Anda di halaman 1dari 46

BAB V

RENCANA PROGRAM INTERVENSI GIZI


A. Permasalahan
Dari hasil yang diperoleh melalui wawancara dan dengan cara
pengukuran

antropometri

terhadap

responden

ditemukan

permasalahan di Desa Pinang Belarik wilayah kerja Puskesmas


Ujanmas Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan, sebagai
berikut :
1.

Balita

dengan

status

gizi

kurang

menurut indeks BB/U ditemukan sebesar 6,1%.


2.

Balita dengan status gizi kurus menurut


indeks BB/TB ditemukan sebesar 15,2 %

3.

Balita dengan status pendek menurut


indeks TB/U ditemukan sebesar 1,5%

4.

Balita dengan asupan energi < 80%


AKG ditemukan sebanyak 45,5%.

5.

Balita dengan asupan protein <80%


AKG ditemukan sebanyak 16,7%.

6.

Balita dengan status kesehatan sakit


ditemukan sebanyak 45,5

7.

Sebagian besar ibu balita mempunyai


tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan yang kurang sebanyak
31,8%.

8.

Ibu-ibu yang membuang kolostrum di


awal kelahiran.

9.

Ibu-ibu

yang

memberikan

MP-ASI

sebelum usia 6 bulan sehingga anak tidak mendapatkan ASI


eksklusif.
10.

Ibu-ibu

yang

tidak

aktif

pergi

ke

Posyandu setelah Balitanya mendapatkan imunisasi lengkap.

85

11.

Ibu-ibu yang tidak mengetahui cara


pembuatan larutan gula garam untuk penanggulangan diare.

B. Rencana Program Intervensi Gizi


1. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
a. Tujuan Umum
Agar masyarakat mengerti, mengetahui dan ikut serta
dalam pelaksaanaan program intervensi gizi yang akan di
laksanakan di Kecamatan Ujan Mas Wilayah Kerja Puskesmas
Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.
b. Tujuan Khusus
1) Masyarakat mengetahui pentingnya program intervensi gizi
yang akan di laksanakan.
2) Masyarakat desa mengerti tentang program-program Intervensi
Gizi yang akan dilaksanakan.
3) Masyarakat desa bersedia untuk membantu dan berpartisipasi
dalam

program-program

Intervensi

Gizi

yang

akan

di

laksanakan.
c. Sasaran
1. Bupati Muara Enim
2. Camat Kecamatan Ujan Mas
3. Kepala desa Ujan Mas Baru
4. Perangkat desa Ujan Mas Baru
5. Petugas kesehatan desa Ujan Mas Baru
6. Tokoh masyarakat
7. Karang taruna
8. Kepala sekolah SD,SMP,SMA
9. Masyarakat desa Ujan Mas Baru yaitu ibu yang memiliki Balita
usia 6-54 bulan
d. Metode
Ceramah dan diskusi tanya jawab
e. Media
1) Flipchart
2) Poster
f. Biaya
Biaya di peroleh dari Mahasiswa Jurusan Gizi dan Sponsor.

86

g. Materi Rencana
Pengenalan dan pemberian gambaran mengenai program
Intervensi Gizi yang akan di laksanakan di Desa Pinang Belarik
Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera
Selatan.
h. Rencana Pelaksanaan
Waktu
Tempat

i.

Pelaksana
Penanggung Jawab

: 1 hari
: Ruang pertemuan kantor kepala desa
Pinang Belarik
: Mahasiswa Poltekkes Jurusan Gizi
: Mahasiswa Poltekkes Jurusan Gizi

2. Penyuluhan Gizi
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya
ibu-ibu tentang masalah gizi yang ada di Desa Pinang Belarik
Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera
Selatan.
b. Tujuan Khusus
1) Ibu mengetahui kecukupan zat gizi bagi Balita sehingga
kebutuhan Balita dapat terpenuhi dan tidak terjadi kasus gizi
kurang dan gizi buruk.
2) Ibu mengetahui manfaat pemberian kolostrum bagi Balita.
3) Ibu mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif.
4) Ibu mengetahui bagaimana pemberian makanan bagi Balita
(menu seimbang).
5) Ibu mengetahui manfaat Posyandu bagi kesehatan Balita.
6) Masyarakat mengetahui tentang gizi seimbang.
7) Anak sekolah dasar mengetahui tentang pentingnya sarapan
pagi.
c. Sasaran dan Penanggung Jawab
1) Penyuluhan tentang kecukupan zat gizi bagi Balita sehingga
kebutuhan Balita dapat terpenuhi dan tidak terjadi kasus gizi
kurang dan gizi buruk.

87

Sasaran : Ibu yang mempunyai Balita dan masyarakat di


Desa Pinang Belarik Kecamatan Ujan Mas Kabupaten

Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.


Penanggung Jawab :

2) Penyuluhan tentang manfaat pemberian kolostrum bagi Balita.


-

Sasaran : Ibu yang mempunyai Balita dan masyarakat di


Desa Pinang Belarik Kecamatan Ujan Mas Kabupaten

Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.


Penanggung Jawab :

3) Penyuluhan tentang bagaimana pemberian makanan bagi


Balita (menu seimbang).
-

Sasaran : Ibu yang mempunyai Balita dan masyarakat di


Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Provinsi

Sumatera Selatan.
Penanggung Jawab :

4) Penyuluhan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif.


-

Sasaran : Ibu yang mempunyai Balita dan masyarakat di


Desa Pinang Belarik Kecamatan Ujan Mas Kabupaten

Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.


Penanggung Jawab :

5) Penyuluhan tentang manfaat Posyandu bagi kesehatan Balita.


-

Sasaran : Ibu yang mempunyai Balita dan masyarakat di


Desa Pinang Belarik Kecamatan Ujan Mas Kabupaten

Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.


Penanggung Jawab :

6) Penyuluhan tentang gizi seimbang.


- Sasaran : Ibu-ibu balita, ibu-ibu pengajian, karang taruna.
Penanggung Jawab :
-

Sasaran : Siswa SMP dan SMA


Penanggung Jawab :

88

7) Penyuluhan tentang tentang pentingnya sarapan pagi.


- Sasaran : Anak Sekolah Dasar
- Penanggung Jawab :
d. Metode
Ceramah dan diskusi tanya jawab.
e. Media
1) Food model,
2) Bahan makanan setempat, dan
3) Poster.
f. Biaya
Biaya diperoleh dari Mahasiswa Jurusan Gizi dan sponsor.
1)
2)

g. Rencana Pelaksanaan
Waktu
: Seminggu sekali.
Tempat
: Ruang Pertemuan Desa Pinang Belarik
3) Pelaksana
: Mahasiswa Jurusan Gizi,

4)

Bidan Desa dan Kader Posyandu


:

Materi

1. Kecukupan zat gizi bagi Balita dan gizi kurang serta gizi
buruk.
a) KEP
Anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok yang
rentan terhadap kesehatan dan gizi. Kurang energi dan
protein adalah salah satu masalah gizi utama yang
banyak dijumpai pada balita di Indonesia.
b)

Marasmus
Marasmus adalah penyakit yang diderita oleh anak karena
kekurangan energi dan protein. Tanda-tanda klinis yang
dapat dilihat secara nyata :

Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus


kulit.
Wajah seperti orang tua.
Cengeng, rewel.
89

Perut cekung.
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sedikit sampai

tidak ada.
Sering disertai diare kronis atau konstipasi / susah

buang air, serta penyakit kronis.


Biasanya disertai tanda-tanda defisiensi zat gizi seperti

kekurangan vitamin C, vitamin A, dan zat besi.


Tekanan darah dan detak jantung berkurang.

c) Kwashiorkor
Adalah penyakit yang disebabkan karena rendahnya
protein walaupun kalorinya cukup. Tanda-tanda klinis yang
dapat dilihat yaitu sebagai berikut:

Edema umumya diseluruh tubuh dan terutama pada


kaki atau dosrum pedis.

Wajah membulat dan sembab.

Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada


posisi berdiri dan duduk, anak berbaring terus-menerus

Perubahan status mental : cengeng, rewel kadang


apatis.

Anak

sering

menolak

segala

jenis

makanan

(anoreksia).

Pembesaran hati

Sering disertai infeksi, anemia, dan diare.

Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.

Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan


berubah menjadi hitam terkelupas

Pandangan mata anak tampak layu.


TABEL 125

ANGKA KECUKUPAN ZAT GIZI DIANJURKAN


PADA BALITA DI INDONESIA
90

Umur

BB

(bulan)

(kg)

TB
(cm

)
07 11 8,5 71
12 36 12,0 90
37 54 17,0 110

Energi

Protein Vit.A

(kalori)

(gram)

(SI)

650
1000
1550

15
25
39

400
400
450

Thiami
n
(mg)
0,4
0,5
0,6

Vit.C

Fe

(mg)

(mg)

40
40
45

7
8
9

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2005)

2. Manfaat Pemberian Kolostrum bagi Balita


Setiap ibu hendaknya mengetahui kebutuhan zat
gizi sehari untuk balita agar tidak terjadi kasus gizi kurang
dan gizi buruk.
ASI adalah makanan penting bagi bayi karena
mengandung semua zat yang diperlukan bagi kesehatan
dan pertumbuhan bayi pada bulan-bulan pertama hidupnya.
Penelitian menunjukkan, bayi yang sepenuhnya disusui
ibunya pada umumnya tidak menunjukkan gejala alergi
seperti asma atau eksim, bila dibandingkan dengan bayi
susu botol.
Ketika Ibu baru melahirkan air susu Ibu yang keluar
berwarna kekuning-kuningan, kental dan agak lengket. Air
susu ini disebut kolostrum dan ini diproduksi dalam masa
kira-kira seminggu pertama. Kemudian setelah itu air susu
yang diproduksi berwarna putih.
Pemberian air susu pertama

ini

merupakan

imunisasi yang pertama bagi bayi karena kolostrum


mangandung protein, mineral, serta vitamin A dan B12,
bahkan kolostrum lebih sedikit mengandung lemak dan
gula dibandingkan ASI yang diproduksi pada hari-hari
berikutnya.
Secara

fungsional

kolostrum

peranannya bagi bayi. Pertama, bayi

sangat

penting

yang baru lahir

sangat rentan terhadap infeksi dari lingkungan yang baru


91

dikenalnya. Kedua, kolostrum akan membersihkan air


empedu dan mucus (meconium) pada saluran pencernaan
bayi.
Kolostrum pun akan menghilangkan rasa lapar
pada bayi yang baru lahir sehingga ia tidak memerlukan
gula atau susu formula lain. Dalam keadaan normal bayi
tidak memerlukan air atau makanan lain selama 2-4 hari
pertama setelah lahir, yaitu pada saat ibu baru menyusui.
Kolostrum berbeda dengan air susu ibu yang
berwarna putih dalam kandungan :

Lebih banyak protein.


Lebih banyak Imunoglobin A dan lactoferin dan juga
sel-sel darah putih yang berperan penting dalam

mencegah timbulnya penyakit.


Kurang dalam hal lemak dan lactose.
Lebih banyak vitamin A, Na, dan seng.

3. ASI Ekslusif
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan sejak lahir
hingga bayi berusia 6 bulan tanpa pemberian makanan lain.
Di tengah krisis total yang sedang dihadapi masyarakat
Indonesia saat ini, memberikan ASI eksklusif merupakan
tindakan yang sangat bijaksana. Hal ini akan memberikan
dampak yang sangat positif pada orang tua sekaligus
bayinya. Bagi orang tua bisa menghemat biaya untuk
makan

dan

perawatan

kesehatan,

sementara

bayi

terpenuhi kebutuhannya.
ASI Eksklusif ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu :
ASI mengandung Immunoglobulin tentang Ig-A
Anti bodi ini terdapat banyak dalam kolostrum dan lebih
rendah didalam air susu berikutnya. Ig-A tidak diserap
tetapi bekerja di usus dalam menahan bakteri tertentu,
(misalnya E coli) dan virus.

92

ASI mengandung Lactoferin.


Zat ini adalah protein yang dapat mengikat zat besi
sehingga bakteri yang berbahaya yang terdapat di usus

tidak memperoleh mineral ini untuk pertumbuhannya.


ASI mengandung Lysozyme.
Yaitu suatu enzim yang terdapat cukup banyak
(beberapa ribu kali) lebih tinggi dibandingkan dengan

susu sapi.
ASI mengandung sel-sel darah putih
Selama dua minggu pertama, ASI mengandung 4000
sel/ml.

Sel-sel

ini

mengeluarkan

Ig-A,

lactoferin,

lisozyme, dan interferon. Interferon adalah substansi

yang dapat menghambat aktifitas virus-virus tertentu.


ASI mengandung faktor bifidus.
Zat ini adalah karbohidrat yang mengandung nitrogen
yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri lactobasillus
bifidus.

4. Pemberian Makanan bagi Balita


MP-ASI dan pedoman pemberian makanan bagi
balita. Dari sudut pemeliharaan gizi dan pengaturan
makanan bagi anak-anak dibawah 5 tahun dapat dibagi
dalam 4 tahapan yaitu :
Tahapan air susu ibu (ASI) merupakan sumber zat gizi
tunggal, yaitu masa bayi berusia 0-6 bulan.
Prinsip : Pada usia 0-4 bulan bayi cukup diberi makanan
berupa

ASI saja dan tidak perlu diberi makanan lain,

kecuali jika ada produksi ASI yang tidak cukup. Agar


kebutuhan gizi bayi terpenuhi bayi disusukan antara 6-7 kali
dengan jarak waktu sekitar 3 jam, karena:

Dengan cara menyusui 3 jam, bayi menyusui dalam


keadaan lapar sehingga mampu menghisap semua ASI
dalam buah dada ibu.

93

Jarak waktu 3 jam memungkinkan ASI dalam buah dada


ibu sudah penuh sehingga mencukupi kebutuhan bayi.
Jika setiap kali bayi menyusu pada kedua buah dada

Ibunya yang penuh dan diperkirakan setiap kali bayi


menyusu akan memperoleh 125 ml-150 ml maka selama
sehari bayi akan mendapat ASI sebanyak 750 ml-900 ml,
suatu jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi.
Tahapan

anak

sudah

memerlukan

makanan

pendamping ASI karena ASI tidak dapat lagi memenuhi


seluruh kebutuhan gizi pada usia 5 8 bulan.
Memasuki usia bulan ke-5 ASI sudah tidak dapat
menjadi sumber masukan zat gizi tunggal, karena selain
produksi ASI menurun kebutuhan akan zat gizi bertambah
hampir 2 kali lipat. Untuk mencukupi kebutuhan gizi maka
bayi harus diberi makanan pendamping ASI, berupa
makanan setengah padat.
Konsistensi makanan pendamping dapat dimulai
dalam bentuk makanan cair seperti sari buah atau kaldu
sayur yang secara berangsur ditingkatkan konsistensinya
menjadi makanan setengah padat. Periode ini dapat
merupakan awal dari terjadinya gizi buruk jika Ibu tidak
menyadari bahwa bayi sudah memerlukan tambahan zat
gizi dari sumber selain ASI.

94

Pola makanan bayi usia 5-8 bulan :


Waktu
Jam 06.00

Jenis makanan sesuai usia bayi


5-6 bulan
7-8 bulan
ASI
ASI

Jam 09.00

MP setengah padat

MP setengah padat

Jam 11.00

ASI

MP cair

Jam 13.00

MP cair

MP setengah padat

Jam 15.00

ASI

ASI

Jam 18.00

MP setengah padat

MP setengah padat

Jam 21.00

ASI

ASI

Tahapan ASI hanya berfungsi sebagai pelengkap


sedang sumber zat gizi utama adalah makanan yang
dimakan anak setiap hari, yaitu pada usia lebih dari 9
bulan.
Usia 9 bulan merupakan usia transisi ke-2 dalam
proses penataan makanan bayi. Pada masa ini produksi
ASI sudah jauh berkurang. Pada usia ini makanan
pendamping ASI berupa makanan setengah padat tidak
dapat lagi mengimbangi kebutuhan bayi yang sangat
meningkat.
Karena itu pada usia bayi diatas usia 9 bulan mulai
diberi makanan sapihan berupa makanan padat. Jadi
makanan sapihan adalah makanan padat yang diberikan
kepada bayi usia 9 bulan sebagai persiapan penghentian
pemberian ASI. Komposisi makanan harus terdiri dari :
Bahan makanan pokok sumber energi.
Bahan makanan sumber protein hewani dan nabati.
Sayur hijau sumber vitamin dan mineral.

