Anda di halaman 1dari 35

MATERI PELATIHAN BERBASIS

KOMPETENSI
SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI

MENERAPKAN ASPEK KODE ETIK


DAN HAKI DI BIDANG TIK
TIK.OP01.002.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN
PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Kode Modul
TIK.PR03.002.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................2
BAB I ....................................................................................... 3
1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi.....................................3
1.2 Penjelasan Modul................................................................................3
1.2.1 Desain Modul................................................................................3
1.2.2 Isi Modul........................................................................................4
1.2.3 Pelaksanaan Modul.......................................................................4
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini............................................................5
1.4 Pengertian Istilah-istilah......................................................................5
BAB II ....................................................................................... 7
2.1 Peta Paket Pelatihan............................................................................7
2.2 Pengertian Unit Standar......................................................................7
2.3 Unit Kompetensi Yang Dipelajari.........................................................8
2.3.1 Judul Unit Kompetensi...................................................................8
2.3.2 Kode Unit Kompetensi...................................................................8
2.3.3 Deskripsi Unit................................................................................8
2.3.4 Elemen Kompetensi....................................................................8
2.3.5 Batasan Variabel...........................................................................9
2.3.6 Panduan Penilaian.........................................................................9
2.3.7 Kompetensi Kunci..........................................................................9
BAB III..................................................................................... 10
3.1 Strategi Pelatihan..............................................................................10
3.2 Metode Pelatihan...............................................................................10
BAB IV........................................................................................
..................................................................................... 12
4.1 Tujuan Instruksional Umum...............................................................12
4.2 Tujuan Instruksional Khusus..............................................................12
4.3 Uraian Singkat Tentang Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan HAKI di
Bidang TIK...............................................................................................12
4.4 Beberapa Pengertian Dalam Unit Kompetensi Ini..............................13
4.5 Informasi Masing-Masing Elemen Kompetensi..................................13
4.5.1 Mengidentifikasi kode etik yang berlaku di dunia TIK.................13
4.5.2 Mengidentifikasi Hal-Hal yang Berkaitan dengan HKI di Dunia TIK18
BAB V ..................................................................................... 30
5.1 Sumber Daya Manusia......................................................................30
5.2 Literatur............................................................................................31
5.3 Daftar Peralatan dan Bahan..............................................................31
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................32

Judul Modul: Mengoperasikan Bahasa Pemrograman


Data Deskripsi (SQL) Lanjut
Buku Penilaian
05-2007

Versi: 23-

Halaman: 2 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

BAB I
PENGANTAR
1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang
memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan
dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria
Unjuk Kerja (KUK).

Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?


Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki
seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk
ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar
yang telah disetujui.

1.2 Penjelasan Modul


Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan
Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud
dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang
dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru
seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi
hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing
yang bersangkutan.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual
adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri
berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan
yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan
pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini
dilaksanakan pseserta dengan menambahkan unsur-unsur atau
sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri
maupun melalui bantuan dari pelatih.
1.2.1 Desain Modul
Modul ini dirancang untuk dapat digunakan pada
Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri:
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh
seorang pelatih.
Pelatihan
individual/mandiri
adalah
pelatihan
yang
dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsurunsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan
Judul Modul: Mengidentifikasi
Aspek Kode Etik dan
dari pelatih.
HAKI di Bidang TIK

Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 3 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

1.2.2 Isi Modul


Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut:
Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih
maupun peserta pelatihan.
Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam
Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan
untuk mempelajari dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor
pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta
pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.
Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban
dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan
sebagai pernyataan keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan
untuk mencapai keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada
Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3 Pelaksanaan Modul
Pada Pelatihan Klasikal/Konvensional, pelatih akan :
- Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan sebagai sumber pelatihan.
- Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta
pelatihan.
- Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 4 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/


tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada
Buku Kerja.

Pada Pelatihan Individual/Mandiri, peserta pelatihan akan :


- Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama
pelatihan.
- Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku
Kerja.
- Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
- Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
- Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh
pelatih.
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini
Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of
Current Competency)?
Jika Anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, Anda dapat
mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti Anda
tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

Anda
mungkin
sudah
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan, karena Anda telah:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu
pengetahuan dan keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi
yang sama atau
c. Mempunyai
pengalaman
lainnya
yang
mengajarkan
pengetahuan dan keterampilan yang sama.

1.4 Pengertian Istilah-istilah


Berikut adalah pengertian dari beberapa istilah yang digunakan
dalam Pelatihan Berbasis Kompetensi, antara lain:
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap,
pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang
diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja
atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh
suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan,
menerapkan suatu standar tertentu.

menetapkan

serta

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 5 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Penilaian / Uji Kompetensi


Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti
melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review)
penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah
tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan
terhadap standar yang dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan
fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada
pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi Kerja
Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan , keterampilan dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan
Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja.
Pelatihan Berbasisi Kompetensi Kerja adalah pelatihan kerja yang
menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan
kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan / atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelksanaan
tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sertifikasi Kompetensi Kerja.
Sertifikasi kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat
kompetensi yang dilakukan secara sitematis dan obyektif melalui uji
kompetensi sesuai standar kompetensi kerja nasional Indonesia,
standar internasional dan /atau standar khusus.
Sertifikat Kompetensi Kerja
Sertifikat Kompetensi Kerja adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh
lembaga sertifikasi profesi terakreditasi yang menerangkan bahwa
seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan
SKKNI.

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 6 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 7 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

BAB II
STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan


Modul yang sedang Anda pelajari ini bertujuan untuk mencapai satu
unit kompetensi
a. TIK.OP01.002.01 Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan HKI di
Bidang TIK

2.2 Pengertian Unit Standar


Apakah Standar Kompetensi?
Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?
Di dalam unit kompetensi ini, Anda akan mempelajari mengenai
pemahaman kode etik dan hak atas kekayaan intelektual untuk
melengkapi pengetahuan yang telah Anda kuasai pada etika profesi
di dunia TI.
Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?
Sistem pelatihan berbasis kompetensi terfokus pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Namun diharapkan
pelatihan ini dapat dilaksanakan dan dicapai dalam jangka waktu
tidak lebih dari seminggu, tiga sampai lima hari.
Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai
kompetensi?
Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan
pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan
Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali
untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level
yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang
disarankan adalah 3 (tiga) kali.

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 8 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

2.3 Unit Kompetensi Yang Dipelajari


Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan
menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat:
a. Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
b. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
c. Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria
unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Judul Unit Kompetensi
Judul Unit : Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan HKI di
bidang TIK
2.3.2 Kode Unit Kompetensi
Kode Unit : TIK.OP01.002.01
2.3.3 Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini berkaitan dengan pemahaman akan kode
etik dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI) yang berlaku di
dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
2.3.4 Elemen Kompetensi
ELEMEN KOMPETENSI
01 Mengidentifikasi kode
etik yang berlaku di
dunia TIK

KRITERIA UNJUK KERJA


1.1 Norma yang berlaku di dunia TIK dapat
diidentifikasi
1.2 Aspek legal atas dokumen elektronik hasil
kaya orang lain dapat dipahami

02 Mengidentifikasi hak-hal 2.1 Copyright piranti lunak dan isu hukum


yang berkaitan dengan
berkaitan dengan menggandakan dan
HKI di dunia TIK
membagi file dapat dipahami
2.1 Akibat yang dapat terjadi jika bertukar file
pada suatu jaringan internet dapat
dipahami
2.2 Istilah-istilah shareware, freeware dan
user license dapat dikenal dan dipahami
Tabel 1 Elemen Kompetensi
Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 9 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

2.3.5 Batasan Variabel


1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan
komunikasi
2. Unit ini terbatas pada etika yang berlaku di dunia TIK baik di
area lokal maupun internet
2.3.6 Panduan Penilaian
Panduan penilaian terdiri dari:
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang
Untuk mendemontrasikan kompetensi, diperlukan bukti
keterampilan dan pengetahuan dibidang berikut ini:
1.1
Etika umum tentang TIK dan penggunaan internet
1.2
HKI
2. Konteks penilaian
Dalam penilaian unit ini harus mencakup uji keterampilan
baik secara langsung ataupun melalui simulasi. Unit ini
harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai
pengetahuan penunjang dalam pengoperasian aplikasi klien
email
3. Aspek penting penilaian
Aspek yang harus diperhatikan:
3.1 Pengetahuan etika dunia TIK
3.2 Pengetahuan HKI dan implementasinya di dunia TIK
4. Kaitan dengan unit-unit lainnya
Unit ini tidak di dukung oleh pengetahuan dan keterampilan
dalam unit-unit kompetensi yang lain.
2.3.7 Kompetensi Kunci
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI
TINGKAT
1
Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa
2
informasi
2
Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi
1
3
Merencanakan
dan
mengorganisir
aktivitas2
aktivitas
4
Bekerja dengan orang lain dan kelompok
1
5
Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika
1
6
Memecahkan masalah
2
7
Menggunakan teknologi
2
Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 10 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 11 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan


Belajar dalam suatu Sistem Berbasis Kompetensi berbeda
dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem
ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri,
artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan
Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap
tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum
mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah
Anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan
Anda.
Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik
yang terdapat pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.
Pengamatan terhadap tugas praktik
a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh
Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang
Anda temukan.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 12 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

3.2 Metode Pelatihan


Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan.
Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat
digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara
individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda
disarankan
untuk
menemui
Pelatih
setiap
saat
untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama
secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok.
Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan
belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar
peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya
mencakup topik tertentu.

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 13 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI

4.1 Tujuan Instruksional Umum


o Siswa mampu menceritakan dan menjelaskan konsep tentang
hak atas kekayaan intelektual (HKI)
o Siswa dapat menjelaskan dasar hukum perlindungan atas HKI
4.2 Tujuan Instruksional Khusus
o Siswa mengerti dan mampu menjelaskan apa yang dimaksud
dengan hak atas kekayaan intelektual
o Siswa dapat memahami kode etik yang berlaku di profesi dunia
TI
o Siswa memahami mengapa sebuah kode etik sangat dibutuhkan
dalam profesi
o Siswa dapat menggolongkan norma apa saja yang berlaku di
dunia TIK
o Siswa dapat menjelaskan mengenai aspek legal hak cipta
o Siswa dapat menjelaskan mengenai aspek legal hak paten
o Siswa dapat memahami pengertian shareware, freeware
4.3 Uraian Singkat Tentang Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan
HAKI di Bidang TIK
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control",
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Mengapa suatu kode
etik atas profesi tertentu diperlukan?
Dalam pengambilan keputusan etis, banyak faktor yang terlibat,
seperti kebebasan, suara hati, realitas manusia, kewajiban, peraturan,
manfaat bagi sebagian besar orang, kitab suci, dan situasi. Karena
banyaknya jawaban, sering orang bingung mana yang benar. Ada
jawaban yang bertentangan dengan jawaban lain. Lalu jawaban mana
yang harus dituruti?
Disini diharapkan peran kritis etika dalam memeriksa
pandangan-pandangan
moral
yang
berlaku,
termasuk
mempertanyakannya. Dengan demikian, etika seperti sebuah peta
perjalanan yang menolong orang menemukan orientasi di mana ia
sekarang berada dan ke mana ia harus melangkah lewat keputusan
yang akan diambilnya.

