IV
E
UN
N
RA
S NEGERI SE
MA
ITA
RS
UNNES
TEKNIK BANGUNAN
REKTOR
NEGERISEMARANG
UNIVERSITAS
SAMBUTAN REKTOR
peningkatan
kesejahteraan
guru,
diharapkan
dapat
Menteri
pelaksanaan uji
Pendidikan
Nasional
No.
18
Tahun
2OO7,
dilaksanakan
melalui portofolio.
Berdasarkan prosedur pelaksanaan portofolio, bagi peserta yang
belum dinyatakan lulus, LP|K Rayon merekomendasikan alternatif : (1)
melakukan kegiatan mandiri untuk melengkapi kekurangan dokumen
portofolio atau (2) mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (
PLPG ) yang diakhiri dengan ujian.
Penyelenggaraan PLPG telah distandardisasikan oleh Konsorsium
Sertilikasi Guru ( KSG ) Jakarta dalam bentuk pedoman PLPG secara
Nasional. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Panitia Sertifikasi Guru (
PSG ) Rayon 12 dalam rangka standardisasi penyelenggaraan PLPG
mulai penyediaan tempat, ruang kelas, jumlah jam, sistem penilaian,
kualitas instruktur dan ketersediaan bahan ajar. Bahan ajar yang ada di
tangan Saudara ini salah satu upaya PSG Rayon 12 dalam memenuhi
adalah kesiapan peserta baik mental maupun fisik, untuk itu harapan
saya para peserta PLPG telah menyiapkannya
dengan baik
sejak
kepada
khalayak
pembaca
saya
ucapkan
selamat
Sudijono Sastroatmodjo
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................
ii
iii
1-1
1-1
1-3
1-4
1-5
1-7
1-11
1-14
1-18
1-20
iii
2-1
2-1
2-1
2-1
2-2
2-4
2-5
2-5
2-6
2-9
2-10
2-16
2-16
2-18
2-19
2-21
2-22
2-28
2-30
2-30
2-32
iv
3-1
3-1
3-1
3-1
3-2
3-4
3-5
3-5
3-6
3-7
3-9
3-10
3-13
3-15
3-21
3-41
3-41
3-42
3-44
4-1
4-1
4-1
4-1
4-2
4-5
4-5
4-3
4-6
4-10
4-28
4-29
4-30
5-1
5-1
5-1
5-1
5-2
5-3
5-3
5-3
5-4
5-5
5-6
5-11
5-30
5-30
5-30
5-31
6-1
6-1
6-1
6-1
6-2
6-3
6-3
6-3
6-5
6-14
6-20
6-24
6-26
6-26
6-26
6-27
6-30
6-30
6-30
6-34
6-35
vi
6-36
6-40
6-40
6-41
7-1
7-1
7-1
7-1
7-2
7-3
7-3
7-3
7-3
7-6
7-7
7-9
7-14
7-14
7-15
7-16
7-20
7-20
7-20
7-21
7-22
7-23
7-23
7-24
7-24
7-26
7-26
7-26
7-27
7-27
7-28
7-28
7-28
7-28
7-29
7-29
7-30
C. Latihan ..................................................................................
D. Lembar Kegiatan ..................................................................
E. Rangkuman ..........................................................................
F. Tes Formatif ..........................................................................
BAB V KEGIATAN BELAJAR 4 ...........................................................
A. Kompetensi dan Indikator .....................................................
B. Uraian Materi .......................................................................
Pendekatan SETS (Sains, Environment, Technology
and Society) atau Salingtemas (Sains, Lingkungan,
Teknologi dan Lingkungan) .............................................
Pendekatan Pakem .............................................................
C. Latihan ..................................................................................
D. Lembar Kegiatan ..................................................................
E. Rangkuman ..........................................................................
F. Tes Formatif ..........................................................................
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
BUKU AJAR 8 : EVALUASI PEMBELAJARAN
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
A. Deskripsi ..............................................................................
B. Prasyarat ..............................................................................
C. Petunjuk Belajar ...................................................................
D. Kompetensi dan Indikator .....................................................
BAB II KEGIATAN BELAJAR 1 ............................................................
A. Kompetensi dan Indikator .....................................................
B. Uraian Materi ........................................................................
1. Prinsip-Prinsip Dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar .......
2. Perencanaan Dan Penyiapan Perangkat Penilaian .........
C. Latihan ..................................................................................
D. Rangkuman ..........................................................................
E. Tes Formatif ..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BUKU AJAR 9: PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
A. Deskripsi ..............................................................................
B. Prasyarat ..............................................................................
C. Petunjuk Belajar ...................................................................
D. Kompetensi dan Indikator .....................................................
BAB II KEGIATAN BELAJAR 1 ............................................................
A. Kompetensi dan Indikator .....................................................
B. Uraian Materi ........................................................................
1. Rasional Penggunaan Media dalam Pembelajaran .......
2. Pengertian dan Fungsi Media Pembelajaran..................
3. Konsep Media dan Sumber Belajar ...............................
vii
7-30
7-30
7-30
7-32
7-35
7-33
7-33
7-33
7-35
7-38
7-38
7-39
7-39
8-1
8-1
8-1
8-1
8-2
8-3
8-3
8-4
8-5
8-10
8-33
8-33
8-34
9-1
9-1
9-2
9-2
9-3
9-5
9-5
9-5
9-5
9-9
9-11
viii
9-13
9-15
9-16
9-18
9-21
9-31
9-31
9-31
9-31
9-31
9-31
9-46
9-59
9-71
9-71
10-1
10-1
10-1
10-1
10-2
10-3
10-3
10-4
10-4
10-7
10-7
10-10
10-32
10-36
10-36
10-37
10-38
11-1
11-1
11-2
11-2
ix
11-3
11-3
11-3
11-5
11-8
11-8
11-12
11-12
11-13
11-13
11-13
11-14
11-15
11-16
11-17
11-19
11-20
11-20
11-21
11-22
11-22
11-23
11-23
11-24
11-25
11-26
11-26
11-26
11-27
11-29
11-30
11-33
11-33
11-33
11-32
11-34
11-36
11-39
11-40
BUKU AJAR
PENDAHULUAN
Fakta tentang kualitas guru menunjukkan bahwa sedikitnya 50
persen guru di Indonesia tidak memiliki kualitas sesuai standardisasi
pendidikan nasional (SPN). Berdasarkan catatan Human Development
Index (HDI), fakta ini menunjukkan bahwa mutu guru di Indonesia belum
memadai untuk melakukan perubahan yang sifatnya mendasar pada
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dari data statistik HDI
terdapat 60% guru SD, 40% SMP, 43% SMA, 34% SMK dianggap belum
layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu, 17,2% guru
atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan pada bidang studinya.
Dengan demikian, kualitas SDM guru kita adalah urutan 109 dari 179
negara di dunia. Untuk itu, perlu dibangun landasan kuat untuk
meningkatkan kualitas guru dengan standardisasi rata-rata bukan
standardisasi minimal (Toharudin 2006:1). Pernyataan ini juga diperkuat
oleh Rektor UNJ sebagai berikut.
"Saat ini baru 50 persen dari guru se-Indonesia yang memiliki
standardisasi dan kompetensi. Kondisi seperti ini masih dirasa kurang.
Sehingga kualitas pendidikan kita belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan," (Sutjipto dalam Jurnalnet, 16/10/2005).
Fakta lain yang diungkap oleh Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Dr. Fasli Djalal, bahwa sejumlah guru
mendapatkan nilai nol untuk materi mata pelajaran yang sesungguhnya
mereka ajarkan kepada murid-muridnya. Fakta itu terungkap berdasarkan
ujian kompetensi yang dilakukan terhadap tenaga kependidikan tahun
2004 lalu. Secara nasional, penguasaan materi pelajaran oleh guru
ternyata tidak mencapai 50 persen dari seluruh materi keilmuan yang
harus menjadi kompetensi guru. Beliau juga mengatakan skor mentah
yang diperoleh guru untuk semua jenis pelajaran juga memprihatinkan.
Guru PPKN, sejarah, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika,
fisika, biologi, kimia, ekonomi, sosiologi, geografi, dan pendidikan seni
1-2
keahlian
atau
spesilaisasi,
(2)
kemampuan
untuk
di
masyarakat
karena
memang
diperlukan
jasanya
di
masyarakat.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa unsur-unsur terpenting
dalam sebuah profesi adalah penguasaan sejumlah kompetensi
sebagai keahlian khusus, yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan khusus, untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif
dan efisien. Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme adalah
guru yang kompeten (memiliki kemampuan) di bidangnya. Karena itu
kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan
memiliki keahlian dan kewenangan dalam menjalankan profesi
keguruan.
B. Kompetensi Guru
Sejalan dengan uraian pengertian kompetensi guru di atas,
Sahertian
(1990:4)
mengatakan
kompetensi
adalah
pemilikan,
guru
dengan
mengikuti
pendidikan
khusus
yang
serta
keterampilan/keahlian
kependidikan
dan
1-3
1-4
pelaksanaannya
berhubungan
dengan
tugas-tugasnya
sebagai
pengajar.
Dalam UU Guru dan Dosen disebutkan bahwa kompetensi
guru mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan
sosial sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan yang diperoleh
melalui pendidikan profesi guru setelah program sarjana atau D4.
Kompetensi pribadi meliputi: (1) pengembangan kepribadian, (2)
berinteraksi dan berkomunikasi, (3) melaksanakan bimbingan dan
penyuluhan, (4) melaksanakan administrasi sekolah, (5) melaksanakan
tulisan sederhana untuk keperluan pengajaran.
1. Kompetensi Profesional
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian (expertise) para anggotanya. Artinya pekerjaan itu tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Profesional menunjuk
pada dua hal, yaitu (1) orang yang menyandang profesi, (2)
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan
profesinya (seperti misalnya dokter).
Makmum (1996: 82) menyatakan bahwa teacher performance
diartikan kinerja guru atau hasil kerja atau penampilan kerja. Secara
konseptual dan umum penampilan kerja guru itu mencakup aspekaspek; (1) kemampuan profesional, (2) kemampuan sosial, dan (3)
kemampuan personal.
Johnson (dalam Sanusi, 1991:36) menyatakan bahwa standar
umum itu sering dijabarkan sebagai berikut; (1) kemampuan
profesional
mencakup,
(a)
penguasaan
materi
pelajaran,
(b)
tuntutan
kerja
dan
lingkungan
sekitar
pada
waktu
pemahaman,
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian menurut Suparno (2002:47) adalah
mencakup kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa,
beriman, bermoral; kemampuan mengaktualisasikan diri seperti
disiplin, tanggung jawab, peka, objekti, luwes, berwawasan luas, dapat
berkomunikasi dengan orang lain; kemampuan mengembangkan
profesi seperti berpikir kreatif, kritis, reflektif, mau belajar sepanjang
hayat, dapat ambil keputusan dll. (Depdiknas,2001). Kemampuan
kepribadian lebih menyangkut jati diri seorang guru sebagai pribadi
yang baik, tanggung jawab, terbuka, dan terus mau belajar untuk maju.
Yang pertama ditekankan adalah guru itu bermoral dan
beriman. Hal ini jelas merupakan kompetensi yang sangat penting
karena salah satu tugas guru adalah membantu anak didik yang
bertaqwa dan beriman serta menjadi anak yang baik. Bila guru sendiri
tidak beriman kepada Tuhan dan tidak bermoral, maka menjadi sulit
untuk dapat membantu anak didik beriman dan bermoral. Bila guru
tidak percaya akan Allah, maka proses membantu anak didik percaya
akan lebih sulit. Disini guru perlu menjadi teladan dalam beriman dan
bertaqwa. Pernah terjadi seorang guru beragama berbuat skandal sex
dengan muridnya, sehingga para murid yang lain tidak percaya
kepadanya lagi. Para murid tidak dapat mengerti bahwa seorang guru
yang mengajarkan moral, justru ia sendiri tidak bermoral. Syukurlah
guru itu akhirnya dipecat dari sekolah.
1-5
1-6
yang
besar.
Pendidikan
yang
menyangkut
guru
terhadap
anak
didik,
guru
meninggalkan
kelas
hidup
dalam
kedisiplinan
sehingga
anak
didik
dapat
3. Kompetensi Paedagogik
Selanjutnya
kemampuan
paedagogik
menurut
Suparno
demikian
guru
akan
lebih
mudah
membantu
siswa
1-7
1-8
bagaimana
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial meliputi: (1) memiliki empati pada orang lain,
(2) memiliki toleransi pada orang lain, (3) memiliki sikap dan
kepribadian yang positif serta melekat pada setiap kopetensi yang lain,
dan (4) mampu bekerja sama dengan orang lain.
Menurut Gadner (1983) dalam
sosial,
kita
tidak
boleh
melepaskannya
dengan
dewasa
ini
banyak
muncul
berbagai
masalah
sosial
1998). Banyak
orang
yang
terkerdilkan
kecerdasan
1-9
kompetensi
sosial
adalah
kemampuan
seseorang
negeri
dan
sekolah
elit
yang
hidup
berkecukupan.
ini
menyisakan
persoalan
sebagaimana
disampaikan
bersama
untuk
mengangkat
martabat
guru
dalam
1-11
amat
jelas)
tentang
makna
profesi,
profesional,
pengajaran.
Westby-Gybson
(1965),
Soerjadi
(2001:1-2)
seleksi
yang
secara
efektif,
diperbolehkan
sehingga
dalam
yang
dianggap
melaksanakan
bidang
1-13
dan
pembelajaran
pembalajaran
yang
yang
berkualitas,
menyenangkan,
yakni
mengasyikkan,
proses
dan
mencerdaskan. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh guru yang bermutu.
Sebagai salah satu komponen utama pendidikan, guru harus
memiliki tiga kualifikasi dasar: (1) menguasai materi atau bahan ajar,
(2) antusiasme, dan (3) penuh kasih sayang (loving) dalam mengajar
dan mendidik (Masud 2003:194).
Peningkatan mutu guru merupakan upaya yang amat kompleks,
karena melibatkan banyak komponen. Pekerjaan besar ini mulai dari
proses yang menjadi tugas lembaga pendidikan prajabatan yang
dikenal dengan LPTK. Ternyata, LPTK mengalami kesulitan besar
ketika dihadapkan kepada masalah kualitas calon mahasiswa kelas
dua yang akan dididik menjadi guru. Ketidakmampuan LPTK ternyata
memang di luar tanggung jawabnya, karena masalah rendahnya mutu
calon guru itu lebih disebabkan oleh rendahnya penghargaan terhadap
profesi guru. Pada akhirnya orang mudah menebak, karena pada
akhirnya menyangkut duit atau gaji dan penghargaan. Gaji dan
penghargaan guru belum dapat disejajarkan dengan profesi lain,
karena indikasi adanya mutu profesionalisme guru masih rendah.
Terjadilah lingkaran setan yang sudah diketahui sebab akibatnya.
Banyak orang menganggap bahwa gaji dan penghargaan terhadap
guru menjadi penyebab atau causa prima-nya. Namun, ada orang
yang berpendapat bahwa antara gaji dan dedikasi tidak dapat
dipisahkan. Gaji akan mengikuti dedikasi. Di samping itu, gaji dan
dedikasi terkait erat dengan faktor lain yang bernama kompetensi
profesional. Jadi, selain memang harus dipikirkan dengan sungguhsungguh upaya untuk meningkatkan gaji dan penghargaan kepada
1-15
guru, namun masih ada pekerjaan besar yang harus segera dilakukan,
yakni meningkatkan dedikasi dan kompetensi guru.
Apakah
yang
dimaksud
kompetensi?
Istilah
kompetensi
para
pakar
pendidikan
yang
tergabung
dalam
1-17
tentang
kenaikan
pangkat
dengan
sistem
kredit.
Dalam
sama
atau
pandai
pandir
penghasilan
sama.
Pusat
Pengembangan
Profesi
Pendidik
dan
Tenaga
1-19
F. PENUTUP
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru, oleh
Depdiknas sekarang dikelola oleh Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan.
Berbagai
program
DAFTAR PUSTAKA
Chamidi, Safrudin Ismi. 2004. Peningkatan Mutu Pendidikan melalui
Manajemen Berbasis Sekolah, dalam Isu-isu Pendidikan di
Indonesia: Lima Isu Pendidikan Triwulan Kedua. Pusat Data
dan Informasi Pendidikan, Balitbang Depdiknas.
Direktorat Ketenagaan. 2006. Rambu-rambu Penyelenggaraan
Pendidikan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat
Ketenagaan Dirjen Dikti
Dirjen Dikti Dir PPTK Depdiknas. 2002. Standar Kompetensi Guru Kelas
SD-MI Program D-II PGSD. Jakarta: Depdiknas.
Gunawan, Ary H,1995. Kebijakan-Kebijakan Pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamijoyo, Santoso S. 2002. Status dan Peran Guru, Akibatnya pada
Mutu Pendidikan, dalam Syarif Ikhwanudin dan Dodo Murtadhlo.
2002. Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta:
Grasindo.
Indra Djati Sidi. 2002. Menuju Masyarakat Pembelajar: Menggagas
Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta:Paramadina dan Logos
Wacana Ilmu.
Rich, John Martin. 1992. Inovation in Education: Reformers and Their
Critics. New York: Cross Cultural Approach.
Rogers, Everett M. 1995. Diffusion of Innovation. New York: The Free
Press.
Rokhman, Fathur dkk. 2005. Studi Kebijakan Pengelolaan Guru Di Era
Otonomi Daerah dalam Rangka Peningkatan mutu pendidikan.
Penelitian Balitbang dan Lemlit UNNES.
Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis di Era Reformasi Pendidikan.
Jakarta: Grasindo.
Suryadi, Ace dan Dasim Budimansyah. 2004. Pendidikan Nasional
Menuju Masyarakat Masa Depan. Jakarta: Genesindo.
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-undan No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf
Publishing.
BUKU AJAR
KONSTRUKSI BANGUNAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku ajar terdiri dari dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 akan
membahas tentang konsep tegangan tegangan yang terjadi di
dalam
batang-batang
portal
yang
diakibatkan
beban
luar.
B. Prasyarat
Peserta PLPG dipersyaratkan telah memahami materi konstruksi
bangunan umum
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan agar Anda
mengetahui kemampuan yang diharapkan dapat dicapai dan
kegiatan belajar yang akan disajikan
2. Bacalah dan cermati sekilas gambar dan penjelasan dalam
setiap kegiatan belajar dan carilah istilah-istilah yang Anda
anggap baru. Carilah makna istilah-istilah itu dalam atau
glosarium
3. Pelajari secara secara rinci pengertian-pengertian dalam setiap
kegiatan belajar, diskusikan sesama peserta
simulasi
untuk
menunjukkan
baggian
mutu
dan
persyaratan
bahan
bertulang
f. Menerangkan balok
g. Menerangkan pengertian balok dan tulangan balok
h. Menerangkan organisasi penggambaran balok
i. Menerangkan kolom
j. Menerangkan pengertian balok dan tulangan kolom
k. Menerangkan organisasi penggambaran kolom
beton
B.
Materi
Konstruksi Bangunan
yang menahan beban terpusat axial dan beban momen pada pangkal atau
joint. Yang dimaksud plat berupa bentuk bidang datar horizontal, berfungsi
untuk lantai, atap, dan fungsi lain sebagai bidang datar. Sebutan plat
lantai adalah bagian elemen struktur yang berbentuk bidang horizontal
berfungsi untuk lantai di bangunan.
Gambar 1 diperlihatkan elemen struktur pokok bangunan yang berlantai 4,
yang dapat dilihat dari tiga sudut pandang, denah, tampak depan
samping. Elemen struktur pokok dalam bangunan merupakan bentuk
kotak-kotak struktur yang saling berkaitan satu sama liannya. Kesatuan
kotak-kotak inilah yang menjadi kekuatan dari bangunan tersebut.
PENGGAMBARAN STRUKTUR
PENONJOLAN KOMPONEN STRUKTUR
PEMBACA GAMBAR DAPAT MEMAHAMI
KOMPONEN POKOK KONSTRUKSI
GLOBAL
DETAIL AKAN DI PERJELAS KEMUDIAN
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : X
TAMPAK SAMPING
SKALA 1 : X
Beban arah axial biasanya terjadi pada kolom-kolom, dan dapat jarang
terjadi pada balok, dan plat. Momen yang muncul bentuk diagram
menyerupai yang terjadi pada balok, sedangkan gaya lintang merata pada
setiap tampang sepanjang bentang, besaran gaya lintang semakin
kebawah terjadi pembesaran yang tidak berarti.
