website : www.ayamforester.blogspot.com
DAFTAR ISI
BAB 1. PENGENALAN SIG DAN REMOTE SENSING
BAB. 2. PENGENALAN ARCGIS 10
BAB 3. PROYEKSI DAN SISTEM KOORDINAT
BAB 4. GEOREFERENCING
BAB 5. DIGITIZING ON SCREN
BAB 6. ATTRIBUTING
BAB 7. INPU DATA GPS
BAB 8. TRANSFORMASI KOORDINAT
BAB 9 . LAYOUT
BAB 10. ANALISIS SPASIAL
BAB 11. SKORING
BAB 12. ANALISIS 3D
BAB 13. HIDROLOGI
BAB 14. PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
BAB
1
menganalisa
informasi yang
memiliki
referesnsi
bumi dengan posisi keberadaannya mengacu pada system koordinat nasional (Perpres
No. 85 Tahun 2007 Tentang Jaringan Data Spasial Nasional)
Menurut Undang-undang Geospasial RI No. 4 Tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial, spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang
mencakup lokasi, letak, dan posisinya.
Sistem Informasi Geografis atau yang disingkat SIG yaitu sistem berbasis
komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data geografis
(Aqullino et al ,2007). Berdasarkan definisi tersebut, secara umum sata SIG dapat di
klasifikasi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Data Input (masukan data)
Data masukan di dalam SIG dapat berupa data spasial maupun data
tabular (tabel). Data spasial bisa didapatkan dari citra satelit, foto udara, dan peta
digital / hasil digitalisasi.
2. Data Handling (data yang ditangani)
a. Data Management, merupakan bagian penempatan data dalam suatu berkas atau
direktori yang terstruktur dengan baik.
b. Data Processing, merupakan tahap untuk memaknai data yang terdapat di dalam
base data
c. Data Analyzing and modeling, merupakan bagian yang bertugas untuk
mengkombinasikan dan mengenali makna secara global dari semua data yang
ada.
3. Data Output (hasil / keluaran)
Data ini biasanya dalam bentuk file 2 dimensi, video, ataupun data berupa
tabel yang berisi informasi setelah dilakukan data handling. Informasi yang
sebelumnya juga hanya tersedia dalam bentuk tabel, dengan adanya bagian ini
data tesebut dapat ditampilkan secara tiga dimensi untuk memudahkan
interpretasi penggunannya.
bagi
SIG.
Keakuratan
pengukuran
GPS
semakin
tinggi
Peta Analog
dengan
Survey lapang
SIG
Berikut ini merupakan tipe dasar data spasial dari representasi muka bumi dalam SIG.
a. Features / vector (kumpulan dari points, lines, dan polygons)
yang
digunakan
untuk
merepresentasikan
rupa
bumi
c. Imagery / raster
Data raster merupakan representasi permukaan bumi yang tersusun dari sel /
piksel sebagai satuan terkecilnya untuk menyimpan data keterangan secara inplisit. .
Data raster, seperti foto udara, citra satelit (optik maupun radar) memiliki nilai di
dalam setiap piksel datanya (Digital Number).
Gambar 1.5. Piksel / cell dalam data raster dan contoh data imagery (Sumber : ArcGis Desktop Help)
Hardware :
-
Software
-
Data:
-
Orang / pengguna :
Operator ataupun pemakai sangat berpengaruh pada hasil akhis SIG.
Aplikasi GIS
Beberapa contoh aplikasi GIS di dalam bidang lingkungan hidup, termasuk
kehutanan yaitu :
-
Hidrologi hutan
tinggi
yang
lebih
tinggi
dibandingkan
antara lain seperti gelombang X, cahaya tampak, dan gelombang radio. Gelombang
elektromagnetik tertentu dapat dijelaskan dengan adanya medan listrik dan magnet
yang berlainan. Sedangkan panjang gelombangnya dapat dibedakan dengan adanya
polarisasi dan frekuensi atau panjang gelombang (berbanding terbalik dengan
frekuensinya). Penginderaan jauh Radar menggunakan spektrum elektromagnetik
pada bagian microwave yaitu antara frekuensi 0,3 GHz 300 GHz atau dalam
bentuk panjang gelombang dari 1 mm 1 m.
Contoh
satelit
dengan
sensor
aktif
seperti
RADAR
yaitu
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 10
Gambar 1.9. Gelombang Elektromagnetik yang digunakan dalam Penginderaan citra satelit sensor
pasif
Citra satelit dengan sensor pasif tergantung pada sumber energi dari luar,
yaitu matahari. Sehingga penginderaan jauh sistem pasif menerima energi yang
dipantulkan dan/atau dipancarkan dari permukaan bumi. Teknologi penginderaan
jauh satelit yang menggunakan sensor dengan saluran tampak mata (visible) dan
inframerah.
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 11
Spot-5
Ikonos-2
Saluran
Biru
Hijau
Merah
NIR
SWIR
TIR
SWIR
Pankromatik (VNIR)
HRG
Hijau
Merah
NIR
SWIR
Pankromatik
HRS
Pankromatik
Vegetation
B0, Biru
B2, Merah
B3, NIR
SWIR
Biru
Hijau
Merah
NIR
VNIR
Resolusi
spasial
30 m
30 m
30 m
30 m
30 m
30 m
30 m
15 m
10 m
10 m
10 m
20 m
2,5 atau 5 m
Resolusi
temporal
16 hari
26 hari
Resolusi spektral
0,45 - 0,52 m
0,52 - 0,60 m
0,63 - 0,69 m
0,76 - 0,90 m
1,55 - 1,75 m
10,24 - 12,5 m
2,08 - 2,35 m
0,52 - 0,90 m
8 bytes
0,5 0,59 m
0,61 0,68 m
0,79 0,89 m
1,58 1,75 m
0,48 0,71 m
10 m
0,49 0,69 m
1165 m
1165 m
1165 m
1165 m
4m
4m
4m
4m
1m
0,43 0,47 m
0,61 0,68 m
0,79 0,89 m
1,58 1,75 m
0,45 0,52 m
0,51 0,60 m
0,63 0,70 m
0,76 0,85 m
0,45 0,90 m
1 3 hari
Resolusi
radiometrik
8 bytes
11 bytes
Gambar 1.10. Ilustrasi sederhana perekaman data sensor aktif (Microwave) dan sensor pasif (optical)
BAB
2
PENGENALAN ARCGIS10
2.1. ArcMap 10
ArcMap merupakan modul utama di dalam ArcGis yang digunakan untuk
membuat (create), menampilkan ((viewing), memilih (query), editing, composing dan
publishing peta (GIS
GIS Consortium Aceh Nias, 2007).. Untuk menampilkan Arcmap
ada beberapa cara yaitu melalui ArcCatalog dengan memilih button
(juga bisa
dari shortcut desktop). Cara lain langsung menampilkan ArcMap dari Start Program
> ArcGis > ArcMap 10
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap yaitu penjelajahan data
(exploring), analisa SIG (analyzing
analyzing), presenting result, customizing data dan programming.
programming
Menu bar
Arc Toolbox
Tool bar
Arc Catalog
Search
Table of Content
dari Tools bar. TOC merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan di
Layer
Check list
tampilan aktif /
deaktif di Map
Area
Feature
Simbologi
berdasarkan
Attribute
Tipe feature:
Mengkaktifkan layer
Me-nonaktifkan layer
TOC memiliki 4 mode tampilan dan 1 option (untuk ArcGIS 10), yaitu:
o Drawing Order,
o Source,
o Visibility
o Selection,
o Option
a. Symbology
Representasi muka bumi yang diwakili oleh symbol (baik bentuk maupun
warna) dari feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di
sesuaikan melalui TOC.