95

Tahapan anak memperoleh zat gizi sepenuhnya dari


makanan yang dimakan setiap hari, waktu anak memasuki
tahun kedua.
5. Menu seimbang
Menu seimbang adalah makanan yang mengandung
zat tenaga, zat pengatur dan zat pembangun, yang
dikonsumsi seseorang dalam satu hari, sesuai dengan
kecukupan tubuhnya. Menu seimbang mempunyai manfaat :
1) Dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang
2) Dapat saling melengkapi kebutuhan zat gizi lain.
3) Terpenuhinya

kecukupan

sumber

zat

tenaga,

zat

pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi


seseorang.
4) Menciptakan makanan yang bervariasi dan beraneka
ragam.

Keterangan Tumpeng Gizi Seimbang :

96

a) Baris

pertama

adalah

kelompok

karbohidrat,

yang

termasuk makanan sumber karbohidrat yaitu Beras,


jagung, gandum, ubi, roti. Mie, dan lain-lain.
b) Baris kedua adalah kelompok serat yang merupakan
sumber vitamin dan mineral. Contohnya : sayur sayuran
dan buah-buahan.
c) Baris ketiga yang terdiri atas dua kotak merupakan
kelompok sumber protein. Protein dibagi menjadi 2, yaitu
protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani
terdapat pada ikan dan hasil laut, daging, unggas, dan
telur. Sedangkan sumber protein nabati yaitu kacangkacangan dan hasil olahannya.
d) Kolom puncak terdiri atas kelompok lemak, gula, garam
dan minyak . Contohnya yaitu : minyak goreng, lemak dari
daging sapi / ayam, saus salad, minuman bersoda,
permen, gula, dan coklat.
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 2014
10 Pesan-pesan Gizi Seimbang :
Pesan 1
Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
Pesan 2
Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
Pesan 3
Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein
tinggi
Pesan 4
Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
Pesan 5
Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
Pesan 6

97

Biasakan sarapan
Pesan 7
Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Pesan 8
Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Pesan 9
Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
Pesan 10
Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat
badan normal
6. Manfaat Posyandu
Posyandu merupakan pos pelayanan terpadu KBKesehatan yang dikelola dan diselenggarakan oleh dan
untuk mayarakat dengan dukungan teknis petugas sektor
terkait dalam rangka pencapaian NKKBS. Posyandu bila
dilihat secara kuantitatif dibagi menjadi dua yaitu posyandu
secara sederhana dan posyandu secara sempurna.
Secara sederhana posyandu merupakan
pelayanan
masyarakat

yang

terbatas

sendiri

atau

dan

tertentu

bersama

jenis

dilaksanakan

dengan

petugas

Puskesmas. Sedangkan secara sempurna Posyandu adalah


jenis pelayanan profesional yang dilengkapi KIA, KB, Gizi
termasuk penanggulangan diare. Posyandu diselenggarakan
dengan tujuan sebagai berikut :
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita, dan
menurunkan angka kelahiran bayi.
b. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS).
c. Meningkatkan
mengembangkan

kemampuan
kegiatan

masyarakat

kesehatan

dan

untuk
kegiatan-

kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.


98

Kegiatan Posyandu adalah kegiatan yang dilakukan


oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat, oleh
karena itu masyarakat setempat harus benar-benar berperan
serta dalam kegiatan tersebut. Peran serta masyarakat dalam
kegiatan Posyandu tidak saja dalam bentuk kehadiran sebagai
pihak yang meminta pelayanan, tetapi juga yang memberikan
pelayanan.
Kegiatan yang dilakukan di posyandu meliputi :
a. Pendaftaran.
b. Penimbangan balita.
c. Pencatatan hasil penimbangan.
d. Pembagian oralit, vitamin A, tablet tambah darah (Fe) dan
pemberian makanan tambahan.
e. Pengobatan penyakit sederhana.
f. Pelayanan KIA / KB.
g. Penyuluhan.
h. Rujukan.
i. Pelaporan.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, kader bisa
mengikut sertakan pemuda/karang taruna, anak-anak sekolah
dan tokoh-tokoh masyarakat di wilayah setempat.
Dengan

berkembangnya

program

paket

terpadu

Kesehatan dan KB, posyandu meliputi 5 (lima) kegiatan


program :
a. Keluarga Berencana (KB).
b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
c. Perbaikan Gizi.
d. Immunisasi.
e. Penanggulangan Diare.
Pelayanan gizi melalui posyandu bertujuan untuk
menurunkan angka KEP dan kebutaan karena kekurangaan

99

Vitamin A pada balita dan anemia gizi pada ibu hamil. Masalah
gizi banyak terjadi pada golongan rawan gizi yaitu balita, bayi,
dan ibu hamil. Dengan demikian sasaran prioritas pelayanan
terpadu adalah :
a.

Bayi (usia kurang dari satu tahun).

b.

Balita (1-5 tahun).

c.

Ibu hamil dan ibu menyusui.

d.

Wanita PUS (Pasangan Usia Subur).


Pengertian partisipasi masyarakat dalam kamus besar
bahasa Indonesia berarti turut berperan sertanya masyarakat
dalam suatu kegiatan, dengan kata lain partisipasi masyarakat
sama artinya dengan peran serta masyarakat.
Menurut WHO yang dimaksud dengan peran serta
masyarakat adalah suatu proses sehingga individu atau
keluarga :
a.Bertanggungjawab atas kesehatan dan kesejahteraan diri,
keluarga, dan masyarakat.
b.Berkembang

kemampuannya

untuk

berkontribusi

dalam

pembangunan.
c. Mengetahui keadaannya dengan lebih baik dan bermotivasi
untuk memecahkan masalahnya.
7. Sarapan Pagi
a) Pengertian Sarapan Pagi
Menurut Hardinsyah, dkk, (2013), sarapan atau
makan pagi adalah kegiatan makan dan minum yang
dilakukan antara bangun pagi sampai jam sembilan untuk
memenuhi sebagian 15% 30% kebutuhan gizi harian
dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif dan cerdas.
Makan pagi memberikan kontribusi yang penting terhadap

100

total asupan gizi sehari. Makan pagi menyumbangkan 500


kkal energi dan 12,5 gram protein.
Seseorang yang tidak makan

pagi sulit untuk

memenuhi kecukupan gizinya. Anak yang tidak makan pagi


memiliki prestasi belajar yang kurang baik (Muchtar,dkk,
2011). Karena itu makan pagi merupakan salah satu perilaku
penting dalam mewujudkan gizi seimbang. Pekan Sarapan
Nasional (PESAN) yang diperingati setiap tanggal 14-20
Februari diharapkan dapat mengingatkan dan mendorong
masyarakat agar melakukan makan pagi yang sehat sebagai
bagian dari upaya mewujudkan gizi seimbang (Izwardy,dkk,
2014).
Makan pagi bagi anak sekolah penting karena mereka
memiliki aktifitas yang padat dan membutuhkan energi yang
cukup. Makan pagi harus memenuhi 25% dari total energi
harian seseorang (Judarwanto, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Perdana
dan