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 14 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Etika tidak berurusan dengan sembarang keputusan tetapi


keputusan yang terkait diri seorang sebagai makhluk bermoral. Etika
berurusan dengan norma moral. Pelaksanaan norma itu membuat
seseorang dinilai bermoral atau tidak.
4.4 Beberapa Pengertian Dalam Unit Kompetensi Ini
Beberapa pengertian yang mungkin digunakan dalam unit kompetensi
ini yaitu :
a. Norma adalah nilai-nilai yang diterima oleh suatu kelompok.
b. Etika adalah prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai acuan dalam
bersikap profesional baik dalam kerja maupun keseharian.
c. Privasi adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk
mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik,
atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.
d. Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta atau pemegang hak
cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau
informasi tertentu.
4.5 Informasi Masing-Masing Elemen Kompetensi
4.5.1 Mengidentifikasi kode etik yang berlaku di dunia TIK
1) Pengetahuan Kerja
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para
pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak
merusak etika profesi. Ada 3 hal pokok yang merupakan fungsi dari
kode etik profesi, yaitu:
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Yang
dimaksudkan adalah bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan
dan yang tidak boleh dia lakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana control social bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan, dimana etika
profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada
masyarakat agar dapat turut memahami arti pentingnya suatu
profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para
pelaksana di lapangan kerja.
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi. Maksudnya adalah bahwa para pelaksana profesi pada
suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 15 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

mencampuri pelaksanaan profesi di instansi atau perusahaan


lain.
Tanggung jawab profesi yang lebih spesifik mencakup tentang:
Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses
maupun produk hasil kerja professional.

Menjaga kompetensi sebagai professional

Mengetahui
dan
menghormati
adanya
berhubungan dengan kerja yang professional

Menghormati perjanjian,
tanggung jawab.

persetujuan,

dan

hukumyang
menunjukkan

Pengaturan etika dalam dunia IT bertujuan untuk:


Mendukung persatuan dan kesatuan bangsa serta mencerdaskan
kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi
dunia.

Mendukung perkembangan perdagangan dan perekonomian


nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan pertumbuhan ekonomi nasional

Mendukung efektivitas komunikasi dengan memanfaatkan secara


optimal TI untuk tercapainya keadilan dan kepastian hokum

Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pribadi


untuk mengembangkan pemikiran dan kemampuannya dibidang
TI secara bertanggung jawab dalam rangka menghadapi
perkembangan TI dunia.

2) Ketrampilan Kerja
Norma yang Berlaku di Dunia TIK Dapat Diidentifikasi
Dalam lingkup TI, kode etik profesi memuat kajian ilmiah
mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan
antara professional atau developer TI dengan klien, antara para
professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi
dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang
professional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan
sebuah program aplikasi.
Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang
lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi.
Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 16 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya normanorma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.
Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus
dalam masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau
kelompok.
Kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet
adalah:

Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang


secara langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan
nudisme dalam segala bentuk

Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang


memiliki tendensi menyinggung secara langsung masalah
suku, agama dan ras (sara), termasuk di dalamnya usaha
penghinaan, pelecehan, pengdiskreditan, penyiksaan serta
segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan,
kelompok/ lembaga/ institusi lain.

Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang


berisi instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum
(illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional
umumnya.

Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anakanak di bawah umur.

Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling


bertukar materi dan informasi yang memiliki korelasi
terhadap kegiatan pembajakan.

Bila hendak menggunakan script, tulisan atau hasil karya


orang lain, cantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta
dan cantumkan pernyataan bersedia untuk melakukan
pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan atas
ditampilkannya hasil karya tersebut.

Tidak berusaha melakukan serangan teknis terhadap produk,


sumber daya dan peralatan yang dimiliki oleh orang lain.

Menghormati etika dan segala macam peraturan yang


berlaku di masyarakat internet umumnya dan bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.

Karakteristik aktivitas di internet, antara lain:

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 17 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

1. Bersifat lintas batas, sehingga tidak lagi tunduk pada batasbatas territorial.
2. Sistem hukum tradisional (the existing law) yang justru
bertumpu pada batasan-batasan territorial dianggap tidak
cukup memadai untuk menjawab persoalan-persoalan hukum
yang muncul akibat aktivitas internet.
Ruang lingkup pelanggaran TI di Indonesia dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Memanfaatkan TI dengan melawan hukum seperti menyakiti,
melukai atau menghilangkan harta benda bahkan nyawa
orang lain.
b. Melakukan intersepsi (mencegah/ menahan) terhadap lalu
lintas komunikasi data
c. Tindakan dengan sengaja merusak atau mengganggu data
yang tersimpan dalam alat penyimpanan data elektronik
yang tersusun sebagai bagian dari system computer
d. Tindakan dengan sengaja menghilangkan bukti-bukti
elektronik yang dapat dijadikan alat bukti sah dipengadilan
yang terdapat pada suatu sistem informasi atau sistem
komputer
e. Tindakan dengan sengaja merusak atau menggangu sistem
informasi, sistem komputer, jaringan komputer, dan internet
f. Tindakan memanfaatkan TI untuk menipu, menghasut,
memfitnah, menjatuhkan nama baik seseorang atau
organisasi
g. Tindakan memanfaatkan TI untuk menyebarluaskan gambar,
tulisan, atau kombinasi dari keduanya yang mengandung
sifat-sifat pornografi
h. Tindakan memanfaatkan TI untuk membantu terjadinya
percobaan atau persekongkolan yang menjurus pada
kejahatan
i. Setiap badan hukum penyelenggaraan jasa akses internet
atau penyelenggaraan layanan TI, baik untuk keperluan
komersial maupun keperluan internal perusahaan, dengan
sengaja tidak menyimpan atau tidak dapat menyediakan
catatan transaksi elektronik sedikitnya untuk jangka waktu 2
tahun
Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 18 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Pelanggaran hukum dalam dunia internet diatur dalam hukum


