LEMBAGA SERTIFIKASI
PROFESI PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Juli 2014
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
1.1 Menyikapi kondisi profesi Humas/Public Relations (PR) di Indonesia, PERHUMAS dan
BAKOHUMAS memprakarsai penyusunan standarisasi kualifikasi praktisi / pejabat humas. Hal
ini
dilakukan pertama-tama dengan menyusun Rancangan Standar Kompetensi Kerja
Humas/PR Indonesia, yang selanjutnya diajukan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) sektor Humas/PR. Para pendiri LSP PRI juga merupakan penyusun
Rancangan KKNI Bidang Humas yang kemudian menjadi SKKNI Bidang Humas yang di-sah
kan oleh Menteri Tenaga Kerja RI berdasarkan Surat Keputusan No. KEP 39 /MEN/ II /2008.
1.2.Dengan keberadaan SKKNI bidang Humas/PR maka didirikanlah Lembaga Sertifikasi Profesi
Public Relations Indonesia (LSP PRI) yang selanjutnya membentuk dan menunjuk Komite
Skema Sertifikasi Profesi Public Relations untuk menyusun Skema Sertifikasi Humas/Public
Relations Indonesia.
2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI PUBLIC RELATIONS
Pedoman ini berisi prinsip dan persyaratan umum sistem manajemen mutu Lembaga Sertifikasi
Profesi Public Relations Indonesia (LSP PRI) sebagai lembaga yang melaksanakan sertifikasi
kompetensi profesi, termasuk pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi yang terkait.
Skema Sertifikasi Humas/Public Relations Indonesia adalah suatu paket kompetensi yang
mencakup kemampuan kerja setiap individu yaitu aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja
yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Humas/Public
Relations. Skema Sertifikasi yang dibangun oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Public Relations
Indonesia (LSP PRI) ini memastikan adanya skema sertifikasi untuk setiap katagori sertifikasi dan
dilaksanakan berdasarkan tingkatan/jenjang kwalifikasi kompetensi kerja yang dikelompokkan
berdasarkan kebutuhan dunia kerja.
Skema Sertifikasi Humas/Public Relations ini berisi persyaratan proses sertifikasi sebagai berikut:
a. Metode penilaian untuk sertifikasi awal dan sertifikasi ulang
b. Kriteria untuk sertifikasi awal dan sertifikasi ulang
c. Kriteria untuk pembekuan dan pencabutan sertifikat
Uji Kompetensi Humas/public relations dilaksanakan sesuai dengan Materi Uji Kompetensi yang
mengacu kepada Unit Kompetensi didalam SKKNI Public Relations (PR) dan dilaksanakan
berdasarkan tingkatan /jenjang kwalifikasi kompetensi kerja dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi untuk masing-masing nama pekerjaan/jabatan/profesi, dimana Skema Sertifikasi
ini diperuntukkan untuk PR/Humas Madya.
Penjenjangan kualifikasi kompetensi kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dunia kerja dalam
profesi humas/public relations, dimana kompetensi kerja yang dibutuhkan untuk setiap jenjang
disesuaikan berdasarkan Unit Kompetensi yang telah di-kelompokkan untuk setiap tingkatan
/jenjang. Hal ini bukan berarti untuk dapat mengikuti uji kompetensi tingkatan/jenjang diatasnya
harus mengikuti atau sudah kompeten untuk setiap Unit Kompetensi dibawahnya. Namun setiap
peserta Uji Kompetensi haruslah membuktikan kompeten untuk seluruh Unit Kompetensi dalam
tingkatan atau jenjang yang diikuti untuk berhak menyandang gelar CPR (Certified Public
Relations Practitioner)
Halaman 2
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi praktisi humas/public relations Indonesia sehingga
kompeten dan mampu menjalankan tugasnya dengan professional baik pada tataran nasional
maupun internasional.
