Per Samaan Differen Si Al Parsi Al
Per Samaan Differen Si Al Parsi Al
BAB IV
Persamaan Differensial Parsial
Pada bagian ini difokuskan pada cara untuk menyelesaikan persamaan differensial parsial yang sering
dijumpai dalam persoalan fisis.
Persamaan Laplace
Persamaan Laplace merupakan persamaan differensial parsial
yang berbentuk
Misalnya kasus temperatur untuk keadaan tunak (tidak
bergantung waktu) dengan syarat batas seperti ditunjukkan
gambar. Temperature di antara lempeng dinyatakan dengan
persamaan Laplace:
atau bila diuraikan
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut dimisalkan bentuk
fungsi T(x,y) yaitu
yang dinamakan pemisahan variabel. Bila bentuk T(x,y) tersebut disubstitusi ke persamaan Laplace
akan diperoleh:
Solusinya adalah
Syarat batas memberikan bahwa T(x,) = 0; T(x,0) = 100; T(0,y) = 0 dan T(10,y) = 0. Bila langsung
diambil salah satu solusi di atas ternyata tidak ada yang memenuhi keempat syarat batas tersebut,
dengan demikian dapat dicoba solusi yang merupakan kombinasi dari keempat solusi tersebut.
Karena T(x,) = 0, maka dapat diperkirakan bahwa bentuk solusinya adalah yang mengandung
eky (dengan k > 0). Ini berarti solusi yang mengandung eky dapat diabaikan. Kemudian karena
syarat T(x,0) = 0, maka memberikan bahwa solusi yang mengandung coskx juga dapat
diabaikan. Maka bentuk solusi yang mungkin adalah ekysinkx.
Karena T(10,y) = 0 hal ini memberikan:
n
. Ini berarti fungsi
10
nx
10
(*)
Syarat lainnya adalah T(x,0) = 100. Syarat batas ini tidak dapat dipenuhi oleh bentuk persamaan
(*), tapi bila solusinya dikembangkan menjadi bentuk deret, maka dapat dinyatakan:
T = bn e ny /10 sin
n =1
nx
10
y = 0 Ty =0 = bn sin
n =1
nx
= 100
10
Koefisien bn dapat dicari dengan menggunakan sifat deret Fourier sin (lihat BAB VII):
400
10
2
nx
bn = 100 sin
dx = n
10 0
10
0
untuk n ganjil
untuk n genap
Maka
T ( x, y ) = bn e ny /10 sin
n =1
nx 400 / 2
1
3
=
sin + e 3 / 2 sin
+ ...
e
10
2 3
2
-2-
Persamaan difusi atau persamaan aliran kalor adalah persamaan differensial parsial yang mempunyai
bentuk:
2u =
1 u
2 t
di mana 2 menyatakan karakteristik medium terjadinya proses difusi (aliran kalor). u menyatakan
fungsi yang mempunyai variabel ruang dan waktu (misalnya temperatur pada medium).
Untuk menyelesaikannya, diasumsikan solusi yang berbentuk u = F ( x, y, z )T (t )
Substitusikan bentuk solusi tersebut ke persamaan difusi akan menghasilkan
T 2 F =
dT
1
1 1 dT
2 F = 2
dt
F
T dt
Ruas kiri persamaan tersebut hanyalah fungsi dengan variabel ruang, sementara ruas kanan hanyalah
fungsi dengan variabel waktu. Artinya kedua ruas haruslah sama dengan suatu konstanta, misalkan k2.
Maka dapat dinyatakan
1 2
F = k 2 2 F + k 2 F = 0
F
1 1 dT
dT
= k 2
= k 2 2T
2
T dt
dt
2
100
x
l
-3-
d 2F
+ k 2F = 0
2
dx
sin kx
Solusinya adalah berbentuk sinusoida, yaitu F ( x) =
cos kx
Karena syarat batas u = 0 pada x = 0 dan x = l maka solusinya bukanlah yang berbentuk cos kx. Dari
syarat batas juga, yaitu bahwa u (l , t ) = 0 maka akan diperoleh hubungan kl = n atau k = n/l sehingga
dapat dinyatakan:
2
nx
u ( x, t ) = e ( n / l ) t sin
l
Solusinya adalah
2
nx
u ( x, t ) = bn e ( n / l ) t sin
l
n =0
nx 100
u ( x,0) = bn sin
x
=
l
l
n =0
dan selanjutnya dengan menggunakan deret Fourier sinus, dapat diperoleh koefisien bn yaitu
100 2l 1
200 (1) n1
(1) n1 =
l n
n
maka solusi finalnya adalah
bn =
(1) n1 ( n / l )2 t nx
u ( x, t ) =
e
sin
n=1 n
l
200
Persamaan Gelombang
-4-
+
k
X
=
0
dan
+ k 2v 2T = 0
2
2
2
2
2
X dx
v T dt
dx
dt
Sebagaimana cara yang telah diuraikan sebelumnya, solusi X dan T adalah berbentuk
sin kx
sin kvt = sin t
X =
dan T =
cos kx
cos kvt = cos t
maka didapat bentuk solusinya adalah
sin kx sin t
y=
cos kx cos t
Untuk persoalan gelombang merambat pada tali yang ujung-ujungnya terikat tetap, maka diperoleh
syarat batas yaitu y ( x = 0, t ) = 0 dan y ( x = l , t ) = 0 dengan l menyatakan panjang tali. Hal ini
memberikan bahwa bentuk fungsi ruang yang memenuhi adalah yang berbentuk sinus. Dan karena
sin kl = 0 maka artinya k = n / l . Dengan demikian solusinya menjadi
nx nvt
sin l sin l
y=
Dan dengan mengingat bahwa pada saat awal laju transversal gelombang adalah y / t = 0 (karena tali
tepat saat akan dilepas), maka dapat diperkirakan bahwa dari kedua bentuk solusi di atas yang
nx nvt
memenuhi keadaan ini adalah yang berbentuk y = sin
cos
karena hanya dari bentuk inilah
l l
akan menghasilkan
nv nx nvt
y
=
sin
sin
= 0
t t =0 l
l l t =0
-5-
y ( x, t ) = bn sin
n =1
nx
nvt
cos
l
l
Dari syarat awal bentuk simpangan tali yaitu f(x), maka dapat diperoleh
y ( x,0) = bn sin
n =1
nx
= f ( x)
l
Sebagaimana halnya contoh terdahulu, koefisien bn dapat ditentukan menggunakan uraian deret Fourier.
Jika syarat awal yang diberikan berbeda, maka bentuk solusi yang dipilih juga kemungkinan berbeda.
Misalnya yang diberikan sebagai syarat awal adalah kecepatan transversal y / t pada saat t = 0 yang
mempunyai bentuk fungsi tertentu f(x) sedangkan simpangan awalnya y pada saat t = 0 adalah sama
nx nvt
dengan 0, maka ini memberikan bentuk solusi yang mungkin adalah y = sin
sin
l l
Penyelesaian persamaan Laplace (ataupun bentuk persamaan differensial parsial lainnya) untuk
persoalan yang mempunyai simetri silinder ataupun bola perlu memperhatikan bentuk operator
differensial dalam sistem koordinat silinder ataupun bola. Perlu diingat bahwa laplacian dalam sistem
koordinat silinder adalah
1 u 1 2u 2u
u=
+
r +
r r r r 2 2 z 2
2
u
2u
1 2 u
1
1
r
+
+
sin
r 2 r r r 2 sin
r 2 sin 2 2
Untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam sistem koordinat silinder, dilakukan pemisahan
variabel dengan menganggap solusinya berbentuk
u = R (r )( ) Z ( z )
kemudian substitusikan ke persamaan Laplace sehingga diperoleh
1 d dR
1 d 2
d 2Z
Z
+ R 2 = 0
r
+ RZ 2
r dr dr
r d 2
dz
bila persamaan tersebut dibagi dengan RZ maka akan didapat
1 1 d dR 1 1 d 2 1 d 2 Z
+
=0
r
+
R r dr dr r 2 d 2 Z dz 2
-6-
1 d 2Z
= K 2 , dengan K suatu konstanta. Ini memberikan
2
Z dz
Karena
1 d 2Z
= K 2 , maka berarti
2
Z dz
1 1 d dR 1 1 d 2
r d dR 1 d 2
2
+K =0
+ K 2r 2 = 0
r
+
r
+
2
2
2
R r dr dr r d
R dr dr d
Suku kedua persamaan tersebut hanya fungsi dari saja sehingga dapat dinyatakan sebagai suatu
konstanta yang lain yaitu misalnya n2, sehingga
1 d 2
= n 2 . Ini berarti bentuk solusi fungsi
2
d
adalah
sin n
=
cos n
Selanjutnya persamaan differensialnya menjadi berbentuk
r d dR 2
d dR
2 2
2 2
2
r
n + K r = 0 r r
+ (K r n )R = 0
R dr dr
dr dr
Ingat kembali bahwa persamaan tersebut mempunyai
x
bentuk
persamaan
differensial
d dy
2 2
2
x + (K x p ) y = 0 .
dx dx
Persamaan differensial bentuk tersebut, dalam pembahasan pada BAB terdahulu, merupakan
persamaan differensial yang solusinya adalah fungsi Bessel. Solusi lengkapnya adalah kombinasi linier
dari Jp(Kx) dan Np(Kx).
Hal ini berarti bahwa bentuk solusi fungsi R adalah
J n ( Kr )
R=
N n ( Kr )
Dengan demikian bentuk solusi persamaan Laplace dalam sistem koordinat silinder adalah
Kz
J n ( Kr ) sin n e
u (r , , z ) = R(r )( ) Z ( z ) =
Kz
N n ( Kr )cos n e
-7-
cos m
Dengan demikian persamaan differensial tersebut dituliskan kembali dalam bentuk
sin 2 d 2 dR 1 d
d
2
r
+
sin
m =0
R dr dr d
d
1 d 2 dR
1
d
d
m2
sin
=0
r
+
R dr dr sin 2 d
d sin 2
Sekarang terlihat bahwa suku pertama hanya merupakan fungsi dari r saja, sehingga dapat dianggap
sebagai suatu konstanta:
1 d 2 dR
r
=k
R dr dr
Selanjutnya
1
d
d
m2
k+
=0
sin
sin 2 d
d sin 2
1 d
d
m2
sin
+ k = 0
sin 2 d
d sin 2
Bentuk tersebut merupakan bentuk persamaan differensial yang solusinya adalah fungsi Legendre
terasosiasi jika k = l(l+1).
Dengan menggunakan k = l(l+1), maka bentuk fungsi adalah fungsi Legendre terasosiasi:
-8-
Dengan demikian bentuk solusi persamaan Laplace dalam system koordinat bola adalah
r l m
sin m
u (r , , ) = l 1 Pl (cos )
r
cos m
Bentuk solusi yang sesuai tergantung dari syarat batas persoalan fisis yang ditinjau.
Persamaan Poisson
Tinjau persoalan elektrostatik yaitu distribusi muatan kontinu. Telah diketahui bahwa medan gaya
elektrostatik ataupun medan gaya gravitasi merupakan contoh medan yang bersifat konservatif. Untuk
medan yang bersifat konservatif, terdapat hubungan antara gaya F dan fungsi potensial skalar V, yang
dinyatakan sebagai
F = V
Dengan menggunakan operasi vektor dapat dinyatakan
F = V = 2V = 0
yang berarti bahwa persamaan tersebut mempunyai bentuk persamaan Laplace. Sedangkan untuk
distribusi kontinu (muatan pada persoalan elektrostatik ataupun massa pada persoalan gravitasi), maka
bentuk potensial V adalah
K
V =
dV
r
Volume
Untuk sistem yang mempunyai simetri bola, bentuk elemen volume dV dapat dinyatakan dalam bentuk
dV = r 2 sin drdd , sehingga bentuk potensial di atas dituliskan kembali menjadi
K 2
V =
r sin drdd = Kr sin drdd
r
Volume
Volume
Untuk persoalan yang mempunyai bentuk persamaan Poisson, dapat diperoleh bahwa
2u ( x, y, z ) = f ( x, y, z ) solusinya adalah
-9-
u ( x, y , z ) =
1
4
volume
Contoh:
Bola konduktor yang digroundkan berada di pusat koordinat dengan jari-jari R. Pada titik (0,0,a)
diletakkan muatan titik sebesar q. Tentukan bentuk potensial di seluruh ruang di luar bola tersebut.
Bentuk potensial dalam ruang dengan adanya sumber distribusi muatan dinyatakan dengan
persamaan Poisson
2V = 4
Dengan demikian bentuk solusi persamaan Poisson tersebut adalah:
V ( x, y , z ) =
1
4
volume
Karena sumber muatan adalah muatan titik sebesar q yang terletak di (0,0,a), maka artinya
( x' , y ' , z ' ) = (0,0, a ) dan = q, sehingga
Vq ( x, y, z ) =
q
x 2 + y 2 + ( z a)2
Karena potensial yang akan ditinjau adalah daerah di luar bola, maka ini memberikan bentuk solusi
fungsi r adalah r l 1 . Kemudian karena solusinya haruslah simetri terhadap sumbu z berarti solusinya
- 10 -
1
r l +1
Pl (cos )
Syarat btas yang harus dipenuhi adalah bahwa pada permukaan bola (r = R) potensial V = 0
(digroundkan). Maka
q
1
V r=R =
+ cl l +1 Pl (cos ) = 0
R
R 2 2aR cos + a 2
l
R l Pl (cos )
1
+ cl l +1 Pl (cos ) = 0
l +1
a
R
l
qR l
qR 2l +1
l 1
+
c
R
=
0
c
=
l
l
a l +1
a l +1
q
r 2 2ar cos + a 2
q
l
R 2l +1r l 1
Pl (cos )
a l +1
atau
V=
q
2
r 2ar cos + a
( R / a)q
2
r + ( R / a ) 2 2r ( R 2 / a ) cos
- 11 -
q
R 2 2aR cos + a 2
= q
l
R l Pl (cos )
a l +1