Buku Juknis Seni Budaya Lokal
Buku Juknis Seni Budaya Lokal
Tanggal
Nomor
Bukti
Uraian
Jenis Pajak
PPn
PPh 21
PPh 22
PPh 23
Jumlah
Ket
ii
47
Catatan:
1. Pajak Pembelian Barang (= > Rp. 1 juta), dikenakan pajak: PPN
sebesar 10%, dan PPh 22 sebesar 1,5%.
2. Pajak Honorarium (nilai berapapun), dikenakan pajak: PPh 21
sebesar ....% (sesuai status kepegawaian yang bersangkutan).
3. Pajak Sewa Barang/Jasa (nilai berapapun), dikenakan pajak: PPN
sebesar 10%, dan PPh 23 sebesar 2%.
4. Besarnya pajak yang harus dibayarkan, sebaiknya dikonsultasikan
dengan Kantor Pajak setempat.
,2012
Mengetahui
Ketua Lembaga
Nama Terang
STEMPEL
LEMBAGA
Dibuat Oleh:
Bendahara
Nama Terang
Rp. 6.000.
Lampiran 11 Format Contoh Buku Kas Umum
KATA SAMBUTAN
Nomor
No Tanggal
Bukti
Uraian
Penerimaan Pengeluaran
Saldo
46
Jumlah
Mengetahui
Ketua Lembaga
Dibuat Oleh:
Bendahara
STEMPEL
LEMBAGA
Nama Jelas
Nama Jelas
Jumlah
Tanggal
Bukti SPJ
(Rp)
Pengeluaran
Rincian Pengeluaran
Daftar
dan Ttd.
Penerimaan
Nota &
kwitansi
31 Juli 2012
Nota &
kwitansi
05 Agustus
2012
Daftar
dan Ttd.
Penerimaan
Nota &
Kwitansi
14 September
2012
Daftar
dan Ttd.
Penerimaan
Nota &
kwitansi
12 Oktober
2012
02 Agustus
2012
01 September
2012
10 November
2012
Daftar
dan Ttd.
Penerimaan
20 November
2012
Ttd.
Penerimaan
dan Nota &
kwitansi
01 Desember
2012
Catatan:
1. Kuitansi penerimaan uang nominal > Rp. 500.000 s.d. < Rp.
1.000.000, pakai materai Rp. 3.000
2. Kuitansi penerimaan uang nominal = > Rp. 1.000.000, pakai materai
45
5.
6.
7.
8.
44
KATA PENGANTAR
Yulaelawati M.A.,
M A Ph
D
Ella Yulaelawati,
Ph.D.
NIP.195804091984022001
ACUAN PENYUSUNAN
LAPORAN AKHIR PENYELENGGARAAN PROGRAM
PENDIDIKAN KEAKSARAAN BERBASIS SENI BUDAYA LOKAL
TAHUN 2012
A. COVER / SAMPUL LAPORAN:
Nama Program
Nama Lembaga
Alamat Lengkap
Nomor Telepon/Fax/HP/ Email
Bulan/ Tahun Laporan
: .............................
: .............................
: .............................
: .............................
: .............................
B. SISTEMATIKA LAPORAN:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Dasar Pelaksanaan Kegiatan
3. Tujuan (Program dan Laporan)
II PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Persiapan pelaksanaan kegiatan
2. Sasaran program (peserta didik/warga belajar yang mengikuti
program pembelajaran dan pelatihan dari awal sampai akhir
program (persentase)
3. Tutor/pelatih/nara sumber teknis yang mendukung pelaksanaan
program
4. Sarana/tempat, fasilitas, alat dan bahan pembelajaran/pelatihan
yang digunakan
43
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................
A. Latar Belakang ....................................................................
B. Dasar Hukum ......................................................................
C. Tujuan Petunjuk Teknis ......................................................
vii vii
1
1
5
6
7
7
7
8
8
8
15
17
17
17
18
19
22
23
23
24
27
viii
LampiranLampiran ...............................................................................