3.2. Meningkatkan profesionalisme praktisi PR dalam menjalankan perannya sebagai fungsi manajemen
strategis sehingga diakui oleh pemangku kepentingan, dan menghasilkan pengelompokan keahlian
praktisi PR sesuai dengan standarisasi yang divalidasi oleh Lembaga Sertifikasi, serta membangun
Sistim sertifikasi kompetensi profesi humas/public relations yang kredibel sesuai Sistim manajemen
nasional sertifkasi kompetensi
4. ACUAN NORMATIF
4.1. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. PP 31/2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.3. Tatacara penetapan SKKNI Permennakertrans N0.8 Tahun 2012
4.4. Peraturan Presiden No.8Tahun 2012 tentang KKNI
4.5. RMCS ILO 2006
4.6. ISO 17024 : 2012
5. KEMASAN/PAKET KOMPETENSI
5.1 Rincian Unit Kompetensi dan Format Uji Kompetensi pada Unit Kompetensi
berdasarkan jenjang Kualifikasi Pekerjaan/Jabatan Humas/Public Relations
JENJANG KUALIFIKASI PEKERJAAN/JABATAN HUMAS MADYA
Sektor
Sub Sektor
Nama Pekerjaan/Profesi
Area Pekerjaan
No.
1
Kode Unit
KOM.PR01.003.01
KOM.PR01.004.01
No.
1
2
3
4
Kode Unit
KOM.PR02.005.01
KOM.PR02.006.01
KOM.PR02.007.01
KOM.PR02.008.01
Halaman 3
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
KOM.PR02.009.01
KOM.PR02.010.01
KOM.PR02.011.01
KOM.PR02.012.01
KOM.PR02.013.01
KOM.PR02.014.01
KOM.PR02.015.01
KOM.PR02.016.01
KOM.PR02.017.01
KOM.PR02.018.01
No.
1.
2.
Kode Unit
KOM.PR03.001.01
KOM.PR03.002.01
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
Minimum lulusan SMA atau kejuruan setingkat dan dilengkapi dengan lulusan
Kursus/Workshop/Training bidang Komunikasi/Humas sesuai dengan Sertifikasi
berdasarkan Unit Kompetensi dalam Jenjang kualifikasi Humas Madya
Diploma III dan IV Komunikasi/Humas
Sarjana Strata 1 segala jurusan lulusan PT dalam/luar negeri
Lulusan Kursus/Workshop/Training bidang Komunikasi/Humas sesuai dengan
Sertifikasi berdasarkan Unit Kompetensi
Disarankan mengikuti module Pelatihan Public Relations PR Competency Based
Training (bukan merupakan salah satu persyaratan)
Halaman 4
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
Menyandang gelar CPR (Certified Public Relations Practitioner) didepan namanya apabila
dinyatakan kompeten dalam Uji Kompetensi untuk Jenjang Kualifikasi Humas Madya
Menyampaikan keluhan, komplain, dan permintaan penyelesaian perselisihan kepada LSP
PRI.
Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk setiap perubahan persyaratan sertifikasi
CPR.
Mendapatkan penjelasan dan informasi tambahan tentang program-program LSP PRI
khususnya yang menyangkut dengan persyaratan, perubahan persyaratan, jadwal
pelatihan, jadwal sertifikasi dan lain-lain yang berhubungan dengan sertifikasi CPR.
Menggunakan sebutan/logo LSP PRI sesuai dengan ketentuan LSP PRI.
Sertifikasi atau pemakaian gelar CPR tidak dapat menambah atau mengurangi
tanggungjawab pemegang sertifikat CPR dalam menjalankan per- Undangan yang berlaku.
Pemegang sertifikat CPR harus:
Menandatangani surat persetujuan pemegang sertifikat CPR sesuai dengan ketentuan LSP
PRI
Mematuhi semua persyaratan sertifikasi CPR dari LSPPRI serta ketentuan-ketentuan LSP
PRI.
Memberikan pelayanan kepada klien atau bekerja ditempat kerja berdasarkan aturan dan
kriteria sertifikasi, memelihara serta menjaga kredibilitas aktivitas sertifikasi profesi.
Menangani semua keluhan terkait sertifikasi dalam lingkup
sertifikasi CPR. Tidak
memberikan keterangan tentang sertifikasi CPR dan sertifikasi yang melibatkan LSPPRI
dan memberikan interpertasi yang salah tentang LSP PRI.
Pemegang sertifikat LSP PRI dapat menggunakan dokumen, brosur, atau iklan seperti:
a. Memiliki sertifikasi CPR atau menggunakan CPR didepan nama.
b. Didaftar dalam direktori pemegang sertifikat CPR pada buku Direktori yang akan
diterbitkan oleh LSP PRI
Pemegang sertifikat CPR harus menjalankan pekerjaannya secara profesional dan
memenuhi kaedah-kaedah sertifikasi dan praktek dan ilmu Humas/Public Relations.
Apabila sebagai konsultan harus memberikan pelayanan kepada klien dengan se-baikbaiknya dan memberikan peluang kepada LSP PRI untuk dapat memonitor kegiatan yang
sesuai dengan standar, regulasi dan Pedoman LSP PRI yang mencakup :
a. Mengijinkan LSP PRI dan asesor untuk melakukan assessmen, surveilan, verifikasi
terhadap aktivitas pemegang sertifikat CPR.
b. Membantu LSP PRI atau personilnya dalam melakukan investigasi dan penyelesaian
keluhan pelanggan yang diajukan pihak ketiga tentang kegiatan pemegang sertifikat
CPR.
Halaman 5
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
Jika diperlukan dalam hal tertentu dan diminta oleh LSP PRI, pemegang sertifikat CPR
harus memberikan rekaman keluhan, sanggahan, dan perselisihan serta tindakan
koreksinya.
8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Struktur biaya sertifikasi mencakup biaya Uji Kompetensi untuk setiap jenjang yang dipilih
dan memenuhi persyaratan, biaya surveilan dan administrasi.
8.2. Biaya Sertifikasi untuk Jenjang Kualifikasi Humas Madya sebagai berikut:
Rp. 4.000.000,-
9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
Pada saat pendaftaran, LSP PRI akan menyediakan gambaran proses sertifikasi sesuai dengan
Skema Sertifikasi Humas Madya. Gambaran tersebut paling sedikit mencakup persyaratan dan
ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan
kewajiban pemegang sertifikat.
Persyaratan pendaftaran untuk Uji Kompetensi jenjang kualifikasi Humas Madya, sebagai berikut:
a. Mengisi formulir permohonan (Form PAS-LSPPRI 032)
b. Melampirkan masing-masing 2 (dua) lembar:
i. Foto copy terlegalisir Ijasah seperti tersebut diatas
ii. Foto copy KTP / Pasport / KITAS
iii. Surat Rekomendasi dari Pimpinan / Atasan Langsung / Rekan Kerja
iv. Surat Keterangan Pengalaman Kerja
c. Membayar biaya Sertifikasi sesuai dengan Jenjang Kualifikasi Humas Madya atau ruang
lingkup sertifikasi yang diinginkan pemohon
d. Membuat Pernyataan bahwa pemohon setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian dan untuk memenuhi semua
persyaratan Pemegang Sertifikat CPR (Certified Public Relations Practitioners) jenjang
kualifikasi Humas Madya
LSP PRI akan menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Skema Sertifikasi Humas Madya.
9.2. Proses Asessmen
a. LSP PRI menerapkan metoda dan prosedure asesmen sesuai dengan Skema Sertifikasi
Humas Madya, yaitu Asesor yang ditunjuk melakukan:
a. Merencanakan dan meng-organisasikan Asesmen yaitu melakukan konsultasi pra
asesmen, melakukan review formulir permohonan sertifikasi, menyiapkan salinan/copy
Unit Kompetensi, portfolio asesi, menyiapkan asesmen mandiri, rencana asesmen,
menyiapkan formulir Banding, surat pernyataan asesor dan persutujuan asesmen.
