Anda di halaman 1dari 8

A.

LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang mempunyai hak untuk
hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di
dalamnya mendapat makanan, pakaian, dan pelayanan kesehatan serta pelayanan sosial
lain yang diperlukan. Sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan. Salah satu sarana kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan adalah rumah sakit.
Rumah sakit dengan organisasi di dalamnya harus dikelola dengan sebaikbaiknya, agar dapat memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin kepada
masyarakat, sehingga tercapai tujuan terciptanya derajat kesehatan yang optimal. Salah
satu diantaranya adalah pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS),
meliputi: perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan obat. IFRS
merupakan bagian dari unit pelayanan penunjang medik yang sangat penting di rumah
sakit karena memberikan pelayanan obat serta bahan dan alat kesehatan habis pakai dari
kebutuhan rumah sakit. Selain itu merupakan unit yang paling banyak menggunakan
anggaran untuk pengadaan obat. Di lain pihak IFRS merupakan sumber penerimaan bagi
rumah sakit.1
Pengelolaan obat oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) mempunyai peran
penting dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit, oleh karena itu
pengelolaan obat yang kurang efisien pada tahap penyimpanan akan berpengaruh
terhadap peran rumah sakit secara keseluruhan.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui gambaran penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi dan
mengetahui tata cara pengelolaan obat di gudang farmasi.
C. ISI
Penyimpanan Obat
Penyimpanan Obat Depkes RI menyatakan beberapa pengertian dari penyimpanan obat,
yaitu sebagai berikut :
1. Depkes RI (1996) memberi pengertian fungsi penyimpanan obat sebagai
kegiatan pengamanan obat dengan cara menempatkan obat-obatan yang
diterima pada tempat yang dinilai aman.

2. Menurut Yogaswara (2001) bahwa penyimpanan adalah kegiatan dan usaha


untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang
persediaan di dalam ruang penyimpanan.
3. Depkes RI (2003) menyatakan bahwa penyimpanan obat adalah suatu kegiatan
pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin
Menurut Suryandana (2001) menyatakan bahwa tujuan penyimpanan obat yaitu :
1. Aman, yaitu setiap barang/obat yang disimpan tetap aman dari kehilangan dan
kerusakan.
1. Kehilangan karena: Dicuri orang lain, dicuri karyawan sendiri, dimakan
hama (tikus), hilang sendiri (susut, tumpah, menguap)
2. Kerusakan: Barang itu sendiri rusak, barang itu merusak lingkungan (polusi)
2. Awet, yaitu barang tidak berubah warnanya, baunya, gunanya, sifatnya,
ukurannya, fungsinya dan lain-lain.
3. Cepat, yaitu cepat dalam penanganan barang berupa menaruh/menyimpan,
mengambil dan lain-lain.
4. Tepat, dimana bila ada permintaan barang, barang yang diserahkan memenuhi
lima tepat, yaitu tepat barang, kondisi, jumlah, waktu dan harganya.
5. FIFO (First In First Out) Penyimpanan barang haruslah dilakukan sedemikian
rupa, sehingga dimungkinkan mendahulukan mengeluarkan barang yang
masuk/diterima lebih dahulu.
6. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
7. Mudah, yaitu , mudah menangani barang dan mudah menempatkan barang
ditempatnya, mudah menemukan dan mengambilnya kembali, mudah
mengetahui

jumlah

persediaan

(minimum-maksimum),

mudah

dalam

pengawasan barang.
8. Murah, yaitu biaya yang dikeluarkan sedikit untuk menanganinya, yaitu murah
dalam menghitung persediaan, pengamanan dan pengawasannya.

Prosedur Penyimpanan
Obat Prosedur penyimpanan obat antara lain mencakup sarana penyimpanan,
pengaturan persediaan berdasarkan bentuk/jenis obat yang disimpan, serta sistem
penyimpanan.
1. Sarana penyimpanan Obat. Obat harus selalu disimpan di ruang penyimpanan
yang layak. Bila obat rusak, mutu obat menurun dan memberi pengaruh buruk
bagi penderita. Beberapa ketentuan mengenai sarana penyimpanan obat antara
lain :
Gudang/tempat penyimpanan :
a. Gudang penyimpanan terpisah dari apotek atau ruang pelayanan.
b. Gudang cukup besar untuk menyimpan semua persediaan obat dan
cukup untuk pergerakan petugas, minimal luasnya 3m x 4 m.
c. Pintu gudang mempunyai kunci pengaman 2 (dua) buah yang
terpisah/berbeda.
d. Struktur gudang dalam keadaan baik, tidak ada retakan, lubang atau
e.
f.
g.
h.

tanda kerusakan oleh air.


Atap gudang dalam keadaan baik dan tidak bocor.
Gudang rapi, rak dan lantai tidak berdebu dan dinding bersih.
Gudang bebas hama dan tidak ada tanda infestasi hama.
Udara bergerak bebas di gudang; kipas angin dan kawat nyamuk dalam

keadaan baik.
i. Tersedia cukup ventilasi, sirkulasi udara dan penerangan.
j. Tersedia alat pengukur dan pengatur suhu ruangan.
k. Jendela dicat putih atau mempunyai gorden serta aman dan mempunyai
teralis.
l. Terdapat rak/lemari penyimpanan.
m. Terdapat lemari pendingin untuk obat tertentu dan dalam keadaan baik.
n. Terdapat lemari khusus yang mempunyai kunci untuk penyimpanan
narkotik dan psikotropika.
o. Terdapat alat bantu lain untuk pengepakan dan perpindahan barang.

Dokumen pencatatan:
a. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat)
b. Buku stok
c. Buku penerimaan dan pengeluaran obat
d. Catatan obat rusak atau kadaluarsa (Anonim, 2007)

2. Pengaturan persediaan
a. Obat-obatan dipisahkan dari bahan beracun.
b. Obat luar dipisahkan dari obat dalam.

c. Narkotik dan psikotropika dipisahkan dari obat-obatan lain dan disimpan


di lemari khusus yang mempunyai kunci.
d. Tablet, kapsul dan oralit disimpan dalam kemasan kedap udara dan
diletakkan di rak bagian atas.
e. Cairan, salep dan injeksi disimpan di rak bagian tengah.
f. Obat yang membutuhkan suhu dingin disimpan dalam kulkas.
g. Obat rusak atau kadaluarsa dipisahkan dari obat lain yang masih baik dan
disimpan di luar gudang
h. Obat cairan dipisahkan dari obat padatan.
i. Barang/obat ditempatkan menurut kelompok berat dan besarnya.
j. Untuk barang yang berat ditempatkan pada tempat yang memungkinkan
pengangkatannya dilakukan dengan mudah.
3. Penyimpanan khusus
a. Obat, vaksin dan serum memerlukan tempat khusus seperti lemari
pendingin khusus (cold chain) dan harus dilindungi dari kemungkinan
putusnya arus listrik.
b. Bahan kimia harusnya disimpan dalam bangunan khusus yang terpisah
dari gudang induk.
c. Peralatan besar/alat berat memerlukan tempat khusus yang cukup untuk
penyimpanan dan pemeliharaannya.
4. Sistem Penyimpanan Obat
a. Obat disusun berdasarkan abjad (alfabetis) atau nomor.
b. Obat disusun berdasarkan frekuensi penggunaan :
FIFO (First In First Out), yang berarti obat yang datang lebih awal
harus dikeluarkan lebih dahulu.
FEFO (First Expired First Out), yang berarti obat yang lebih awal
kadaluarsa harus dikeluarkan leih dahulu.
c. Obat disusun berdasarkan volume
Barang yang jumlahnya banyak ditempatkan sedemikian rupa agar
tidak terpisah, sehingga mudah pengawasan dan penanganannya.
Barang yang jumlah sedikit harus diberi perhatian/tanda khusus
agar mudah ditemukan kembali.

Pengelolaan gudang
Gudang adalah kesatuan komponen di dalam Supply Chain Produc dan bagianbagian dari gudang. Gudang adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan

barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta
sesuai jadwal produksi. Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan, atau
nama khusus setempat, bergantung pada jenis barang yang di simpan.
Fungsi dasar dari gudang adalah penerimaan, identifikasi dan penyortiran,
penyimpanan, pengambilan barang dari penyimpanan, pengumpulan pesanan,
pengemasan, pengiriman, dan pemeliharaan dokumen. Mengoperasikan suatu
pergudangan melibatkan beberapa aktivitas proses, dan operasi yang efisien dari
gudang bergantung pada seberapa baik aktivitas proses tersebut dilaksanakan.
Beberapa aktivitas di gudang yaitu, menerima barang, mengidentifikasi barang,
mengirim barang ke penyimpanan, simpanan barang, penyusunan pengiriman,
mengirim barang ke pengiriman, mengoperasikan system informasi,
Manajemen pergudangan
Untuk memaksimalkan produktifitas dan meminimalkan biaya, manajemen
gudang harus mengerjakan hal berikut :
1. Penggunaan ruang secara maksimum, biasanya biaya modal terbesar adalah
untuk ruang. Ini artinya tidak hanya ruang lantai tapi juga ruang kubik karena
barang disimpan dalam ruang diatas lantai dan juga diatas barangnya.
2. Penggunaan tenaga kerja dan peralatan yang efektif, peralatan pemindahan
material mewakili biaya modal terbesar kedua dan tenaga kerja merupakan biaya
operasi terbesar. Ada pertukaran antara dua hal tersebut yaitu biaya tenaga kerja
dapat dikurangi dengan menggunakan lebih banyak peralatan pemindahan barang.
Dalam manajemen pergudangan dibutuhkan untuk :
a. Memilih gabungan terbaik antara tenaga kerja dan peralatan untuk
memaksimalkan keseluruhan pelaksanaan produktifitas.
b. Menyediakan kesiapan akses untuk semua SKU. SKU harus mudah diidentifikasi
dan ditemukan. Hal ini membutuhkan sistem lokasi penyimpanan dan layout
yang baik.

c. Memindahkan barang secara efisien. Kebanyakan aktivitas yang ada di gudang


adalah pemindahan material (pemindahan barang ke dalam dan keluar lokasi
penyimpanan).
Barang disimpan tidak hanya di atas lantai, tapi juga dalam ruang kubik gudang.
Walaupun ukuran gudang dapat digambarkan sebagai banyak kaki persegi (square
feet), kapasitas gudang bergantung pada seberapa tinggi barang dapat disimpan.
Ruang juga dibutuhkan untuk aisle, tempat penerimaan dan pengiriman barang, kantor,
dan pengambilan serta penyusunan pesanan.
Sedangkan Aksesibilitas artinya mampu mendapatkan barang yang diinginkan
dengan jumlah kerja yang minimum. Sepanjang palet terdiri dari SKU yang sama,
tidak ada masalah dengan aksesibilitas, SKU dapat dicapai tanpa memindahkan
produk lain. Ketika beberapa SKU disimpan di satu area, tiap produk seharusnya
mudah dicapai dengan kesulitan yang minimum. Salah satu cara adalah memasang
rak bertingkat sehingga lebih sedikit palet yang dapat dipindahkan tanpa mengganggu
palet di atasnya. Hal ini mewakili pertukaran antara biaya modal rak dan simpanan
dalam biaya pengoperasian dalam pemindahan ekstra. Apakah penambahan biaya
dapat bermanfaat akan bergantung pada jumlah pemindahan dan simpanannya

D. PENUTUP
Gambaran penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi adalah obat harus selalu
disimpan di ruang penyimpanan yang layak. Bila obat rusak, mutu obat menurun dan
memberi pengaruh buruk bagi penderita. Tata cara pengelolaan obat di gudang farmasi.
Gudang adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan
dipergunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai jadwal produksi.
Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan, atau nama khusus setempat,
bergantung pada jenis barang yang di simpan.
Daftar pustaka
1. Sheina B. Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit I, Vol. 4, No. 1, Januari 2010 : 1 75

2. Yogaswara, Dadan, 2001, Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan dan Distribusi Obat di Sub
Unit Gudang Farmasi Rumah Sakit Haji Jakarta, Depok: FKM UI
3. Depkes RI. 1999, SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit Departemen Kesehatan RI, Jakarta

TUGAS MANAJEMEN FARMASI


Manajemen Inventory Kefarmasian

DIAH INTAN PERTIWI


12613217 / C

Program Studi Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2015

Anda mungkin juga menyukai