Hardinsyah

(2013),

menunjukkan

separuh

anak

Indoneia tidak makan pagi sesuai dengan anjuran gizi


seimbang sebanyak 69,6% dan 5,6 % saja anak Indonesia
yang makan pagi dengan mutu gizi yang baik.
Menurut Minatun (2011), seseorang yang dikatakan
rutin sarapan pagi apabila 4 kali dalam satu minggu, dan
dikatakan tidak rutin apabila < 4 kali dalam satu minggu.
Makan pagi sangat penting dilakukan sebelum memulai
aktivitas. Dengan makan pagi, tubuh akan memperoleh
bekal zat tenaga untuk menghadapi kerja, belajar, bermain,
dan aktivitas lain. Banyak studi yang telah dilakukan
membuktikan pentingnya sarapan pagi dan pengaruhnya
terhadap kondisi tubuh dan aktivitas seseorang.

b) Manfaat sarapan pagi


101

1. Memenuhi Kebutuhan Kecukupan Gizi


Menurut Devi (2012), makan pagi memberikan
manfaat untuk memasok energy. Berdasarkan Penelitian
yang dilakukan Schusdziarra, dkk, (2011), jika seseorang
dapat memenuhi kebutuhan asupan makan paginya
maka kebutuhan total hariannya akan terpenuhi, hal ini
berhubungan dengan kebiasaan makan seseorang.
Meningkatkan prestasi belajar
Dari sebuah survei, anak-anak dan remaja yang
makan pagi mampu mencurahkan perhatian pada
pelajaran, berperilaku positif, ceria, koperatif, dapat
menyelesaikan masalah dengan baik (Indriani, 2013).
Sama halnya penelitian Wardoyo dan Mahmudiono
(2013) terhadap 74 siswa sekolah dasar kelas 4 dan
kelas 5 di SDN Wonocatur dan SDN Sumberejo I. Bahwa
ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan makan
pagi dengan daya kosentrasi belajar.
3. Dalam jangka panjang, mencegah kegemukan
Orang yang tidak sarapan merasa lebih lapar
pada siang dan malam hari daripada orang yang
sarapan karena asupan energi cenderung meningkat
ketika sarapan dilewatkan. Mereka akan mengonsumsi
lebih banyak makanan pada waktu siang dan malam
hari. Asupan makanan yang banyak pada malam hari
akan

berakibat

pada

meningkatnya

glukosa

yang

disimpan sebagai glikogen. Karena aktivitas fisik pada


malam hari sangat rendah, glikogen kemudian disimpan
dalam

bentuk

mengakibatkan

lemak.
terjadinya

Hal

inilah

obesitas

yang

akan

(Siagian

dalam

Indriani, 2013).
c) Dampak Tidak Sarapan Pagi
1.
Hipoglikemi
Menurut Sunarti dan Sintha dalam Wardoyo, dkk,
(2013), Apabila cadangan glikogen habis, tubuh akan
102

kesulitan memasok energi dari gula darah ke otak yang


akhirnya mengakibatkan badan gemetar, cepat lelah, dan
gairah belajar menurun. Oleh karena itu, anak sekolah
yang tidak pernah makan pagi mengalami kekurangan
2.

pasokan energi untuk kinerja otak.


Kerja System Saraf Pusat Yang Tidak Optimal
Khomsan dalam Wardoyo, dkk, (2013), dampak
negatif

meninggalkan

makan

pagi

adalah

ketidak

seimbangan sistem syaraf pusat yag diikuti dengan rasa


pusing , badan gemetar atau rasa lelah, jika hal ini terjadi
pada anak, makan anak akan sulit menerima pelajaran
3.

dengan baik.
Obesitas
Orang yang tidak sarapan merasa lebih lapar pada
siang dan malam hari daripada orang yang sarapan
karena asupan energi cenderung meningkat ketika
sarapan dilewatkan. Mereka akan mengonsumsi lebih
banyak makanan pada waktu siang dan malam hari.
Asupan makanan yang banyak pada malam hari akan
berakibat pada meningkatnya glukosa yang disimpan
sebagai glikogen. Karena aktivitas fisik pada malam hari
sangatrendah, glikogen kemudian disimpan dalam bentuk
lemak. Hal inilah yang akan mengakibatkan terjadinya
4.

obesitas ( Siagian dalam Indriani, 2013).


Penyakit kronik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Smith
dalam Hardinsyah, dkk, (2013) menunjukkan bahwa anak
muda yang sering melewatkan makan pagi memiliki lingkar
pinggang, total kolesterol dan konsentrasi kolesterol LDL
yang lebih tinggi, sehingga beresiko terkena penyakit
kardiovaskular dan diabetes melitus. Indriani (2013) dalam
skripsinya, menyatakan jika tubuh tidak memproleh asupan
makanan di pagi hari, akan memicu peningkatan kadar

103

insulin dalam darah. Jika kondisi ini berlangsung terus


menerus, maka memicu penyakit diabetes.
3. Pelatihan Kader
a. Tujuan Umum
Memotivasi para kader agar giat melaksanakan kegiatan Posyandu
di Desa Pinang Belarik Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Muara
Enim Provinsi Sumatera Selatan.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para kader tentang
masalah gizi.
2. Menanamkan motivasi para kader dalam meningkatkan upaya
perbaikan kesehatan bagi masyarakat melalui kegiatan posyandu.
3. Meningkatkan peran serta para kader dalam kegiatan posyandu.
c. Sasaran
Para kader posyandu yang ada di Desa Pinang Belarik
Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera
Selatan.
d. Metode
Ceramah dan diskusi tanya jawab.

e. Media

Food model.

Poster

f. Biaya
Biaya diperoleh dari Mahasiswa, pihak Jurusan Gizi serta sponsor.

104

g. Rencana Pelaksanaan

Waktu

: 1 hari.

Tempat

: Puskesmas Ujan Mas

Pelaksana

: Mahasiswa dan Poltekkes Jurusan Gizi

h. Materi
1. Pembinaan Posyandu
Posyandu merupakan bentuk peran serta masyarakat
yang digerakkan oleh PKK dan lembaga swadaya masyarakat
lainnya dengan bantuan teknis dari petugas Puskesmas dan KB
yang didukung oleh perangkat pemerintah desa dan Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Sedangkan pelaksana
kegiatan adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi
kader kesehatan setempat di bawah bimbingan Puskesmas.
2. Peran Kader dalam membina Posyandu dan meningkatkan peran
serta masyarakat
a)

Peran Kader Dalam Membina Posyandu :


-

Setelah kegiatan Posyandu selesai, dilakukan pertemuan


kader dalam kegiatan menyusun catatan dan pelaporan.

Kader mengusahakan dukungan masyarakat untuk kegiatan


posyandu melalui swadaya masyarakat, misalnya : dana
sehat, beras jimpitan, peningkatan pendapatan, koperasi,
dan lain-lain.

Kader melakukan kunjungan rumah bagi sasaran yang tidak


hadir, untuk mengetahui sebab-sebab ketidakhadiran dan
memberikan jalan keluar.

Kader melaporkan kelengkapan alat-alat dan masalah yang


timbul kepada Kades dan LKMD.

105

Kader bersama Kades dan LKMD mengusahakan kegiatankegiatan untuk pembinaan kader, misalnya : olahraga,
arisan, koperasi dan lain-lain.

b) Peran Kader Dalam Meningkatkan Peran Serta Masyarakat


-

Memanfaatkan setiap kegiatan di desa untuk memberikan


penyuluhan kesehatan, KB, Gizi dan lain-lain kepada
masyarakat melalui acara : arisan, pengajian, selamatan,
dan pertunjukkan.

Mengajak masyarakat untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan


posyandu.