Beban puntir terhadap arah axial menimbulkan efek merata untuk momen
dan gaya lintang sepanjang bentang.
PEMBEBANAN
MOMEN
GAYA LINTANG
Beban luar
RING
KOLOM
BALOK
KOLOM
BALOK
KOLOM
BALOK
KOLOM
SLOOF
FONDASI
MOMEN
GAYA LINTANG
3. Mutu Bahan
Mutu elemen konstruksi konstruksi beton bertulang meliputi mutu bahan
beton dan mutu bahan tulangan baja. Mutu beton didasarkan kuat tekan
beton fc dalam megapascal (MPa). Nilainya berkisar 100-1000 Mpa.
Untuk pekerjaan tergolong umum berlantai banyak, fc berkisar antara 15
sampai 40 MPa.
Mutu untuk tulangan beton diidentifikasi dengan fy dalam satuan mega
pascal(MPa), yang memiliki rentang nilai 300- 400 MPa untuk bangunan
umum bertingkat.atau nilai lebih besar untuk bangunan bertingkat banyak
dan bangunan khusus.
PANJANG 12 METER
DIAMETER (mm) :
8;9;10;12;13;16;19;22;25;28;30
b) JENIS TULANGAN
POLOS ()
d)
MUTU BAHAN
TULANGAN, fy = 300; 400; 500 (MPa),
DSB
BETON fc = 25; 30; 35; 40 (MPa), DSB
19
D 19
tarik balok. Penempatan tulangan yang banyak akan terjadi pada bagian
join dan tengah bentang balok. Sehingga pemutusan tulangan dapat
digambarkan pada Gambar 5. Untuk mendukung gaya lintang yang nilai
terbesar pada bagian join dan mengecil menuju tengah bentang. Maka
penempatan beugel tulangan dibuat lebih rapat pada pangkal join
selanjutnya dapat dibuat agak jarang dibagian tengah bentang
1.
MUTU BAHAN
TULANGAN, fy = 300; 400; 500 (MPa), DSB
BETON fc = 25; 30; 35; 40 (MPa), DSB
4 19
3 19
L=250
5 19
30 X 50
3 19
3 19
5 19
1/5 L=100
1/5 L=100
bg 12 - 10
120
bg 12 - 15
120
L=500
319
419
50
50
212
319
BALOK B5
SKALA 1:20
bg 12 - 10
bg 12 - 10
50
212
519
212
319
bg 12 - 15
bg 12 - 10
30
30
POTONGAN 1
SKALA 1:20
519
30
POTONGAN 2
SKALA 1:20
POTONGAN 3
SKALA 1:20
Tulangan pokok adalah tulangan yang membujur pada sisi atas dan sisi
bawah balok. Biasanya berdiameter paling besar diantara tipe fungsi
tulaangan lainnya. Tergambar tulangan pokok berdiameter () 19 mm
berjumlah 3 , 4, 5 batang. Perhatikan penempatan jumlah tulangan dan
cara penempatan, pemotongan tulangan pada gambar 6 dan 7.
3 19
4 19
5 19
2 10
30 X 50
3 19
3 19
5 19
bg 12 - 10
bg 12 - 15
120
bg 12 - 10
120
L=500
TULANGAN ATAS
TULANGAN BAWAH
BALOK B5
SKALA 1:20
419
212
519
C=4 CM
A=45 CM
B=25CM
bg 12 - 10
Begel tunggal
10
10
Atau
bg 2 12 - 10
10
Begel tunggal
Artinya
seragam
tidak
dilakukan
pemotongan-pemotongan
K1
819
50
40
bg 12-10
KOLOM K1
SKALA 1:10
bg 12-10
40
50
K1
K2
K3
K2
K1
K2
K3
K4
K1
bg 12-10
50
K2
K3 K4
K1
K2
40
0.00 LANTAI 1
- 2.00
ALT 1
ALT 2
50
KOLOM K3
SKALA 1:10
K3
K2
+ 10.00 LANTAI 3
bg 12-10
K2
K2
422
819
50
KOLOM K3
SKALA 1:10
KOLOM K2
SKALA 1:10
+ 15.00 LANTAI 4
1219
1019
penempatan
jumlah
tulangan
dan
cara
penempatan,
dibutuhkan
4
A
10 - 35
8 - 175
2
A
8 - 35
8 - 175
8 - 175
8 - 175
1
A
5m
DENAH LANTAI 3
SKALA 1::20
10 - 35
10 - 35
10 - 35
8 - 35
10 - 35
8 - 35
8 - 17 5
10 - 35
10 - 35
10 - 35
POTONGAN I
SKALA :1 :5
8 - 35
8 - 175
I
10 - 35
10 - 35
B
+14.95
t = 8 cm
+15.00
t =12cm
1
A
t = 8 cm
DENAH LANTAI 3
SKALA 1:20
8 - 35
8 - 35
t = 8 cm
10 - 35
10 - 35
t = 12 cm
10 - 35
10 - 35
10 - 35
8 - 35
8 - 35
10 - 35
D
10 - 35
10 - 35
t = 12 cm
t = 8 cm
+14.95
C
+15.00
t = 12 cm
8 - 35
10 - 35
lapisan dasar struktur fondasi untuk fondasi food plat. Penataan tulangan
untuk fondasi dangkal dan dalam dapat digambarkan dalam Gambar 13
sampai 18.
B
1. FONDASI MEMANJANG (CONTINUES
FOOTING)
2. FONDASI BUJUR SANGKAR
3. FONDASI LINGKARAN
4. FONDASI EMPAT PERSEGI PANJANG
PENULANGAN FONDASI
DANGKAL
(0,30x0,30) m
0,10 m
0,25 m
4,00 m
10 - 15
10 - 20
10 - 15
4,00 m
10 - 20
memiliki
sambungan
dengan
tiga
tiang.
Penggambaran
PENEMPATAN FONDASI
MT (0,00)
FON
P1
1,5
1,5
0,12
0,07
1015
1015
815
815
P2
1,7
1,7
0,15
0,10
1015
1015
815
815
P3
2,0
2,0
0,17
0,10
1210
1210
10
-15
12
-15
P4
2,3
2,3
0,20
0,10
12-7
12-7
10
-10
12
-10
C
0,15
1PC:3PS:5KR
0,20
PASIR URUG
(-2,00)
P2
P1
P3
P2
P3 P4
P2
P3
P1
P2
P3
P4
P2
P2
P2
P1
1
A
P2
P1
PONDASI TIANG
angkur
tiang
las
Potongan A
las
Persegi
Bulat
TIANG PANCANG
TIANG
muka tanah
Kolom
Tiang
1 Tiang
5 Tiang
2 Tiang
8 Tiang
S
3 Tiang
6 Tiang
9 Tiang
S
S
Tiang
s=2-3D
D = diameter tiang
7 Tiang
4 Tiang
10 Tiang
3 ,2
20X
70
70 .
.7
.7
.50
70
50.50.5
0 .7
50
=10 mm
75X
50X
C1
3 ,2
20X
0 .7
50
.5 0
.5
.5
75X
50X
C1
3 ,2
20X
TUGAS
LENGKAPI DENGAN UKURAN
1.
JARAK (TINGGI,JARAK)KUDA2
2.
DIMENSI BAHAN DAN JARAK
3.
(BAUT,PROFIL,SIMPUL)
4.
JUDUL BAGIAN GAMBAR & SKALA
75X
50X
C1
0 .7
=10 mm
2
75X
50X
C1
3, 2
20X
2C
150
X
75X
20X
3 ,2
60.60.6
.6 0
.6
60
.6 0
60
=10 mm
70
50.50.5
70 .
.6
=10 mm
0.
7
.7 0
.7
DETAIL
Kepala baut
Baut
30
60
60
30
=10 mm
Bila ditetapkan
Baut = 12mm
Jarak Tepi = 30 mm
Jarak Tengah = 60 mm
C. Latihan
1. Kumpulkan data beban yang ada didalam kelas dan tegangan
dalam yang terjadi pada benda yang anda duduki. Diskusikan
dengan kelompokmu untuk menentukan karakteristik tata surya
dan teori pembentukan tata surya
D. Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. Kursi berkaki empat
b. Beban
c. Pencatat,
d. Tibangan
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Prasayarat
4. Langkah Kegiatan
a. Kursi beban ditimbang
b. Bebani kursi dan pasang alat tibang disalah satu kakinya
c. Catat berapa beban pada salah satu kaki kursi
5. Hasil
a. Bagi beban dengan luas
Beban arah axial biasanya terjadi pada kolom-kolom, dan dapat jarang
terjadi pada balok, dan plat. Momen yang muncul bentuk diagram
menyerupai yang terjadi pada balok, sedangkan gaya lintang merata pada
setiap tampang sepanjang bentang, besaran gaya lintang semakin
kebawah terjadi pembesaran yang tidak berarti.
Beban puntir terhadap arah axial menimbulkan efek merata untuk momen
dan gaya lintang sepanjang bentang.
Mutu elemen konstruksi konstruksi beton bertulang meliputi mutu bahan
beton dan mutu bahan tulangan baja. Mutu beton didasarkan kuat tekan
beton fc dalam megapascal (MPa). Nilainya berkisar 100-1000 Mpa.
Untuk pekerjaan tergolong umum berlantai banyak, fc berkisar antara 15
sampai 40 MPa.
Mutu untuk tulangan beton diidentifikasi dengan fy dalam satuan mega
pascal(MPa), yang memiliki rentang nilai 300- 400 MPa untuk bangunan
umum bertingkat.atau nilai lebih besar untuk bangunan bertingkat banyak
dan bangunan khusus.
Mutu bahan untuk beton dipengaruhi dari disain campuran, cara
pelaksanaan, dan masa perawatan. Berbedea dengan baja tulangan
karena bahan berupa hasil fabrikasi maka mutu sudah tertentu.
Tulangan atau banyaknya tulangan pokok yang diperlukan untuk
mendukung momen terbanyak pada ke tiga bagian dua bagian
ditumpuan/join dan satu bagian di tengah bentang.
Menjadi jelas tulangan, dalam gambar terdapat tiga tipe fungsi tulangan,
1. Tulangan pokok
2. Tulangan beugel
3. Tulangan susut
Tulangan pokok adalah tulangan yang membujur pada sisi atas dan sisi
bawah balok. Biasanya berdiameter paling besar diantara tipe fungsi
tulaangan lainnya. Tergambar tulangan pokok berdiameter () dalam mm
berjumlah n batang. Perhatikan penempatan jumlah tulangan dan cara
penempatan, pemotongan tulangan.
E. Tes Formatif
Tes obyektif
1) Yang tidak termsuk elmen struktur adalah:
a) Balok
b) Kolom
c) Sloof
d) Pasangan bata
e) Ring blok
Kunci jawaban d)
2) Yang tidak termasuk diameter tulangan standar dipasaran adalah :
a) 8mm
b) 9 mm
c) 10mm
d) 11mm
e) 12mm
Kunci jawaban d)
3) Pembengkokan tulangan ulir maksimum adalah
a) 90 o
b) 30 o
c) 45 o
d) 60 o
e) 75 o
Kunci jawaban a)
4) Yang dimaksud tulangan pokok blok adlah:
a) Tulangan bagian atas
b) Tulangan bangian bawah
c) Tulangan bagian tengah
d) Tulangan bagian samping
e) Tulangan bagin bawah dan atas
Kunci jawaban e)
5) Tulangan 10-35 biasanya untuk tulangan di:
a) plat
b) balok
c) kolom
d) ring balok
e) tiang pancang
Kunci jawaban a)
Tes uraian
1. Hitung untuk satu baris tulangan pada balok bagian bawah maksimum
yang diperbolehkan. Data seperti pada gambar dibawah:
begel = 10mm
tulangan pokok = 25 mm
Selimut beton = 3cm
25 cm
Kunci jawaban 5 tulangan
2. Gambar sketsa model tulangan plat lantai 4X4m, tumpuan bebas
tulangan 10mm. Ketentuan lain ditentukan sendiri.
Kunci jawaban Gambar 11
3. Gambar penempatan tulangan pada balok membujur pada sketsa
gambar dibawah. Begel 8-5 pada tumpuan dan 8-15 di lapangan.
425
325
225
625
400 cm
325
325
DAFTAR PUSTAKA
Istimawan, 1994, Struktur Beton Bertulang, Gramedia, Jakarta
Kardiyono, 1996, Teknologi Beton, Nafiri, Yoyakarta
Mindess, S dan Toung, J.F., 1981, Concrete, Prentice-Hall, Inc.,
Englewood Cliffs, New Jersey
Neville, A.M., 1975, Properties of Concrete, Second Edition,, The English
LanguageBook Society and pitman Publising, London.
Newman, H., 1974, Standard Struktural Detaiestor Building Construction,
McGraw Hill.
Neufert, E., 1994, Data Arsitek, Jakarta: Erlangga
Parka, S., 1980, Agregat Beton, Diktat, Balai Pemeriksaan Bahan
Bangunan, Bandung.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2007, Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Direktorat Penataan
Bangunan dan Lingkungan, Jakarta.
Tri Mulyono, 1990, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta
Wuryati Samekto dan Candra Rahmadiyanto, 2001, Teknologi Beton,
Kanisius, Yogyakarta
BUKU AJAR
TEKNOLOGI BETON
BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku ajar terdiri dari dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 akan
membahas tentang konsep perencanaan pembuatan mutu beton.
Pembahasan konsep ditekankan pada mengungkapkan konsep bahan
yang diperlukan dan persyaratan yang penting pada setiap bahan
dasar beton. Kegiatan belajar 2 Teori perencanaan dalam pembauatn
campuran beton yang dikehendaki mutunya. Pembahasan ditekankan
penyelesaian kasus-kasus yang disajikan.
B. Prasyarat
Peserta PLPG dipersyaratkan telah memahami materi konstruksi
beton 1
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah
dengan
cermat
bagian
Pendahuluan
agar
Anda
kebutuhan
semen
minimum
untuk
berbagai
simulasi
untuk
menunjukkan
bagian
yang
j.
k.
l.
B.
Materi
TEKNOLOGI BETON
1. Pendahuluan
Hampir semua orang telah mengenal beton. Benda yang keras
seperti batu ini banyak dijumpai mulai dari bangunan sederhana sampai
bangunan industri dan konstruksi berat lainnya. Kegunaannya yang
praktis karena kekuatannya yang besar, dan dapat dibentuk sekehendak,
serta dapat dibuat (sebagian) dari bahan lokal, menjadikan beton sangat
cepat populer. Bahan baku beton adalah semen dan air sebagai bahan
pengikat, pasir dan koral/kricak sebagai bahan pengisi, dan untuk beton
bertulang digunakan tambahan batang baja. Di samping itu semua,
kadang-kadang dicampurkan pula bahan tambahan yang fungsinya
mempercepat pengerasan, memperlambat pengerasan maupun maksudmaksud lainnya
Semen dan baja merupakan bahan keluaran pabrik yang mutunya
telah distandarisasikan, sementara kerikil dan pasir merupakan bahan
bangunan yang diperoleh dari alam dan acap kali pengambilannya tidak
memperhatikan
kelestarian
lingkungan.
Penggunaan
bahan
alam
sekarang dan untuk masa datang perlu penanganan yang lebih serius
karena persediaan yang semakin menipis sementara pemakaiannya
diperkirakan akan meningkat tajam. Oleh karena itu perlu diusahakan
pemanfaatan bahan-bahan lokal untuk pembuatan beton sehingga
pengambilan besar-besaran bahan alam di suatu tempat dapat sedikit
dikurangi. Manfaat lain adalah akan tersedianya lapangan kerja baru yaitu
pengambilan dan perdagangan bahan bangunan lokal.
2. Pengertian beton
Beton adalah campuran antara bahan-bahan semen portland,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan (Departemen PU,1989:4). Semen portland merupakan bahan
bubukan halus, butirannya sekitar 0,05 mm dan pada hakekatnya
berfungsi sebagai bahan pengikat agregat. Sebagai agregat halus
biasanya digunakan pasir dan sebagai agregat kasar biasa digunakan
krikil. Bila bahan-bahan tersebut dicampur dalam perbandingan tertentu
akan membentuk suatu pasta yang secara perlahan-lahan dan akan
mencapai keadaan keras seperti batu pada sekitar 28 hari. Oleh karena
itu diperlukan konstruksi cetakan untuk memberi bentuk adonan selama
masa pengerasan.
Sebagai bahan konstruksi, beton mempunyai kelebihan antara
lain: (1) dapat dibentuk sesuai dengan selera; (2) kuat tekan beton yang
tinggi (dapat sampai 80 N/mm2); (3) tahan terhadap pelapukan; (4)
pemeliharaannya termasuk mudah dan murah; (5) bahan-bahan beton
selain semen merupakan bahan lokal; (6)
ulang;
kurang cerah; (3) perlu ketelitian dalam pembuatannya; dan (4) waktu
pengerasan yang relatif lama. Penggunaan beton dalan pembangunan
sarana dan prasarana fisik semakin dominan karena kelebihannya yang
sangat signifikan sementara kelemahannya dapat diatasi dengan caracara khusus.
Susunan bahan beton harus sedemikian rupa sehingga didapat
kepadatan yang sebesar-besarnya. Keadaan itu dapat dicapai dengan
memakai agregat yang mempunyai besar butir yang bervariasi, agar
bagian-bagian yang halus dapat mengisi rongga-rongga di antara bagian
yang kasar. Untuk itu diperlukan perbandingan yang tepat antara pasir,
koral/kricak, semen dan air. Kekuatan beton sangat tergantung dari mutu
bahannya, komposisi campurannya dan cara pengerjaannya
Menurut sejarahnya, pemakaian beton telah dimulai oleh bangsa
Mesir dalam pembuatan piramida. Kemudian oleh bangsa Yunani, Etruria
kuno, Roma, Perancis, Inggris, juga ikut andil dalam perkebangan beton
sampai tahun 1824. Sementara di Amerika perkembangan serupa juga
berlangsung.
bagaimana
dapat dibedakan menjadi agregat halus dan agregat kasar. Agregat halus
adalah agregat yang semua butirnya menembus ayakan 4,8 mm sedang
kualitas
yang
sangat
bervariasi
tergantung
dari
asal
sampai
coklat tua.
Apabila
warna
rendaman pasir kuning muda berarti kadar zat organiknya sedikit dan
memenuhi syarat, sebaliknya bila warna rendaman pasir kuning tua
sampai coklat berarti kadar zat organiknya banyak dan tidak memenuhi
syarat (Dep. PU, 1989).
Bobot isi adalah berat pasir tiap satuan volume. Dalam hal ini
ditentukan dengan perbandingan berat pasir maupun kricak dengan berat
air dalam volume yang sama.
Uji bentuk kricak dites dengan mengukur tiap krikil dan memisahkan
antara yang pipih dan panjang dengan yang berbentuk baik. Maksimal
yang pipih dan panjang adalah 20%.
Untuk uji kekerasan, maka tiap krikil digores dengan batang
tembaga diameter 1,5 mm, kekerasan Rockwell B 65-70, dan jumlah
yang tergores maksimal 5%. Apabila lebih dari 5% maka uji kekerasan
yang lain (misal: percobaan abrasi Los Angeles; percobaan kekerasan
Rudelloef) perlu dilakukan.
Tempat/
daerah
kekerasan
yg tergores mak.