dunia maya atau cyberlaw. Cyberlaw adalah aspek hukum yang
ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan
perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat online
dan memasuki dunia cyber atau maya.
Negara yang telah maju didalam penggunaan internet sebagai
alat untuk memfasilitasi setiap aspek kehidupan mereka,
perkembangan hukum dunia maya sudah sangat maju.
Sebagai implikasi dari perkembangan aspek hukum ini,
Amerika Serikat merupakan Negara yang telah memiliki banyak
perangkat hukum yang mengatur dan menentukan perkembangan
cyberlaw.
Di Indonesia telah terdapat dua buah rancangan undangundang (RUU) yang mengatur tentang cyberlaw. Yang pertama
adalah RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (PTI), dan satunya
lagi adalah RUU Transaksi Elektronik.
Aspek Legal Atas Dokumen elektronik Hasil Karya Orang Lain
Dapat Dipahami
Aspek legal atau pendekatan hukum atas hasil cipta dokumen
elektronik diatur dalam cyber law atau hukum cyber. Istilah lain yang
digunakan adalah hukum TI (Law of IT), hukum dunia maya (Virtual
World Law) dan hukum mayantara.
Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual, akan tetapi dapat
dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan hukum yang nyata.
Secara yuridis untuk ruang cyber tidak sama dengan ukuran dan
kualifikasi hukum tradisional.
Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat
nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian
subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai orang yang
telah melakukan perbuatan hukum secara nyata.
Kejahatan dalam bidang TI secara umum terdiri dari 2 kelompok,
yaitu:
1. Kejahatan biasa yang menggunakan TI sebagai alat bantu
Pencurian uang atau pembelian barang menggunakan kartu
kredit curian melalui media internet dapat menelpon korban di
wilayah hukum negara lain, dimana hal ini adalah suatu hal yang
jarang terjadi dalam kejahatan konvensional.
2. Kejahatan muncul setelah adanya internet, di mana yang menjadi
objek atau korban adalah sistem komputer

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 19 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Contoh kejahatan dalam kelompok ini adalah perusak situs


internet, pengiriman virus atau program-program komputer yang
bertujuan merusak sistem kerja komputer tujuan.
Ada 3 yurisdiksi hukum international yang mengatur hukum
dunia maya, yaitu:
1. Yurisdiksi menetapkan undang-undang (The jurisdiction of
prescribe)
2. Yurisdiksi penegakan hukum (The jurisdiction to enforce)
3. Yurisdiksi menuntut (the jurisdiction to adjudicate)
Asas yurisdiksi hukum international adalah:
Subjective territoriality
Objective territoriality
Nationality
Passive nationality
Protective principle
Universality
3) Sikap Kerja
Sikap kerja yang perlu diketahui yang berkaitan dengan elemen
kompetensi ini, yaitu :
1. Memahami tentang norma-norma yang berlaku.
2. Mempelajari tentang aspek legal yang berkaitan dengan karya
dokumen elektronik orang lain.
4.5.2 Mengidentifikasi Hal-Hal yang Berkaitan dengan HKI di Dunia
TIK
1) Pengetahuan Kerja
Ruang lingkup cyberlaw, berkaitan dengan aspek hukum :
e-commerce
Trademark/ domain
Pencemaran nama baik (defamation)
Pengaturan isi (content regulation)
Penyelesaian perselisihan (dispel settlement)
Privacy dan keamanan di internet
Privasi adalah kemampuan satu atau sekelompok individu
untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari
publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 20 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Privasi kadang dihubungkan dengan anonimitas walaupun


anonimitas terutama lebih dihargai oleh orang yang dikenal publik.
Privasi dapat dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.
Hak pelanggaran privasi oleh pemerintah, perusahaan, atau
individual menjadi bagian di dalam hukum di banyak negara, dan
konstitusi atau hukum privasi. Hampir semua negara memiliki hukum
yang dengan berbagai cara, membatasi privasi, sebagai contoh,
aturan pajak umumnya mengharuskan pemberian informasi
mengenai pendapatan.
Pada beberapa negara, privasi individu dapat bertentangan
dengan aturan kebebasan berbicara, dan beberapa aturan hukum
mengharuskan pemaparan informasi publik yang dapat dianggap
pribadi di negara atau budaya lain.
Privasi dapat secara sukarela dikorbankan, umumnya demi
keuntungan tertentu, dengan risiko hanya menghasilkan sedikit
keuntungan dan dapat disertai bahaya tertentu atau bahkan
kerugian.
Contohnya adalah pengorbanan privasi untuk mengikut suatu
undian atau kompetisi; seseorang memberikan detil personalnya
(sering untuk kepentingan periklanan) untuk mendapatkan
kesempatan memenangkan suatu hadiah. Contoh lainnya adalah jika
informasi yang secara sukarela diberikan tersebut dicuri atau
disalahgunakan seperti pada pencurian identitas.
Hak cipta (copyright)
Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta atau pemegang hak
cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau
informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk
menyalin suatu ciptaan".
Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut
untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada
umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang
terbatas.
Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan
intelektual, namun hak cipta berbeda secara mencolok dari hak
kekayaan intelektual lainnya (seperti paten, yang memberikan hak
monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta bukan
merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak
untuk mencegah orang lain yang melakukannya.
Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup
ciptaan yang berupa perwujudan suatu gagasan tertentu dan tidak

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 21 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

mencakup gagasan umum, konsep, fakta, gaya, atau teknik yang


mungkin terwujud atau terwakili di dalam ciptaan tersebut.
Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-undang
Hak Cipta, yaitu, yang berlaku saat ini, Undang-undang Nomor 19
Tahun 2002. Dalam undang-undang tersebut, pengertian hak cipta
adalah "hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan
izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku" (pasal 1
butir 1).
2) Ketrampilan Kerja
Copyright Piranti Lunak dan Isu Hukum Berkaitan dengan
Menggandakan dan Membagi File Dapat Dipahami
Dalam yurisdiksi tertentu, agar suatu ciptaan mendapatkan
hak cipta pada saat diciptakan, ciptaan tersebut harus memuat
suatu "pemberitahuan hak cipta" (copyright notice).
Pemberitahuan atau pesan tersebut terdiri atas sebuah huruf c
di dalam lingkaran (yaitu lambang hak cipta, ), atau kata
"copyright", yang diikuti dengan tahun hak cipta dan nama
pemegang hak cipta.
Jika ciptaan tersebut telah dimodifikasi (misalnya dengan
terbitnya edisi baru) dan hak ciptanya didaftarkan ulang, akan
tertulis beberapa angka tahun. Bentuk pesan lain diperbolehkan bagi
jenis ciptaan tertentu. Pemberitahuan hak cipta tersebut bertujuan
untuk memberi tahu (calon) pengguna ciptaan bahwa ciptaan
tersebut berhak cipta.
Hak cipta berlaku dalam jangka waktu berbeda-beda dalam
yurisdiksi yang berbeda untuk jenis ciptaan yang berbeda. Masa
berlaku tersebut juga dapat bergantung pada apakah ciptaan
tersebut diterbitkan atau tidak diterbitkan. Di Amerika Serikat
misalnya, masa berlaku hak cipta semua buku dan ciptaan lain yang
diterbitkan sebelum tahun 1923 telah kadaluwarsa.
Di kebanyakan negara di dunia, jangka waktu berlakunya hak
cipta biasanya sepanjang hidup penciptanya ditambah 50 tahun,
atau sepanjang hidup penciptanya ditambah 70 tahun. Secara
umum, hak cipta tepat mulai habis masa berlakunya pada akhir
tahun bersangkutan, dan bukan pada tanggal meninggalnya
pencipta.
Penegakan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh
pemegang hak cipta dalam hukum perdata, namun ada pula sisi

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 22 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

hukum pidana. Sanksi pidana secara umum dikenakan kepada


aktivitas pemalsuan yang serius, namun kini semakin lazim pada
perkara-perkara lain.
Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara
umum diancam hukuman penjara paling singkat satu bulan dan
paling lama tujuh tahun yang dapat disertai maupun tidak disertai
denda sejumlah paling sedikit satu juta rupiah dan paling banyak
lima milyar rupiah, sementara ciptaan atau barang yang merupakan
hasil tindak pidana hak cipta serta alat-alat yang digunakan untuk
melakukan tindak pidana tersebut dirampas oleh Negara untuk
dimusnahkan (UU 19/2002 bab XIII).
Jika anda atau perusahaan anda melanggar hak cipta pihak
lain, anda dapat dikenakan baik tuntutan pidana maupun gugatan
perdata. Jika anda atau perusahaan anda melanggar hak cipta pihak
lain, yaitu dengan sengaja dan tanpa hak memproduksi,
meniru/menyalin,
menerbitkan/
menyiarkan,
memperdagangkan/mengedarkan atau menjual karya-karya hak
cipta pihak lain atau barang-barang hasil pelanggaran hak cipta
(produk produk bajakan) maka anda telah melakukan tindak pidana
yang dikenakan sanksi-sanksi pidana sebagai:
KETENTUAN PIDANA
Pasal 72
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3)Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak
penggunaan untuk kepentingan komersial suatu Program
Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 23 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

(lima) tahun dan/atau denda paling


500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

banyak

Rp

(4)Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 17 dipidana


dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
(5)Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20,
atau Pasal 49 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
(6)Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar
Pasal 24 atau Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
(7) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar
Pasal 25 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua)
tahun
dan/atau
denda
paling
banyak
Rp
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
(8) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar
Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua)
tahun
dan/atau
denda
paling
banyak
Rp
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
(9) Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima
ratus juta rupiah).
Di samping itu, anda dan/atau perusahaan anda juga
dapat dikenakan gugatan perdata dari pemegang/pemilik hak
cipta itu, yang dapat menuntut ganti rugi dan/atau memohon
pengadilan untuk menyita produk-produk bajakan tersebut dan
memerintahkan anda atau perusahaan anda menghentikan
pelanggaran pelanggaran itu.
Secara khusus, Pasal-pasal Undang-undang No.19 Tahun
2002 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta) yang berhubungan
dengan hak cipta program-program komputer adalah:

Pasal 12 ayat (1) huruf a, tentang ciptaan yang dilindungi


termasuk program komputer

Pasal 12 ayat (1) huruf l, tentang ciptaan yang dilindungi


termasukAspek
database
dan
hasil pengalih wujudan
Judul Modul: Mengidentifikasi
Kode Etik
dan
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 24 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Pasal 15 huruf g, tentang pembuatan salinan cadangan