Symbology > Show : Categories > Unique values > Value Field
(sesuaikan yang akan ditampilkan) > Add All Values (untuk menampilkan semua
isi dari kategori / baris pada kolom Attribute) atau Add Values (untuk
menampilkan satu per-satu).
b. Labeling
Dalam kartografi, pemberian label dan symbol merupakan hal yang penting
untuk mempermudah pengguna peta dalam memahami isi peta tersebut. Terdapat
beberapa cara untuk menampilkan label pada layar ArcMap atau saat pembuatan
peta.
a) Labeling melalui TOC
o
Pilih terlebih dahulu attribute yang akan dimunculkan sebagai label melalui
Metode pelabelan
Label (berdasarkan attribute)
Format huruf
Label
Aktifasi label juga bias dilakukan dengan mengklik kanan fitur yang akan
Point
Poly line
Polygon
pada
menu Toolbar Standar. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan
pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan pengelompokkan fungsi. Untuk
beberapa proses analisis spasial, terdapat tools penting yang dibahas dalam bab
Analisis Spasial.
2.2.3. Search
Pencarian
semua tipe
Pencarian tipe
project data work
Pencarian tipe
Add directory
lokasi Search
Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas Search. Fasilitas ini
menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari Google di dalam ArcGis 10. Melalui
fafasilitas ini, kita dapat mencari data spasial, data project, dan tools dari local server,
enterprise, maupun ArcGis Online.
2.2.4. Toolbar
Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar
memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi
tertentu. Sebagaimana layaknya aplikasi modern lainnya yang mengandung konsep
user friendly, toolbar dapat ditampilkan atau tidak ditampilkan, dikustomasi sesuai
keinginan kita dll (sama seperti pada Ms. Office). Tool bar bisa diaktifkan melalui
Menu Bar Tools > Customize. Selain itu juga dapat diaktifkan dengan cara klik
kanan pada Menu Bar hingga muncul tampilan seperi di samping. Tanda
menunkukkan bahwa tool tersebut sudah dimunculkan / aktif pada Tools Bar.
Berikut ini merupakan beberapa contoh tools standard yang terdapat pada
ArcMap10
a. Toolbar Tools
Hyperlink / HTML popup
Fixed Zoom in / out
Zoom in / out
Pan
Full Extend
Select Element
Find
measure
Identify
Go To XY
Create Viewer Window
Toolbar ini digunakan untuk navigasi dan explorasi data spasial yang
ditampilkan.
b. Toolbar Standard
Open MXD
Cut
Delete
Undo / Redo
Search
Scale
Add Data
TOC
Editor
ArcCatalog
ArcToolbox
Model builder
Whats This?
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 10
2.3. ArcCatalog10
ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah
(browsing), mengatur (organizing
organizing), membagi (distribution) dan menyimpan (documentation
documentation)
data data SIG. Secara sederhana, fungsi dari ArcCatalog ialah manajemen data.
Aktifkan ArcCatalog dengan cara Start > Program > ArcGis > ArcCatalog 10,
10 atau
dengan memilih icon
Arc Catalog
pada Arc Map10
Arc Catalog Desktop
Gambar 2.15.
2.15 Tampilan ArcCatalog Tree dan ArcCatalog Desktop
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 11
pada menu
bar di ArcCatalog.
Mode Content
Tampilan pada
Mode Content
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 12
b. Preview
Dapat melihat tampilan data dalam preview. Pada sisi bawah terdapat 2
options pilihan tampilan yaitu geography, dan table.
Mode Preview
Tampilan pada
Mode Preview
Koordinat
Gambar 2.18. Tampilan Mode Preview tipe Geography (atas) dan Table (Bawah).
c. Description
Di dalam mode ini, kita bisa membuat dan melihat keterangan / deskripsi
details tentang data yang kita tampilkan (metadata) termasuk sistem koordinat yang
digunakan. Ada 3 options juga yang terdapat pada Description yaitu Print, Edit,
Validate, Export, dan Import.
Mode Description
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 13
BAB
3
a)
Conical / Kerucut :
Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari
proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi.
Cylindrical / Silinder
Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari
proyeksi
ini
adalah
sumbu
dari
silinder
yang
melalui
pusat
bumi. Proyeksi Mercator merupakan salah satu proyeksi silinder paling umum
dan garis khatulistiwa (normal), equator (transverse), atau diagonal (obelique) bisa
menjadi garis singgungnya.
c)
menyentuh permukaan
peta dalam
bumi. Sebuah
proyeksi
bidang
datar yang
planar juga
dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan
memperhatikan faktor skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai
dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi.
c. Proyeksi Ekuivalen
Luas permukaan yang digambarkan di atas peta
sama
dengan luas
Gambar 3.6. Sistem koordinat kartesian (kiri) dan Sistem koordinat polar (kanan) untuk sistem
koordinat bidang datar
Sistem koordinat 3D
Gambar 3.7. Sistem koordinat kartesian (kiri) dan Sistem koordinat polar (kanan) untuk sistem
koordinat 3D
menggunakan
ukuran berbentuk
bola lintang
dan bujur. Nilai tersebut berupa ukuran sudut (dalam derajat) dari pusat bumi ke
titik di
disebut sebagai
Garis Bujur
(vertical utara
: 503045
45 : 60 = 0.75
: 5 30,75
Decimal Degree
: 5,5125
30.75 : 60 = 0.5125
00
Greenwich
Bujur Barat
Lintang Utara
- longitude
+ latitude
Bujur Timur
Lintang Utara
+ longitude
+ latitude
00
Khatulistiwa
Bujur Barat
Lintang Selatan
Bujur Timur
Lintang Selatan
- longitude
- latitude
+ longitude
- latitude
G e o r e f e r e n c i n g - 11
BAB
4
GEOREFERENCING
2. Untuk menampilkan peta yang akan di-Georeferencing, browse data dari direktorinya
melalui icon Add Data
Koordinat Layar
Koordinat Peta
Gambar 4.1.