Menggali

dan

menghimpun

kemampuan

masyarakat untuk dapat melengkapi kebutuhan-kebutuhan


posyandu,

antara

lain

dukungan

sarana,

dana,

dan

pemikiran.
3. Pemantauan Status Gizi melalui Posyandu
Pemantauan

status

gizi

melalui

posyandu

harus

memperhatikan keadaan posyandu. Pada saat ini, Posyandu


merupakan satu-satunya sumber dimana data berat badan balita
dapat diperoleh dan digunakan semaksimal mungkin. Hasil
evaluasi PSG kecamatan di 6 provinsi tahun 1989/1990,
menunjukkan

bahwa

untuk

memperoleh

data

status

gizi

Posyandu, harus memperhatikan beberapa hal yaitu :


- Balita yang tercakup di setiap posyandu.
- Balita yang secara rutin mengikuti penimbangan bulanan.
- Hasil penimbangan berat badan yang dilakukan kader.
- Sistem pencatatan dan pelaporan posyandu.
4. Pemantauan Status Gizi menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS)
Pada mulanya pengukuran berat badan hanya terbatas
di lingkungan pakar gizi, kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Akan tetapi, saat ini penggunaan berat badan dengan kartu

106

pertumbuhan sudah dikenal umum termasuk Indonesia. Usaha ini


dipelopori

oleh

David

Morley

melalui

program

perintisan

penimbangan balita secara teratur di pedesaan Afrika tahun


1970an dengan menggunakan kartu yang disebut Road to Helath.
Di Indonesia penggunaan kartu pertumbuhan dikenal dengan
Kartu Menuju Sehat (KMS).
KMS

adalah

kartu

yang

memuat

suatu

grafik

pertumbuhan berat badan menurut umur, yang menunjukkan


batas-batas pertumbuhan berat badan balita, serta memuat
pesan-pesan gizi dan kesehatan yang berhubungan dengan
pertumbuhan anak. Tujuan diciptakannya KMS adalah untuk
memperkenalkan dan memperluas pemahaman prinsip-prinsip.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai beikut :
a) Anak-anak
menyeluruh

membutuhkan

pelayanan

secara

menerus

terus

kesehatan
dan

tidak

yang
hanya

mendapatkan perawatan untuk setiap penyakit satu per satu.


KMS

adalah

alat

yang

memungkinkan

dilakukannya

pengamatan yang terarah dengan cara sederhana terhadap


masalah kesehatan anak dari segala segi
b) Tujuan utama pelayanan kesehatan adalah tercapainya
kenaikan pertumbuhan yang memadai, bukan hanya sekedar
mencegah salah gizi.
Berbagai negara di dunia telah merancang bentuk dan isi
kartu

pertumbuhan

sesuai

dengan

kondisinegara

yang

bersangkutan. Di Indonesia, KMS telah disebarluaskan oleh


Departemen Kesehatan bekerja sama dengan UNICEF. KMS
biasanya dibuat dari selembar kertas berukuran panjang 38 cm
dan lebar 22 cm, dan masing-masing balita memiliki sebuah KMS.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kartu
pertumbuhan adalah cara memperoleh dan pengisian data ke
dalam kartu pertumbuhan.

107

Kartu pertumbuhan sangat bermanfaat bagi anak dan


keluarga

khususnya

ibu,

bagi

petugas

kesehatan,

bagi

masyarakat dan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :


manfaat bagi anak kartu pertumbuhan memberikan gambaran
tentang pertumbuhan, keadaan kesehatan melalui status gizi dan
penyakit yang diderita anak. Juga merupakan upaya pencegahan
dengan intervensi tertentu seperti imunisasi dan pemberian
vitamin A, pelayanan kesehatan dan berbagai tindakan yang
pernah diberikan kepada anak, serta memberikan informasi
tentang latar belakang keluarga anak yang bersangkutan.
Manfaat kartu pertumbuhan bagi keluarga khususnya ibu
adalah sebagai alat penyuluhan untuk memberikan makanan
pada anak dan perbaikan kesehatannya. Bagi petugas kesehatan
grafik pertumbuhan merupakan pedoman untuk menentukan
normal tidaknya pertumbuhan anak yang memiliki resiko, anak
yang membutuhkan perawatan rutin atau khusus.
Bagi masyarakat Grafik pertumbuhan dapat dipakai
sebagai alat untuk menentukan keadaan kesehatan yang dapat
dimengerti dengan mudah sehingga dapat ditentukan intervensi
yang tepat. Dan bagi pelayanan kesehatan kartu pertumbuhan
bermanfaat untuk menilai intervensi di masyarakat.
5. Pelaksanaan Posyandu
Posyandu

direncanakan

dan

dikembangkan

oleh

masyarakat bersama kepala desa dan LKMD (seksi KBKesehatan dan PKK) dengan bimbinghan tim Pembina LKMD
tingakt kecamatan. Penyelenggaraannya dilakukan oleh kader
yang terlatih di bidang KB-Kesehatan. Kader berasal dari
anggota PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan anggota
masyarakat lainnya.

108

Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah


didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat
sendiri.

Dengan

dilaksanakan
khusus

demikian

kegiatan

posyandu

dapat

di tempat pertemuan RT/RK atau ditempat

yang

dibangun

oleh

masyarakat.

Pelaksanaan

Posyandu dilakukan dengan Pola Lima Meja diuraikan


sebagai berikut :
Meja 1. Pendaftaran.
Meja 2. Penimbangan bayi dan balita.
Meja 3. Pencatatan (pengisian KMS).
Meja 4. Penyuluhan perorangan :
a. Menurut hasil penimbangan berat badan balita, berat
badannya naik atau tidak, dapat diikuti dengan pemberian
makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis tinggi.
b. Terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi, diikuti dengan
pemberian tablet tambah darah.
c. Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari atau diikuti
dengan pemberian kondom, pil ulang.
Meja 5. Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan
KIA, KB, Immunisasi, serta pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan setempat.
Untuk memonitor sistem pelayanan gizi masyarakat di
tingkat posyandu dikembangkan suatu metode yang sederhana
yaitu SKDN. Dimana pengertian SKDN tersebut adalah :
S : Jumlah Balita yang ada di wilayah kerja suatu posyandu,
baik yang sudah ikut program penimbangan balita maupun
yang belum.
K : Jumlah Balita yang sudah ikut program penimbangan balita
dan mempunyai KMS di wilayah kerja suatu posyandu.
D : Jumlah Balita di wilayah kerja suatu posyandu yang
ditimbang pada bulan bersangkutan.

109

N: Jumlah Balita di wilayah kerja suatu posyandu yang berat


badannya bertambah dan grafik berat badannya pada KMS
masih dalam salah satu pita warna yang sama atau pindah
ke pita warna diatasnya pada bulan yang bersangkutan
Tingkat keberhasilan kegiatan posyandu dapat diukur
dengan beberapa indeks yaitu cakupan program (K/S),
kelangsungan program posyandu (D/K), keberhasilan program
(N/D) dan peran serta masyarakat (D/S). Dimana target
pencapaian kegiatan posyandu untuk Indonesia, Sumatera
Selatan dan Palembang untuk (K/S) sebesar 80 %, (D/K)
sebesar 80 %, (N/D) sebesar 80 % dan (D/S) sebesar 80%.
6. Pelatihan Kader
Kader adalah anggota masyarakat yang :
a) Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui
dan dibina oleh LKMD.
b) Dalam melaksanakan kegiatan bertanggung jawab pada
masyarakat melalui LKMD.
c) Mau dan mampu bekerja secara sukarela.
d) Sebaiknya dapat membaca dan menulis huruf latin.
e) Masih mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi
masyarakat di samping usahanya mencari nafkah.
Pelatihan kader dilaksanakan di Puskesmas di tempat
kader tersebut berada. Di mana isi pelatihan tersebut apa
yang menjadi tugas kader dalam membina Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) dan usaha untuk meningkatkan peran
serta masyarakat.
Kader dapat berperan di bidang kesehatan :
-

Di Pos Pelayanan Terpadu KB- Kesehatan.

Di luar Jadwal Pos Pelayanan Terpadu KB-Kesehatan.

Kegiatan kader di Posyandu KB-Kesehatan adalah :

110

Melaksanakan pendaftaran.

Melaksanakan penimbangan Balita.

Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan.

Memberikan penyuluhan.

Memberi dan membantu pelayanan.

Merujuk.