28
28
33
34
No
35
(1)
36
38
41
42
43
45
46
47
Kegiatan
Volume
(2)
(3)
(5)
41
BAB I
Nama/Jenis
Program
Instansi/Lembaga
Pemberi Dana
Tahun
PENDAHULUAN
Jumlah Dana
Barang/Jasa Dana (Rp)
F.
Bentuk
Kerjasama/Kemitraan
No.
Bentuk Pengabdian
Tujuan
Lama Kegiatan
Bentuk Penghargaan
Diperoleh Dari
Tahun
Jenis Pelatihan
Penyelenggara
Pelatihan
Lama
Pelatihan
Tahun
Tempat
Pelatihan
A. Latar Belakang
Aksara merupakan sistem penulisan suatu bahasa dengan menggunakan
tanda-tanda simbol, bukan hanya sebagai huruf atau rangkaian abjad.
Aksara merupakan suatu sarana yang menghantar cakrawala pengetahuan
dan peradaban suatu bangsa karena aksara membentuk wacana yang dapat
dikenali, dipahami, diterapkan, dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Untuk mewujudkan aksara yang membangun peradaban
diperlukan kemampuan ragam keaksaraan yang memberdayakan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mengubah dan
membentuk kehidupan masyarakat. Pemberdayaan akan meningkatkan
kemampuan masyarakat agar dapat mengarahkan, mengendalikan,
membentuk dan mengelola hidupnya. Pemberdayaan masyarakat juga akan
meningkatkan kemampuan seseorang untuk dapat mengelola hidupnya
secara mandiri sebagai indikator pemberdayaan meliputi kemampuan: 1)
memahami masalah, 2) menilai tujuan hidupnya, 3) membentuk strategi, 4)
mengelola sumber daya, 5) bertindak dan berbuat. Selanjutnya pembangunan
masyarakat merupakan suatu proses yang berkelanjutan dengan pendekatan
holistik atau menyeluruh sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kemudian
menerapkan pemberdayaan yang berpengaruh, melibatkan, mendidik,
menjamin keseimbangan lingkungan, memastikan keberlanjutan/
kebertahanan, dan menggunakan kemitraan untuk membuka akses untuk
sumber daya dan dana.
3.
............. set
............. set
............. set
............. set
............. set
........... unit
............ unit
............ unit
............ unit
............ unit
.............. set
.......... paket
.......... paket
......... paket
SMP
Pengurus/Pengelola
Tenaga Administrasi
Tenaga Tutor
Tenaga Pelatih/Narasumber
teknis
..
Jumlah
Peserta Program
P
L+P
Sumber Biaya
........................
........................
........................
........................
Jumlah
39
38
E-mail
4. Tanggal Berdiri
5. Akte Notaris/ Perijinan
6. Rekening Bank
7. NPWP (jika ada)
8. Kepengurusan
Nama
Jabatan
Pendidikan Terakhir
Status Lahan/
Bangunan
Luas Tanah
Luas Bangunan
Rincian
Bangunan
...... m2
....... m2
Ruang Tamu
Ruang Sekretariat
Ruang Kantor Pengurus
Ruang Belajar Teori
Ruang Praktek Keterampilan
Ruang Usaha/Produksi
Ruang Perpustakaan/Taman Bacaan
.............
.............
.......... ruang
.......... ruang
.......... ruang
.......... ruang
.......... ruang
.......... ruang
.......... ruang
.......... ruang
.......... ruang
Sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2006 tersebut, telah tercapai target
sisa penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas sebesar 5% atau sekitar
8,3 juta orang, sebagian besar di antaranya adalah perempuan. Dari jumlah
tersebut, sebagian besar bertempat tinggal di daerah tertinggal (terpencil,
terisolir, pedalaman, perbatasan, pulau terluar atau pulau-pulau kecil, kawasan
pesisir, kawasan perdesaan miskin, komunitas adat terpencil, dan sejenisnya)
yang secara geografis umumnya sulit dijangkau. Umumnya mereka bermata
pencaharian sebagai: petani, buruh, nelayan dan sebagian lain merupakan
kelompok masyarakat miskin perkotaan yang bermata pencaharian sebagai
buruh serabutan atau penganggur. Mereka tertinggal dalam hal pengetahuan, 3
keterampilan serta sikap mental pembaharuan dan pembangunan. Akibatnya,
akses terhadap informasi dan komunikasi yang penting untuk membuka
cakrawala kehidupan mereka juga terbatas karena tidak memiliki kemampuan
keaksaraan yang memadai. Penduduk buta aksara yang berdiam diri di daerah
tertinggal tersebut, relatif sangat tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan
dan sarat dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan
hidup lainnya. Mereka merupakan kelompok masyarakat khusus (komunitas
khusus) yang perlu mendapat perhatian khusus pula, karena umumnya
mereka tidak memiliki pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang
memadai dalam mempertahankan hidup.