Halaman 6
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
Halaman 7
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
9.4 LSP PRI menetapkan bahwa para penguji atau asesor kompetensi haruslah memenuhi
persyaratan, yang dilakukan melalui proses pemilihan, persetujuan dan penetapan atau
penunjukan oleh LSP PRI dimana para asesor yang ditetapkan untuk melaksanakan Uji
Kompetensi wajib memenuhi:
Memiliki pengetahuan mengenai ilmu Public Relations baik yang diperoleh
melalui pendidikan formil maupun pengalaman bekerja yang cukup dibidang
Humas/Public Relations.
Memahami skema sertifikasi yang relevan
Mampu menerapkan prosedur uji kompetensi dan dokumentasinya
Fasih, secara lisan maupun tulisan dalam bahasa yang digunakan untuk uji
kompetensi
Dapat meng-indentifikasi gejala benturan kepentingan dalam proses uji
kompetensi untuk memastikan bahwa penilaian yang dibuat tidak berpihak
9.5 Metodologi dan prosedur yang tepat (misalnya, mengumpulkan dan memelihara data statistik)
didokumentasikan dan diterapkan dalam batasan tertentu yang dibenarkan, untuk menegaskan
kembali keadilan, keabsahan, keandalan, dan kinerja umum setiap uji kompetensi, dan tindakan
perbaikan terhadap semua kekurangan yang dapat dikenali.
9.4. Keputusan Sertifikasi
a. LSP PRI menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi mencukupi
untuk:
mengambil keputusan sertifikasi;
melakukan penelusuran apabila terjadi, misalnya, banding atau keluhan
b. Apabila sebagian proses sertifikasi kompetensi dilaksanakan tidak langsung oleh LSP PRI, maka
LSP PRI tidak boleh melakukan sub-kontrak untuk keputusan pemberian, pemeliharaan,
sertifikasi ulang, perluasan atau pengurangan lingkup, pembekuan dan pencabutan sertifikat
CPR Kualifikasi Humas Madya
c. LSP PRI membatasi keputusan sertifikasi sesuai persyaratan dalam skema sertifikasi Humas
Madya. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP PRI berdasarkan
informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan
sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan uji kompetensi atau pelatihan peserta sertifikasi.
d. Personil yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup dan
pengalaman dengan proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah
dipenuhi.
e. Sertifikat kompetensi CPR tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
Halaman 8
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
f. LSP PRI harus memberikan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima
sertifikat CPR LSP PRI harus memelihara informasi kepemilikan sertifikat untuk setiap
pemegang sertifikat. LSP PRI menerbitkan sertifikat kompetensi dalam bentuk sertifikat/ijazah
ditandatangani dan disahkan oleh Direktur LSP PRI atau personil yang ditunjuk secara tertulis
oleh Direktur LSP PRI..
g. Sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh LSP PRI minimum memuat informasi berikut :
nama orang pemegang sertifikat
pengenal yang unik
nama lembaga yang menerbitkan sertifikat
acuan skema sertifikasi, standar atau acuan relevan lainnya, termasuk tahun
terbit acuan tersebut, bila relevan
ruang lingkup sertifikasi, bila ada termasuk kondisi dan batasan keabsahannya
tanggal efektif terbitnya sertifikat dan tanggal berakhirnya masa berlaku sertifikat.
h. Sertifikat kompetensi LSP PRI harus sesuai pedoman BNSP, dan dirancang untuk mengurangi
risiko pemalsuan.
i. Keputusan untuk kelulusan Sertifikasi Humas/Public Relations dan hak untuk memperoleh
Sertifikat Certified Public Relations Practitioner (CPR ) dibuat oleh Direktur LSP PRI, Dewan Ahli
yang terdiri dari Manajer Bidang Mutu, Manajer Bidang Sertifikasi, Manajer Bidang Standardisasi
dan Assesor yang ditunjuk yang diputuskan dalam sebuah Rapat Pleno.
