB pada
prioritas meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan harkat dan martabat
masyarakat serta prioritas meningkatkan pelayanan publik, Demikian pula dengan prioritas
kesehatan pada RPJMN.
5. Mendekatkan pelayanan KTP, Kartu Keluarga, Pertanahan dan Pelayanan Perizinan hingga di
tingkat Desa yang menjadi bagian dari upaya penataan administrasi kependudukan sebagai
prioritas RPJMD Kabupaten Sumbawa, juga termasuk prioritas provinsi yaitu meningkatkan
pelayanan public, serta prioritas reformasi birokrasi dan tata kelola pada RPJMN.
6. Percepatan pembangunan infrastruktur wilayah terutama penanganan kerusakan jalan dan
jembatan, air bersih dan krisis listrik, sebagai prioritas pada RPJMD Kabupaten Sumbawa, telah
selaras dengan RPJMD Provinsi NTB pada prioritas meningkatkan pelayanan public dan
meningkatkan daya saing daerah. Demikian pula pada prioritas infrastruktur pada RPJMN.
IV - 14

7. Mengembangkan usaha ekonomi lokal masyarakat desa menjadi salah satu prioritas RPJMD
Kabupaten Sumbawa. Selaras dengan RPJMD Provinsi pada prioritas
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan prioritas iklim investasi dan pengembangan usaha pada RPJMN.
8. Mengembangkan program peningkatan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan, sebagai prioritas pada RPJMD Kabupaten Sumbawa telah selaras dengan prioritas
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan daya saing daerah, menoptimalkan
pembangunan berkelanjutan pada prioritas RPJMD Provinsi NTB serta prioritas ketahanan
pangan, penanggulangan kemiskinan serta prioritas iklim investasi dan pengembangan usaha
pada RPJMN.
9. Mengembangkan pembinaan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat, selain menjadi
prioritas pada RPJMD Kabupaten Sumbawa juga menjadi prioritas pada RPJMD Provinsi NTB
pada prioritas meningkatkan harkat dan martabat masyarakat, meningkatkan citra daerah serta
prioritas meningkatkan pelayanan publik, Demikian pula dengan prioritas reformasi birokrasi
dan tata kelola serta prioritas daerah tertinggal, terdepan dan terluar pada RPJMN.
10. Mengembangkan kebudayaan, kepariwisataan, generasi muda, peranan perempuan dan olah
raga menjadi salah satu prioritas RPJMD Kabupaten Sumbawa. Selaras dengan RPJMD
Provinsi pada prioritas meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan harkat dan
martabat masyarakat, meningkatkan citra daerah serta prioritas prioritas kebudayaan, kreativitas
dan inovasi teknologi pada RPJMN.
11. Menjaga keserasian pemanfaatan ruang, pengelolaan lingkungan hidup dan mitigasi bencana,
sebagai prioritas pada RPJMD Kabupaten Sumbawa telah selaras dengan prioritas
meningkatkan daya saing daerah, menoptimalkan pembangunan berkelanjutan, meningkatkan
daya tahan dan daya tangkal masyarakat, serta prioritas meningkatkan harkat dan martabat
masyarakat pada prioritas RPJMD Provinsi NTB serta prioritas penanggulangan kemiskinan
serta prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana pada RPJMN.
4.2.2. Penelaahan RPJMD Daerah Lain
Penyusunan RPJMD juga memperhatikan RPJMD daerah lain agar tercipta keterpaduan
pembangunan jangka menengah daerah dengan daerah sekitarnya, atau dengan daerah lain yang
memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Penelaahan
terhadap RPJMD daerah lain dipandang perlu untuk mendapatkan gambaran kondisi, keterkaitan
dan keselarasan antarkebijakan terutama dengan daerah dalam satu provinsi.
Keterkaitan prioritas pembangunan antara Kabupaten Sumbawa dengan Kabupaten
Sumbawa Barat dan Kabupaten Dompu, disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.3
Identifikasi Keterkaitan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Antara Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat dan Dompu
No
1

Kabupaten Sumbawa

Prioritas Pembangunan Jangka Menengah


Kab. Sumbawa Barat

2
1. Meningkatkan kualitas kehidupan
beragama untuk mewujudkan Tau
Samawa Berimtaq tinggi;
2. Menciptakan pemerintahan yang
bersih,
melanjutkan
reformasi
birokrasi, peningkatan kualitas
pelayanan publik dan pemberantasan
korupsi.
3. Menyelenggarakan
pendidikan
berkualitas dan terjangkau dari
tingkat SD hingga SMA (Wajib
Belajar 12 tahun).

1.

2.

3.
4.
5.

3
Pemanfaatan Sumberdaya Alam
untuk
Pembangunan
Pertanian
Dalam Arti Luas
Pengelolaan Sumberdaya Mineral,
Energi dan Obyek Wisata yang Baik
dan Halal
Menjamin Kelestarian Lingkungan
Hidup
Pembangunan Usaha Produktif pada
Berbagai Sektor Ekonomi
Pengembangan Kemitraan Usaha
antar Pelaku Ekonomi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kab. Dompu
4
Pengembangan agribisnis PIJAR
Pengembangan pariwisata
Penguatan kapasitas fiscal
Peningkatan
investasi
dan
perluasan kesempatan kerja
Pengembangan dan peningkatan
kualitas pengamalan agama;
Pengembangan seni budaya local
Pengarusutamaan gender
Peningkatan layanan pendidikan
masyarakat
Peningkatan layanan kesehatan

IV - 15

No
1

Kabupaten Sumbawa

Prioritas Pembangunan Jangka Menengah


Kab. Sumbawa Barat

2
4. Menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
berkualitas
dan
terjangkau.
5. Mendekatkan pelayanan KTP, Kartu
Keluarga, Pertanahan dan Pelayanan
Perizinan hingga di tingkat Desa.
6. Percepatan
pembangunan
infrastruktur
wilayah
terutama
penanganan kerusakan jalan dan
jembatan, air bersih dan krisis
listrik.
7. Mengembangkan usaha ekonomi
lokal masyarakat desa.
8. Mengembangkan
program
peningkatan produksi pertanian,
perkebunan,
peternakan
dan
perikanan.
9. Mengembangkan
pembinaan
pemerintahan
desa
dan
pemberdayaan masyarakat.
10. Mengembangkan
kebudayaan,
kepariwisataan, generasi muda,
peranan perempuan dan olah raga.
11. Menjaga keserasian pemanfaatan
ruang, pengelolaan lingkungan
hidup dan mitigasi bencana.

3
6. Penataan Kehidupan Sosial Budaya,
Keagamaan dan Kelembagaan untuk
Menjamin Rasa Aman
7. Peningkatan Akses, Mutu dan
Ketatalaksanaan Pendidikan
8. Peningkatan Pelayanan dan Mutu
Kesehatan
9. Mendorong Kesetaraan Gender,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Ketenagakerjaan
10. Pembangunan Infrastruktur atau
Prasarana Pembangunan
11. Pembangunan
Permukiman,
Perumahan dan Perkantoran
12. Penataan
Kelembagaan
dan
Reformasi Birokrasi
13. Pelayanan
Masyarakat
(Public
Service) yang Berkualitas

Kab. Dompu

4
masyarakat
10. Pembangunan dan pemantapan
infrastruktur strategis
11. Peningkatan cakupan layanan air
bersih
12. Penataan fasilitas perkotaan
13. Penataan
dan
pengelolaan
lingkungan
14. Peningkatan
kualitas
produk
hukum
daerah,
koordinasi
penegakan hukum dan kesadaran
hokum
15. Penyelenggaraan
tatakelola
pemerintahan yang baik

4.3. Analisis Isu-Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah


Isu strategis dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah merupakan kondisi
actual yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
penting, mendasar, mendesak dan berdampak jangka panjang bagi keberlanjutan pembangunan
serta signifikan bagi daerah sesuai dengan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa
yang akan datang.
Isu-isu strategis RPJMD Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015 disusun dengan melihat dari
fakta-fakta permasalahan pembangunan maupun permasalahan dalam penyelenggaraan pemrintahan
daerah yang dipandang mendasar saat ini dikaitkan dengan tantangan yang akan dihadapi pada
tahun 2011-2015, sebagai berikut.
Tabel 4.4
Identifikasi Isu-Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Sumbawa
No

Urusan

Permasalahan

Isu

1
I
1

Urusan Wajib
Pendidikan

Belum memadainya jumlah


kualifikasi dan pemerataan
(Rasio Guru per 10.000 murid
tahun 2010, SD/MI 940.67
SMP/MTs 920.09);

dan
guru
pada
dan

Pendidikan

Masih terjadinya inefisiensi internal


pendidikan akibat putus sekolah
dan droup-out sehingga terjadi
pemborosan anggaran mencapai
R0.1,173 Milyar.

Pendidikan

Masih rendahnya angka partisipasi


dengan semakin tingginya jenjang
pendidikan; (APK PAUD baru

Peningkatan akses dan layanan


pendidikan

IV - 16

No

Urusan

Permasalahan

Isu

3
mencapai 41,93, APK dan APM
SMA sederajat masih berada
dibawah rata-rata provinsi. APK
64,81 berbanding 68,30 dan APM
49,93 berbanding 56,85);

Pendidikan

Masih tingginya angka putus


sekolah (Angka drop-out/putus
sekolah pada tingkat SD masih
berada diatas provinsi (1,51
berbading 1,02);

Pendidikan

Masih tingginya angka buta aksara


(Tahun 2009 masih terdapat
penduduk usia 15 tahun keatas yang
buta aksara sebesar 21.056 orang);

Pendidikan

Masih rendahnya kelulusan pada


sekolah-sekolah swasta.
Belum
optimalnya
kesadaran
masyarakat yang mampu secara
ekonomi
mengakses
layanan
pendidikan

Pendidikan

Angka mengulang SMA sederajat


masih berada diatas rata-rata
provinsi (0,38% berbanding 1,5%);

Perpustakaan

Kuantitas dan kualitas


pustaka masih kurang;

Kesehatan

Angka kesakitan yang disebabkan


oleh lingkungan yang tidak sehat
mencapai rata-rata 3.171 kasus
untuk malaria, demam berdarah 78
kasus, diare 13.639 kasus;

Kesehatan

Meskipun jumlah kematian bayi


dan balita berada dibawah rata-rata
provinsi, jumlah kematian bayi dan
balita yang sesungguhnya diduga
masih lebih tinggi dari yang
dilaporkan;

Kesehatan

Rasio
tenaga
kesehatan
dibandingkan
dengan
jumlah
penduduk 2,68.

bahan

Peningkatan akses dan layanan


kesehatan

Kesadaran akan kesehatan ibu


masih rendah, terlihat dari angka
jumlah kematian ibu terutama
kematian ibu bersalin yang lebih
lebih tinggi dari provinsi (12
berbanding 10,3);

Kesehatan

Kesadaran akan kecukupan gizi


bagi bayi dan balita masih rendah,
terlihat dari jumlah penderita
kekurangan gizi buruk yang lebih
tinggi dari rata-rata provinsi (115
berbanding 92,6);

Lingkungan hidup

Masih rendahnya ketersediaan


ruang terbuka hijau di kawasan
perkotaan

Kelestarian
dan
lingkungan hidup

kebersihan

IV - 17

No

Urusan

3
Belum
optimalnya
penataan
lingkungan
permukiman
serta
sanitasinya

Lingkungan Hidup

Reboisasi dan rehabilitasi hutan dan


lahan masih belum sebanding
dengan percepatan degradasinya

Kehutanan

Masih tingginya kerusakan hutan

Lingkungan Hidup

Masih
kurangnya
kesadaran
masyarakat terhadap pengelolaan
sampah dan kebersihan lingkungan;

Pekerjaan Umum

Masih terbatasnya ketersediaan


infrastruktur sumberdaya air, serta
tingkat kerusakan sarana dan
prasarana sumberdaya air yang ada,
rata-rata saluran irigasi dengan
tingkat kerusakan sedang hingga
berat hampir mencapai 40%;

Pekerjaan Umum

Tingginya tingkat kerusakan jalan,


terlihat dari data jalan kondisi kritis
mencapai 38,89% termasuk saluran
draenase dan prasarana jalan di
kawasan potensial terisolir;
Jalan kabupaten hampir 60% masih
berupa jalan kerikil dan tanah

Pendidikan

Belum
memadainya
kualitas,
kuantitas
dan
pemerataan
ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan (Rasio ketersediaan
sekolah pada tahun 2010 per 10.000
usia sekolah, untuk SD/MI, 78.99,
SMP/MTs 51.03);

Pendidikan

Tingkat kerusakan ruang kelas SD


masih cukup tinggi. Dari 2.031 unit
ruang kelas, 1.515 (74,39%)
kondisi baik, 371 (18,26%) rusak
ringan dan 149 (7,33%) dalam
keadaan rusak berat. SMP Dari 716
unit ruang kelas, 568 (79,33%)
kondisi baik, 123 (17,18%) rusak
ringan dan 25 (7,49%) dalam
keadaan rusak berat, sedangkan
tingkat kerusakan ruang kelas pada
SMA sederajat dari 355 unit ruang
kelas, dalam kondisi baik 325
(91,54%), rusak ringan 27 (7,61%)
dan rusak berat 3 (0,84%).

Kesehatan

Jumlah polindes masih lebih


sedikit, terlihat dari rasio polindes
terhadap jumlah penduduk lebih
rendah dari NTB (KS 1:12.021;
NTB 1:7.848)

Lingkungan hidup

Masih minimnya ketersediaan


tempat pembuangan sampah akhir;

Perumahan

4.

Permasalahan

Isu
4

Peningkatan
wilayah

Infrastruktur

IV - 18

No

Urusan

2
Permukiman

Permasalahan
3
Masih adanya jalan lingkungan
yang belum tertangani, terhadap
jalan lingkungan yang ada tingkat
kerusakannya masih tinggi;

Permukiman

Cakupan layanan air bersih masih


rendah yaitu sebesar 44,09%

Kepemudaan dan olahraga

Belum memadainya ketersediaan


sarana prsarana public untuk
pembangunan olahraga baik dari
segi kuantitas maupun
pemeratannya

Perhubungan

Minimnya fasilitas rambu-rambu


lalu lintas;

Perhubungan

Sarana dan prasarana terminal


masih kurang

Otonomi daerah, Pemerintahan


Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

Masih minimnya sarana prasarana


pemadam kebakaran

Kebudayaan

Masih minimnya sarana prasarana


penyelenggaraan seni dan budaya
daerah

Kebudayaan

Belum tersedianya Prasarana


Museum Dalam loka

Kearsipan

Prasaran penyimpanan arsip masih


kurang

Perpustakaan

Prasarana pendukung perpustakaan


belum optimal

Kelautan dan Perikanan

Masih minimnya sarana prasarana


penunjang untuk mengoptimalkan
pemanfaatan potensi kelautan,
perikanan, pesisir dan pulau-pulau
kecil.

Pertanian

Belum optimalnya daya dukung


infrastruktur untuk membuka akses
lahan pertanian;

Pertanian

Masih rendahnya daya dukung


prasarana penertiban lalu lintas
ternak.

Pertanian

Masih rendahnya daya dukung


prasarana
layanan
kesehatan
hewan.
Belum tersedianya prasarana pasar
induk kabupaten dan prasarana
pasar di kecamatan
Dukungan aksesibilitas transportasi,
pelayanan kesehatan, pendidikan
pada kawasan transmigrasi belum
optimal.

Perdagangan

Ketransmigrasian

Isu
4

IV - 19

No

Urusan

2
Ketransmigrasian

Permasalahan

Isu

3
Sarana dan prasarana KTM masih
perlu ditingkatkan

Penataan Ruang

Belum ditetapkannya Perda RTRW


Kabupaten Sumbawa

Penataan ruang

Pemanfaatan dan Pengendalian


ruang masih belum optimal

Lingkungan hidup

Masih
kurang
pertamanan kota

Kepariwisataan

Belum
tersedianya
regulasi
Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPPDA) dan
Rencana Induk Pengembangan
Obyek Wisata (RIPOW);

Perencanaan pembangunan

Pengintegrasian
antara
target
kinerja dan standar pelayanan
minimum dengan penganggarannya
belum jelas;

Perencanaan pembangunan

Penjabaran RPJMD ke dalam


Renstra SKPD dan selanjutnya
dijabarkan lagi ke rencana tahunan
masih belum terlaksana secara
konsisten

Perencanaan pembangunan

Perencanan partisipatif
belum
dapat terlaksana secara efektif,
karena menyangkut keterbatasan
SDM aparatur dan masyarakat pada
umumnya;

Perencanaan pembangunan

Pengintegrasian
antardokumen
perencanaan
belum
dilakukan
secara optimal;

Kepemudaan

Pembinaan
kepemudaan
belum terintegrasi;

Kependudukan dan catatan sipil

Belum optimal dan tertibnya


layanan administrasi kependudukan
(KTP, KK, Akte Nikah, Akte
kelahiran dll);

Ketahanan pangan

Belum
tersedianya
regulasi
ketahanan pangan sebagai pedoman
tatalaksana keamanan, mutu dan
gizi pangan di daerah

Keluarga berencana dan keluarga


sejahtera

Rendahnya rasio PUS peserta KB


aktif

Pemberdayaan perempuan dan


perlindungan anak
Pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak

Rendahnya persentase partisipasi


perempuan pada lembaga legislatif
Rendahnya persentase perempuan
dalam jabatan structural di lingkup
pemerintah Kabupaten Sumbawa,
Masih tingginya angka kekerasan
terhadap perempuan dan anak
dalam rumah tangga

Pemberdayaan perempuan dan


perlindungan anak

Penataan ruang dan pemukiman

tertatanya

Penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pelayanan publik

yang

IV - 20

No
1

Urusan

Permasalahan

2
Komunikasi dan informasi

3
Keberadaan surat kabar yang
memberikan informasi up to date
terutama terkait dengan informasi
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah masih terbatas;

Perhubungan

Masih rendahnya rasio kendaraan


yang dilakukan uji kir

Komunikasi dan informasi

Keberadaan statsiun radio local


yang masih terbatas dan
kemampuan jangkauan siarannya
yang belum mampu menjangkau
seluruh wilayah Kabupaten
Sumbawa;

Kesatuan bangsa dan politik dalam


negeri

Pengetahuan dan partisipasi politik


masyarakat yang cenderung
meningkat seringkali tidak
diimbangi dengan wawasan
kebangsaan yang sesuai dengan
nilai dan norma berlaku

Pertanahan

Belum tersedianya regulasi batas


desa.

Pertanahan

Sengketa batas wilayah kabupaten


belum tuntas.

Pertanahan

Administrasi kepemilikan tanah


belum tertib

Otonomi daerah, Pemerintahan


Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

Belum terukurnya indeks pelayanan


konsumen;

Otonomi daerah, Pemerintahan


Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

Belum efektif dan terintegrasinya


layanan administrasi perizinan

Pemberdayaan masyarakat dan desa

Belum efektif pembinaan LPM,


BPD dan LSM.

Pemberdayaan masyarakat dan desa

Belum optimalnya pembinaan dan


kinerja Bumdes

Sosial

Belum optimalnya pembinaan dan


penanganan komunitas adat
terpencil;

Sosial

Belum optimalnya pembinaan


terhadap PMKS

Statistik

Masih minimnya ketersediaan


dokumen statistic daerah termasuk
statistic daerah lain di sekitarnya;

Statistik

Masih lemahnya system pendataan


dan pelaporan
Belum optimalnya pemanfaatan dan
pengelolaan pasar di perdesaan

Perdagangan

Isu
4

IV - 21

No

Urusan

2
Perdagangan

Isu

3
Belum tertibnya ketersediaan data
dan informasi komoditi
perdagangan yang keluar masuk
daerah.

Perdagangan

Belum optimalnya pelayanan tera


atau tera ulang

Perindustrian

Penunjang layanan pengembangan


perindustrian belum memadai

Kearsipan

Kemampuan Sumberdaya manusia


pengelola arsip belum memadai

Perumahan

Masih banyaknya rumah tidak


layak huni
Masih besarnya gap permintaan
tenaga kerja dengan lulusan

Ketenagakerjaan

Permasalahan

Koperasi

Masih rendahnya skill


kewirausahaan

Ketenagakerjaan

Masih rendahnya daya saing tenaga


kerja local.

Ketahanan pangan

Belum optimalnya pemerataan


distribusi dan kemampuan dalam
konsumsi bahan pangan

Otonomi daerah, Pemerintahan


Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

Masih tingginya angka kemiskinan

Ketenagakerjaan

Rendahnya tingkat partisipasi


angkatan kerja;

Penanaman modal

Belum tertibnya data dan informasi


PMA dan PMD;

Koperasi dan UKM

Minimnya jumlah koperasi aktif


(mencapai 43,02%)

Perindustrian

Skill pelaku industri yang masih


kurang

Otonomi Daerah, Pemerintahan


Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

Peran BUMD dalam peningkatan


asli daerah belum optimal

Kemiskinan dan pengangguran

Peningkatan
ekonomi

pembangunan

Tingkat realisasi PAD (93,34%)


masih
merupakan
terendah
dibandingkan
komponen
pendapatan lainnya.
Rata-rata peningkatan realisasi
komponen PAD: Pajak Daerah
tumbuh negatif 1,11%, Retribusi
Daerah naik 14,69% (masih lebih
rendah dari rata-rata keseluruhan
pendapatan yakni 17,73%);

IV - 22

No
1

Urusan

Permasalahan

Isu

2
Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

3
Belum diketahui secara pasti besar
potensi PAD sehingga target yang
ditetapkan tidak didasarkan atas
asesmen potensi yang dimiliki.

Otonomi Daerah, Pemerintahan


Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

Belum dilakukan penyesuaian


perangakt regulasi hingga ke
tingkat
teknis
operasional,
kelembagaan pendapatan daerah
setelah berlakunya close system
dalam ketentuan jenis pajak dan
retribusi sesuai UU 28/2009;

Kelautan dan perikanan

Masih rendahnya nilai tambah


pengolahan hasil perikanan

Pertanian

Peningkatan kesejahteraan petani


belum sebanding dengan tingginya
kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB.

Pertanian

Rata-rata
produktivitas
lahan
tanaman pangan dan perkebunan
masih rendah

Pertanian

Penguasaan
teknologi
dan
pemanfaatan pupuk organik di
tingkat masyarakat masih kurang.

Pertanian

Masih rendahnya kemampuan


masyarakat dan pelaku usaha lokal
dalam
penguasaan
teknologi
pengolahan hasil pertanian;

Energi dan sumberdaya mineral

Belum optimalnya pemanfaatan


potensi energi baru terbarukan

Energi dan sumberdaya mineral

Rendahnya rasio elektrifikasi

Otonomi Daerah, Pemerintahan


Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

Rasio Pol PP masih rendah

Otonomi Daerah, Pemerintahan


Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

Masih adanya terjadi


pelanggaran hukum;

Kelautan dan Perikanan

Belum optimalnya pengawasan,


penertiban dan penegakan hukum
terhadap illegal fishing
Belum optimalnya pengawasan,
penertiban dan penegakan hukum
terhadap illegal logging.
Belum optimalnya pengawasan,
penertiban dan penegakan hukum
terhadap illegal mining.
Penanganan
situs-situs
dan
pelestarian benda purbakala dan
kawasan cagar budaya belum
optimal;

Kehutanan

Energi dan sumberdaya mineral

Kebudayaan

Belum optimalnya penegakan Perda

Kehidupan beragama, kesadaran


dan
penegakan
hukum,
pelestarian
budaya
dan
kepariwisataan

kasus

IV - 23

No

Urusan

Permasalahan

Isu

Sosial

Pengaruh keterbukaan masyarakat


dalam derasnya globalisasi terhadap
kehidupan beragama dan jati diri
masyarakat;

Kepariwisataan

Gerakan masyarakat sadar wisata


dalam membangun destinasi wisata
yang tematik belum optimal

Kepariwisataan

Masih kurangnya informasi serta


kualitas dan kuantitas event-event
promosi daerah

Berdasarkan tabel tersebut, maka dirumuskan isu-isu strategis pembangunan daerah


Kabupaten Sumbawa (2011-2015), sebagai berikut.
1. Akses dan layanan pendidikan
2. Akses dan layanan kesehatan
3. Infrastruktur wilayah
4. Pelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana
5. Penataan ruang dan permukiman
6. Penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan piblik
7. Kemiskinan dan pengangguran
8. Perekonomian daerah
9. Kehidupan beragama, kesadaran dan penegakan hukum, kebudayaan dan pariwisata
Sembilan isu strategis tersebut secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Peningkatan akses dan layanan pendidikan dipandang penting untuk tetap ditingkatkan, selain
bersifat mendasar dan diyakini memberikan dampak signifikan terhadap keberlanjutan
pembangunan di Kabupaten Sumbawa terkait dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia
yang akan menentukan masa depan Kabupaten Sumbawa, juga karena kondisi actual daya
dukungnya baik sarana maupun prasarananya saat ini masih belum dapat memberikan akses dan
layanan yang optimal;
2. Peningkatan akses dan layanan kesehatan menjadi isu strategis terkait dengan keberlangsungan
hidup masyarakat dan tuntutan bahwa pembangunan daerah membutuhkan manusia yang sehat
dan untuk itu dipandang penting tetap ditingkatkan;
3. Peningkatan Infrastruktur/Prasarana wilayah memiliki peran penting dalam pembangunan
daerah terutama dalam mendukung pembangunan sector lainnya seperti pendidikan, kesehatan,
lingkungan hidup, pelayanan public, penataan ruang dan permukiman, pengentasan kemiskinan,
serta pelestarian lingkunagn hidup dan mitigasi bencana. Pentingnya meningkatkan daya
dukung infrastruktur di Kabupaten Sumbawa juga terkait dengan topografi daratan Sumbawa
yang berbukit dan bergunung, serta untuk membuka akses transportasi bagi kawasan potensial
terisolir.

IV - 24

4. Lingkungan hidup dan mitigasi bencana menjadi penting terutama terkait dengan
kecenderungan eksploitasi terhadap sumberdaya alam, pengrusakan lingkungan hutan dan
lahan, kebersihan dan kesehatan, serta bahaya bencana yang senantiasa terkait langsung dengan
ketidakseimbangan lingkungan hidup.
5. Penataan ruang dan permukiman perlu mendapat perhatian pada periode 2011-2015 setelah
ditetapkannya RTRW Kabupaten Sumbawa, mengingat populasi penduduk semakin tinggi
sementara ketersediaan ruang cenderung tetap akan mengakibatkan kepadatan pada suatu
wilayah tertentu yang memiliki gravitasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Disamping itu, juga
terkait dengan adanya wilayah rentan bencana banjir, kebersihan dan penataan lingkungan.
6. Penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan publik masih tetap memerlukan perhatian
terutama akses layanan bagi masyarakat, juga menyangkut kemampuan keuangan daerah yang
bersumber dari PAD, serta penegakan aturan main. Demikian pula dengan tingkat kemiskinan
yang masih cukup tinggi, kemampuan Satpol PP yang amat terbatas, serta ketersediaan
prasarana pendukung dan SDM aparatur yang juga belum memadai.
7. Kemiskinan dan pengangguran merupakan permasalahan yang dihadapi di seluruh pelosok
tanah air dan sangat memperngaruhi kehidupan masyarakat dalam mengakses layanan dasar
seperti pendidikan, kesehatan serta peningkatan daya beli. Kondisi saat ini yang menunjukkan
angka kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi memerlukan penanganan secara
terintegrasi dari setiap program pembangunan pada tahap 2011-2015 disertai dengan upaya
peningkatan peluang dan kesempatan kerja.
8. Perekonomian daerah yang secara makro meskipun tetap menunjukkan pertumbuhan positif
setiap tahunnya, namun peningkatan nilai tambah hasil produksi usaha masyarakat belum
memberikan peningkatan yang signifikan. Kondisi tersebut membutuhkan dukungan semua
sector pembangunan, dan peran sector-sektor strategis akan sangat memberikan kontribusi yang
tinggi dalam mengerakkan sector lainnya.
9. Kehidupan beragama, kesadaran dan penegakan hukum, kebudayaan dan pariwisata. Kehidupan
social kemasyarakatan yang tenteram dan damai menjadi prasyarat utama untuk menciptakan
kondusifitas penyelenggaraan pembangunan daerah. Hal tersebut perlu didukung oleh
kehidupan keberagamaan yang semakin baik, kesadaran akan pentingnya penegakan aturan
main, serta kehidupan kebudayaan dan kepariwisataan yang dapat memperkuat jati diri
masyartakat.
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses
penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan
sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas
pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral dan etika birokratis dapat
dipertanggungjawabkan.
Untuk melihat keterkaitan isu strategis RPJMN, RPJMD Provinsi NTB dan RPJMD
Kabupaten Sumbawa, disajikan sebagai berikut.

