Anda di halaman 1dari 14

Proses Perkemihan

Kelompok VI

Pengertian
Sistem Perkemihan merupakan suatu
system dimana terjadinya
penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat zat
yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
beruba urin (air kemih).

Anatomi dan Fisiologi


Sistem perkemihan terdiri dari: dua
ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
dua ureter yang membawa urin dari
ginjal ke vesika urinaria (kandung
kemih), satu vesika urinaria (VU),
tempat urin dikumpulkan, dan satu
urethra, urin dikeluarkan dari vesika
urinaria.

a. ginjal
Ginjal terletak pada
dinding posterior
abdomen di
belakang
peritoneum pada
kedua sisi vertebra
thorakalis ke 12
sampai vertebra
lumbalis ke-3.
Bentuk ginjal seperti
biji kacang. Ginjal
kanan sedikit lebih
rendah dari ginjal
kiri, karena adanya

Stuktur Ginjal
Setiap ginjal
terbungkus oleh
selaput tipis yang
disebut kapsula
fibrosa, terdapat cortex
renalis di bagian luar,
yang berwarna cokelat
gelap, dan medulla
renalis di bagian dalam
yang berwarna cokelat
lebih terang
dibandingkan cortex.

Fungsi ginjal
Fungsi ginjal yaitu :
memegang peranan penting dalam
pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
mempertahankan suasana
keseimbangan cairan.
mempertahankan keseimbangan kadar
asam dan basa dari cairan tubuh.
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.

Proses Pembentukan Urin


1. Proses Filtrasi ,di glomerulus
terjadi penyerapan darah, yang
tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali protein. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowmen yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,
sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
tubulus ginjal. cairan yang di saring
disebut filtrate gromerulus.

2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan
kembali sebagian besar dari glikosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion
bikarbonat. Prosesnya terjadi secara
pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus
proximal. sedangkan pada tubulus distal
terjadi kembali penyerapan sodium dan
ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.
Penyerapan
terjadi
secara
aktif
(reabsorbsi
fakultatif)
dan
sisanya
dialirkan pada papilla renalis
3. Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang
terjadi di tubulus distal dialirkan ke
papilla renalis selanjutnya diteruskan ke
luar

Proses Perkemihan
Proses berkemih normal memerlukan
koordinasi proses fisiologik berurutan
yang dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
1. fase penyimpanan

2. fase pengosongan

1. Fase Penyimpanan
Padafase pengisian (penyimpanan), akan timbul
sensasi berkemih pertama kali yang biasanya
timbul pada saat volume vesica urinaria terisi
antara 150-350 ml dari kapasitas normal sekitar
300-600. Serabut aferen dari dinding vesica
urinaria menerima impuls regangan (stretch
receptor) yang dibawa oleh N. pelvicus ke corda
spinalis
S2-4(Nucleus
intermediolateralis
cornulateralis medulla spinalis/NILCLMS S 2-4)dan
diteruskan sampai ke pusat saraf cortikal dan
subcortikal (ganglia basalis dan cerebellum)
melalui tractus spinothalamicus. Sinyal ini akan
memberikan informasi kepada otak tentang
volume urin dalam vesica urinaria (ml).

2. Proses Pengosongan
Pada saat vesica urinary terisi penuh
dan timbul keinginan untuk berkemih,
dimulailahfase pengosongan, timbul
stimulasi sistem parasimpatik yang
berasal dari NILCLMS S2-4dan di bawa
oleh
N.
eregentes,
menyebabkan
kontraksi otot m. detrusor vesicae.
Selain itu terjadi inhibisi sistem
simpatis yang menyebabkan relaksasi
spinchter
urethra
interna.
Miksi
kemudian
terjadi
jika
terdapat
relaksasi spinchter urethra externa
akibat penurunan aktivitas serabut
saraf somatik yg dibawa oleh N.

Contoh kasus gangguan


berkemih
Gangguan berkemih, khususnya
gangguan
untuk
dapat
menahan
keinginan
berkemih,
sebenarnya
merupakan
masalah
pada
berbagai
kelompok
usia.
Mengompol
dapat
mengenaianak-anak,
akan
tetapi
umumnya
akan
menghilang
seiring
berjalannya waktu, menunjukkan bahwa
mengompol
untuk
sebagian
orang
merupakan bagian normal dari proses
pertumbuhan. Tidak peduli kapan dan
seberapa sering mengompol itu terjadi,
mengompol
dapat
menimbulkan
ketidaknyamanan dan stress.

Trapi pada penderita


gangguan berkemih
Pengelolaan inkontinensia pada penderita lanjut
usia,
secara garis besar dapat dikerjakan sebagai berikut:
a.Program rehabilitasi antara lain
-Melatih respons VU agar baik lagi
-Melatih perilaku berkemih
-Latihan otot-otot dasar panggul
-Modifikasi tempat untuk berkemih (urinal,
komodo)
b. Kateterisasi, baik secara berkala (intermitten)
atau menetap (indwelling)

c. Obat-obatan, antara lain untuk relaksasi


VU, estrogen
d. Pembedahan, misalnya untuk
mengangkat penyebab sumbatan atau
keadaan patologik lain, pembuatan
sfingter artefisiil dan lain-lain
e. Lain-lain, misalnya penyesuaian
lingkungan yang mendukung untuk
kemudahan berkemih, penggunaan
pakaian dalam dan bahan-bahan penyerap
khusus untuk mengurangi dampak
inkontinensia.

Hapunten bilih aya


kalepatan
Hatur nuhun kasadayana
Kelompok VI

Anda mungkin juga menyukai