4. Lomba Balita Sehat


a. Tujuan
1) Meningkatkankan motivasi masyarakat tentang pentingnya
menjaga kesehatan dan gizi balita.
2) Meningkatkan pembangunan dibidang kesehatan, terutama
kesehatan bayi yang masih berusia dibawah 5 (lima) tahun.
b. Manfaat
1) Masyarakat lebih memahami pentingnya kesehatan gizi balita.
2) Pembangunan dibidang kesehatan, terutama kesehatan balita
lebih meningkat seiring diadakannya kegiatan ini.
c. Sasaran
Seluruh balita yang ada di Desa Ujan Mas Baru di Wilayah
Kerja Puskesmas Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan.
d.

Rencana Pelaksanaan
-

Waktu

: 2 hari

Alur Kegiatan

: 1) Balita di seleksi tingkat desa.


2) Setelah didapatkan perwakilan, maka di
seleksi lagi di tingkat kecamatan.

Tempat

: Balai desa/kecamatan.

Pelaksana

: Mahasiswa Poltekkes Jurusan Gizi.

e. Biaya
111

Biaya diperoleh dari Mahasiswa Jurusan Gizi dan sponsor.


5. Pameran Gizi
a. Tujuan Umum
Memberikan

gambaran

kepada

masyarakat

tentang

pengetahuan gizi dan kesehatan secara umum, meliputi makanan


sehat, konsultasi gizi dan pemanfaatan bahan makanan setempat.
.
b. Tujuan Khusus
1. Masyarakat mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang
makanan sehat untuk anak-anak
2. Masyarakat mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang
cara pengolahan bahan makanan yang potensial di desa
masing-masing.
c. Sasaran
Seluruh masyarakat yang ada di Desa Pinang Belarik Wilayah
Kerja Puskesmas Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan.
d. Metode
Pameran gizi
e. Media
1. Poster
f. Biaya
Biaya di peroleh dari Mahasiswa Jurusan Gizi dan Sponsor.
g. Materi Rencana
1. Lomba cepat tepat kader.
2. Lomba membuat makanan dari bahan makanan lokal setempat.
3. Lomba menu seimbang.
4. Penyampaian pesan-pesan gizi melalui poster kegiatan yang
terdapat di stan-stan pameran gizi.

112

h. Rencana Pelaksanaan
Waktu
Tempat
Pelaksana

: 1 hari
: Ruang Pertemuan Kantor Kepala Desa
: Mahasiswa Poltekkes Jurusan Gizi,
petugas puskesmas dan para Kader

Penanggung Jawab

Posyandu.
: Mahasiswa Poltekkes Jurusan Gizi

6. Pemanfaatan Pekarangan Rumah


a. Tujuan Umum
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan
pekarangan rumah menggunakan metode hidroponik
b.

Tujuan Khusus
1.

Masyarakat mendapatkan pengetahuan yang


lebih baik tentang pemanfaatan pekarangan rumah

2.

Masyarakat mendapatkan informasi tentang


metode hidroponik

c.

Sasaran
Seluruh masyarakat yang ada di Desa Pinang Belarik di Wilayah
Kerja Puskesmas Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan.

d. Metode
Penyuluhan tentang hidroponik
1.
2.

e. Media
Poster
Leaflet
f. Biaya
113

Biaya di peroleh dari Mahasiswa Jurusan Gizi dan Sponsor.


g. Materi Rencana
Metode hidroponik
h. Rencana Pelaksanaan
Waktu
Tempat
Pelaksana
Penanggung Jawab

: 1 hari
: Ruang Pertemuan Kantor Kepala Desa
: Mahasiswa Poltekkes Jurusan Gizi
: Mahasiswa Poltekkes Jurusan Gizi

C. Evaluasi Rencana Program Intervensi Gizi


Agar dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan program
yang telah dilaksanakan, maka perlu dilakukan kegiatan evaluasi.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan evaluasi tersebut maka setiap
program harus ada tolak ukur yang terdiri dari :

1. MMD ( Musyawarah Masyarakat Desa )


Tolak Ukur : Masyarakat berpartisipasi aktif membantu dan ikut serta
dalam pelaksanaan program Intervensi Gizi yang
dilaksanakan di Kecamatan Ujan Mas Kabupaten
Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.
2. Penyuluhan Gizi
Tolak Ukur : Masyarakat dapat memahami masalah gizi umum yang
di Desa Ujan Mas Baru Kecamatan Ujan Mas
Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan
dan dalam pelaksanaannya sesuai dengan yang
diberikan oleh penyuluh, sehingga masalah gizi di
daerah tersebut dapat diatasi dengan baik.
3. Pelatihan Kader
Tolak Ukur : Termotivasinya para kader dalam meningkatkan upaya
perbaikan kesehatan bagi masyarakat melalui kegiatan
posyandu, para kader dapat memahami prosedur
114

pelaksanaan Posyandu / UPGK yang baik dan benar,


serta mengulangi apa yang telah didengar dan dilihat
dari partisipasi aktif melalui daftar hadir dan respon
para kader posyandu.
4. Lomba Balita Sehat
Tolak ukur

:Kegiatan Lomba Balita Sehat Hal ini dapat dilihat dari


jumlah peserta lomba dan pengunjung yang datang
saat kegiatan berlangsung.

5. Pameran Gizi
Tolak ukur

:Kegiatan Pameran Gizi Hal ini dapat dilihat dari jumlah


pengunjung yang datang saat kegiatan berlangsung.

6. Pemanfaatan Pekarangan Rumah


Tolak ukur

:Kegiatan
dapat

pemanfaatan pekarangan rumah Hal ini


dilihat

memanfaatkan

dari

kemampuan

pekarangan

rumah

masyarakat
dengan

menggunakan metode hidroponik.

115

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Menurut pengamatan dan penelitian di lapangan mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Desa Pinang Belarik
Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan,
dapat disimpulkan:
a.

Balita dengan status gizi kurang menurut indeks BB/U ditemukan


sebesar 6,1%.

b.

Balita dengan status gizi kurus menurut indeks BB/TB ditemukan


sebesar 15,2%

c.

Balita dengan status pendek menurut indeks TB/U ditemukan


sebesar 1,5%

d.

Sebagian besar balita adalah laki laki sebesar 51,5%.

e.

Balita sebagian besar berusia 12-36 bulan yaitu sebesar 65,2%.

116

f.

Balita dengan status kesehatan sakit ditemukan sebanyak 45,5%


dan sehat sebesar 54,5%.

g.

Balita dengan asupan energi < 80% AKG ditemukan sebesar


45,5%.

h.

Balita dengan asupan protein <80% AKG ditemukan sebesar


16,7%.

i.

Sebagian besar keluarga berada pada tingkat ekonomi yang tidak


miskin sebesar 56,1%.

j.

Sebagian besar ibu Balita berpendidikan SLTA sebesar 50%.

k.

Sebagian besar kepala keluarga berpendidikan SLTP sebesar


45,5%.

l.

Sebagian besar ibu balita mempunyai tingkat pengetahuan gizi dan


kesehatan yang baik sebesar 68,2%.

m.

Ibu balita tidak bekerja sebesar 69,7%.

n.

Sebagian besar kepala keluarga bekerja sebagai petani yaitu


sebesar 74,2%.

Analisa Bivariat
a. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik balita
(jenis kelamin, usia,status kesehatan, asupan zat gizi (energi dan
energi )) dengan status gizi balita menurut indeks BB/U (p > 0.05).
b. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik keluarga
(status sosial ekonomi, pendidikan ibu, pendidikan kepala keluarga,
pengetahuan gizi dan kesehatan ibu, status pekerjaan ibu, jenis
pekerjaan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga) dengan
status gizi balita menurut indeks BB/U (p>0.05).
c. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik balita
(jenis kelamin, usia,status kesehatan, asupan zat gizi (energi dan
energi) dengan status gizi balita menurut indeks TB/U (p > 0.05).
d. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik keluarga
(status sosial ekonomi, pendidikan ibu, pendidikan kepala keluarga,
117

pengetahuan gizi dan kesehatan ibu, status pekerjaan ibu, jenis


pekerjaan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga) dengan
status gizi balita menurut indeks TB/U (p>0.05).
e. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik balita
(jenis kelamin, usia,status kesehatan, asupan zat gizi (energi dan
energi) dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB (p > 0.05).
f. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik keluarga
(status sosial ekonomi, pendidikan ibu, pendidikan kepala keluarga,
pengetahuan gizi dan kesehatan ibu, status pekerjaan ibu, jenis
pekerjaan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga) dengan
status gizi balita menurut indeks BB/TB(p>0.05).
g. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik balita
(jenis kelamin, usia,asupan zat gizi (energi dan energi )) dengan
status gizi balita menurut indeks IMT/U (p > 0.05).
h. Ada hubungan yang bermakna antara status kesehatan balita
dengan status gizi balita menurut indeks IMT/U (p< 0,05).
i.

Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik keluarga


(status sosial ekonomi, pendidikan ibu, pendidikan kepala keluarga,
pengetahuan gizi dan kesehatan ibu, status pekerjaan ibu, jenis
pekerjaan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga) dengan
status gizi balita menurut indeks IMT/U (p>0.05).

B. SARAN
1. Masih diperlukannya penyuluhan masalah gizi dan kesehatan bagi
masyarakat

di

Desa

Pinang

belarik,

Kecamatan

Ujanmas,

Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatra Selatan, terutama ibuibu yang memiliki Balita untuk meningkatkan dan mempertahankan
status gizi balita.
2. Bagi petugas Puskesmas dan pihak yang bersangkutan (Bidan,
Pembantu Bidan, kader posyandu), perlu mengadakan pemantauan
yang lebih baik lagi terhadap semua kegiatan kesehatan.

118

3. Melakukan kegiatan pemanfaatan bahan pangan setempat, dengan


memberikan penyuluhan kepada masyarakat contoh makanan hasil
pengolahan bahan pangan tersebut.
4. Masih diperlukannya pernyuluhan secara berkala untuk murid
sekolah dasar, misalnya penyuluhan tentang menu seimbang dan
makanan jajanan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Apriadji (1986), dalam (Suhendri, 2009).
Arisman.

2007.

Gizi

dalam

Daur

Kehidupan.

Diakses

melalui

http://repository.upi.edu/3295/9/S_BIO_060766_Bibliography.pdf.
Diakses 24 Oktober 2015
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka:
Jakarta.
Depkes RI. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Balitbangkes-Depkes RI.
_______.

2013.

Riset

Kesehatan

Dasar.

Badan

Penelitian

dan

Pengembangan Kesehatan. Jakarta.


________. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan Tahun 2012.
Ekawati (2015), Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan
Status Gizi Anak Umur 1- 3 Tahun Di Desa Mopusi Kecamatan

119

Lolayan Kabupaten BolaangMongondow Induk Sulawesi Utara.


Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume

3, Nomor 2, Mei-Agustus

2015
Ginting, M. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita
pada Empat Desa Tertinggal & Tidak Tertinggal di Kabupaten
Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat, Tahun 1995. Tesis Program
Pascasarjana. Program Studi IKM Universitas Indonesia, Jakarta,
1997.
Hartati. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Pada
Balita di Puskesmas Perembeu Kecamatan kawai XVI Kabupaten
Aceh Barat. STIKES UBudiyah Banda Aceh.
Himawan, Arif Wahyu. 2006. Hubungan Antara Karakteristik Ibu
denganStatus Gizi Balita di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung
Pati Semarang.Universitas Negeri Semarang.
Irianto, Koes. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Alfabeta
: Bandung.
Muchlis N, (2011). Hubungan Asupan Energi Dan Protein Dengan Status
Gizi Balita DiKelurahan Tamamaung.
Mulyaningsih, Fitri. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang Gizi
Balita dan Pola Makan Balita Terhadap Status Gizi Balita di
Kelurahan Srihardono Kecamatan Pundong. Universitas Negeri
Jogjakarta.
Kemenkes

RI.

2011.

Keputusan

1995/MENKES/SK/XII/2010

Menteri
Tentang

Kesehatan
Standar

RI

Nomor:

Antropometri

Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Kemenkes RI. Available :


http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/11/buku-skantropometri-2010.pdf (Diakses : 2 Januari 2014).
Kemenkes RI. 2012. Kerangka Kebijakan Gerakn Sadar Gizi dalam
Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Jakarta.
Kemenkes RI. 2011. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 1995/MENKES/SK.XII/2010

120

Mawaddati. 2010. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu


dengan

status

gizi

anak

http://core.ac.uk/download/pdf/12349302.pdf

diakses

balita.
12

oktober

2015
Moehji, Sjahmien. 1982. Ilmu Gizi Jilid 1. Bhratara Karya Aksara: Jakarta.
Pritasari. Nutritional Status of Under Five Children and Their Mothers
Before and During Monetary Crisis in East Jakarta. Tesis; Program
Studi Ilmu Gizi, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia,
Jakarta, 19
Roedjito, D. 1989. Kajian Penelitian Gizi. PT Mediyatama Sarana
Persakasa, Jakarta.
Rustilah. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Karakteristik
Balita usia 6-24 bulanPenerima PMT Lokal di Kecamatan Pedamaran
Kabupaten Ogan Komering Ilir(Karya

Tulis

Ilmiah,

Rustilah).

Poltekkes Gizi Palembang.


Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA.2015. Tingkat Kecukupan Energi dan
Protein serta Stasus Gizi Anak Balita Rumah Tangga Miskin di
Kecamatan Blambangan Umpu

Kabupaten Waykanan.

Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara: Jakarta


Suhendri, UCU. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status
Gizi Anak Balita di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan
Kabupaten Tanggerang Tahun 2009.
Supariasa, I Dewa Nyoman dkk, 2002, Penilaian Status Gizi, Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
Supariasa dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Penerbit buku kedokteran
EGC: Jakarta
The United Nations Development Programme (UNDP). 2013. Human
Development Report 2013.The Rise of the South: Human Progress
in a Diverse World. Communications Development Incorporated,
Washington DC. (http://hdr.undp.org)

121

Tanuwidjaya S., 2002, Konsep Umum Tumbuh dan Kembang, dalam


Tumbuh KembangAnak dan Remaja, Buku Ajar I, edisi I, Sagung
Seto, Jakarta ; hal.1-2.