program komputer

Pasal 30 ayat (1), tentang masa berlakunya suatu hak cipta


atas program komputer

Pasal 72 ayat (3), tentang sanksi pidana pelanggaran hak


cipta program komputer

Tetapi pada dasarnya, pasal-pasal dari suatu aturan atau


undang-undang saling berkaitan, sehingga tidak hanya pasal-pasal
tersebut diatas saja yang berkaitan dengan program computer.
Para pemakai peranti lunak bajakan secara bisnis bisa disebut
sebagai pelanggar berat HaKI, bahkan sampai tingkat Warnet.
Banyak sekali perusahaan besar yang bekerja di atas platform
peranti lunak bajakan. Karena untuk keperluan bisnis, tidak masuk
akal rasanya bila sebuah perusahaan yang dapat menghasilkan
uang, bekerja dengan menggunakan peranti lunak yang dibeli atau
didapat secara tidak sah.
Beberapa upaya untuk membuat perusahaan yang belum
menghargai HaKI agar mau mulai menghargai HaKI adalah
melakukan program pembelian angsuran. Program ini telah
diterapkan oleh Microsoft Indonesia mulai tahun 2002.
Jadi, bila sebuah perusahaan harus memiliki 100 lisensi dan
tidak sanggup membeli sekaligus secara tunai, perusahaan diberi
kesempatan untuk membeli dengan program angsuran.
Kritikan-kritikan terhadap hak cipta secara umum dapat
dibedakan menjadi dua sisi, yaitu sisi yang berpendapat bahwa
konsep hak cipta tidak pernah menguntungkan maryarakat serta
selalu memperkaya beberapa pihak dengan mengorbankan
kreativitas, dan sisi yang berpendapat bahwa konsep hak cipta
sekarang harus diperbaiki agar sesuai dengan kondisi sekarang,
yaitu adanya masyarakat informasi baru.
Keberhasilan proyek perangkat lunak bebas seperti Linux,
Mozilla Firefox, dan Server HTTP Apache telah menunjukkan bahwa
ciptaan bermutu dapat dibuat tanpa adanya sistem sewa bersifat
monopoli berlandaskan hak cipta.
Produk-produk tersebut menggunakan hak cipta untuk
memperkuat persyaratan lisensinya, yang dirancang untuk
memastikan
kebebasan
ciptaan
Judul Modul:
Mengidentifikasi
Aspek Kode
Etik dandan tidak menerapkan hak eksklusif
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 25 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

yang bermotif uang; lisensi semacam itu disebut copyleft atau lisensi
perangkat lunak bebas.
Yang penting harus ditimbulkan kesadaran untuk menghargai
hak cipta atau karya orang lain
Aspek keamanan informasi adalah aspek-aspek yang dilingkupi
dan melingkupi keamanan informasi dalam sebuah sistem informasi.
Aspek-aspek yang terkait adalah:
o Privasi
Menjaga kerahasiaan informasi dari semua pihak, kecuali
yang memiliki kewenangan
o Integritas
Meyakinkan bahwa data tidak mengalami perubahan oleh
yang tidak berhak atau oleh suatu hal yang lain yang tidak
diketahui (misalnya buruknya tranmisi data).
o Otentikasi/identifikasi
Pengecekan terhadap identitas suatu entitas, bisa berupa
orang, kartu kredit atau mesin
o Tanda tangan
Mengesahkan suatu informasi menjadi satu kesatuan di
bawah suatu otoritas.
o Otorisasi
Pemberian hak/kewenangan kepada entitas lain di dalam
sistem
o Validasi
Pengecekan suatu keabsahan suatu otorisasi
o Kontrol akses
Pembatasan akses terhadap entitas di dalam sistem
o Sertifikasi
Pengesahan/pemberi kuasa suatu informasi kepada entitas
yang terpercaya
o Pencatatan waktu
Mencatat waktu pembuatan atau keberadaan suatu informasi
di dalam sistem
o Persaksian
Memverifikasi pembuatan atau keberadaan suatu informasi di
dalam sistem
oleh
Judul Modul: Mengidentifikasi
Aspek bukan
Kode Etik
danpembuatnya
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 26 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

o Tanda terima
Pemberitahuan bahwa informasi telah di terima
o Konfirmasi
Pemberitahuan bahwa suatu layanan informasi telah tersedia
o Kepemilikan
Menyediakan suatu entitas dengan sah untuk menggunakan
atau mengirimkan kepada pihak lain
o Anatomitas
Menyamarkan identitas dari entitas terkait dalam suatu
proses transaksi
o Nirpenyangkalan
Mencegah penyangkalan dari suatu entitas atas kesepakatan
atau perbuatan yang sudah dibuat
o Penarikan
Penarikan kembali suatu sertifikat atau otoritas
Akibat yang Terjadi Jika Bertukar File Pada suatu Jaringan
Internet Dapat Dipahami
Saat anda melakukan pertukaran file di internet, anda harus
memahami konsekuensi bahwa data tersebut telah dipublikasikan
secara luas. Konsekuensi dari pertukaran data dapat berupa:
Penjiplakan data (biasanya terjadi pada data-data ilmiah,
kode kunci, resep, dll)

Pencurian data (terutama data-data yang berhubungan


dengan keuangan, seperti nomor kartu kredit, nomor
rekening)

Kemungkinan terserang virus ketika


mendownload suatu file di internet

Pembajakan atas suatu karya cipta.

mengirimkan

atau

Suatu tindakan pembajakan perangkat lunak terjadi apabila


dipenuhi unsur-unsur berikut:
Melakukan perbanyakan perangkat lunak (menggandakan
atau menyalin program komputer dalam bentuk source code
atau pun program aplikasinya)
Perbanyakan perangkat lunak dilakukan dengan sengaja
Judul Modul: Mengidentifikasi
Aspek
Kode Etik
danmemiliki hak ciptan atau lisensi
tanpa hak
(artinya
tidak
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

dan
hak

Halaman: 27 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

cipta untuk menggunakan atau memperbanyak perangkat


lunak)

Perbanyakan perangkat lunak dilakukan untuk kepentingan


komersial (kepentingan komersial diterjemahkan secara
praktek adalah perangkat lunak tersebut digunakan untuk
kepentingan komersial, di perjual belikan, disewakan atau
cara-cara lain yang menguntungkan pelaku perbanyakan
secara komersial)

