Anda di halaman 1dari 13

OBAT

DI RUMAH
SAKIT
Dosen Pengajar : Dr. apt. Refdanita, M. Si.

Kelompok 2
Kelas C
Alfiyah Wida Meliana 18330026
Nanda Aulia Amalia 18330030
Melda Prima Putri 18330077
Putri Andriani 18330079
Sefia Martina 18330087
Khofifah Wulandari 18330088
PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tahun
2016 Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan
yang menyenlenggarakan pelayanan kesehatan perorangan RUMAH SAKIT
secara paripurna yang meliputi pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.

Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu bagian/ unit/ divisi/


atau fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua
kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditunjukan untuk
IFRS keperluan rumah sakit itu sendiri. Salah satu tugas utama
instalasi farmasi rumah sakit dalam pengelolaan dan
perbekalaan farmasi adalah penyimpanan.
PENGERTIAN PENYIMPANAN

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan


dan usaha untuk melakukan pengurusan
penyelenggaraan dan pengaturan barang
persediaan di dalam ruang penyimpanan.
Penyimpanan berfungsi untuk menjamin
penjadwalan yang telah ditetapkan dalam
fungsi-fungsi sebelumnya dengan
pemenuhan setepat-tepatnya dan dengan
biaya serendah mungkin.
TUJUAN PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI

Aman Awet Cepat


yaitu setiap barang/obat yaitu barang tidak yaitu cepat dalam
yang disimpan tetap aman berubah warnanya, penanganan barang
dari kehilangan dan baunya, gunanya, berupa menaruh ,
kerusakan. sifatnya, ukurannya, menyimpan dan
fungsinya dan lain-lain mengambil

Tepat Mudah
dimana bila ada permintaan
barang, barang yang
yaitu: Mudah menangani
barang dan mudah
Murah
diserahkan memenuhi lima menempatkan barang di yaitu biaya yang
tepat, yaitu tepat barang, tempatnya serta mudah dikeluarkan sedikit
kondisi, jumlah, waktu dan menemukan dan untuk menanganinya,
harganya. mengambilnya.
Kegiatan Pengaturan Penyimpanan Perbekalan
Farmasi Menurut Persyaratan yang ditetapkan:

Menurut bentuk sediaan Peralatan penyimpanan Peralatan Penyimpanan


dan jenisnya: di gudang: Kondisi Khusus:
(a) Menurut suhu dan a) Lemari pendingin dan
a) Peralatan Penyimpanan
kestabilannya. AC untuk obat yang
Kondisi Umum.
(b) Mudah tidaknya termolabil.
b) Lemari/rak yang rapi
terbakar. b) Fasilitas peralatan
dan terlindungdari
(c) Tahan/tidaknya penyimpanan dingin
debu, kelembaban dan
terhadap cahaya. harus divalidasi secara
cahaya yang
(d) Dipisahkan antara obat berkala.
berlebihan.
ASKES/BPJS dan c) Lemari penyimpanan
c) Lantai dilengkapi
Swadana. khusus untuk narkotika
dengan palet.
dan obat psikotropika.
Prosedur Penyimpanan Obat Menurut Kemenkes RI

1. Prosedur Sarana Penyimpanan


Obat harus selalu disimpan di ruang penyimpanan yang layak. Bila obat rusak,
maka mutu obat akan menurun dan akan memberi pengaruh buruk bagi pengguna obat.
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi temperatur sinar/cahaya,
kelembaban, fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan
petugas.Beberapa ketentuan mengenai sarana penyimpanan obat menurut Dirjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan antara lain :
a. Gudang atau tempat penyimpanan
b. Kondisi Penyimpanan
2. Prosedur Pengaturan Tata Ruang dan Penyusunan Obat

Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian dan pengawasan


obat-obatan, maka diperlukan pengaturan tata ruang gudang dengan baik.

a. Tata Ruang Penyimpanan Obat


 Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran obat- obatan, ruang gudang dapat ditata
dengan sistem: arah garis lurus, arus U, arus L.
 Semua obat harus disimpan dalam ruangan, disusun menurut bentuk sediaan dan bentuk
abjad. Apabila tidak memungkinkan, obat yang sejenis dikelompokkan menjadi satu.