Jika gambar peta / citra sudah tampil di Map Area, hal pertama yang
harus diperhatikan yaitu koordinat layar dan koordinat peta. Prinsip dari
Georeferencing ialah menyamakan koordinat layar yang mengacu pada koordinat
peta. Pada contoh gambar di atas, tipe koordinat peta (11504140) yaitu Degree
G e o r e f e r e n c i n g - 12
Minute Second (DMS) yang masuk ke dalam Geographic Coordinate System. Sedangkan
koordinat layar belum memilikinya (Unknown Unit).
3. Beri kordinat pada layer dengan cara klik kanan pada layer > Properties >
Coordinate system. Pilih Predefined, lalu sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk
modul ini digunakan Geographic Coordinate System karena koordinat peta
pada latihan berupa DMS. Jika koordinat memiliki satuan meter, pilih Projected
Coordinate System > UTM > WGS 1984 > sesuaikan dengan zona wilayah.
Gambar 4.2.
4. Aktifkan Georeferencing tool pada toolbars dari View > Toolbar >
Georeferencing, atau klik kanan pada tools bar, lalu ceck Georeferencing.
Rotasi
Membuat titik ikat
Gambar 4.3.
G e o r e f e r e n c i n g - 13
Control
point
Control
point
Gambar 4.4.
Titik ikat atau control point yang digukanan atau dibuat, minimal 4 titik pada
sudut yang berbeda. Jika terdapat Residual yang terlalu besar, bisa mendeletenya
dengan mengklik icon
akurat. Untuk mengecek titik ikat / control point, buka link table
Georeferencing tools.
pada
G e o r e f e r e n c i n g - 14
Gambar 4.5.
Tapi, jika ingin nilai RMS Erorr lebih baik, perhatikan hal dibawah ini.
Gambar 4.6.
Bandingkan dengan link table sebelumnya. Dengan sedikit merubah angkaangka yang ada di X and Y source (menyamakan dengan menggeser titik atau
mengedit angka tersebut langsung di dalam link table) sehingga nilai Total RMS
Erorr menjadi lebih baik.
7. Save titik ikat tersebut (format *text)
G e o r e f e r e n c i n g - 15
8. Georeferencing -> Rectify. Pilih folder output dan atur nama filenya (format
option).
Gambar 4.7.
berupa peta analog dan data feature yang sudah memiliki sistem
koordinat. Kondisi yang terjadi dalam layar ialah tidak terjadi tumpang tindih antara
dua file tersebut, karena memang koordinatnya tidak sama.
Gambar 4.8.
Prinsinya ialah kita menarik peta analog menuju feature yang bentuknya sama
sehingga peta analog tersebut memiliki koorinat yang sama dengan data / feature.
Modul ini mengunakan gambar peta analog Provinsi Bali dan data / feature garis
pantai Provinsi Bali yang sudah memiliki sistem koordinat Geographic.
G e o r e f e r e n c i n g - 16
3. Pilih lokasi pada gambar peta yang mudah dikenali pada data feature yang
digunakan sebagai acuan. Zoom to layer pada feature yang berada pada layer.
5. Buat titik ikat source X (hijau) pada gambar peta (kiri) dan titik ikat X (merah) /
destination pada peta / data feature (kanan).
Gambar 4.9.
Gambar 4.10.
Jika terdapat titik ikat yang kurang tepat (RMS Error tinggi), titik ikat tersebut dapat
diseleksi dan dihapus dengan mengklik icon
G e o r e f e r e n c i n g - 17
Gambar 4.11.
Garis kuning tebal merupakan file berupa feature garis pantai yang digunakan
sebagai acuan, sedangkan gambar yang berwarna merupakan peta yang sudah
mengikuti koordinat pada data feature berdasarkan titik ikat yang telah dibuat.
9. Setelah RMS Error dibuat sekecil mungkin (dengan menambah jumlah titik ikat
yang tepat), selanjutnya proses rectify sama seperti pada Bagian A.
D i g i t a l i s a s i - 19
BAB
5
DIGITIZING ON SCREEN
D i g i t a l i s a s i - 20
kemampuan membuat dan menyimpan data feature dalam format Shapefile (SHP)
yang familiar dengan produk pendahulunya, ArcView. Format shapefile setidaknya
minimal memiliki 3 tipe file (bahkan bisa sampai 7 file) untuk membangun suatu data
spasial yaiitu dbf, shx, dan shp. Format dbf yang merupakan file DATABASE IV,
shx merupakan file index spatial, sedangkan shp menyimpan file grafis.
Gambar 5.2.
File berupa format ini bisa dibaca di banyak aplikasi software GIS dan
Remote Sensing lainnya, seperti Map Info, ILWIS, Global Mapper, ERDAS Image,
ENVI, PCI Geomatica dsb (data shapefile biasa digunakan sebagai mask / region of
interest (ROI) / area of interest (AOI) untuk pemotongan data raster).
5.1.1. Persiapan File
1. Pembuatan Shapefile melalui ArcCatalog (tree atau Desktop) di foder
penyimpanan data feature.
o Klik kanan > New > Shapefile (format ArcView).
Gambar 5.3.
Projected Coordinate System > UTM > WGS 84 > WGS 1984 Zona
wilayah
D i g i t a l i s a s i - 21
Gambar 5.4.
> Properties.
Data type
Short/long interger : biasa untuk ID / FID
Double / Float
: untuk besaran seperti luas,
keliling, ketinggian,koordinat
dsb (yang bisa serubah jika
bentuk dan posisi feature ikut
berubah)
Text
: huruf
Date
: format tanggal
Gambar 5.5.
2. Drag shapefile
menuju layer pada Arc Map, atau load data melalui Add Data
Sketch Properties
Point
End Point Arc
Edit Vertices
Create feature
D i g i t a l i s a s i - 22
Start point
Right Angle
End point
Midpoint
Trace tool
Intersection
Bezier curve segment
Distance-Distance
Arc Segment
Direction-Distance
Segment
Vertex (vertices)
Edit tool
Digunakan untuk mengaktifkan feature yang akan diedit.
Edit Annotation tool :
Digunakan untuk mengedit notasi berupa huruf pada layar / data frame.
Straight
Digunakan untuk membuat feature berupa point dan digitalisasi polyline atau
polygon dengan pola yang tidak beraturan. Tool ini paling sering digunakan
karena polanya tersebut bisa dengan baik mewakili bentuk permukaan bumi.
Endpoint Arc
Hampir sama dengan Arc tool, tapi parameter lengkungan kurvanya
ditentukan pada bagian akhir dan dapat menggunakan nilai tertentu dengan
menggunakan tombol R:
D i g i t a l i s a s i - 23
Midpoint
Digunakan untuk mendapatkan titik tengah antara 2 titik yang dipilih (titik
awal dan akhir)
Titik tengah
Titik tengah
Terbentuk garis
dari 2 titik tengah
Right Angle
Digunakan untuk membentuk feature dengan sudut 900 di setiap belokannya.
900
900
900
Bezier
Digunakan untuk membuat lekukan bersarkan persinggungan di tengah garis
lurus (pusat / tengah menjadi vertex)
Distance-Distance
Tool ini bekerja dengan memanfaatkan titik singgung antara 2 lingkaran yang
ditentukan jarak / radiusnya. Jika kedua lingkaran tersebut tidak
bersinggungan, maka tidak akan terdapat verteks yang dihasilkan oleh tool ini,
D i g i t a l i s a s i - 24
Arc
Tool ini digunakan untuk membuat garis lengkungan yang membutuhkan 3
parameter yaitu titik awal, titik tengah/poros dan titik akhir. Garis sketsa yang
D i g i t a l i s a s i - 25
terbentuk akan selalu melalui ketiga titik tersebut walaupun titik genap
(tengah) tidak terlihat.
Letak titik ke 4
Letak titik ke 2
Letak titik ke 6
Letak titik ke 8
Trace tool
Digunakan untuk mengikuti jejak / bentuk feature yang telah ada (tracing).
Biasanya digunakan untuk mengisi polygon yang berada di dalam / diantara
polygons lainnya.
D i g i t a l i s a s i - 26
Direction Distance
Tool ini digunakan untuk menentukan verteks berdasarkan 2 titik input. Satu
titik input memerlukan parameter sudut (bearing), sedangkan titik input yang
lain memerlukan parameter jarak. Gunakan tombol A untuk memasukkan
parameter sudut dan tombol R untuk parameter Jari-jari lingkaran / D
untuk distance secara tepat.
D i g i t a l i s a s i - 27
Edit Vertices
Melalui tools ini, kita dapat mengedit vertex dengan beberapa fasilitas di
dalamnya.
Menambah
vertex
Finish
Sketch
Menguragi
vertex
Sketch
Properties
Reshape
Tools ini digunakan untuk merubah bentuk feature sesuai dengan jalur
pembuatan segment baru.
Reshape
Feature
Feature
lama
Feature
baru
Cut Polygons
Tools ini digunakan untuk memotong feature sesuai dengan jalur pembuatan
segment baru.
Cut
Polygon
2 Polygon
baru
1
Polygon
lama
D i g i t a l i s a s i - 28
Split
Tools ini digunakan untuk memotong feature line terseleksi di suatu titik.
Feature
terseleksi
Split tool
Feature
lama
Feature yang
baru terpotong
Feature Construction
Saat
pembuatan
feature
atau
yang
mengikuti
segment
Feature
pointer
tool ini saat pembuatan feature, tekan tombol Shift TAB pada keyboard. Jika
ingin menonaktifkannya, bisa di atur di Editing Option (Editor > Option)
Create Feature
Saat kondisi Editor tools dalam keadaan
editable, kotak Create Feature ini akan
muncul secara otomatis.
3 Tipe data feature yang akan dibuat,
berupa point, line, & polygon
tersedia
D i g i t a l i s a s i - 29
Attributes
Attribute feature, merupakan keterangan isi dari
data feature.
Selain
dari
TOC,
Attribute
juga
bisa
Sketch Properties
Sketch Properties, merupakan informasi
kordinat vertices dalam feature.
Dalam Sketch Properties juga bisa
meng-Edit Vertex (menambahkan dan
mengurangi) vertex, juga bisa membuat
feature berdasarkan titik-titik koordinat
yang ada.
Gambar 5.24. Sketch Properties
D i g i t a l i s a s i - 30
Editor tools
Contruction tools
5.3. Editor
Saat kondisi pembuatan / pengeditan feature dalam
keadaan start editing atau editable, terdapat sejumlah tools
dibawahnya (akan aktif jika suatu / beberapa feature
terseleksi)
a) Start, Stop, and Save Edit
Tools ini digunakan untuk memulai, mengakhiri dan
menyimpan hasil pembuatan / pengedian feature.
D i g i t a l i s a s i - 31
b) Move
Digunakan untuk menggeser posisi feature terseleksi dalam satuan unit / sistem
koordinatnya.
c) Split
Digunakan untuk memotong feature garis / line berdasarkan satuan koordinat dan
posisinya.
d) Construct Points
Membuat point dari suatu garis (line) dengan catatan sudah ada feature titik (point) di
dalam satu layar Data Frame.
e) Copy Parallel
D i g i t a l i s a s i - 32
Membiat duplikat parallel (kanan dan kiri) suati feature garis (line) terseleksi.
f) Merge
Menyatukan beberapa shape feature terseleksi menjadi satu (harus satu feature type)
g) Buffer
Membuat buffer sesuai dengan feature type yang terseleksi.
h) Union
Membuat shape feature baru berdasarkan shape feature yang terseleksi.
D i g i t a l i s a s i - 33
i) Clip
Memotong polygon feature dengan polygon.
pembuatan
polygon baru
dari
polygon
Mengapus seluruh polygon yang bertindihan dengan poligon baru yang terseleksi
Mengapus bagian polygon yang bertindihan dengan poligon baru yang terseleksi
j)
Snapping
Feature berupa garis memiliki percabangan seperti sungai, dan jalan. Untuk
D i g i t a l i s a s i - 34
Point
D i g i t a l i s a s i - 35
Auto Complete Polygon : membuat polygon yang tepat bersebelahan dengan polygon
lainnya sehingga tidak menimbulkan Gap
D i g i t a l i s a s i - 36
Hasil Auto
Complete Polygon
Auto Complete
Polygon
o
o
Overshoot
Undershoot
D i g i t a l i s a s i - 37
D i g i t a l i s a s i - 38
GDB_spatialrefs
berisi
informasi
yang
terkait
koordinat
juga,
D i g i t a l i s a s i - 39
File Geodatabase
Personal Geodatabase
3. Pilih sistem koordinat data yang akan dibuat / digunakan , misalnya Geografis
WGS 1984.
D i g i t a l i s a s i - 40
4. Buat feature class, yang merupakan file-file di dalam feature dataset. Feature yang dibuat
akan secara otomatis memiliki sistem koordinat yang sama dengan sistem koordinat
feature datasetnya.
D i g i t a l i s a s i - 41
Gambar 5.50. Tampilan Feature Class dalam Feature Dataset dengan format Geodatabase
Attributing
BAB
6
( T a b l e ) | 36
ATTRIBUTING (TABLE)
Switch Selection
Zoom to Selected
Delete Selected
Table Option
Field / kolom
Related Tables
Selected Feature
Posisi kursor
di FID
Untuk membuka Attribute seperti di atas, klik kanan shapefile pada layer
ArcMap > Open Attribute table.
feature dalam keadaan Editable. Di dalam attribute yang satu ini, kita tidak dapat
menambah atau mengurangi field, tapi akan lebih mudah untuk melakukan pengeditan
Attribute Data
Attributing
( T a b l e ) | 37
o Pengurangan Field dilakukan dengan cara klik kanan pada judul Field >
Delete Field.
o Jika hanya ingin menyembunyikan Field, klik kanan pada judul Field >
Turn Field Off, dan untuk menampilkan semua Field yang tersembunyi,
Table Option > Turn All Fields On
Attributing
( T a b l e ) | 38
6.2.
Menghitung
luas,
panjang,
keliling
dan
koordinat
atau
memperbaharuinya
Menghitung luas dan keliling, klik kanan pada judul kolom > Calculate
Geometry.
Data feature memiliki satuan system koordinat
local (misal : UTM dengan Zona daerahnya)
Gambar 6.7. Menghitung luas, panjang, keliling, serta update posisi koordinat neggunakan Calculate
Geometry
Berikut ini merupakan hal yang bisa dilakukan dengan Calculate Geometry
Gambar 6.8. Hal yang dapat dilakukan dengan Calculate Geometry (Sumber : ArcGis Desktop Help)
Attributing
( T a b l e ) | 39
Dalam melakukan Find and Replace, feature data harus dalam keadaan Start
Editing (Editable)
6.4. Select by Attribute
Tool ini digunakan untuk menyeleksi feature berdasarkan kesamaan
attributenya. Misalnya kita akan menyeleksi lokasi yang memiliki kemiringan lereng
diatas 40%.
Klik dua kali pada judul
field / kolom yang akan
dicari untuk diseleksi
Perintah seleksi
Attributing
( T a b l e ) | 40
6.5. Merge
Fasilitas ini digunakan untuk menyatukan features dalam satu shapefile yang
memiliki attribute yang sama. Misalnya kita akan menyatukan semua kelerengan
diatas 40%.
1. Editor > Start Editing
2. Select by Attribute untuk kelerengan 40% (seperti pada bagian C).
3. Editor > Merge.
Feature yang terseleksi akan menjadi
nama Attribute setelah dilakukan Merge
Attributing
( T a b l e ) | 41
8. Jika ingin membuat luas dengan satuan hektar, bisa ditambahkan field baru, lalu
gunakan fungsi dari Field Calculator.
Untuk menghitung luas juga dapat menggunakan ArcGis Extention XTools
Pro (untuk ArcGis 10 menggunakan versi 7.1 / versi 8.0 yang terbaru) yang dapat di
download gratis di internet. http://www.dataeast.com/en/4e_xtools.html. Dengan
ektensi tambahan ini, kita bisa melakukan banyak konversi data, proses, dan link ke
beberapa Web GIS (Google earth, Google Map)
6.6. Join Table
Join Table menrupakan penggabungan data attribute yang terpisah. Join table
ini bisa dilakunan atar data feature, maupun antara data feature dengan data tabulasi
(Ms.Excel Format) dengan catatan, field ini yang akan digabungan harus memiliki isi
kolom atau field yang sama.
Attributing
( T a b l e ) | 42
Gambar 6.14. Attribute data spasial (kiri) dan file tabulasi dalam Ms.Excel (kanan)
Pada gambar di atas, terdapat dua file yang berbeda dan akan dilakukan
joining data. File attribute data spasial merupakan file penutupan lahan Indonesia
tahun 2000 (PL00_ID), tahun 2003 (PL03_ID),tahun 2006 (PL06_ID), dan tahun
2009 (PL09_ID). Data tersebut hanya memiliki kode-kode penutupan lahan (50011,
2002,20041, dsb). Fied-field ini akan di-joining dengan kolom KODE_VEG pada
data tabulasi Ms.Excel yang juga memiliki kode-kode yang sama dengan data attribute
table.
Attributing
Setelah dilakukan
( T a b l e ) | 43
tambahan kolom dari file tabulasi Ms. Excel berdasarkan kode dalam filed yang
digabungkan.
I n p u t D a t a G P S | 34
BAB
7
Pemasukan data dari GPS ke dalam ArcGis bisa melalui 2 cara, yaitu
memasukkan data tabulasi / tabel dan melakukan transfer data langsung dari GPS.
Untuk data tabulasi, file yang dimasukkan berformat Ms. Excel, dbf, atau text.
Sedangkan file data dari GPS, tipe filenya berupa gpx.
7.1. Transfer Data GPS
Input data hasil survey lapang dari GPS, biasanya berupa titik-titik / waypoints
dan garis / track. Data-data ini biasanya langsung bisa di transfer ke komputer dengan
menggunakan beberapa Software seperti Map Source dan OziExplorer. Untuk ESRI
sendiri menyediakan software ArcGIS Explorer Desktop yang bisa didownload gratis
di situsnya http://www.esri.com/software/arcgis/explorer/download.html.
7.1.1. Map Source
Data GPS yang berformat GPX dapat didownload melalui mapsource dengan cara :
Tipe GPS
I n p u t D a t a G P S | 35
I n p u t D a t a G P S | 36
I n p u t D a t a G P S | 37
Buka Software Global Mapper > Open Your Own Data File
b.
Export File *gpx ke dalam format *shp dengan cara File > Export Vector
I n p u t D a t a G P S | 38
FORMAT EXCEL
FORMAT TEXT
I n p u t D a t a G P S | 39
NAMA FILE
Untuk merubah format data menjadi Shapefile, klik kanan pada layer file
tersebut, lalu lakukan Export Data, simpan di folder yang telah disediakan.
T r a n s f o r m a s i K o o r d i n a t | 40
BAB
8
TRANSFORMASI KOORDINAT
Sistem proyeksi koordinat suatu data spasial dapat dirubah dari satu sistem
proyeksi ke sistem proyeksi lainnya. Seperti yang sudah dijabarkan dalam bagian
pendahuluan / pengenalan, sistem proyeksi koordinat secara umum terdapat dua
sistem, yaitu sistem proyeksi geografis dan sistem proyeksi Mercator. Sistem proyeksi
geografis memiliki satuan waktu, sedangkan untuk suatu contoh misalnya panjang
sungai, luas penutupan lahan / besarnya deforestasi di suatu kawasan harus dalam
satuan panjang atau luas.
Untuk merubah sistem koordinat Geographic (satuan waktu) ke UTM (satuan
panjang/luas) atau ke sistem koordinat TM3 serta sebaliknya, dapat dilakukan dengan
tool Projection and Transform.
Pada ArcToolbox > Data Management Tools > Projection and Transform
T r a n s f o r m a s i K o o r d i n a t | 41
horizontal melalui
ini akan
berguna untuk
Alat ini mengorientasikan ulang raster dengan membalik itu, dari kiri ke
kanan, di sepanjang sumbu vertikal melalui pusat raster
Project Raster
Bagian dari tool ini digunakan untuk mengkonversi sistem koordinat datu ke sistem
koordinat lainnya.
Rescale
Merubah ukuran raster dalam dimensi X dan Y
Rotate
Alat ini mengubah dataset raster di sekitar titik poros tertentu oleh sudut yang
ditentukan dalam derajat; dataset raster akan berputar searah jarum jam. Nilai yang
T r a n s f o r m a s i K o o r d i n a t | 42
benar untuk sudut rotasi adalah setiap nomor dari 0 sampai 360, termasuk nilainilai pecahan. Sebuah nilai yang negatif akan memutar gambar berlawanan.
Shift
Bergerak (slide) raster ke lokasi geografis baru, berdasarkan nilai-nilai x dan y
pergeseran. Alat ini berguna jika dataset raster Anda harus bergeser untuk
menyelaraskan dengan file data lainnya
input itu
dapat dalam
berbagai
output kelas
macam notasi,
fitur juga
berisi titik
T r a n s f o r m a s i K o o r d i n a t | 43
koordinat yang
digunakan
di
dalam ArcGIS untuk menampilkan, mengukur, dan mengubah data geografis. Jika
sistem koordinat dataset tidak diketahui atau tidak benar, kita dapat menggunakan
tool ini untuk menentukan sistem koordinat yang benar denggan catatan kita harus
terlebih dahulu mengetahui sistem koordinat yang benar dari dataset sebelum
menggunakan tool ini.
L a y o u t | 43
BAB
9
LAYOUT
Map Frame
Sumber data
Inset
Tabel
Pembuat peta
Change
layout
Zoom out / in, Pan
L a y o u t | 44
Layout view
Refresh
Pause view
Data view
Gambar 9.3. Layout dan data view
Tampilan di atas masih merupakan frame layout view awal tanpa ada
keterangan laiinya seperti judul peta, legenda,skala, inset serta indeks peta, grid, dsb.
ArcGis sendiri meyediakan beberapa tipe Layout Template yang bisa dipilih melalui
tool Layout > Change Layout
Gambar diatas merupakan contoh layout untuk Traditional layout Template dan
World Layout Template yang telah disediakan di dalam ArcMap. Untuk menambahkan
legenda, skala, arah mata angin dll, pilih Insert pada Toolbars.
Data/peta lain. Biasanya digunakan untuk inset
atau view peta lainnya
Judul
Teks
L a y o u t | 45
Jika ingin memasukkan atribut atau tabel, buka atribut dari Open Attribute
table > Option > Add Table to Layout atau meng-copy tabel dari Ms. Excel
menuju layout.
9.2. Legenda (Legend Properties)
o Legend
Panjang dan lebar
symbol dalam
legenda
o Items
Memindahkan layer yg terseleksi dalam
Map Layer ke dalam Legend Item
Layer yang terdapat
di dalam TOC
L a y o u t | 46
9.3. Grid
Untuk memberikan koordinat akhir pada peta (grid), klik kanan frame aktif
pada view ArcMap > Properties > Grids > New Grid. Akan muncul Grid and
Graticules Wizard.
Graticule : Untuk membuat dalam satuan DMS atau DD
Measured Grid : Untuk membuat dalam satuan Mercator (UTM atau TM3)
dalam satuan meter.
Reference Grid : Untuk membuat berdasar definisi sendiri
L a y o u t | 47
Jika sudah selesai sampai tahap Finish, dan masih kurang puas dengan
hasilnya, bisa diperbaiki kembali lewat Data Frame Properties. Bisa lewat Style
atau Properties. Di kotak ini kita bisa merubah tipe koordinat, huruf, garis,
interval, dan sebagainya.
Untuk pengaturan grid dalam format UTM / TM3 (Measured Grid) secara
standard, terdapat banyak angka nol di belakang desimal (koma), dan belum ada
labeling meridian seperti gambar berikut :
L a y o u t | 48
Measured
Graticule
L a y o u t | 49
Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan kedua tipe Grid dalam satu
Data Frame Properties.
A n a l i s i s S p a s i a l | 50
BAB
10
ANALISIS SPASIAL
Geoprocessing
ataupun
untuk memungkinkan
dalam
10.1. Extract
10.1.1. Clip
A n a l i s i s S p a s i a l | 51
kelerengan Kabupaten Bogor, feature data kelerengan Provinsi Jawa Barat (input)
dipotong dengan menggunakan feature batas Kabupaten Bogor (Clip Feature).
10.1.2. Select
A n a l i s i s S p a s i a l | 52
10.2. Overlay
10.2. 1. Erase
Digunakan untuk membuat feature dari hasil menghapusan suatu feature polygon
(input)berdasarkan bentuk feature polygon penhapusnya (erase feature).
10.2. 2. Identify
Membuat feature baru dengan bentuk yang sama dengan feature input, tapi
dengan attribute baru dari hasil tumpang tindih (terbentuk batas baru).
10.2. 3. Intersect
Membuat feature baru hasil tumpang tindih dari dua feature yang berbeda.
10.2. 4. Spatial join
Digunakan untuk menambahkan keterangan / field pada attribute dengan
data attribute join feature berdasarkan lokasi geografisnya. Tool ini biasanya
menjawab pertanyaan seperti Apa nama-nama desa yang dilewati oleh sungai
A n a l i s i s S p a s i a l | 53
Melawi, Kalimantan Barat? atau Dimana paling banyak dijumpai spesies Megophrys
nasuta berdasarkan kelas ketinggian, kelerengan, dan suhu di Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan? atau juga menjawab pertanyaan Di Kecamatan mana saja yang
masih terdapat Hutan Lahan Kering Sekunder di Provinsi Lampung pada tahu
2006?
Pada tabel / attribute diatas misalnya, dari hasil spasial join antara feature
Penutupan lahan tahun 2006 dengan batas administrasi Provinsi Lampung.
10.2. 5. Symmetrical Difference
A n a l i s i s S p a s i a l | 54
Membentuk feature baru dengan bentuk luar hasil gabungan kedua feature
sebelumnya dan bagian dalam yang terhapus karena tumpang tindih.
10.2. 6. Union
Menggabungkan dua feature / lebih. Hanya bisa untuk feature polygon. Batasbatas antar polygon dalam feature output akan dipertahankan sesuai dengan feature
inputnya.
10.2. 7. Update
Menggabungkan dua feature / lebih. Hanya bisa untuk feature polygon. Batasbatas antar polygon dalam feature output akan berubah sesuai dengan feature
inputnya.
10.3. Proximity
10.3. 1. Buffer
A n a l i s i s S p a s i a l | 55
Digunakan untuk membuat lebih dari satu buffer secara berurutan. Tool ini
biasanya digunakan untuk mengetahui distance pada jarak-jarak terentu secara
sistematis.
10.4. Generalization (Data Management Tools)
10.4. 1. Dissolve
A n a l i s i s S p a s i a l | 56
Menciptakan
baru yang
berisi fitur
dari poligon Input dengan beberapa bagian atau lubang dengan ukuran tertentu yang
dihapus
10.4. 3. Eliminate
A n a l i s i s S p a s i a l | 57
A n a l i s i s S p a s i a l | 58
Gambar 10.19. Perbandingan hasil interpolasi menggunakan IDW Method (kiri) dan Kringing Method
(kanan)
Gambar 10.20. Perbandingan hasil interpolasi menggunakan IDW Method (kiri) dan Kringing Method
(kanan)
S k o r i n g | 55
BAB
11
SKORING
Kelas Lereng
Lereng
Keterangan
1.
0-8%
Datar
2.
II
8-15%
Landai
3.
III
15-25%
Agak Curam
4.
IV
25-40%
Curam
5.
>40%
Sangan Curam
Kelas Lereng
Jenis Tanah
1.
Tidak Peka
II
Latosol
Agak peka
III
Kurang peka
IV
Peka
Sangat peka
S k o r i n g | 56
< 13,6
Sangat rendah
II
13,6 20,7
Rendah
III
20,7 27,7
Sedang
IV
27,7 34,8
Tinggi
> 34,8
Sangat tinggi
Gambar 11.1. Contoh 3 layer atau data feature yang digunakan untuk proses skoring
Gambar 11.2. Penambahan Field untuk pemberian skor terhadap masing-masing kategori
Jika attribute suatu data feature hanya beberapa baris, skoring bisa diisi secara
manual dengan pemberian angka skor pada setiap baris kolom atribut skor. Tetapi
S k o r i n g | 57
jika jumlan baris banyak, dan akan sangat memakan waktu jika dilakukan satu persatu
dalam pemberian skor, maka akan lebih mudah dilakukan dengan Select By
Attribute dan Calculate Geometry.
Option > Select By Attribute.
Klik Get Unique Values untuk memunculkan isi kolom yang akan dipilih)
Appy.
2x
2x
Gambar 11.3. Select by attribute untuk mencari kelas yang sama di setiap kategori
Baris-baris yang terseleksi akan berwarna biru pada semua kolom / field.
Field Calculator.
S k o r i n g | 58
6. Setelah disatukan, kita tambahkan dua (2) kolom / field baru untuk menentukan
skor akhir berdasarkan overlay 3 parameter (type Float atau Double) yaitu lereng,
tanah, dan iklim dan status hutan (type Text)berdasarkan nilai hasil scoring.
7. Pada kolom / field skor, klik kanan lalu pilih Field Calculator.
S k o r i n g | 59
Buka attribute
Pilih kolom Skor pilih range pada Get Unique Value yang sesuai dengan
kriteria atau status hutan.
Pada kolom status hutan, klik kanan > Field Calculator. Isi status hutan
berdasarkan contoh nilai tersebut.
S k o r i n g | 60
Status
175
Hutan Lindung
130 174
<130
A n a l i s i s 3 D | 61
BAB
12
ANALISIS 3D
Dalam analisis 3D, diperlukan data berupa ketinggian atau yang berhubungan
dengan elevasi (koordinat Z). Hal yang akan di bahas dalam analisis 3D di dalam bab
ini yaitu tentang kontur, TIN, DEM, dan Slope. Data kontur bisa di gunakan untuk
membuat data TIN serta DEM. Begitu pula sebaliknya, data TIN maupun DEM,
bisa digunakan untuk membuat data kontur. Ketiga jenis data ini pada prinsipnya
sama, yaitu merepresentasikan permukaan bumi secara 3 dimensi dengan adanya data
ketinggian berupa Z. Ketiga data ini pula dapat digunakan untuk membuat data
kemiringan lereng suatu permukaan / slope dengan satuan persen (%) atau derajat (
). Terdapat beberapa data ketinggian yang bisa didapatkan secara gratis di internet,
seperti SRTM v.04 90m yang dapat diakses melalui http://srtm.csi.cgiar.org/.
12.1. Kontur
Kontur merupakan garis hubung antara titik-titik dengan nilai ketinggian yang
sama. Garis tersebut adalah garis imajinasi atau garis khayal yang dibuat untuk
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Data kontur
berupa polyline bisa didapatkan dengan generate data dari citra satelit penginderaan jarak
jauh, DEM ataupun dari survey lapang topografi.
a. DEM to Contour
Di dalam ArcGis, pembuatan kontur dari data raster DEM atau Grid SRTM
bisa dilakukan melaui tool 3D Analyst > Raster Surface > Contour.
A n a l i s i s 3 D | 62
b. Contour to TIN
3D Analysis > TIN Management > Create TIN
12.2. Slope
Nama lazim dari slope ialah kemiringan lereng. Slope dapat dintayakan dalam
satuan derajat atau dalam satuan persen.
A n a l i s i s 3 D | 63
Gambar 12.5. Ilustrasi pembuatan slope dari data DEM (ArcGis Desktop Help)
a. Raster to Slope
Data slope bisa dibuat dari data elevasi (DEM) melaui tool 3D Analyst >
Raster Surface > Slope.
b. Reclassify
Untuk membuat data slope menjadi kelas-kelas interval, dilakukan proses
peng-kelas-an ulang atau Reclassify. Reclassify dapat dilakukan melalui Layer
Properties > Symbology > Classify atau bisa juga melalui Spatial Analysis Tool
> Reclass > Reclassify.
A n a l i s i s 3 D | 64
Data slope bisa berupa data raster ataupun vektor, tergantung kepada
kebutuhannya. Jika data slope akan dioverlaykan dengan data vektor, maka dara
slope tersebut juga harus dalam tipe data vector. Untuk merubah tipe data raster
menjadi data vector, dapat menggunakan tool Raster to Polygon di dalam
Conversion Tools.
H y d r o l o g y | 67
BAB
13
HYDROLOGY
Gambar 13.1. Ilustrasi data topografi menjadi pola DAS. (Sumber : ArcGis Desktop Help)
1. DEM
Digital
Elevation
Model
(DEM)
bisa
didapatkan
free
di
H y d r o l o g y | 68
Arctoolbox > Spatial Analyst Tools > Hydrology > Fill. Tool ini bisa digunakan
sebelum atau sesudah Flow Direction.
H y d r o l o g y | 69
Gambar 13.4. Proses Flow Accumulation dengan input file hasil Flow Direction
6. Reclassify
a. Ubah hasil Reclassify dari Flow accumulation menjadi beberapa kelas.
Jika diperhatikan pada tampilan di atas, warna yang bukan sungai yaitu yang
paling hitam, dan setelah di reclassify, valuenya berkisar antara 0-14,002.8549,
sedangkan nilai lainnya (gradasi warna dari hitam ke putih setelah nilai 14,002.8549)
merupakan anak sungai menuju sungai utama.