IV - 25

Tabel 4.5
Keterkaitan Hubungan Isu Strategis
No
1

Isu Strategis Daerah


RPJMD NTB
(2009-2013)

RPJMN
(2010-2014)
2

Reformasi birokrasi dan tata


kelola (a)
Pendidikan (b)

Kesehatan (c)

Penanggulangan kemiskinan (d)

Ketahanan pangan (e)

Infrastruktur (f)

7
8

Iklim investasi dan usaha (g)


Energi (h)

Pluralitas agama, suku dan budaya


(k)
Kemiskinan, pengangguran dan
kesenjangan social (d)
Pendidikan (Buta aksara dan putus
sekolah) (b)
Kesehatan (kematian bayi dan ibu
melahirkan) (c)
Kesenjangan pembangunan
antarwilayah dan antarsektoral (f)
(g) (j)
Penegakan hukum dan pelayanan
public (a)
Kualitas lingkungan hidup (i)
Daya dukung kapasitas energy
listrik (h)

Lingkungan hidup dan bencana


(i)
10
Daerah tertinggal, terdepan,
terluar dan pasca konflik (j)
11
Kebudayaan, kreativitas dan
inovasi teknologi (k)
Ket. : Tanda ( ) yang sama berarti memiliki keterkaitan isu

RPJMD Sumbawa
(2011-2015)
4

Penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pelayanan piblik (a)
Akses dan layanan pendidikan (b)
Akses dan layanan kesehatan (c)
Kemiskinan dan pengangguran (d)
Infrastruktur wilayah (f) (h)

Penataan ruang dan permukiman


(j)
Perekonomian daerah (e) (g) (i)
Kehidupan beragama, kesadaran
dan penegakan hukum,
kebudayaan dan pariwisata (k)
Pelestarian lingkungan hidup dan
mitigasi bencana (i)

4.4. Penelaahan RPJPD Kabupaten Sumbawa (2005-2025)


Visi RPJMD Kabupaten Sumbawa tidak terlepas dari koridor visi RPJPD Kabupaten
Sumbawa (2005-2025) sebagaimanan telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun
2010, yaitu Terwujudnya Kabupaten Sumbawa Sebagai Daerah Agribisnis Berdaya Saing
Menuju Masyarakat Sejahtera, akan dilaksanakan melalui misi sebagai berikut.
1. Mewujudkan masyarakat beriman, berbudaya, rukun dan berkesadaran hukum.
2. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.
3. Mewujudkan daerah yang berdaya saing.
4. Mewujudkan daerah yang asri dan lestari.
5. Mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera.

IV - 26

Pada dokumen RPJPD Tahun 2005-2025 telah ditentukan arah pembangunan pada tiap misi
pembangunan sebagai berikut.
1. Mewujudkan masyarakat beriman, berbudaya, rukun dan berkesadaran hukum.
Melalui misi ini, diarahkan untuk pembangunan social keagamaan melalui, pembangunan
kebudayaan, pembangunan kerukunan hidup masyarakat, dan pembangunan kesadaran hukum.
2. Mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera
Melalui misi ini, diarahkan untuk pembangunan ketahanan pangan, pembangunan sandang dan
perumahan, pembangunan ketenagakerjaan, pembangunan keluarga berencana dan
kependudukan, pembangunan pemdidikan, kesehatan, dan pembangunan kesejahteraan social.
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan
Melalui misi ini, diarahkan untuk pembangunan wilayah, pembangunan kota dan desa,
penanggulangan kemiskinan, dan pembangunan kesetaraan gender.
4. Mewujudkan daerah yang berdaya-saing
Melalui misi ini, diarahkan untuk pembangunan sumberdaya manusia, pembangunan
perekonomian, profesionalisme aparatur, pengelolaan keuangan daerah, perhubungan dan
komunikasi, pembangunan energy dan kelistrikan,
5. Mewujudkan daerah yang asri dan lestari
Melalui misi ini diarahkan untuk pengelolaan dan pemanfatan sumberdaya alam terbarukan,
pengelolaan dan pemanfatan sumberdaya alam tidak terbarukan, pengelolaan keragaman
sumberdaya hayati, mitigasi bencana, dan pembangunan kesadaran lingkungan.

IV - 27

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
5.1. Visi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa tahun
2011-2015 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun
2005-2025. Pada tahap lima tahunan ke dua ini diperlukan perhatian lebih, tidak hanya untuk
menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga mengantisipasi perubahan yang
muncul dimasa mendatang.
Berbagai isu global dan nasional yang perlu menjadi perhatian dalam menyelesaikan isu
yang bersifat local dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu-isu yang dihadapi
Kabupaten Sumbawa saat ini, antara lain menyangkut tentang akses dan layanan pendidikan, aksesa
dan layanan kesehatan, infrastruktur wilayah, lingkungan hdup dan mitigasi bencana, penataan
ruang dan permukiman, penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan public, kemiskinan
dan pengangguran, perekonomian daerah, dan kehidupan beragama, kesadaran dan penegakan
hukum, kebudayaan dan pariwisata.
Dalam menanganinya, diperlukan kebersamaan yang bersifat mutualism oleh penyelenggara
pemerintahan daerah dan segenap komponen dunia usaha dan masyarakat. Dengan memperhatikan
isu-isu dimaksud, maka visi dalam membangun Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015
sebagaimana dirumuskan dari visi kepala daerah/wakil kepala daerah terpilih, adalah
Terwujudnya Masyarakat Sumbawa Berdayasaing Dalam Memantapkan Samawa Mampis
Rungan.
Menelaah visi kepala daerah/wakil kepala daerah tersebut menghasilkan pokok-pokok visi
yang diterjemahkan dalam pengertiannya sebagaimana tabel berikut.
Tabel 5.1
Perumusan Penjelasan Visi
No.
1
1

Visi
2
Terwujudnya Masyarakat
Sumbawa Berdayasaing
Dalam Memantapkan
Samawa Mampis Rungan

Pokok-Pokok Visi
3
Masyarakat Sumbawa

Berdaya Saing

Penjelasan Visi
4
Masyarakat Sumbawa secara sosiologis memiliki
pengertian kumpulan orang per orang dengan beragam
latar belakang suku, ras dan agama yang bertempat tinggal
pada wilayah administrasi Kabupaten Sumbawa Provinsi
NTB
Berdaya saing mengandung makna kemampuan
pengelolaan sumberdaya daerah secara bermutu,
ekonomis, efektif dan efisien, sehingga lebih unggul dari
daerah lainnya.
Berdaya saing juga mengandung makna kemampuan untuk
berprestasi dalam bidang kerja masing-masing, dengan
kualifikasi atau kualitas tertentu, sehingga dapat sejajar
atau bahkan lebih tinggi dengan daerah lain.
Dengan demikian, maka masyarakat berdaya saing
merupakan kondisi masyarakat Sumbawa yang mampu
bersaing secara sehat yang mencakup aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing
daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan
pembangunan Kabupaten Sumbawa.

Memantapkan Samawa
Mampis Rungan

Secara harfiah Samawa Mampis Rungan berarti


Sumbawa yang menebarkan kabar baik. Samawa Mampis
Rungan merupakan bagian dari syiar masyarakat
Sumbawa yang berkehendak tenteram secara spiritual
religius (senap semu), rukun damai secara social (riam
remo) dan makmur secara material-ekonomis (nyaman
nyawe).

V-1

No.
1

Visi
2

Pokok-Pokok Visi
3

Penjelasan Visi
4
Memantapkan kondisi Kabupaten Sumbawa yang Makmur
Aman Mandiri, Partisipatif, Inovatif dan Sehat yang
bersendikan Semangat Religius, Ulet dan uNggul, Gotong
royong, Akuntabel dan transparaN, mengandung
pengertian mempertahankan prestasi yang telah dicapai
sebelumnya sekaligus memperbaiki dan meningkatkan halhal yang masih kurang atau belum tercapai.
Memantapkan terwujudnya Samawa Mampis Rungan
dilakukan dengan fokus utama pada peningkatan
pelayanan dasar, peningkatan efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan percepatan pengembangan
potensi agribsnis wilayah yang didukung oleh infrastruktur
dan lingkungan hidup yang lestari.

5.2. Misi
Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa tahun
2011-2015 berorientasi kepada pembangunan dan peningkatan kapasitas, kapabilitas dan
kompetensi segenap sumberdaya Kabupaten Sumbawa dalam segala bidang guna memantapkan
kondisi yang sudah dicapai Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 2005-2010 sesuai dengan visi
Terwujudkan Samawa Mampis Rungan, menuntaskan permasalahan yang belum terselesaikan,
mengantisipasi perubahan yang muncul dimasa mendatang, serta dalam rangka mewujudkan
kemampuan bersaing dengan agenda memantapkan penyelenggaran pemerintahan daerah,
peningkatan pelayanan dasar terutama di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan social
serta peningkatan infrastruktur dasar wilayah dan infrastruktur pendukung pengembangan
agribisnis.
Agar visi tersebut dapat diwujudkan serta mampu mendorong efektifitas dan efisiensi dalam
memanfaatkan potensi yang dimiliki, maka ditetapkan misi RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun
2011-2015 sebagai berikut.
Misi pertama

Mengembangkan masyarakat yang religius/beriman, berbudaya,


menghargai pluralitas, kesetaraan gender dan berkesadaran hukum.

Misi pertama ini sangat terkait dengan misi pada RPJMD Tahun 2005-2010 yaitu misi
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Oleh karenanya pemerintah daerah perlu
meningkatkan pelayanan yang memadai melalui penyelenggaraan pemerintahan yang sehat dan
didukung oleh semangat yang religius serta terciptanya suasana yang mendukung untuk
peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat. Melalui misi pertama juga dilakukan optimalisasi
sumberdaya manusia yang semakin mengembangkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
dalam keberagaman, serta peningkatan partisipasi masyarakat pada umumnya dan khususnya peran
perempuan dalam pembangunan, dengan tetap mengedepankan kesadaran dan penegakan hukum.
Misi kedua

Menyelenggarakan pelayanan dasar yang lebih berkualitas dan terjangkau


dibidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial

Misi kedua ini sangat terkait dengan misi pada RPJMD Tahun 2005-2010 yaitu
mengembangkan budaya inovatif yang diupayakan melalui pendidikan dan pembelajaran yang
berkualitas, serta misi masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Melalui misi kedua juga
memberikan perhatian pada persoalan-persoalan sosial masyarakat terutama dalam mengantisipasi
pengaruh era global yang cenderung memberi pengaruh besar kehidupan sosial tersebut.

V-2

Misi ketiga

Meningkatkan pelayanan publik dan penyelenggaraan tata pemerintahan


daerah yang baik (good local governance)

Misi ini sangat terkait dengan misi pada RPJMD Tahun 2005-2010 yaitu misi meningkatkan
partisipasi melalui kebersamaan yang sinergis, mara tali ontar telu, antara pemerintah - dunia
usaha - masyarakat dalam mengisi pembangunan. Partisipasi merupakan salah satu kata kunci
dalam mewujudkan good governance di Kabupaten Sumbawa, serta misi menciptakan rasa aman
dan mandiri. Terciptanya rasa aman akan menjadi jaminan bagi berlangsungnya aktivitas
pemerintahan dan pembangunan dengan baik. Kemandirian masyarakat diupayakan dengan
melakukan reposisi fungsi birokrasi pemerintahan yang selama ini menjadi subjek yang sangat
dominan menjadi sebatas fasilitator sehingga dapat menggerakkan dan memberdayakan masyarakat.
Misi keempat

Mempercepat pengembangan ekonomi daerah berbasis agrobisnis melalui


percepatan pembangunan infrastruktur, pengembangan kawasan strategis,
penguatan kelembagaan ekonomi lokal dan peningkatan investasi.

Misi ini sangat terkait dengan misi pada RPJMD Tahun 2005-2010 yaitu misi meningkatkan
kemakmuran masyarakat sebagai hasil usaha produktif dalam mengelola sumberdaya yang tersedia.
Dalam periode tahun 2011-2015 diupayakan pemantapan dan peningkatan daya dukung baik
infrastruktur maupun suprastruktur sehingga perekonomian masyarakat menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Misi kelima

Memastikan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara


berkelanjutan

Misi ini sangat terkait dengan misi pada RPJMD Tahun 2005-2010 yaitu misi meningkatkan
kemakmuran masyarakat, misi meningkatkan partisipasi melalui kebersamaan yang sinergis, mara
tali ontar telu, antara pemerintah - dunia usaha - masyarakat dalam mengisi pembangunan. Misi
memastikan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan, juga
merupakan langkah untuk mengantisipasi perubahan yang muncul dimasa mendatang terutama
terkait dengan kelestarian alam lingkungan hidup.
5.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan prioritas
tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya menjadi
dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Tujuan dan sasaran
merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian
berbagai program prioritas terkait.
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai
visi, melaksanakan misi, dengan menjawab isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara kualitatif
maupun kuantitatif, spesifik, mudah dicapai, rasional dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5
tahun (Lampiran III Permendagri 54 Tahun 2010). Dengan demikian dapat ditarik benang merah:
sasaran menjelaskan tujuan, tujuan diturunkan secara operasional dari misi dan misi merupakan
penjabaran visi. Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015, sebagai berikut.

V-3

Tabel 5.2.
Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Sumbawa 2011-2015
No

Misi

Tujuan
3

Sasaran

Mengembangkan masyarakat
yang religius/beriman,
berbudaya, menghargai
pluralitas, kesetaraan gender dan
berkesadaran hukum.

1.
2.
3.
4.

Masyarakat religius/beriman
Masyarakat berbudaya
Masyarakat menghargai pluralitas
Masyarakat menghargai
kesetaraan gender
5. Masyarakat berkesadaran hukum

1. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama


2. Meningkatnya upaya pengembangan nilai
budaya, dan pengelolaan kekayaan budaya
serta keragaman budaya.
3. Berkembangnya masyarakat yang
menghargai pluralitas.
4. Membaiknya kesadaran gender masyarakat.
5. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat.

Menyelenggarakan pelayanan
dasar yang lebih berkualitas dan
terjangkau dibidang pendidikan,
kesehatan dan kesejahteraan
sosial.

1. Peningkatan kualitas pendidikan


masyarakat
2. Peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat
3. Peningkatan kualitas
kependudukan
4. Peningkatan kualitas kesejahteraan
sosial

1. Meningkatnya aksesibilitas dan pemerataan


pendidikan.
2. Meningkatnya mutu pendidik, tenaga
kependidikan dan manajemen sekolah.
3. Meningkatnya minat dan budaya gemar
membaca masyarakat dan layanan
perpustakaan.
4. Tersedianya pelayanan kesehatan gratis bagi
masyarakat miskin.
5. Meningkatnya status kesehatan dan gizi
masyarakat.
6. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di
puskesmas dan rumah sakit umum daerah.
7. Meningkatnya akses dan kualitas kehidupan
bagi Masyarakat Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial.
8. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk,
meningkatkan layanan kependudukan,
kesejahteraan keluarga dan perlindungan
anak.
9. Meningkatnya partisipasi pemuda dalam
pembangunan daerah
10. Meningkatnya pembinaan olahraga edukasi
dan dukungan olahraga prestasi.

Meningkatkan pelayanan publik 1. Pelaksanaan Reformasi birokrasi


dan penyelenggaraan tata
2. Peningkatan Pencegahan korupsi
pemerintahan daerah yang baik 3. Peningkatan Integritas pelayanan
(good local governance).
publik
4. Peningkatan kinerja pengelolaan
keuangan daerah
5. Peningkatan sistem pendukung
manajemen pembangunan daerah

1. Terlaksananya agenda reformasi birokrasi,


peningkatan kapasitas kelembagaan dan
pencegahan korupsi
2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja
Pengelolaan Keuangan, aset dan penerimaan
Daerah
4. Meningkatnya efisiensi pelayanan
adminitrasi perkantoran dan memantapkan
manajemen SKPD
5. Meningkatkan kualitas sistem pendukung
manajemen pembangunan daerah dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
6. Meningkatnya pelayanan adminsitrasi publik
dibidang pertanahan, kependudukan dan
catatan sipil, dan kearsipan daerah.
7. Meningkatnya kualitas penyelenggaran
pelayanan publik di kecamatan
8. Meningkatnya kualitas pelayanan
kepegawaian daerah
9. Meningkatnya akuntabilitas dan kapasitas
lembaga perwakilan rakyat.
10. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan
pelayanan publik di desa.

V-4

No
1

Misi
2

Tujuan
3

Sasaran
4

Mempercepat pengembangan
ekonomi daerah berbasis
agrobisnis melalui percepatan
pembangunan infrastruktur,
pengembangan kawasan
strategis,
penguatan kelembagaan
ekonomi lokal dan peningkatan
investasi.

1. Peningkatan perekonomian daerah


2. Peningkatan infrastruktur daerah
3. Peningkatan produksi komoditi
agrobisnis
4. Peningkatan kelembagaan
ekonomi lokal
5. Peningkatan investasi

1. Peningkatan daya dukung infrastruktur jalan,


jembatan dan irigasi
2. Meningkatnya kualitas pekerjaan jasa
konstruksi
3. Meningkatnya kuantitas dan kualitas
permukiman layak huni
4. Meningkatnya pemanfataan prasarana dan
sarana perhubungan, potensi pos dan
telekomunikasi.
5. Meningkatnya kesejahteraan petani tanaman
pangan.
6. Meningkatnya kesejahteraan peternak.
7. Meningkatnya kesejahteraan nelayan.
8. Meningkatnya kesejahteraan petani
perkebunan.
9. Meningkatnya pelaku industry dan
kepariwisataan daerah.
10. Meningkatnya kesejahteraan pelaku koperasi
dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) berbasis agrobisnis.
11. Berkembangnya industri daerah dan
Meningkatnya kelancaran lalulintas
perdagangan barang dan jasa seiring dengan
upaya perlindungan terhadap konsumen.
12. Meningkatnya pelayanan perizinan dan
realisasi investasi
13. Terwujudnya percepatan pembangunan
kawasan
14. Meningkatnya pelayanan kelistrikan dan
migas.

Memastikan pengelolaan
sumberdaya alam dan
lingkungan hidup secara
berkelanjutan.

1. Peningkatan pengelolaan hutan


dan lahan
2. Peningkatan pencegahan kegiatan
ilegal loging, ilegal mining dan
ilegal fishing.
3. Peningkatan penanganan
persampahan
4. Peningkatan ketaatan terhadap
hukum lingkungan.

1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam


pengendalian pencemaran dan peningkatan
kualitas lingkungan hidup.
2. Meningkatnya kualitas penataan, pemanfaatan
dan pengendalian ruang.
3. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan
kegiatan pertambangan serta mitigasi bencana
geologi.
4. Menurunnya tingkat kerusakan hutan dan
lahan serta meningkatnya kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan.
5. Meningkatnya upaya mitigasi dan
penanggulangan bencana.

V-5

BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten Sumbawa di era
desentralisasi, demokrasi dan globalisasi ini, strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka
menengah perlu diterapkan secara berkelanjutan dengan mengedepankan tahapan identifikasi
terhadap berbagai faktor dengan harapan mampu memberikan solusi akan berbagai permasalahan,
tantangan dan peluang pembangunan dalam lima tahun kedepan.
Dari analisis Kekepan (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan), maka ditentukan
strategi pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015. Strategi merupakan
rumusan berupa pernyataan yang menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah daerah
melalui program-program indikatif untuk mewujudkan sasaran visi dan misi pembangunan, dan
menjadi salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussedmanagement). Sedangkan arah kebijakan adalah pedoman untuk melaksanakan strategi yang dipilih
agar lebih terarah pada pencapaian tujuan dan sasaran dari kurun waktu selama lima tahun.
Adapun strategi yang ditempuh dalam RPJMD Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015,
sebagai berikut.
1.

Misi I

Mengembangkan masyarakat yang religius/beriman, berbudaya,


menghargai pluralitas, kesetaraan gender dan berkesadaran hukum

Staretgi yang digunakan dalam implementasi misi ini sangat terkait dengan strategi yang
telah ditempuh pada RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010, yaitu keberpihakan pada
optimalisiasi pelayanan aspirasi, peningkatan partisipasi dan inisiatif masyarakat (ProAPI
Mas), strategi keberpihakan pada pelayanan dan aplikasi pemerintahan teratur (ProAPARATUR) dalam upaya peningkatan pembinaan kualitas dan moralitas SDM masyarakat
dan aparatur, peningkatan ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat, penguatan
fungsi kelembagaan pemerintahan, memantapkan regulasi dan penegakan hukum, perlindungan
hukum dan HAM, serta meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kualitas aparatur dalam
pemerintahan dan pelayanan publik, serta strategi keberpihakan pada layanan kesehatan
masyarakat samawa (ProSESAMA) dalam rangka menciptakan kualitas ibadah melalui
pembinaan insani dan penyediaan fasilitas ibadah yang memadai, melalui upaya peningkatan
kesadaran kehidupan beragama masyarakat. Adapun strategi yang dilakukan sesuai dengan
sasaran yang ingin dicapai, sebagai berikut.
1.1. Sasaran : Meningkatnya kualitas kehidupan beragama :
a. Penguatan partisipasi masyarakat dan lembaga keagamaan;
1.2. Sasaran : Meningkatnya upaya pengembangan nilai budaya, dan pengelolaan kekayaan
budayaserta keragaman budaya.
a. Penguatan partisipasi masyarakat dan dan peran institusi kebudayan;
b. Peningkatan pemeliharan dan pengelolaan situs-situs benda cagar budaya
c. Peningkatan prasarana pengembangan seni budaya daerah
1.3. Sasaran : Berkembangnya masyarakat yang menghargai pluralitas.
a. Membangun pemahaman dan kesadaran masyarakat yang menghargai pluralitas;
b. Meningkatkan intensitas komunikasi forum antaragarama/ antarbudaya
1.4. Sasaran : Membaiknya kesadaran gender masyarakat
a. Mensinergikan aktivitas stakeholders dalam pengarusutamaan gender;

VI - 1

1.5. Sasaran : Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat


a. Sinergitas kegiatan sosialisasi, penyadaran dan penegakan hukum antara institusi
penegak hukum dan elemen masyarakat.
2.

Misi II

Menyelenggarakan pelayanan dasar yang lebih berkualitas dan


terjangkau dibidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial

Strategi yang digunakan pada misi ini terkait dengan dengan strategi yang telah ditempuh
pada RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010, yaitu keberpihakan terhadap peningkatan
pendidikan inovatif masyarakat (ProPINTAR), dalam rangka meningkatkan layanan
pendidikan dan mengembangkan budaya kreatif inovatif, melalui upaya peningkatan iklim
pendidikan inovatif dan unggul yang mampu memberdayakan sumberdaya lokal yang ditunjang
dengan peningkatan ketersediaan sarana prasarana pendidikan, pembinaan dan
dukungan/penghargaan atas prestasi, serta strategi keberpihakan pada layanan kesehatan
masyarakat samawa (ProSESAMA) dalam rangka peningkatan derajat kesehatan melalui
peningkatan kemampuan pelayanan kesehatan institusi dan masyarakat, yang ditunjang dengan
ketersediaan sarana prasarana pelayanan kesehatan, ketersediaan SDM dan sistem manajemen
kesehatan.
Pada RPJMD Tahun 2011-2015, untuk menjalankan misi II, digunakan strategi sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai, sebagai berikut.
2.1. Sasaran : meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pendidikan khususnya bagi
masyarakat miskin.
a. Sinkronisasi pendanaan pendidikan;
b. Optimalisasi sarana dan prasarana pendidikan
2.2. Sasaran : Meningkatkan mutu pendidik, tenaga kependidikan dan manajemen sekolah.
a. Efisiensi dan efektivitas pengalokasian anggaran pendidikan;
b. Mengembangkan wawasan SDM kependidikan
2.3. Sasaran : Meningkatkan minat dan gemar budaya membaca masyarakat dan layanan
perpustakaan.
a. Meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan;
2.4. Sasaran : Tersedianya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
a. Sinkronisasi pendanaan kesehatan;
2.5. Sasaran : Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat.
a. Efisiensi dan efektivitas pengalokasian anggaran kesehatan;
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam PHBS
2.6. Sasaran : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit.
a. Optimalisasi sarana prasarana kesehatan;
b. Meningkatkan kualitas SDM kesehatan
2.7. Sasaran :Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk,
kependudukan, kesejahteraan keluarga dan perlindungan anak.
a. Revitalisasi program KB;
b. Peningkatan partisipasi public dalam perlindungan anak;

meningkatnya

layanan

VI - 2

2.8. Sasaran : Meningkatnya akses dan kualitas kehidupan bagi masyarakat penyandang
maalah kesejahteraan sosial.
a. Sinkronisasi pendanaan kesejahteraan sosial;
b. Efisiensi dan efektivitas pengalokasian anggaran kesejahteraan sosial;
c. Optimalisasi sarana prasarana kesejahteraan sosial;
d. Penajaman program kesejahteraan sosial;
2.9. Sasaran : Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan darah.
a. Menciptakan ruang partisipasi pemuda dalam pembangunan
2.10. Sasaran : Meningkatnya pembinaan olahraga edukasi dan dukungan olahraga prestasi.
a. Meningkatkan event olahraga edukasi dan olah raga prestasi.
b. Meningkatkan rasio prasarana olahraga prestasi.
3.

Misi III

Meningkatkan pelayanan publik dan penyelenggaraan


pemerintahan daerah yang baik (good local governance)

tata

Strategi yang digunakan pada misi ini terkait dengan dengan strategi yang telah ditempuh
pada RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010, yaitu strategi keberpihakan pada
pelayanan dan aplikasi pemerintahan teratur (Pro-APARATUR) dalam upaya peningkatan
pembinaan kualitas dan moralitas SDM masyarakat dan aparatur, peningkatan ketentraman,
ketertiban dan perlindungan masyarakat, serta penguatan fungsi kelembagaan pemerintahan.
Untuk menjalankan misi III, pada RPJMD Tahun 2011-2015 digunakan strategi sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai, sebagai berikut.
3.1. Sasaran : Terlaksananya agenda reformasi birokrasi, peningkatan kapasitas kelembagan
dan pencegahan korupsi.
a. Artikulasi dan sosialisasi komitmen pimpinan unit kerja terhadap agenda reformasi
birokrasi.
b. Implementasi Pelayanan Prima
c. Membangun kesadaran anti korupsi.
3.2. Sasaran : Meningkatnya kualitas aparatur pelayanan public.
a. Penerapan SIMPEG terpadu dalam pengurusan administrasi kepegawaian.
3.3. Sasaran : meningkatnya kualitas pelayanan public di kecamatan.
a. Meningkatkan petugas pelayanan adminsitrasi publik.
3.4. Sasaran : Meningkatnya akuntabilitas dan kapasitas lembaga perwakilan rakyat.
a. Meningkatkan akuntabilitas wakil rakyat.
3.5. Sasaran : Meningkatnya akuntabilitas kinerja pengelolaan keuangan, asset dan penerimaan
daerah;
a. Memantapkan sistem internal pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah.
3.6. Sasaran : Meningkatkan system pendukung manajemen pembangunan daerah dan
penyelenggaraan pemerintahan darah.
a. Meningkatkan kualitas sistem pendukung manajemen pembangunan daerah dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
3.7. Meningkatnya pelayanan administrasi public di bidang pertanahan, kependudukan dan
catatan sipil serta kearsipan daerah.
a. Mengembangkan layanan gerak dalam pelayanan KTP dan akta kependudukan.
b. Meningkatkan percepatan penyelesaian kasus pertanahan dan batas wilayah;
c. Meningkatkan SDM arsiparis
d. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan arsip
VI - 3

3.8. Sasaran : Meningkatnya efisiensi pelayanan administrasi perkantoran dan menatpakan


manajemen SKPD
a. Meningkatkan efisiensi anggaran pelayanan administrasi perkantoran.
b. Meningkatkan pengawasan internal dan eksternal pengelolaan pendapatan, keuangan
dan aset daerah.
c. Meningkatkan dukungan anggaran bagi peningkatan kualitas pelayanan publik di
kecamatan.
4.

Misi IV

Mempercepat pengembangan ekonomi daerah berbasis agribisnis


melalui percepatan pembangunan infrastruktur, pengembangan
kawasan strategis, penguatan kelembagaan ekonomi lokal dan
peningkatan investasi

Strategi yang digunakan pada misi ini terkait dengan dengan strategi yang telah ditempuh
pada RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010, yaitu keberpihakan pada pengembangan
ekonomi rakyat dan investasi (Pro- ERA-I), melalui peningkatan pembinaan dan fasilitasi
akselerasi untuk pengembangan perkoperasian dan UKM, industri rumah tangga, industri kecil
dan menengah, iklim investasi dan modal dan iklim perekonomian lainnya, serta memacu
pembangunan pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan serta kelautan dan perikanan
yang ditunjang oleh penyediaan infrastruktur, sarana prasarana termasuk prasarana jalan dan
jembatan serta sarana prasarana perhubungan, tenaga kerja serta kesempatan kerja yang
berimbang, peningkatan pelayanan serta pembinaan dan fasilitasi kemandirian BUMD yang
ditunjang dengan upaya untuk penertiban pengelolaan asset dan kekayaan daerah yang tertib
serta transparannya pengelolaan keuangan daerah, yang muaranya untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan membuka peluang investasi.
Untuk menjalankan misi IV, pada RPJMD Tahun 22011-2015 digunakan strategi sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai, sebagai berikut.
4.1. Sasaran : Peningkatan daya dukung infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi.
a. Pendanaan tahun jamak dalam pembiayaan pembangunan infarstruktur.
b. Meningkatkan ketersediaan prasarana wilayah terutama untuk membuka akses wilayah
potensial terisolir
c. Meningkatkan kondisi prasarana wilayah;
4.2. Sasaran : Meningkatnya kualitas pekerjaan jasa kontruksi.
a. Kerjasama dengan asosiasi dalam rangka pembinaan kualitas pekerjaan rekanan.
4.3. Sasaran : Meningkatnya kualitas dan kuantitas permukiman layak huni.
a. Pemberian subsidi dalam pengembangan rumah layak huni.
b. Meningkatkan penataan lingkungan permukiman.
4.4. Sasaran : Meningkatnya dukungan pemanfaatan prasarana dan sarana perhubungan, pos
dan telekomunikasi.
a. Pengembangan kerjasama dengan PT. Pos dan PT. Telkom;
b. Pengembangan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam pengembangan
infrastruktur.
c. Meningkatkan ketersediaan terminal dan shelter, prasarana perhubungan laut pembuka
akses pulau-pulau kecil potensial;
4.5. Sasaran : Berkembangnya industry daerah dan meningkatnya kelancaran lalulintas
perdagangan barang dan jasa seiring dengan upaya perlindungan terhadap konsumen.
a. Sinergi dan Optimalisasi prasarana dan sarana transportasi antarmoda.
b. Pengembangan kerjasama dengan maskapai penerbangan.
c. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam memperjuangkan hak konsumen.
VI - 4

4.6. Sasaran : Meningkatnya pelayanan perizinan dan realisasi investasi.


a. Penciptaan iklim yang kondusif bagi investasi.
b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan perizinan
4.7. Sasaran : Meningkatnya percepatan pembangunan kawasan.
a. Pemantapan zonasi kawasan startegis dan sinergi program lintas sektor pada kawasan
strategis.
4.8. Sasaran : Meningkatnya pelayanan kelistrikan dan migas.
a. Sinergi program PT. PLN dan PT. Pertamina.
b. Meningkatkan ketersediaan listrik perdesaan.
4.9. Sasaran : Meningkatnya kesejahteraan pelaku koperasi dan usaha mikro kecil dan
menengah berbasis agribisnis.
Meningkatnya kapasitas kelembagaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) berbasis agribisnis.
a. Sinergi program dengan lembaga keuangan bank dan non bank dalam penciptaan
wirausahawan baru dan penguatan kelembagaan koperasi, BUMDes dan UMKM.
b. Pemberian insentif dalam pengembangan Koperasi, BUMDes dan UMKM berbasis
agribisnis.
c. Revitalisasi manajemen usaha Koperasi, BUMDes dan UMKM.
4.10. Sasaran : Meningkatnya kesejahteraan petani tanaman pangan.
a. Peningkatan produksi dan produktivitas lahan petani.
4.11. Sasaran : Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan.
a. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan.
4.12. Sasaran : Meningkatnya kesejahteraan peternak
a. Peningkatan populasi dan produktivitas ternak.
4.13. Sasaran : Meningkatnya kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar
hasil perikanan.
a. Peningkatan produksi dan produktivitas perikanan.
4.14. Sasaran : Meningkatnya kesejahteraan petani perkebunan.
a. Peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan.
4.15. Sasaran
:
Meningkatnya
pengetahuan
dan
keterampilan
petani/peternak/
nelayan/pembudidaya ikan.
a. Peningkatan edukasi masyarakat petani/peternak/nelayan/ pembudidaya ikan.
4.16. Sasaran : Meningkatnya pelaku industry kepariwisataan daerah.
a. Sinergi program nasional, provinsi dibidang kepariwisataan.
b. Meningkatkan daya tarik obyek dan destinasi wisata.
c. Meningkatkan promosi wisata

VI - 5

5.