Standard kelulusan dibuat atas dasar Uji Kompetensi sesuai dengan jenjang kualifikasi masingmasing dimana Peserta Uji Kompetensi harus memenuhi persyaratan sertifikasi yaitu kumpulan
persyaratan yang ditentukan oleh LSP PRI termasuk persyaratan Skema Sertifikasi, yang
mencakup pendaftaran, penilaian, keputusan sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang
dan penggunaan sertifkat maupun logo LSP PRI. Pemegang sertifikat juga diharuskan
memegang teguh Kode Etik organisasi profesi humas/public relations dari organisasi profesi-nya
masing -masing atau mengacu pada kode etik PERHUMAS dan Bakohumas.
Keputusan kelulusan Sertifikasi Humas/Public Relations bersifat mutlak, namun kalau ada
ketidak puasan peserta terhadap keputusan tersebut dapat dilakukan melalui Proses Banding.
(Form PBK LSP PRI - 01)
9.5 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat
a. LSP PRI mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan dan pencabutan
sertifikasi, penambahan dan pengurangan ruang lingkup sertifikasi, yang juga menjelaskan
tindak lanjut oleh LSP PRI.
b. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan sertifikat, dalam
waktu yang ditetapkan oleh LSPPRI, akan mengakibatkan pencabutan sertifikasi atau
pengurangan ruang lingkup sertifikasi.
c. LSP PRI akan membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa, selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat CPR tidak
diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang dibekukan.
Halaman 9
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
d. LSP PRI akan membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat Humas Madya
untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.
9.6.
a. LSP PRI menetapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk proses sertifikasi ulang,
sesuai dengan persyaratan skema sertifikasi.
b. LSP PRI harus menjamin selama proses sertifikasi ulang, proses tersebut memastikan
kompetensi pemegang sertifikat terpelihara, dan pemegang sertifikat masih mematuhi
persyaratan skema sertifikasi terkini.
c. Periode sertifikasi ulang ditetapkan berdasarkan skema sertifikasi. Landasan penetapan
periode sertifikasi ulang, bila relevan, mempertimbangkan beberapa hal berikut:
persyaratan sesuai peraturan perundangan
perubahan dokumen normatif
perubahan skema sertifikasi yang relevan
sifat dan kematangan industri atau bidang tempat pemegang sertifikat bekerja;
risiko yang timbul akibat orang yang tidak kompeten
perubahan teknologi, dan persyaratan bagi pemegang sertifikat
persyaratan yang ditetapkan pemangku kepentingan
frekuensi dan muatan kegiatan penilikan/surveilan, bila dipersyaratkan dalam
skema sertifikasi.
d. Kegiatan sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP PRI menjamin bahwa dalam memastikan
terpeliharanya kompetensi pemegang sertifikat dilakukan melalui asesmen yang tidak
memihak.
e. Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP PRI akan menyesuaikan dengan skema sertifikasi,
minimum mempertimbangkan beberapa hal berikut:
asesmen di tempat kerja
pengembangan profesional
wawancara terstruktur
Konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten dan catatan pengalaman
kerja
uji kompetensi
pemeriksaan kemampuan fisik terkait tuntutan kompetensi.
9.7.
a. LSP PRI mengatur dan mendokumentasikan persyaratan penggunaan logo atau penanda
sertifikasi kompetensi CPR (Certified Public Relations Practitioner) kualifikasi Humas Madya.
b. LSP PRI mensyaratkan pemegang sertifikat kompetensi CPR untuk menandatangani perjanjian
Halaman 10
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
Halaman 11
SKEMA SERTIFIKASI
HUMAS/PUBLIC RELATIONS
INDONESIA
Edisi/Revisi
Berlaku Sejak
Diajukan Oleh
: 1/3
: 1 Agustus 2014
: Komite Skema Sertifikasi LSPPRI
Halaman 12