5%
Syarat ASTM
Kricak Pudakpayung
Koral Kaligarang
modulus
halus
absorbsi air
yg pipih &
panjang
mak. 20%
6 7,1
7,08
uji bentuk
5,43%
bobot isi
14,71%
1822 gram
6,55
9,09%
1484 gram
Koral pecah
Kaligarang
Kricak Jepara
6,47
15,38%
1287,5 gram
6,96
3,19%
15,4%
1319 gram
Koral Kudus
7,07
5,17%
3,12%
1228 gram
Kricak Tegal
6,41
1,05 %
18,07%
1418 gram
C
D
)
)
)
)
)
Tempat/daerah
Syarat ASTM
Pasir Muntilan/
a
Gunung Merapi
(kali Krasak)
Pasir Muntilan/
Gunung Merapi
(kali Putih)
Pasir Muntilan/
Gunung Merapi
(kali Lamat)
Pasir Pemali,
Brebes(kali Pemali)
Pasir
Karimunjawa
kekekalan
modulus
halus
yg hancur
mak. 10%
2,3 3,1
10,36 %
2,771
bobot isi
1842,3 gram
kadar
lumpur
mak. 5%
kadar zat
organis
warna:kuning muda
2,518 %
kuning muda
Usahausaha
memperbaiki
agregat
halus
(diambil
dari
Wuryati
Samekto, 2001)
Agregat di alam biasanya tidak diolah dan atau diayak untuk
memenuhi persyaratan standar. Agregat dijual apa adanya setelah
diambil dari tempat penambangan. Sehubungan dengan keadaan di
pasaran bahwa sering ada agregat yang tidak memenuhi syarat, maka
kadang-kadang kita perlu memperbaiki mutu agregat. Perbaikan dapat
dilakukan dengan:
a. Menambah bagian (fraksi yang kurang).
b. Mengurangi butiran-butiran yang terlalu banyak (kelebihan)
c. Menggabungkan dua atau lebih jenis agregat yang memiliki gradasi
yang berbeda untuk mendapatkan gradasi yang diperlukan.
Dalam hal ini akan dicontohkan item c yaitu menggabungkan dua atau
lebih pasir.
Misalkan kita mempunyai pasir jenis A, jenis B, jenis C dan D yang
masing-masing susunan butirnya tidak memenuhi syarat, kita dapat
menggabungkan dua jenis atau lebih pasir-pasir itu agar memenuhi
syarat. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) Ambil contoh dari setiap jenis pasir itu untuk pengujian analsisi ayak;
2) Panaskan semua jenis pasir tadi dengan suhu 100+ 50 Celcius sampai
berat tetap
3) Jika sudah sampai berat tetap, ambil pasir dari oven dan dinginkan
dalam eksikator.
4) Lakukan analisa ayak dengan cara yang benar terhadap semua jenis
pasir tsb.
5) Buatlah tabel hasil analisis ayak
6) Hitung perbandingan campuran pasir yg digabungkan
7) Rumus yg dipakai:
Y = a/100 Ya + b/100 Yb + c/100 Yc + .....
A +b + c + .. = 100%
penelitian
yang
penulis
selenggarakan
itu,
dicoba
dibutuhkan
efektif
karena
terlalu
sedikit
pasir
substitutor
sehingga
bahan
substitusi
dengan
menggunakan
pasir
Muntilan
ke Karimunjawa
tidak ada masalah. Pasir ini telah dipakai untuk pembuatan beton
struktur di Jawa Tengah. Modulus kehalusan pasir Muntilan menurut hasil
penelitian penulis adalah 2, 771 - 2,853. Setelah dibuat benda uji silinder
beton, didapat hasilnya sebagai berikut:
lity
adukan meskipun faktor air semen dibuat relatif rendah, yaitu 0,28.
Karena agregat yang digunakan haruslah berkualitas tinggi dan
fabrikasinya menuntut kecermatan dan pengawasan yang relatif ketat
maka aplikasi beton kinerja tinggi di lapangan belumlah dengan secara
mudah dan murah dapat dilaksanakan. Disamping itu informasi mengenai
beton mutu tinggi yang terdapat pada peraturan bangunan saat ini masih
banyak
misalnya,
75%~85%
massa
struktur
akan
limbah
dan
bahan
buangan.
Bahan
buangan
hasil
normal, beton ringan, beton mutu tinggi, maupun beton ringan mutu tinggi.
Limbah padat berupa slag baja maupun slag nikel yang setiap harinya
tertimbun sekitar 300 ton
pembuatan beton maupun beton mutu tinggi (Mangat dan Khatib, 1995).
Limbah sekam padi (sekitar 11 juta ton per tahun) yang berserakan di
daerah pertanian dapat dimanfaatkan abunya (setelah dibakar) untuk
bahan tambah dalam campuran beton yang dapat meningkatkan sifat-sifat
mekanisnya (Zhang, Lastra dan Malhotra, 1996). Limbah karet yang
terdapat pada perkebunan karet dapat diupayakan untuk dimanfaatkan
sebagai campuran pembuatan beton latex, sedangkan limbah plastik
bekas dapat digunakan sebagai campuran pada beton polimer.
Peningkatan kinerja berbagai beton yang memanfaatkan limbah
padat maupun kemungkinan baru dalam memanfaatkan berbagai limbah
di sekitar kita merupakan upaya yang dinantikan banyak orang.
7.5. Material dan Teknik Perbaikan (Repair Materials)
Pada masa pengoperasian infrastruktur secara jangka panjang
berbagai peristiwa maupun faktor lingkungan dapat menyebabkan
terjadinya degradasi kinerja struktur. Oleh sebab itu berbagai upaya telah
dilakukan untuk mengembangkan teknik perbaikan/repair berikut material
yang digunakan agar struktur dapat dikembalikan ke kondisi semula
sehingga dapat berfungsi aman selama masa layannya.
Epoxy resin, epoxy mortar dan epoxy concrete merupakan bahan
yang telah lazim digunakan dalam perbaikan retak dan spalling pada
beton dengan waktu pengerasan yang relatif singkat. Untuk memper-baiki
struktur
beton
bertulang
di
lingkungan
laut
yang
korosif,
telah
method untuk mencegah invasi oksigin, air dan ion-ion chloride ke dalam
beton terbukti cukup efektif untuk melindungi struktur beton bertulang di
lingkungan air laut dari bahaya korosi. Prinsip serupa (fireshield) juga
telah dikembangkan untuk perlindung-an struktur beton terhadap
kebakaran sampai temperatur 13500C.
Teknik prategang dengan menggunakan tendon eksternal dapat
menjadi upaya alternatif yang efektif untuk memperkuat jembatan yang
mengalami degradasi karena overloading dan progressive structural aging
(Miyamoto dkk., 2000). Teknik perkuatan elemen struktur yang relatif
mudah dilakukan menggunakan carbon fiber strip ataupun carbon fiber
wrap fabrics telah pula berhasil dikembangkan.
Penemuan material dan teknik perbaikan yang relatif murah dan
mudah
dikerjakan
dalam
waktu
yang
singkat
merupakan
arah
ataupun
sebagai
external
reinforcement
tendon
pada
menggantikan cara Road Note No.4 sejak tahun 1975. Cara ini di Indonesia
dikenal dengan cara DOE (Department of Environment). Perencanaan
dengan cara DOE ini dipakai sebagai standar perencanaan oleh Departemen
Pekerjaan Umum di Indonesia dan di muat dalam buku Standar No SK SNI T
15 1990 03 dengan judul bukunya Tata cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal
Langkah-langkah perencanaannya
1. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (fc) pada umur tertentu,
dalam program ini pada umur 28 hari. Kuat tekan beton yang disyaratkan
ditetapkan sesuai dengan persyaratan perencanaan strukturnya
dan
diuji pada umur 28 hari atau umur pengujian lain yang ditetapkan). Jika
jumlah data hasil uji kurang dari 30 buah maka dilakukan koreksi terhadap
nilai deviasi standar dengan suatu faktor pengali, seperti tampak pada
tabel 2.1. berikut :
Tabel 2.1. Faktor pengali deviasi standar
faktor pengali deviasi standar
jumlah data
30
25
faktor pengali
1.0
1.03
20
15
<15
1.08
1.16
tidak
boleh
sd (Mpa)
Memuaskan
Sangat baik
Baik
Cukup
Jelek
Tanpa kendali
2.8 Mpa
1.5 Mpa
4.2 Mpa
5.6 Mpa
7.0 Mpa
8.4 Mpa
2. Dengan Grafik 2.2. Lukislah titik pada Grafik 2.2. dengan nilai fas 0,5
(sebagai absis) dan kuat tekan beton yang diperoleh dari tabel 2.3.
80
70
60
50
91 hari
40
28 hari
30
7 hari
20
3 hari
10
0
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
Grafik 2.1. Hubungan faktor air semen dan kuat tekan rata-rata silinder
beton
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
Tabel 2.3. Perkiraan kuat tekan beton (Mpa) dengan fas 0.5
jenis semen
I, II, V
III
Alami
33 Mpa
Batu pecah
37 Mpa
Alami
38 Mpa
Batu pecah
44 Mpa
Fas Maksimum
0,60
0,52
0,55
0,60
0,55
lihat tabel 2.5.
lihat tabel 2.6.
SO3 dalam
campuran air :
tanah = 2 : 1 (gr
/ltr)
SO3
Dalam Air
Tanah
(gr/ltr)
Jenis Semen
Fas maks.
< 0,2
< 1,0
< 0,3
0,50
0,2 0,5
1,0 1,9
0,3 1,2
0,50
0,55
0,45
,5 1,0
1,2 2,5
1,9 3,1
0,55
0,45
1,0 2,0
3,1 5,6
2,5 5,0
Tipe II atau V
0,45
> 2,0
> 5,6
> 5,0
0,45
pengangkutan,
penuangan,
pemadatan
maupun
jenis
pemadatan
adukan
dengan
alat
getar
(triller)
dapat
Tabel 2.6. Faktor air semen untuk beton bertulang dalam air
Berhubungan dengan :
Tipe Semen
Air tawar
Semua semen I V
0,5
Air payau
0,45
Tipe II atau V
0,50
Tipe II atau V
0,45
Air laut
Faktor air-semen
Maks.
Min
12,5
5,0
9,0
2,5
15,0
7,5
7,5
7,5
5,0
2,5
11. Penetapan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton
Tabel 2.8. Perkiraan kebutuhan air per meter kubik beton (liter)
Besar ukuran
maks. kerikil
Jenis
batuan
(mm)
10
20
40
Alami
Batu pecah
Alami
Batu pecah
Alami
Batu pecah
Slam (mm)
0 10
10 30
30 60
60
180
150
180
135
170
115
155
180
205
160
190
140
175
205
230
180
210
160
190
225
250
195
225
175
205
Dari tabel 2.8., apabila agregat halus dan agregat kasar jenis berbeda
maka jumlah air yang diperkiraan diperbaiki dengan rumus :
A = 0.67 Ah + 0.33Ak
A = jumlah air yang dibutuhkan Liter/m3
Ah= jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat halusnya (dalam
program digunakan alami)
Ak = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat kasarnya ( jenis
alami atau batu pecah)
12. Perhitungan berat semen yang dibutuhkan
Berat semen per meter kubik betondihitung dengan membagi jumlah air
dari langkah 11 dengan fas yang diperoleh dari langkah 7 dan 8
13. Kebutuhan semen minimum
Kebutuhan semen minimum ditetapkan dengan tabel 2.9.
Kebutuhan semen minimum ini ditetapkan untuk menghindari beton dari
kerusakan akibat lingkungan khusus, misalnya lingkungan korosif, air
payau, air laut.
275
325
325
275
325
lihat tabel 2.10.
Dalam tanah
SO3
dalam air
tanah
(gr/ltr)
Jenis Semen
Total
SO3 %
SO3 dalam
campuran air :
tanah = 2 : 1
(gr /ltr)
< 0,2
< 1,0
< 0,3
280
300
350
0,2 0,5
1,0 1,9
0,3 1,2
290
330
380
250
290
430
Tipe I dengan
Pozolan (15 40 %)
atau Semen portland
pozolan
Tipe II atau V
340
380
430
290
330
380
0,5 1,0
1,9 3,1
1,2 2,5
Ukuran maks.
Agregat (mm)
40
20
10
1,0 2,0
3,1 5,6
2,5 5,0
Tipe II atau V
330
370
420
> 2,0
> 5,6
> 5,0
330
370
420
Tabel 2.11. Kandungan semen minimum untuk beton bertulang dalam air
Berhubungan dengan
:
Tipe semen
Kandungan semen
minimum
Ukuran maksimum
agregat (mm)
40
20
Air tawar
Semua tipe I V
280
300
Air payau
340
380
290
330
330
370
Tipe II atau V
Air laut
Tipe II atau V
17. Perbandingan agregat halus dan kasar
Nilai banding antara berat agregat halus dan agregat kasar diperlukan
untuk memperoleh gradasi campuran yang baik. Pada langkah ini dicari
nilai banding antara berat agregat halus dan berat agregat campuran.
Penetapan dilakukan dengan memperhatikan besar butir maksimum
agregat kasar, nilai slam, faktor air-semen, dan daerah gradasi agregat
halus. Pada grafik 2.3a atau 2.3b atau 2.3c
18. Penentuan berat jenis agregat campuran
Berat jenis agregat campuran dihitung dengan rumus :
Bj camp = 0.01P (Bj agr halus) + 0.01K (Bj agr kasar)
P = prosentase agregat halus terhadap campuran
K = prosentase agregat kasar terhadap agregat campuran
Berat jenis agregat halus dan agregat kasar diperoleh dari hasil
pemeriksaan laboratorium, namun jika tidak ada dapat diambil 2.6 untuk
agregat alami dan 2.7 untk batu pecah
2600
2,9
2,8
2500
2,7
2,6
2,5
2400
2,4
2300
2200
2100
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
Grafik 2.4. Hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran, dan
berat beton
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Faktor air semen (grafik 2.2. atau tab 2.3. dan grafik 2.1 )
Faktor air semen maksimum ( tabel 2.4. )
------- dipakai factor air semen yang rendah
Nilai slump (tabel 2.7.)
Ukuran maksimum agregat kasar
Kebutuhan air ( tabel 2.8.)
Kebutuhan semen Portland (dari butir 8 & 11)
Kebutuhan semen Portland minimum (tabel 2.9.)
Kebutuhan semen Portland (dipakai)
Penyesuaian Jumlah air atau fas
Daerah gradasi agregat halus
Persen berat agregat halus thd campuran (grafik 2.3b.)
Berat jenis agregat campuran (dihitung)
Berat jenis beton (grafik 2.4.)
Kebutuhan agregat (langkah 19 11 14 )
Kebutuhan agregat halus (langkah 17 x 20)
Kebutuhan agregat kasar (langkah 20 21)
Kesimpulan :
Volume
Berat total
1 m3
: kg
1 adukan : kg
Air
..kg
..kg
Semen
..kg
..kg
..
..
.
.cm
.mm
.ltr
.kg
.kg
.kg
.
1, 2, 3, 4
%
.t/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m3
Agr halus
. ..kg
kg
Agr Kasar
. kg
.kg
2.
M = Nilai tambah
k = 1,64
sd = Deviasi standart
Dari tabel 2.1. diperoleh faktor pengali deviasi standart 1 ( jumlah data >
30)
Dari tabel 2.2. diperoleh deviasi standart 3,5 (sangat baik)
Jadi deviasi standart sd = 1,0 x 3,5 = 3,5
3.
4.
6.
7.
dengan faktor air semen 0,5, jenis agregat kasar batu pecah, jenis
semen tipe I, dengan tabel 2.3. diperolah kuat tekan silinder beton
8.
9.
= 2 cm
= batu pecah
slump
= 10 cm = 100 mm
Agregat halus
= pasir alam
Kebutuhan.semen =
=
Kebutuhan.air
fas
205
= 373 kg
0,55
Nilai slump
P
41
Wcamp =
1807 = 741 kg
100
100
= 205 liter
b. semen
c. pasir
d. kerikil
= 741 kg
= 1066 kg
b. semen
= 40 kg
c. pasir
= (1/9,325) 741 = 80 kg
d. kerikil
Air
Semen
205 kg
22 kg
20 Mpa
3,5 Mpa
5,74 Mpa
25,74 Mpa
tipe I
batu pecah
alami
0,62.
0,55
0,55
10 cm
20 mm
205 ltr
373 kg
325 kg
373 kg
0,55
2
41 %
2,66 t/m3
2385 kg/m3
1807 kg/m3
741 kg/m3
1066 kg/m3
Agr halus
373 kg
40 kg
Agr
741 kg
80 kg
114
C. Latihan
Beton untuk plat lantai suatu bangunan gedung
Lokasi : beton di dalam bangunan, terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung
Kuat tekan beton yang disyaratkan 25 Mpa
Digunakan semen tipe I / biasa
Kerikil dari batu pecah mempunyai ukuran maksimum 20 mm
Nilai slump 100 mm
Pasir yang digunakan agak kasar (golongan 2)
Berapakah kebutuhan air, semen Portland, pasir dan kerikil tiap 1 m3 beton
D.
Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. Bahan beton, semen, pasir, split, air
b. Alat -alat
c. Pencetak, Silinder
d. Alat Uji tekan
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Prasayarat
4. Langkah Kegiatan
a. Disain Campuran
b. Mencampur bahan
c. Pencetakan
d. Pengetesan
e.
5. Hasil
a. Hasil pengetesan adalah kuat tekan hancur beton silinder
E.
Rangkuman
Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (fc) pada umur tertentu, dalam
program ini pada umur 28 hari.
Deviasi
standar
ditetapkan
berdasarkan
tingkat
mutu
pengendalian
pengangkutan,
penuangan,
pemadatan
maupun
jenis
strukturnya.
Ukuran agregat maksimum yang membatasi adalah :
ukuran maksimum butir tidak boleh lebih besar dari kali jarak bersih antar
baja tulangan atau antara baja tulangan dan cetakan.
Ukuran agregat maksimum butir tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali tebal plat
Penetapan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton
Berat semen per meter kubik betondihitung dengan membagi jumlah air dari
langkah 11 dengan fas yang diperoleh dari langkah 7 dan 8
Kebutuhan semen minimum ditetapkan dengan tabel 2.9.
Kebutuhan semen minimum ini ditetapkan untuk menghindari beton dari
kerusakan akibat lingkungan khusus, misalnya lingkungan korosif, air payau,
air laut.
Apabila kebutuhan yang diperoleh dari langkah 12 ternyata lebih sedikit dari
kebutuhan semen minimum langkah 13 maka kebutuhan semen harus
dipakai yang minimum (yang nilainya lebih besar)
Jika jumlah semen ada perubahan akibat langkah 14 maka nilai fas berubah.
Dengan analisa gradasi dapat ditentukan golongan pasir yang digunakan
Nilai banding antara berat agregat halus dan agregat kasar diperlukan untuk
memperoleh gradasi campuran yang baik.
Penetapan dilakukan dengan memperhatikan besar butir maksimum agregat
kasar, nilai slam, faktor air-semen, dan daerah gradasi agregat halus
Berat jenis agregat halus dan agregat kasar diperoleh dari hasil pemeriksaan
laboratorium,
Dengan data berat jenis campuran dari langkah 18 dan kebutukan air tiap
meter kubik beton maka dapat diperkirakan berat jenis
Kebutuhan agregat campuran dihitung dengan cara mengurangi berat beton
per meter kubik dengan kebutuhan air dan semen.
Kebutuhan agregat halus, dihitung dengan cara mengkalikan kebutuhan
agregat campuran dengan prosentase berat agregat halusnya
Berat agregat kasar, dihitung dengan cara mengurangi kebutuhan agregat
campuran dengan kebutuhan agregat halus
F. Tes Formatif
Tes obyektif
1. Yang tidak termasuk variable/penentu untuk mutu beton adalah:
a) Fas
b) Berat jenis pasir
c) Berat jenis split
d) Berat jenis semen
e) Modulus elastis batu
Kunci jawaban : e)
2. Fas adalah perbandingan antara :
a) Berat semen dengan berat air
b) Berat air dengan berat semen
c) Berat pasir dengan berat semen
d) Berat semen dengan berat pasir
e) Semua salah
Kunci jawaban : a)
3. Ukuran spli/batu pecah untuk beton adalah selain:
a) 1 cm
b) 2 cm
c) 3cm
d) 4 cm
e) 5 cm
Kunci jawaban : e)
4. Yang diartikan fc
a) Mutu beton
b) Mutu kuat beton
c) Mutu kuat tekan beton
d) Mutu baja
Tes uraian
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997, Pekerjaan Beton Cast In Situ, PT. Waskita Karya
Endroyo, Bambang (1998) Kualitas Pasir Muntilan dilihat dari Tempat
Peng-ambilan dan Musim Pengambilan (La poran Penelitian). Semarang:
UNNES.
Endroyo, Bambang (2002) Hubungan antara Mutu dan Harga Beton Dengan
Perbaikan Modulus Halus Pasir Lokal di Kepulauan Karimunjawa.
(Tesis). Yogyakarta: Univ. Atma Jaya.
Endroyo, Bambang (2002) Kualitas Bahan Bangunan Pasir Muntilan Pasca
Letusan Merapi Tahun 2001, (Laporan Penelitian). Semarang: Lemlit
UNNES.
Istimawan, 1994, Struktur Beton Bertulang, Gramedia, Jakarta
Kardiyono, 1996, Teknologi Beton, Nafiri, Yoyakarta
Mindess, S dan Toung, J.F., 1981, Concrete, Prentice-Hall, Inc., Englewood
Cliffs, New Jersey
Murdock LJ & KM Brook (1991) Bahan dan Praktek Beton. Jakarta: Erlangga.
Neville, A.M., 1975, Properties of Concrete, Second Edition,, The English
LanguageBook Society and pitman Publising, London.
Parka, S., 1980, Agregat Beton, Diktat, Balai Pemeriksaan Bahan Bangunan,
Bandung
Suhendro, Bambang (2003) Pengembangan Teknik Sipil-Struktur Masa
Depan Dan Kaitannya Dengan Bidang-Bidang Lain. (Pidato pengukuhan
Guru Besar di UGM) Yogyakarta: UGM
Tri Mulyono, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta
Wuryati Samekto dan Candra Rahmadiyanto, 2001, Teknologi Beton,
Kanisius, Yogyakarta
BUKU AJAR
RAB
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku ajar ini terdiri dari dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1
akan membahas tentang materi Manajemen Konstruksi, terutama pada
penggunaan metode Network Planning (dan pengebangannya) untuk
perencanaan dan pengawasan proyek bangunan. Pembahasan
tentang hal ini ditekankan, karena pada masa mendatang karena suatu
proyek harus dikelola secara profesional. Kegiatan belajar 2 akan
membahas tentang perkembangan perhitungan biaya bangunan
sampai saat ini dan beberapa hal yang berkaitan dengan itu semua.
Pembahasan perkembangan perhitungan biaya bangunan ditekankan
dalan kegiatan ini karena mendatang prosedure penyelenggaraan
bangunan (terutama bangunan pemerintah) akan lebih tertata dan
profesional.
Semua perkembangan itu sebagai konsekwensi berlakunya era
globalisasi yang kita masuki bersama. Untuk itu semua, maka guru
kejuruan bangunan yang profesional dituntut selalu meng up date
diriantara lain dengan mengikuti kegiatan belajar ini.
Buku ajar ini merupakan sebagai pengayaan materi latih yang
diperoleh pada jenjang S1 Pendidikan Teknik Bangunan.
B. Prasyarat
Peserta PLPG dipersyaratkan telah memahami materi mata latih
pada materi Rencana dan Anggaran pada jenjang S1.
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah
dengan
cermat
bagian
Pendahuluan
agar
Anda
4-2 RAB
RAB 4-3
6. Membuat
anak panah
7. Membuat perencanaan waktu proyek dengan metode jaringan
simpul
8. Menjelaskan tentang prinsip-prinsip perhitungan biaya proyek yang
terbaru
9. Menjelaskan tentang perhitungan volume bagian proyek
10. Menjelaskan tentang perhitungan harga satuan bagian proyek
11. Menjelaskan tentang perhitungan biaya keseluruhan proyek
tentang
pengertian
perencanaan
waktu
pelaksanaan proyek
d. Menerangkan
tentang
prinsip-prinsip
perencanaan
waktu
RAB 4-5
B. Materi
1. Pendahuluan
Kegiatan pembuatan bangunan sebetulnya telah dilakukan
jauh hari sebelum bangunan itu segara fisik dilaksanakan. Pada
proyek-proyek besar bahkan perlu dilaksanakan feasibility study
yang bisa sampai bertahun-tahun dengan biaya yang besar.
Pembuatan suatu bangunan biasanya berawal dari keinginan
(ide) pihak yang memerlukannya. Pihak ini sering disebut owner
atau pemilik atau sering disebut juga pemberi tugas. Selanjutnya
untuk mewujudkan ide itu diperlukan perencanaan sehingga ide
yang bersifat abstrak itu dapat lebih konkrit yaitu dalam bentuk
gambar rencana pelaksanaan dan penjelasan teknis. Karena pihak
pemilik biasanya tidak menguasai teknik konstruksi, biasanya
owner akan meminta bantuan konsultan perencana untuk membuat
perencanaan atas idenya itu. Selanjutnya untuk mewujudkan
rencana itu menjadi bangunan yang nyata dan bila owner juga tidak
mempunyai kemampuan untuk itu, maka diperlukan kehadiran
pihak ketiga yang disebut pelaksana atau kontraktor yang memang
mempunyai keahlian dalam membuat suatu bangunan. Oleh
pelaksana ide owner dapat dibuat menjadi kenyataan. Apabila
digambarkan secara sketsa kurang lebihnya sebagai berikut.
dokumen perencanaan
ide
bangunan nyata
Gambar
rencana
B
RKS
Bangunan
Model,
maket,
animasi
A = peran konsultan
(sering diawali dengan studi kelayakan)
B = peran kontraktor
4-6 RAB
yang
akan
dikerjakan.
Bouwheer
dapat
berdasarkan
suatu
pemberian
tugas
akan
memperhatikan
keinginan
pemberi
tugas,
dan
adalah
orang
atau
badan
usaha
yang
RAB 4-7
penjelasan
identitas
dirinya
terutama
tentang
PU (1993),
konsultan
MK adalah
4-8 RAB
pemborong
(pelaksana)
biasanya
tidak
diperlukan
Value
Engineering
(VE)
adalah
pihak
yang
RAB 4-9
PEMERINTAH
A1
A2
P
BOUWHEER
B1 B B2
D1 K
C1 C C2
PERENCANA
PENGAWAS
b
E1
K
E2
D2
PEMBORONG
c
d
BANGUNAN
:
:
:
:
:
b : merencanakan
SPK dari bouwheer ke pemborong
c : mengawasi
Prestasi kerja yaitu terselesainya bangunan
d : melaksanakan
Pengawasan terhadap pekerjaan pemborong
Prestasi kerja
Pengaturan/regulasi dari pemerintah ke pemborong & konsultan,
misal; regristasi, klasifikasi, kualifikasi, sertifikasi.
4-10 RAB
3. Perencanaan
Pengertian perencanaan adalah suatu kegiatan memilih
sasaran dan menetapkan kebijakan, prosedur, dan program untuk
mencapai tujuan. Menurut kamus (dictionary.reverence.com),
perencanaan adalah menentukan tujuan dan capaian organisatoris
masa depan dan menentukan tugas serta sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan itu. Perencanaan adalah
memutuskan lebih dahulu apa yang akan dilakukan, kapan
dilakukan, bagaimana cara melakukan, dan siapa yang melakukan.
Proses
perencanaan
dimulai
dari
menentukan
sasaran,
Menurut
forecasting,
Allen
establishing
(1963),
objective,
perencanaan
programming,
terdiri
atas
scheduling,
proyek
adalah
rangakaian
kegiatan
untuk
RAB 4-11
Lock
(1977)
meninjau
proyek
dari
aspek
struktur
Beberapa
bagian
yang
terkait
dilibatkan
dalam
sasaran,
perencanaan
biaya
(penganggaran),
waktu
(penjadwalan),
perencanaan
SDM,
4-12 RAB
teknik
perencanaan
yang
dapat
waktu
dipelajari
yang
agar
didapat
sebaik-baiknya
tanpa
PERT (Program
penjadwalan
sudah
mulai
banyak
dipergunakan.
diperlukan
bagi
para
manajemen
puncak
agar
Diagram balok
Diagram batang adalah suatu teknik penjadwalan
waktu yang digambarkan dalam dua sumbu koordinat, yaitu
sumbu horisontal yang menggambarkan waktu proyek dan
sumbu vertikal yang menggambarkan jenis-jenis pekerjaan.
RAB 4-13
TUGAS
Persiapan
Pembuatan desain
Pembelian bahan
Pemotongan bahan
Pemasangan
Pengecatan
Pengiriman
hal
penghematan
biaya
dan
waktu
serta
4-14 RAB
diketahuinya
logika
ketergantungan
antara
diketahuinya
dengan
jelas
waktu-waktu
yang
diharapkan
tetap
dapat
dipertahankan.
f). Pembagian wewenang dan kewajiban antara bidangbidang
pertanggungjawaban
akan
lebih
mudah
dipahami.
g). Koordinasi menjadi relatif lebih mudah.
Metode network planning dapat dipergunakan pada
hampir semua bidang, di mana terutama untuk proyekproyek yang merupakan kegiatan yang tidak rutin. Metode
ini banyak dipakai dalam bidang produksi, pemasaran,
administrasi, teknik, riset, dan sebagainya.
RAB 4-15
G
C
3)
pada
sebuah
proyek.
Cara
ini
menggambarkan
dan
hubungan
suatu
kegiatan
ketergantungannya
4-16 RAB
Contoh
suatu
penggalian tanah
selesai,
sekumpulan
peristiwa
selesai,
kegiatan.
(event) adalah:
pembuatan
pondasi
skala.
Dummy
dimulainya
berguna
kegiatan
atau
tidak
untuk
untuk
RAB 4-17
A
AA
kegiatan A
atau selesainya
kegiatan A
Simpul 3 adalah selesainya
Gambar 2.8
kegiatan B
dimulai. Sebagai
contoh
dapat
diambil
(E)
baru
dapat
(D) selesai
Gambar 2.9
Gambar dibawah ini (Gambar 2.10) menunjukkan bahwa kegiatan I baru
dapat dimulai setelah kegiatan F dan H selesai, sedangkan kegiatan G
bisa dimulai setelah kegiatan F selesai.
Fungsi
F
memindahkan
anak
dummy
Gambar 2.10
panah)
adalah
(sesuai arah
keterangan
4-18 RAB
Event
Time
(EET)
adalah
waktu
lebih
dari
satu
jalur,
maka
yang
yang
tidak
berakibat
event
terakhir
dikurangi
lama
kegiatan
mengakibatkan
terlambatnya
keseluruhan
RAB 4-19
4)
4-20 RAB
a). Simbul-simbul
dasar
diagram
jaringan
simpul
(node)
Diagram simpul adalah pernyataan grafis dari kegiatankegiatan pada sebuah proyek. Cara menyatakannya
dengan memakai simbul-simbul tertentu yang masingmasing mempunyai arti sendiri-sendiri. Simbul-simbul
tersebut adalah:
(1). Simpul (node), biasanya berbentuk segi empat
Simbul
ini
menggambarkan
suatu
kegiatan
kegiatan
menggali
tanah,
kegiatan
membuat
pondasi,
kegiatan
survey,
kegiatan
pelatihan
suatu
hubungan
ini
menggambarkan
menggunakan skala.
RAB 4-21
HUBUNGAN
SIMBUL
(a)
B
5 hari
B
(b)
3 hari
-3
A
(c)
B
Gambar 2.14
Macam-macam hubungan Finish to Start dalam Prcedence Diagram
4-22 RAB
HUBUNGAN
SIMBUL
A
(a)
B
A
B
(b)
B
+5
5 hari
Gambar 2.15
Macam-macam hubungan Start to Start dalam Prcedence Diagram
Maka pada
RAB 4-23
HUBUNGAN
A
SIMBUL
A
(a)
B
atau
A
B
(b)
B
+5
5 hari
(c)
A
B
A
B
-3
3 hari
Gambar 2.16
Macam-macam hubungan Finish to Finish dalam Precedence Diagram
4-24 RAB
HUBUNGAN
SIMBUL
A
A
(a)
B
B
A
(b)
15 hari
+ 15
A
A
B
(c)
-3
3 hari
Gambar 2.17
Macam-macam hubungan Start to Finish dalam Prcedence Diagram
RAB 4-25
Deskripsi aktivitas
EET
No
Event
No EET
Event LET
LET
Durasi
DESKRIPSI
AKTIVITAS
LS
EF
LF
FINISH
START
Nomor Aktivitas
ES
Durasi
Gambar 2.18
Hubungan penggambaran aktivitas pada diagram arrow dan diagram node
Anda
diminta
menyelesaikannya
di
bawah
bimbingan instruktur.
b. PERENCANAAN BIAYA
Dalam setiap pembuatan bangunan, perhitungan biaya
merupakan hal yang penting, karena dari perhitungan inilah
dapat diperkirakan biaya yang diperlukan untuk bangunan
tersebut. Perhitungan biaya dilakukan sebelum bangunan
tersebut dibuat, sehingga sering disebut estimasi biaya.
Menurut Aggarwal (1980) estimasi adalah antisipasi harga
pekerjaan yang mungkin akan dikeluarkan dan selalu dikerjakan
sebelum pekerjaan dimulai. Estimasi biaya dapat bersifat kasar
dan teliti (Mukomoko, 1986; Soedradjad, 1982). Peurifoy RL
dan Oberlender GD (1989) menyebutnya dengan Approximate
Estimate dan Detailed Estimate.
4-26 RAB
keuntungan.
Harga bahan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendatangkan bahan/material sampai ke lokasi pekerjaan.
Biaya pembuatan beton dapat dihitung berdasarkan beberapa
pendekatan. Ada beberapa pendekatan perhitungan biaya ,
yaitu:
1)
2)
3)
1)
= Rp. . . . . . . .
= Rp. . . . . . . .
6 pekerja @ Rp. . . . . . . . . .
= Rp. . . . . . . Rp . . . . . (A)
= Rp. . . . . . . .
1 tukang @ Rp.. . . . . .
= Rp. . . . . . . .
= Rp . . . . . . .
Rp. 0,-
= Rp. . . . . . . .
= Rp. . . . . . .
2 pekerja @ Rp. . . . . . . . .
= Rp. . . . . . . .
= Rp. . . . . . . .
(B)
RAB 4-27
4 kg paku @ Rp. . . . . . . . .
3
= Rp. . . . . . . .
= Rp.. . . . . . .
Rp.. . . . . (C)
d). Jumlah total pekerjaan beton tiap m3 (A+B+C) = Rp.. ... . . . .(D)
(dibulatkan)
2)
= Rp. . . . .
= Rp. . . . . . A
= Rp. . . . . . A
= Rp.. . . . . .
= Rp. . . . . . .
= Rp. . . . . .
= Rp. . . . . . .
= Rp. . . . . B
= Rp. . . . . B
= Rp. . . . . B
= Rp.. . . . .
= Rp. . . . B
= Rp. . . . B
Contractor's profit and over head charges21,5% on items marked B i.e. on Rp. . . .
= Rp. . . . . .
= Rp. . . . . .
= Rp. . . . .**)
4-28 RAB
3)
Jml
Mandor
Buruh tidak terlatih
Buruh terlatih
MATERIAL
2
50
5
Jml
Pasir Beton
Semen
Alat Bantu set @ 3 Alat
Batu sungai pecah
PERALATAN
30
720
6
50
Jml
1
1
1
VOLUME : 64 SATUAN :
m3
Hari
Orang
3
3
3
Vol.
Satuan
m3
40 Kg
Set
m3
Hari
Kerja
6
6
6
Jml
Hr-Org
6
150
15
-
Jam
Kerja
72
18
5
Upah
(Rp/org/hr)
Biaya
(Rp)
Subtotal
(Rp)
Subtotal
(Rp)
Harga
(Rp)
Biaya
(Rp)
Subtotal
(Rp)
Total (Rp)___________
per
C. Latihan
1. Kumpulkan data tentang harga bahan bangunan di kota
Semarang. Diskusikan dengan kelompokmu dan buatlah daftar
menurut abjad huruf pertama bahan bangunan tersebut.
RAB 4-29
D. Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. Daftar / blanko isian
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Prasayarat
4. Langkah Kegiatan
a. Tanyailah pada beberapa toko bahan bangunan dan
isikan pada tabel / blanko yang telah disiapkan
b. Data harga perlu mengumpulkan dari beberapa toko.
5. Hasil
Akan didapat daftar harga bahan bangunan di kota
Semarang
E. Rangkuman
Pelaksana
membutuhkan
proyek
bangunan
ketrampilan
yang
pada
masa
memadai
mendatang
dalam
bidang
waktu
menggunakan
Precedence
Diagram
4-30 RAB
F. Tes Formatif
Tes obyektif
Soal 1:
Buatlah diagram jaringan dan carilah lintasan kritisnya dari suatu proyek di
bawah ini !
a. Kegiatan A adalah permulaan proyek.
b. Kegiatan B, F dan I dapat dimulai bersamaan dan mengikuti kegiatan
A.
c. Kegiatan C mengikuti kegiatan B sedang kegiatan K mengikuti
kegiatan I.
d. Kegiatan D dapat dimulai setelah C dan F selesai.
e. Kegiatan G dan J dapat dimulai bersamaan dan mengikuti kegiatan F.
f. Kegiatan E mengikuti kegiatan D sedang kegiatan H mengikuti
kegiatan G.
g. Kegiatan L dapat dimulai setelah kegiatan K dan J selesai.
h. Kegiatan M dapat dimulai setelah G dan L selesai
i. Kegiatan N dapat dimulai setelah E, H dan M selesai
j. Kegiatan N adalah kegiatan akhir
k. Waktu pelaksanaan untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai
berikut:
A = 5 minggu
H = 8
minggu
B = 7 minggu
= 15 minggu
C = 9 minggu
= 24 minggu
D = 11 minggu
K = 19 minggu
E = 13 minggu
L = 21 minggu
F = 10 minggu
M = 23 minggu
G = 6 minggu
N = 25 minggu
RAB 4-31
Soal 2.
Gambar berikut untuk soal no. 2
0,15 m
Spesi
1:3:10
Beton
1:2:3
+ 0,20 m
Spesi 1:3
+ 0,00 m
- 0,20 m
Spesi 1:3:10
- 0,80 m
- 1,00 m
0,45
0,80 m
1,00 m
1.5 m
Spesifikasi teknis:
i. Tinggi tembok + 3,00 m, Panjang Bangunan = 51 m, Tiap 3 m ada
kolom
Beton kuran 0,15X0,15 m
2. Spesi pasangan 1:3:10, spesi plesteran 1:
1/2
spesi
trasram 1:3
Hitunglah biaya bangunan tersebut secara lengkap sehingga dapat dipakai
untuk penawaran pekerjaan (tender)
4-32 RAB
= Rp. . . . . . . .
= Rp. . . . . . . .
= Rp. . . . . . . .
= Rp. . . . . . . .
= Rp. . . . . . . .
= Rp. . . . . . . .
= Rp . . . . . . .
Rp. . . . . (A)
RAB 4-33
Bahan
utama
Pasangan
batu
(tiap m3)
batu
1: 1/2 : 5
1,2
3
PC
(zak)
Kapur
(m3)
Pasir
(m3)
2,56
0,051
0,509
2,52
0,063
0,504
3,26
--
0,522
1:4
4,-
--
0,456
1:3
1,67
0,150
0,49
1 : 3 : 10
---
-----
0,30
1,99
0,04
0,396
1,96
0,049
0,392
1 : 5/8 : 5
Tukang
(org/hari)
1,2
---
Kepala
Tukang
(orang/hari
Pekerja
(orang/hari)
Mandor
(orang/hari)
0,12
3,6
0,18
---
1,5
0,075
Aanstamping
bata
Pasangan
bata
(tiap m3)
450
2,53
--
2,53
1: 1/2 : 5
buah
3,15
--
3,15
1,5
0,15
4,5
0,225
1 : 5/8 : 5
1:4
1:3
0,068
0,0014
0,0136
0,15
-----
-------
-------
------
0,015
0,4
0,02
0,75
0,025
Plesteran
tebal 1 cm
(Tiap m2)
1 : 1/2 : 5
------
Galian
tanah
(tiap m3)
------
-------
4-34 RAB
Tukang
Rp. 75.000/m3
Kepala tukang
Rp. 75.000/m3
Rp.
Mandor
Rp. 10.000/kg
Pekerja
Rp. 150.000/m3
Rp.
Rp. 26.000/zak (40 kg)
Rp. 25.000/hari
Rp. 27.500/hari
Rp. 27.500/hari
Rp. 15.000/hari
RAB 4-35
B
0
1
0
A
5
21
C
9
32
11
59
70
E 13
15
15
10
21
G
6
15
60
24
20
20
11
83
N
25
108
12
108
83
M
39
K
19
7
39
23
60
L
10
21
60
Soal
1.
2.a
Kunci jawaban
Skor
10
2
3
2
3
2
2
4-36 RAB
2.b
2.c
Jenis pekerjaan
Volume
Harga
satuan
(Rp)
Harga pekerjaan
(Rp)
Jumlah
harga
(Rp)
Pek. Persiapan
110 m2
3.000,-
...
Pek. Tanah
2
3
Pek Galian
Pek Urugan
63,75 m3
11.250,00 .................