Misi V

Memastikan pengelolaan sumberdaya alam


secara berkelanjutan

dan lingkungan hidup

Strategi yang digunakan pada misi ini terkait dengan dengan strategi yang telah ditempuh
pada RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2010, yaitu keberpihakan pada pengembangan
ekonomi rakyat dan investasi (Pro- ERA-I), melalui peningkatan pembinaan dan fasilitasi
akselerasi untuk pengembangan perekonomian daerah serta memacu pembangunan pertanian,
peternakan, perkebunan dan kehutanan serta kelautan dan perikanan yang ditunjang oleh upaya
pelestarian lingkungan hidup yang muaranya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
membuka peluang investasi.
Untuk menjalankan misi V, pada RPJMD Tahun 2011-2015 digunakan strategi sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai, sebagai berikut.
5.1. Sasaran : Meningkatnya kualitas penataan, pemanfaatan dan pengendali-an ruang.
a. Melengkapi regulasi penataan ruang dan konsistensi dalam penegakan hukum tata
ruang.
5.2. Sasaran : Meningkatnya kebersihan lingkungan.
a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pencemaran lingkungan.

pengendalian persampahan dan

5.3. Sasaran : Meningkatnya pembinaan dan pengawasan pertambangan dan mitigasi bencana.
a. Mengembangkan kerjasama dengan BMG dan Pusat Penelitian Kegeologian.
b. Penguatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanganan kasus ilegal
loging, ilegal mining dan ilegal fishing.
5.4. Sasaran : Meningkatnya upaya mitigasi dan penanggulangan bencana
a. Sosialisasi mitigasi bencana.
5.5. Sasaran : Menurunnya tingkat kerusakan hutan dan lahan serta meningkatnya kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan.
a. Optimalisasi potensi sumberdaya hutan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar hutan
terutama melalui pengelolaan kawasan eks Perum Perhutani dan peluang
memanfaatkan carbon trade (perdagangan karbon);
b. Sinergi rehabilitasi hutan dan lahan secara terpadu dan berkelanjutan.
Selanjutnya mengenai arah kebijakan serta hubungannya dengan strategi yang ditempuh
dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan visi dan misi
pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa dalam lima tahun kedepan disajikan dalam tabel berikut.

VI - 6

Tabel 6.1.
Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015
VISI : TERWUJUDNYA MASYARAKAT SUMBAWA BERDAYASAING DALAM MEMANTAPKAN SAMAWA MAMPIS RUNGAN
MISI I : Mengembangkan masyarakat yang religius/beriman, berbudaya, menghargai pluralitas, kesetaraan gender dan berkesadaran hukum.
1.

Tujuan
Masyarakat
religius/beriman

1.

2.

Masyarakat berbudaya

2.

3.

Masyarakat
menghargai pluralitas

3.

Sasaran
Meningkatnya kualitas kehidupan
beragama
Meningkatnya upaya pengembangan
nilai budaya, dan pengelolaan kekayaan
budaya serta keragaman budaya.

Berkembangnya masyarakat yang


menghargai pluralitas.

.
4.

5.

Masyarakat
menghargai kesetaraan
gender
Masyarakat
berkesadaran hukum

1.

Strategi
Penguatan partisipasi masyarakat dan
lembaga keagamaan.

2.

Penguatan partisipasi masyarakat dan peran


institusi Kebudayaan.

3.

Peningkatan pemeliharan dan pengelolaan


situs-situs benda cagar budaya

4.

Peningkatan prasarana pengembangan seni


budaya daerah

5.

Membangun pemahaman dan kesadaran


masyarakat yang menghargai pluralitas.

6.

Meningkatkan intensitas komunikasi forum


antaragarama/antarbudaya

1.

Arah Kebijakan
Memperkuat partisipasi masyarakat dan
kelembagaannya dalam kegiatan keagamaan.

2.

Memperkuat partisipasi masyarakat dan


peran institusi Kebudayaan.

3.

Mengembangkan wawasan kebangsaan untuk


membentuk masyarakat yang menghargai
pluralitas.

4.

Membaiknya kesadaran gender


masyarakat.

8.

Mengsinergikan aktivitas stakeholder dalam


pengarusutamaan gender.

4.

Meningkatkan sinergitas aktivitas


stakeholder dalam pengarusutamaan gender.

5.

Meningkatnya kesadar hukum


masyarakat

9.

Sinergitas kegiatan sosialisasi, penyadaran


dan penegakan hukum antara institusi
penegak hukum dan elemen masyarakat.

5.

Menurunkan tingkat pelanggaran hukum dan


peningkatan ketentraman, keamanan dan
kenyaman lingkungan.

VI - 7

MISI II : Menyelenggarakan pelayanan dasar yang lebih berkualitas dan terjangkau dibidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial.

1.

Tujuan
Peningkatan kualitas
pendidikan
masyarakat

6.

7.

Sasaran
Meningkatkan aksesibilitas dan
pemerataan pendidikan khususnya bagi
masyarakat miskin.

Meningkatkan mutu pendidik, tenaga


kependidikan dan manajemen sekolah.

10.

Strategi
Sinkronisasi pendanaan pendidikan.

11.

Optimalisasi sarana prasarana pendidikan.

12.

Efisiensi dan efektivitas sasaran alokasi


anggaran pendidikan.
Mengembangkan wawasan SDM
kependidikan
Meningkatkan sarana dan prasarana
perpustakaan.

7.

Meningkatkan mutu pendidik, tenaga


kependidikan dan manajemen sekolah.

8.

Meningkatkan budaya baca masyarakat.

Penyediaan pelayanan kesehatan gratis bagi


masyarakat miskin
Meningkatkan status kesehatan dan gizi
masyarakat.

13.

2. Peningkatan kualitas

Meningkatkan minat dan budaya


gemar membaca masyarakat dan
layanan perpustakaan.

14.

9.

Tersedianya pelayanan kesehatan bagi


masyarakat miskin.
Meningkatnya status kesehatan dan
gizi masyarakat.

15.

Sinkronisasi pendanaan kesehatan .

9.

16.

Efisiensi dan efektivitas sasaran alokasi


anggaran kesehatan.
Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam PHBS

10.

18.

Optimalisasi sarana parsarana kesehatan.

11.

Meningkatkan mutu layanan kesehatan di


puskesmas dan rumah sakit umum daerah.

19.

Meningkatkan kualitas SDM kesehatan

20.

Revitalisasi program Keluarga Berencana.

12.

Mengendalikan pertumbuhan penduduk dan


meningkatkan kesadaran keluarga
berencana.

10.

17.
11.

Peningkatan kualitas
kependudukan

Arah Kebijakan
Meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan
pendidikan masyarakat mulai dari jenjang
anak usia dini hingga perguruan tinggi.

8.

kesehatan masyarakat

3.

6.

12.

Meningkatnya mutu pelayanan


kesehatan di puskesmas dan rumah
sakit umum daerah.

Terkendalinya laju pertumbuhan


penduduk, meningkatkan layanan
kependudukan, kesejahteraan keluarga
dan perlindungan anak.

VI - 8

MISI II : Menyelenggarakan pelayanan dasar yang lebih berkualitas dan terjangkau dibidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial.
Tujuan

Sasaran
21.

4.

Peningkatan kualitas
kesejahteraan sosial

13.

Meningkatnya akses dan kualitas


kehidupan bagi Masyarakat
Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial.

Strategi
Peningkatan partisipasi publik dalam
perlindungan anak.

21.

Sinkronisasi pendanaan kesejahteraan


sosial dari berbagai sumber.

22.

Efisiensi dan efektivitas sasaran alokasi


anggaran kesejahteraan sosial.

23.

Optimalisasi sarana parsarana


kesejahteraan sosial.

24.

Penajaman program kesejahteraan sosial.

Arah Kebijakan

13.

Meningkatkan pelayanan, pembinaan,


rehabilitasi dan pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil dan Penyandang Masalah
Kesejateraan Sosial.

14.

Meningkatnya partisipasi pemuda


dalam pembangunan daerah

25.

Menciptakan ruang partisipasi pemuda


dalam pembangunan

14.

Meningkatkan partisipasi pemuda dalam


pembangunan

15.

Meningkatnya pembinaan olahraga


edukasi dan dukungan olahraga
prestasi.

26.

Meningkatkan even olahraga edukasi dan


olahraga prestasi

15.

Meningkatkan olahraga edukasi dan


dukungan olahraga prestasi

27.

Meningkatkan rasio prasarana olahraga


prestasi

VI - 9

MISI III : Meningkatkan pelayanan publik dan penyelenggaraan tata pemerintahan daerah yang baik (good local governance).
1.

Tujuan
Pelaksanaan
Reformasi birokrasi

2.

Peningkatan
Pencegahan korupsi

3.

Peningkatan Integritas
pelayanan publik

4.

Peningkatan kinerja
pengelolaan keuangan
daerah

16.

Sasaran
Terlaksananya agenda reformasi
birokrasi, peningkatan kapasitas
kelembagaan dan pencegahan korupsi

28.

Strategi
Artikulasi dan sosialisasi komitmen
pimpinan unit kerja terhadap agenda
reformasi birokrasi.

29.

Implementasi Pelayanan Prima

30.

Membangun kesadaran anti korupsi.

17.

Melaksanakan agenda reformasi birokrasi,


pakta anti korupsi, dan peningkatan
akuntabilitas organisasi pemerintah daerah.
serta akuntabilitas pengelolaan keuangan,
aset daerah dan penerimaan daerah.

16.

Arah Kebijakan
Menerapkan Standar Operasional dan
peningkatan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.

17.

Meningkatnya kualitas aparatur


pelayanan publik

31.

Penerapan SIMPEG terpadu dalam


pengurusan administrasi kepegawaian.

18.

Meningkatkan pelayanan admnitrasi


kepegawaian dan kualitas SDM aparatur

18.

Meningkatnya kualitas pelayanan


publik di kecamatan

32.

Meningkatkan petugas pelayanan


adminsitrasi publik.

19.

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan


pelayanan publik di kecamatan.

19.

Meningkatnya akuntabilitas dan


kapasitas lembaga perwakilan rakyat.

33.

Meningkatkan akuntabilitas wakil rakyat.

20.

Meningkatkan akuntabilitas dan kapasitas


lembaga perwakilan rakyat.

20.

Meningkatnya akuntabilitas kinerja


Pengelolaan Keuangan, aset dan
penerimaan Daerah

34.

Memantapkan sistem internal pengelolaan


pendapatan, keuangan dan aset daerah.

21.

Meningkatkan akuntabilitas kinerja


pengelolaan keuangan, aset dan penerimaan
daerah.

VI - 10

MISI III : Meningkatkan pelayanan publik dan penyelenggaraan tata pemerintahan daerah yang baik (good local governance).
5.

Tujuan
Peningkatan sistem
pendukung
manajemen
pembangunan daerah

21.

22.

23.

Sasaran
Meningkatkan sistem pendukung
manajemen pembangunan daerah dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Meningkatnya pelayanan adminsitrasi


publik dibidang pertanahan,
kependudukan dan catatan sipil, dan
kearsipan daerah.

Meningkatnya efisiensi pelayanan


adminitrasi perkantoran dan
memantapkan manajemen SKPD

35.

Strategi
Meningkatkan kualitas sistem pendukung
manajemen pembangunan daerah dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

36.

Mengembangkan layanan gerak dalam


pelayanan KTP dan akta kependudukan

37.

Meningkatkan percepatan penyelesaian


kasus pertanahan dan batas wilayah

38.

Meningkatkan SDM arsiparis

39.

Meningkatkan sarana dan prasarana


pengelolaan arsip

40.

Meningkatkan efisiensi anggaran


pelayanan administrasi perkantoran.

41.

Meningkatkan pengawasan internal dan


eksternal pengelolaan pendapatan,
keuangan dan aset daerah.

42.

Meningkatkan dukungan anggaran bagi


peningkatan kualitas pelayanan publik di
kecamatan.

Arah Kebijakan
22.

Meningkatkan sistem pendukung


manajemen pembangunan daerah dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

23.

Meningkatkan pelayanan adminitrasi publik


dibidang pertanahan, kependudukan dan
catatan sipil serta kearsipan.

24.

Meningkatkan efisiensi pelayanan


administrasi dan manajemen teknis SKPD

VI - 11

MISI IV : Mempercepat pengembangan ekonomi daerah berbasis agribisnis melalui percepatan pembangunan infrastruktur, pengembangan kawasan strategis, penguatan
kelembagaan ekonomi lokal dan peningkatan investasi.
1.

2.

Tujuan
Peningkatan
perekonomian
daerah

Peningkatan
infrastruktur
daerah

24.

Sasaran
Peningkatan daya dukung infrastruktur jalan,
jembatan dan irigasi

43.

44.

Meningkatkan ketersediaan prasarana


wilayah terutama untuk membuka
akses wilayah potensial terisolir

45.

Meningkatkan kondisi prasarana


wilayah
Kerjasama dengan asosiasi dalam
rangka pembinaan kualitas pekerjaan
rekanan.
Pemberian subsidi dalam
pengembangan rumah layak huni.

25.

Meningkatnya kualitas pekerjaan jasa konstruksi

46.

26.

Meningkatnya kuantitas dan kualitas permukiman


layak huni

47.

48.
27.

Meningkatnya dukungan pemanfataan prasarana dan


sarana perhubungan, pos dan telekomunikasi.

Strategi
Pendanaan tahun jamak dalam
pembiayaan pembangunan
infarstruktur.

49.

50.

51.

Meningkatkan penataan lingkungan


permukiman
Pengembangan kerjasama dengan PT.
Pos dan PT. Telkom.

25.

Arah Kebijakan
Meningkatkan daya dukung
infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi
dalam rangka kelancaran aktivitas
masyarakat dan pengembangan kawasan
agribisnis.

26.

Meningkatkan kualitas pekerjaan jasa


konstruksi.

27.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas


permukiman layak huni yang didukung
oleh utilitas yang memadai.

28.

Meningkatkan pemanfataan prasarana


dan sarana perhubungan, potensi pos
dan telekomunikasi.

Pengembangan Kerjasama Pemerintah


Swasta (KPS) dalam pengembangan
infrastruktur.
Meningkatkan ketersediaan terminal
dan shelter, prasarana perhubungan
laut pembuka akses pulau-pulau kecil
potensial

VI - 12

MISI IV : Mempercepat pengembangan ekonomi daerah berbasis agribisnis melalui percepatan pembangunan infrastruktur, pengembangan kawasan strategis, penguatan
kelembagaan ekonomi lokal dan peningkatan investasi.
3.

Tujuan
Peningkatan
investasi

28.

29.

Sasaran
Berkembangnya industri daerah dan Meningkatnya
kelancaran lalulintas perdagangan barang dan jasa
seiring dengan upaya perlindungan terhadap
konsumen.

Meningkatnya pelayanan perizinan dan realisasi


investasi

52.

53.

Pengembangan kerjasama dengan


maskapai penerbangan.

54.

Mengembangkan partisipasi
masyarakat dalam memperjuangkan
hak konsumen.
Penciptaan iklim yang kondusif bagi
investasi.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
layanan perizinan
Pemantapan zonasi kawasan startegis
dan sinergi program lintas sektor pada
kawasan strategis.
Sinergi program PT. PLN dan PT.
Pertamina.
Meningkatnya percepatan
pembangunan kawasan

55.
56.

30.

Meningkatnya percepatan pembangunan kawasan

57

31.

Meningkatnya pelayanan kelistrikan dan migas

58.
59.

4.

Peningkatan
kelembagaan
ekonomi lokal

32.

Meningkatnya kesejahteraan pelaku koperasi dan


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
berbasis agribisnis.

Strategi
Sinergi dan Optimalisasi prasarana dan
sarana transportasi antarmoda.

60.

61.

Meningkatnya kapasitas kelembagaan


koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) berbasis
agribisnis.
Sinergi program dengan lembaga
keuangan bank dan non bank dalam
penciptaan wirausahawan baru dan
penguatan kelembagaan koperasi,
BUMDes dan UMKM.

29.

Arah Kebijakan
Meningkatkan pengembangan industri
kreatif dan kelancaran perdagangan
serta perlindungan konsumen.

30.

Meningkatkan kualitas pelayanan


perizinan dan realisasi investasi.

31.

Mengembangkan kawasan strategis,


wilayah transmigrasi dan wilayah
pedesaan.
Meningkatkan pelayanan kelistrikan dan
pengawasan perdagangan migas.

32.

33.

Meningkatkan keberdayaan koperasi


dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) berbasis agribisnis.

VI - 13

MISI IV : Mempercepat pengembangan ekonomi daerah berbasis agribisnis melalui percepatan pembangunan infrastruktur, pengembangan kawasan strategis, penguatan
kelembagaan ekonomi lokal dan peningkatan investasi.
Tujuan

Sasaran
62.

63.
5.

6.

Peningkatan
ketahanan
pangan daerah.
Peningkatan
produksi
komoditi
agribisnis

Strategi
Pemberian insentif dalam
pengembangan Koperasi, BUMDes
dan UMKM berbasis agribisnis.
Revitalisasi manajemen usaha
Koperasi, BUMDes dan UMKM.
Peningkatan populasi dan produktivitas
petani

33.

Meningkatnya kesejahteraan petani tanaman pangan.

64.

34.

Meningkatkan ketersediaan, distribusi dan konsumsi


pangan.

65

Peningkatan produksi dan


produktivitas tanaman pangan.

35.

Meningkatnya kesejahteraan peternak.

66.

36.

Meningkatnya kesejahteraan nelayan, pembudidaya


ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan.

37.

Meningkatnya kesejahteraan petani perkebunan.

38.

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani,


peternak, nelayan, pembudidaya ikan pengolah dan
pemasar hasil perikanan.

39.

Meningkatnya pelaku industri kepariwisataan


daerah.

Arah Kebijakan

34.

Meningkatkan produksi, produktivitas


dan kesejahteraan petani tanaman
pangan.

Peningkatan populasi dan produktivitas


ternak.

35.

Meningkatkan produksi, produktivitas


dan kesejahteraan petani peternak.

67.

Peningkatan produksi dan


produktivitas perikanan.

36.

Meningkatkan produksi, produktivitas


dan kesejahteraan nelayan.

68.

Peningkatan produksi dan


produktivitas perkebunan.

37.

Meningkatkan produksi, produktivitas


dan kesejahteraan petani perkebunan.
Mengintensifkan kegiatan penyuluh.

38.

69.
70.
71.

Sinergi program nasional, provinsi


dibidang kepariwisataan.
Meningkatkan daya tarik obyek dan
destinasi wisata.
Meningkatkan promosi wisata

39.

Meningkatkan daya tarik dan kemitraan


kepariwisataan.

VI - 14

MISI V : Memastikan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan.
1.

Tujuan
Peningkatan ketaatan
terhadap hukum
lingkungan.

40.

Sasaran
Meningkatnya kualitas penataan,
pemanfaatan dan pengendalian ruang

50

Strategi
Melengkapi regulasi penataan ruang dan
konsistensi dalam penegakan hukum tata
ruang.

40

Arah Kebijakan
Meningkatkan kualitas penataan ruang
dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan
ruang sesuai daya dukungnya.

2.

Peningkatan
penanganan
persampahan

41.

Meningkatnya kebersihan
lingkungan

51

Meningkatkan partisipasi masyarakat


dalam pengendalian persampahan dan
pencemaran lingkungan

41

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam


pengendalian pencemaran dan peningkatan
kualitas lingkungan hidup.

3.

Peningkatan
pencegahan kegiatan
ilegal loging, ilegal
mining dan ilegal
fishing.

42.

Meningkatnya pembinaan dan


pengawasan kegiatan pertambangan
serta mitigasi bencana.

52

Mengembangkan kerjasama dengan BMG


dan Pusat Penelitian Kegeologian.

42

Meningkatkan pembinaan dan pengawasan


kegiatan pertambangan serta mitigasi
bencana geologi.

53

Penguatan partisipasi masyarakat dalam


pencegahan dan penanganan kasus ilegal
loging, ilegal mining dan ilegal fishing.

4.

Peningkatan
pengelolaan hutan dan
lahan

43.

Meningkatnya upaya mitigasi dan


penanggulangan bencana

54

Sosialisasi mitigasi bencana.

43

Meningkatkan mitigasi bencana dan


penanggulanan korban bencana.

44.

Menurunnya tingkat kerusakan hutan


dan lahan serta meningkatnya
kesejahteraan masyarakat sekitar hutan

55

Optimalisasi potensi sumberdaya hutan


untuk kesejahteraan masyarakat sekitar
hutan terutama melalui pengelolaan
kawasan eks Perum Perhutani dan peluang
memanfaatkan carbon trade (perdagangan
karbon)

44

Menurunkan tingkat kerusakan hutan dan


lahan serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan.

56

Sinergi rehabilitasi hutan dan lahan secara


terpadu dan berkelanjutan.

VI - 15

BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
Untuk mencapai target indikator kinerja misi pada sasaran pembangunan jangka menengah
daerah Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015, maka strategi merupakan sarana untuk mendapatkan
gambaran tentang program pembangunan daerah berdasarkan bidang urusan dan SKPD
pelaksananya. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan umum.
Perumusan kebijakan umum ditujukan untuk memperoleh gambaran keterkaitan antara
bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran
yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan
strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan.
Berikut ini adalah rumusan kebijakan umum pembangunan daerah Kabupaten Sumbawa
tahun 2011-2015 menurut masing-masing misi.
7.1. Misi Pertama

: Mengembangkan masyarakat yang religius/beriman, berbudaya,


menghargai pluralitas, mengembangkan kesetaraan gender dan
kesadaran hukum

Tabel 7.1.
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Misi I RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015
Arah Kebijakan

Kebijakan Umum

1
1

2
Memperkuat partisipasi
masyarakat dan kelembagaannya
dalam kegiatan keagamaan.

3
1. Meningkatkan parti-sipasi
masyarakat
2. Memperkuat toleransi antarumat
beragama
3. Memperkuat kelem-bagaan
keagamaan masyarakat

4
Program Fasilitasi pengembangan
kegiatan keagamaan

1. Memperkuat peran Lembaga


Adat Tana Samawa (LATS) dalam menjaga dan mengembangkan nilai Budaya
Samawa.
2. Meningkatkan even-even
kesenian dan kebudayaan sebagai
sarana partisipasi masyarakat.
3. Mengembangkan pusat kajian
Kebudayaan Samawa

Program Pengembangan Nilai


Budaya

Disporabudpar

Program Pengelolaan Kekayaan


Budaya

Disporabudpar

Program Pengelolaan Keragaman


Budaya

Disporabudpar

1. Memperkuat komuni-kasi umat


beragama
2. Memperkuat komuni-kasi lintas
etnis
3. Meningkatkan kewaspadaan
masyarakat terhadap konflik
SARA

Program Pengembangan Wawasan


Kebangsaan
Program Pendidikan Politik
Masyarakat
Program Peningkatan
Pemberantasan Penyakit
Masyarakat (Pekat)

Kesbangpolinmas
Kesbangpolinmas
Kesbangpolinmas

1. Meningkatkan pema-haman
masyarakat mengenai kesetaraan
gender dan perlindungan anak.
2. Memperkuat kelembagaan
pengarusutamaan gender dan
anak.

Program Peningkatan Peran Serta


Dan Kesetaraan Gender Dalam
Pembangunan

1. Meningkatkan kesadaran hukum


masyarakat.
2. Meningkatkan kelengkapan dan
harmonisasi produk hukum di

Program Peningkatan Kesadaran


Hukum dan HAM
Program Penataan Peraturan
Perundang-Undangan

Memperkuat partisipasi
masyarakat dan peran institusi
Kebudayaan.

Mengembangkan wawasan
kebangsaan untuk membentuk
masyarakat yang menghargai
pluralitas.

Meningkatkan sinergitas
aktivitas stakeholder dalam
pengarusutamaan gender.

Menurunkan tingkat pelanggaran


hukum dan peningkatan
ketentraman, keamanan dan
kenyaman lingkungan.

Program Prioritas

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Kecamatan

No

DPPK
Kecamatan
DPPK
Arpusda

Disporabudpar

Program Penguatan Kelembagaan


Pengarusutamaan Gender dan Anak

Kesbangpolinmas
Kesbangpolinmas
Pol PP
BKBPP

BKBPP

Setda
Setda

VII - 1

No

Arah Kebijakan

Kebijakan Umum
3
daerah.
3. Meningkatkan parti-sipasi
masyarakat terhadap perang
melawan NARKOBA
4. Meningkatkan keten-traman,
keamanan dan kenyaman
lingkungan.

7.2. Misi Kedua

Program Prioritas
4
Program Perang Melawan
NARKOBA
Program Pemeliharaan
Ketentraman Dan Pencegahan
Tindakan Kriminal
Program Peningkatan Kecamanan
Dan Kenya-manan Lingkungan

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Pol-PP
Pol-PP

Pol-PP

: Menyelenggarakan pelayanan dasar yang lebih berkualitas dan


terjangkau dibidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
sosial

Tabel 7.2.
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Misi II RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015
No
1
1

Arah Kebijakan

Kebijakan Umum

Program Prioritas

2
3
Meningkatkan aksesibilitas
1. Meningkatkan pemerataan pelayanan
dan pemerataan pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAU).
masyarakat mulai dari jenjang 2. Meningkatkan pemerataan dan mutu
anak usia dini hingga
pelayanan pendidikan dasar melalui
perguruan tinggi.
Program Wajib Belajar Sembilan Tahun.
3. Meningkatkan pemerataan dan mutu
pelayanan pendidikan menengah dan
Pencanangan Wajib Belajar Duabelas
Tahun.
4. Meningkatkan rata-rata lama sekolah
dan penuntasan buta aksara.

4
Program Pendidikan Anak
Usia Dini
Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Diknas
Diknas

Program Pendidikan
Menengah dan Inisasi Wajib
Belajar Dua Belas Tahun.

Diknas

Program Pendidikan Non


Formal

Diknas

Meningkatkan mutu pendidik, 1. Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga


tenaga kependidikan dan
kependidikan.
manajemen sekolah.
2. Meningkatkan kualitas manajemen
sekolah.

Program Peningkatan Mutu


Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan

Diknas

Program Manajemen
Pelayanan Pendidikan

Diknas

Meningkatkan budaya baca


masyarakat.

1. Meningkatkan pelayanan perpusatakaan


daerah.
2. Meningkatkan cakupan perpusatakaan
keliling

Program Pengembangan
Budaya Baca Dan Pembinaan
Perpustakaan

Arpusda

Penyediaan pelayanan
kesehatan gratis bagi
masyarakat miskin

1. Penyediaan pelayanan gratis di


puskesmas.
2. Pelayanan kesehatan rujukan gratis di
rumah sakit daerah.

Program Pelayanan Kesehatan


Penduduk Miskin

Dikes / RSUD

Meningkatkan status
kesehatan dan gizi
masyarakat.

1. Mengutamakan upaya preventif


kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan keselamatan ibu
melahirkan dan anak.
3. Meningkatkan upaya perbaikan gizi
masyarakat terutama balita keluarga
miskin.
4. Meningkatkan upaya penanggulangan
penyakit menular dan endemik terutama
TBC, malaria, demam berdarah dan
muntaber.
5. Meningkatkan upaya penanggulangan
penyakit tidak menular
6. Meningkatkan pengawasan obat dan
makanan.
7. Memantapkan keteresdiaan obat dan
perbekalan kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan lansia.

Program Promosi Kesehatan


Dan Pemberdayaan
Masyarakat

Dikes

Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan
Dan Anak
Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
Program Pencegahan Dan
Penanggulangan Penyakit
Menular

Dikes
PU
Dikes

Program Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
Program Pengawasan Obat
Dan Makanan
Program Obat Dan Perbekalan
Kesehatan

Dikes/
RSUD

Dikes
Dikes

Dikes
Dikes

VII - 2

No

Arah Kebijakan

Kebijakan Umum

10

Meningkatkan mutu layanan


kesehatan di puskesmas dan
rumah sakit umum daerah.

Meningkatkan pelayanan,
pembinaan, rehabilitasi dan
pemberda-yaan Komuni-tas
Adat Terpencil dan
Penyandang Masalah
Kesejateraan Sosial.
Mengendali-kan partumbuhan pendu-duk dan
meningkat-kan kesadar-an
keluarga berencana.

Meningkatkan partisipasi
pemuda dalam pembangunan

Meningkatkan olahraga
edukasi dan dukungan
olahraga prestasi

7.3. Misi Ketiga

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Dikes/
RSUD
Dikes

Program Prioritas

1. Meningkatkan mutu layanan dan


memenuhi standarisasi pelayanan.
2. Meningkatkan dukungan sarana dan
prasarana rumah sakit, puskesmas, pustu
dan jaringannya.
3. Meningkatkan partisipasi swasta dan
masyarakat dalam upaya peningkatan
pelayanan kesehatan.

1. Meningkatkan pemberdayaan Komunitas


Adat Terpencil (KAT)
2. Meningkatnya Keluarga Fakir Miskin
yang diberdayakan.
3. Meningkatnya pelayanan, pembinaan
dan rehabilitasi PMKS.
4. Kuatnya kelembaga kesejahteraan sosial.
1. Meningkatkan upaya pengendalian
pertumbuhan penduduk.
2. Meningkatkan pelayanan kontrasepsi.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat
ber-KB.

1. Memantapkan kebijakan kepemudaan.


2. Meningkatkan peran serta kepemudaan.
3. Menumbuhkembangkan kewirusahaan
pemuda

1. Meningkatkan pemasyarakatan olah


raga.
2. Meningkatkan manajemen
keolahragaan.
3. Meningkatkan dukungan sarana
prasarana keolahragan

4
Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Lansia
Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan
Program Upaya Kesehatan
Masyarakat

Dikes/
RSUD

Program Pengadaan,
Peningkatan Dan Perbaikan
Sarana Dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu Dan Jaringannya
Program Pengadaan,
Peningkatan Sarana Dan
Prasarana Rumah Sakit
Program Pemeliharaan Sarana
Dan Prasarana Rumah Sakit
Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
Program Pemberdayaan KAT

Dikes

RSUD

Dikes
Dikes / RSUD

Disos

Program Keluarga Harapan


Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
Program Keluarga Berencana
Program Pelayanan
Kontrasepsi
Program Pembinaan Peran
Serta Masyarakat Dalam
Pelayanan KB/KR Yang
Madiri
Program Pengembangan Pusat
Pelayanan Informasi Dan
Konseling KRR
Program Pengembangan dan
Keserasian Kebijakan Pemuda
Program Peningkatan Peran
serta Kepemudaan
Program Peningkatan Upaya
Penumbuhan Kewirausahaan
dan Kecakapan Hidup Pemuda
Program Pembinaan dan
Pemasyarakatan Olahraga
Program Pengembangan
Kebijakan dan Manajemen
Olahraga
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Olahraga
Program fasilitasi kegiatan
olahraga prestasi

Disos
Disos

BKBPP
BKBPP
BKBPP

BKBPP

Disporabudpar
Disporabudpar
Disporabudpar

Disporabudpar
Disporabudpar

Disporabudpar
Diknas
Disporabudpar

: Meningkatkan
pelayanan
publik
dan
penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang baik (good local governance)

Tabel 7.3.
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Misi III RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015
No
1
1

Arah Kebijakan
2
Melaksanakan agenda
reformasi birokrasi, pakta
anti korupsi, dan
peningkatan akuntabilitas
organisasi pemerintah
daerah.

Kebijakan Umum
3
1. Melaksanakan reformasi
birokrasi.
2. Melaksanakan pakta anti
korupsi.
3. Meningkatkan kapasitas
kelembagaan pemerintahan
daerah.

Program Prioritas
4
Program Reformasi Birokrasi
Program Anti Korupsi
Program Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Setda
Semua SKPD
Semua SKPD
Setda
Semua SKPD

VII - 3

No

Arah Kebijakan

1
2

2
Menerapkan Standa
Operasional dan
peningkatan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah.

3
1. Menerapkan SOP pada
setiap SKPD.
2. Meningkatkan
Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.

4
Program Peningkatan Pelayanan Publik

Meningkatkan akuntabilitas
kinerja pengelolaan
keuangan, aset dan
penerimaan daerah.

1. Meningkatkan akuntabilitas kinerja pengelo-laan


keuangan daerah.
2. Meningkatkan akuntabilitas
kinerja pengelolaanaset
daerah.
3. Meningkatkan akuntabilitas kinerja pengelo-laan
penerimaan daerah
1. Meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pelayanan
administrasi perkantoran.
2. Terlaksanya kegiatan
SKPD sesuai rencana
pembangunan.
3. Meningkatnya akuntabilitas
kegiatan SKPD.
4. Meningkatnya kualitas
perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan
SKPD

Program Peningkatan Dan


Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan Aset
Daerah
Program Peningkatan Dan
Pengendalian Penerimaan Daerah

1. Meningkatkan kualitas
sistem perencanaan
pembangunan daerah.
2. Meningkatkan sistem
pengendalian pelaksanaan
kebijakan pemerintahan
daerah
3. Meningkatkan pemanfaatan
teknologi informasi.

1. Meningkatkan du-kungan
pelayanan adm. pertanahan
2. Meningkatnya pelayanan
adm kependudukan dan
catatan sipil.

Program Pengembangan Data/Informasi


Program Kerjasama Pembangunan
Program Perencanaan Pembangunan
Daerah
Program Perencanaan Pembangunan
Ekonomi
Program Perencanaan Sosial Dan
Budaya
Program Perencanaan Prasarana
Wilayah Dan Sumber Daya Alam
Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal Dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH
Program Koordinasi Kebijakan
Peningkatan Pembangunan Ekonomi
Daerah
Program Peningkatan Pelayanan
Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil
Kepala Daerah
Program Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi Kehumasan
Program Pemberitaan dan Penyebaran
Informasi Pemerintah Daerah
Program pengembangan kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Program fasilitasi bantuan hukum
Program Peningkatan Propesionalisme
Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Program pengembangan komunikasi,
informasi dan media masa
Program Fasilitasi Peningkatan SDM
Bidang Informasi & Komunikasi
Program pengembangan Teknologi
informatika
Program Penataan Penguasaan,
Pemilikan, Penggunaan Dan
Pemanfaatan Tanah
Program Penyelesaian Konflik-Konflik
Pertanahan

3. Mendekatkan pelayanan
adm. Kependudukan hingga
ke desa

Program Penataan Administrasi


Kependudukan
Program Penyelamatan Dan Pelestarian

Meningkatkan efisiensi
pelayanan administrasi dan
manajemen teknis SKPD

Meningkatkan sistem
pendukung manajemen
pembangunan daerah dan
penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

Kebijakan Umum

Meningkatkan pelayanan
adminitrasi publik dibidang
pertanahan, kependudukan
dan catatan sipil serta
kearsipan .

Program Prioritas

Program Pelayanan Administrasi


Perkantoran
Program Peningkatan Sarana &
Prasarana Aparatur

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Setda/
Semua SKPD

DPPK

Setda

DPPK
Semua SKPD
Semua SKPD
Setda
Kecamatan

Progaram Peningkatan Pengembangan


Sistem Pelaporan Capaian Kinerja &
Keuangan
Program Penyusunan Rencana Kerja
SKPD

Semua SKPD

Semua SKPD

Bappeda
Bappeda
Bappeda
Bappeda
Bappeda
Bappeda
Setda / Inspektorat

Setda

Setda

Setda
Setda
Setda
Setda
Inspektorat
BKPP
Dishubkominfo
Dishubkominfo
Dishubkominfo
Dishubkominfo
Setda

Setda

Dukcapil
Arpusda

VII - 4

No

Arah Kebijakan

10

11

7.4.

Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pelayanan
publik di kecamatan.

Kebijakan Umum
3
4. Menurunkan biaya
pengurusan adminitrasi
kependudukan.
5. Meningkatkan pelayanan
dan pelestarian
dokumen/arsip daerah.
6. Meningkatkan sarana
prasarana kearsipan.
7. Meningkatkan kualitas
pelayanan informasi
kearsipan.
1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah-an
umum di kecamatan.
2. Meningkatkan pelaksa-naan
koordinasi pemba-ngunan
kecamatan.
3. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan di kecamatan

Meningkatkan pelayanan
1. Meningkatkan pelayan-an
admnitrasi kepegawaian dan
adm kepegawaian
kualitas SDM aparatur.
2. Meningkatkan pembi-naan
dan pengembang-an
aparatur.
3. Meningkatkan kualitas
SDM aparatur
Meningkatkan akuntabilitas 1. Meningkatkan kapasitas
dan kapasitas lembaga
wakil rakyat.
perwakilan rakyat.
2. Memantapkan pelayanan
administrasi dalam
mendukung kelancaran
tugas wakil rakyat.
Meningkatkan kualitas
1. Meningkatkan kapasitas
penyelenggaraan pelayanan
aparatur desa.
publik di desa.
2. Meningkatkan keberdayaan
masyarakat desa.
3. Meningkatnya kualitas
pembangunan desa.

Misi Keempat

Program Prioritas
4
Dokumen/Arsip Daerah
Pemeliharaan Rutin / Berkala Sarana
dan Prasarana Kearsipan
Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Informasi kearsipan

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Arpusda
Arpusda

Program Penyelenggaraan
Pemerintahan Umum

Kantor Kecamatan

Program Koordinasi Pembangunan


Kecamatan

Kantor Kecamatan

Program Pembangunan Partisipatif


Kecamatan

Kantor Kecamatan

Program Penataan Sistem Administrasi


Arsip Kepegawaian
Program Pembinaan dan
Pengembangan Aparatur

BKPP

Program Pendidikan Kedinasan

BKPP

Program Peningkatan Kapasitas


Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

Setwan

BKPP

Setwan
Program Peningkatan Kapasitas
Aparatur Pemerintah Desa Dan
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Perdesaan
Program Pengembangan dan Penataan
Desa dan Kelurahan

BPM-PD

BPM-PD

Mempercepat pengembangan ekonomi daerah berbasis agrobisnis


melalui percepatan pembangunan infrastruktur, pengembangan
kawasan strategis, penguatan kelembagaan ekonomi lokal dan
peningkatan investasi

Tabel 7.4.
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Misi IV RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015
No

Arah Kebijakan

1
1

2
Meningkatkan daya
dukung infrastruktur
jalan, jembatan dan
irigasi dalam rangka
kelancaran aktivitas
masyarakat dan
pengembangan kawasan
agrobisnis.

Kebijakan Umum
3
1. Meningkatkan panjang jalan
kabupaten.
2. Meningkatkan kemantapan jalan
kabupaten beraspal.
3. Meningkatkan cakupan drainase.
4. Mengoptimalkan dan
mengembangkan prasarana irigasi.
5. Meningkatkan dukungan sarana
prasaran kebinamargaan.

Program Prioritas
4
Program Pembangunan Jalan Dan
Jembatan
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan
Jalan Dan Jembatan
Program Inspeksi Kondisi Jalan dan
Jembatan
Program Pembangunan Saluran
Drainase/Gorong Gorong

Pengembangan, Pengelolaan Dan


Konversi Sungai, Danau Dan Sumber
Daya Air Lainnya
Program Pengembangan Dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
Dan Jaringan Pengairan Lainnya

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU

Dinas PU

Dinas PU

VII - 5

No

Arah Kebijakan

Kebijakan Umum

Program Prioritas

4
Program Penyediaan Dan
Pengelolaan Air Baku
Program Peningkatan Sarana Dan
Prasarana Kebinamargaan
Program Pembinaan dan pengawasan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Meningkatkan kualitas
pekerjaan jasa
konstruksi
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas
permukiman layak huni
yang didukung oleh
utilitas yang memadai.

1. Meningkatkan pembinaan dan


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Meningkatkan
pemanfataan prasarana
dan sarana perhubungan,
potensi pos dan
telekomunikasi.

Meningkatkan produksi,
produktivitas dan
kesejahteraan petani
tanaman pangan.

Meningkatkan produksi,
produktivitas dan
kesejahteraan petani
peternak.

Meningkatkan produksi,
produktivitas dan
kesejahteraan nelayan.

pengawasan penyelenggaraan jasa


konstruksi.
Meningkatkan ketersediaan rumah
murah layak huni.
Meningkatkan cakupan lingkungan
sehat perumahan.
Meningkatkan keindahan kota.
Meningkatkan pelayanan
persampahan.
Meningkatkan ketersediaan fasilitas
pemakaman umum
Mengurangi resiko banjir dan tanah
longsor pada permukiman dan
fasilitas umum.

1. Meningkatkan daya dukung


prasarana dan sarana perhubungan.
2. Meningkatkan pengamanan lalu
lintas transportasi.
3. Meningkatkan pemanfaatan potensi
sektor pos dan telekomunikasi.

1. Meningkatkan produksi gabah dan


jagung melalui intensifikasi dan
ektensifikasi lahan pertanian.
2. Meningkatkan ketahanan pangan
masyarakat.
3. Meningkatkan akses pasar produk
pertanian.
4. Meningkatkan produktivitas
pertanian melalui penerapan
teknologi pertanian.
5. Meningkatkan kesejahteraan petani.
1. Meningkatkan populasi ternak
terutama sapi, kerbau, kambing dan
ayam.
2. Meningkatkan upaya pencegahan
dan penanggulangan penyakit
ternak.
3. Meningkatkan akses pasar produk
peternakan.
4. Meningkatkan produktivitas
peternakan melalui penerapan
teknologi peternakan.
1. Meningkatkan produksi tangkap dan
budidaya perikanan.
2. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengawasan dan
pengendalian pengrusakan sumber
daya kelautan.
3. Meningkatkan wawasan
kemaritiman masyarakat.
4. Meningkatkan keberdayaan
ekonomi masyarakat pesisir.

Program Pengembangan Perumahan


Program Lingkungan Sehat
Perumahan
Program Pembangunan / Penataan
Taman Dan Penerangan Jalan
Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
Program Pengelolaan Areal
Pemakaman
Program Pengendalian Banjir
Program Pembangunan Turap /
Talud / Bronjong
Program Pembangunan Infrastruktur
Perdesaaan
Program Pembangunan Prasarana
Dan Fasilitas Perhubungan
Program Rehabilitasi Dan
Pemeliharaan Prasarana Dan Fasilitas
LLAJ
Program Peningkatan Pelayanan
Angkutan
Program Pembangunan Sarana Dan
Prasarana Perhubungan
Program Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian Kendaraan Bermotor
Program Pengendalian Dan
Pengamanan Lalu Lintas
Program Peningkatan Akses
Informasi Dan Keselamatan
Penerbangan
Program Pemanfaatan Potensi Sektor
Pos Dan Telekomunikasi
Program Peningkatan Produksi
Pertanian

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Setda
Bappeda
Dinas PU
Dinas PU
BPM-LH
BPM-LH
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dishubkominfo
Dishubkominfo

Dishubkominfo
Dishubkominfo
Dishubkominfo
Dishubkominfo
Dishubkominfo

Dishubkominfo
DPKP

Program Peningkatan Ketahanan


Pangan Pertanian
Program Peningkatan Pemasaran
Hasil Produksi Pertanian
Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Pertanian
Program Peningkatan Kesejahteraan
Petani

DPKP
K2P3
DPKP

Program Peningkatan Sarana dan


Prasarana Produksi Hasil Peternakan

Disnak

Program Pencegahan Dan


Penanggulangan Penyakit Ternak

Disnak

Program Peningkatan Pemasaran


Hasil Produksi Peternakan
Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Petemakan

Disnak
Disnak

Program Pengembangan Perikanan


Tangkap
Program Pengembangan Budidaya
Perikanan
Program Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Pengawasan Dan
Pengendalian Sumberdaya Kelautan

Dislutkan

Program Peningkatan Kesadaran Dan


Penegakan Hukum Dalam
Penggunaan Sumberdaya Laut

Dislutkan

Dislutkan
Dislutkan

VII - 6

No

Arah Kebijakan

Meningkatkan produksi,
produktivitas dan
kesejahteraan petani
perkebunan.

Mengintensifkan
kegiatan penyuluh.

10

Meningkatkan daya tarik


dan kemitraan
kepariwisataan.

11

12

13

Meningkatkan
keberdayaan koperasi
dan Usaha Mikro Kecik
dan Menengah
(UMKM) berbasis
agrobisnis

Meningkatkan
pengembangan industri
kreatif dan kelancaran
perdagangan serta
perlindungan konsumen.

Meningkatkan kualitas
pelayanan perizinan dan
realisasi investasi.

Kebijakan Umum
3
5. Meningkatkan pemasaran produk
perikanan.
6. Meningkat perencanaan
pembangunan perikanan,
pengelolaan kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil.

1. Meningkatkan produksi perkebunan


terutama kopi, mente, kemiri, kakao
dan tanaman biofarmaka.
2. Meningkatkan ketahanan pangan
perkebunan masyarakat.
3. Meningkatkan akses pasar produk
perkebunan.
4. Meningkatkan produktivitas
perkebunan melalui penerapan
teknologi perkebunan.
5. Meningkatkan kesejahteraan petani.
1. Meningkatkan keberdayaan
penyuluh.
2. Mengintensifkan kegiatan
peluhunan pertanian dalam rangka
meningkatkan produksi,
produktivitas dan kesejahteraan
petani, peternak dan nelayan.
1. Meningkat daya tarik destinasi
wisata.
2. Meningkatkan pemasaran dan
kemitraan kepariwisataan.

1. Meningkatkan kualitas
perkoperasian.
2. Meningkatkan kualitas UMKM.
3. Menciptakan iklim usaha yang
kondusif bagi Koperasi dan
UMKM.
4. Mengembangkan sistem pendukung
bagi pengembangan usaha Koperasi
dan UMKM.
5. Mengembangkan skil
kewirausahaan masyarakat.

1. Mengembangkan industri kreatif


daerah.
2. Mengembangkan kelembagaan
industri.
3. Meningkatkan produktivitas industri
melalui penerapan IPTEK.
4. Meningkatkan efisiensi
perdagangan.
5. Meningkatkan perlindungan
konsumen dan pengamanan
perdagangan.
6. Meningkantakn kontribusi dalam
penerimaan daerah.
1. Meningkatkan pelayanan perizinan
usaha.
2. Meningkatkan realisasi investasi.

Program Prioritas
4
Program Peningkatan Budaya
Kelautan dan Wawasan Maritim
Kepada Masyarakat
Program Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir
Program Optimalisasi Pengelolaan
Dan Pemasaran Produksi Perikanan
Program Pengembangan Kawasan
Budidaya Laut, Air Payau dan Air
Tawar
Program Pengembangan Dan
Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
Program Pengembangan
Perencanaan, Pengendalian
Pembangunan Dan Data Statistik
Perikanan
Program Peningkatan Produksi
Perkebunan

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Dislutkan

Dislutkan
Dislutkan
Dislutkan

Dislutkan
Dislutkan

Dishutbun

Program Peningkatan Pemasaran


Hasil Produksi Perkebunan
Program Peningkatan Kesejahteraan
Petani Perkebunan

Dishutbun

Program Peningkatan Penerapan


Teknologi Perkebunan

Dishutbun

Program Pemberdayaan Penyuluh


Program penyuluhan Pertanian
Program penyuluhan Peternakan
Program penyuluhan Perikanan dan
Kelautan
Program penyuluhan Kehutanan dan
Perkebunan

Bappeluh
Bappeluh
Bappeluh
Bappeluh
Bappeluh
Bappeluh

Dishutbun

Program Pengembangan Destinasi


Pariwisata

Disporabudpar

Program Pengembangan Pemasaran


Pariwisata
Program Pengembangan Kemitraan
Kepariwisataan
Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi
Program Pengembangan
Kewirausahaan Dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Mikro Kecil dan
Menengah
Program Penciptaan Iklim Usaha
Yang Kondusif bagi Koperasi dan
UMKM
Program Pengembangan Sistem
Pendukung Usaha Bagi Koperasi dan
Usaha Mikro Kecildan Menengah
Program pengembangan
kewirausahaan
Program Pengembangan Industri
Kreatif Daerah (IKD)

Disporabudpar

Program Peningkatan Pengembangan


Kelembagaan industri
Program Peningkatan Kemampuan
Teknologi Industri
Program Peningkatan Kapasitas
IPTEK Sistem Industri
Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negri
Program Perlindungan Konsumen
Dan Pengamanan Perdagangan
Program Peningkatan dan
Pengendalian Penerimaan PAD
Program Peningkatan Pelayanan Izin
Usaha
Sosialisasi Program dan Kegiatan

Diskoperindag

Disporabudpar
Diskoperindag
Diskoperindag

Diskoperindag

Diskoperindag

Diskoperindag
Diskoperindag

Diskoperindag
Diskoperindag
Diskoperindag
Diskoperindag
Diskoperindag
Diskoperindag
KPPT

VII - 7

No

Arah Kebijakan

Kebijakan Umum

Program Prioritas

4
Pelayanan Perizinan Terpadu
Program Peningkatan Promosi Dan
Kerjasama Investasi
Program Peningkatan Iklim Investasi
Dan Realisasi Investasi
Program Perencanaan
Pengembangan Wilayah Strategis
Program Pengembangan Wilayah
Tertinggal
Program Pengembangan Wilayah
Transmigrasi
Program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Perdesaan
Program Pengembangan Lembaga
Ekonomi Pedesaan

14

15

Mengembangkan
kawasan strategis,
wilayah transmigrasi
dan wilayah pedesaan.

1. Memantapkan perencanaan
pengembangan kawasan strategis
dan rawan bencana.
2. Mempercepat pembangunan pusatpusat pertumbuhan ekonomi sebagai
bagian dari kebijakan pembangunan
wilayah tertinggal nasional.
3. Mengembangkan wilayah
transmigrasi.
4. Mempercepat pembangunan
kawasan pedesaan melalui
pemberdayaan masyarakat desa,
pengembangan lembaga ekonomi
desa dan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan
desa.
1. Meningkatkan pelayanan kelistrikan
bagi desa-desa yang belum
mendapat aliran listrik.
2. Meningkatkan pembinaan dan
pengawasan perdagangan migas.

Meningkatkan
pelayanan kelistrikan
dan pengawasan
perdagangan migas.

7.5. Misi Kelima

SKPD/
Lembaga Terkait
5
BPM-LH
KPPT
BPM-LH
KPPT
Bappeda
Bappeda
Disnakertrans
BPM-PD
BPM-PD

Program Peningkatan Partisipasi


Masyarakat Dalam Membangun
Desa

BPM-PD

Program Pembinaan Dan


Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan

Distamben

Program Pengembangan Energi

Distamben

: Memastikan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan


hidup secara berkelanjutan

Tabel 7.5.
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Misi V RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015
No

Arah Kebijakan

Kebijakan Umum

Program

1
1

2
Meningkatkan
partisipasi masyarakat
dalam
pengendalian
pencemaran
dan
peningkatan
kualitas
lingkungan hidup.

3
1. Meningkatkan
upaya
pengendalian
pencemaran dan kerusakan
lingkungan
hidup
berbasis masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas
lingkungan hidup
1. Melengkapkan regulasi
rencana tata ruang
kabupaten.
2. Mengoptimalkan
pemanfataan tata ruang
sesuai rencana.
3. Meningkatkan
pengendalian tata ruang.
1. Meningkatkan
pembinaan dan pengawasan
kegiatan pertambangan.
2. Menurunkan
penambangan
yang
berpotensi
merusak
lingkungan.
3. Meningkatkan mitigasi
bencana geologi.

4
Program Pengendalian Pencemaran Dan
Perusakan Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Kualitas Dan Akses
Informasi Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Pengendalian Polusi

Meningkatkan kualitas
penataan ruang dalam
rangka mengoptimalkan
pemanfaatan ruang
sesuai daya dukungnya.

Meningkatkan
pembinaan
dan
pengawasan
kegiatan
pertambangan
serta
mitigasi
bencana
geologi.

Menurunkan tingkat
kerusakan hutan dan
lahan serta
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat sekitar
hutan.

1. Menurunkan tingkat
kerusakan hutan melalui
rehabilitasi hutan dan
lahan
2. Optimalisasi
pemanfataan kawasan
eks perum perhutani dan
carbon trade.

SKPD/
Lembaga Terkait
5
BPM-LH
BPM-LH

BPM-LH

Program Perencanaan Tata Ruang

Dinas PU

Program Pemanfaatan Ruang

Dinas PU

Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Dinas PU

Program Pembinaan
Bidang Pertambangan

Pengawasan

Distamben

Program Monitoring dan Pengawasan


Kegiatan Penambangan Yang Berpotensi
Merusak Lingkungan

Distamben

Pengembangan Geologi Sumberdaya Mineral


Dan Air Bawah Tanah
Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Distamben
Distamben
Dishutbun

Program Perlindungan Dan Konservasi


Sumber Daya Hutan

Dishutbun

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya


Hutan

Dishutbun

Dan

VII - 8

No

Arah Kebijakan

Kebijakan Umum

Program

3
3. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan
melalui pemanfaatan
potensi hutan secara
lestari.
4. Meningkatkan upaya
perlindungan dan
konservasi sumberdaya
alam

4
Program Pembinaan Dan Penertiban Industri
Hasil Hutan
Program Perencanaan Dan Pengembangan
Hutan

1. Meningkatkan upaya
mitigasi bencana
2. Meningkatkan upaya
penanggulangan korban
bencana

Program Pencegahan Dini Dan


Penanggulangan Korban Bencana

Meningkatkan mitigasi
bencana dan
penanggulanan korban
bencana

Program Perlindungan
Sumber Daya Alam

dan

Konservasi

SKPD/
Lembaga Terkait
5
Dishutbun
Dishutbun

Dishutbun

BPBD

VII - 9

BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
SERTA PENDANAANNYA
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran, misi serta kebijakan pembangunan maka disusun
rencana program prioritas beserta kerangka pendanaannya sepanjang periode tahun 2011-2015.
Program prioritas tersebut disajikan ke dalam matriks berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan,
yang dalam implementasinya dilaksanakan oleh SKPD-SKPD.
Pada tabel 8.1 disajikan program prioritas pembangunan yang disertai indicator kinerja serta
pendanaannya secara indikatif, sesuai dengan proyeksi keuangan daerah, sebagai berikut.

VIII - 1

Tabe 8.1
Indikasi Rencana Program Serta Pendanaan Indikatif RPJMD Kabupaten Sumbawa (2011-2015)
Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Kode

2
Urusan Wajib

1
1

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

Pendidikan

Meningkatnya
aksesibilitas
dan
pemerataan
pendidikan

15

Program Pendidikan
Anak Usia Dini

Berkembangnya
pendidikan anak
usia dini dan pra
sekolah

Angka partisipasi
kasar (APK)
PAUD (%)

41.91

44.97

0.63

51.53

0.55

62.82

0.67

70.00

0.82

75.00

1.06

75.00

3.72

Diknas

16

Program Wajib
Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun

Berkembangnya
pendidikan dasar
9 tahun secara
kualitas

Angka partisipasi
kasar (APK)
SD/MI

110.76

118.85

87.62

136.20

76.46

166.02

93.20

214.50

113.61

292.80

146.79

292.80

517.68

Diknas

Angka partisipasi
kasar (APK)
SMP/MTs

104.49

112.12

128.49

156.63

202.36

276.22

276.22

Diknas

Angka Partisipasi
Murni (APM)
SD/MI/Paket A

96.8

103.87

119.03

145.10

187.47

255.89

255.89

Diknas

Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMP/MTs/Paket
B
Angka rata-rata
lama sekolah
SD/MI

80.61

86.49

86.49

99.12

120.83

213.09

213.09

Diknas

6.23

5.81

5.85

5.90

5.85

6.00

6.00

Diknas

Angka rata-rata
lama sekolah
SMP/MTs

3.01

3.01

3.01

3.01

3.00

3.00

3.00

Diknas

Angka partisipasi
sekolah (APS)
SD/MI

96.67

103.73

118.87

144.90

187.22

255.55

255.55

Diknas

VIII - 2

Kode

17

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Program Pendidikan
Menengah dan
Inisasi Wajib Belajar
Dua Belas Tahun.

18

Program Pendidikan
Non Formal

20

Program
Peningkatan Mutu
Pendidik Dan
Tenaga
Kependidikan

Berkembangnya
pendidikan
menengah
secara kualitas

masyarakat bisa
mambaca dan
menulis
Meningkatnya
profesionalisme
dan kompetensi
guru dan tenaga
kependidikan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Angka partisipasi
sekolah (APS)
SMP/MTs

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
86.44

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
99.06

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
120.76

2014
Anggaran
(%)

Target
11
156.02

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

12

Target
13
212.96

Anggaran
(%)

14

Target
15
212.96

Anggaran
(%)

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17
Diknas

80.56

Angka Putus
Sekolah (Drop
Out) SD/MI (%)

0.12

0.11

0.10

0.08

0.06

0.05

0.05

Diknas

Angka Putus
Sekolah (Drop
Out) SMP/MTs
(%)
Angka partisipasi
kasar (APK)
SMA/SMK/MA

0.55

0.55

0.51

0.45

0.28

0.21

0.21

Diknas

75.50

81.01

Angka Partisipasi
Murni (APM))
SMA/SMK/MA/
Paket C

48.86

52.43

60.08

73.24

94.62

129.16

129.16

Diknas

Angka rata-rata
lama sekolah
SMA/MA/SMK

3.01

3.01

3.01

3.01

3.00

3.00

3.00

Diknas

Angka partisipasi
sekolah (APS)
SMA/MA/SMK

72.46

1.53

1.33

1.09

0.85

0.62

0.62

Diknas

Angka Putus
Sekolah (Drop
Out)
SMA/SMK/MA
(%)
Angka melek
huruf (%)

1.64

1.53

1.33

1.09

0.85

0.62

0.62

Diknas

90.55

97.16

0.35

100.00

0.30

0.37

0.45

0.58

100

2.05

Diknas

Guru SD/MI yang


memenuhi
kualifikasi S1
keguruan

1.140

1.22

4.58

1.40

3.99

1.71

4.87

2.21

5.93

3.01

7.67

3.01

27.04

Diknas

Guru SMP/MTs
yang memenuhi
kualifikasi S1
keguruan

1.555

1.669

4.96

92.84

1.912

4.33

113.17

2.331

5.28

146.22

3.011

6.43

199.59

4.111

8.31

199.59

4.11

29.30

Diknas

Diknas

VIII - 3

Kode

22

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Program Manajemen
Pelayanan
Pendidikan

Meningkatnya
mutu pelayanan
pendidikan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
1.200

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
1.288

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
1.476

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
1.799

2014

1,009.34

1,156.70

1,410.02

1,821.75

987.26

1,131.40

1,379.17

1,026.57

1,176.45

1,434.09

Anggaran
(%)

Target
11
2.324

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

12

Target
13
3.172

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

3.17

17
Diknas

2,486.68

2486.68

Diknas

1,781.89

2,432.28

2432.28

Diknas

1,852.85

2,529.14

2529.14

Diknas

Guru
SMA/MA/SMK
yang memenuhi
kualifikasi S1
keguruan

Rasio guru
terhadap murid
SD/MI
Rasio guru
terhadap murid
SMP/MTs
Rasio guru
terhadap murid
SMA/MA/SMK
Rasio
ketersediaan
sekolah terhadap
penduduk usia
sekolah SD/MI

78.99

84.76

Rasio
ketersediaan
sekolah terhadap
penduduk usia
sekolah
SMP/MTs
Rasio
ketersediaan
sekolah terhadap
penduduk usia
sekolah
SMA/MA/SMK

51.03

54.76

62.75

76.49

98.83

134.90

134.90

Diknas

22.53

24.17

27.70

33.77

43.63

59.56

59.56

Diknas

Sekolah
pendidikan
SD/MI kondisi
bangunan baik
(%)
Sekolah
pendidikan
SMP/MTs
kondisi bangunan
baik (%)

74.39

79.82

91.47

100.00

100.00

Diknas

79.33

85.12

97.55

100.00

100.00

Diknas

940.67
:
920.09
:
956.73
0.88

97.13

0.77

118.40

0.93

152.98

1.14

208.81

1.47

208.81

5.19

Diknas

VIII - 4

Kode

2
15

16

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kesehatan
Program Obat Dan
Perbekalan
Kesehatan

Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat

17

Program
Pengawasan Obat
Dan Makanan

18

Program Pelayanan
Kesehatan Penduduk
Miskin

19

Program Promosi
Kesehatan Dan
Pemberdayaan
Masyarakat

Meningkatnya
ketersediaan
obat dan
perbekalan
kesehatan sesuai
standar
Meningkatnya
kualitas layanan
kesehatan bagi
masyarakat

adanya
perlindungan
kepada
masyarakat
terhadap produk
obat dan
makanan yang
tidak sehat dan
berbahaya
Meningkatnya
jaminan
kesehatan bagi
penduduk
miskin
Meningkatnya
pemahaman
masyarakat
tentang pola
hidup sehat

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Sekolah
pendidikan
SMA/MA/SMK
kondisi bangunan
baik (%)

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
98.22

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
100

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
113

2014
Target
11
121

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

12

Target
13
130

Anggaran
(%)

14

Target
15
100.00

91.54

Cakupan
ketersediaan obat
dan perbekalan
kesehatan (%)

100

Keluhan
pelayanan rumah
sakit daerah

tinggi

Rasio dokter per


satuan penduduk

2.29

2.46

2.82

3.43

4.43

6.05

6.05

Rasio tenaga
medis per satuan
penduduk

19.00

20.39

23.36

28.48

36.80

50.23

50.23

Jumlah frkuensi
pengawasan obat
dan makanan (%)

100

Cakupan
Jamkesmaskin di
puskesmas

Persentase
Penduduk
berakses air
bersih

Anggaran
(%)

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17
Diknas

100

18.94

100

16.53

100

20.14

100

24.56

100

31.73

100

111.89

Dikes

sedang

8.57

sedang

7.48

rendah

9.12

rendah

11.12

rendah

14.36

rendah

50.65

RSUD

Dikes
/RSUD

100

0.72

100

0.63

100

0.77

100

0.94

100

1.21

100

Dikes

25.32

30.44

1.76

32.57

1.54

37.45

1.88

45.69

2.29

58.94

2.95

58.94

10.42

Dikes

44.09

47.31

0.51

54.22

0.44

66.09

0.54

85.39

0.66

116.55

0.85

116.55

3.01

Dikes

VIII - 5

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Kode

1
20

21

22

23

25

2
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat

Program Pencegahan
Dan Penanggulangan
Penyakit Menular

Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan

Program Pengadaan,
Peningkatan Dan
Perbaikan Sarana
Dan Prasarana
Puskesmas/Puskesm
as Pembantu Dan
Jaringannya

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
Menurunnya
kasus balita gizi
buruk
Meningkatnya
kualitas
lingkungan
masyarakat

Terlaksananya
upaya
penanganan
penyakit
menular

Meningkatnya
ketersediaan
jaringan layanan
kesehatan dasar

Meningkatnya
aksesibilitas
terhadap sarana
jaringan
kesehatan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Balita gizi buruk
(kasus)

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
107
1.96

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
93.52
1.71

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
76.72
2.09

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Anggaran
(%)

Target

SKPD
Penanggung
Jawab

11
59.38

12
2.54

13
43.50

14
3.29

15
43.50

16
11.59

17
Dikes

91.55

1.74

124.97

2.25

124.97

7.93

Dikes

115

Jumlah rumah
tangga pengguna
air bersih

47.273

50.724

Rasio daya
tampung tempat
pembuangan
sampah (TPS) per
penduduk

23.69

25.42

Menurunnya
kasus malaria (%)

4.26

3.98

Dilaksanakannya
Pencegahan dan
Penangulangan
Penyakit Menular
:ISPA,
Diare,Kusta dan
TBCBTA (+),
Kecacingan (%)

18.05

19.31

Rasio puskesmas,
poliklinik, pustu
per satuan
penduduk
Rasio posyandu
per satuan balita

3.83

4.11

11.27

12.09

Rasio Sarana
Puskesmas

0.06

0.06

Rasio sarana
Pustu

0.22

0.24

0.271

0.330

0.426

0.582

Dikes

Rasio sarana
Polindes

12.021
(2009)

14.047

16.10

19.62

15.51

34.61

35

Dikes

1.34

58.13

1.17

29.13

3.21

3.46

4.71

2.80

13.86

2.84

45.88

3.41

27.10

0.04

13.86

34.36

1.43

35.51

22.21

0.04

70.86

5.74

16.89

4.16

34.95

0.04

16.89

29.98

2.20

62.63

7.42

21.83

5.37

47.89

0.05

21.83

36.54

1.61

62.63

10.12

29.79

18.94

47.89

0.07

29.79

44.55

1.61

BPMLH/Dinas
PU

10.12

Dikes

Dikes

0.24

Dikes

202.98

Dikes

29.79

57.56

29.79

VIII - 6

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Rasio sarana
Poliklinik
Rasio sarana
Posyandu

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
0.0026

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
0.0030

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
0.0036

2014
Target
11
0.0046

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

12

Target
13
0.0063

Anggaran
(%)

14

Target
15
0.0063

Anggaran
(%)

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17
Dikes

0.0024

6.94
(2009)

8.59

belum ada

1.05

belum ada

0.92

ada

1.12

ada

1.36

ada

1.76

ada

6.22

Dikes

9.85

12.01

15.51

21.17

21.17

Dikes

:
28

Program Kemitraan
Peningkatan
Pelayanan Kesehatan

30

Program
Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Lansia
Program
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan Dan
Anak

32

Meningkatnya
peran swasta
dalam
penyelenggaraan
layanan
kesehatan
Meningkatnya
drajat kesehatan
lansia

Kegiatan/operasi
yang dilakukan
bersama swasta

belum
ada

Kualitas
pelayanan
kesehatan lansia

baik

baik

0.23

baik

0.20

baik

0.24

semakin
baik

0.30

semakin
baik

0.38

semakin
baik

1.35

Dikes

Turunnya
jumlah kasus
kematian ibu
melahirkan dan
kasus kematian
bayi

Angka Kematian
Ibu (AKI)

1.56
(2009)

0.38

3.80

0.33

3.31

0.27

4.04

0.21

4.93

0.15

6.36

0.15

22.44

Dikes

Angka Kematian
Bayi (AKB)

6.36
(2009)

4.85

4.24

3.47

2.69

1.97

1.97

Dikes

26

Program Pengadaan,
Peningkatan Sarana
Dan Prasarana
Rumah Sakit

Meningkatnya
pelayanan
kesehatan dasar
dan rujukan

Kualitas
kesehatan
masyarakat

baik

baik

56.97

baik

49.71

baik

60.60

baik

73.87

baik

95.44

baik

336.58

RSUD

27

Program
Pemeliharaan Sarana
Dan Prasarana
Rumah Sakit

Meningkatnya
kenyamanan
pasien

Pemenuhan
sarana dan
prasarana sesuai
standar (%)

20

21.4

7.44

24.61

6.50

30.02

7.92

38.73

9.65

53.06

12.47

53.06

43.98

RSUD

Meningkatnya
kualitas dan
panjang jalan
dan jembatan

Proporsi panjang
jalan Kabupaten
terhadap panjang
jalan

60.16

64.55

4.25

73.98

3.71

90.18

4.52

116.51

5.51

159.03

7.12

159.03

25.11

Dinas PU

Peningkatan
panjang jalan
kabupaten ratarata pertahun (%)

4.00

4.29

3
15

Pekerjaan Umum
Program
Pembangunan Jalan
dan Jembatan

4.92

6.00

7.75

10.57

10.57

Dinas PU

VIII - 7

Kode

1
16

17

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
Program
Pembangunan
Saluran
Drainase/Gorong
Gorong
Program
Pembangunan Turap
/ Talud / Bronjong

3
Meningkatnya
fungsi saluran
drainase/goronggorng

18

Program
Rehabilitasi/Pemelih
araan Jalan Dan
Jembatan

19

Program Inspeksi
Kondisi Jalan dan
Jembatan

23

Program
Peningkatan Sarana
Dan Prasarana
Kebinamargaan

24

Program
Pengembangan Dan
Pengelolaan Jaringan
Irigasi, Rawa Dan
Jaringan Pengairan
Lainnya

25

Program Penyediaan
Dan Pengelolaan Air
Baku

Meningkatnya
fungsi
pengamanan
tebing terhadap
longsor
Meningkatnya
kualitas jalan
dan jembatan
Meningkatnya
inspeksi
terhadap kondisi
jalan

Meningkatnya
kemampuan
jaringan irigasi
untuk memenuhi
kebutuhan
pengairan

Tersedianya
sumber air baku
dan
distribusinya

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Ketersediaan
saluran
drainase/goronggorong (%)

20

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
21.4
1.83

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
24.61
1.60

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
30.02
1.95

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

11
38.73

12
2.37

13
53.06

14
3.06

15
53.06

16
10.80

17
Dinas PU

0%

20%

5.77

20%

5.03

20%

6.14

20%

7.48

20%

9.66

1.00

34.08

Dinas PU

43.67

48.57

50.05

42.39

61.01

51.67

78.8

62.98

107.59

81.37

107.59

286.98

Dinas PU

0.38

Dinas PU

Kondisi
kemantapan jalan
kabupaten (%)

40.7

Tersedianya
dokumen inspeksi
jalan secara
lengkap
Meningkatnya
daya dukung
ketersediaan
sarana dan
prasarana
kebinamargaan
Rasio saluran
induk terhadap
luas irigasi

belum
ada

belum ada

0.06

belum ada

0.06

belum
ada

0.07

kurang

kurang

0.25

kurang

0.22

memadai

0.27

4.29

4.60

7.98

6.96

6.43

8.49

Rasio saluran
sekunder terhadap
luas irigasi
Rasio saluran
induk thdp luas
baku

12.65

13.57

3.59

3.85

5.28

15.56

5.75

3.85

18.96

5.02

4.41

ada

memadai

8.31

0.08

ada

0.11

0.33

memada
i

0.42

memadai

1.50

Dinas PU

10.34

11.34

13.37

11.34

47.14

Dinas PU

24.50

6.11

6.95

33.44

7.45

9.49

ada

33.44

9.63

9.49

Dinas PU/
/Bappeda
33.96

Dinas PU

VIII - 8

Kode

26

28

30

4
15

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Rasio saluran
sekunder terhadap
luas baku

Pengembangan,
Pengelolaan Dan
Konversi Sungai,
Danau Dan Sumber
Daya Air Lainnya

Meningkatnya
fungsi dan
pengelolaan
konversi sungai,
danau, dan
sumberdaya air
lainnya

Ketersediaan
sumberdaya air

Program
Pengendalian Banjir

Tersedianya
bangunan
pengendali
banjir

Terbangunnya
bangunan
pengendali banjir
dan pengaman
tebing pantai

Program
Pembangunan
Infrastruktur
Perdesaaan

Meningkatnya
infrastruktur
perdesaan

Terlaksanya
pembangunan
infrastruktur
pedesaan berbasis
pemberdayaan
masyarakat desa

Meningkatnya
keberdayaan
masyarakat
kawasan
permukiman
kategori kumuh

Rasio rumah
layak huni per
10.000 penduduk

Persentase rumah
tangga
menggunakan
listrik

Perumahan
Program
Pengembangan
Perumahan

10.61

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
11.38

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
13.05

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
15.90

2014
Target
11
20.55

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

12

Target
13
28.05

Anggaran
(%)

14

Target
15
28.05

Anggaran
(%)

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

20%

3.23

20%

2.82

20%

3.44

20%

4.19

20%

5.41

1.00

19.08

Dinas PU

20%

0.46

20%

0.40

20%

0.49

20%

0.59

20%

0.76

1.00

2.70

20%

8.75

20%

7.64

20%

9.31

20%

11.35

20%

14.66

1.00

51.72

Dinas PU

204.84

219.79

0.03

251.88

0.03

307.05

0.03

396.70

0.04

541.50

0.05

541.50

0.19

Bappeda

93.54

94.00

96.25

98.00

98.75

100.00

100.00

Dinas
PU/PT.
PLN

VIII - 9

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

16

Program Lingkungan
Sehat Perumahan

21

Program
Pembangunan /
Penataan Taman Dan
Penerangan Jalan

5
15

17

Penataan Ruang
Program
Perencanaan Tata
Ruang

Program
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Persentase rumah
tangga pengguna
air bersih

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
46.0

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
52.90

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
64.54

2014
Target
11
83.25

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

12

Target
13
90.06

Anggaran
(%)

14

16

9.29

124.97

32.76

Dinas PU

23.34

1 Kec.

82.30

BPM-LH

ada

3.00

Dinas PU

0.04

0.21

Dinas PU

42.99

Jumlah rumah
tangga pengguna
air bersih

47.273

50.724

5.55

58.130

4.84

70.860

5.90

91.551

7.19

124.967

Terbangunnya
taman kota di ibu
kota kecamatan

1 Kec.

1 Kec.

13.93

1 Kec.

12.16

1 Kec.

14.82

1 Kec.

18.06

1 Kec.

Cakupan
pelayanan
penerangan jalan
di ibu kota
kabupaten

1 Kec.

1 Kec.

Tersedianya
regulasi-regulasi
dan dokumen
perencanaan tata
ruang

Dokumen
perencanaan tata
ruang: 1. Perda
RTRW 2. Perda
RDTRK

belum
ada

ada

0.51

ada

0.44

ada

0.54

ada

0.66

ada

0.85

pemanfaatan
ruang sesuai
peruntukannya
yang terintegrasi
dengan
penanganan
urusan
perumahan
rakyat

Rasio bangunan
ber- IMB per
satuan bangunan

0.015

0.016

0.04

0.018

0.03

0.022

0.04

0.029

0.05

0.040

0.06

1 Kec.

1 Kec.

1 Kec.

Anggaran
(%)

15
90.06

Meningkatnya
cakupan layanan
air bersih kepada
masyarakat
perdesaan
maupun
perkotaan.

Target

SKPD
Penanggung
Jawab

1 Kec.

17

1 Kec.

VIII - 10

Kode

1
1

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

SKPD
Penanggung
Jawab

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10

belum

13.13

dalam
proses

11.45

dalam
proses

13.96

selesai

17.02

selesai

21.99

selesai

77.56

Bappeda

Belum
lengkap

1.57

Belum
lengkap

1.37

Belum
lengkap

1.67

Belum
lengkap

2.03

Belum
lengkap

2.63

Belum
lengkap

9.26

Bappeda

16.11

ada

14.05

ada

17.13

ada

20.88

ada

26.98

ada

95.15

Bappeda

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

17

Perencanaan
Pembangunan

6
16

Program Kerjasama
Pembangunan

18

Program
Perencanaan
Pengembangan
Wilayah Strategis

21

Program
Perencanaan
Pembangunan
Daerah

Meningkatkan
kerjasama
pembangunan
dan
pengembangan
wilayah
Tersedianya
dokumen
perencanaan
kawasan
strategis
kabupaten
Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan

Penyelesaian
batas wilayah
kabupaten

belum

Tersedianya
dokumen
perencanaan
kawasan strategis
kabupaten

Belum
lengkap

Tersedianya
dokumen
perencanaan
RPJPD yg telah
ditetapkan dgn
PERDA
Tersedianya
Dokumen
Perencanaan :
RPJMD yg telah
ditetapkan dgn
PERDA/PERKA
DA

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

RKPD

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

LAKIP

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Laporan Evaluasi
Kinerja

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Laporan midterm
review

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

LKPJ

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

LPPD

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

SIMRENAS

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

VIII - 11

Kode

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

22

Program
Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi

23

Program
Perencanaan Sosial
Dan Budaya

24

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

7
15

Program
Perencanaan
Prasarana Wilayah
Dan Sumber Daya
Alam

Perhubungan
Program
Pembangunan
Prasarana Dan
Fasilitas
Perhubungan

Terciptanya
efektivitas dan
efisiensi
kebijakan
perencanaan
pembangunan
dibidang
ekonomi

Tersedianya
dokumen
perencanaan
sektor Prasarana
Wilayah Dan
Sumber Daya
Alam

Meningkatnya
kualitas
pelayanan
bidang
perhubungan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Kebijakan umum
anggaran

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
ada

ada

Prioritas dan
plafon anggaran
sementara
Statistik ekonomi
daerah

ada

ada

ada

ada

Tersedianya
dokumen
monitoring dan
evaluasi
perencanaan
sektor sosial dan
budaya

Sumberdaya
Alam Spasial
Kabupaten
Sumbawa
Dokumen
monitoring dan
evaluasi
perencanaan
sektor Prasarana
Wilayah Dan
Sumber Daya
Alam

ada

ada

ada

ada

Jumlah arus
penumpang
angkutan umum
per tahun

442.997

475,336

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
ada
ada

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
ada
ada

12.58

10.98

16.75

14.61

ada

2014
Target
11
ada

Anggaran
(%)

12

ada

13.38

ada

17.81

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015
Target
13
ada

Anggaran
(%)

14

ada

16.31

ada

21.71

Target
15
ada

Anggaran
(%)

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

ada

21.08

ada

74.33

28.05

0.00

98.94

Bappeda /
BPS

ada

10.55

1.82

ada

544,735

ada

ada

ada

ada

9.20

ada

11.22

ada

13.68

ada

17.67

1.59

664,032

1.93

857,929

2.36

1,171,07
3

3.04

ada

1,171,073

62.32

Bappeda

10.74

Dishubkominfo

VIII - 12

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
325

Jumlah arus
barang (darat,
laut, udara)(juta
trip)

303

Rasio panjang
jalan terhadap
ketersediaan
sarana angkutan

3.81
(2009)

5.24

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
373

6.00

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
454

7.31

2014
Target
11
587

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

12

9.45

Target
13
801

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

801

12.90

12.90

:
16

Program Rehabilitasi
Dan Pemeliharaan
Prasarana Dan
Fasilitas LLAJ

Meningkatnya
kenyamanan,
keamanan dan
aktivitas
masyarakat
pengguna
fasilitas
angkutan umum

Rasio ijin trayek

7.32

7.85

2.98

9.00

2.60

10.97

3.17

14.18

3.86

19.35

4.99

19.35

17.60

Dishubkominfo

17

Program
Peningkatan
Pelayanan Angkutan

Terciptanya
pelayanan
angkutan yang
baik

Jumlah ijin trayek

304

326

14.26

374

12.44

456

15.17

589

18.49

804

23.89

804

84.26

Dishubkominfo

Ketersediaan
terminal angkutan
darat

24

23.79

Rasio terminal
klas A thdp
AKAP

0.03
(2009)

1.18

2.91

76.19

2.91

268.71

Dishubkominfo

Rasio terminal
klas B thdp
Angkutan AKDP

0.02
(2009)

1.17

2.88

2.88

18

Program
Pembangunan
Sarana Dan
Prasarana
Perhubungan

Terpenuhinya
kebutuhan
prasarana dan
fasilitas
perhubungan

10

11

45.48

1.35

1.34

13

39.69

1.65

1.63

17

48.38

2.13

2.11

58.97

VIII - 13

Kode

20

8
15

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Rasio terminal
klas C dan Shelter
thdp Angkt Kota
dan Angkutan
Perdesaan

0.02
(2009)

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
1.17

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
1.34

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
1.63

2014
Target
11
2.11

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

12

Target
13
2.88

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

14

15

16

Terlaksananya
pengujian
kendaraan
bermotor

Jumlah uji kir


angkutan umum
(unit)

2.289

Lingkungan Hidup
Program
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan

Tersedianya
fasilitas
pengelolaan
persampahan

Jumlah tempat
pembuangan
sampah (TPS)
(unit)

116

Rata-rata daya
tampung TPS
(m)

73.44

78.80

90.31

110.08

142.23

194.14

194.14

Rasio TPS per


penduduk

3.23

3.47

3.97

4.84

6.26

8.54

8.54

Rasio daya
tampung tempat
pembuangan
sampah (TPS) per
penduduk

23.69

25.42

29.13

35.51

45.88

62.63

62.63

Program
pengendalian
pencemaran dan
perusakan
lingkungan hidup

Pengendalian
pencemaran dan
perusakan
lingkungan
hidup

Luas lahan kritis


(Ha)

560.538
(2009)

17

Program
perlindungan dan
konservasi sumber
daya alam

Berkurangnya
luas lahan kritis

Rehabilitasi hutan
dan lahan (Ha)

Tersedianya
dokumen Status
Lingkungan
Hidup Daerah

17

2.88

Program
peningkatan kelaikan
pengoperasian
kendaraan bermotor

16

SKPD
Penanggung
Jawab

2.456

0.16

2.814

0.14

3,431

0.17

4,433

0.20

6,051

0.26

6,051

0.92

124.47

25.31

142.64

22.08

173.88

26.92

224.65

32.81

306.65

42.39

306.65

149.51

Dishubkominfo

BPM-LH

BPM-LH

521.41

8.16

454.98

7.12

373.24

8.68

288.88

10.58

211.64

13.67

211.64

48.22

BPM-LH

951.5

1,090

5.78

1,250

5.05

373.24

6.15

1,968

7.50

2,686

9.69

2,686

34.18

BPM-LH

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

VIII - 14

Kode

1
20

9
16

17

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
Program
peningkatan
pengendalian polusi

3
penetapan
Ruang Terbuka
Hijau minimal
20% dari luas
lahan perkotaan

4
Rasio Ruang
Terbuka Hijau per
Satuan Luas
Wilayah ber
HPL/HGB

Terlaksannya
kegiatan
fasilitasi
penerbitan
sertifikat tanah
masyarakat

Pertanahan
Program penataan
penguasaan,
pemilikan,
penggunaan dan
pemanfaatan tanah

Program
penyelesaian konflik
konflik pertanahan

Tersedianya
fasilitasi
penyelesaian
konflik

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
9.38
5.64

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
10.75
4.92

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
13.10
6.00

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

12
7.31

13
23.10

14
9.44

15
23.10

16
33.30

17
BPM-LH

0.44

100.00

0.54

100.00

0.69

100.00

2.45

DPKA /
BPN

dalam
proses

selesai

selesai

selesai

belum
ada

0.30

belum
ada

0.37

belum
ada

0.48

belum ada

1.69

Setda/
BPN

500

8.74

Rasio penerbitan
sertifikat terhadap
pengajuan
sertifikat

100.00

100.00

0.41

100.00

0.36

100.00

Penyelesaian
batas wilayah
kabupaten

belum

belum

dalam
proses

Batas desa yang


sudah di Perdakan

belum
ada

belum ada

0.29

belum ada

0.25

Jumlah tanah
pemda yang
bersertifikat
(lembar)

234

288

Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

11
16.93

251

2014

351

453

500

Kependudukan dan
Catatan Sipil

1
0
15

Program penataan
administrasi
kependudukan

Meningkatnya
pelayanan
penerbitan
dokumen
kependudukan
dan akte catatan
sipil

Jumlah KTP yang


diterbitkan per
tahun

332.852

357,150

71.81

409,294

62.66

498,930

Rasio
kepemilikan KTP

80.14

85.99

98.54

120.13

Rasio
kepemilikan akte
perkawinan

0.04
(2009)

1.19

1.36

1.66

76.38

644,617

93.11

879,902

120.29

879,902

424.25

Dukcapil

155.20

211.85

211.85

Dukcapil

2.15

2.93

2.93

Dukcapil

VIII - 15

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Rasio
kepemilikan akte
kelahiran
Rasio
kepemilikan akte
kematian

1.24

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
1.33

0.01
(2009)

1.16

81.02

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
1.52

1.33

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
1.86

1.62

2014
Target
11
2.40

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

12

2.09

Target
13
3.28

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

14

15

16

2.86

SKPD
Penanggung
Jawab

3.28

17
Dukcapil

2.86

Dukcapil

199.61

1.07

BKBPP

Pemberdayaan
Perempuan

11
18

1 12

Program
peningkatan peran
serta dan kesetaraan
jender dalam
pembangunan

Meningkatnya
peran serta
perempuan yang
berkesetaraan
gender dalam
pembangunan

Persentase
partisipasi
perempuan di
lembaga
pemerintah

75.51

Jumlah
perempuan pada
jabatan struktural

182

Persentase
partisipasi
perempuan di
lembaga swasta
Rasio kekerasan
dalam rumah
tangga (KDRT)

0.18

92.85

0.16

113.19

0.19

146.24

0.23

199.61

0.30

195

224

113

352

481

481.12

24.28

26.05

29.86

36.39

47.02

64.18

64.18

0.076

0.071

0.066

0.062

0.057

0.053

0.05

Rata-rata jumlah
penduduk per
kepala keluarga

4
(2009)

Peserta KB aktif
(%)
Rasio akseptor
KB

72.01

75.30

94.04

100.90

BKBPP

Keluarga
Berencana dan
Keluarga Sejahtera
15

17

Program keluarga
berencana

Program pelayanan
kontrasepsi

Terlaksananya
pelayanan KB
bagi masyarakat
dan keluarga
miskin

Meningkatnya
pelayanan dan
ketersediaan alat
kontrasepsi

2.73

22.46

2.38

19.60

88.00
6.14

115.64

2.15

23.89

92.00
5.36

140.96

1.51

29.12

96.00
6.53

182.12

2.00

37.62

100
7.96

248.60

10.28

2.00

132.68

100

248.60

36.26

BKBPP

BKBPP

VIII - 16

Kode

1
18

19

13
15

16

21

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
Program pembinaan
peran serta
masyarakat dalam
pelayanan KB/KR
yang mandiri

3
Meningkatnya
pembinaan
peran
serta
masyarakat
dalam pelayanan
KB/KR
yang
mandiri

Program
pengembangan pusat
pelayanan informasi
dan konseling KRR

Sosial
Program
pemberdayaan fakir
miskin, komunitas
adat terpencil (KAT)
dan penyandang
masalah social

Program pelayanan
dan rehabilitasi
kesejahteraan social

Program
pemberdayaan
kelembagaan
kesejahteraan sosial

Menurunnya
angka
kemiskinan dan
PMKS lainnya

Meningkatnya
pelayanan
rehabilitasi
kesejahteraan
sosial

Meningkatnya
kualitas
kelembagaan
kesos

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
20.00
31.83

Peningkatan
pemahaman dan
pengetahuan
anggota
kelompok
UPPKS (%)

17.14

Cakupan
penyampaian
informasi
KB/KS/KR (%)

Jumlah
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial
(PMKS)(jiwa)

84.903

Tingkat
kemiskinan (%)

-8.81

Jumlah
penyandang cacat
(%)

0.16

0.15

Jumlah Anak
terlantar (%)

10.68

9.95

Jumlah karang
taruna (klpk)