Istilah-Istilah Shareware, Freeware dan User License Dapat


Dikenali dan Dipahami
Shareware
Shareware adalah salah satu metode pemasaran perangkat
lunak (software) komersial dimana perangkat lunak didistribusikan
secara
gratis.
Kebanyakan
perangkat
lunak
shareware
didistribusikan melalui internet dan dapat diambil (di-download)
secara gratis atau melalui majalah-majalah komputer.
Istilah lainnya untuk shareware adalah trialware, demoware
yang pada intinya "coba dulu sebelum membeli".
Fitur-fitur
perangkat
lunak
shareware
belum
tentu
mencerminkan keseluruhan fitur yang didapat ketika pengguna
sudah membeli perangkat lunak tersebut, tetapi beberapa
shareware membuka semua fitur tanpa terkecuali.
Umumnya perangkat lunak shareware hanya bisa dijalankan
dalam periode waktu tertentu saja atau dibatasi dari jumlah
penggunaannya. Setelah periode tertentu atau mencapai jumlah
pemakaian tertentu, perangkat lunak akan terkunci.
Apabila pengguna merasa cocok, untuk dapat terus
menggunakan, ia harus membeli untuk memperoleh kunci pembuka
atau perangkat lunak versi non-shareware-nya.
Apabila menggunakan kunci pembuka, pengguna memasukkan
kunci tersebut di perangkat lunak shareware. Apabila kunci tersebut
valid, perangkat lunak yang tadinya terkunci akan terbuka untuk
penggunaan seterusnya tanpa batasan.
Freeware
Freeware adalah perangkat lunak komputer yang sudah diregister hak cipta yang gratis digunakan tanpa batasan waktu,
berbeda dengan shareware yang mewajibkan penggunanya
Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 28 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

membayar (misalnya setelah jangka waktu percobaan tertentu atau


untuk memperoleh fungsi tambahan).
Para pengembang freeware seringkali membuat freeware
"untuk disumbangkan kepada komunitas", namun juga tetap ingin
mempertahankan hak mereka sebagai pengembang dan memiliki
kontrol terhadap pengembangan selanjutnya.
Kadang jika para programer memutuskan untuk berhenti
mengembangkan
sebuah
produk
freeware,
mereka
akan
memberikan kode sumbernya kepada programer lain atau
mengedarkan kode sumber tersebut kepada umum sebagai
perangkat lunak bebas.
Free Software
Free Software adalah istilah yang mengacu kepada perangkat
lunak yang bebas untuk digunakan, dipelajari dan diubah serta dapat
disalin dengan atau tanpa modifikasi, atau dengan beberapa
keharusan untuk memastikan bahwa kebebasan yang sama tetap
dapat dinikmati oleh pengguna-pengguna berikutnya.
Bebas di sini juga berarti dalam menggunakan, mempelajari,
mengubah, menyalin atau menjual sebuah perangkat lunak,
seseorang tidak perlu meminta ijin dari siapa pun.
Dengan konsep kebebasan ini, setiap orang bebas untuk
menjual perangkat lunak bebas, menggunakannya secara komersial
dan mengambil untung dari distribusi dan modifikasi kode
sumbernya. Walaupun demikian setiap orang yang memiliki salinan
dari sebuah perangkat lunak bebas dapat pula menyebarluaskan
perangkat lunak bebas tersebut secara gratis.
Model bisnis dari perangkat lunak bebas biasanya terletak
pada nilai tambah seperti dukungan, pelatihan, customisasi,
integrasi atau sertifikasi.
Perangkat lunak bebas (free software) jangan disalah artikan
dengan perangkat lunak gratis (freeware) yaitu perangkat lunak
yang digunakan secara gratis.
Perangkat lunak gratis dapat berupa perangkat lunak bebas
atau perangkat lunak tak bebas. Sejak akhir tahun 1990-an,
beberapa alternatif istilah untuk perangkat lunak bebas digulirkan
seperti "perangkat lunak sumber terbuka (open-source software),
"software libre", "FLOSS", dan "FOSS".
Beberapa contoh Free Software:
Sistem operasi : GNU/ Linux, BSD, Darwin, Open Solaris

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 29 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

Kompilator GCC, GDB Debugger, dan C Libraries


Apache HTTP server, dan Samba file server
RDBMS : MySQL, dan PostgreSQL
Bahasa pemrograman : Perl, PHP. Phyton, Ruby, dan TCL
GUI : X Window system, GNOME, KDE, dan Xfce
Paket perkantoran open office.org, Mozilla, penjelajah web
Firefox

Perangkat lunak bebas memainkan sejumlah peranan dalam


pengembangan Internet, WWW dan infrastruktur dari perusahaanperusahaan berbasis internet (perusahaan dot-com).
Perangkat lunak bebas menyebabkan pengguna-pengguna
dapat bekerja sama dalam memperbaiki dan memajukan program
yang mereka gunakan sehingga menjadikan perangkat lunak bebas
sebagai barang publik dan bukannya barang pribadi.
Dalam model bisnis perangkat lunak bebas, pembuat dapat
mengenakan biaya untuk distribusi dan menawarkan dukungan
berbayar serta kustomisasi perangkat lunak. Perangkat Lunak tak
bebas (proprietary software) menggunakan model bisnis yang
berbeda, di mana pengguna harus membayar lisensi sebelum dapat
menggunakan perangkat lunak.
Terkadang beberapa jenis dukungan purna jual termasuk
dalam lisensi perangkat lunak tak bebas tersebut, tetapi tidak
banyak perangkat lunak berbayar mengenakan biaya tambahan
untuk dukungan
Perangkat lunak bebas pada umumnya tersedia secara gratis
atau dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan harga
perangkat lunak tak bebas. Dengan perangkat lunak bebas, pebisnis
dapat menyesuaikan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan
dengan mengubah perangkat lunak.
Perangkat lunak bebas pada umumnya tidak memiliki garansi
dan tidak mengenakan kewajiban legal kepada siapa pun. Walaupun
demikian, garansi terkadang dibuat antara dua belah pihak
tergantung perangkat lunak dan penggunaannya berdasarkan
persetujuan terpisah dari lisensi perangkat lunak bebas yang
bersangkutan.
Banyak pihak memperdebatkan segi keamanan dari perangkat
lunak bebas yang dianggap lebih rentan dari perangkat lunak
berbayar.
Pihak pengguna perangkat lunak bebas mengklaim angka
bebas yang lebih banyak