LAMPIRAN 1
DAFTAR LISTING SAMPEL ANAK BALITA DESA

KODE
SAMPE

KECAMATA

NAM

ALAMA

PINANG BELARIK
NAMA
TGL
BALITA

DESA
Pinan

NAMA

NAMA

LAHIR

AYAH

IBU

g
401188

Ujanmas

Belari

Dusun

Niko Al

26.09.201

Ahmad

k
Pinan

Azuar

Fauzi

Viturayani

Belari

Dusun

Reissa Dwi

25.10.201

Iqbal

Juni

Amelia

Iusalam

Kartika

g
401189

Ujanmas

122

Pinan
g
401190

Ujanmas

Belari

Dusun

Raffi

20.09.201

k
Pinan

Pranata

Belari

Dusun

Andira

26.12.201

k
Pinan

Fadila Putri

Ferri

Lena

Santo

Indah

M. Effendi

Putri

g
401191

Ujanmas

g
401192

Ujanmas

Nayla

Belari

Dusun

Permata

29.11.201

k
Pinan

Sari

Belari

Dusun

M. Putra

05.01.201

k
Pinan

Refki A

Belari

Dusun

Haikal

22.12.201

k
Pinan

Putra

Belari

Dusun

Jihan Nur

08.02.201

k
Pinan

Afifah

Belari

Dusun

Karisa Putri

12.03.201

k
Pinan

Andreas

Belari

Dusun

Ahmad

22.09.201

k
Pinan

3
Dusun

Alvaro
Alwi

2
03.02.201

g
401193

Ujanmas

Yeni
Nopianto

Arianti

Sulzukri

Justaria

g
401194

Ujanmas

g
401195

Ujanmas

Helmi
Doni Irawan

Aryani

Andes

Mita

Alfian Sousi
Yanto Epet

Susi Ami
Asmiati

g
401196

Ujanmas

g
401197
401198

Ujanmas
Ujanmas

123

g
Belari
k
Pinan

Asegap

g
402199

Ujanmas

Belari

Dusun

06.02.201

k
Pinan

Aqila Trilia

Belari

Dusun

Rahesa

10.03.201

k
Pinan

Nurjadin

Belari

Dusun

Viqi Sairil

26.10.201

k
Pinan

Adha

Belari

Dusun

Nera Turi

31.10.201

k
Pinan

Alicia

Belari

Dusun

Neisya

12.01.201

k
Pinan

Nabila

Belari

Dusun

Zaqila

08.05.201

k
Pinan

Tifani

Belari

Dusun

Bilqis

07.01.201

k
Pinan

3
Dusun

Rahayu N
Rafika

3
07.11.201

Lita
Ahdan Lis

Zahara

Bonidi

Murniati

Emran

Harmina

g
402200

Ujanmas

g
402201

Ujanmas

g
402202

Ujanmas

Netti
Raisman

Hewati

Yanuardo

Rena

Zulfakar

Ernita

Nanang
Awaludin

Tuti
Yeni

g
402203

Ujanmas

g
402204

Ujanmas

g
402205
402206

Ujanmas
Ujanmas

124

Belari
k
Pinan
g
402207

Ujanmas

Belari

Dusun

04.02.201

k
Pinan

Zeita

Belari

Dusun

Barli Arlan

04.07.201

k
Pinan

Radan

Belari

Dusun

k
Pinan

Mukowin

Anisa

Jamilan

Rokima

Reza Abid

21.03.201

Resmansya

Ria

Pranaja

Listiana

g
402208

Ujanmas

g
402209

Ujanmas

g
403210

Ujanmas

Ronal

Belari

Dusun

Nopriansya

17.11.201

Ahnan

Irma

k
Pinan

hP

Arabiah

Sanjaya

Belari

Dusun

Diah

07.12.201

k
Pinan

Amana

Din Haris

Mariana

Belari

Dusun

Dien Nur

17.06.201

Joko

k
Pinan

Afifah

Hansen

Susi

Belari

Dusun

Safitra

23.11.201

k
Pinan

3
Dusun

Razan
Ranita Sari

4
07.09.201

Saiful
Khairul

Fitri
Eni

Saleh

g
403211

Ujanmas

g
403212

Ujanmas

g
403213
503214

Ujanmas
Ujanmas

Belari

125

k
Pinan
g
403215

Ujanmas

Belari

Dusun

DesI

07.08.201

k
Pinan

Agustina

Asmawari
Saturman

Ria

g
403216

Ujanmas

Belari

Dusun

14.06.201

Gafrin

Dodi

Belari

Dusun

Cyntia

07.04.201

Efan

k
Pinan

Bella

Kurniawan

Belari

Dusun

Meria

04.05.201

k
Pinan

Andini

Pinan
g
403217

Ujanmas

Maria

g
403218

Ujanmas

g
403219

Ujanmas

Lesma
Sudirman

Yati

Supanto

Sarane

Lesiadi

Anisa

Kusmadi
Arwansyah

Tati
Desi

M.

Belari

Dusun

Radiansya

07.07.201

k
Pinan

g
403220

Ujanmas

Belari

Dusun

k
Pinan

05.05.201
Naqila

g
404221
404222

Ujanmas
Ujanmas

Belari

Dusun

18.08.201

k
Pinan

1
Dusun

Adli Alfatih
Gilang

3
03.04.201

Aprilia

Belari
126

k
Pinan
g
404223

Ujanmas

Belari

Dusun

05.07.201

k
Pinan

Ragil Satria

Belari

Dusun

Regina

17.02.201

k
Pinan

Alfatih

Belari

Dusun

Ario Putra

09.01.201

k
Pinan

Daryono

Hasrulani

Eli Eriani

Asep

Eka

Darwis

Sasna

Casmito

Isda

Bayu

Ria

Irawan

Pupita

Arafiq

Mifta

Alex
Rusdi

Sartini
Rini

g
404224

Ujanmas

g
404225

Ujanmas

g
404226

Ujanmas

Belari

Dusun

09.10.201

k
Pinan

Elfira

Belari

Dusun

Bianzah

06.03.201

k
Pinan

Alvaro

Belari

Dusun

Axel

13.07.201

k
Pinan

Ramadhan

Belari

Dusun

Dzakira

06.04.201

k
Pinan

Nayla

Belari

Dusun

Lexi Agung

08.03.201

k
Pinan

1
Dusun

Pranata
Azam

4
25.02.201

g
404227

Ujanmas

g
404228

Ujanmas

g
404229

Ujanmas

g
404230
404231

Ujanmas
Ujanmas

127

g
Belari
k
Pinan

Mahfud

g
405232

Ujanmas

Belari

Dusun

12.06.201

Abid Abya

Ramlan

Belari

Dusun

Yosita

02.10.201

Yogi

k
Pinan

Oktavia

Prayoga

Desi

Belari

Dusun

Alfie Rona

04.05.201

k
Pinan

Alhadi

Mashan

Wiwin

Ratman

Fatmawati

Fathul

Eva

Elisa

Rifa

Pinan
g
405233

Ujanmas

g
405234

Ujanmas

g
405235

Ujanmas

Belari

Dusun

k
Pinan

g
405236

Ujanmas

17.07.201
Atika Zahra

Lutfia

Belari

Dusun

Azizah

24.06.201

k
Pinan

Atifah

Belari

Dusun

Nadira

04.02.201

k
Pinan

Tifana

Farhansyaf

Belari

Dusun

Andini

09.09.201

Andi

k
Pinan

3
Dusun

Maharani
Aldo

5
05.07.201

Irwansyah
Zakwan

g
405237

Ujanmas

g
405238
405239

Ujanmas
Ujanmas

Marni
Fatma
Sari

128

Belari
k
Pinan
g
405240

Ujanmas

Belari

Dusun

Fahri Bintar

11.05.201

k
Pinan

Saputra

Udin Syah

Belari

Dusun

Ralen

07.11.201

Deni

k
Pinan

Anurahman

Rosiandi

Mirayanti

Belari

Dusun

Nina

10.10.201

k
Pinan

Karpita S

Rahmat

Fitri

Septi

g
405241

Ujanmas

g
405242

Ujanmas

g
406243

Ujanmas

Belari

Dusun

k
Pinan

13.08.201
Mutiara

Emi

Adi Candra

Susilawati

02.04.201

Joni
Iskandar

Lastri

Rano Karno

Reni

g
406244

Ujanmas

Belari

Dusun

k
Pinan

Rizki Alifali

Belari

Dusun

Karen

07.04.201

k
Pinan

Aprilia

Belari

Dusun

Aprilia

27.04.201

k
Pinan

3
Dusun

Azara
Nugi

4
23.09.201

Arpisah

g
406245

Ujanmas

g
406246
406247

Ujanmas
Ujanmas

Asminawa
Ardi
Patri

ti
Herawati

Belari

129

k
Pinan
g
406248

Ujanmas

Belari

Dusun

Erham

01.06.201

Nugraha

Siti
Erledi

Khodijah

Yusmanto

Hartati

Yudiansyah

Ratih

Suryadi

Zarwati

Yuri

Pinan
g
406249

Ujanmas

Belari

Dusun

04.01.201

k
Pinan

Zio Alfarobi

Belari

Dusun

Rifki

13.04.201

k
Pinan

Bintang A

Belari

Dusun

M. Rizki

27.07.201

k
Pinan

Ramadhan

Belari

Dusun

Ahmad

20.11.201

k
Pinan

Irwanto

Iswanto

Belari

Dusun

Yunda

12.01.201

Dodo

Pricilia

Irawan

g
406250

Ujanmas

g
406251

Ujanmas

g
406252

Ujanmas

g
406253

Ujanmas

Agrista

130

Anda mungkin juga menyukai