158

170

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
21.22
27.77

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
23.00
33.86

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

11
32.25

12
41.27

13
50.00

14
53.32

15
50.00

16
188.05

17
BKBPP

20

1.40

20

1.22

20

1.48

20

1.81

20

2.34

100

8.24

BKBPP

79.127

16.73

69.046

14.60

56.642

17.80

43.840

21.70

32.117

28.03

32.12

98.86

Disos

94.20

Disos

-9.45

-10.8

15.94

0.13

-13.20

13.91

8.69
7.58

194

0.11

-17.06

16.96

7.12
6.62

237

0.08

-23.28

20.67

5.51
8.07

306

0.06

-23.28

26.71

4.04
9.83

418

0.06

4.04
12.70

418

Disos
44.81

Disos

VIII - 17

Kode

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

Tenaga Kerja
Program
Peningkatan Kualitas
Dan Produktivitas
Tenaga Kerja

14

Program
Peningkatan
Kesempatan Kerja

15
15

16

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Koperasi dan
Usaha Kecil
Menengah
Program penciptaan
iklim usaha kecil
menengah yang
kondusif

Program
pengembangan
kewirausahaan dan
keunggulan
kompetitif usaha
kecil menengah

Terciptanya
tenaga kerja
yang terampil

Meningkatnya
ketersediaan
lapangan kerja

Peningkatan
pertumbuhan
usaha koperasi,
usaha mikro,
kecil dan
menengah
Meningkatkan
jumlah koperasi,
usaha mikro,
kecil dan
menengah yang
mengalami
keunggulan
kompetitif dan
berdayasaing

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6

19.06

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

314.046

405.747

Bukan angkatan
kerja (jiwa)

105.641

113.353

129.902

158.351

204.589

279.264

279

Rasii
Ketergantungan
(%)

54.61

57.52

65.92

54.08

44.36

36.39

36

Tingkat
partisipasi
angkatan kerja
(%)

66.48

71.333

176

114.19

Tingkat
pengangguran
terbuka (%)

5.88

Jumlah
BPR/LKM (unit)

46

49

1.10

57

0.96

69

1.17

89

1.42

122

1.84

122

6.48

Diskoperindag

Peningkatan
pengetahuan dan
ketrampilan
manajemen
pengelola
koperasi (%)

25

26.83

1.46

30.74

1.27

37.47

1.55

48.42

1.89

66.09

2.44

66.09

8.62

Diskoperindag

5.48

4.78

20.66

3.92

128.748

25.00

3.04

553.845

175.741

31.33

32.00

2.22

553.845

111.80

Disnakertrans

224.804

99.650

24.48

17

209.51

17.07

20.23

SKPD
Penanggung
Jawab

81.748

16.72

2015

Angkatan kerja
(jiwa)

19.46

257.626

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10

Disnakertrans

Disnakertrans

Disnakertrans

2.22

VIII - 18

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Kode

1
17

18

16
15

16

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)

2
Program
pengembangan
system pendudkung
usaha bagi usaha
mikro kecil
menengah

3
Meningkatnya
produktivitas
koperasi, usaha
mikro, kecil dan
menengah

4
ketersediaan
sarana dan
prasarana UMKM
(%)

Program
peningkatan kualitas
kelembagaan
koperasi

Meningkatnya
kualitas
kelembangan
koperasi

Peningkatan
kegiatan
pemantauan,
pembinaan dan
pengawasan
pelaksanaan
penanaman
modal

Penanaman Modal
Program
peningkatan promosi
dan kerjasama
investasi

Program
peningkatan iklim
investasi dan
realisasi investasi

Meningkatnya
realisasi
investasi

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
16.78
27.95

18.00

Persentase
koperasi aktif

47.38

Rata-rata lama
proses perijinan
(hari kerja)

Jumlah perijinan
pendukung
investasi
Rasio daya serap
tenaga kerja

99

32.96

Jumlah even
promosi yang
diikuti setahun
(kali)

Jumlah investor
(PMDN/PMA)
(rata-rata)

5.76

6.18

Jumlah realisasi
investasi
(PMDN/PMA)
(milyar)

672

721

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
19.22
24.39

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
23.43
29.73

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

11
30.28

12
36.24

13
41.33

14
46.82

15
41.33

16
165.11

17
Diskoperindag

50.84

1.32

58.26

1.15

71.02

1.40

91.76

1.71

125.25

2.21

125.25

7.78

Diskoperindag

1.72

1.50

1.83

2.23

2.87

2.27

10.14

BPMLH/KPPT

106

122

148

192

262

261.71

BPMLH/KPPT

35.37

40.53

49.41

63.83

87.13

87.13

2.00

BPMLH/Nakert
rans
BPM-LH

1.19

7.08

826

1.04

8.64

1,007

1.27

11.16

1,301

1.54

15.23

1,776

1.99

15.23

7.03

BPM-LH

1,776.45

VIII - 19

Kode

1
1

17
15

16

17

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

Kebudayaan
Program
pengembangan nilai
budaya

Program pengelolaan
kekayaan budaya

Program pengelolaan
keragaman budaya

Meningkatnya
peran pelaku dan
lembaga seni
budaya

Meningkatnya
pelestarian dan
pengembangan
kekayaan
budaya

Berkembangnya
kesenian dan
budaya daerah

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6

Terlaksananya
fasilitasi kegiatan
Lembaga Adat
Tana Samawa
(LATS)

: meningkat

meningkat

Jumlah lembaga
kesenian dan
lembaga
kebudayaan
(lembaga)
Rasio lembaga
seni budaya per
10.000 penduduk

79

1.80

Prasarana
pertunjukan seni
dan budaya (unit)
Berdirinya Pusat
pengembangan
Kebudayaan
Samawa

14

belum
berdiri

Jumlah benda
cagar budaya

43

Terlaksananya
fasilitasi kegiatan
Dewan Kesenian
Sumbawa (DKS)

aktif

Penyelenggaraan
event seni dan
budaya (kali)

Jumlah organisasi
pemuda

21

21

7.48

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
meningkat

6.53

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
semakin
meningkat

7.96

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

semakin
meningkat

9.70

semakin
meningk
at

12.53

semakin
meningkat

85

91

98

105

112

112.36

1.93

2.21

2.70

3.49

4.76

4.76

15

16

17

19

20

19.91

belum
berdiri

11.18

43

aktif

belum
berdiri

9.75

43

3.69

aktif

belum
berdiri

11.89

43

3.22

aktif

proses
berdiri

14.49

43

3.93

10

aktif

berdiri

18.73

43

4.79

11

aktif

6.18

11

berdiri

SKPD
Penanggung
Jawab

17

44.21

Diporabud
par/LATS

66.04

Diporabudpar

43

Diporabudpar

aktif

21.81 Diporabudpar / DKS

11.38

Diporabudpar

Pemuda dan
olahraga

18
16

Program
peningkatan peran
serta kepemudaan

Berkembangnya
potensi
kepeloporan
pemuda

3.53

21

3.08

21

3.75

21

4.58

21

5.91

21.00

20.85

Disporabudpar

VIII - 20

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

17

Program
peningkatan upaya
penumbuhan
kewirausahaan dan
kecakapan hidup
pemuda

Meningkatnya
kemampuan
kewirausahaan
pemuda

20

Program pembinaan
dan pemasyarakatan
olahraga

Meningkatnya
prestasi olahraga
generasi muda

22

23

Program
pengembangan
kebijakan dan
manajemen olahraga

Meningkatnya
mutu kegiatan
keolahragaan
daerah

Program
peningkatan sarana
dan prasarana
olahraga

Meningkatnya
prestasi dan
kualitas
pelaksanaan
kegiatan
olahraga

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
11.66

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
13.37

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
16.29

2014
Target
11
21.05

Anggaran
(%)

12

Target
13
28.74

Pembinaan
pemuda Pelopor
keamanan
lingkungan (%)
Pemuda yang
mendapat
pelatihan
kewirausahaan
dan kecakapan
hidup (skill life)
(%)

10.87

2.12

Pembinaan
olahraga sekolah
SD, SMP, SMP
dan Mahasiswa
Jumlah organisasi
olahraga

1 keg.

25

25

25

25

25

Jumlah klub
olahraga
Rasio klub
olahraga per
10.000 penduduk

674

674

676

680

690

16.23

17.41

3.43

19.96

2.99

24.33

3.65

31.43

4.45

42.90

Rasio lapangan
olahraga per
10.000 penduduk

14.04

15.06

3.13

17.26

2.73

21.05

3.33

27.19

4.06

37.12

Rasio gedung
olah raga per
10.000 penduduk

0.17

0.18

2.27

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015
Anggaran
(%)

14

Target
15
28.74

Anggaran
(%)

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

3.22

2.61

2.81

3.18

3.42

4.11

4.17

5.60

5.39

5.60

19.01

Disporabudpar

13.48

1 keg.

11.77

1 keg.

14.34

1 keg.

17.48

1 keg.

22.59

1 keg.

79.67

Disporabudpar

25

25.00

710

710.00

5.75

42.90

20.27

5.25

37.12

18.52

0.21

0.25

0.33

0.45

Disporabudpar

0.45

VIII - 21

Kode

1
1

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam
Negeri

19
16

15

Program
pemeliharaan
ketrantibmas dan
pencegahan tindak
criminal

Program
peningkatan
kemanan dan
kenyaman
lingkungan

Koordinasi
dalam
pencegahan dan
penanggulangan
kejahatan

Tersedianya
tenaga
pengendali
keamanan dan
kenyamanan
lingkungan

Angka
kriminalitas

0.0081

Jumlah
demonstrasi

52

Rasio Pos
Siskamling per
desa/kelurahan

Rasio Polisi
pamong praja per
10.000 penduduk

0.0075

33.76

0.0066

29.46

0.0054

35.91

0.0042

43.78

0.0031

56.56

0.00

199.47

Pol-PP

Pol-PP

48

42

35

27

20

19.67

3.93

4.22

4.83

5.89

7.61

10.39

10.39

Kesbangpol

4.165

4.469

11.01

21.77

Kesbangpol

Rasio linmas per


10.000 penduduk

58.6

62.9
26.91

3.53

30.84

3.08

37.59

3.75

48.57

4.57

66.30

5.91

66.30

20.84

Kesbangpol

Intensif

1.76

Intensif

1.54

semakin
intensif

1.88

semakin
intensif

2.29

semakin
intensif

2.95

semakin
intensif

10.42

Kesbangpol

17

Program
pengembangan
wawasan
kebangsaan

Pelestarian nilainilai persatuan


dan kesatuan
bangsa

Harmonisasi
hubungan antar
wilayah
Kab/Kota(%)

25.08

20

Program
peningkatan
pemberantasan
penyakit masyarakat
(PEKAT)

Terhindarnya
generasi muda
dari bahaya
penyalahgunaan
minuman keras
dan narkoba

Penyuluhan
bahaya minuman
keras dan narkoba
bagi pelajar

Intensif

3.68

5.122

3.21

72.06

6.243

3.92

87.84

8.066

4.78

113.49

11.010

6.17

154.91

154.91

VIII - 22

Kode

1
1 20

16

17

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum, Adm
Keuada, Perangkat
Daerah &
Persandian
Program
peningkatan
pelayanan kedinasan
kepala daerah / wakil
kepala daerah
Program
peningkatan dan
pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah

Meningkatnya
pelayanan
kedinasan
Kepala Daerah/
Wakil Kepala
Daerah
Meningkatnya
kualitas kinerja
pengelola
keuangan daerah

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10

2015

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

Pelayanan
protokoler
kedinasan
KDH/WKDH

baik

baik

10.62

baik

9.27

semaki
n baik

11.30

semakin
baik

13.78

semakin
baik

17.80

semakin
baik

62.77

Setda

Dokumen
keuangan daerah

ada

ada

1.00

ada

0.88

ada

1.07

ada

1.30

ada

1.68

ada

5.94

Setda/DPKA

Opini BPK
terhadap Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah

WTP

meningkatnya
efektivitas dan
efisiensi
pengelolaan
keuangan daerah
Meningkatnya
pengawasan
secara
komprehensif

Proporsi realisasi
PAD terhadap
APBD (%)

4.54

4.87

35.57

5.58

31.04

6.81

37.84

8.79

46.13

12.00

59.60

12.00

210.18

Koordinasi
kegiatan
pembangunan
daerah (%)

20

21.4

0.89

24.61

0.77

30.02

0.94

38.73

1.15

53.06

1.48

53.06

5.24

Inspektorat

akan
dilaksanakan

1.50

Dilaksanakan

1.31

Dilaksanakan

1.59

Dilaksanakan

1.94

Dilaksanakan

2.51

Dilaksanakan

8.85

Setda

118

1.96

135

1.71

165

2.09

213

2.54

291

3.29

291

11.59

Setda

WTP

WTP

DPKA

20

Program
Peningkatan Dan
Pengendalian
Penerimaan Daerah

21

Program
peningkatan system
pengawasan internal
dan pengendalian
pelaksanaan
kebijakan KDH

23

Program
peningkatan
pelayanan publik

Meningkatnya
kualitas layanan
masyarakat

Survey indeks
Kepuasan
Layanan
Masyarakat

: akan
dilaksanakan

26

Program penataan
peraturan perUndang
Undangan

Meningkatnya
upaya
terciptanya
masyarakat
tertib sosial dan
tertib hukum

Jumlah Perda dan


Perbup

110

DPKA

VIII - 23

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Kode

1
27

32

2
Program
peningkatan
kesadaran hukum
dan HAM
Program koordinasi
kebijakan
peningkatan
pembangunan
ekonomi daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
Meningkatnya
kesadaran
hukum di
lingkungan
masyarakat
Meningkatnya
kesejahteraan
dan derajat
perekonomian
masyarakat

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
10%

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
10%
0.73

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
10%
0.63

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
10%
0.77

2014
Target

Anggaran
(%)

Target

14
1.22

15
50%

16
4.30

17
Setda

3,332,844

3.97

4,549,33
2

5.12

4,549,332

18.07

Setda

1,720,935

1,846,563

PDRB ADHB
(juta)
Pertumbuhan
PDRB ADHK

3,432,021

3,682,559

4,220,212

5,144,439

6,646,615

5.21

5.59

6.4

7.81

10.09

9,072,62
9
13.77

Pertumbuhan
PDRB ADHB

13.66

14.66

16.8

20.48

26.45

Laju inflasi

8.03

7.96

7.7

7.48

PDRB per kapita


(%)

16.49

17.69

20.3

Tingkat
kemiskinan (%)

-8.81

-9.45

Indeks
pengeluaran
konsumsi rumah
tangga per kapita
Pengeluaran
konsumsi rumah
tangga non
pangan (%)

1.27

30.19

Jumlah pajak
daerah (jenis)

Retribusi daerah
(jenis)

2,579,601

3.25

Anggaran
(%)

13
10%

PDRB ADHK
(juta)

2.67

Target

12
0.94

2,116,161

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

11
10%

Jumlah
desa/kelurahan
sadar hukum

3.06

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

9,072,629

Setda

13.77

Setda/BPS

36.11

36.11

Setda/BPS

7.24

7.00

7.00

Setda/BPS

24.72

31.94

43.59

43.59

Setda/BPS

-10.8

-13.20

-17.06

-23.28

-23.28

Setda/BPS

1.36

1.56

1.90

2.46

3.36

3.36

BPS

32.39

37.12

40.25

58.47

60.81

60.81

BPS

10

10

11

11

12

12

12

DPKA

33

33

33

34

34

35

35

DPKA

VIII - 24

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Kode

33

34

Program optimalisasi
pemanfaatn
teknologi informasi

Program
Peningkatan
Pelayanan
Kehidupan
Beragama

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
Ketersediaan
sarana dan
fasilitas
transaksi
keuangan

Tersedianya
informasi
layanan
masyarakat

Meningkatnya
toleransi antar
umat beragama

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
9

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
9

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
9

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

10

10

17
Setda

14

14

14

Setda

11.00

10.16

Setda/Dishubkominfo

1.73

Setda/Kecamatan

Jumlah Bank
umum (jenis)

Jumlah BPR
(jenis)

14

14

Jumlah surat
kabar
nasional/lokal

11

11

Jumlah penyiaran
radio lokal
Jumlah penyiaran
TV lokal
Rasio masjid per
satuan penduduk

3.00

1.00

1.20

1.29

Rasio gereja per


satuan penduduk

0.14

0.15

0.17

0.21

Rasio pura per


satuan penduduk

0.84

0.84

0.84

Rasio wihara per


satuan penduduk

0.02

0.02

0.02

42

Program
peningkatan
kapasitas
kelembagaan dan
ketatalaksanaan

Meningkatnya
kapasitas
kelembagaan

Adanya evaluasi
beban kerja

belum
ada

44

Program
pemberitaan dan
penyebaran
informasi
pemerintah daerah

Terlaksananya
peliputan dan
pemberitaan
kegiatan
pemerintah
daerah

Dokumentasi
kegiatan

ada

14
1.72

0.30

11

1.48

14
1.50

0.26

11

1.80

1.83

0.31

SKPD
Penanggung
Jawab

11

2.32

2.23

0.38

11

2.88

3.17

0.49

3.17

0.27

0.37

0.37

0.84

0.84

0.84

0.84

0.02

0.02

0.02

0.02

belum ada

0.20

belum ada

0.18

belum
ada

0.22

ada

0.26

ada

0.34

ada

1.20

Setda

ada

2.67

ada

2.33

ada

2.84

ada

3.47

ada

4.48

ada

15.8

Setda

VIII - 25

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Kode

1
15

2
Program
peningkatan
kapasitas lembaga
Perwakilan Rakyat
Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
Meningkatnya
akuntabilitas
kelembagaan
dan kapasitas
wakil rakyat
dalam
menjalankan
fungsinya
Terinventarisirn
ya aset daerah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Pembahasan
Perda yang
dilaksanakan

Jumlah tanah
pemda yang
bersertifikat
(lembar)

234

52

Program
peningkatan dan
pengembangan
pengelolaan asset
daerah

21

Program
peningkatan
profesionalisme
tenaga pemeriksa
dan aparatur
pengawasan
Program Pendidikan
Kedinasan

Meningkatnya
kualitas aparatur
pengawasan

Jumlah aparatur
pengawasan yang
dilatih

Meningkatnya
keterampilan
dan
profesionalisme
aparatur

Ujian kedinasan

61

Program pembinaan
dan pengembangan
aparatur

62

Program penataan
system administrasi
arsip kepegawaian

34

Program
peningkatan
pelayanan izin usaha

Meningkatnya
kegiatan
pembinaan
aparatur
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
adminitasi
kepegawaian
Efisiensi dalam
pengurusan
perijinan

60

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
10%
51.63

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
10%
45.05

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
10%
54.92

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

11
15%

12
66.95

13
15%

14
86.50

15
60%

16
305

17
Setwan

DPKA

251

4.61

288

4.02

150

4.90

453

5.98

500

7.72

500

27.2

10%

1.07

10%

0.94

10%

1.14

10%

1.39

10%

1.80

50%

6.34

10%

0.69

10%

0.60

10%

0.74

10%

0.90

10%

1.16

50%

4.09

BKPP

Penanganan kasus
pelanggaran
disiplin (%)

5.00

31.86

5.00

27.80

10.00

33.89

15.00

41.32

15.00

53.38

50.00

188

BKPP

Data Base
informasi
kearsipan
kepegawaian

20%

0.52

20%

0.45

20%

0.55

20%

0.67

20%

0.87

100%

3.06

BKPP

Rata-rata lama
proses perijinan
(hari kerja)

6.07

5.30

6.46

7.88

10.18

2.27

35.9

KPPT

Jumlah perijinan
pendukung
investasi

99

106

122

148

192

262

Inspektorat

261.71

VIII - 26

Kode

1
52

53

1 22
15

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
Program
penyelenggaraan
pemerintahan umum

3
Terlaksananya
kegiatan
penyelenggaraan
pemerintahan
umum di
kecamatan

Program koordinasi
pembangunan
kecamatan

Program
pembangunan
partisipatif
kecamatan

Pemberdayaan
Masyarakat dan
Desa
Program
peningkatan
keberdayaan
masyarakat
perdesaan

16

Program
pengembangan
lembaga ekonomi
pedesaan

17

Program
peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam
membangun desa

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
20%
27.53

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
20%
24.02

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
20%
29.28

Aparatur
kecamatan
terampil dan
profesional

Terlaksanya
koordinasi
pembangunan di
kecamatan

Tercapainya hasil
pembaangunan
secara memadai

20%

5.74

20%

5.01

20%

Meningkatnya
pastisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan di
kecamatan

Pembangunan
kecamatan bidang
sosial ekonomi

20%

19.26

20%

16.80

20%

Terciptanya
kemandirian
masyarakat dan
lembaga
kemasyarakatan

Meningkatnya
kemampuan
dalam
pengelolaan
sumberdaya
ekonomi
Meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam
membangun
desa

Rata-rata jumlah
kelompok binaan
lembaga
pemberdayaan
masyarakat
(LPM)

19.69

21

Jumlah LSM aktif

24

26

Jumlah BUMDes

Rata-rata jumlah
kelompok binaan
lembaga
pemberdayaan
masyarakat
(LPM)

16.33

23

30
1.23

19.69

21.13

14.25

72.20

24

23.00

63.00

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Anggaran
(%)

Target

SKPD
Penanggung
Jawab

12
35.70

13
20%

14
46.12

15
100%

16
162.65

17
Kantor
Kecamatan

6.11

20%

7.44

20%

9.62

100%

33.92

Kantor
Kecamatan

20.48

20%

24.97

20%

32.26

100%

113.77

Kantor
Kecamatan

27.00

96.49

BPM-PD

17.37

24

21.18

46
1.31

24.21

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

11
20%

36
1.07

2014

76.80

27

50
1.60

24.21

27.36

93.62

27.00

50

BPM-PD

2.06

7.27

BPM-PD

120.95

27.00

426.56

BPM-PD

VIII - 27

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Kode

1
18

20

23

2
Program
peningkatan
kapasitas aparatur
pemerintahan desa
dan peningkatan
keberdayaan
masyarakat
Program
pengembangan dan
penataan desa dan
kelurahan

Statistik
Progam
Pengembangan Data
/ Informasi/ Statistik
Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)

3
Meningkatnya
kapasitas
aparatur

Tersedianya
data/informasi
statistik daerah

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
20%
0.63

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
20%
0.55

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
20%
0.67

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

11
20%

12
0.81

13
20%

14
1.05

15
100%

16
3.70

17
BPM-PD

100%

6.15

100%

7.95

100%

28.04

BPM-PD

cakupan evaluasi
penyelenggaraan
pemerintahan
desa semua setiap
tahun

100%

Cakupan desa
yang
mendapatkan
Alokasi Dana
Desa (ADD)

100%

Daerah Dalam
Angka (DDA)

ada

ada

Kecamatan
Dalam Angka

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda /
BPS

PDRB Kabupaten
Sumbawa

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda /
BPS

PDRB
Kecamatan
Profil Daerah

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda /
BPS
Bappeda

Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
Indeks Gini Rasio

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Indeks
Williamson

Tidak
ada

Indeks Harga
Konsumen

ada

4.75

100%

4.14

100%

4.97

ada

100%

5.05

100%

4.34

ada

100%

5.29

ada

100%

6.45

ada

100%

8.33

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak
ada

Tidak
ada

Tidak
ada

Tidak ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

BPM-PD

29.39

Bappeda

Bappeda /
BPS

VIII - 28

Kode

1 24
16

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kearsipan
Program
penyelamatan dan
pelestarian dokumen
/ arsip daerah

17

Pemeliharaan rutin /
berkala sarana dan
prasarana kearsipan

18

Program
peningkatan kualitas
pelayanan informasi

Terlaksananya
upaya
penyelamatan
dan pelestarian
dokumen/arsip
daerah
Tersedianya
sarana dan
prasarana
kearsipan yang
memadai
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
informasi
kearsipan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Indeks Kepuasan
Masyarakat

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
ada

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
ada

19

Optimalisasi
pemanfaatan
teknologi informasi

Meningkatnya
cakupan
informasi media
elektronik
maupun media
massa

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Target

Anggaran
(%)

11

12

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

ada

13
ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

100

100

100

9.95

100

12.13

100

14.78

100

19.10

100

55.96

Arpusda

Persentase
pengelola arsip
terpadu

75.38

80.88

85.69

6.16

90.00

7.51

96.00

9.15

100

11.82

100

34.63

Arpusda

Ketersediaan
informasi
kearsipan

9.96

10.66

12.26

7.44

14.95

9.07

19.29

11.06

26.42

14.29

26.42

41.85

Arpusda

11

21.12

Dishubkominfo

ada

Indeks Pelayanan
Minimum

Tidak
ada

Tidak ada

ada

Indeks Pelayanan
Publik

Tidak
ada

Tidak ada

Indikator Kinerja
Pembangunan
Daerah
Sumberdaya
Alam Spasial
Kabupaten
Sumbawa

ada

Penerapan
pengelolaan arsip
secara baku (%)

Komunikasi dan
Informatika

1 25

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
ada

Jumlah surat
kabar
nasional/lokal

11

11

3.57

11

3.12

11

3.80

11

4.64

11

17

ada

5.99

Setda

Bappeda

VIII - 29

Kode

26

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Jumlah penyiaran
radio lokal

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
3

Jumlah penyiaran
TV lokal

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
3
1

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
3
1

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

11

12

13

14

15

Anggaran
(%)

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

24

Program
pengembangan
komunikasi,
informasi dan media
massa

Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
webstite
pemerintah
daerah

Jumlah webside
resmi pemerintah
daerah

0.42

0.37

0.45

0.55

0.70

2.49

Dishubkominfo

25

Program fasilitasi
peningkatan SDM
bidang informasi dan
komunikasi

Meningkatnya
pengetahuan dan
kemampuan
SDM bidang
komunikasi dan
informasi

Kesadaran
pengguna dalam
pemanfaatan
perangkat lunak
legal atau open
sources (%)

20

1.39

20

1.21

20

1.48

20

1.80

20

2.33

100

8.20

Dishubkominfo

27

Program
pengembangan
teknologi
informatika

Cakupan
penggunaan
jaringan internet
si perkantoran
pemerintah

Jangkauan jarak
penerimaan

minim

minim

6.71

minim

5.85

minim

7.14

minim

8.70

minim

11.24

minim

39.64

Dishubkominfo

Meningkatnya
sarana dan
prasarana
perpustakaan

Jumlah
perpustakaan
(unit)

44

47

47.38

54

41.34

66

50.40

85

61.43

116

79.37

116.32

279.92

Arpusda

Koleksi buku
yang tersedia di
perpustakaan
daerah (eksp)

81.304

87.239

99.976

121.871

157.457

214.929

214.93

Jumlah
pengunjung
perpustakaan
(orang)

58.666

62.949

72.139

87.938

113.615

155.085

155.085

Perpustakaan
Program
Pengembangan
Budaya Baca Dan
Pembinaan
Perpustakaan

Arpusda

VIII - 30

Kode

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

Urusan Pilihan

2
2

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

1
15

16

18

19

Pertanian
Program
peningkatan
kesejahteraan petani

Program
peningkatan
ketahanan pangan
pertanian /
perkebunan

Program
peningkatan
penerapan teknologi
pertanian /
perkebunan

Program
peningkatan
produksi pertanian /
perkebunan

Tersedianya
laporan berkala
kotribusi
pertanian

Ketersediaan
stok pangan

Meningkatnya
produktivitas
hasil pertanian /
perkebunan

Meningkatnya
produksi padi,
jagung per tahun

Kontribusi sektor
pertanian
(palawija)
terhadap PDRB
ADHB (%)

61,72
(2009)

67.374

0.28

Kontribusi sektor
pertanian
(palawija)
terhadap PDRB
ADHK (%)

54,61
(2009)

59.745

68.467

83.462

107.83

147.19

147.19

Jumlah kelompok
tani binaan (klpk)

2.381

2.554

2,928

3,569

4,611

6,294

6,294

Produksi GKG
(ton)

381.884

409.761

Produksi Beras
(ton)

240.587

258.149

295.830

360,629

465,932

635,997

635,997

Dispertan

Surplus (Defisit)
(juta kg)

179

192

220

268

347

473

473

Dispertan

Produktivitas padi
(Ton/Ha)

5.02

5.39

Produktivitas
jagung (Ton/Ha)

3.71

3.98

Produksi Padi
(Ton)

384

412

Produksi jagung
(Ton)
Pencetakan sawah
baru (Ha)

100.84

100

32.33

1.42

77.210

469.586

6.17

0.24

28.21

1.24

4.56

4.15

472

94.119

572,426

7.52

0.29

34.39

1.51

5.56

3.62

575

121.60

739,575

9.72

0.36

41.92

1.85

7.18

4.42

743

165.99

1,009,519

13.27

0.46

54.16

2.38

9.81

5.38

1,014

165.99

1,009,519

13.27

1.64

Dispertan

191.01

Dispertan

8.41

Dispertan

24.54

Dispertan

9.81

6.96

1,014

108.20

124.00

151.15

195.29

266.57

266.57

Dispertan

107

123

150

194

264

264

Dispertan

VIII - 31

Kode

1
21

22

23

20

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
Program pencegahan
dan penanggulangan
penyakit ternak

3
Menurunnya
angka kematian
ternak akibat
penyakit ternak

Program
peningkatan
produksi hasil
peternakan

Meningkatnya
populasi ternak
per tahun

Program
peningkatan
penerapan teknologi
peternakan

Program
pemberdayaan
penyuluh pertanian /
perkebunan lapangan

Mendukung
tercapainya
target produksi,
produktivitas
peternakan

Meningkatnya
keterampilan
tenaga penyuluh
pertanian /
perkebunan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
2,046
9.92