Sejalan dengan Prakarsa Keaksaraan untuk Pemberdayaan (LIFE)
UNESCO-UNLD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal sejak tahun 2009
menyediakan layanan program pendidikan keaksaraan, baik keaksaraan dasar
yang merupakan program pemberantasan buta aksara maupun keaksaraan
usaha mandiri atau menu ragam keaksaraan lainnya yang merupakan program
pemeliharan dan peningkatan kemampuan keaksaraan. Hal ini dilakukan
karena terdapat kecenderungan para aksarawan baru atau penduduk dewasa
yang berkeaksaraan rendah lainnya kembali buta aksara, apabila kemampuan
keaksaraannya tidak dipergunakan secara fungsional dan berkelanjutan.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita;
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan
5
Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2011;
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010;
7. Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam seluruh bidang pembangunan;
8. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA);
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA);
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 84 tahun 2008
tentang Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010 tentang
Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2010 2014;
13. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal, dan Informal Tahun 2012.
Tanda Tangan,
Stempel
(...)
35
BAB II
PROGRAM PENDIDIKAN
KEAKSARAAN BERBASIS SENI
BUDAYA LOKAL
SURAT REKOMENDASI
Nomor: ....................
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lembaga
: .......................................................................
34
Jabatan
: .......................................................................
Alamat
: .......................................................................
Dengan ini menyatakan bahwa:
Nama Lembaga
: .......................................................................
Ketua Lembaga
: .......................................................................
Alamat Lembaga
: .......................................................................
No. Tlp/HP/Faks. : .......................................................................
adalah benar sebagai lembaga yang memiliki kredibilitas dan kemampuan
untuk melaksanakan program pendidikan masyarakat, dan dianggap
layak mengajukan dana bantuan penyelenggaraan program tahun 2012
kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Demikian rekomendasi ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
.................................................. 2012
Kepala dinas pendidikan
Kabupaten/Kota *) .................
Tanda Tangan,
Stempel
(..................................................)
*) coret yang tidak perlu
A. Pengertian
1. Seni budaya lokal adalah salah satu karya manusia yang di dalamnya
terdapat pengetahuan, moral, dan perilaku hidup manusia serta
adat istiadat yang berkembang di masing-masing daerah yang perlu
dikembangkan dan dilestarikan.
2. Pendidikan Keaksaraan Berbasis Seni Budaya Lokal merupakan
kemampuan melestarikan seni budaya lokal melalui pembelajaran
dan pelatihan untuk meningkatkan keberaksaraan dan keberdayaan
masyarakat di bidang seni budaya lokal.
3. Program Pendidikan Keaksaraan Berbasis Seni Budaya lokal adalah
bantuan dana penyelenggaraan program yang diberikan oleh
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat kepada lembaga/
organisasi sebagai penyelenggara program untuk digunakan sebagai
biaya operasional penyelenggaraan pendidikan keaksaraan berbasis
seni budaya lokal.
C. Tujuan Program
Tujuan Program Pendidikan Keaksaraan Berbasis Seni Budaya Lokal
ini adalah meningkatkan keberaksaraan penduduk usia 15 tahun ke atas
khususnya para pemuda/i yang putus sekolah dan tidak memiliki pekerjaan
melalui pembelajaran dan pelatihan yang terintegrasi dengan seni budaya
lokal tertentu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan di
bidang seni budaya lokal.
