Anda di halaman 1dari 12

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia.
Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan
keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam
pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola
perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan
perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada
akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya

jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat

dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang


yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasanalasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencanarencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kepemimpinan
2. Bagaimana karasteristik kepemimpinan
3. Bagaimana Kepemimpinan dalam berorganisasi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep tentang kepemimpinan
2. Agar mampu memahami tentang kepemimpinan yang baik
3. Mampu melakukan observasi tentang kepemimpinan yang ada didalam
organisasi

BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha
mencapai tujuan kelompok secara sukarela (George R.Terry). menurut
(Roberto Tannenbaum DKK) kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi

yang dilakukan dalam situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi untuk
mencapai suatu tujuan atau tujuan-tujuan khusus.
Menurut Gillies (1994), dalam Arwani

(2006),

mendefinisikan

kepemimpinan berdasarkan kata kerjanya, yaitu to lead, yang mempunyai arti


beragam, seperti untuk memandu (to guide), untuk menjalankan dalam arah
tertentu (to run in a specific direction), untuk mengarahkan (to direct), berjalan
didepan (to go at the head of), menjadi yang pertama (to be first), membuka
permainan (to open play), dan cenderung kehasil yang pasti (to tend toward a
de).
Weirich dan Koontz (1993) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni
atau proses untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka bersedia dengan
kemampuan sendiri dan secara antusias bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi. Sementara itu, Hellriegel dan Slocum (1992) menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, memotivasi dan
mengarahkan orang lain uantuk mencapai tujuan.
Singkatnya kepemimpinan adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang
yang dalam hubungan antar manusia untuk mempengaruhi (influence) orang
lain dan diaarahkan melalui proses komuniksi dengan maksud mencapai tujuan
bersama.
Menurut McGregor, dikutip dari swanburg (2001), menyatakan ada empat
variabel besar yang diketahui sekarang untuk memahami kepemimpinan: 1)
karakteristik pimpinan, 2) sikap, kebutuhan dan karakteristik lainnya dari
bawahan, 3) karakteristik dari organisasi, seperti tujuan, sruktur organisasi,
keadaan asli, keadaan organisasi yang akan dibentuk, dan 4) keadaan sosial,
ekonomi, dan politik lingkungan. McGregor menyatakan bahwa kepemimpinan

merupakan hubungan yang sangat kompleks yang selalu berubah dengan waktu
seperti perubahan yang terjadi pada manajemen, serikat kerja, atau kekuatan
dari luar.
Ada tiga pengertian kepemimpinan yang menjadi acuan, yaitu :
1.

Suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang orang agar mau

2.

bekerja sama untuk mecapai tujuan tertentu.


Seni yang berdasar dari ketentuan seseorang untuk mempengaruhi orang

lain agar mau berperilaku seperti apa yang dikehendakinya.


3. The process of influencing people to accomplish goals. ( Huber D )
B. Teori kepemimpinan
1. Teori Trait (Bakat)
Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pimpinan
dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik
tertentu yang membuatmereka lebih baik dari orang lain, teori ini disebut
dengan Great Man Theory. Banyak peneliti tentang riwayat kehidupan
Great Man Theory. Tetapi menurut teori kontemporer, kepemimpinan
seseorang dapat dikembangkan bukan hanya pembawa sejak lahir, dimana
teori trait mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa pengasuh. Situasi,
dan lingkungan lainnya (Marqus dan Huston,1998 dalam Arwani 2006).
2. Teori Perilaku
Nursalam (2002) menyatakan bahwa teori perilaku lebih menekankan
kepada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang manajer
menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari
sebuah perilaku otoriter ke demokrat atau dari fokus suatu produksi ke
fokus pegawai.
Tentang teori prilaku terdapat teori X dan teori Y dari McGregor yang
dihubungkan dengan motivasi dari Moslow yang menyatakan bahwa setiap

manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang


mengadakan interaksi dengan dunia individu lain (Swanburg, 2000).
C. Gaya kepemimpinan
Gaya adalah sebagai cara penampilan karakteristik atau tersendiri /
khusus. Follet (1940) mendefinisikan gaya sebagai hak istimewa tersendiri dari
si ahli , dengan hasil akhirnya tanpa menimbulkan isu sampingan. Gillies
(1970) dalam Nursalam (2000) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat
diidentifikasikan berdasarkan perilaku pimpinan itu sendiri. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun tahun dalam kehidupannya.
Oleh

