Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN QFD PADA FASE REQUIREMENT

ENGINEERING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI WHISTLEBLOWING
DI BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) PROVINSI JAWA
TIMUR
D I C H A P U T RA A RW I N D RA | 1 2 5 1 5 0 4 0 1 1 1 1 0 0 6

Latar Belakang Whistlwblowing System

Tentang BPS (Badan Pusat


Statistik)
Badan Pusat Statistik

adalah Lembaga Pemerintah Non


Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Dengan visi

Pelopor data Statistik terpercaya


untuk Semua
BPS Prov. Jatim dituntut untuk melayani dengan penuh rasa
disiplin dan tanggung jawab kepada masyarakat serta

menghindari timbulnya kecurangan (fraud)

Kecurangan (Fraud) di Indonesia


Mengacu pada keadaan di
Indonesia
dari
banyak
terungkapnya kasus kasus
korupsi,
maka
dapat
di
katakan bahwa di Negara kita
tingkat kecurangan (fraud)
begitu tinggi di Asia

CORRUPTION PERCEPTIONS INDEX 2013


Sumber : Transparency.org http://www.transparency.org/cpi2013/results

Tentang Whistlwblowing System


Whistleblowing kegiatan pengungkapan praktik illegal, tidak bermoral atau
melanggar hukum yang dilakukan oleh seseorang baik di luar maupun anggota
organisasi (baik mantan pegawaiatau yang masih bekerja) sehingga
memungkinkan dilakukan suatu tindakan.
Whistleblowing System adalah sebuah sistem pencegahan dan identifikasi
terhadap kecurangan yang akan terjadi dalam suatu perusahaan/organisasi. (Miceli
& Near. 1985)

Keunggulan
memungkinkan penyalahgunaan wewenang dapat dengan cepat diidentifikasi dan

dikoreksi sehingga bisa meningkatkan efisiensi,


meningkatkan moral pegawai,
menghindari tuntutan hukum, dan
menghindari citra negatif

(Miceli & Near. 1992)

Urgensi Whistleblowing
1. 18,3% kasus kecurangan yang dilakukan perusahaan di Amerika Serikat
dideteksi dan dilaporkan oleh pegawainya ( Dyck dkk . 1996 - 2004)
2. Kesadaran yang tinggi dari pegawai maupun masyarakat berfungsi
sebagai pendeteksi dan pencegah kecurangan.
3. Suatu hasil kajian menunjukkan lebih banyak kecurangan terdeteksi
melalui informasi dari sesama pegawai daripada ditemukan oleh auditor
(Setianto, Hari, dkk. 2008)
4. Berdasarkan hasil survei dari Association of Certified Fraud Examiners
diungkapkan bahwa Whistleblowing adalah suatu metode paling umum
dalam mendeteksi kecurangan (Robinson,dkk. 2012)

Metode Pengembangan Whistleblowing

Waterfall Model
Kenapa Waterfall :
Pembenahan dari error yang di temukan pada sistem akan
selalu membutuhkan biaya yang tinggi
Mengindari reworks yang cukup menyita waktu dan biaya
Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik karena
pelaksanaannya secara bertahap.
Document pengembangan sistem sangat terorganisir,
karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap
sebelum melangkah ke fase berikutnya.
Kelemahan Waterfall :
Diperlukan majemen yang baik, karena proses
pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang.
Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak
diketahui sejak awal pengembangan.
Customer sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit
sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada
Berdasarkan
kelemahan dari model SDLC Waterfall , maka diterapkan QFD
saat
awal pengembangan.
..

Quality Function Deployment


(QFD)
QFD adalah tekhnik yang ada dalam product design and development. Berasal
dari Jepang pada tahun 1960 oleh Yoji Akao.
Permasalahan kenapa menggunakan QFD :

QFD is a way to assure the design


quality while the product is still in
the design stage
(Akao, 1990).

Kesulitan dalam proses elisitasi kebutuhan (poor


comunication)
Ketidaksempurnaan Requirement Analysis (kesulitan
memahami kebutuhan)

Keuntungan QFD:
QFD is a structured,
multidisciplinary technique for
product definition that maximizes
value to the customer
(Squires, 2013).

QFD membuat product yang di hasilkan menjadi berkualitas


dengan menjadikan customer sebagai starting point (drives
the whole development process)
QFD focuses on maximizing customer satisfaction.
Matrix dalam QFD membuat aktifitas lebih tracable,
manageable, dan terkontrol
QFD merupakan team-building process, yang mana
menciptakan rich environment sebagai sarana komunikasi
antara customers dan engineers.