8
33
Diajukan Kepada
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
E. Deskripsi Kegiatan
Adapun gambaran pelaksanaan atau tahapan kegiatan yang perlu
dilakukan oleh lembaga/organisasi penyelenggara program pendidikan
keaksaraan berbasis seni budaya lokal, adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Sosialisasi Program
Tahapan pertama yang perlu dilaksanakan oleh lembaga/organiasi
penyelenggara program adalah melakukan sosialisasi program
kepada aparat pemerintah, tokoh agama/masyarakat, serta
Oleh:
Nama Lembaga/Organisasi : ............................................................
Alamat
: ............................................................
No. Telp./HP/Faks.
: ............................................................
Demikian Akad Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK
di Jakarta dalam rangkap 5 (lima), di atas materai enam ribu, dan masingmasing memiliki kekuatan hukum yang sama.
PARA PIHAK
32
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Materai
Rp. 6.000,-
No
Nama
Jenis kelamin
Umur
Pendidikan
Alamat
10
Nama
Jenis
kelamin
Umur Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
No
Pokok
Bahasan
Tujuan
Materi
pembelajaran/
pelatihan
Metode
Media/
pembelajaran/ sarana yang
pelatihan
digunakan
Evaluasi
Nama Bank
:
Nomor Rekening :
Atas Nama
:
:
NPWP
6. Dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, digunakan oleh PIHAK
KEDUA untuk penyelenggaraan program sesuai rencana kegiatan dan
target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk teknis penyelenggaraan
program.
7. Biaya administrasi dan perpajakan yang terkait dengan penyelenggaraan 31
program, ditanggung oleh PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang
berlaku.
Pasal 4
SANKSI
1. Jika PIHAK KEDUA ternyata tidak menggunakan dana sesuai rencana
kegiatan dan target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk teknis
penyelenggaraan program, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan
dana ke Kantor Kas Negara melalui bank pemerintah.
2. Apabila PIHAK KEDUA ternyata tidak mengembalikan dana
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, maka PIHAK PERTAMA
dapat melaporkan PIHAK KEDUA kepada pihak berwenang.
Pasal 5
TANGGUNG JAWAB MUTLAK
PIHAK KEDUA bertanggung jawab mutlak atas pelaksanaan program
dan pengelolaan keuangan.
Pasal 6
KETENTUAN PENUTUP
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Akad Kerjasama ini, akan diatur
lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri, dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Akad Kerjasama ini.
12
b. Bahan Belajar
Berbagai potensi sumber daya di bidang seni budaya setempat
dapat dijadikan sebagai bahan belajar dalam program
pembelajaran/pelatihan. Sangat dianjurkan agar bahan belajar
menggunakan berbagai pengalaman masyarakat atau tokoh/
praktisi di bidang seni dan budaya setempat sebagai bahan/materi
pembelajaran agar memberi manfaat langsung bagi warga belajar.
Pengembangan bahan/materi pembelajaran yang sesuai konteks
lokal (fungsional), menjadi salah satu aspek yang menjadi inti
program ini.
c. Tutor/pelatih/nara sumber teknis
Tutor/pelatih/nara sumber teknis program pembelajaran/
pelatihan, memiliki peran yang sangat sentral. Idealnya adalah
seseorang yang menguasai teknik membelajarkan orang dewasa,
memahami karakteristik pendidikan orang dewasa, dan
memahami konsep dan pemanfaatan seni budaya lokal dalam
kehidupan masyarakat setempat.
d. Kelompok Belajar
Untuk mengefektifkan proses pembelajaran dan pelatihan,
penyelenggara program, dapat mengelompokkan warga
belajar dalam 2 atau 3 kelompok belajar. Pengelompokan
ini dimaksudkan untuk mempermudah pengelolaan, dan
memelihara semangat belajar bersama. Oleh karena itu, agar
pembelajaran dan pelatihan dapat berjalan secara efektif, efisien,
dan memberikan hasil yang maksimal, sangat memerlukan kiatkiat dan motivasi pembelajaran.
e. Fasilitas/Sarana Belajar
Ketersediaan sarana dan fasilitas belajar berupa alat-alat seni
budaya lokal mutlak diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran
dan pelatihan. Pemilihan alat-alat seni budaya lokal sebagai sarana/
fasilitas belajar harus disesuaikan dengan potensi seni budaya
yang tersedia dan diminati warga belajar. Namun demikian tidak
29
LampiranLampiran
Lampiran 1: Contoh Akad Kerjasama
AKAD KERJASAMA
NOMOR : ...............