a. Penyusunan Obat
 Obat-obatan dipisahkan dari bahan beracun.
 Obat luar dipisahkan dari obat dalam.
 Obat cairan dipisahkandari obat padatan.
 Obat ditempatkan menurut kelompok, berat dan besarnya
3. Prosedur Sistem Penyimpanan

a. Obat disusun berdasarkan abjad (alfabetis) atau nomor.


b. Obat disusun berdasarkan frekuensi penggunaan:
- FIFO (First In First Out), yang berarti obat yang datang lebih awal harus dikeluarkan lebih
dahulu. Obat lama diletakan dan disusun paling depan,
- FEFO (First Expired First Out) yang berarti obat yang lebih awal kadaluarsa harus
dikeluarkan lebih dahulu.
- Last in First Out (LIFO) yaitu obat yang datang kemudian/terakhir diletakkan di depan
obat yang datang dahulu.
c. Obat disusun berdasarkan volume
- Barang yang jumlahnya banyak ditempatkan sedemikian rupa agar tidak terpisah, sehingga
mudah pengawasan dan penanganannya.
- Barang yang jumlah sedikit harus diberi perhatian/tanda khusus agar mudah ditemukan
kembali.
4. Prosedur Pencatatan Dokumen Penyimpanan Obat

a. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan


Obat)
b. Kartu Stok
c. Buku Penerimaan dan Pengeluaran Obat
d. Catatan obat rusak atau kadaluarsa
e. Laporan mutasi obat
Petujuk pengisian Kartu Stok :

a. Kartu stok memuat nama obat, satuan, asal (sumber) dan diletakkan bersama obat
pada lokasi penyimpanan.
b. Bagian judul pada kartu stok diisi dengan Nama obat, Kemasan, Isi kemasan dan Nama
sumber dana atau dari mana asalnya obat.

Pengisian kolom-kolom pada kartu stok diisi sebagai berikut:


1. Tanggal penerimaan dan pengeluaran
2. Nomor dokumen penerimaan atau pengeluaran
3. Sumber asal obat atau kepada siapa obat dikirim
4. No. Bets/ No. Lot
5. Tanggal kedaluarsa dan Jumlah Penerimaan
KESIMPULAN
● Ada 4 sistem penyimpanan obat di rumah sakit yaitu : Obat disusun berdasarkan abjad (alfabetis) atau
nomor, Obat disusun berdasarkan frekuensi penggunaan, Obat disusun berdasarkan volume, dan
Pencatatan dokumen penyimpanan obat.
● Prosedur penyimpanan obat di rumah sakit mencakup : Prosedur saranan penyimpanan, Prosedur
pengaturan tata ruang dan penyusunan Obat, Prosedur sistem penyimpanan, dan Prosedur pencatatan
dokumen penyimpanan obat
● Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi temperatur sinar/cahaya, kelembaban,
fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas.
● Pencatatan kartu stok memuat nama obat, satuan, asal (sumber) dan diletakkan bersama obat pada
lokasi penyimpanan. Bagian judul pada kartu stok diisi dengan Nama obat, Kemasan, Isi kemasan dan
Nama sumber dana atau dari mana asalnya obat.
DAFTAR PUSTAKA
● Depkes RI, 2010. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit, Direktorat
Jendral Binakefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta : Kemenkes RI.
● Drs. Rusli, Sp. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi : Farmasi Rumah Sakit dan Klinik.
Jakarta : Kemenkes RI.
● Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
● Charles J.P dan Amalia. 2003. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta : EGC.
● Sheina Baby, M.R dan Umam Solikhah. 2010. Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I. KES MAS Vol. 4 (1), 29 – 42.
● Palupiningtyas Retno. 2014. Analisis Sistem Penyimpanan Obat di Gudang Framsi Rumah Sakit
Mulya Tanggerang. Skripsi, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif hidyatullah, Jakarta.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai