NIM : 023144095
FAKTOR-FAKTOR KEGAGALAN SEBUAH BANK
Internal Factors:
1. Management
Rendahnya kualitas perbankan antara lain tercermin dari lemahnya kondisi
internalsektorperbankan,lemahnyamanajemenbank,sertabelumefektifnya
pengawasanyangdilakukanolehBankIndonesia(BI).Kuantitasbankyang
banyakmenciptakanpersainganyangsemakinketatdankinerjabankyang
menjadirendahkarenaketidakmampuanbersaingdipasar,sehinggabanyak
bankyangsebenarnyakurangsehatataubahkantidaksehatsecarafinancial.
Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja
keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan
perbankantersebut.Dalamindustriperbankanrisikokegagalanyangterjadi
biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani portofolio kredit
ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada kesulitan
keuanganbahkankegagalanusahaperbankan,sehinggapadaakhirnyadapat
merugikankegiatanperekonomiannasionaldanmerugikanmasyarakatselaku
pemilikdana.Tingkatkinerjaprofitabilitassuatuperusahaandapatdilihatdan
diukurmelaluilaporankeuangandengancaramenganalisisdanmenghitung
rasiorasiodalamkinerjakeuangan.Analisislaporankeuanganmerupakanalat
yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
posisi3keuanganperusahaansertahasilhasilyangtelahdicapaisehubungan
dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Dengan
melakukananalisislaporankeuanganperusahaan,makapimpinanperusahaan
dapatmengetahuikeadaansertaperkembanganfinancialperusahaandengan
hasil hasil yang telah dicapai diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang
berjalan. Selain itu, dengan melakukan analisis keuangan diwaktu lampau
makadapatdiketahuikelemahankelemahanperusahaansertahasilhasilyang
dianggap cukup baik dan mengetahui potensi kegagalan suatu perusahaan
tersebut. Dengan diketahuinya kemungkinan kesulitan keuangan yang akan
terjadi sedini mungkin maka pihak manajemen dapat melakukan antisipasi
dengan mengambil langkahlangkah yang perlu dilakukan agar dapat
mengatasinya.
2. Asset Quality
Penyebab utama dari kegagalan bank adalah karena adanya
masalah pada kualitas asset atau yang dikenal dengan
sebutan kredit bermasalah (bad lending atau non performing
loan/NPL). Ekspansi yang berlebihan atau pertumbuhan yang
terlalu cepat untuk mencapai target membawa kearah
pengabaian standar kualitas kredit yang sehat dan
konsekuensi kerugiannya. Kualitas asset yang buruk atau
kredit bermasalah, secara umum dilahirkan oleh hal-hal
sebgai berikut:
5. Human Resources
Kontrol internal sering kali dijadikan kambing hitam atas
kegagalan suatu proses operasional bank. Namun demikian
apabila ditelusuri, ternyata seringkali penyebab sebenarnya
dari kerugian operasional bank adalah kesalahan manusia.
Kerugian risiko operasional dapat terjadi karena tuntutan
kompensasi pekerja, pelanggaran terhadap ketentuan jaminan
kesehatan dan keamanan, pemogokan dan tuntutan karena
perlakuan diskriminasi.
Risiko operasional yang disebabkan oleh faktor manusia juga
bisa disebabkan oleh pelatihan dan manajemen yang tidak
memadai, kesalahan manusia, pemisahan tugas atau
wewenang yang tidak memadai, ketergantungan terhadap
orang-orang penting tertentu, integritas dan kejujuran yang
rendah.
Risiko-risiko operasional di atas bisa lebih diperburuk oleh
kualitas pelatihan yang tidak memadai, kontrol yang tidak
memadai dan kualitas sumber staf yang buruk atau faktorfaktor lainnya.
Contoh-contoh risiko operasional berikut ini, baik yang
dilakukan secara sengaja ataupun tidak disengaja oleh faktor
manusia dapat menyebabkan
kerugian bank:
Kesalahan manusia seperti kesalahan melaksanakan transaksi
dan prosedur.
Penyelewengan pekerja, seperti fraud dan trading yang tidak
sah atau diluar kewenangan.
Hal-hal lainnya yang terkait dengan pekerja, seperti
perselisihan ketenagakerjaan, kekurangan pekerja, perekrutan
pekerja dan pemutusan hubungan kerja, kecelakaan kerja dan
lain-lain.
Eksternal Factors:
1. Macro Economic Condition
Kondisi perekonomian sangat dipengaruhi oleh berbagai sektor. Sektor
yang sangat berpengaruh adalah sektor keuangan seperti bank.
Deregulasi dan penerapan kebijakan yang tekait dengan
sektor moneter dan sektor riil telah menyebabkansektor
perbankan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kinerja ekonomi makro di Indonesia. Pada pertengahan tahun
1997, industri perbankan mengalami kemunduran total akibat
terjadinya krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda
Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda di Indonesia sejak
pertengahan tahun 1997 mengakibatkan seluruh potensipotensi ekonomi mengalami kemunduran dan diambang
kebangkrutan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
kegiatan sektor rill yaitu sektor jasa keuangan (perbankan) di
Indonesia terpaksa ditutup atau dibekukan kegiatannya akibat
ketidakmampuan
bank
tersebut
dalam
mengelola
operasionalnya. pemerintah melakukan liberalisasi di sektor
keuangan tanpa memastikan apakah sistem keuangan
domestik dalam kondisi sehat dan stabil, serta kebijakan
makro ekonomi berjalan secara efektif.
2. Country Risk
Risiko Negara adalah country risk yaitu resiko yang timbul
karena perubahan ekonomi atau politik suatu negara yang
berdampak pada negara lain yang akan berhubungan dengan
negara tersebut; misalnya, kekurangan cadangan devisa
suatu negara akan menyebabkan keterlambatan pembayaran
pinjaman kepada bank kreditur di negara lain.
3. Industry Environment
Perubahan perubahan yang terjadi pada lingkungan sangat
dinamis dan kadang kadang pengaruhnya pada manajemen
tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu. Karenanya
manajemen dituntut untuk bersikap tanggap dan adaptif,
selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan. Terdapat kompleksitas dan ketidakmungkinan
untuk diprediksi. Kompleksitas yang mengacu kepada
kekuatan yang mempengaruhi organisasi misalnya jumlah
kompetitor. Ketidakmungkinan diprediksi adalah tingkat
ketidakpastian
kekuatan
yang
dapat
mempengaruhi
organisasi.
Alasan mengapa kita menganalisis lingkungan yaitu untuk
mengetahui dan meramalkan apa yang terjadi besok,
menyadari dan mengantisipasi resiko dari tindakan yang
dilakukan organisasi, untuk menganalisis faktor politik, sosial,
ekonomi dan faktor lainnya. Serta untuk mengatasi keadaan
dengan lingkungan.
Dilihat dari sifat lingkungannya, organisasi harus membaca
dengan cepat kondisi lingkungan, bekerjasama untuk
mengendalikan lingkungan, merespon dan menyiapkan diri
mengahadapi lingkungan melalui pendidikan dan latihan serta
organisasi bersedia membuka diri.
4. International Banking Activities
Permasalahan globalisasi keuangan yang menciptakan efek
yang negatif bagi pengembangan sektor keuangan pada
dasarnya disebabkan oleh kurangnya regulasi dan supervisi di
sector keuangan. Hal ini secara umum telah menyebabkan
pelaku perbankan untuk tidak membatasi resikonya dan
terekspos dalam keterbukaan resiko yang tinggi. Sehingga
pada akhirnya, resiko yang dialami oleh beberapa bank
menyebabkan efek domino dan krisis yang berkepanjangan