Anda di halaman 1dari 9

MORBUS HANSEN

Morbus Hansen atau kusta adalah penyakit infeksi kronik yang


disebabkan oleh Mycobacterium leprae.
Saraf tepi adalah afinitas pertama, kemudian kulit dan mukosa traktus
respiratorius bagian atas.
Diagnosis morbus hansen
Tanda kardinal (utama) :
1. Bercak kulit yang mati rasa
Pada bercak kulit yang mati rasa terjadi gangguan fungsi
sensoris

(rasa

nyeri,

raba,

suhu),

motoris

(kelemahan

otot/parese dan kelumpuhan otot/paralisis), dan otonom (kulit


kering, retak-retak, edema, pertumbuhan rambut terganggu).
2. Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi
Saraf tepi yang diperiksa adalah : Nervus Auricularis magnus,
ulnaris, peroneus lateralis.
3. Ditemukan kuman basil tahan asam
Bahan pemeriksaan basil tahan asam diperoleh dari kedua
cuping telinga, dan bagian aktif dari suatu lesi kulit.
Diagnosis kusta ditegakkan minimal 1 dari 3 tanda kardinal
Klasifikasi Kusta
Klasifikasi kusta menurut WHO adalah MH PB dan kusta MB.
Gejala Klinik
Lesi

MH PB
Makula,

MH MB
infiltrat, Makula, plak, papul,

makula

dibatasi infiltrat, nodus

Warna

infiltrat
Hipopigmentasi,

Permukaan
Distribusi
Jumlah
Kerusakkan

eritema
Kering, skuama (+)
Asimetris
15
1 cabang saraf

Halus berkilat
Simetris
>5
Banyak cabang saraf

saraf
BTA

(-)

(+)

Regimen terapi kusta


Regimen terapi kusta adalah :
1. MDT WHO
Obat
Rifampisin
DDS
Lamprene

PB (6 bulan)
600 mg/bulan
100 mg/bulan
-

MB (12 bulan)
600 mg/bulan
100 mg/bulan
300
mg/bulan,

50

mg/hari
2. Rifampisin-Ofloksasin-Minosiklin (ROM) untuk pasien MH
MB (24 bulan) yang menolak diberi lamprene
Rifampisin
Ofloksasin
Minosiklin
3.

:
:
:

600 mg/bulan
400 mg/hari
100 mg

Reaksi kusta
Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan
penyakit yang sebenarnya akut.
Ada 2 tipe :
1. Reaksi reversal (reaksi tipe 1)
2. Eritema Nodosum Leprosum/ENL (reaksi tipe 2)
Tanda
Kulit

Reaksi tipe 1
Lesi eritema banyak

Reaksi tipe 2
Nodus baru banyak,

Saraf

Membesar dan nyeri

nyeri, eritema
Membesar

dan

nyeri
Keadaan umum
Baik, demam +/Jelek, demam +
Waktu timbul dan Awal MDT, pasien MH Akhir MDT, pasien
tipe pasien

PB dan MB

MH MB

Gejala reaksi tipe 1 dibagi 2 menurut keadaannya yaitu reaksi


ringan dan berat
Gejala
Kelainan kulit

Reaksi Ringan
Reaksi Berat
Tambah
aktif, Lesi membengkak
menebal dan merah, sampai
teraba
nyeri

panas
tekan.

dan pecah,

Makula teraba

yang menebal dapat nyeri


sampai

ada

yang
merah,

panas
tekan.

Ada

membentuk kelainan kulit baru,

plak

tangan

dan

bengkak,
Saraf tepi

dan

sendi-

sendi sakit
Tidak ada nyeri tekan Nyeri tekan
saraf dan gangguan atau
fungsi

kaki

dan

gangguan

fungsi

Gejala reaksi tipe 2 dibagi 2 menurut keadaannya yaitu reaksi


ringan dan reaksi berat
Gejala
Kelainan kulit

Keadaan Umum
Saraf tepi
Organ tubuh

Reaksi Ringan
Nodul merah yang
nyeri tekan jumlah
sedikit,
biasanya
hilang sendiri dalam 2
3 hari
Demam
(-)
atau
demam ringan
Nyeri
tekan
(-),
gangguan fungsi (-)

Reaksi Berat
Nodul nyeri tekan,
ada yang pecah,
jumlah
banyak,
berlangsung lama
Demam
ringan
sampai berat
Nyeri tekan (+) dan
atau
gangguan
fungsi (+)

Tidak ada gangguan


Terjadi peradangan
pada
organ-organ
tubuh

Evaluasi hasil Pengobatan


Penghentian pemberian obat disebut Release From Treatment
(RFT). Setelah RFT dilanjutkan dengan pengamatan pasif tanpa
pengobatan secara klinis dan bakterioskopis minimal setiap tahun
selama minimal 5 tahun. Kalau bakterioskopis tetap negative dan
klinis

tidak ada

keaktifan baru mak dinyatakan bebas dari

pengamatan atau disebut Release From Control (RFC)

DRUG ADVERSE REACTION


A. Jenis jenis drug adverse reaction
Drug adverse reaction terbagi menjadi 2 yaitu :
1. reaksi imunologi
Menurut Coombs dan Gell ada 4 tipe reaksi imunologi, yaitu :
a) tipe I : reaksi yang bergantung pada IgE, akibat
reaksi

ini

adalah

urtikaria,

angioedema,

dan

anafilaksis.
b) tipe II : reaksi sitotoksik, akibat reaksi ini adalah
hemolisis dan purpura. Obat obat yang dapat
menyebabkan reaksi
ini : penisilin, sephalosporin, sulfonamide dan
rifampisin.
c) tipe III : reaksi kompleks imun, akibat reaksi ini
vaskulitis, urtikaria. Obat obat penyebab reaksi ini
: kuinin, salisilat, khlorpromazin, dan sulfonamide.
d) tipe IV : reaksi seluler tipe lambat, akibat reaksi ini
dermatitis

kontak,

reaksi

eksantema,

reaksi

fotosensitivitas.
2. reaksi nonimunologi
Reaksi nonimunologi diklasifikasikan berdasarkan gejalanya :

a) Akumulasi
b) Efek yang merugikan, contohnya antimetabolit
agen kemoterapi seperti siklofosfamid yang dapat
menyebabkan rambut rontok
c) Pelepasan langsung mediator sel mast, reaksi ini
tergantung pada dosis obat dan tidak melibatkan
antibody, contohnya aspirin dan NSAID lain dapat
menyebabkan perubahan produksi leukotrien yang
mana

menjadi

faktor

pemicu

pengeluaran

histamine dan mediator sel mast yang lain. Bahan


kontras radiologi, alkohol, sitokin, opiate, simetidin,
kuinin, hidralazin, atropin, vankomisin juga dapat
menjadi penyebab pengeluaran mediator sel mast.
d) Reaksi idiosinkrasi tidak dapat diperkirakan dan
dijelaskan dengan sifat farmakologi obat. Contoh
seseorang dengan infeksi mononucleosis dapat
menderita

ruam

jika

diberi

ampisilin.

Ketidak

seimbangan flora normal dalam tubuh dapat terjadi


saat antibiotik lebih dulu menekan pertumbuhan
bakteri komensal sehingga menyebabkan bakteri
pathogen berkembang lebih cepat.
e) Intoleransi, reaksi ini dapat terjadi pada pasien
dengan perubahan metabolisme.
B. Masalah
Adverse drug reaction adalah masalah yang sering dikonsultasikan
ke bagian kulit. Saat ini kasus drug adverse reaction makin sering
terjadi karena pasien minum obat berlebihan tanpa resep dari
dokter dan juga pasien mengkonsumsi jamu yang telah dicampur
dengan berbagai jenis obat.

C. Obat obat yang sering menyebabkan drug adverse reaction


Obat obat yang sering menyebabkan terjadinya drug adverse
reaction adalah :
Amoksisilin
Trimetoprim sulfametoksasol
Ampisilin
Semisintetik penisilin
Penisilin G
Sephalosporin
Kuinidin
Gentamisin sulfat
Packed red blood cell
Heparin
Obat obat yang sering menimbulkan reaksi yang serius adalah :
Allopurinol
Antikonvulsan
NSAID
Golongan Sulfa
Bumetanide
Captopril
Furosemide
Penisilamin
Piroxicam

Sumber : Blume. E. Jonathan. Drug Eruption. Didapat dari :


www.emedicine.com28 29 Juni 2008

PROSES PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA


PASIEN
I. Anamnesis
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Riwayat Penyakit Dahulu
4. Riwayat Penyakit Keluarga
5. Riwayat Sosial
II. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda tanda vital
2. Kepala dan leher :

Inspeksi

Palpasi

3. Thoraks

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

4. Abdomen

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

5. Genitalia
6. Ekstremitas
III. Diagnosa Banding
IV. Pemeriksaan Penunjang
V. Diagnosa Kerja
VI. Penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai