Manajemen
Bayi
Anak
Tinjauan Pustaka
Masalah
Remaja
Istimewa
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi :
Pasien Laki-laki, usia 60 tahun, benjolan hilang timbul pada lipat paha kanan yang
dirasakan pasien sejak 1 bulan yang lalu
Tujuan:
Menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan yang tepat pada hernia
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas
Diskusi
Presentasi dan
Pos
diskusi
Nama : Celsius Manalu
Umur : 60 tahun
Data Pasien :
terutama saat pasien berdiri lama, mengejan, dan saat mengalami tekanan emosional
(stres). Pada pemeriksaan fisik didapatkan terdapat benjolan di regio inguinal sinistra,
bentuk lonjong, ukuran 2x3x2 cm, hiperemis (-), permukaan rata, konsistensi kenyal,
fluktuasi (-), nyeri tekan (+).
2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Belum pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya
4. Riwayat Keluarga : tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang
dikeluhkan pasien.
5. Riwayat Pekerjaan : Pensiunan PNS
6. Lain-lain : Daftar Pustaka :
1. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-317.
2. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step approach).
Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global Hospital & Endosurgery
Institute. New Delhi. 2003. (Ebook, diakses 19 November 2012).
3. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356.
4. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718.
Hasil Pembelajaran :
1. Menegakkan diagnosis hernia
2. Mengetahui penanganan hernia
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif
Benjolan pada lipat paha kanan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Benjolan pada lipat paha kanan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Benjolan sewarna dengan kulit, ukuran sebesar telur ayam, hilang timbul, muncul
pada saat pasien sedang berdiri lama dan mengejan, hilang pada saat pasien duduk
atau berbaring. Benjolan makin lama makin sering muncul, terutama saat pasien
berdiri lama, mengejan, dan saat mengalami tekanan emosional (stres), kadang
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini sebelumnya.
2. Obyektif :
Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh :
Status Present :
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan darah
: 140/80 mmHg
Nadi
: 86 x / menit
Nafas
: 17 x / menit
Suhu
: 37,2C
Status Generalisata
Kulit
KGB
Kepala
Abdomen
Punggung
Anus
Ekstremitas
Status Lokalisata
Inguinal
Laboratorium:
Hb
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
GDS
: 10,2 gr/dl
: 3700/mm3
: 203.000/mm3
: 35%
: 68mg/dl
3. Assesment
Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia
terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.
Epidemiologi
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul disekitar
lipatan paha. Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Hernia indirect lebih
banyak daripada hernia direct yaitu 2:1, perbandingan pria:wanita pada hernia indirect adalah
7:1. Hernia femoralis kejadiaanya kurang dari 10% dari semua hernia tetapi 40% dari itu
muncul kasus emergensi dengan inkaserasi atau strangulasi. Hernia femoralis lebih sering
terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia inguinal.
Etiologi
Penyebab terjadinya hernia adalah:
a) Lemahnya dinding rongga perut. Dapat sejak lahir atau didapat kemudian dalam hidup
b) Akibat dari pembedahan sebelumnya
c) Kongenital
Hernia kongenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia karena adanya defek pada tempat-tempat tertentu.
d) Aquisital adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi
disebabkan oleh faktor lain yang dialami manusia, antara lain:
Tekanan intraabdominal yang tinggi, yaitu pada pasien yang sering mengejan
Bagian Hernia
Klasifikasi Hernia
Menurut sifat dan keadaannya hernia dibedakan menjadi3:
Hernia reponibel: bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan
masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada
hernia.
Hernia inkarserata atau strangulata: bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya,
terjadi gangguan vaskularisasi. Reseksi usus perlu segera dilakukan untuk
menghilangkan bagian yang mungkin nekrosis.
Menurut Erickson (2009) dalam Muttaqin 2011, ada beberapa klasifikasi hernia yang
dibagi berdasarkan regionya, yaitu: hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia
umbilikalis, dan hernia skrotalis.
hernia inguinalis terletak pada lemahnya dinding, akibat perubahan struktur fisik dari
dinding rongga (usia lanjut), peningkatan tekanan intraabdomen (kegemukan, batuk
tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namuan
karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk-batuk kronik, bersin yang kuat
dan mengangkat barang-barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka
kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan
keluar melalui defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat
trauma, hipertrofi prostat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat
terjadi pada semua.
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat
reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlekatan antara isi
hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk cincin
hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema
bila terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah, konstipasi. Bila inkaserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema
sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
Diagnosis
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Finger test menggunakan jari ke 2
atau jari ke 5, dimasukkan lewat skrotum melalui
anulus eksternus ke kanal inguinal, penderita disuruh
batuk. Bila impuls diujung jari berarti hernia
ingunalis lateralis, bila impuls disamping jari hernia
inguinalis medialis.4
Pemeriksaan Ziemen test posisi
berbaring,
bila
ada
masukkan
dulu,
hernia
benjolan
kanan
disuruh
batuk
bila
rangsangan pada jari ke-2 hernia ingunalis lateralis, jari ke-3 hernia inguinalis
medialis, jari ke-4 hernia femoralis.4
penderita disuruh mengejan, bila keluar benjolan berarti hernia inguinalis medialis, bila tidak
keluar benjolan berarti hernia inguinalis lateralis.
Pemeriksaan penunjang
Leukosit > 10.000 18.000/mm3
Serum elektrolit meningkat
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incaserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di
inguinal.
CT scan dapat digunakan untuk mngevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia
obturator.
Diagnosis banding
a. Keganasan : limfoma, retroperitoneal sarcoma, metastasis, tumor testis
b. Penyakit testis primer: varicocele, epididimitis, torsio testis, hidrokel, testis ectopic,
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
undescenden testis
Aneurisma artery femoralis
Nodus limfatikus
Kista limfatikus
Kista sebasea
Psoas abses
Hematoma
Ascites
Penatalaksanaan
Operasi elektif dilakukan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi seperti
inkeserasi dan strangulasi. Pengobatan non operatif direkomendasikan hanya pada hernia
yang asimptomatik. Prinsip utama operasi hernia adalah herniotomy: membuka dan
memotong kantong hernia. Herniorraphy: memperbaiki dinding posterior abdomen kanalis
ingunalis.
Herniotomy
Insisi 1-2 cm diatas ligamentum inguinal dan aponeurosis obliqus eksterna dibuka
sepanjang canalis inguinalis eksterna. Kantong hernia dipisahkan dari m.creamester
secara hati-hati sampai ke kanalis inguinalis internus, kantong hernia dibuka, lihat isinya
dan kembalikan ke kavum abdomen kemudian hernia dipotong. Pada anak-anak cukup
hanya melakukan herniotomy dan tidak memerlukan herniorrhapy.1,2
Herniorrhapy
Dinding posterior di perkuat dengan menggunakan jahitan atau non-absorbable mesh
dengan tekhnik yang berbeda-beda. Meskipun tekhnik operasi dapat bermacam-macam
tekhnik bassini dan shouldice paling banyak digunakan. Teknik operasi liechtenstein
dengan menggunakan mesh diatas defek mempunyai angka rekurensi yang rendah.1,2
Prognosis
Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong hernia.
Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit pasca bedah seperti
nyeri pasca herniorraphy, atrofi testis dan rekurensi hernia umumnya dapat diatasi.
4. Plan :
Diagnosis : Hernia Inguinalis Lateral Reponible Dextra
Penanganan :
Rencana hernioraphy
Edukasi :
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit, tindakan yang akan dikukan,
prognosa dan pengobatan setelah operasi
b. Memotivasi penderita untuk mau melakukan operasi
c. Menyarankan kepada pasien untuk menghindari mengangkat beban berat agar tidak
terjadi kekambuhan pada penyakit.
Konsultasi :
Dilakukan secara rasional perlunya konsultasi dengan dokter spesialis bedah untuk
rencana tindakan operasi.