LAMPIRAN
Dalam rangka percepatan peningkatan proses dan hasil belajar peserta didik untuk dapat memiliki
kompetensi abad 21, diperlukan sinergitas program peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang dilaksanakan antara Pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Sejalan
dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mengembangkan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang berorientasi pada proses dan hasil belajar
peserta didik melalui Program Organisasi Penggerak. Berdasarkan hasil verifikasi dokumen
administrasi, evaluasi teknis substantif proposal, dan verifikasi lapangan terhadap organisasi
kemasyarakatan yang mendaftar dalam Program Organisasi Penggerak, telah ditetapkan
organisasi kemasyarakatan yang memenuhi syarat sebagai penerima dana bantuan pemerintah
Program Organisasi Penggerak.
Organisasi kemasyarakatan yang lolos seleksi akan menerima dana bantuan dari Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Direktorat Pendidikan Profesi Dan Pembinaan
Guru Dan Tenaga Kependidikan untuk mengimplementasikan Peningkatan Kompetensi pendidik
dan tenaga kependidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Dasar. Agar
dana Bantuan Pemerintah ini dapat digunakan secara baik dan benar untuk keperluan peningkatan
kompetensi pendidik yang berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik, maka perlu
disusun panduan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Pemerintah dengan
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada Tim Penyusun dan
berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi dalam menyelesaikan panduan ini.
Dalam melaksanakan POP, Ormas dapat menggunakan dana bantuan pemerintah dan/atau
biaya mandiri yang berasal dari Ormas atau pihak lainnya. Ormas yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan pada PAUD dan Pendidikan
Dasar menggunakan dana bantuan pemerintah yang telah diterima dari Direktorat
Pendidikan Profesi Dan Pembinaan Guru Dan Tenaga Kependidikan. Dana bantuan
pemerintah menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2021
sampai dengan tahun 2023. Agar dana Bantuan Pemerintah dapat digunakan secara
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, perlu adanya Panduan Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Dana Bantuan Pemerintah Program Organisasi Penggerak yang
merupakan penjabaran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Perdirjen GTK) Nomor 3554/B/HK.01.03/2021 tentang Petunjuk
Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah untuk Peningkatan Kompetensi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, sebagai acuan bagi Ormas dalam mengelola dana bantuan
pemerintah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Tujuan Panduan
Panduan ini disusun sebagai acuan bagi:
1. Organisasi kemasyarakatan pelaksana POP dalam mengelola dana bantuan
pemerintah untuk belanja dan penyusunan pertanggungjawaban belanja sehingga
tertib administrasi, efisien, transparan, dan akuntabel;
2. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dalam melakukan pengendalian
pengelolaan dana bantuan pemerintah Program Organisasi Penggerak; dan
3. Pihak lain yang terkait sebagai bagian dari informasi pelaksanaan akuntabilitas
keuangan pemerintah.
Pelaksanaan Belanja Bantuan Pemerintah POP yang dilakukan oleh penerima bantuan diatur
dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Belanja Bahan
Penggunaan belanja bahan, antara lain:
1. Belanja ATK, bahan cetakan, blanko sertifikat, perlengkapan peserta, dan bahan habis
pakai lainnya.
a. Pembelian kurang dari Rp5.000.000,00 tidak perlu dibubuhi meterai. Kuitansi
tersebut disahkan dengan stempel badan usaha/toko dan/atau kuitansi berlogo
badan usaha.
b. Pembelian mulai dari Rp5.000.000,00 dibubuhi meterai Rp10.000,00. Kuitansi
tersebut disahkan dengan stempel badan usaha/toko dan/atau kuitansi berlogo
badan usaha.
Contoh pembuatan kuitansi tercantum pada lampiran 1.
2. Konsumsi/bahan makanan
a. Pembelian konsumsi/bahan makanan di rumah makan/restauran
i. Pembelian konsumsi/bahan makanan kurang dari Rp5.000.000,00 tidak
perlu dibubuhi meterai. Kuitansi tersebut disahkan dengan stempel badan
usaha/toko dan/atau kuitansi berlogo badan usaha.
ii. Pembelian konsumsi/bahan makanan mulai dari Rp5.000.000,00 dibubuhi
meterai Rp10.000,00. Kuitansi tersebut disahkan dengan stempel badan
usaha/toko dan/atau kuitansi berlogo badan usaha.
Contoh pembuatan kuitansi tercantum pada lampiran 1.