karena

itu,

kepribadian

seseorang

akan

mempengaruhi

gaya

kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan cenderung sangat


bervariasi dan berbeda beda. Gaya yang dikembangkan oleh seorang
pemimpin dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Ketiganya akan menentukan
sejauh mana ia akan melakukan pengawasan terhadap kelompok yang
dipimpin. Faktor kekuatan yang pertama bersumber pada dirinya sendiri
sebagai pemimpin. faktor kedua bersumber pada kelompok yang dipempin, dan
faktor yang ketiga tergantung pada situasi (Muninjaya, 1999).
Secara mendasar gaya kepemimpinan dibedakan atas empat macam
berdasarkan

kekuasaan

dan

wewenang,

yaitu

otokratik,

demokratik,

participation, dan laisez faire atau free rain. Keempat tipe atau gaya
kepemimpinan tersebut satu sama lain memiliki karakteristik yang berbeda
(Gillies, 1986).
1. Gaya kepemimpinan autokratis : merupakan kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan
kekuatan dalam memimpin dengan cara otoriter, mempertanggung jawab

untuk semua perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan serta


memotivasi bawahannya dengan menggunakan sanjungan, kesalahan, dan
penghargaan. Pemimpin menetukan semua tujuan yang akan dicapai dalam
pengambilan

keputusan

(Gillies,

1986).

Seorang

pemimpin

yang

menggunakan gaya ini biasanya akan menentukan semua keputusan yang


berkaitan dengan seluruh kegiatannya dan memerintah seluruh anggotanya
untuk mematuhi dan melaksanakannya (DepKes, 1990).
2. Gaya kepemimpinan demokratis : merupakan kepemimpinan yang
menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuasaan
posisi dan pribadinya untuk mendorong ideide dari staf, memotivasi
kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat perencanaan,
mengontrol dalam penerapannya, informasi diberikan seluas luasnya dan
terbuka (Nursalam, 2002). Prinsipnya pemimpin melibatkan kelompok
dalam pengambilan keputusan dan memberikan tanggung jawab pada
karyawannya (La Monica, 1986).
3. Gaya kepemimpinan Partisipatif : merupakan gabungan bersama antara
gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis. Dalam pemimpin partisipatif
manajer menyajikan analisa masalah dan mengusulkan tindakan kepada
para anggota kelompok, mengundang kritikan dan komentar mereka.
Dengan menimbang jawaban bawahan atas usulannya, manajer selanjutnya
membuat keputusan final bagi tindakan oleh kelompok tersebut (Gillies,
1986).
4. Gaya kepemimpinan Laisserz Faire : disebut juga bebas tindak atau
membiarkan. Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri
kegiatan tanpa pangarah, supervisi, dan koordinasi. Staf / bawahan

mengevaluasi pekaryaan sesuai dengan cara sendiri. Pimpinan hanya


sebagai sumber informasi dan pengendali secara minimal atau sebagai
fasilitator (Nursalam. 2002).

D. Tugas dan peran pemimpinan


Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah :
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,
salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam
organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
(akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan
tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian
tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada
staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan
konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.

Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas


dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

E. Karasteristik Pemimpin
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R.
Coney) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah.
Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar.
Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber
belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin
dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam
memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan
yang baik.
3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang
positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan
orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun
hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk
jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu,
seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:

a. Percaya pada orang lain


Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya,
sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan

yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan


kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat

menyeimbangkan

tugasnya.

Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara


kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti
seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata tantangan sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini
tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala
konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang
dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri.
Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan,
keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis
perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan
lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan
kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International
Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi
hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang
pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf,
teman sekerja.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha
mencapai tujuan kelompok secara sukarela. kepemimpinan adalah suatu upaya
yang dilakukan seseorang yang dalam hubungan antar manusia untuk

10

mempengaruhi (influence) orang lain dan diaarahkan melalui proses komuniksi


dengan maksud mencapai tujuan bersama.
B. Saran
Teruslah

kembangkan

pengetahuan

tentang

kepemimpinan,

karena

kepemimpinan sangat berguna dalam kehidupan kita di berbagai aspek sehingga


mampu mengimplikasikan tingkat kepemimpinan kita dalam dunia sehari hari baik
dari lingkungan pendidikan sekolah maupun dalam bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha


Medika

Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC


Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga
11

http://wikipedia.org
http://www.google.co.id/kepemimpinan
Nursalam (2002) Manajemen Keperawatan; Aplikasi pada praktek perawatan
profesional. Salemba Medika: Jakarta

Subanegara, Hanna Permana. 2005.Diamond Head Drill dan kepemimpinan


dalam Manajemen Rumah sakit. Yogyakarta : ANDI

12

Anda mungkin juga menyukai