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
NONFORMAL, DAN INFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
f.
DENGAN
LEMBAGA /ORGANISASI ..........................
28
TENTANG
KERJASAMA PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN
KEAKSARAAN BERBASIS SENI BUDAYA LOKAL TAHUN 2012
g.
:
:
:
:
2. Nama
:
Jabatan
:
Alamat
:
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Lembaga/organisasi
......... dan untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Secara bersama-sama, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
selanjutnya disebut sebagai PARA PIHAK, berdasarkan pertimbangan:
h.
i.
berarti harus yang serba bagus dan mahal. Inovasi dalam aspek
penyediaan sarana belajar yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan warga belajar dewasa sangat diperlukan.
Dana Belajar
Biaya pembelajaran dan pelatihan yang disediakan pemerintah
harus diperhitungkan dengan cermat sesuai peruntukkannya.
Dana sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per
lembaga, harus dikelola sesuai rincian penggunaan dana yang
ditentukan, dengan tetap memperhatikan penyesuaian dengan
kebutuhan setempat. Lembaga penyelenggara diharapkan dapat 13
menggali sumber dana lain sebagai pendamping dana subsidi
pemerintah untuk memaksimalkan penyelenggaraan program.
Tempat Belajar/Berlatih
Tempat pembelajaran dan pelatihan dapat dilakukan dimana saja,
yang penting menyenangkan dan kondusif bagi peserta didik
untuk belajar meningkatkan kemampuan dan keterampilannya.
Kecermatan dalam memilih tempat pembelajaran/pelatihan,
sangat diperlukan agar tercipta suasana yang mencerahkan dan
memberdayakan peserta didik.
Program Pembelajaran dan Pelatihan
Program pembelajaran dan pelatihan seyogianya mengacu pada
standar keaksaraan usaha mandiri dengan lama pembelajaran
dan pelatihan minimal setara dengan 66 jam pembelajaran @
60 menit, namun tetap menyesuaikan pada kedalaman materi
yang harus dipelajari dan dilatihkan sesuai jenis program yang
diselenggarakan. Terbuka kesempatan untuk melakukan inovasi,
sehingga peluang peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan dapat terwujud dengan baik.
Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar diharapkan dapat dicapai sesuai standar
kompetensi yang ditentukan, yaitu penguasaan pengetahuan dan
keterampilan seni budaya lokal sesuai target materi pembelajaran
14
Tempat
Pokok Bahasan
Pertemuan ke
BAB IV
PENUTUP
No
Komponen
Pembiayaan
Rincian Pembiayaan
1. Identifikasi
Prosentase
5%
30%
pelatihan
3. Penyelenggaraan
35%
program
16
20%
10%
Pelaporan
B. Pelaporan
Setiap lembaga/organisasi penerima bantuan dana penyelenggaraan
program pendidikan masyarakat, wajib menyusun dan membuat laporan untuk
memenuhi persyaratan administrasi dan sebagai bukti pertanggungjawaban
dan akuntabilitas pengelolaan dana bantuan yang telah diterima.
24
BAB III
PROSEDUR PENGAJUAN DAN
PENYALURAN DANA
A. Lembaga Penyelenggara
17
B. Persyaratan Lembaga
Persyaratan lembaga/organisasi sebagai penerima bantuan dana
penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan berbasis seni budaya lokal
ini, adalah sebagai berikut:
1. memiliki akte notaris pendirian lembaga atau ijin pendirian lembaga
dari instansi berwenang, dengan alamat yang jelas;
2. memiliki rekening bank atas nama lembaga/organisasi;
3. memiliki struktur organisasi kepengurusan dan uraian tugas pengurus;
4. diutamakan yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
atas nama lembaga/organisasi;
BAB IV
PEMANTAUAN DAN
PELAPORAN
23
E. Catatan Khusus
22
20