D. Belanja Sewa
Pengunaan belanja sewa, antara lain:
1. Biaya Sewa ruang belajar/ kantor lapangan/ gedung pertemuan selain hotel
a. Sewa kurang dari Rp5.000.000,00 tidak perlu dibubuhi meterai.
a. Kuitansi sewa disahkan oleh pemilik ruang belajar/ kantor lapangan/ gedung
pertemuan, dilengkapi dengan Perjanjian Kontrak. Contoh pembuatan Perjanjian
Kontrak tercantum dalam lampiran 14.
A. Belanja Bahan
Dokumen yang dilampirkan dalam pertanggungjawaban belanja bahan, antara lain:
1. Belanja ATK, bahan cetakan, blanko sertifikat, perlengkapan peserta, dan bahan habis
pakai lainnya.
a. Kuitansi yang telah disahkan dengan stempel badan usaha/toko dan/atau kuitansi
berlogo badan usaha;
b. Bila ATK/barang dibagikan ke peserta atau nara sumber, dilampirkan tanda
terima ATK/barang yang ditandatangani oleh penerima.
2. Biaya Konsumsi/bahan makanan
a. Warung/Restoran/Toko (Pembelian Makanan/Minuman)
Kuitansi yang telah disahkan dengan stempel badan usaha/toko dan/atau kuitansi
berlogo badan usaha;
b. Katering (Jasa boga)
i. Kuitansi yang telah disahkan dengan stempel badan usaha/toko dan/atau
kuitansi berlogo badan usaha;
ii. Bukti potong dan bukti setor ke kas negara PPh Pasal 23.
3. Biaya Paket Data dan Komunikasi
a. Kuitansi atau bukti pembelian yang sah. Kuitansi atau bukti pembelian tersebut
disahkan dengan stempel badan usaha/toko dan/atau kuitansi berlogo badan
usaha;
b. Jika paket data dan komunikasi diberikan dalam bentuk uang tunai dikarenakan
kondisi tertentu, maka dilampiri bukti tanda terima atau bukti transfer bank atas
nama penerima manfaat atas paket data dan komunikasi.
D. Belanja Sewa
Belanja Sewa, antara lain:
1. Biaya Sewa ruang belajar/ kantor lapangan/ gedung pertemuan selain hotel
a. Kuitansi sewa disahkan oleh pemilik ruang belajar/ kantor lapangan/ gedung
pertemuan, dilengkapi dengan Perjanjian Kontrak;
b. Bukti potong dan bukti setor PPh Pasal 4 ayat (2).
Panduan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Pemerintah ini merupakan salah
satu acuan yang mengikat bagi Ormas pelaksana POP dalam melaksanakan dan
mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan Pemerintah yang diterima. Ketentuan-
ketentuan yang tercantum pada panduan ini disusun untuk melengkapi dan memperjelas
ketentuan-ketentuan yang telah diatur pada Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah untuk Peningkatan
Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
KUITANSI
KUITANSI
KUITANSI
KUITANSI
……………… ………………
KUITANSI
KUITANSI
KUITANSI
KUITANSI
KUITANSI
KUITANSI
Total Rp.…….
Nilai PPN Rp……..
Jumlah Rp…….
KUITANSI
KUITANSI
1 Transportasi Darat PP
a. Dari tempat kedudukan ke
bandara/pelabuhan/stasiun
keberangkatan PP Rp ……... *) Darat
b. Dari bandara/pelabuhan/
stasiun tujuan ke lokasi
kegiatan PP Rp ………*) Darat
2
Tiket Pesawat Udara/Kapal
Laut/Kereta Api/Bus PP Rp ……...**)
3 Uang Harian
… hari x Rp…….,00 Rp ………
4 Uang Penginapan
… hari x Rp……,00 Rp ………..***)
JUMLAH
Rp …….
Setuju dibayar:
Penanggung jawab Bantuan
Pemerintah, Bendahara Yang Menerima
Ket:
**) diisi bila menggunakan transportasi udara / kapal laut / kereta api / bus antar provinsi /
kabupaten/kota.
1. Biaya transpor dan/atau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat diperoleh bukti-bukti
pengeluarannya, meliputi:
No Uraian Jumlah
1. Transport perjalanan *)
Jumlah Rp……………
2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan Perjalanan
Dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran, kami bersedia
untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
……………………………… ………………………………
Keterangan:
*) Pengeluaran transportasi darat yang tidak ada bukti kuitansi tidak dapat dibayarkan melebihi standar
biaya masukan
Nama : __________________________________
Tempat, Tanggal Lahir : __________________________________
Pekerjaan : __________________________________
Alamat : __________________________________
Nomor KTP/SIM : __________________________________
Telepon : __________________________________
Dalam hal ini bertindak atas nama Yayasan/Perkumpulan/Ormas________ yang selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA setuju untuk menyewakan kepada PIHAK KEDUA tanah berikut bangunan
berlantai _____ yang terletak di alamat _________________________ dengan luas tanah
______________ meter persegi dan bangunan ____________ meter persegi dengan bukti dokumen
Pajak Bumi dan Bangunan. Selanjutnya kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan perjanjian
sebagai berikut:
Pasal 1
Perjanjian kedua belah pihak ini berlaku sah untuk jangka waktu ______ hari/bulan, terhitung sejak
______/_____/_____ sampai dengan ______/_____/_____. PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA sepakat untuk menentukan harga kontrak atas tanah dan bangunan berikut tanah
pekarangannya tersebut di atas dengan nilai harga Rp. ________________ (terbilang
_______________ rupiah) untuk jangka waktu ____________ hari/bulan.
Pasal 2
PIHAK KEDUA telah memberikan uang muka sebagai tanda jadi sewa sebesar ____% (____________
persen) atau sejumlah Rp ________ (terbilang ____________ rupiah) pada hari ________,
[tanggal/bulan/tahun] dan sisa pembayaran sejumlah Rp ______________ (terbilang
_______________ rupiah) akan dibayarkan pada waktu penandatanganan Surat Perjanjian ini.
Pasal 3
1. PIHAK PERTAMA selaku pemilik sah tanah dan bangunan di alamat ____________________
menjamin bahwa hak tanah dan bangunan berikut semua fasilitas yang terdapat di dalamnya adalah hak
milik sahnya dan bebas dari semua tuntutan hukum dan persoalan-persoalan yang dapat
mengganggu PIHAK KEDUA atas pemakaiannya dalam jangka waktu berlakunya surat perjanjian ini.
2. Semua kerugian yang timbul akibat kelalaian PIHAK PERTAMA dalam memenuhi kewajibannya
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
Pasal 4
Sebelum jangka waktu kontrak seperti yang tertulis pada pasal satu Surat Perjanjian ini
berakhir, PIHAK PERTAMA tidak dibenarkan meminta PIHAK KEDUA untuk mengakhiri jangka
waktu kontrak dan menyerahkan kembali tanah dan bangunan tersebut kepada PIHAK
PERTAMA kecuali telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Pasal 6
1. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab seluruhnya akibat kerusakan maupun kerugian yang
disebabkan oleh kesalahan struktur dari bangunan tersebut. Yang dimaksud dengan struktur adalah
sistem konstruksi bangunan yang menunjang bangunan, seperti: pondasi, balok, kolom, lantai dan
dinding.
2. PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan mengubah struktur dan instalasi dari bangunan tersebut tanpa
izin dan persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerusakan struktur sebagai akibat dari pemakaian.
4. PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atau dibebaskan dari segala ganti rugi atau tuntutan
dari PIHAK PERTAMA yang terjadi akibat kerusakan pada bangunan yang diakibatkan oleh force
majeure. Yang dimaksud dengan force majeure adalah hal-hal yang disebabkan oleh faktor luar yang
tidak dapat diatasi maupun dihindari, contohnya: banjir, gempa bumi, tanah longsor, petir, angin topan,
kebakaran, huru-hara, kerusuhan, pemberontakan dan perang.
Pasal 7
Dalam perjanjian sewa-menyewa ini sudah termasuk hak bagi PIHAK KEDUA untuk menggunakan
semua fasilitas yang telah terpasang sebelumnya pada tanah dan bangunan yang disewa. Fasilitas-
fasilitas tersebut yaitu:
1. Listrik,
2. Saluran nomor telepon,
3. Saluran air dari PDAM,
4. Dst.
Untuk membayar semua tagihan-tagihan atau rekening-rekening serta biaya-biaya lainnya atas
penggunaan semua fasilitas tersebut. Segala kerugian yang timbul akibat kelalaian PIHAK
KEDUA dalam memenuhi kewajibannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
Pasal 8
PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas berlakunya peraturan-peraturan Pemerintah yang
menyangkut pelaksanaan perjanjian ini, seperti: Pajak Sewa, Iuran Retribusi Daerah (IREDA), dan
lainnya.
Pasal 9
PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan ketentraman lingkungan.
Pasal 10
Setelah berakhir jangka waktu kontrak sesuai dengan pasal satu Surat Perjanjian ini, PIHAK
KEDUA diharuskan segera mengosongkan tanah dan bangunan serta menyerahkannya kembali
kepada PIHAK PERTAMA serta telah memenuhi kewajibannya sesuai dengan pasal tujuh dan delapan
dari Surat Perjanjian ini.
Pasal 11
Apabila PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bermaksud melanjutkan perjanjian kontrak, maka
masing-masing pihak harus memberitahukan terlebih dahulu minimal _________________ sebelum
waktu kontrak berakhir.
Pasal 12
PIHAK KEDUA mendapat prioritas pertama dari PIHAK PERTAMA untuk memperpanjang masa
penyewaan berikutnya sebelum PIHAK PERTAMA menawarkan kepada calon-calon penyewa
lainnya.
Surat Perjanjian ini ditandatangani di kota ________________ pada hari ______/____/_______ dan
berlaku mulai tanggal tersebut sampai dengan ______/_______/__________.
Saksi-saksi:
(NAMA YAYASAN/ORMAS…………………..)
DENGAN
CV/PT/……………………………….
Pada hari ini …………………. tanggal ………..bulan ………tahun……… bertempat di ………. yang
bertandatangan di bawah ini:
Nama : __________________________________
Pekerjaan : __________________________________
Alamat : __________________________________
Nomor KTP/SIM : __________________________________
Telepon : __________________________________
Tujuan Sewa : Kegiatan ___________________________
Pemakaian : mulai tanggal ________sampai dengan ______ (selama_____)
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Yayasan/Perkumpulan/Ormas ………………. sebagai
PIHAK PERTAMA,
Nama : __________________________________
Nama Perusahaan : __________________________________
Alamat Perusahaan : __________________________________
Telepon : __________________________________
Dalam hal ini bertindak sebagai PIHAK KEDUA,
Kedua belah Pihak bersepakat mengadakan perjanjian Sewa ………. untuk kegiatan …….. dengan
ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
Perjanjian kerja sama ini mengenai Sewa ……………………….. selama ……….. dengan rincian biaya
sebesar Rp……….. dan sudah termasuk pajak dengan spesifikasi ……… yang disewa sebagai berikut:
………….
…………..
Pasal 2
PIHAK PERTAMA akan menanggung biaya sewa ……… sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Pasal 3
PIHAK KEDUA menyerahkan ………… kepada PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik untuk
digunakan pada kegiatan………………….
……….,…, 20..
……………………………. ……………………………
Pada hari ini ___________________ telah dibuat dan ditandatangani perjanjian sewa oleh dan antara
para pihak sebagai berikut:
Nama : __________________________________
Instansi : __________________________________
Alamat : __________________________________
Nomor Identitas (KTP/SIM) : __________________________________
Telepon : __________________________________
Tujuan Sewa : Kegiatan ___________________________
Pemakaian : mulai tanggal ________sampai dengan ______ (selama_____)
Sebagai pihak penyewa, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : __________________________________
Nama Perusahaan : __________________________________
Alamat Perusahaan : __________________________________
Telepon : __________________________________
Sebagai pihak yang menyewakan, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA,
MENGINGAT:
Bahwa PIHAK PERTAMA menyewa kendaraan dengan ciri-ciri:
Tipe/Merk Kendaraan :___________________________
Nomor Polisi :___________________________
Maka, berkenaan dengan keterangan-keterangan tersebut di atas, kedua belah pihak sepakat untuk
mengadakan Perjanjian Sewa Kendaraan (selanjutnya disebut “Perjanjian”).
Dengan ini PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa:
1. Bersedia membayar lunas biaya tersebut di atas paling lambat pada saat menerima kunci.
2. Apabila pemakaian melebihi jangka waktu sewa, maka dikenakan biaya tambahan sesuai tarif
dan dibayarkan pada saat pengembalian kunci;
3. Bersedia merawat, menjaga, serta memanfaatkan dengan baik kendaraan yang disewa;
4. Tidak menggunakan kendaraan untuk yang melanggar hukum seperti membawa narkoba,
buronan, teroris, barang curian, merampok, dsb;
5. Jika terjadi kecelakaan pada saat masa sewa, maka PIHAK PERTAMA tidak akan menuntut
tentang asuransi pengemudi dan penumpang;
6. Pada saat pengembalian kendaraan, kondisi kendaraan dan bahan bakar sama pada posisi awal
pemakaian, dan apabila tidak sesuai, maka tanggung jawab tersebut dibebankan kepada
penyewa.
Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.