Penerapan QFD
No

Application area

Authors

Software

Anonymous (1993b), Barnett and Raja (1995), Basili and Musa (1991), Brown (1991b), Chang
(1989), Elboushi and Sherif (1997), Haag et al. (1996), Haavind (1989), Herzwurm et al.
(1997, 2000), Karlsson (1997), Kekre et al. (1995), Liu et al. (1998), Liu (2001), Ouyang et al.
(1997), Richardson (2001), Roche and Jackson (1994), Thackery and Van Treeck (1990), Xiong
and Shindo (1995), Yilmaz and Chatterjee (1997), Yoshizawa et al. (1990), Zhou (1998),
Zultner (1990, 1992)

Decision support systems

Sarkis and Liles (1995)

Expert systems

Ngai and Chow (1999)

Information systems

Chang and Lin (1991), Erikkson and McFadden (1993), Han et al.(1998)

Integrated systems
Management information
systems

Wasserman et al. (1989)

Humanmachine interface

Nibbelke et al. (2001)

8
9

Profiling systems
Web pages

LaSala (1994)
Tan et al. (1998)

Eyob (1998)

(Leenah ,
2013)

Proses Requirement Analysis menggunakan QFD

Proses Requirement Analysis


menggunakan QFD
Liu memodifikasi 4 fase model QFD dalam proses software development

Project Identification
Engineer mendevelop sebuah clear statement dari sebuah project yang
akan di kerjakan dan masalah yang di hadapi untuk menciptakan
pemahaman yang baik tentang project (good understanding).
Point yang di tekankan :
Apa saja yang menjadi objective ? Goal ? Benefits ? Scope ? Kenapa project harus
di implementasi ? Bagaimana keadaan lingkungan tempat project yang akan di
implementasi ? Buisness Needs ?
Memastikan customer memiliki pandangan tentang software yang akan di develop

Collecting Requirements
Proses mendapatkan statement kebutuhan dari customer. Sebagian besar
software gagal disebabkan karena definisi kebutuhan
yang
kurang
tepat.
No
software
process
can keep
Point yang di tekankan :
Menghasilkan statement requirement dengan
complete , unambiguous, dan non-redudant

Metode yang dapat digunakan :


Indifidual interview, focus group , mail/phone
surveys, listening and observing, sales record.
Penambahan requirement dari engineer
sebagai exciting requirements

delivery times, costs, and product


quality under control if
requirements are poorly defined
and managed
(Niazi & Shastry, 2003)
Setelah mendapatkan statement
kebutuhan dari customer agar
kebutuhan lebih terstruktur
dibuatlah Affinity Diagram.
Setiap list kebutuhan dilakukan
ranking berdasarkan perspektif
customer.

Validate Requrements
Develop sample (prototype) dari sebuah software, sehingga customer akan dapat
melihat bagaimana sistem akan di implementasi sesuai dengan ekspektasi.
keuntungan prototype :
membantu customer untuk memahami beberapa
requirements yang susah untuk di jelaskan secara
abstrak.
engineers dapat menemukan requirement baru
yang kemungkinan dapat ditambahkan ke system
setelah customer memiliki feeling dari sebuah
produk
membantu memperjelas boundary dari fuzzy
requirements

many changes in the requirements


do not occur until customer begins to
see screens and outputs of the
applications
(Young , 2001)

Filling HOQ (House of


Quality) Matrix (1)
1. Mengidentifikasi Competitive Companies / System yang serupa sebagai
pembanding, dan customer melakukan evaulasi produk competitive yang serupa
berdasarkan tiap requirement yang disebutkan.
2. Engineer menentukan high level technical requirement (system requirement) dari
setiap customer requirement.
Setiap Technical Requirement, engineer menentukan :
mendefinisikan unit (bila applicable) didefinisikan pada planned design target
Compare hubungan Technical Requirement Satu persatu (mengisi Roof Matrix)

Filling HOQ (House of


Quality) Matrix (2)
3. Mengisi table pada House of Quality (HOQ) Matrix, mengindikasikan hubungan
antara customer requirement dan Technical Requirement dengan notasi
Strong

Moderate

Weak

Tiap relationship memiliki nilai bobot (0, 1, 3, 9) atau (0, 1, 3, 5)


4. Hasil dari analisis QFD di fase ini adalah untuk menghasilkan requirements
definition document (high level requirement) dan software requirement
specification document (low level requirement) berserta bobot atau degrees of
importance tiap system requirements sehingga dapat mengetahui level kebutuhan (
needs , wants , exciting )

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai