Anda di halaman 1dari 11

+

Deviasi septum
Inas khoirunnisa 13-108

+
Definisi..

Bentuk septum yang tidak lurus ditengah sehingga


membentuk suatu deviasi ke salah satu rongga hidung
atau keduanya yang menyebabkan penyempitan pada
rongga hidung.

Jika tidak menimbulkan gangguan fungsi


hidung/respirasi, maka tidak dikategorikan abnormal.

+
Epidemiologi..

Pada tahun 1995 di korea mencapai 22,38% dari


populasi, dengan penderita terbanyak adalah laki-laki.

2002, di Turki 15,6% bayi baru lahir dengan persalinan


normal mengalami deviasi septum.

Pada tahun 2004 di Brazil, mencapai 60,3% dengan


keluhan sumbatan hidung sebanyak 59,9%.

+
Etiologi

Trauma

Ketidakseimbangan pertumbuhan antar kartilago dan


tulang septum

+
Klasifikasi
Tipe I

Benjolan unilateral yang belum mengganggu


aliran udara.

Tipe II

Benjolan unilateral yang sudah menganggu aliran


udara, namun masih belum menunjukkan gejala
klinis yang bermakna

Tipe III

Deviasi pada bagian konka media / area


osteomeatal.

Tipe IV

Disebut juga tipe S, dimana septum bagian posterior


dan anterior berada pada posisi yang berbeda.

Tipe V

Tonjolan besar unilateral pada dasar septum.


Sementara disisi lain masih normal.

Tipe VI

Tipe V + sulkus unilateral dari kaudal-ventral,


sehingga menunjukkan rongga yang asimetri.

Tipe VII

Kombinasi lebih dari satu tipe.

Menurut Mladina

+
Gejala klinis

Sumbatan hidung (unilateral dan dapat intermitten)

Hiposmia/anosmia

Rasa nyeri dikepala

Nyeri sekitar mata

Penciuman terganggu ( deviasa pada bagian atas


septum)

+
Diagnosis..

Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat melalui


inspeksi langsung pada batang hidungnya.

Diperlukan juga pemeriksaan radiologi untuk


memastikan diagnosis.

Pemeriksaan rinoskopi anterior, dapat dilihat


penonjolan septum ke arah deviasi jika terdapat deviasi
berat

Pemeriksaan rinoskopi anterior pada deviasi ringan,


hasil pemeriksaan bisa normal

+
Penatalaksanaan
Jika

tidak ada gejala, tidak dilakukan tindakan terapi.

Analgesik.
Dekongestan,

digunakan untuk mengurangi sekresi cairan

hidung.
Tindakan

operatif :

1.

SMR (Reseksi Submukosa septum), mukoperikondrium dan


mukoperiostium kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan
tulang septum. Komplikasi, terjadinya hidung pelana (saddle
nose).

2.

Septoplasti/ reposisi septum, tulang rawan yang bengkok di


reposisi. Hanya bagian yg berlebih yang dikeluarkan. Dengan
cara ini bisa mencegah komplikasi.

+
Komplikasi
septum dapat menyumbat ostium sinus
faktor predisposisi sinusitis

Deviasi

deviasi

septum menyebabkan ruang hidung sempit,


yang dapat membentuk polip.

Anda mungkin juga menyukai