H y d r o l o g y | 70
6. Map Algebra
Map algebra digunakan untuk menentukan piksel yang merupakan aliran sungai dan
bukan aliran sungai. Dengan menggunakan pengambilan keputusan bolean berdasarkan
range tertentu pada hasil reclassify dari hasil Flow Accumulation, Arcgis Desktop help
memberikan suatu persamaan seperti dibawah ini :
New raster = con(accum > a, 1)
New raster
Con
accum > a
: nilai tertinggi dari range pertama ( pada modul ini, range pertama yaitu
14,002.8549, maka nilai a = 14,002.8549)
: pengambilan keputusan
0-
7. Stream Order
Menentukan ordo sungai pada suatu DAS. Konsep ordo pada DAS sendiri
diutarakan oleh dua orang pemerhatinya, yaitu Strahler pada tahun 1952 dan Sherve
pada tahun 1967. Kedua orang ini memberikan pengkodean pada ordo DAS yang
berbeda walaupun pada akhirnya semua aliran sungai tersebut menuju suatu Outlet.
H y d r o l o g y | 71
Hasil dari konversi ini biasanya kurang memuaskan, karena terdapat data yang
hilang dari proses konversi dari raster ke vector. Akan lebih baik jika melakukan
digitalisasi polyline mengikuti arah dari file Stream Order berikut tambahan atribut
nomor dari ordo sungai.
H y d r o l o g y | 72
Gambar 13.10. Proses Automatic Basin dan overlay dengan hasil Flow Accumulation
9. Hill Shade
Untuk membuat tampilan yang lebih menarik dasisuatu DAS, bisa ditambahkan Hillshade.
Hillshade merupakan efek bukit (elevasi) yang dapat dibuat dari data DEM. Hiilshade tool terdapat di
Spatial Analyst > Surface > Hillshade.
Gambar 13.11. Hasil proses Hillshade yang dioverlay dengan hasil Flow Accumulation dan Automatic
Basin
H y d r o l o g y | 73
Gambar 13.12. Proses Flow Length dengan metode Downstream (kiri) dan Up Stream (kanan).
BAB
14
Selain digunakan untuk analisis dan pembuatan data vektor, ArcGis juga
memeliki kemampuan yang cukup baik untuk mengolah data raster.
12.1. Composite Bands
Tool Composite Bands digunakan untuk menyusun komposisi warna
berdasarkan karakteristik setiap saluran / band citra satelit.
Dalam modul lathan ini digunakan data citra satelit landsat TM5. Format data
citra hasil Download biasanya dalam bentuk TIFF atau GeoTIFF bisa langsung
diproses Composite Bands. Tool ini terdapat di bagian ArcToolbox > Raster >
Raster Processing > Composite Bands.
menggunakan data spasial yang telah memiliki sistem koordinat yang terbaca di dalam
ArcGis.
Georeferencing
Mask
Ilustrasi
Raster
Input
vector
(polygon)
Output
Mask
Resolusi spasial
untuk citra
landsat band 1-5,
dan 7
File output
Folder / lokasi
output
Tabel 12.1. Nama dan fungsi simbol dalam Image Classification Tool
Button
Nama
Fungsi
Training Sample Manager
Membuka Training Sample
Menghilangkan Training Sample dan memulai sesi Supervised
Clear Training Sample
Classification
Training Sample Drawing
Menggambar Training Sample di Layar. Terdapat tiga tipe
Tools
yaitu polygon tidak beraturan, persegi, dan lingkaran
Select Training Sample
Menyeleksi Training Sample
Save
Merge
and Split
sample
Load
Up and
Down
Delete
Reset
Value Class
Histogram
Create
Signature file
Clear
training
sample
Statistic
Scatterplots
Histogram
Histograms
sampel beberapa
window
training.
memungkinkan untuk
membandingkan distribusi
yang
Scatteplots
Scatterplots window adalah cara lain untuk membandingkan sample beberapa
training
yang
berbeda, scatterplotsnya
Statistic
Menampilkan nilai nilai dari Digital Numbr dari training sample yang terseleksi.
yang
digunakan
oleh
fungsi
Maximum
Likelihood
(a)
(b)
Gambar 12.16. Perbandingan antara (a) Maximum Likelihood Classification dan (b)Interactive
Supervised Classification
Gambar 12.17. Kondisi sebelum proses Focal Statistic (atas) dan setelah Focal Statistic (bawah)
Klik kanan pada judul kolom Area > Field Calculator ([Count]
/10000) (1 ha = 10000m2).
Gambar 12.18. Perhitungan luas data rester dengan tool Field Calculator.
12.6. NDVI
NDVI = ((IR - R)/(IR + R))
Output dari persamaan ini memberikan nilai digital pada citra berkisar antara
-1 sampai 1. Biasanya nilai- nilai NDVI memiliki kondisi seperti dibawah ini :
Tabel 12.2. Karakteristik nilai NDVI Citra Satelit Landsat TM
NDVI
Keterangan
-1 <NDVI < 0
Awan, air,
Kebun campuran
Hutan
Gambar 12.20. Citra Landsat kombinasi 543 dan NDVI Kabupeten Nabire - Papua
12.7. Mosaic
yaitu :
Terdapat 6 metode mosaic citra yang tersedia dalam tool Image Analysis,
a. First
Metode ini menjadikan nilai DN citra hasil mosaic yang tumpang tindih
(overlap antara 2 data raster) sesuai / mengikuti dengan citra header-nya (yang teratas).
Last
Metode ini menjadikan nilai DN citra hasil mosaic yang tumpang tindih
(overlap antara 2 data raster) sesuai / mengikuti dengan citra footer-nya (yang
terbawah).
Blend
Metode ini bekerja berdasarkan bobot nilai piksel yang overlap.
Mean
Metode ini menjadikan nilai DN citra hasil mosaic yang tumpang tindih
(overlap antara 2 data raster) sesuai / mengikuti dengan nilai DN rata-rata citra.
Minimum
Metode ini menjadikan nilai DN citra hasil mosaic yang tumpang tindih
(overlap antara 2 data raster) sesuai / mengikuti dengan nilai DN citra yang terkecil
(sehingga nilai no data = 0 akan terjadi pada hasil mosaic di daerah yang overlap)
Maximum
Metode ini menjadikan nilai DN citra hasil mosaic yang tumpang tindih
(overlap antara 2 data raster) sesuai / mengikuti dengan nilai DN citra yang terbesar.
Metode mosaic dengan Maximum
menggabungkan data citra satelit seperti landsat, karena tidak terdapat data yang nol
(DN = 0) seperti pada First, Last, dan Minimum Method, dan tidak ada data yang
timpang / tidak seimbang pada lokasi citra yang overlap, seperti pada Blend dan
Mean Method.
Mosaic
Gambar 12.27. Mosaic Tool pada Image Analysis Tools Processing dan Export untuk menyimpan
hasil proses Mosaic
Gambar 12.28. Sebelu mosaic (atas) dan setelah mosaic (bawah) dengan metode maximum
Pustaka Acuan |
Pustaka Acuan