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
1,785
8.66

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
1,464
10.55

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

11
1,133

12
12.86

13
830

14
16.62

15
830.33

16
58.60

17
Disnak

105,615

78.86

144,165

101.88

144,165

359.31

Disnak

Penyakit ternak
yang ditangani
(kasus)

2195

Populasi kerbau
Sumbawa (ekor)

54.535

58,516

Populasi sapi
Sumbawa (ekor)

2.539

2.724

3,122

3,806

4,917

6,712

6,712

Disnak

Populasi sapi bali


(ekor)

154.258

165.518

189,685

231,226

298,743

407,785

407,785

Disnak

Populasi kuda
Sumbawa (ekor)

37.436

40.168

46,033

56,115

72,500

98,963

98,963.0

Disnak

Ketersediaan Lar
ternak (Ha)

27.283

29.274

Jumlah
pengeluaran
ternak ke luar
daerah (ekor)

324.095

348

398,526

485,803

627,658

856,753

856,753

Cakupan bina
kelompok
peternak (klpk)

322

346

396

483

624

851

851

PPL dan petani


yang mengikuti
pelatihan (%)

20.00

21.46

60.82

5.98

15.46

67,059

33,549

24.59

53.07

5.22

13.49

81,745

40,896

29.98

64.69

6.36

16.44

52,838

38.73

7.75

20.04

72,123

52.87

10.02

25.89

72,123

52.87

35.33

Disnak

Disnak

91.32

Bappeluh

VIII - 32

Kode

1
2

2
15

16

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

Kehutanan
Program
pemanfaatan potensi
sumberdaya hutan

Program rehabilitasi
hutan dan lahan

17

Program
perlindungan dan
konservasi
sumberdaya hutan

19

Program pembinaan
dan penertiban
industry hasil hutan

Pemanfaatan
sumberdaya
hutan kayu dan
non kayu secara
bijak

Meningkatnya
luas hutan dan
lahan
terehabilitasi

Terwujudnya
kesadaran
masyarakat
sekitar hutan
terhadap fungsi
dan status
kawasan hutan
serta pentingnya
kelestarian hutan
Meningkatnya
pembinaan dan
penertiban
industri hasil
hutan

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
3.21

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
6.39

2.80

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

5.58

Perencanaan
pengembangan
hutan
kemasyarakatan
(%)
Luas kawasan
hutan (Ha)

4.00

4.29

398.108

398,108

Luas lahan kritis


(Ha)

560.538
(2009)

521.405

454.979

373.239

288.885

211.637

211.64

Rehabilitasi hutan
dan lahan (Ha)

9.515

1,090

1,250

1,523

1,968

2,686

2,686.44

Kecenderungan
illegal logging
(%)

19.90

18.60

13.70

16.31

11.96

13.48

14.58

10.53

17.77

7.72

13.02

7.72

71.02

Dishutbun

Tertibnya tata
usaha kayu
(TUK) hasil
hutan kayu dan
bukan kayu pada
pemegang ijin
dan pengecer
hasil hutan

8.6

9.20

0.41

10.49

0.36

12.69

0.44

16.25

0.53

21.93

0.69

21.93

2.42

Dishutbun

Pemanfaatan
kayu dan non
kayu secara legal

11.3

12.09

28.82

398,108

13.78

17.94

398,108

16.68

4.16

7.75

21.87

398,108

21.35

13.75

5.37

10.57

26.66

398,108

28.82

13.75

17

5.20

6.00

10.07

SKPD
Penanggung
Jawab

20.56

3.41

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Pengembangan
hutan tanaman
(%)

4.92

7.79

2014

18.95

Dishutbun

121.47

Dishutbun

10.57

34.44

398,108.35

Dishutbun

VIII - 33

Kode

1
20

21

22

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
Program
perencanaan dan
pengembangan hutan

3
Terlaksannya
perencanaan dan
pengembangan
hutan
Meningkatnya
produktivitas
komoditas hasil
perkebunan
Meningkatnya
produksi
komoditas hasil
perkebunan

Program
peningkatan
pemasaran hasil
produksi perkebunan
Program
peningkatan
produksi perkebunan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Dokumen statistik
kehutanan dan
perkubunan

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
8.70
0.96

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
9.92
0.84

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
12.00
1.02

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

11
15.36

12
1.24

13
20.74

14
1.60

15
20.74

16
5.65

17
Dishutbun

Produktivitas
areal perkebunan
(%)

47.39

50.85

1.98

57.81

1.73

69.95

2.11

89.53

2.57

100

3.32

100

11.72

Dishutbun

produksi
komoditas
perkebunan (ton)

9.361

10.044

1.32

11,511

1.15

14,032

1.40

18,129

1.71

24,746

2.20

24,746.03

7.77

Dishutbun

Luas areal
komoditas
perkebunan (Ha)

19754

21.196

24,291

29,610

38,257

52,220

52,220.17

Dishutbun

Kontribusi sektor
perkebunan
(tanaman keras)
terhadap PDRB
ADHB (%)

4,63
(2009)

6.12

7.01

8.54

11.04

15.07

15.07

Dishutbun

Kontribusi sektor
perkebunan
(tanaman keras)
terhadap PDRB
ADHK (%)

5,27
(2009)

6.80

1.41

7.80

1.23

9.50

1.50

12.28

1.83

16.76

2.36

16.76

8.32

Dishutbun

sosialisasi
peraturan
pertambangan
(%)

4.00

4.29

16.75

4.92

14.62

6.00

17.82

7.75

21.72

10.57

28.06

10.57

98.96

Distamben

Kontribusi sektor
Pertambangan
terhadap PDRB
ADHB (%)

2.06
(2009)

3.36

8.27

Energy dan
Sumberdaya
Mineral

3
15

Program pembinaan
dan pengawasan
bidang
pertambangan

Terlaksananya
kegiatan
pengelolaan
pertambangan
secara 0ptimal
sesuai aturan
berlaku

3.85

4.69

6.06

8.27

VIII - 34

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Kontribusi sektor
Pertambangan
terhadap PDRB
ADHK (%)

2.21
(2009)

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
3.52

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
4.03

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
4.92

2014
Target
11
6.35

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

12

Target
13
8.67

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

8.67

16

Program monitoring
dan pengawasan
kegiatan
penambangan yang
berpotensi merusak
lingkungan

Terciptanya
pertambangan
skala kecil
berwawasan
lingkungan

Inventarisasi
kegiatan
penambangan
skala kecil (%)

20.0

21.46

1.51

24.6

1.32

28.2

1.61

32.3

1.96

37.0

2.54

37.01

8.94

Distamben

17

Program pembinaan
dan pengembangan
bidang
ketenagalistrikan

Meningkatnya
pemerataan
pemenuhan
kebutuhan listrik
masyarakt

Jumlah desa
terlayani listrik
PLN

158

158

42.15

158

36.78

158

44.84

158

54.66

158

70.62

158.00

249.05

Distamben

Jumlah pelanggan
PLN
(sambungan)
Persentase rumah
tangga
menggunakan
listrik
Rasio elektrifikasi
(%)
Jumlah frekuensi
pembinaan dan
pengawasan
pengusaha migas
(%)

71.721

71.922

82.422

100,473

129,811

177,193

93.54

94.00

96.25

98.00

98.75

100

100.00

61.01

65.46

75.02

91.45

118.15

155.60

155.60

20

21.46

0.79

24.6

0.69

28.2

0.84

32.3

1.03

37.0

1.33

37.01

4.69

Distamben

Dokumen
Mitigasi bencana
alam geologi

ada

ada

9.49

ada

8.28

ada

10.10

ada

12.31

ada

15.90

ada

56.09

Distamben

18

Program
pengembangan
energy

Pemanfaatan
energi
berkelanjutan
dan terbarukan

19

Pengembangan
geologi sumberdaya
mineral dan air
bawah tanah

Tersedianya
database dan
informasi yang
lengap, akurat
dan mudah
diakses serta
meningkatnya
sarana prasarana
GSM dan ABT

177,192.68

VIII - 35

Kode

1
2

4
15

16

17

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

Pariwisata
Program
pengembangan
pemasaran
pariwisata
Program
pengembangan
destinasi pariwisata

Program
pengembangan
kemitraan
kepariwisataan

Meningkatnya
kunjungan
wisatawan ke
Kabupaten
Sumbawa
Meningkatnya
pengembangan
obyek wisata

Meningkatnya
peran serta
masyarakat dan
pelaku
pariwisata

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

Tingkat hunian
hotel (orang)

31.993

34,328

4.94

39,340

4.31

47,956

5.26

61,959

6.41

84,574

8.28

84,574.25

29.19

Disporabudpar

Obyek wisata
yang ditangani
(%)

28.30

30.37

20.00

34.80

17.45

42.42

21.27

54.81

25.93

74.81

33.50

74.81

118.16

Disporabudpar

Kontribusi sektor
Pariwisata
(hiburan dan
rekreasi) terhadap
PDRB ADHB
(%)

0,04
(2009)

1.19

1.36

1.66

2.15

2.93

2.93

Kontribusi sektor
Pariwisata
(hiburan dan
rekreasi) terhadap
PDRB ADHK
(%)
Standarisasi
pelayanan
kepariwisataan
(%)

0,05
(2009)

1.20

1.38

1.68

2.17

2.96

2.96

Disporabudpar

Jumlah
penginapan/ hotel
(unit)

24

24

Cakupan bina
kelompok
budidaya rumput
laut (klp)

109

117

Cakupan bina
kelompok
nelayan perikanan
tangkap (klpk)

400

429

1.65

1.72

1.88

1.50

2.14

1.82

2.44

2.22

2.79

2.87

2.79

10.14

35

35

155

0.11

155.03

0.41

26

28

30

Kelautan dan
Perikanan

5
15

Program
pemberdayaan
ekonomi masyarakat
pesisir

Meningkatnya
derajat ekonomi
masyarakat
pesisir

0.07

125

461

0.06

135

494

0.07

144

530

0.09

569

Dislutkan

568.93

VIII - 36

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Kode

1
17

2
Program
peningkatan
kesadaran dan
penegakan hukum
dalam penggunaan
sumberdaya laut

19

Program
peningkatan budaya
kelautan dan
wawasan maritim
kepada masyarakat

20

Program
pengembangan
budidaya perikanan

21

Program
pengembangan
perikanan tangkap

23

Program optimalisasi
pengelolaan dan
pemasaran produksi
perikanan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
dalam
pengelolaan
sumberdaya
kelautan dan
perikanan
Meningkatnya
pemahaman
masyarakat
tentang budaya
kelautan dan
wawasan
maritim
masyarakat
Meningkatnya
produksi
perikanan
budidaya per
tahun

Meningkatnya
produksi
perikanan
tangkap per
tahun
Meningkatnya
produksi hasil
ikan olahan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
21.46
3.75

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
24.59
3.27

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
29.98
3.99

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Anggaran
(%)

Target

SKPD
Penanggung
Jawab

11
38.73

12
4.86

13
52.87

14
6.28

15
52.87

16
22.16

17
Dislutkan

Cakupan desa
pesisir yang
diberikan
penyuluhan (%)

20

Cakupan
penyuluhan
budaya kelautan
(%)

14.29

Produksi
perikanan
tangkap (%)

109.904

Produksi
perikanan
budidaya
pertahun
Produksi
perikanan
tangkap (%)

66.049

43.855

Tingkat konsumsi
ikan per kapita /
tahun (Kg)

24.02

Kontribusi sektor
perikanan
terhadap PDRB
ADHB (%)
Kontribusi sektor
perikanan
terhadap PDRB
ADHK (%)

6,66
(2009)

8.29

9.51

11.6

14.97

20.43

20.43

9,42
(2009)

11.26

12.90

15.7

20.32

27.73

27.73

15.33

0.45

17.57

0.39

21.42

0.48

27.67

0.58

37.78

0.75

37.78

2.65

Dislutkan

117.927

35.41

126.536

30.90

135.773

37.67

145.684

45.92

156.319

59.32

156.32

209.22

Dislutkan

47,056

29.31

53,927

9.02

25.58

65,737

7.87

31.18

84,932

9.59

38.01

115,932

11.69

49.11

115,932

173.20

Dislutkan

15.10

53.27

Dislutkan

VIII - 37

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Kode

1
24

25

26

6
15

2
Program
pengembangan
kawasan budidaya
laut, air payau dan
air tawar
Program
pengembangan
perencanaan,
pengendalian
pembangunan dan
data statistic
perikanan

Program
pengembangan dan
pengelolaan pada
pulau pulau kecil

Perdagangan
Program
perlindungan
konsumen dan
pengamanan
perdagangan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
Berkembangnya
kawasan
budidaya laut,
air payau dan air
tawar
Meningkatnya
kualitas data dan
informasi
perencanaan,
pengendalian
dan evaluasi
pembangunan
perikanan

Tersedianya
sarana dan
prasarana
penunjang
perekonomian
penduduk pulaupulau kecil

Meningkatnya
pengawasan
terhadap pelaku
usaha,
distibutor/
produsen
barang/ jasa

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Pemanfaaatan
sumberdaya lahan
perikanan (Ha)

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
1,048.36
3.28

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
1,124.89
2.86

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
1,207.0
3.49
1

2014
Target

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

12
4.26

13
1,767.83

14
5.50

15
1,767.83

16
19.40

17
Dislutkan

3.07

3.96

1.00

13.97

Dislutkan

15.89

32.38

Dislutkan

8.28

8.13

29.19

33.50

12.93

118.16

18.06

4.33

977.035

Data base dan


dokumen statistik
perikanan (dok)

Dokumen
pengendalian dan
pengawasan
pembangunan
kelautan dan
perikanan (dok)

Fasilitas jalan
antar kampung
(%)

1.49

6.45

5.48

7.39

4.78

9.01

5.83

11.64

7.11

15.89

9.18

Cakupan listrik
tenaga surya (%)

0.86

3.30

4.94

3.78

4.31

4.61

5.26

5.96

6.41

8.13

Ketersediaan
jalan wisata pulau
keramat (%)

1.25

5.25

20.00

6.02

17.45

7.33

21.27

9.48

25.93

12.93

Jumlah usaha
mikro
perdagangan
(unit)

5,762
(2009)

7.331

2.06

2.51

1.00

0.73

8.401

0.64

10.241

0.78

Anggaran
(%)

11
1295.12

2.36

Target

SKPD
Penanggung
Jawab

13.231

0.95

1.00

18.061

1.23

Diskoperindag

VIII - 38

Kode

18

7
15

17

20

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Program
peningkatan efisiensi
perdagangan dalam
negeri

Perindustrian
Program
peningkatan
kapasitas iptek
system industry
Program
peningkatan
kemampuan
teknologi industry

Program
peningkatan
pengembangan
kelembagaan

Meningkatnya
volume aktivitas
perdagangan
UKM

Berkembangnya
teknologi
pengolahan/prod
uksi
Meningkatnya
pengetahuan dan
ketrampilan
usaha industri
dalam
penggunaan
teknologi
industri
Meningkatnya
pembinaan
sentra-sentra
IKM

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
(Tahun dasar)
4
Jumlah usaha
kecil perdagangan
(unit)
Jumlah usaha
menengah
perdagangan
(unit)

4,774
(2009)

268
(2009)

Jumlah usaha
besar (unit)

19

WDP

Persentase
tera/tera ulang

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6
6.271

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8
7.186

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10
8.760

2014
Target
11
11.318

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Anggaran
(%)

12

Target
13
15.449

Anggaran
(%)

14

Target
15
15.45

289

331

403

521

711

711.29

20

23

28

37

50

50.23

3,252
(2008)

4.638

5.315

6.478

8.370

11.425

11.43

95,04
(2009)

96

97

98

99

100

100

Ketersediaan
sarana pasar
tradisional (unit)

15

16

Perda yang
mendukung iklim
usaha

Berkembangnya
teknologi dalam
pengolahan/produ
ksi
Jumlah unit usaha
sentra industri

6.30

6.74

1.86

7.68

1.62

9.30

1.98

11.90

2.41

16.07

3.12

2,782

2,985

1.86

3,421

1.62

4,170

1.98

5,388

2.41

7,354

Jumlah IKM
(unit)

3,497

3752

0.16

4,300

0.14

5,242

0.17

5,388

0.21

9,930,382

1.21

18

1.06

22

1.29

29

1.57

10

40

2.03

16

17

7.16

Diskoperindag

16.07

11.00

Diskoperindag

3.11

7,354.28

10.97

Diskoperindag

0.27

9,930,382

11

39.65

Anggaran
(%)

SKPD
Penanggung
Jawab

11

0.95
Diskoperindag

VIII - 39

Kode

1
2

8
15

18

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan dan
Program Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD


(Tahun dasar)

Ketransmigrasian
Program
pengembangan
wilayah tertinggal

Program
pengembangan
wilayah transmigrasi

Meningkatnya
derajat hidup
penduduk
wilayah
tertinggal
Berkembangnya
wilayah
transmigrasi

2011
Anggaran
Target
(%)
5
6

2012
Anggaran
Target
(%)
7
8

2013
Anggaran
Target
(%)
9
10

2014

Kondisi Kinerja pada


akhir periode RPJMD

2015

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

Target

Anggaran
(%)

11

12

13

14

15

16

SKPD
Penanggung
Jawab

17

Terlaksananya
koordinasi
percepatan
pembangunan
daerah tertinggal
(%)
UPT yang dibina

20

21.4

4.49

24.61

3.92

30.02

4.78

38.73

5.83

53.06

7.53

53.06

26.54

Nakertrans

11

11

24.49

11

21.37

11

26.06

11

31.76

11

41.04

11.00

144.72

Nakertrans

Kondisi
infrastruktur
dasar

belum
lengkap

belum
lengkap

belum
lengkap

Berkembangya
Kota Terpadu
Mandiri (KTM)
Labangka

belum
berkembang

belum
berkembang

belum
berkembang

belum
lengkap

belum
berkembang

belum
lengkap

lengkap

lengkap

Berkembang

Berkembang

berkembang

Nakertrans

VIII - 40

BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Guna menjamin pencapaian tujuan dan sasaran dari visi dan misi yang telah dijabarkan ke
dalam program prioritas pembangunan daerah Kabupaten Sumbawa lima tahun mendatang, maka
ditetapkan indikator kinerja daerah. Indikator kinerja daerah ini disusun secara kuantitatif dan/atau
kualitatif untuk memperjelas gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kebijakan/program/kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi yang telah
ditetapkan.
Indikator kinerja ini merupakan kunci dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja
daerah. Dalam hal ini, indikator kinerja tersebut digunakan untuk mengetahui apakah kemajuan
pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan bila dibandingkan terhadap hasil perencanaan yang
hendak dicapai dapat terpenuhi. Dalam hal tersebut, indikator kinerja daerah sebagai gambaran
tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah/wakil kepala daerah pada akhir
periode masa jabatannya, yang ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program
pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun dengan
target yang telah ditetapkan.
Adapun indikator kinerja daerah Kabupaten Sumbawa periode Tahun 2011-2015 sebagai
berikut.

IX - 1

Tabel 9.1
Indikator Kinerja Daerah Tahun 2011-2015
No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

I.1

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1.1

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

1.1.1

PDRB ADHK (juta)

1,730,446

1,939.055

2.055.707

2.181.356

2.316.004

2.459.649

2.459.649

Bappeda

1.1.2

PDRB ADHB (juta)

3,968,119

4.531.955

5.162.639

5.856.866

6.614.637

7.435.952

7.435.952

Bappeda

1.1.3

Pertumbuhan PDRB ADHK (%)

5.94

5,77

6,02

6,11

6,17

6,20

6,20

Bappeda

1.1.4

Pertumbuhan PDRB ADHB (%)

14,90

14,21

13,92

13,45

12,94

12,42

12,42

Bappeda

1.1.5

Laju inflasi (%)

8.46

7,98

7,45

6,91

6,37

5,85

5,85

Diskoperindag

1.1.6

PDRB per kapita ADHK (Rp)

4.409.005

4.635.236

4.887.249

5.162.053

5.459.647

5.780.032

5.780.032

Bappeda

1.1.7

PDRB perkapita ADHB (Rp)

9.543.590

10.875.627

12.364.711

14.014.485

15.824.951

17.796.108

17.796.108

Bappeda

1.1.8

Pertumbuhan PDRB perkapita ADHK (%)

5,10

5,13

5,44

5,62

5,77

5,87

5,87

Bappeda

1.1.9

Pertumbuhan PDRB perkapita ADHB (%)

13,99

13,96

13,69

13,34

12,92

12,46

12,46

Bappeda

I.2

Fokus Kesejahteraan Sosial

2.1

Pendidikan

2.1.1

Angka melek huruf (%)

90.55

99.69

99,69

99,69

99,69

99,69

99,69

Diknas

2.1.2

Angka rata-rata lama sekolah SD/MI

6.23

6,21

6,15

6.09

6,04

6.00

6.00

Diknas

2.1.3

Angka rata-rata lama sekolah SMP/MTs

3.01

3.01

3.01

3.01

3.00

3.00

3.00

Diknas

2.1.4

Angka rata-rata lama sekolah SMA/MA/SMK

3.01

3.01

3.01

3.01

3.00

3.00

3.00

Diknas

2.1.5

Angka partisipasi kasar (APK) PAUD (%)

41.91

57,91

64,51

71,11

74,7

75.00

75.00

Diknas

2.1.6

Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI

110.76

108,2

120,223

121,59

122,97

124,34

124,34

Diknas

2.1.7

Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs

104.49

100,76

105,02

109,28

113,54

117,8

117,8

Diknas

2.1.8

Angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/MA

75.50

79,19

83,22

87,25

91,28

95,31

95,31

Diknas

2.1.9

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

96.8

94,83

95,46

96,1

96,73

97,37

97,37

Diknas

IX - 2

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

1
2.1.10
2.1.11

2.2

2
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
Angka Partisipasi Murni (APM))
SMA/SMK/MA/Paket C

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

8
90,42

94,19

68,04

73,26

80.61

79,11

82,88

86,65

48.86

57,6

62,82

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10
94,19

Diknas

78,48

78,48

Diknas

Kesehatan

2.2.1

Angka Kematian Bayi (AKB)

6.36 (2009)

4.85

4.24

3.47

2.69

1.97

1.97

Dikes

2.2.2

Angka Kematian Ibu (AKI)

1.56 (2009)

129

125

120

109

102

102

Dikes

2.2.3

Balita gizi buruk (kasus)

115

107

93

77

59

43

43

Dikes

1.80

1.93

2.21

2.70

3.49

4.76

4.76

Disporabudoar

16.23
14.04
0.17

17.41
15.06
0.18

19.96
17.26
0.21

24.33
21.05
0.25

31.43
27.19
0.33

42.90
37.12
0.45

42.90
37.12
0.45

Disporabudoar
Disporabudoar
Disporabudoar

I.3

Fokus Seni Budaya dan Olahraga

3.1.1

Rasio lembaga seni budaya per 10.000 penduduk

3.1.2
3.1.3
3.1.4

Rasio klub olahraga per 10.000 penduduk


Rasio lapangan olahraga per 10.000 penduduk
Rasio gedung olah raga per 10.000 penduduk

II

ASPEK PELAYANAN UMUM

II.1

Fokus Layanan Urusan Wajib

1.1

Pendidikan

1.1.1

Pendidikan dasar:

1.1.1.2

Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI

96.67

101,38

107,61

111,49

115,38

119,27

119,27

Diknas

1.1.1.3

Angka partisipasi sekolah (APS) SMP/MTs

80.56

92,42

93,01

99,58

106,15

112,72

112,72

Diknas

1.1.1.4

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia


sekolah SD/MI

78.99

77,13

88,26

91,76

95,26

98,76

98,76

Diknas

1.1.1.5

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia


sekolah SMP/MTs

51.03

48,72

62,31

71,06

79,22

87,38

87,38

Diknas

1.1.1.6

Rasio guru terhadap murid SD/MI

940.67

1009,34

1078.01

1146,68

1215,35

1284,02

1284,02

Diknas

1.1.1.7

Rasio guru terhadap murid SMP/MTs

920.09

987.26

1,131.40

1,379.17

1,781.89

2,432.28

2,432.28

Diknas

IX - 3

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

1.1.1.8

Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1


keguruan

1.1.1.9

Guru SD/MI kualifikasi non S1 keguruan

1.1.1.10

Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1


keguruan

1.1.1.11

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

1.140

1.22

1.40

1.71

2.21

3.01

3.01

Diknas

Diknas

1.555

1.669

1.912

2.331

3.011

4.11

4.11

Diknas

Guru SMP/MTs kualifikasi non S1 keguruan

90

84

73

60

46

34

34

Diknas

1.1.1.12

Angka Putus Sekolah (Drop Out) SD/MI (%)

0.12

0.11

0.10

0.08

0.06

0.05

0.05

Diknas

1.1.1.13

Angka Putus Sekolah (Drop Out) SMP/MTs (%)

0.55

0.51

0.45

0.37

0.28

0.21

0.21

Diknas

1.1.1.14

Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik


(%)

74.39

79.82

91.47

100.00

100

100

100.00

Diknas

1.1.1.15

Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan


baik (%)

79.33

85.12

97.55

100.00

100

100

100.0

Diknas

1.1.2

Pendidikan menengah:

1.1.2.1

Angka partisipasi sekolah (APS) SMA/MA/SMK

72.46

58,78

68,77

78,76

88,75

98,75

98,75

Diknas

1.1.2.2

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia


sekolah SMA/MA/SMK

22.53

24.17

27.70

33.77

43.63

59.56

59.56

Diknas

1.1.2.3

Rasio guru terhadap murid SMA/MA/SMK

956.73

990,55

1023,55

1052,55

1089,55

1122,55

1122,55

Diknas

1.1.2.4

Guru SMA/MA/SMK yang memenuhi kualifikasi


S1 keguruan

1.200

1.288

1.476

1.799

2.324

3.172

3.172

Diknas

1.1.2.5

Guru SMA/MA/SMK kualifikasi non S1 keguruan

112

104

91

75

58

42

42

Diknas

1.1.2.6

Angka Putus Sekolah (Drop Out) SMA/SMK/MA


(%)

1.64

2,03

1.33

1.09

0.85

0.5

0.5

Diknas

1.1.2.7

Sekolah pendidikan SMA/MA/SMK kondisi


bangunan baik (%)

91.54

86,72

92,25

100

100

100

100

Diknas

IX - 4

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

1
1.2

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

Kesehatan

1.2.1

Rasio Sarana Puskesmas

0.06

0.064

0.074

0.090

0.116

0.159

0.16

Dikes

1.2.2

Rasio sarana Pustu

0.22

0.236

0.271

0.330

0.426

0.582

0.582

Dikes

1.2.3

Rasio sarana Polindes

12.021 (2009)

14.047

16.097

19.623

25.353

34.606

34.606

Dikes

1.2.4

Rasio sarana Poliklinik

0.0024

0.0026

0.0030

0.0036

0.0046

0.0063

0.0063

Dikes

1.2.5

Rasio sarana Posyandu

6.94 (2009)

8.595

9.850

12.007

15.513

21.175

21.175

Dikes

1.2.6

Rasio posyandu per satuan balita

11.27

12.09

13.86

16.89

21.83

29.79

29.79

Dikes

1.2.7

Rasio puskesmas per satuan penduduk

0.06

0.06

0.07

0.09

0.12

0.16

0.16

Dikes

1.2.8

Rasio poliklinik per satuan penduduk

1.00

1.07

1.23

1.50

1.94

2.64

2.64

Dikes

1.2.9

Rasio pustu per satuan penduduk

0.22

0.24

0.27

0.33

0.43

0.58

0.58

Dikes

1.2.10

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan


penduduk

3.83

4.11

4.71

5.74

7.42

10.12

10.12

Dikes

1.2.11

Rasio dokter per satuan penduduk

2.29

2.46

2.82

3.43

4.43

6.05

6.05

Dikes/RSUD

1.2.12

Rasio tenaga medis per satuan penduduk

19.00

20.39

23.36

28.48

36.80

50.23

50.23

44.09

47.18

1.22

44.15

51.51

65.93

90.00

PU/Dikes

116

124.47

142.64

173.88

224.65

306.65

306.65

PU/BPM-LH

73.44

78.80

90.31

110.08

142.23

194.14

194.14

PU/BPM-LH

9840.96

10,559

12,101

14,751

19,058

26,015

26,015

PU/BPM-LH

3.23

3.47

3.97

4.84

6.26

8.54

8.54

PU/BPM-LH

23.69

25.42

29.13

35.51

45.88

62.63

62.63

PU/BPM-LH

1.3

Lingkungan Hidup

1.3.1

Persentase Penduduk berakses air bersih

1.3.2

Jumlah tempat pembuangan sampah (TPS) (unit)

1.3.3

Rata-rata daya tampung TPS (m)

1.3.4

Jumlah daya tampung TPS (m)

1.3.5

Rasio TPS per penduduk

1.3.6

Rasio daya tampung tempat pembuangan sampah


(TPS) per penduduk

IX - 5

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

1
1.4

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10
-

Pekerjaan Umum

1.4.1

Proporsi panjang jalan Kabupaten terhadap panjang


jalan (%)

1.4.2

60.16

60.55

61.10

62.18

63.00

64.00

64.00

PU

Kondisi kemantapan jalan kabupaten (%)

40.7

43.67

47.00

50.00

55.00

60.00

60.00

PU

1.4.3

Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam


kondisi baik

0.26

0.28

0.33

0.40

0.51

0.70

0.70

PU

1.4.4

Peningkatan panjang jalan kabupaten rata-rata


pertahun (%)

PU

1.4.5

Rasio saluran induk thdp luas baku

3.59

3.85

4.41

5.38

6.95

9.49

9.49

PU

1.4.6

Rasio saluran induk terhadap luas irigasi

4.29

4.60

5.28

6.43

8.31

11.34

11.34

PU

1.4.7

Rasio saluran sekunder terhadap luas baku

10.61

11.38

13.05

15.90

20.55

28.05

28.05

PU

1.4.8

Rasio saluran sekunder terhadap luas irigasi

12.65

13.57

15.56

18.96

24.50

33.44

33.44

PU

1.5
1.5.1
1.5.2
1.6
1.6.1
1.6.2
1.6.3

Penataan Ruang
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas
Wilayah ber HPL/HGB
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan

8.74

9.38

10.75

13.10

16.93

23.10

23.10

PU

0.015

0.016

0.018

0.022

0.029

0.040

0.04

PU

Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah
ditetapkan dgn PERDA
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg
telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

RKPD

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

LAKIP

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

Laporan Evaluasi Kinerja

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

Laporan midterm review

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

LKPJ

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

LPPD

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

Tersedianya dokumen Perencanaan Pembangunan:

IX - 6

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

Target Capaian tiap tahun

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

10

SIMRENAS

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

Statistik ekonomi daerah

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

Kebijakan umum anggaran

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

Prioritas dan plafon anggaran sementara

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.7

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Perumahan

1.7.1

Rasio rumah layak huni per 10.000 penduduk

204.84

219.79

251.88

307.05

396.70

541.50

541.50

PU

1.7.2

Jumlah rumah tangga pengguna air bersih

47.273

50.724

58.130

70.860

91.551

124.967

124.967

PU

1.8

Kepemudaan dan Olahraga

1.8.1

Jumlah organisasi pemuda

21

21

22

23

24

25

25

Disporabudpar

1.8.2

Jumlah organisasi olahraga

25

25

26

27

28

29

29

Disporabudpar

1.8.3

Jumlah klub olahraga

674

674

676

680

690

710

710

Disporabudpar

1.9

Penanaman Modal

1.9.1

Jumlah investor (PMDN/PMA) (rata-rata)

5.76

6.18

7.08

8.64

11.16

15.23

15.23

BPM-LH

1.9.2

Jumlah realisasi investasi (PMDN/PMA) (milyar)

672

721

826

1,007

1,301

1,776

1,776

BPM-LH

1.9.3

Rasio daya serap tenaga kerja

32.96

35.37

40.53

49.41

63.83

87.13

87.13

BPM-LH

1.10

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

1.10.1

Persentase koperasi aktif

47.38

48.84

50.26

51.98

53.76

55.25

55.25

Diskoperindag

1.10.2

Jumlah BPR/LKM (unit)

46

49

53

55

59

62

62

Diskoperindag

1.10.3

Jumlah UKM non BPR/LKM UKM (unit)

9.965

10.692

11.254

11.537

11.699

12.043

12.04

Diskoperindag

332,852

171.435

409,294

498,930

644,617

879,902

879,902

Dukcapil

80.14

56

80

100

100

100

100

Dukcapil

1.11

Kependudukan dan Catatan Sipil

1.11.1

Jumlah KTP yang diterbitkan per tahun

1.11.2

Rasio kepemilikan KTP

IX - 7

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

1.11.3

Rasio kepemilikan akte perkawinan

1.11.4
1.11.5

1.12

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

0.04 (2009)

1.19

1.36

1.66

2.15

2.93

2.93

Dukcapil

Rasio kepemilikan akte kelahiran

1.24

1.331

1.525

1.859

2.401

3.278

3.28

Dukcapil

Rasio kepemilikan akte kematian

0.01 (2009)

1.16

1.33

1.62

2.09

2.86

2.86

Dukcapil

Ketenagakerjaan

1.12.1

Angkatan kerja (jiwa)

209.5100

224.804

257.626

314.046

405.747

553.845

553.84

Nakertrans

1.12.2

Bukan angkatan kerja (jiwa)

105.6410

113.353

129.902

158.351

204.589

279.264

279.26

Nakertrans

1.12.3

Tingkat partisipasi angkatan kerja (%)

66.48

71.333

81.748

99.650

128.748

175.741

175.74

Nakertrans

1.12.4

Tingkat pengangguran terbuka (%)

5.88

5.48

4.78

3.92

3.04

2.22

2.22

Nakertrans

1.13

Ketahanan Pangan

1.13.1

Produksi GKG (ton)

381,884

409,762

469,587

572,426

739,575

1,009,519

1,009,519

KKP

1.13.2

Produksi Beras (ton)

240,587

258,150

295,840

360,629

465,932

635,997

635,997

KKP

1.13.3

Surplus (Defisit) (kg)

178,947,051

192,010,186

220,043,673

268,233,237

346,557,342

473,050,772

473,050,772

KKP

75.51

74,73

70.00

65.00

60.00

50.00

50.00

BKBPP

1.14

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak

1.14.1

Persentase partisipasi perempuan di lembaga


pemerintah

1.14.2

Jumlah perempuan pada jabatan struktural

182

195

224

273

352

481

481

BKBPP

1.14.3

Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta

24.28

24.28

30.00

35.00

40.00

50.00

50.00

BKBPP

1.14.4

Rasio kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

0.076

0.076

0.07

0.06

0.05

0.04

0.04

BKBPP

4 (2009)

2.73

2.38

2.15

2.00

2.00

2.00

BKBPP

94.04

95.00

95.00

96.00

96.00

96.00

96.00

BKBPP

1.15

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1.15.1

Rata-rata jumlah penduduk per kepala keluarga

1.15.2

Rasio akseptor KB

IX - 8

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

1
1.15.3
1.16

2
Peserta KB aktif (%)

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

72.01

75.30

78.00

79.00

80.00

83.00

83.00

7.32

7.9

9.0

11.0

14.2

19.4

19.4

BKBPP

Perhubungan

1.16.1

Rasio ijin trayek

1.16.2

Jumlah uji kir angkutan umum (unit)

2,289

2,456

2,815

3,431

4,433

6,051

6,051

Dishubkominfo

1.16.3

Ketersediaan terminal angkutan darat

10

11

13

17

24

24

Dishubkominfo

1.16.4

Rasio terminal klas A thdp AKAP

0.03 (2009)

1.18

1.35

1.65

2.13

2.91

2.91

Dishubkominfo

1.16.5

Rasio terminal klas B thdp Angkutan AKDP

0.02 (2009)

1.17

1.34

1.63

2.11

2.88

2.88

Dishubkominfo

0.02 (2009)

1.17

1.34

1.63

2.11

2.88

2.88

Dishubkominfo

442,997

475,336

544,735

664,032

857,929

1,171,073

1,171,073

Dishubkominfo

303,183,238

325,315,614

372,811,694

454,457,455

587,159,032

801,472,079

801,472,079

Dishubkominfo

304

326

374

456

589

804

804

Dishubkominfo

3.81 (2009)

5.24

6.00

7.31

9.45

12.90

12.90

Dishubkominfo

11

11

11

11

11

11

11

Dishubkominfo

1.16.7

Rasio terminal klas C dan Shelter thdp Angkt Kota


dan Angkutan Perdesaan
Jumlah arus penumpang angkutan umum per tahun

1.16.8

Jumlah arus barang (darat, laut, udara)

1.16.9

Jumlah ijin trayek

1.16.10

Rasio panjang jalan terhadap ketersediaan sarana


angkutan

1.16.6

1.17

Dishubkominfo

Komunikasi dan Informatika

1.17.1

Jumlah surat kabar nasional/lokal

1.17.2

Jumlah penyiaran radio lokal

Dishubkominfo

1.17.3

Jumlah penyiaran TV lokal

Dishubkominfo

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

Setda

234

251

288

351

453

500

500

Setda

belum

belum

dalam proses

dalam proses

selesai

selesai

selesai

Setda

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

ada

ada

Setda

1.18

Pertanahan

1.18.1

Rasio penerbitan sertifikat terhadap pengajuan


sertifikat

1.18.2

Jumlah tanah pemda yang bersertifikat (lembar)

1.18.3

Penyelesaian batas wilayah kabupaten

1.18.4

Batas desa yang sudah di Perda-kan

IX - 9

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

1
1.19

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

1.19.1

Rasio Polisi pamong praja per 10.000 penduduk

4.165

4.469

5.122

6.243

8.066

11.010

11.01

Pol PP

1.19.2

Rasio linmas per 10.000 penduduk

58.6

62.88

72.06

87.84

113.49

154.91

154.91

Kesbanglinmas

1.19.3

Rasio Pos Siskamling per desa/kelurahan

3.93

4.22

4.83

5.89

7.61

10.39

10.39

Kesbanglinmas

-8.81

20.95

20,73

18,73

16,73

14,73

14,73

Setda

4.54

4.87

5.58

6.81

8.79

12.00

12.00

DPPK

110
akan
dilaksanakan

118
akan
dilaksanakan

135

165

213

291

291

Setda

19.69

21

23

24

24

27

27

BPM-PD

24

26

30

36

46

50

50

BPM-PD

84.903

79.127

69.046

56.642

43.840

32.117

32.12

Disos

1.20

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,


Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.20.1

Tingkat kemiskinan (%)

1.20.3

Proporsi realisasi PAD terhadap APBD (%)

1.20.4

Jumlah Perda dan Perbup

1.20.5

Survey indeks Kepuasan Layanan Masyarakat

1.21

dilaksanakan

dilaksanakan

dilaksanakan

dilaksanakan

Setda

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1.21.1

Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga


pemberdayaan masyarakat (LPM)

1.21.2

Jumlah LSM aktif

1.22

dilaksanakan

Sosial

1.22.1

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial


(PMKS)(jiwa)

1.22.2

Rasio masjid per satuan penduduk

1.20

1.29

1.48

1.80

2.32

3.17

3.17

Disos

1.22.3

Rasio gereja per satuan penduduk

0.14

0.15

0.17

0.21

0.27

0.37

0.37

Disos

1.22.4

Rasio pura per satuan penduduk

0.84

0.84

0.84

0.84

0.84

0.84

0.84

Disos

1.22.5

Rasio wihara per satuan penduduk

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

Disos

1.22.6

Jumlah karang taruna (klpk)

158

170

194

237

306

418

418

Disos

79

80

82

85

87

89

89

Disporabudpar

1.23
1.23.1

Kebudayaan
Jumlah lembaga kesenian dan lembaga kebudayaan
(lembaga)

IX - 10

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

1.23.2

Prasarana pertunjukan seni dan budaya (unit)

14

15

16

17

19

20

20

Disporabudpar

1.23.3

Penyelenggaraan event seni dan budaya (kali)

10

11

11

11

Disporabudpar

1.23.4

Jumlah benda cagar budaya

43

43

43

43

43

43

43

Disporabudpar

1.24

Statistik

1.24.1

Daerah Dalam Angka (DDA)

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.2

Kecamatan Dalam Angka

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.3

PDRB Kabupaten Sumbawa

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.4

PDRB Kecamatan

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.5

Profil Daerah

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.6

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.7

Indeks Gini Rasio

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.8

Indeks Williamson

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Bappeda/

1.24.9

Indeks Harga Konsumen

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.10

Indeks Kepuasan Masyarakat

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.11

Indeks Pelayanan Minimum

Tidak ada

Tidak ada

ada

ada

ada

ada

ada

Setda

1.24.12

Indeks Pelayanan Publik

Tidak ada

Tidak ada

ada

ada

ada

ada

ada

Setda

1.24.13

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Setda

sumberdaya Alam Spasial Kabupaten Sumbawa

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

Bappeda

1.24.14

1.25

Kearsipan

1.25.1

Penerapan pengelolaan arsip secara baku (%)

1.25.2

Persentase pengelola arsip terpadu

1.26

100

100

100

100

100

100

100

Arpusda

75.38

80.88

85.69

90.00

96.00

100

100

Arpusda

Perpustakaan

IX - 11

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

1.26.1

Jumlah perpustakaan (unit)

44

47

54

66

85

116

116

Arpusda

1.26.2

Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah


(eksp)

81.304

1300

1300

1600

1600

2000

89.135

Arpusda

1.26.3

Jumlah pengunjung perpustakaan (orang)

58.666

62.949

72.139

87.938

113.615

155.085

155.085

Arpusda

977.035

1.048.359

1.124.889

1.207.006

1.295.117

1.389.661

1.389.661

Dislutkan

II.2

Fokus Layanan Urusan Pilihan

2.1

Kelautan dan Perikanan

2.1.1

Pemanfaaatan sumberdaya lahan perikanan (Ha)

2.1.2

Jumlah produksi perikanan (ton)

109.904

117.927

126.536

135.773

145.684

156.319

156.319

Dislutkan

9.014.117

9.014.117

9.014.117

9.014.117

9.014.117

9.014.117

9.014.117

Dislutkan

2.1.3

Luas potensi sumberdaya lahan perikanan (Ha)

2.1.4

Cakupan bina kelompok budidaya rumput laut (klp)

109

115

122

127

133

138

138

Dislutkan

2.1.5

Cakupan bina kelompok nelayan perikanan tangkap


(klpk)

400

420

441

455

467

489

489

Dislutkan

2.1.6

Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB ADHB


(%)

6,66 (2009)

8.29

8.51

8.59

9.17

9.43

9.43

Dislutkan

2.1.7

Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB ADHK


(%)

9,42 (2009)

11.26

11.70

12.02

12.32

12.53

12.53

Dislutkan

5.02

5.50

5.55

5.58

6.02

6.20

6.20

Distan

383.649

385.660

387.760

389.490

390.010

395.140

395.140

Distan

3.71

3.77

3.83

3.89

3.95

4.01

4.01

Distan

100.84

102.20

108.00

110.15

115.69

122.59

122.59

Distan

100

500

2.000

2.200

2.500

2.500

2.500

Distan

2,381

2,381

2,381

2,381

2,381

2,381

2,381

BP4K

61,72 (2009)

62.374

65.210

70.119

74.602

80.987

80.987

Distan

2.2

Pertanian

2.2.1

Pertanian tanaman pangan

2.2.1.1

Produktivitas padi (Ton/Ha)

2.2.1.2

Produksi Padi (Ton)

2.2.1.3

Produktivitas jagung (Ton/Ha)

2.2.1.4

Produksi jagung (Ton)

2.2.1.5

Pencetakan sawah baru (Ha)

2.2.1.6

Jumlah kelompok tani binaan (klpk)

2.2.1.7

Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap


PDRB ADHB (%)

IX - 12

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

2.2.1.8

Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap


PDRB ADHK (%)

2.2.2
2.2.2.1

Peternakan
Populasi kerbau Sumbawa (ekor)

2.2.2.2

Populasi sapi Sumbawa (ekor)

2.2.2.3
2.2.2.4

Populasi sapi bali (ekor)


Populasi kuda Sumbawa (ekor)

2.2.2.5

Cakupan bina kelompok peternak (klpk)

2.2.2.6

Ketersediaan Lar ternak (Ha)

2.2.2.7

Jumlah pengeluaran ternak ke luar daerah (ekor)

2.2.2.8

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

54,61 (2009)

56.745

60.467

63.462

65.833

68.191

68.191

Distan

54,535

55,216

55,306

56,516

57,578

58,516

58,516

Disnak

2,539

2,724

3,022

3,206

3,221

3,412

3,412

Disnak

154,258
37,436

155,519
38,169

159,602
40,133

160,228
42,215

278,754
45,503

290,485
48,933

290,485
48,933

Disnak
Disnak

322

389

421

433

444

448

448

Disnak

27,283

27,283

27,283

27,283

27,283

27,283

27,283

Disnak

324,095

327,754

328,526

328,803

330,058

333.753

333,753

Disnak

Penyakit ternak yang ditangani (kasus)

2,195

2,046

1,785

1,464

1,133

830

830

Disnak

2.2.3
2.2.3.1

Perkebunan
Luas areal komoditas perkebunan (Ha)

19,754

21,196

21,296

21,396

21,496

21,596

21,596

Dishutbun

2.2.3.2

produksi komoditas perkebunan (ton)

9,361

10,044

11,511

12,732

13,129

14,746

14,746

Dishutbun

2.2.3.3

Produktivitas areal perkebunan (%)

47.39

47.55

47.57

48.04

4 9.78

50.28

50.28

Dishutbun

2.2.3.4

Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras)


terhadap PDRB ADHB (%)

4,63 (2009)

5.12

6.1

6.54

7.04

8.07

8.07

Dishutbun

2.2.3.5

Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras)


terhadap PDRB ADHK (%)

5,27 (2009)

5.80

6.30

6.50

7.25

7.74

7.74

Dishutbun

398,108

398,108

398,108

398,108

398,108

398,108

398,108

Dishutbun

521.41

454.98

373.24

288.88

211.64

211.64

Dishutbun

1,090

1,250

1,523

1,968

2,686

2,686

Dishutbun

2.2.4
2.2.4.1

Kehutanan
Luas kawasan hutan (Ha)

560.538
(2009)
951.5

2.2.4.2

Luas lahan kritis (Ha)

2.2.4.3

Rehabilitasi hutan dan lahan (Ha)

2.2.4.4

Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB


ADHB (%)

0.04 (2009)

1.191

1.365

1.664

2.150

2.934

2.934

Dishutbun

2.2.4.5

Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB


ADHK (%)

0.06 (2009)

1.212

1.390

1.694

2.188

2.987

2.987

Dishutbun

IX - 13

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

1
2.3

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

Energi dan Sumber Daya Mineral

2.3.1

Kontribusi sektor Pertambangan terhadap PDRB


ADHB (%)

2.06 (2009)

3.358

3.849

4.692

6.062

8.274

8.274

Distamben

2.3.2

Kontribusi sektor Pertambangan terhadap PDRB


ADHK (%)

2.21 (2009)

3.519

4.033

4.917

6.352

8.671

8.671

Distamben

28.3

30.37

34.80

42.42

54.81

74.81

74.81

Disporabudpar

2.4

Pariwisata

2.4.1

Obyek wisata yang ditangani (%)

2.4.2

Tingkat hunian hotel (orang)

31,993

34,328

39,340

47,956

61,959

84,574

84,574

Disporabudpar

2.4.3

Kontribusi sektor Pariwisata (hiburan dan rekreasi)


terhadap PDRB ADHB (%)

0,04 (2009)

1.19

1.36

1.66

2.15

2.93

2.93

Disporabudpar

2.4.4

Kontribusi sektor Pariwisata (hiburan dan rekreasi)


terhadap PDRB ADHK (%)

0,05 (2009)

1.20

1.38

1.68

2.17

2.96

2.96

Disporabudpar

2.5

Perindustrian

2.5.1

Kontribusi sektor Industri (tanpa migas) terhadap


PDRB ADHB (%)

3,37 (2009)

3.47

4.23

4.46

4.68

5.34

5.34

Diskoperindag

2.5.2

Kontribusi sektor Industri (tanpa migas) terhadap


PDRB ADHK (%)

4,37 (2009)

4.84

5.59

5.85

6.34

6.55

6.55

Diskoperindag

2.5.3

Jumlah IKM (unit)

3,452

3,489

3,500

3,742

3,890

3,940

3,940

Diskoperindag

2.5.4

Jumlah unit usaha sentra industri

2,782

2,985

3,021

3,170

3,388

3,554

3,857

Diskoperindag

2.6

Perdagangan

2.6.1

Jumlah usaha mikro perdagangan (unit)

5,762 (2009)

6.331

7.401

8.241

8.531

8.761

8.761

Diskoperindag

2.6.2

Jumlah usaha kecil perdagangan (unit)

4,774 (2009)

4.871

5.186

5.760

6.318

6.449

6.450

Diskoperindag

2.6.3

Jumlah usaha menengah perdagangan (unit)

268 (2009)

289

331

403

521

711

711

Diskoperindag

2.6.4

Jumlah usaha besar (unit)

19

20

23

28

37

50

50

Diskoperindag

2.6.5

WDP

3,252 (2008)

3.630

3.915

4.178

4.370

4.425

4.425

Diskoperindag

IX - 14

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

2.6.6

Ketersediaan sarana pasar tradisional (unit)

2.6.7

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

15

16

18

22

23

24

24

Diskoperindag

Persentase tera/tera ulang

95,04 (2009)

103.13

118.18

144.06

186.13

254.07

254.07

Diskoperindag

2.6.8

Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB


ADHB (%)

18,24 (2009)

18.72

19.74

20.94

22.40

25.05

25.05

Diskoperindag

2.6.9

Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB


ADHK (%)

18,03 (2009)

19.49

20.49

22.63

24.99

28.49

28.49

Diskoperindag

11

11

11

11

11

11

11

Disnakertrans

2.7
2.7.1

II

Ketransmigrasian
UPT yang dibina

ASPEK DAYA SAING DAERAH

II.1

Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

1.2

Indeks pengeluaran konsumsi rumah tangga per


kapita

1.27

1.36

1.56

1.90

2.46

3.36

3.36

1.3

Pengeluaran konsumsi rumah tangga non pangan


(%)

30.19

32.39

37.12

40.25

58.47

60.81

60.81

II.2

Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur

2.1

Rasio panjang jalan terhadap sarana angkutan

3.81 (2009)

5.24

6.00

7.31

9.45

12.90

13

PU

2.2

Jumlah Bank umum

9 (2009)

10

10

Setda

2.3

Jumlah kantor

22 (2009)

25

25

25

25

25

25

Setda

2.4

Jumlah BPR

14 (2009)

14

14

14

14

14

14

Setda

2.5

Jumlah kantor

22 (2009)

25

25

25

25

25

25

Setda

2.6

ketersediaan restoran dan rumah makan

172

173

174

175

177

200

200

Setda

2.7

Jumlah penginapan/ hotel

2.8
2.9

Persentase rumah tangga pengguna air bersih


Jumlah desa terlayani listrik PLN

2.10

Jumlah pelanggan PLN (sambungan)

1.11

Persentase rumah tangga menggunakan listrik

24

24

26

28

30

35

35

Setda

42.99
158

46.13
158

52.86
158

64.44
158

83.26
158

100.00
158

100
158

Dikes/PU
Distamben

71,721

71,922

82,423

100,473

129,811

177,193

177,193

Distamben

93.54

94.00

96.25

98.00

98.75

100.00

100.00

Distamben

IX - 15

No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja


Pembangunan Daerah

2.12

Rasio elektrifikasi (%)

II.3

Fokus Iklim Berinvestasi

3.1

Keamanan dan ketertiban

Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD

Target Capaian tiap tahun

Thn dasar

2011

2012

2013

2014

2015

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
RPJMD

SKPD Terkait

10

61.01

65.46

75.02

91.45

118.15

155.60

155.60

Distamben

3.1.1

Angka kriminalitas

0.0081

0.0075

0.0066

0.0054

0.0042

0.0031

0.0031

Pol-PP

3.1.2

Jumlah demonstrasi

52

48

42

35

27

20

20

Pol-PP

KPPT

99

106

122

148

192

262

262

KPPT

10

10

11

11

12

12

12

DPPK

3.2

Kemudahan perijinan

3.2.1

Rata-rata lama proses perijinan (hari kerja)

3.2.2

Jumlah perijinan pendukung investasi

3.3

Pengenaan pajak dan retribusi daerah

3.3.1

Jumlah pajak daerah

3.3.2

Retribusi daerah
- Retribusi jasa umum

DPPK

- Retribusi jasa usaha

10

10

DPPK

17

17

17

17

17

17

17

DPPK

10

11

11

DPPK

54.61

57.52

65.92

54.08

44.36

36.39

36.39

- Retribusi perijinan tertentu


3.3.3
3.4
3.4.1

DPPK

Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha


Fokus Sumber Daya Manusia
Rasio ketergantungan (%)

Dukcapil

IX - 16

BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 20112015


merupakan bagian integral dari rencana pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nasional
dalam rangka mewujudkan tujuan bangsa Indonesia. Perencanaan Pembangunan yang terintegrasi
harus dilaksanakan dalam suatu sinergi, baik yang bersifat tahapan teknis maupun yang bersifat
kebijakannya.
RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Bupati selama lima tahun mendatang. RPJMD ini sekaligus merupakan pedoman, landasan
dan referensi dalam menyusun Renstra-SKPD dan akan dijabarkan menjadi RKPD Kabupaten
Sumbawa.
10.1

Pedoman Transisi

Kebijakan dan Program transisi yang disusun secara terpadu dalam RPJMD ini
dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan pembangunan daerah dan mengisi kekosongan
dokumen perencanaan pembangunan daerah, yang memuat kebijakan perencanaan pembangunan
khususnya untuk tahun anggaran 2016. Program transisi disusun dalam rangka menyediakan acuan
perencanaan pembangunan tahun pertama masa jabatan Bupati Sumbawa periode 2016-2020. Hal
ini diperlukan karena perencanaan pembangunan tahun 2015 dilakukan pada masa jabatan Bupati
periode sebelumnya.
A. Kebijakan Umum Pembangunan Transisi
Kebijakan perencanaan tahun 2016 secara umum masih dalam rangka memelihara dan
memantapkan kinerja terwujudnya visi misi pembangunan 2011 2015, sebagai berikut :
a)

Meningkatkan keseteraan gender dan peningkatan kesadaran hukum

b) Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan serta penguatan akuntablitas pelayanan


pendidikan
c)

Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta kemandirian masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat

d) Memantapkan administrasi pemerintahan dan meningkatkan kinerja aparatur dalam


melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang diarahkan pada pelayanan masyarakat.
e)

Meningkatkan pembangunan ekonomi dalam pemanfaatan sumberdaya dan investasi

f)

Meningkatkan daya saing industri, pertanian, peternakan, perdagangan dan pariwisata untuk
meningkatkan pendapatan daerah

g) Memantapkan infrastruktur yang telah ada, serta melanjutkan dan meningkatkan kerjasama
pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur wilayah
h) Pemantapan pelestarian lingkungan hidup

X-1

B. Program Transisi
Penyusunan Rencana Kerja pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2016 masih mengacu pada
RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011 2015 sebagai pembangunan lanjutan dan dirumuskan dalam
setiap urusan untuk program-program prioritas lanjutan. Penetapan program prioritas pembangunan
di tahun 2016 memperhatikan issue strategis yang ditindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang
dapat menjawab tantangan ke depan dalam upaya penyempurnaan target-target pembangunan dari
kerangka perencanaan jangka menengah. Program Transisi tahun 2016 disusun dengan beberapa
pertimbangan, sebagai berikut:
1. Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan, sehingga
langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;
2. Penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan;
3. Merupakan tugas pemerintah serta realistis untuk dilaksanakan;
10.2

Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun


2011-2015 merupakan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun
Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja SKPD, Rencana Kerja Pembangunan (RKP)
Daerah Tahunan, dan Perencanaan penganggaran.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015 selanjutnya menjadi
acuan pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumbawa
untuk tahun 2011, tahun 2012, tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015. Sehubungan dengan hal
tersebut, untuk itu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1.

Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011-2015 diarahkan dan dikendalikan langsung


oleh Bupati Sumbawa.

2.

Sekretaris Daerah berkewajiban mengkoordinasikan dan menjadi Pelaksana Harian dalam


pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sumbawa 2011 2015.

3.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sumbawa berkewajiban untuk menyusun
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) yang memuat visi, misi,
sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas
dan fungsinya yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2011-2015 yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Kabupaten Sumbawa serta
menjamin konsistensinya.

4.

Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sumbawa agar melaksanakan program-program dalam RPJMD Kabupaten
Sumbawa 2011-2015 dengan sebaik-baiknya.

5.

Pemerintah Desa di dalam wilayah Kabupaten Sumbawa berkewajiban menyusun Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Desa yang menjabarkan visi, misi, dan program Kepala
Daerah yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Pembangunan
Desa setiap tahun.

X-2

6.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Tahun 2011 - 2015, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sumbawa berkewajiban untuk melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD, serta dapat memfasilitasi
penjabarannya pada RPJM Desa.

7.

Implementasi secara keruangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015, mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sumbawa agar terwujud keselarasan pembangunan daerah.

8.

Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten


Sumbawa Tahun 2011 - 2015, dilakukan pada tahun ketiga (midterm evaluation) dan pada
akhir masa jabatan Bupati terhadap indikator kinerja misi, sedangkan evaluasi tahunan
(annual evaluation) dilakukan untuk menilai pencapaian keluaran (output) kegiatan dan
konsistensinya terhadap sasaran program.

9.

RPJMD ini akan menjadi dasar Bupati dan Wakil Bupati dalam menyusun Laporan
Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) di akhir periode masa
jabatan Bupati dan Wakil Bupati serta menjadi dasar bagi DPRD dan anggota masyarakat
untuk melakukan pengawasan.

10.

Agar Pencapaian Kinerja Pembangunan berjalan sesuai harapan seluruh masyarakat


Kabupaten Sumbawa, tiap-tiap kinerja kegiatan harus dipublikasikan dan mendengarkan
aspirasi masyarakat secara luas.

10.3 Penutup
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumbawa adalah suatu kerangka
kebijakan untuk mencapai tujuan pelaksanaan pembangunan selama lima tahun (2011 2015).
Menurut skalanya RPJMD merupakan perencanaan tingkat meso (menengah) daerah yang perlu
dipahami sebagai dokumen bersama (seluruh stakeholder) dalam rangka melaksanakan
pembangunan. Selanjutnya, dokumen RPJMD secara teknis menjadi pedoman dan dijabarkan dalam
kerangka perencanaan tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Pemerintah Daerah perlu menjaga konsistensi antara rencana jangka menengah dengan
implementasi tahunannya agar rencana pembangunan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga agar hasil pembangunan dapat
dinikmati secara merata dan berkeadilan oleh seluruh lapisan masyarakat Sumbawa sebagai bagian
dari proses meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin menuju TERWUJUDNYA MASYARAKAT
SUMBAWA BERDAYA SAING DALAM MEMANTAPKAN SAMAWA MAMPIS RUNGAN

BUPATI SUMBAWA

JAMALUDDIN MALIK

X-3

Anda mungkin juga menyukai