Judul Modul:
Mengidentifikasi
Aspek
Kode Etik danlunak
celah
keamanan
perangkat
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 30 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

dibandingkan celah keamanan yang ditemukan pada perangkat


lunak berbayar disebabkan karena kode sumber perangkat lunak
bebas dapat diakses siapa pun termasuk pihak-pihak yang
menggunakannya secara ilegal.
Mereka juga mengklaim walaupun perangkat lunak berbayar
tidak mempublikasikan celah keamanan, tetapi celah tersebut ada
dan kemungkinan diketahui oleh para hacker.
Di segi lain, ketersediaan kode sumber dari perangkat lunak
bebas menyebabkan banyak pengguna dapat menganalisa kode
sumber tersebut dan menjadikan tingkat kemungkinan tinggi bagi
seseorang untuk menemukan suatu celah dan membuat
perbaikannya.
Kode sumber terbuka merupakan keharusan dalam perangkat
lunak bebas. Ada beberapa kontroversi yang disebabkan oleh
beberapa bagian dari perangkat lunak bebas yang bertentangan
dengan semangat kode sumber terbuka.
Adware
Adware adalah istilah TI yang mengacu kepada sebuah jenis
perangkat lunak mencurigakan (malicious software/ malware) yang
menginstalasikan dirinya sendiri tanpa sepengetahuan pengguna
dan menampilkan iklan-iklan ketika pengguna berselancar di
Internet.
Adware adalah salah satu jenis perangkat lunak yang bersifat
"stealth" (tidak terlihat) dan seringnya terinstalasi ke dalam sistem
ketika pengguna men-download perangkat lunak freeware atau
shareware dari Internet.
Ada banyak adware yang beredar di Internet, dan beberapa
adware tersebut memantau kebiasaan pengguna dalam menjelajahi
Internet, dan mengirimkan informasi ini kepada perusahaan
marketing sehingga mereka mengirimkan iklan kepada pengguna
yang bersangkutan.
Beberapa perangkat lunak komersial juga mengandung
komponen adware yang kadang disebutkan dalam End User License
Agreement (EULA) atau tidak. Contohnya adalah web browser
Microsoft Internet Explorer 6.0 yang merangkul Alexa.com.
Kebanyakan
program
antivirus
tidak
didesain
untuk
mendeteksi keberadaan adware, karena tujuan awal dari adware
adalah bukan untuk merusak sistem secara agresif (seperti halnya
virus komputer, worm atau Trojan Horse), tapi untuk mendukung
Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan
HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 31 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

pengembangan perangkat lunak freeware atau shareware yang


berangkutan.
Beberapa adware juga dapat diklasifikasikan sebagai Trojan
oleh beberapa vendor Antivirus, karena selain memantau kebiasaan
pengguna dalam berselancar di Internet, mereka juga dapat mencuri
data pengguna. Contohnya adalah VX2 dan WNAD.EXE.
Untuk mendeteksi keberadaan adware (dan tentu saja untuk
meningkatkan privasi), beberapa utilitas pun beredar di Internet,
seperti halnya Ad-ware dari Lavasoft atau Spybot Search and destroy
yang dapat mendeteksi serta membuang adware serta perangkat
spyware lainnya.
Selain utilitas yang dapat di-download tersebut, ada juga
beberapa situs web yang menyediakan layanan untuk mencari
adware di dalam sistem, seperti halnya SypChecker.com dan TomCat.com
3) Sikap Kerja
Sikap kerja yang berkaitan dengan elemen kompetensi ini, yaitu :
1. Mempelajari tentang isu hukum yang berkaitan dengan
penggandaan file.
2. Memahami tentang aturan pertukaran file melalui jaringan
internet.
3. Memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan lisensi dalam
bidang TI.

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 32 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK
PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1 Sumber Daya Manusia


Dalam proses pencapaian kompetensi sumber yang dapat
diandalkan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang
dimaksud disiini adalah orang-orang yang dapat mendukung proses
pencapaian kompetensi yang dimaksud, antara lain:
o

Pembimbing
Pembimbing Anda merupakan orang yang dapat diandalkan
karena beliau memiliki pengalaman. Peran Pembimbing adalah
untuk:
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru
dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses
belajar Anda.
d. Membantu Anda untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.

Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur
untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan:
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya
dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu
untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan
selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja/sesama peserta pelatihan


Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga
merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat
mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat
tim
dalam
lingkungan
belajar/kerja
Anda
dan
dapat
meningkatkan pengalaman belajar Anda.

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 33 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

5.2 Literatur
Pengertian sumber-sumber kepustakaan adalah material yang
menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan
sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi:
1. Buku referensi (text book)
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar
ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang
tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT
mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang
terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan
peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih
baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam
pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
Untuk referensi mengenai materi-materi yang dapat
digunakan, Anda dapat melihat dari Daftar Pustaka yang terlampir
dihalaman terakhir modul ini.

5.3 Daftar Peralatan dan Bahan


1. Judul/Nama Pelatihan : Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan HKI
di Bidang TIK
2. Kode Program Pelatihan : TIK.OP01.002.01
N
O

UNIT
KOMPETENSI

1.

Mengidentifi
kasi Aspek
Kode Etik
dan HKI di
Bidang TIK

KODE UNIT
TIK.OP01.002.01

DAFTAR
PERALATAN

DAFTAR
BAHAN

Buku
pengetahua
n tentang
etika dan
buku UU
sebagai
dasar
hukum

Buku UU
perlindungan
hak cipta

KETERANGAN
Aplikasi
tambahan
(buku UU)
bersifat
opsional.

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 34 dari 35

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sektor Telematika Sub Sektor Operator Komputer

Kode Modul
TIK.OP01.002.01

DAFTAR PUSTAKA

Website:
o http://www.cert.or.id/~budi/articles/cyberlaw.html
o http://en.wikipedia.org/wiki/EULA

Judul Modul: Mengidentifikasi Aspek Kode Etik dan


HAKI di Bidang TIK
Buku Informasi
10-2007

Versi: 01-

Halaman: 35 dari 35

Anda mungkin juga menyukai