Anda di halaman 1dari 1

Infus Intravena

Natrium Bikarbonat
Komposisi :
NaHCO3 150 mEq/L
KCl 30 mEq/L

Farmakologi :
Na.bikarbonat merupakan agen pengalkali yang berdisosiasi membentuk ion bikarbonat.
Bikarbonat merupakan komponen basa konjugasi dari buffer ekstraseluler utama yang ada
di tubuh,yaitu buffer bikarbonat-asam karbonat. Pada kondisi normal buffer ini menjaga
pH plasma yaitu 7,37-7,42. Namun bila terjadi gangguan pada system buffer ini maka pH
plasma dapat naik ataupun turun. pH plasma yang dibawah normal mengindikasikan
terjadinya asidosis metabolic. Pemberian Na.bikarbonat akan menigkatkan konsentrasi
bikarbonat plasma dan meningkatkan pH plasma sehingga pH plasma normal kembali

Farmakokinetik:
Sejak natrium bikarbonat menghasilkan bikarbonat yang akan diekskresi di urin akan
menyebabkan peningkatan pH urin pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal.
Alkalinisasi urin dapat menyebabkan peningkatan kelarutan beberapa asam lemah dan
bisa meningkatkan ionisasi. Diabsorbsi di ginjal dengan cara difusi.
Kalium klorida intravena segera diabsorpsi dalam cairan intravascular antara 80-90
kalium dalam cairan tubuh di ekskresikan ke dalam tubuh 80%, dan 8% di ekskresi kan
8%.

Farmakodinamik:
Natrium Bikarbonat bereaksi dengan ion H+ dari air dan karbon dioksida. Bekerja
sebagai buffer yang mencegah terjadinya asidosis dengan cara meningkatkan pH darah.

Interaksi Obat:
Penggunaan bersamaan dengan Aspirin, Acetazolamide, Kortikosteroid, dan Memantine,
dapat berpengaruh pada kinerja Natrium Bikarbonat. Sedangkan penggunaan bersama
obat seperti zat besi, Ketoconazole, Fluconazole, Pazopanib, Ampicilin, dan Sukralfat
dapat menurunkan kinerja dari obat-obatan tersebut.
Penggunaan Natrium Bikarbonat dengan alkohol juga mungkin bisa meningkatkan risiko
timbulnya efek samping. Jangan lupa untuk selalu berdiskusi dengan dokter tentang
kondisi kesehatan Anda atau tentang pengobatan lain yang sedang Anda jalani untuk
mencegah terjadinya interaksi obat.

Indikasi :
Mengatasi asidosis metabolik yang biasanya,muncul pada penyakit ginjal yang parah
(renal tubular asidosis), diabetes yang tidak terkontrol (ketoasidosis), Pembasa
urin,Mengatasi overdosis obat antidepresan trisiklik,Resusitasi hiperkalemia, Pelarut dan
pembersih topikal.

Kontraindikasi :
Alkalosis metabolik maupun respiratorik, Hipernatremia atau kelebihan natrium dalam
darah,Edema pulmonari yang parah, Hipokalsemia, Hipokloridia.

Efek Samping:
Alkalosis metabolik,Detak jantung tidak teratur,Hipertonisitas
otot,Hiperferittinemia,Hipermagnosis,Hipokalemia,Hipokalsemia,Muncul jaringan tisu
nekrosis pada area yang di injeksi

Aturan pakai :
Diberikan secara intravena 37 tetes/menit.

Perhatian :
Hindari menggunakan obat ini pada kasus berikut: gangguan jantung, gangguan ginjal,
gangguan hati, pembengkakan tungkai, penyakit usus buntu, tekanan darah tinggi,
hipernatremia, hipoklorida, hipokalsemia.
Penggunaan pada wanita hamil: Penggunaan obat ini pada wanita hamil masuk ke dalam
kategori C menurut FDA, yang artinya hanya boleh digunakan jika manfaat obat lebih
besar daripada risiko yang mungkin ditimbulkan terhadap janin.
Penggunaan pada wanita menyusui: Penggunaan obat ini pada ibu menyusui juga tidak
disarankan karena obat ini dapat diserap ASI.
Penggunaan pada pediatric dan getsriatric:
dosis dan kecepatan tetes harus dikontrol dengan ketat
Overdosis menyebabkan hipernatremia dan hipopotasium juga menyebabkan kehilangan
bikarbonat

Penyimpanan :
Simpan di tempat bersih dan kering pada suhu kurang dari 25 oC.

Kemasan :
Botol infus 500 mL

No.Reg : GKL 1987611149A1

Anda mungkin juga menyukai