3.000,00 ..............
10,20 m3
137.062,50
277.420,00
505.462,50
21,00 m
...........
Pek. Pasangan
4
5
6
7
8
Aanstamping
Pondasi
Trasram
Tembok
Plesteran
Pek. Beton
22,50 m
1,53 m
21,735m
272.777,50
13.540,50 ..............
327,36 m
RAB 4-37
Kolom
Sloof
Pondasi telapak
dst
dst
dst
dst
Penskoran
Bila membuat tabel saja
Mengisi lengkap tabel pada kolom 1 dan 2
3
4
-------
Jumlah skor
Jumlah skor
Mengisi lengkap harga satuan pekerjaan pada kolom 4
Mengisi lengkap harga pekerjaan pada kolom 5
Mengisi lengkap jumlah harga tiap pekerjaan pada kolom 6
96
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, Amarjit (1980). Civil Estimatinng,
Ludhiana:
Katson Publishing House.
BUKU AJAR
EKONOMI TEKNIK
BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku ajar ini akan membahas tentang materi Ekonomi Teknik,
terutama pada penggunaannya untuk studi kelayakan suatu proyek
bangunan. Pembahasan tentang hal ini ditekankan, karena pada masa
mendatang
dibahas
antara
alin
tentang:
pengerian
ekonomi
teknik,
B. Prasyarat
Peserta PLPG dipersyaratkan telah memahami materi mata latih
pada materi Rencana dan Anggaran pada jenjang S1.
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan agar Anda mengetahui
kemampuan yang diharapkan dapat dicapai dan kegiatan belajar yang
akan disajikan
2. Bacalah sekilas uraian dalam setiap kegiatan belajar dan carilah
istilah-istilah yang Anda anggap baru. Carilah makna istilah-istilah itu
dalam atau glosarium
tentang
kegunaan
ekonomi
teknik
dalam
B. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Kegiatan pembuatan bangunan sebetulnya telah dilakukan jauh
hari sebelum bangunan itu segara fisik dilaksanakan. Pada proyekproyek besar bahkan perlu dilaksanakan feasibility study (studi
kelayakan) yang bisa sampai bertahun-tahun dengan biaya yang
besar. Suatu studi kelayakan bisa mencakup berbagai aspek, antara
lain aspek teknis, aspek ekonomis, aspek sosial dan lain-lain. Untuk
aspek ekonomis, diperlukanlah berbagai analisis ekonomis yang dapat
memperkirakan apakah suatu produk teknologi dapat layak dikerjakan
dan pada akhirnya diharapkan mendatangkan keuntungan. Anggapan
bijaksana
dalam
mengembangkan
cara-cara
untuk
evaluasi
tersebut
dilaksanakan
menerjemahkan
Dengan kata lain ekonomi teknik mengkuantifikasi manfaatmanfaat dan biaya-biaya suatu proyek keteknikan, untuk menentukan
apakah proyek itu menghasilkan (atau menghemat) cukup banyak
uang untuk membenarkan investasi modal. Ekonomi Teknik membantu
pengambil keputusan dalam menentukan alternatif terpilih dari
beberapa alternatif yang ada terutama yang berkaitan dengan
pembiayaan.
3. Terminologi Biaya
Kita harus menggunakan definisi-definisi yang konsisten terhadap
istilah-istilah biaya dalam melakukan studi ekonomi teknik dan
mengomunikasikan hasil-hasil nya. Definisi-definisi untuk istilah adalah
sebagai berikut.
a. Biaya-biaya tetap dan biaya-biaya variabel
Biaya-biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berpengaruh
oleh tingkat kegiatan pengoperasian. Biaya tetap yang khas
termasuk asuransi dan pajak terhadap fasilitas, gaji manajemen
umum dan administrasi, biaya-biaya lisensi, dan biaya terhadap
pinjaman modal. Biaya-biaya variabel (variabel cost)adalah biaya
yang dihubungkan dengan pengoperasian berubah-ubah sesuai
dengan banyaknya keluaran (output) atau ukuran tingkat kegiatan
yang lain.
b. Biaya-biaya langsung dan biaya-biaya tidak langsung dan
biaya overhead
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya-biaya yang secara
beralasan dapat diukur dan dialokasikan ke suatu keluaran atau
kegiatan kerja tertentu. Misalnya biaya buruh dan biaya material
yang dihubungkan dengan produk, jasa atau kegiatan konstruksi.
Sebagai contoh material dan upah untuk membuat poasangan bata
merupakan biaya langsung. Sedangkan biaya tidak langsung
maupun
perbaikan
umum,
material
pajak
langsung.
kepemilikan
Contoh
dan
biaya
listrik,
supervisi.
Biaya
hadiah
untuk
menunggu.
Faktor
resiko
merupakan
dasar
F = P (1+i)n
(1)
n (tahun, bulan)
F= ?
P
Contoh:
Andi meminjam uang pada Budi sebesar Rp. 1 juta dan berjanji akan
dikembalikan sekaligus beserta bunganya 6 tahun dari saat pinjaman
diberikan. Tentukan jumlah uang yang harus dibayarkan 6 tahun dari
sekarang, bila tingkat bunga adalah 10% per tahun dihitung sebagai bunga
berganda.
Jawab:
Bunga 10% dihitung sebagai bunga berganda, maka besarnya pengembalian
adalah:
Rp.1.000.000 x (1 + 0,1)6 = 1.771.561,-
n
P=
= F
( 1+i) n
= F (1+i)
-n
(2)
1+i
P=?
Contoh:
Seseorang ingin memiliki uang Rp. 30.000.000 enam tahun mendatang.
Berapa uang yang harus didepositokan sekarang bila bunga deposito
dihitung tetap sebesar 10% ?
Jawab:
Besar uang yang harus didepositokan adalah P = 30 juta (1+0,1)-6 = 30 jt x
0,564474 =
Rp. 16.934.220
P=?
F= ?
A = Rp.
0
4
(3)
5
Mencari P bila A diketahui
(1+i) n - 1
F=A
(4)
(1+i)n 1
P=A
i (1 + i)n
Contoh:
Bila lima setoran tahunan masing-masing sebesar Rp. 500.000 dimasukkan
dalam suatu rekening, berapa banyak uang yang terakumulasi segera
setelah penyetoran yang terakhir? Bunga 10%
Jawaban:
F=
500.000 [(1+0,1)5 1]
0,1
4). Penggunaan tabel. Dalam praktek perhitungan nilai uangwaktu lebih cepat bila menggunakan tabel. Perhatikah cuplikan
tabel pada halaman 5
Pada contoh 4.3.1., maka angka 1,7716 dapat langsung diambil
dari kolom ke 2 dan baris (N) ke 6. Pada contoh 4.3.2., angka
0,5645 langsung dapat diambil dari kolom ke 3 dan baris (N) ke
6. Pada contoh 4.3.3., angka 6,1051 langsung dapat dilihat
pada kolom ke 4 dan baris (N) ke 5.
Dengan pemakaian tabel ini maka perhitungan menjadi lebih
mudah.
Contoh tabel untuk perhitungan ekonomi teknik
N
1
2
3
4
5
6
i = 10%
Pembayara Tunggal
n
Dicari F
Dicari P
diketahui P diketahui F
F/P
P/F
1,1000
0,9091
1,2100
0,8264
1,3310
0,7513
1,4641
0,6830
1,6105
0,6209
1,7716
0,5645
(F/P,10%,6)
Deret seragam
Dicari F
diketahui A
F/A
1,0000
2,3000
3,3100
4,6410
6,1051
7,7156
(P/F,10%,6)
Dicari P
diketahui A
P/A
0,9091
1,7355
2,4869
3,1699
3,7908
4,3553
Dicari A
diketahui F
A/F
1,0000
0,4762
0,3021
0,2155
0,1658
0,1296
Dicari A
diketahui P
A/P
1,1000
0,5762
0,4021
0,3155
0,2638
0,2296
(F/A,10%,5)
nilai
uang
sekarang
mentransformasikan
semua
ini
(n=0)
dan
diikuti
dengan
pengeluaran
dan
untuk
menunjukkan
aliran
uang
masuk
Gambaran
ini
akan
dipertimbangkan
dengan
Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang memberikan nilai sekarang yang
maksimum atau yang menghasilkan nilai PW positif yang lebih besar. Nilai
PW yang negatif menunjukkan bahwa alternative tersebut tidak memenuhi
tingkat pengembalian yang diinginkan.
Contoh
Untuk meningkatkan produktivitas, diusulkan suatu peralatan dengan biaya
investasi Rp. 25.000.000,oo dan peralatan itu akan memiliki nilai sisa Rp.
5.000.000,oo pada akhir periode 5 tahun. Peningkatan produktivitas setelah
biaya-biaya kerja ekstra dikurangkan dengan pendapatan yang diperoleh
adalah sebesar Rp. 8.000.000,oo per tahun. Pergunakan PW. Apakah usulan
ini layak secara ekonomis?
Jawab:
5.000.000,oo
A= 8.000.000,oo / tahun
25.000.000,oo
waktu
ke-n
tersebut,
seluruh
nilai
uang
akan
nilai
sekarang
penting
diperhitungkan
untuk
desain
yang
cukup
berarti
sebelum
dapat
kosong
dengan
harga
Rp.
595
juta
dan
dapat
Rp.
595 juta
Rp.
1.400 juta
Rp.
8.400 juta
Rp.
1.400 juta
Rp.
5.950 juta
Rp.
1.750 juta
Rp.
1.750 juta
Rp.
1.750 juta
suatu nilai seri seragam yang ekuivalen, pada akhir periode, yang
nilainya selalu sama pada setiap periode (Blank, 1998).
Keunggulan dari metoda nilai seri seragam (AW) ini adalah tidak
diperlukan perhitungan nilai pengganda terkecil (LCM), sehingga
tidak
diperlukan
perhitungan
untuk
beberapa
siklus.
Yang
dibandingkan adalah cukup satu siklus hidup saja (one life cycles),
sebab nilai seri seragam pada siklus berikutnya adalah tepat sama.
Jika proyek berlanjut hingga beberapa siklus, maka yang
dibandingkan adalah cukup satu siklus saja.
Contoh: (sama dengan contoh 5.1)
Untuk meningkatkan produktivitas, diusulkan suatu peralatan dengan biaya
investasi Rp. 25.000.000,oo dan peralatan itu akan memiliki nilai sisa Rp.
5.000.000,oo pada akhir periode 5 tahun. Peningkatan produktivitas setelah
biaya-biaya kerja ekstra dikurangkan dengan pendapatan yang diperoleh
adalah sebesar Rp. 8.000.000,oo per tahun. Pergunakan AW. Apakah usulan
ini layak secara ekonomis?
Jawab:
Dengan menggunakan diagram pada contoh 5.1 di atas, maka besarnya AW
dapat dicari:
AW(20%) = 8 jt -25 jt (A/P,20%,5) + 5 jt (A/F,20%,5)
= 8 jt 25 (0,3344) + 5 jt (0,1344)
= 8 jt 8,36 jt + 0,672 jt
= 0,312 jt maka usulan ini dapat diterima secara ekonomis
seri
seragam.
Perhitungan
dalam
analisis
tersebut
mencari
laju
pengembalian
yang
menguntungkan,
yang
membuat
jumlah
pinjaman
yang
belum
merupakan,
bunga
dari
jumlah
investasi
dengan
menggunakan
berbagai
persamaan.
- PW
keuntungan
PWkeuntungan
biaya
=0
=1
PWbiaya
keuntungan -
keuntungan
= PW
suatu
persamaan
yang
menunjukkan
laju
untuk
mencari
nilai
i*%
dilakukan
dengan
spreadsheet,
misalnya
Excel,
Lotus,
atau
analisis
ekonomi
rekayasa,
misalnya
CHEER
nilai
dibandingkan
i*%
diperoleh,
dengan
suatu
selanjutnya
nilai
hasil
pembanding,
tersebut
untuk
Jawaban
Persoalan aliran uang ini dapat dinyatakan dalam diagram aliran uang,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut
A = Rp.
37.170.000,00
SV = 14.000.000,00
i*% = ?
A = -Rp.
21.000.000,00
Rp.
70.000.000,00
=-70.000.000+16.170.000(4,3295)+
14.000.000(0,7835)
= +10.976.000
i* =15% PW
=-70.000.000+16.170.000(3,3522)+
14.000.000(0,4972)
= - 8.834.000
Pada i* = 5% dan i* = 15%, persamaan telah menghasilkan nilai PW
positif dan negatif, sehingga dapat dihitung i* untuk PW = 0, yaitu
15% 5%
i * % 5%
=
10.976.000 (8.834.000) 10.976.000 0
Atau
i * % = 5% +
10.976.000
(15% 5%)
10.976.000 (8.834.000)
= 5% + 5,5% = 10,5%
Hasil 10,5% merupakan hasil interpolasi linier. Pada kenyataannya
fungsi PW terhadap i% tidak berupa fungsi linier. Nilai sebenarnya
adalah:
i*
=10%
PW
=-70.000.000
16.170.000(3,7908)
14.000.000(0,6209)= 0
Perbedaan hasil i* sebesar 10,5% - 10% = 0,5% merupakan kesalahan
nonlinieritas dari fungsi PW terhadap i%.
Contoh lain:
Seorang membeli sebidang tanah yang diperkirakan akan naik
nilainya.Tanah dapat dibeli sekarang sebesar Rp. 80 juta dan
diharapkan nilainya menjadi 150 juta pada jangka waktu 5 tahun
mendatang. Selama waktu itu tanah dapat disewakan dengan harga
Rp. 1,5 juta per tahun. Pengeluaran tahunan (pajak, perawatan)
adalah Rp. 0,85 juta per tahun. Bila perkiraan perkiraan tersebut
tepat, berapakan RR nya?
Jawaban:
F = Rp. 150.000.000,00
A = Rp. 1.500.000,00
0
i*% = ?
A = -Rp. 850.000,00
Rp. 80.000.000,00
Pendapatan dan pengeluaran dapat dipersamakan menurut nilai
sekarang, sebagai berikut:
150 (P/F, i, 5) + 1,5 (P/A, i , 5) = 80 + 0,85 (P/A, i , 5)
150 (P/F, i, 5) 80 + 1,5 (P/A, i , 5) - 0,85 (P/A, i , 5) = 0
150 (P/F, i, 5) 80 + 0,65 (P/A, i , 5) = 0
Nilai i dapat dicari dengan coba-coba
Untuk pedoman mencoba, dapat digunakan peraturan 72 yang
menyatakan bahwa suatu jumlah nilainya akan berlipat dua kali setiap
72/i tahun.
Karena Rp. 80 juta dalam 5 tahun akan meningkat hampir dua kali
lipat, maka i sebaiknya mendekati 72/5 = 14,4%
Misalkan i = 15% untuk percobaan pertama, akan didapat:
150 (P/F, 15%, 5) 80 + 0,65 (P/A, 15% , 5) =
150 (0,49718) 80 + 0,65 (3,3521) = - 3,244
0,137 juta
15%
14,041%
memperhitungkan
biaya
dan
manfaat
banyak
(profit)
namun
sering
kali
keuntungannya
umum
dipergunakan.
Rasio
tersebut
dapat
dari
rasio
tersebut
adalah
sebagai
berikut
(DeGarmo, 1997):
a). Rasio Biaya-Manfaat Konvensional dengan PW
B/C =
PW ( B)
I + PW (O & M )
AW ( B)
CR + AW (O & M )
c). Rasio Biaya-Manfaat Konvensional dengan PW dan
B/C =
Nilai Sisa
B/C =
dengan PW (B)
PW ( B)
I PW ( S ) + PW (O & M )
AW (B)
CR
PW(S)
biaya-manfaat
penempatan
konvensional
komponen
penyebut
dapat
dan
pula
diubah
pembilangnya.
B/C =
PW ( B) PW (O & M )
I
B/C =
AW ( B) AW (O & M )
CR
B/C =
PW ( B) PW (O & M )
I PW ( S )
Contoh
Pemerintah daerah sedang mempertimbangkan suatu proposal untuk
melakukan pembangunan sebuah runway tambahan pada bandar udara
yang ada di kota tersebut. Tujuan pembangunan ini adalah untuk
mendukung pengoperasian pesawat jet. Lahan yang dibutuhkan untuk
pembangunan runway telah tersedia dan saat ini dalam bentuk ladang.
Ladang tersebut dapat dibeli dengan harga Rp. 3.500 juta. Perkiraan
biaya pembangunan runway tambahan adalah Rp. 6.000 juta dan biaya
perawatan tahunan untuk runway tersebut adalah Rp. 225 juta.-
B/C =
PW ( B)
I + PW (O & M )
B/C =
B/C =
4.900(8,5136)
41.716,64
=
= 1,448
[12.000 + 1.975(8,5136)] 28.814,36
AW ( B)
CR + AW (O & M )
(3.250 + 650 + 500 + 500)
B/C =
[(3500 + 6.000 + 2.500)( A / P,10%,20) + (225 + 750 + 1.000)]
B/C =
B/C =
4.900
4.900
=
= 1,448
12.000(0,11746) + 1.975 3.384,52
B/C =
PW ( B) PW (O & M )
1
B/C =
Dari
B/C =
AW ( B) AW (O & M )
CR
B/C =
(4.900 1.975)
2.925
=
= 2,075
12.000( A / P,10%,20) 12.000(0,11746)
perhitungan
di
atas
terlihat
bahwa
hasil
dari
rasio
B/C
C. Latihan
1. Kumpulkan data tentang tingkat suku bunga di kota Semarang.
Diskusikan dengan kelompokmu dan buatlah daftar
D. Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
Daftar / blanko isian
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Prasayarat
4. Langkah Kegiatan
Tanyailah pada beberapa bank dan lembaga keuangan lain
di Semarang tentang bunga yang diberlakukan dan isikan
pada tabel / blanko yang telah disiapkan
5. Hasil
Akan didapat daftar tingkat bunga di kota Semarang
E. Rangkuman
Sebelum
membangun
proyek-proyek
besar
teknik
sipil,
perlu
menerapkan
proinsip-prinsip
ekonomi
dalam
pengambilan
keputusan, terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya dan manfaat dalam
menggunakan
F. Tes Formatif
Tes obyektif
1. Analisis ekonomi teknik dipakai oleh rekayasawan untuk:
a. menghitung nilai ekonomi suatu proyek
b. memilih yang terbaik dari beberapa skenario keteknikan
c. memilih/menggunakan sumber sumber daya untuk dimanfaatkan
secara efisien
d. a dan b betul
e. a s/d c betul
2. Gaji administrasi umum dan pajak-pajak termasuk dalam:
a. biaya tetap
b. biaya variabel
c. biaya non variabel
d. biaya langsung
7.
N
1
2
3
4
5
6
F/P
1,1000
1,2100
1,3310
1,4641
1,6105
1,7716
i = 10%
P/F
0,9091
0,8264
0,7513
0,6830
0,6209
0,5645
F/A
1,0000
2,3000
3,3100
4,6410
6,1051
7,7156
P/A
0,9091
1,7355
2,4869
3,1699
3,7908
4,3553
A/F
1,0000
0,4762
0,3021
0,2155
0,1658
0,1296
A/P
1,1000
0,5762
0,4021
0,3155
0,2638
0,2296
Rp. 1 juta
9.
A = 15 juta/ tahun
Nilai BCR = . . . . . . . .
i=10% n=5 tahun
30 jt
nilai sisa 6 jt
10. Dengan nilai BCR tersebut pada jawaban anda no 9, maka layak atau
tidak layakkah proyek tersebut?
...........................................................
...
Tes esay
Soal 12
Seorang pegawai swasta mempunyai gaji Rp.1.500.000 per bulan. Ia akan
menabung 1/3 gajinya setiap bulan. Di samping gaji, setiap triwulan ia
menerima bonus tergantung pres tasi kerjanya sekitar Rp. 1.000.000, namun
hanya akan ditabung Rp. 300.000 saja per tri-wulan. Bila tingkat bunga yang
berlaku 10% per tahun, tentukan besarnya nilai uang sete-lah 2 tahun (bunga
majemuk). Mohon dihitung dengan menggunakan tabel pada soal 7.
Soal 13.
Kepala sekolah sebuah SMK ingin membuat Unit Usaha bengkel. Diperlukan
biaya sebe-sar Rp.15 juta untuk membeli tambahan peralatan dan
pembenahan lokasi. Ongkos peme-liharaan dan biaya untuk membayar
tenaga honorer sebesar Rp. 12 juta per tahun. Diper-kirakan unit usaha itu
dapat memperoleh pesanan sebesar 60 juta per tahun dan keuntung an yang
didapat diperkirakan 10% dari pesanan. Manfaat yang dapat diperoleh adalah
na-iknya citra sekolah dengan bertambahnya minat ke sekolah tersebut
sehingga dapat me-naikkan sumbangan sukarela, diperkirakan sebesar Rp.
12 juta tiap tahun (tiap penerima-an siswa). Coba hitung nilai Benefit/Cost
Ratio pada tahun ke 4 dengan i = 10%.
2. a
3. d
4. a
6. a
7. b
8. Rp. 564.460,-
5. a
9. 2,....
10. layak
DAFTAR PUSTAKA
De Garmo, et.al. (1999) Ekonomi Teknik. (edisi Indonesia). Jakarta:
PT Prenhalindo
Joyowirono, Marsudi (1983) Ekonomi Teknik. Jakarta: Badan Penerbit
Pekerjaan Umum
BUKU AJAR
LINGKUNGAN TEKNIK
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku ajar terdiri dari dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 akan
membahas tentang konsep dan gejala yang berkaitan dengan
lingkungan
hidup.
mengungkapkan
keseimbangan
Pembahasan
konsep
dan
ekosistem
di
konsep
gejala
alam
yang
ditekankan
berkaitan
semesta,
dan
pada
dengan
terjadinya
ekosistem,
dan
sebab
akibat
dari
terjadinya
B. Prasyarat
Peserta PLPG dipersyaratkan telah memahami materi hidrologi
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah
dengan
cermat
bagian
Pendahuluan
agar
Anda
lingkungan,
pengelolaan
sumberdaya
air
dan
teori
hubungan
antar
komponen
dalam
ekosistem
c. Menjelaskan tentang klasifikasi jenis ekosistem
d. Memberikan pengertian definisi pencemaran lingkungan
e. Menjelaskan
tentang
indikator-indikator
pencemaran
lingkungan
f. Menerangkan klasifikasi penyebab pencemaran.lingkungan
g. Menjelaskan
tentang
identifikasi
penyebab
pencemaran
lingkungan
B. Materi
Ekosistem
1. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah keseluruhan hubungan kerja antara
komunitas biotik dan komunitas abiotik yang membentuk suatu
sistem untuk mempertahankan keberadaannya. Menurut DR. RA.
Slamet Riyadi beberapa kaidah tentang ekosistem adalah :
a. Ekosistem diatur dan dikendalikan secara alamiah.
lain,
melakukan
peranan
terhadap
keseluruhan
dapat
mandiri
mengatur
dirinya
sendiri.
Dalam
mengubah,
mengambil/meniadakan
unsur-unsurnya.
akan
menimbulkan
masalah,
dalam
kasus
ini
masalah
ekosistem
buatan
tersebut
berada
dalam
perkataan
lain
ekosistem
buatan
tersebut
dapat
agar
tidak
mengancam
kesejahteraan
hidup
manusia.
Sementara itu
pada pembagian
ekosistem yang
lain
lingkungan
lingkungan
secara
hidupnya,
karena
besar-besaran
setiap
eksploitasi
akan
membawa
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran
Pencemaran lingkungan atau lebih dikenal dengan polusi
(pollution)
sebagai
kehidupan
telah
disebabkan
lingkungan
petunjuk
mengalami
karena
ini
bahwa
kerusakan.
manusia
melebihi
lingkungan
batas
tempat
Kerusakan
melakukan
itu
pengelolaan
keseimbangan
ekosistem
ahli
mengatakan
bahwa
pencemaran
digunakan
untuk
mengatasi
atau
mengendalikan
sebenarnya
pencemaran
pertanyaan
tersebut
para
itu
terjadi.
ahli
Untuk
lingkungan
dengan
segala
kreasi,
kemampuan
dan
kerusakan
lingkungan
yang
segera
diikuti
akhirnya
sampai
pada
suatu
kesimpulan
kata
lain
pencemaran
merupakan
konsekuensi
lingkungan
hidup
sangat
besar
artinya
bagi
kelangsungan hidup.
SUMBER PENCEMARAN
TANAH
AIR
TANAMAN
UDARA
HEWAN
MANUSIA
Gambar 2.1 Daur Pencemaran Lingkungan
Indikator Biologis
Dalam rangka analisis keadaan lingkungan, masalah
indikator biologis perlu diketahui dan ditentukan. Indikator biologis
dalam hal ini merupakan penunjuk ada tidaknya perubahan
keadaan lingkungan dari keadaan garis normal. Melalui analisis
kandungan logam atau kandungan senyawa kimia tertentu yang
terdapat di dalam hewan maupun tanaman, atau suatu hasil dari
hewan (susu) atau tanaman (buah). Indikator biologis dapat
ditentukan dari hewan atau tanaman yang terletak pada daur
pencemaran lingkungan sebelum sampai kepada manusia.
hewan
lainnya.
Apabila
terjadi
pencemaran
atau
dapat
terjadi
karena
organisme
secara
tetap
atau
zat-zat
asing
di
dalam
udara
yang
yang
berkembang
pesat
dewasa
ini,
pencemar
dalam
udara,
maka
pencemaran
(CO)
b. Nitrogen Oksida
(NOx)
yang
udara
paling
adalah
banyak
komponen-
c. Belerang Oksida
(SOx)
d. Hidro Karbon
(HC)
e. Partikel
Komponen
mencemari
pencemar
udara
secara
udara
tersebut
sendiri-sendiri,
di
atau
atas
bisa
dapat
pula
O2Hb (Oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO
COHb (Karboksihemoglobin)
COHb
dalam
darah
mencapai
6,9%.
Hal
ini
dengan
benda-benda
lain
yang
mengakibatkan
H2 O
H2SO3
SO3 +
H 2O
H2SO4
f. Hidrokarbon atau HC
Hidrokarbon atau sering disingkat dengan HC adalah
pencemar udara yang dapat berupa gas, cairan maupun padatan.
Dinamakan hidrokarbon karena penyusun utamanya adalah atom
karbon dan atom hidrogen.
Hidrokarbon sebagai bahan bakar dalam mesin perlu
dicampur udara yang cukup dan merata agar terjadi pembakaran
yang sempurna. Pembakaran yang tidak sempurna berakibat pada
HC yang dibuang bersama-sama gas hasil pembakaran. Dampak
pembakaran yang tidak sempurna adalah :
a. Mesin boros bahan bakar
b. Menimbulkan kerak pada saluran pembuangan
c. Mencemari udara
Pencemaran HC yang berupa gas akan tercampur dengan
gas lainnya. Pencemaran HC berupa cairan akan membentuk
kabut minyak (droplet). Pencemaran HC yang berupa padatan
akan membentuk asap yang pekat.
g. Efek Rumah Kaca
Dari
berbagai
kegiatan
manusia
terutama
dalam
2.
3.
4.
5.
Adanya mikroorganisme
6.
1. Perubahan Suhu
Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses disertai
dengan timbulnya panas reaksi atau panas dari suatu gerakan
mesin. Penghilangan panas dilakukan dengan proses pendinginan
air. Apabila air panas tersebut di buang ke sungai maka air sungai
akan menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik anak
mengganggu kehidupan hewan air dan organisme air lainnya
karena kadar oksigen yang terlarut dalam air dan akan turun
bersamaan dengan kenaikan suhu. Padahal setiap kehidupan
memerlukan oksigen untuk bernafas. Makin tinggik kenaikan suhu
air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.
4. Mikroorganisme
Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya, bahwa
mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan
buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke air lingkungan,
baik sungai, danau maupun laut. Kalau bahan buangan yang harus
didegradasi cukup banyak, berarti mikroorganisme akan ikut
berkembang biak. Pada perkembangbiakan mikroorganisme ini
tidak
tertutup
kemungkinan
bahwa
mikroba
patogen
ikut
makanan
berpotensi
untuk
menyebabkan
namun
menyediakan
makanan
yang
cukup
bagi
C. Latihan
4. Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. ember untuk tempat air sampel
b. gelas ukur
c. pipet
d. air aquades, dan SiO2
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Prasayarat
4. Langkah Kegiatan
5. Hasil
5. Rangkuman
Ekosistem selalu cenderung ke arah pada keadaan
seimbang dan stabil. Seluruh komponen ekosistem dalam
interaksinya akan membentuk suatu proses kerja yang teratur dan
terus menerus selama tak terjadi gangguan. Apabila pada suatu
saat keseimbangan dan keteraturan proses tersebut terganggu
maka keseluruhan komponen ekosistem akan segera melakukan
adaptasi untuk kembali pada keseimbangannya (re-equillibrium
procces). Tetapi kalau proses menuju ke arah keseimbangan
tersebut tidak tercapai, atau tercapai dalam waktu lama maka
terjadi suatu ketidakseimbangan ekosistem, sehingga ekosistem
tidak stabil (labil). Dengan perkataan lain terjadilah suatu masalah
yang disebut masalah lingkungan.
Pencemaran
lingkungan
tempat
lingkungan
kehidupan
sebagai
telah
petunjuk
mengalami
bahwa
kerusakan.
melebihi
batas
keseimbangan.
Hal
itu
akan
6. Tes Formatif
Tes obyektif
Selesaikan soal soal dibawah ini dengan tepat.
1. Apabila pada suatu saat keseimbangan dan keteraturan proses
terganggu maka keseluruhan komponen ekosistem akan segera
melakukan adaptasi untuk kembali pada.:
a. keseimbangannya (re-equillibrium procces).
b. bentuk semula
c. proses awal
d. proses lanjutannya
2. Kalau proses menuju ke arah keseimbangan tidak tercapai, maka
terjadi ketidakseimbangan ekosistem, sehingga ekosistem menjadi :
a. tidak stabil
b. stabil
c. satu
d. sangat solid
3. Ekosistem buatan bila dibiarkan tanpa diberikan subsidi energi
teratur dalam waktu relatif lama akan berubah menjadi ekosistem :
a. alamiah
b. yang stabil
c. yang stabil
d. tetap tak berubah
Kunci jawaban :
1. a
2. a
3. a
4. c
5. d
.
6. Hubungan timbal balik antara keduanya dapat berlangsung dan
mengatur sendiri secara serasi, seimbang sehingga terjadi kondisi
stabil. Contoh : hutan yang belum dijamah manusia, baik unsur
biotik maupun abiotik masih lengkap. Semua unsur dapat
memenuhi kebutuhannya berkat adanya hubungan yang cukup
serasi secara alamiah
7. Ekosistem tersebut akan mengalami instabilitas, kemungkinan
akan terjadi bencana tanah longsor dsb.
8. Karena ekosistem di dalam buatan manusia ada unsur yang
dihilangkan, namun ditutup dengan pemberian energi, sehingga
saat pemberian energi terlambat ekosistem mengalami instabil
9. saat pencemaran terjadi, maka ekosistem akan mengalami
gangguan, semakin parah pencemarannya akan menimbulkan
gangguan terhadap ekosistem yang semakin berat.
10. Karena memang semua pencemaran ujung-ujungnya akibat ulah
manusia yang tak terkendali dalam berbuat terhadap alam.
Kompetensi
a. Mampu mengenali konsep Pengelolaan Sumberdaya Air
b. Mampu memahami konsep Pengendalian Banjir.
2.
Indikator
B. Materi
Pengelolaan Sumberdaya Air dan Pengendalian Banjir
1. Pengaturan Imbangan air.
Sumberdaya air termasuk sumberdaya fisik, yang dalam
pengembangannya tidak terlepas
sumberdaya
recources),
maka
air
yang
dapat
merupakan
diperbarui
sumberdaya
Air
(renewable
yang
harus
permasalahan
yang
bersumber
dari
kurang
banyak, (2) air terlalu sedikit, (3) mutu air tidak memenuhi standar
yang diinginkan, (4) energi air terbuang tanpa termanfaatkan.
Keberadaan jumlah dan mutu air mempunyai variabilitas
dalam skala ruang dan skala waktu. Nilai-nilai air di suatu tempat
berubah-ubah sebagai fungsi waktu. Nilai air (NA) dapat dituliskan
sebagai simbol:
NA = f (t)
dengan
NA
= nilai air
f (t)
= fungsi waktu
untuk
pegangan
perencanaan
dapat memberikan
pemanfaatan
air.
Secara
symbol
NA = KD + KK + KS + KR
dengan :
NA
KD
= komponen deterministic
KK
= komponen kecenderungan
KS
= komponen siklus
KR
menyatakan
nilai
air
harus
menggunakan
waktu t
Selain
variabilitas
waktu,
cara
penyajian
untuk
kepentingan
menguraikan
perluasan sawah,
sumberdaya
air
perlu
diambil
beberapa
untuk kondisi saat ini maupun kondisi yang akan datang. Oleh
karena nya pembuatan Masterplan Pengembangan Sumberdaya
Air suatu wilayah sangat penting dilakukan.
1. Arah Materi Masterplan
Tujuan
Pembuatan
masterplan
untuk
menetapkan
arah
suatu
masterplan
yang
menjamin
rencana
genangan
rekayasa,
yakni
metode
dengan
debit
aliran,
mengisolasi
daerah
genangan,
dan
Untuk
sungai,
pelurusan
dan
pemendekan
sungau,
dan
lahan
yang
baik
kolam
penampungan
dapat
akan
sesuai
dengan
fungsinya,
namun
perlu
sungai,
tersedia
bahan
bangunan
setempat,
yang
memungkinkan
dewatering
mengalami
dapat
atau
penggenangan,
ditempuh
drainase
dengan
sistem
bila
model
gravitasi,
masih
drainase
namun
jika
menyangkut
lahan
dan
peraturan
penetapan
bangunan-bangunan.
wilayah
Realisasi
dicampurkan
SiO2
akan
segera
hubungannya
dengan
diketahui
kadar
kekeruhannya
E. Test Formatif
Test Obektif
1. Ketersediaan
air
pemakaian
air
b.
c.
d.
b.
c.
d.
3. Untuk
meningkatkan
kapasitas
sungai,
dilakukan
dngan
cara........., kecuali :
a.
b.
c.
.membendung sungai
d.
Bendung
b.
Bendungan
c.
Jembatan layang
Tanggul
d.
Pengelolaan DAS
b.
Menutup selokan
c.
d.
Mencangkuli lahan
GLOSARIUM
Equillibrium
: Keseimbangan
Bypass
: pintas
DAFTAR PUSTAKA
BUKU AJAR
PEMBELAJARAN INOVATIF
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku ajar terdiri dari empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1
akan membahas tentang konsep belajar berdasarkan Pendekatan
Kontekstual, dimana keberhasilan belajar bukan hanya bergantung
pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga mempertimbangkan
kondisi pengetahuan saat awal siswa belajar. Pembahasan konsep
ditekankan pada perbedaan antara Pembelajaran Kontekstual dengan
Konvensional,
kompetensi
penerapannya
dalam
yang
pembelajaran.
dikembangkan,
Kegiatan
kemampuan
belajar
akan
B. Prasyarat
Peserta PLPG dalam mengikuti materi ini telah memahami materi
Strategi Belajar mengajar dan Dasar Proses Pembelajaran.
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah bagian Pendahuluan agar Anda mengetahui harapan
yang dapat dicapai dan kegiatan belajar yang akan disajikan
B. Materi
1. Pandangan Konstruktivisme Tentang Pembelajaran
Walau sejak lahir mempunyai potensi kognitif, manusia tidak
dibekali dengan pengetahuan yang telah jadi atau dalam paketpaket,
yang
dapat
dipersepsi
secara
langsung.
Semua
dan
fasilitator
belajar
siswa.
Pembelajaran
dengan
prakonsepsi
atau
pengetahuan
awal;(2)
pembelajaran
adalah
pola
umum
proses
Dalam
prosedur
pembelajaran
konstruktivisme
yang
sering
digunakan
dalam
pembelajaran
sikap
dalam
melakukan
percobaan,
interpretasi
data,
dalam
konstruktivisme.
model
pembelajaran
yang
berdasarkan
materi
ajar
dan
mengambangkan
berbagai
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP),melaksanakan
Strategi
pembelajaran
yang
mendidik
sehingga
pembelajaran
adalah
pola
umum
proses
mencapai
kompetensi
pengembang
kurikulum
harus
menentukan
pilihanan
strategi,
dasar
memiliki
tertentu
seorang
kemampuan
pendekatan,
dan
untuk
model
perlu
eksplisit,
namun
tergambar
dalam
rencana
Tahapan-operasional
suatu
model
pada
umumnya
sosial
adalah
situasi
yang
menggambarkan
siswa.
Prinsip
ini
memberi
petunjuk
bagaimana
telah
dirumuskan
secara
eksplisit.
Sedangkan
karakteristik
yang
diterapkan
pada
proses
baik
adalah
pembelajaran
yang
menyenangkan,
kontekstual
adalah
pengajaran
yang
dan
masalah-masalah
luar-sekolah
dunia-nyata
agar
atau
dapat
memecahkan
masalah-masalah
yang
disiplin,
serta
pengumpulan,
penganalisisan
dan
konvensional
yang
selama
ini
kita
kenal
artinya
bahwa
dalam
pembelajaran
Kontekstual
kepada Menyandarkan
hapalan.
pada
memori
spasial.
Pemilihan
informasi Pemilihan
informasi
berdasarkan
kebutuhan
individu siswa.
Cenderung terfokus pada Cenderung
bidang (disiplin) tertentu.
Memberikan
informasi
sampai
mengintegrasikan
kepada
pada
siswa dengan
pengetahuan
awal
diperlukan.
Penilaian
hanya
hasil
melalui
akademik
ujian/ulangan.
penerapan
praktis
autentik
(Authentic
Instruction),
yaitu
konteks
bermakna.
Ia
mengembangkan
strategi
pengajaran
yang
mengikuti
berbasis
memerlukan
kerja
suatu
(Work-Based
pendekatan
Learning)
pengajaran
yang
yang
metodologi
pengajaran
yang
antara
pengalaman
jasa-layanan
dan
untuk
memperjelas
faktor-faktor
yang
tangga
perlu
alat-alat
kerja
yang
diperlukan,
tangga,
pengukuran
dengan
hati-hati
bersama
c. Catatlah
disiplin,
serta
pengumpulan,
penganalisisan
dan
F. Tes Formatif
Tes obyektif
1. CTL adalah model pembelajaran yang mengkaitkan materi
pelajaran dengan :
a. Kehidupan yang akan datang
b. Kehidupan yang telah lalu
c. Kehidupan nyata
d. Kehidupan orang lain
2. CTL memberi kemungkinan untuk menguatkan, memperluas
dan menerapkan pengetahuan dalam tatanan sekolah dan luar
sekolah kepada :
a. Mahasiswa
b. Mahasiswa dan siswa SMA
c. Mahasiswa, siswa SMA, SMK, MA. SMP, MTs.
d. Siswa SMA, SMP, SD, dan TK.
3. Pengajaran CTL terjadi bila apa yang sedang diajarkan siswa .
a. Menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajajarkan
b. Memahami dan menghayati apa yang sedang diajajarkan
c. Mengalami dan mengusai apa yang sedang diajajarkan
d. Memahami dan mengalami apa yang sedang diajajarkan
4. Pembelajaran kontekstual pada hakekatmya pendekatan yang
menekankan pada :
a. Berfikir seadanya.
b. Berfikir tingkat tinggi
c. Konsentrasi penuh
d. Berfikir dan konsentrasi penuh.
5. Pembelajaran
kontekstual
harus
dapat
membangun/
b. Constructivisme,
c. Questioning
d. inquiry
6. indikator pembelajaran kontekstual antara lain
a. menyandarkan pada hafalan
b. menyandarkan pada hafalan memori spasial
c. memilih informasi ditentukan oleh guru
d. cenderung terfokus pada bidang tertentu
7. Dalam Questioning untuk menggiring siswa dalam menemukan
konsep baru, pembelajaran harus muncul banyak :
a. Diskusi
b. Pertanyaan
c. Masukan.
d. Informasi
8. Pembelajaran
yang
memerlukan
penggunaan
metodologi
antara
Pembelajaran
Konvensional
dengan
Kontekstual
kunci jawaban
Konvensional
Menyandarkan
Kontekstual
kepada Menyandarkan
hapalan.
pada
memori
spasial.
informasi
berdasarkan
Cenderung
terfokus
pada Cenderung
tumpukan Selalu
kepada
mengintegrasikan
mengkaitkan
informasi
pada
diperlukan.
Penilaian hasil belajar hanya Menerapkan
melalui
kegiatan
penilaian
autentik
berupa ujian/ulangan.
pemecahan masalah.
kunci jawaban
Karena Pembelajaran kontekstual merupakan suatu model
pembelajaran untuk mengkaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan nyata dan memotivasi siswa mengkaitkan antara
pengetahuan
kehidupan mereka
3. Berilah penjelasan tentang Belajar berbasis masalah (ProblemBased Learning),
kunci jawaban
Belajar berbasis masalah adalah suatu pendekatan pengajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan
ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk meperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
4. Berilah penjelasan tentang Pengajaran autentik (Authentic
Instruction),
kunci jawaban
Pengajaran
autentik
yaitu
pendekatan
pengajaran
yang
berbasis
proyek
adalah
pembelajaran
yang
memahami
beberapa
landasan
pemikiran
Pembelajaran Portofolio.
c. Mampu memahami langkah-langkah Pembelajaran Portofolio.
2. Indikator
a Memberikan pengertian Model Pembelajaran Portofolio
b Menerangkan beberapa landasan pemikiran Pembelajaran
Portofolio
c
B. Materi
Model Pembelajaran Portofolio
Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik,
sebagai suatu proses sosial paedagogis, dan sebagai adjective.
Sebagai benda fisik, portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau
dokumentasi hasil kerja siswa yang terkumpul dalam satu bundel.
Misalnya hasil tes awal (pre test), tugas-tugas terstruktur, hasil tes
akhir (post test) dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial
paedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang
terdapat dalam pikiran siswa, baik yang berwujud pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Sebagai
adjective, portofolio seringkali disandingkan dengan konsep lain,
misalnya dengan konsep penilaian sehingga dikenal dengan istilah
penilaian
berbasis
(Budimansyah, 2002).
portofolio
(portofolio
based
assessment)
agar
mau
dan
mampu
berbuat
untuk
to
know).
lingkungannya
itu
Diharapkan
dapat
hasil
membangun
inteaksi
dengan
pengetahuan
dan
sekitarnya,
walaupun
Pendidikan
merupakan
pengalaman
sehingga
gagasan
upaya
itu
sangat
untuk
gagasan-gagasan
terbatas.
mengorganisir
itu
menjadi
teaching
adalah
suatu
bentuk
upaya
memperhatikan
keragaman
peserta
didik.
Dalam
yang
harus
dihargai
kemampuannya
dan
diberi
5. Hasil
Dari kegiatan itu akan diperoleh hasil berupa kumpulan tulisan
dri proses kerja yang dilakukan, yang merupakan laporan dari
praktek yang dilakukan oleh siswa yang bersangkutan.
E. Rangkuman
Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai
suatu proses sosial paedagogis, dan sebagai adjective. Sebagai
benda
fisik,
portofolio
adalah
bundel,
yaitu
kumpulan
atau
positif
diantara
siswa
untuk
mencapai
tujuan
ketergantungan
secara
individu,
(2)
dapat
jawabannya
memberikan
penjelasan
kepada
anggota kelompok
d. Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab
pertanyaan kuis dengan tidak saling membantu
e. Pembahasan kuis
f. Kesimpulan
(5) ilmu pengetahuan alam, (6) ilmu pengetahuan sosial, (7) seni
budaya dan keterampilan, dan (8) pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
Dalam pembelajaran tematik, standart kompetensi dan kompetensi
dasar yang termuat dalam standar isi harus dapat tercakup seluruhnya
karena
sifatnya
masih
minimal.
Sesuai
dengan
petunjuk
4. Langkah Kegiatan
a. Bentuk kelompok-kelompok yang akan diskusi, dan dibagi
b. Siapkan buku dan alat tulis yang diperlukan.
c. Lakukan diskusi di kelompok yang membahas sub materi
sejenis, hingga bembuahkan hasil
d. Kembali ke kelompok masing-masing dan memaparkannya
dlam diskusi kelompok awal.
e. Catatlah hasil diskusi sebagai hasil akhir
5. Hasil
Dari kegiatan itu akan diperoleh hasil yakni pemahaman.
E. Rangkuman
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan
positif diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap
siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas
belajar terpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas
bersama,
saling
memecahkan
membantu
masalah.
dan
Melalui
saling
interaksi
mendukung
belajar
yang
dalam
efektif
tematik
adalah
pembelajaran
yang
dirancang
F. Test Formatif
1. Dalam Pembelajaran Pendekatan Kooperatif aktifitas belajar
terpusat pada siswa dalam bentuk ......, kecuali :
a. diskusi
b. mengerjakan tugas bersama
c. saling membantu dalam memecahkan masalah
d. masing-masing siswa mengerjakan tugas sendiri-sendiri
2. Model
pembelajaran
kooperatif
memungkinkan
semua
Tipe
Student
Teams-Achievement
Divisions,
(Model
Tim
Ahli)
memerlukan
kelompok
yang
beranggotakan
a. 4 orang
b. 6 orang
c. 8 orang
d. 10 orang
5. .Tujuan Pembelajaran Tematik antara lain adalah ..... kecuali :
a. Peserta didik mudah memusatkan perhatian
b. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam
c. Guru menghemat waktu
d. Peserta didik tak perlu mempunyai buku.
memandang
sesuatu
secara
terintegrasi
dengan
(S-kedua)
diperlukan
pemikiran
tentang
berbagai
pendidikan
untuk
menghasilkan
lulusan
yang
dapat
sendiri
sehingga
memungkinkan
dihasilkannya
pemikiran
mengembangkan
pengetahuan-pengetahuan
baru
yang
nilai-nilai
positif
pendidikan,
budaya,
dan
agama
sains
dan
teknologi
itu
nampaknya
merupakan
Menu Pagi
Kantong Ilmu
Tugasku kewajibanku
Rencana Pembelajaran
pembelajaran
yang
memperhatikan
C. Latihan
berikan penjelasan tentang manfaat pendekatan SETS terhadap
peserta didik dalam memandang sesuatu untuk memahami suatu
pengetahuan.
D. Lembar Kegiatan
Penerapan pendekatan SETS pada pelatihan pemasangan kozen
pintu dan jendela suatu rumah tinggal.
1. Alat dan Bahan
a. Kertas HVS dan alat tulis, dan penggaris..
b. Gambar kerja sebidang pemasangan kozen pintu bangunan
c. Meteran , unting-unting dan benang.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Prasayarat
4. Langkah Kegiatan
a. Siapkan alat-alat kerja yang diperlukan, benang, meteran,
unting-unting kertas dan alat tulis, dan ditempatkan sesuai
dengan kebutuhannya.
b. Lakukkan pengukuran dengan hati-hati bersama anggota
kelompokmu, dan catat hasilnya.
c. Catatlah
skor, unting-unting,
meteran,
dimaksud
memandang
sesuatu
secara
terintegrasi
dengan
(S-kedua)
diperlukan
pemikiran
tentang
berbagai
pendidikan
untuk
menghasilkan
lulusan
yang
dapat
GLOSARIUM
STAD
Jigsaw
Portofolio
SETS
atau Salingtemas
DAFTAR PUSTAKA
dan
Penilaian
Dirjen Pendasmen,
Kontekstual. Jakarta.
Dirjen
PLP,
2003.
Pembelajaran
Second
Edition.
BUKU AJAR
EVALUASI PEMBELAJARAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Penilaian
hasil
belajar
dilakukan
oleh
pendidik,
satuan
B. Prasyarat
Peserta PLPG dipersyaratkan telah memahami materi metodologi dan
analisis statistika.
C. Petunjuk belajar
1. Bacalah
dengan
cermat
bagian
Pendahuluan
agar
Anda
B. Uraian Materi
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Proses belajar mengajar berkaitan erat dengan tujuan pengajaran
/kurikulum dan evaluasi . Ketiga komponen tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain . Setiap
kegiatan penilaian memerlukan pedoman atau kriteria tertentu sebagai
acuan dalam menentukan batas ketercapaian. Tujuan pengajaran
merupakan kriteria pokok dalam penilaian. Penialain juga tidak mungkin
dilakukan apabila tidan ada kegiatan proses belajar mengajar dan
sebaliknya. Hubungan antara proses belajar mengajar, tujuan pengajaran
dan evaluasi sebagaimana digambarkan dalam gambar 1. Tiga
Komponen dalam proses pendidkan.
Three Components in the Educational Process:
Curriculum
Instruction
Testing
siswa
mendapatkan
hasil
yang,
memuaskan,
siswa
informasi
yang
sangat
diperlukan
untuk
membuat
mengetahui
sampai
sejauhmana
kemajuan
maupun
mengetahui
sampai
sejauhmana,
keberhasilan
metode
pencapaian
standar
kompetensi
lulusan
sebagai
dasar
langkah-langkah
perencanaan,
penyusunan
alat
penilaian,
5). Memberikan informasi bagi orang tua / wali dan komite sekolah
tentang efektivitas pembelajaran di sekolah.
6). Memberikan umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah)
dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang baik untuk
digunakan.
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Memberikan informasi sejauh mana seorang peserta didik
telah
kontrol
bagi
guru
dan
sekolah
tentang
kemajuan
sistem
pencatatan
yang
bervariasi
dalam
penilaian
dalam
mengumpulkan
informasi
untuk
dan
dan
menjamin
materi
saja
(pengetahuan).
Penilaian
harus
menyeluruh
dengan
kempetensi.
Ketentuan
kelulusan
ditetapkan
dengan
proses
yang
konstribusi/menunjukkan
ketercapaian
suatu
menghitung,
membedakan,
menyimpulkan,
dalam
satuan
kompetensi
dasar
dilakukan
dengan
kompleksitas
pendukung
dalam
kompetensi,
serta
penyelenggaraan
kemampuan
pembelajaran.
sumberdaya
Sementara
itu
3 Indikator
FORMAT KISIS-KISI INSTRUMEN
Nama Sekolah
Bidang Keahlian
Program Keahlian
Kompetensi
No
Sub
Kompetensi
KUK
Materi Uji
Metode
Penilaian
Indikator
Pengetahuan:
Keterampilan:
Sikap
TAKSONOMI BLOOM
Blooms Taxonomy (1956) membagi tiga domain/kawasan yaitu Ranah
Kognitif / Cognitive Domain, Ranah Afektif / Affective Domain dan Ranah
Psikomotor / Psychomotor Domain.
1. Kognitif / Cognitive Domain, yaitu tujuan pendidikan yang berkenaan
dengan ingatan / pengenalan terhadap pengetahuan dsn prngrmbsngsn
krmsmpusn intelektual dan keterampilan berpikir. Ranah Kognitif terbagi
dalam 6 tingkatan kemampuan yang berjenjang yaitu :
Knowledge
Comprehension
Application
Analysis
Synthesis
Evaluation
tingkatan kemampuan :
a). Receiving
b). Responding
c). Valuing
d). Organization
e). Characterization
3. Ranah Psikomotor / Psychomotor Domain, yaitu tujuan pendidikan yang
berkenaan dengan keterampilan motorik, yang meliputi tingkatan
kemampuan :
a).
Imitasi
b).
Manipulasi
c).
Prseisi
d).
Artikulasi
ANALISIS INSTRUMEN
Instrumen pada program normative, adaptif maupun
produktif perlu
dianalisis
dan
dengan
analisis
kualitatif/telaah
butir
analisis
1. Validitas
Validitas berhubungan dengan sejauhmana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur dan perlu ditinjau lebih dahulu isi
dan kegunaan alat ukur tersebut. Tes dikatakan sahih (valid), apabila
skor-skor yang diperoleh dengan dapat diinterpretasikan sebagai tingkah
laku yang akan diukur.
Validitas sebagai alat evaluasi bukan merupakan suatu
cirri yang
absolute atau mutlak. Tetapi lebih mengarah pada suatu cirri yang relative
terhadap tujuan yang hendak dicapai. Suatu tes dapat memiliki validitas
yang bertingkat-tingkat tergantung pada tujuannya.
Ada beberapa jenis Validitas:
Validitas isi (Content Validity)
Validitas konstruksi (Construct Validity)
Validitas yang dikaitkan dengan Kriteria (Criterion-related validity).
a.
apabila pertanyaan yang diajukan dapat dianggap, mewakili seluruh isi dari
bidang yang sedang diukur dan materi suatu tes merupakan sampel dari
materi pelajaran yang diberikan yang berisikan ranah kognitif, afektif dan
psikomotor (taksonomi Bloom). Dalam penyusunan tes, supaya dapat
memiliki validitas tinggi, dibuatkan suatu kisi-kisi yang memuat ranah dari isi
yang akan diukur.
b.
xy
( x)( y)
Koefislen Korelasi
Kriteria
0.80-1,00
Sangat tinggi
2.
0.60-0,79
Tinggi
0.40--0,59
Cukup
4,
0.20-0.39
Rendah
0.00-0.19
Sangat rendah
2. Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan alat
tersebut selalu sama atau hampir sama. Untuk mengetahui reliabilitas tes
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Metode tes-rites untuk mengukur reliabilitas stabilitas dengan
memberikan tes yang sama kepada satu kelompok coba dengan jarak
waktu tertentu. Kedua hasil tes tersebut dikorelasikan dan dapat
menggunakan korelasi product moment. Metode ini digunakan untuk
menganalis reliabilitas tes yang jawabannya hanya satu.
b. Metode ekuvalensi untuk mengukur reliabilitas dengan memberikan
dua tes vang setara kepada satu kelompok dengan jarak waktu
tertentu. Kedua hasil tes dikorelasikan dengan menggunakan korelasi
product moment. Metode ini digunakan untuk menganalisis reliabilitas
tes yang jawabannya hanya satu.
c. Metode belah dua untuk mengukur reliabilitas internal konsistensi,
dengan memberikan tes satu kali kemudian mengkorelasikan hasil tes
setelah dibelah dua ganjil dan genap atau atas dan bawah
Teknik analisis yang dapat digunakan yaitu rumus: a) Spearman
Brown
(ganjil/genap),
b)
Flanagan
(atasibawah),
c)
Rulon
Selain metode tersebut dapat untuk mengukur rehabilitas tes uraian dan
tes perbuatan dapat dilakukan dengan menggunakan dua penilai atau
lebih (antar rater), kemudian hasilnya dikorelasikan.
Teknik Pengolahan Skor Dalam Evaluasi
Skor yang diperoleh siswa dalam suatu evaluasi yang telah dilakukan,
belum dapat memberikan
terhadap skor yang diperoleh tersebut. Oleh karena itu skor-skor tersebut
selanjutnya akan dianalisis , sehingga dapat diketahui seberapa besar
penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang telah diberikan,
selain juga akan diketahui bagaimana status atau kedudukan siswa
tertentu dibandingkan dengan siswa-siswa lain dalam kelompok atau
kelasnya.
Mengolah Skor Mentah menjadi Nilai Huruf
Penampilan skor mentah umumnya berbentuk angka, sedangkan nilai
huruf berbentuk huruf dengan porsi : A, B, C, D dan E. Bobot tertinggi nilai
A dan bobot trendah nilai E Nilai E diberi kode TL (tidak lulus) karena
tidak mempunyai bobot. Ketentuan skor mentah menjadi nilai huruf
diantaranya : berdasarkan Mean dan Deviasi rata-rata dan berdasarkan
Mean Ideal dan Deviasi Standar Ideal.
Mengolah Skor Mentah menjadi Nilai 1 - 10
Skor mentah menjadi nilai 1 - 10 disebut skala 1 - 10. Penilaian
menggunakan skala 1 -10 dimungkinkan akan didapat angka-angka
pecahan karena hanya terdapat 10 bilangan bulat. Berikut ini hanya akan
dibahas nilai dengan skala 1 - 10. Persyaratan untuk itu diperlukan
menghitung Deviasi Standar (DS).
Setelah diketahui besarnya Mean dan DS selanjutnya menjabarkan skor
mentah ke dalarn nilai skala I - 10 dengan ketentuan sbb :
Skor A
Skor B
Mean
Matematika
Statistika
Bhs Inggris
70
60
75
75
65
65
65
50
60
DS
5
4
5
Analisis :
Skor A: Matematik: 70 - 65 = 1
Skor B: Matematik: 75 65 = 2
Statistika : 60 - 50 = 2,50
Statistika : 65 - 50 = 3,75
Bhs Ingg. : 75 - 60 = 3
Bhs Ingg. : 65 - 60 = 1
Penjabaran
ini
diperlukan
untuk
mengetahui
bagaimana
Skor T = ( X-M) 10 + 50
DS
atau
Skor T = 10 Z + 50
TEKNIK PENILAIAN
Teknik pengumpulan informasi pada prinsipnya adalah cara penialain
kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai. Teknik penilaian yang dipilih harus
sesuai indikator penilaian yang sudah ditetapkan. Teknik teknik penilaian
dapat digunakan adalah sbb:
1. Penilaian unjuk kerja
2. Penilaian sikap
3. Penilaian tertulis
4. Penilaian proyek
5. Penilaian Produk
6. Penilaian portofolio
7. Penilaian diri
1. Penialain Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian yang dilakukan dengan mengamati
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penialain unjuk kerja perlu
dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian
kemampuan tertentu. Alat atau instrument penilaian yang dapat
digunakan dalam penialain unujk kerja adalah
memberi nilai
tertentu
yang
berhubungan
dengan
suatu
materi
secara
langsung
tentang
sikap
seseorang
yang
berkaitan dengan sesuatu hal. Jawaban atau reaksi lain yang muncul
dalam memberikan jawaban akan dapat dipahami sikap peserta didik
terhadap objek sikap.
c. Laporan pribadi
3. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis adalah penilaian yang dilakukan secara tertulis yaitu
suatu tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu
merespon dalam bentuk tulisan tetapi dapat juga dalam bentuk lain
misalnya gambar , tanda warna dan lain sebagainya.
Beberapa teknik penilaian yang digunakan dlam tekbik tertulis adalah :
a. Memilih Jawaban
Jawaban dapat diformat dalam bentuk pilihan ganda, dua pilihan
(benar-salah), menjodohkan dan sebab akibat
b. Mensuplai Jawaban
Mensuplai
jawaban
dilaksanakan
dengan
format
isisan
4. Penilaian Proyek
Penialain proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode tertentu.
Alat penilaian yang digunakan adalah daftar cek /chek list , penilaian
rentang / rating scale dan kesesuaian produk dengan spesifikasinya.
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian proyek yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan
Yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topic dan mencari
informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan
penulisan laporan
b. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran/program keahlian dengan
mempertimbangkan
tahap
pengetahuan,
keterampilan
dan
terbaik
oleh
peserta
didik,
lembar
jawaban
tes
yang
menunjukkan soal yang mampu dan tidak mampu dijawab, atau bentuk
informasi lain yang yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu
mata pelajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian portofolio adalah :
1 Karya siswa benar-benar hasil karyanya sendiri
2 Saling percaya antara guru dan peserta didik
3 Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
tanggal
pembuatan
pada
setiap
bahan
informasi
aspek-aspek
besertapembobotannya
yang
akan
dinilai
dari
portofolio
membuat karyanya.
f. Peserta
didik
diminta
berkesinambungan.
Guru
untuk
menilai
membimbing
hasil
karyanya
peserta
ddidik
secara
tentang
melakukan
tugas,
untuk
menilai
aspek-aspek
dilakukan
terhadap
unsur-unsur
afektif
atau
emosional.
Langkah-langkah / teknik penilaian diri sebagai berikut :
a. Menjelaskan kepada peserta didik jutuan penilaian diri
b. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai
c. Menentukan kriteria penilaain yang digunakan
dapat
2. Verifikasi Eksternal
Proses pengendalian mutu untuk melakukan pemeriksaan atau klarifikasi
untuk mengetahui kesesuaian antara hasil pengukuran dann penilaian
(untuk seluruh komponen pengukuran dan penilaian) yang dilakukan oleh
guru dengan hasil penilaian yang dilakukan oleh pihak eksternal sekolah
yang bersifat independen
Tujuan
3 Mengetahui kesesuaian antara hasil penilaian guru dengan tingkat
penguasaan kompetensi yang dicapai siswa
pembelajaran
per
kompetensi/level
kompetensi/akhir
pendidikan
C. Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
Kertas dan alat tulis menulis
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Prasayarat
1. Silabi mata pelajaran
2. Kompetensi dasar harus sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu
4. Langkah Kegiatan
1. Tentukan
kompetensi
dasar
yang
akan
dibuat
format
penilaiannya
2. Pilih metode / teknik penilaian yang tepat untuk kompetensi
dasar
tersebut,
sesuai
dengan
indikator
pencapaian
kompetensi.
3. Buatlah kisi-kisi instrumennya, berdasarkan tipe tes, jumlah
soal, waktu dan tingkatan aspek kemampuan yang akan dicapai
4. Buatlah instrumen penilaian
5. Hasil
Hasil dari kegiatan ini akan diperoleh pemahaman yang jelas tentang
penilaian hasil belajar, sehingga peserta pelatihan dapat membuat
insrumen
penilaian
yang
tepat
dan
sesuai
dengan
indikator
maka tidak akan terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar. Hal
ini menunjukkan bahwa penilaian mempunyai keterkaitan yang sangat
erat dengan proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus
memahami konsep dan prinsip dasar dalam penilaian serta mampu
mengembangkan
model
penilaian
yang
tepat
agar
tingkatan
sangat
2.
3.
4.
Metode pengujian dalam evaluasi harus mempertimbangkan halhal sebagai berikut, kecuali :
a.
Peserta yang akan diuji
b.
Fasilitas pendukung
c.
Kemampuan pengujinya
d.
Pemilihan butir soal
5.
10
c.
d.
Semuanya benar
Semuanya salah
Tes Uraian
1. Buatlah rancangan instrumen penilaian yang tepat dan sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi dalam satu kompetensi dasar pada
mata pelajaran yang saudara ampu.
2.
3.
sangat
4.
Metode pengujian dalam evaluasi harus mempertimbangkan halhal sebagai berikut : Peserta yang akan diuji , Fasilitas pendukung
dan Kemampuan pengujinya. Pemilihan butir soal adalah bahan
pertimbangan dalam pembuatan soal.
Jadi jawaban yang benar : E
5.
yang diuji, format butir soal, jumlah butir soal dan distribusi tingkat
kesukaran.
Jawaban yang tepat adalah: C
7
10
DAFTAR PUSTAKA
BUKU AJAR
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Sekarang ini telah masuk di dalam era komunikasi dan informasi,
yang di dalamnya sarat dengan penggunaan teknologi komunikasi dan
informasi yang makin lama makin canggih. Oleh karena itu manusia
termasuk
guru,
harus
bisa
mengadaptasi
terhadap
Iptek
yang
pendidikan
dan
kebudayaan
(TKPK)
yang
akhirnya
B. Prasyarat
Agar tidak menghambat/mengalami kesulitan dalam mempelajari
buku ajar ini, maka diharapkan peserta didik telah memiliki keterampilan
dalam mengoperasikan komputer.
C. Petunjuk Belajar
Agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, maka dalam
mempelajari buku ajar ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Baca dengan saksama dan fahami isi Bab I untuk mengetahui arah
dan tujuan penulisan buku ajar ini.
2. Baca dengan saksama dan fahami isi Bab II (kegiatan belajar 1).
3. Cari dan tandai kata/kalimat kunci/penting pada setiap alinea dan
catatlah untuk memudahkan mengingat kembali isinya.
4. Lakukan kegiatan yang diharapkan dari buku ajar ini dengan
sungguh-sungguh.
5. Kerjakan/jawablah pertanyaan/tugas latihan yang ada pada buku
ajar ini. Apabila ternyata belum bisa menjawab dengan benar, baca
ulang lagi materinya sampai dapat menemukan jawaban yang
benar.
6. Kerjakan tes formatif yang ada pada setiap kegiatan dan cocokkan
dengan kunci jawaban.
dengan
menghitung
prosentase
jawaban
yang
benar.
Bila
Kompetensi
Indikator
waktu
Mengetahui rasional
penggunaan media
2 x 50
dan memiliki
dalam pembelajaran
menit
pengetahuan dan
Dapat menjebutkan
pemahaman untuk
pengertian media
pembelajaran
pembelajaran
Dapat menyebutkan
fungsi/peranan media dan
memberikan alasanalasannya digunakan dalam
pembelajaran
Dapat menyebutkan dan
mengidentifikasi berbagai
jenis media.
Dapat menjebutkan kriteria
pemilihan media.
Dapat menjelaskan alasanalasan pemilihan media
Dapat menilih media untuk
pembelajaran
Mampu
merencanakan dan
1 x 50
membuat media
menit
untuk presentasi
mengajar
Kompetensi
Indikator
waktu
Mengetahui rasional
penggunaan media
2 x 50
dan memiliki
dalam pembelajaran
menit
pengetahuan dan
pemahaman untuk
media pembelajaran
Dapat menyebutkan
pembelajaran
B. Uraian Materi
1. Rasional Penggunaan Media dalam Pembelajaran
Kurikulum baru (2004) telah diresmikan penggunaannya sebagai
pedoman sekolah dalam rangka melaksanakan pendidikan. Kurikulum
tersebut disebut dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
yang
berbasis
kompetensi.
Oleh
karena
itu
dalam
belajar
untuk
mengetahui,
belajar
untuk
dapat
melaksanakan
pembelajaran
didisain
kegiatan
yang
situasi
dan
kondisi
yang
kondusif,dan
menarik.
STANDAR
KOMPETENSI
Komp dasar
Pengalaman
Dalam
belj
Berkompetensi
Cerdas
Tangguh
Berketerampilanhidup
Menyenangkan
Mengasyikkan
Mencerdaskan
Menguatkan
pelaksanaan
pembelajaran
digunakan
pendekatan
Dengan
demikian
pembelajaran
harus
dirancang
lebih
kearah
subsistem
dari
proses
pembelajaran,
sehingga
Berpusat pd siswa
Learning by doing
pelaksanaan
KTSP
juga
diharapkan
penggunaan
Untuk
Umpan balik siswa
Memantau kemajuan
Umpan balik Guru
Informasi ttg efektivitas pendidikan
menyajikan pesan.
6) Lingkungan, adalah situasi sekitar dimana pesan diterima ( Sadiman,
1996). Pemanfaatan berbagai sumber belajar akan memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam keefektifan pencapaian tujuan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran sumber-sumber belajar
tersebut berfungsi sebagai media pembelajaran. Salah satu temuan
yang disarankan oleh Sector Review Team (1988) adalah bahwa
penggunaan media pembelajaaran akan mengurangi beban kerja para
guru hingga sepertiganya (Sadiman, 1994).
Telah kita ketahui bahwa tidak ada satu jenis media pembelajaran
yang paling cocok untuk semua tujuan pembelajaran. Setiap media
pendidikan mempunyai kelebihan dan keterbatasan tersendiri. Kata media
berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari medium,
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan
(Palmer W. 1996). Gagne(1970) mengartikan media sebagai berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) mengatakan media sebagai
alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya proses belajar
terjadi; dan Wong mengemukakan media sebagai alat atau mekanisme
untuk menyalurkan pesan. (Sadiman. 1996).
Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan di
antaranya yaitu bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan
minat
serta
perhatian
penerima
pesan
sehingga
dapat
pemahaman
dalam
media pembelajaran
kurikulum sekolah .
komptetensi,
posisi
membentuk
dalam
kurikulum.
Mungkin
inilah
sebabnya
sehingga
Alat
Peraga,
meskipun
isinya
mengenai
media.(
belajar
dan
sumber belajar.
instruksional
yang
dilakukan
menggunakan
pendekatan sistem, penerapan teknologi informasi dan komunikasi, teoriteori belajar, dan hasil-hasil penelitian pendidikan.
Pengertian sumber belajar dalam teknologi pendidikan meliputi :
pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan setting atau lingkungan.
Di antara sumber belajar yang merupakan media adalah pesan ,
bahan dan alat, sehingga pengertian media menurut AECT
segala bentuk
adalah
menyalurkan
untuk
membantu
pembelajaran
meliputi
buku,
brosur,
audio, dan lain-lain memang dibuat khusus untuk pembelajaran., dan (2)
sumber belajar yang tersedia ( by utilization) yang tersedia di sekeliling
kita misalnya, lingkungan masyarakat, pasar, pertokoan, nara sumber,
perpustakaan, museum, laboratorium , situs di internet , dan sebagainya.
yang cara menggunakannya menurut kebutuhan.
Pengertian tentang konsep media menurut AECT adalah
segala
dari revolusi
( AECT.1997 : 167)
media
sejajar
pendidikan
dengan
memiliki
riwayat
perkembangan
perkembangan
konsepsi
teknologi
instruksional.. Pada awalnya dikenal istilah alat bantu ajar ( teaching aid)
atau alat peraga, yang umumnya berupa alat bantu visual seperti gambar,
model (tiruan),
menyangkut hubungannya
AVA) bukan Audio visual instruction Mulai saat itu alat bantu ajar beralih
fungsi menjadi
hasil penelitian Skinner tentang teori tingkah laku yang memasuki bidang
pengajaran. Kemudian pada tahun tujupuluhan
digunakan pendekatan
dan hasil
penelitian
ke dalam
sebagai
komponen
dalam
pengembangan
disain
instruksional .
Sesuai dengan sejarah pertumbuhan teknologi instruksional,
media dan sumber belajar, maka pola pola instruksional mengalami
perubahan seperti tampak dalam bagan berikut.
Bagan ini memperlihatkan
dalam
MEDIA
PERAGA
GURU
4
MEDIA
GURU
GURU
PESERTA DIDIK
KETERANGAN :
Nomor 1
pola pembelajaran
pembelajaran
pertinmbangan
Pada pola 3,
yang
tujuan
dirancang
pembelajaran,
guru
dengan
dan
strategi
mengukur,
mengklasifikasi,
meneliti,
menafsirkan,
mengumpulkan, menerapkan dan mengkomunikasikan kemampuankemampuannya . Dengan kata lain memberi peluang mengembangkan ketrampilan proses.
Dapat memberikan pengalaman belajar yang kongkrit dan langsung,
c.
d.
memberi
informasi
akurat
dan
terbaru
mengatasi
dan
dikunjungi,
garis.
Ia
juga
membedakan
media
rekaman
dan
media
memperoleh 7
dalam bukunya
bisa
Selanjutnya ia
baik
menurut
bentuk,
cara
penampilan,
tujuan
oleh
2) Media Grafis
Media grafis ialah semua media yang berupa tulisan / gambar antara
lain termasuk jenis ini adalah,
a) Media Chart yaitu penyajian diagramatik meliputi : tree chart, root
chart, baga daan ( brance chart), organogram, tabular chart, bagan
skematik, flow chart,
komputer yang berisi bahan ajar, dan sumber lain dari intertnet.
peserta
didik.
Hal
ini
akan
berdampak
positip
terhadap
hasil
pembelajaran.
MEDIA
DAFTAR
TEKS
AUDIO
GAMBAR/FOTO
ANIMASI
10
11
Penjelasan, Musik,
Gambar :
1.
Narasi
(tulang )
dari
VIDEO PUSTAKA
12
-senam
13
Teksbook :
kesehatan Biologi 2
2.
- berbagai
tidak
Paul B.
struktur,
tulang rangka
Weisz,
fungsi,
tubuh
dengan arah
(1963).
proses.
- jenis jenis
gerak dikuti
The
tulang
anak panah,
Science of
- penampang
( memutar, naik
Biology.
McGraw-
Struktur
mundur dll)
Hill Sobota
Persendian
- gerak orang
( buku-
- gambar
dengan
buku
berbagai
animasi, sesuai
kedokteran
macam sendi
gerakan sendi
Alvin
Struktur Otot
pada no.1
Nason,
- penampang
- kontraksi otot,
(1965).
melintang
yang
Modern
- penampang
memperlihatkan
Biology ,
membujur
zona gelap
John
terang
Willey &
Sons, Inc.
New York
langkah
kegiatan
perencanaan,
pengadaan,
produksi,
TUJUAN
ALOKASI
WAKTU
EVALUASI
PERFORMA
ALOKASI
RUANG
SPESIFIKASI
TINGKAHLAKU
PILIH
MEDIA
ANALISIS
FEED BACK
TPK
MATERI
KEG. BM
METODE
MEDIA
MATERI
METODE
KEG. BM
MEDIA
Ceramah
Mendengarkan,
bervariasi
mencatat,
OHT,
mengamati
VCD
Tanya jawab
Handout, makalah,
Mencatat
disain,peta, diagram,
Diskusi
grafis
praktek
Workshop
Percobaan
Species, peta,benda
Demontrasi
Studio, situs
observasi
lapangan
PERSYARATAN MEDIA
u V ISIBLE
: MUDAH DILIHAT
I NTERESTING
: MENARIK
S IMPLE
: SEDERHANA
U SE FULL
: BERMANFAAT
A CCURATE
: BENAR
EGITIMATE
: MASUK AKAL/SAH
TRUKTURE
: TERSUSUN DG BAIK
PENGEMBANGAN MEDIA
1
ANALISIS
AUDIENCES
4 MATERI
2
RUMUSAN
KOMPETENSI
ALAT
UKUR
DISAIN /
ISI
6 PRODUKSI
UJI
COBA
3
5
7
TUJUAN
PRESENTASI
MISI
MATERI
DISAIN MEDIA
GRAFIS
SEDERHANA
KOMPLEK
HURUF / VERBAL
SATU FRAME
SATU
BEBERAPA FRAME
SATU TEKNIK OVERLAY
BUKA TUTUP
20 KATA
FONT = 16 - 40
MEDIA GRAFIS
100
80
60
East
40
West
20
North
0
1st 2nd 3rd 4th
Q tr Q tr Q tr Q tr
C
b
a
B
b
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
East
West
North
KESAN RUANGAN
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1st Qtr 2nd
North
West
East
PIE CHART
1st
2nd
3rd
4th
ORGANOGRAM
DIREKTUR UTAMA
STAF AHLI
STAF AHLI
DIREKSI
ASISTEN
500
1000
1500
1945
JAMAN HINDU
JAMAN KERAJAAN
JAMAN KOLONIAL
JAMAN JEPANG
JAMAN RI
PIKTOGRAFI
= 100
PENGUNGSI
TNI
GAM
C. Latihan
TUGAS :
1. Buatlah GBIPM dari silabus mata pelajaran yang saudara
ampu
2. Buatlah satu buah Rancangan Program Media dari
GBIPM yang telah saudara buat.
3. Buatlah salah satu media grafis dari mata ajar yang
saudara ampu
D. Tes Formatif
Soal uraian : (untuk tugas dikumpulkan sebagai respound peserta)
1. Mengapa mengajar harus menggunakan media ?
jelaskan alasan saudara.
2. Sebutkan dan jelaskan perkembangan pola mengajar
serta berikan contoh ilustrasi masing-masing kelemahan
dan keunggulannya.
Kompetensi
Mampu
Indikator
waktu
presentasi serta
1 x 50
menit
pembelajaran
B. Uraian Materi
1. Teknik Komunikasi dan Presentasi dalam Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses
komunikasi. Komunikasi dalam proses belajar mengajar terjadi komunikasi
edukatip, yaitu terjadi interaksi antar komponen komunikasinya yang terdiri
dari guru, peserta didik dan media yang digunakan. Dengan demikian
akan komunikasi timbal balik dua arah antara guru dan peserta didik.
LAT. BEL.
PENGALAMAN
SUMBER
PESAN
LAT. BEL.
PENGALAMAN
ANCOD
PNRM
PESAN
MEDIA
DECOD
GANGGUAN
MODEL KOMUNIKASI
Instructional Media
(Shannon, Schramm,
yang
disampaikan
dalam
hal
ini
adalah
berupa
Agar
Sehingga
kelas
menjadi
hidup,
dinamis,
menarik
dan
pesan/informasi
kepada
penerima
pesan/informasi.
Agar
2)
3)
4)
yang
menarik adalah
using
explaining
clearity
interest
using MEDIA
varying activities
comparing/contrasting
opening/ending
presenting
information
persiapan
PERSIAPAN
getting interest
2)
3)
4)
5)
2)
3)
gerakan
anggota
badan/tubuh
untuk
memberikan
Suara.
Guru
dalam
berbicara,
suaranya
perlu
dengan
kebutuhan
dan
biasanya
sekaligus
untuk
yang
disampaikan.
Untuk
menciptakan
suasana
baru,
2)
3)
4)
baik
Sebaliknya
akan
kalau
dapat
memperlama
penggunaannya
kurang
minat/rasa
tepat/baik
keingintahuan.
malah
akan
tinggi,
artinya
peserta
didik
yang
paling
3)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
melihat
peserta didik. Karena semua respon peserta didik harus dikelola baik
yang berupa oral maupun gerak-gerik tubuhnya.
Dalam menyiapkan Slide presentasi perlu memperhatikan prinsip
dasar-dasar disain yang terdiri dari Irama, Penekanan, Kesetimbangan,
kesatuan dan kesederhanaan. Langkah-langkah penulisannya adalah
sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
panjang
8)
presentasi berjalan
didik
(understanding
audience)
bahan; pemahaman
bahwa
harus
dipahami
setiap
detik
kehidupan
manusia
dituntut
mampu
menghargai
dirinya
sendiri,
disegani/dihormati,
mampu
konflik
sangat
memerlukan
keterampilan
dan
pribadi.
Ungkapkan
perasaan
secara
tenang
jangan
a. Media Presentasi
Arti paling elementer dari kata media (medium) adalah perantara,
pengantar atau penengah (lihat Susanto, 2002: 7; Burhan dalam
Kusmayati, ed., 2003: 41).
Dalam lingkup pendidikan (pengajaran), media sering dipandang
sebagai alat bantu atau berbagai jenis komponen dalam lingkungan
belajar untuk menyampaikan pesan (materi pembelajaran). Hali ini
mengandung pengertian bahwa media bukan semata-mata berperan
sebagai perantara atau pengantar, tetapi juga berperan memberi stimulus
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat terhadap substansi pesan yang
disampaikan.
pesan
???!!!!
Media
presenter,
komunikator
audience,
komunikan
Peran media presentasi
bukanlah
persoalan
benar-salah
yang harus
berkembang
menjadi
pengetahuan
tentang
keindahan
merepresentasikan
atau
mempersepsikan
aspek
1). Tipografi
Tipografi juga sering disebut seni huruf. Program aplikasi komputer
grafis menyediakan unsur tipografi (font) dengan berbagai karakter yang
telah dibakukan. Secara prinsip pemakaian, semua jenis huruf adalah
baik, namun tergantung dari konteks kesan yang ingin diciptakan.
Karakter huruf tanpa kait, misalnya, memiliki tingkat keterbacaan dengan
cepat dan sangan komunikatif, sehingga cocok dipakai sebagai unsur teks
pada tampilan media presentasi. Karakter huruf yang digayakan memiliki
citra estetis (artistik) tetapi cenderung memiliki tingkat keterbacaan lambat
dan kurang komunikatif.
THE QUICK BROWN FOX JUMPS OVER THE LAZY DOG
THE QUICK BROWN FOX JUMPS OVER THE LAZY DOG
THE QUICK BROWN FOX JUMPS OVER THE LAZY DOG
THE QUICK BROWN FOX JUMPS OVER THE LAZY DOG
yang
profesional.
Untuk
kepentingan
praktis,
bisa
Program
aplikasi
olah
citra
memungkinkan
untuk
antarcitra
(montase),
mereduksi,
mendistorsi,
mendeformasi,
memberi
efek,
dan
lain-lain,
untuk
berbagai
1). garis
Berbagai jenis, variasi, dan style garis untuk mendukung tanpilan
grafis tersedia dalam program aplikasi komputer grafis. Dalam kasus
2). bidang
Bidang terbentuk dari unsur garis yang saling berhubungan.
Aplikasi komputer grafis memungkinkan untuk mendesain bidang-bidang
geometris maupun bidang-bidang non-geometris (organis). Dalam hal ini,
bidang geometris segi banyak beraturan (poligon) dapat dikonstruksi
secara praktis dengan piranti (tool) yang tersedia. Demikian pula, bidang
organis dapat didesain sesuai kehendak dengan piranti lain.
4). warna
Aplikasi komputer grafis menyediakan jutaan kalibrasi (rentangan)
warna. Sebagai contoh, komputer grafis dengan setting 32 bit mampu
membedakan, merentang (mengkalibrasi) warna penuh (true colour)
menjadi 232 warna. Pada dasarnya kalibrasi warna tersebut dari kombinasi
berbagai warna primer. Pada modus warna kromatik, warna primer terdiri
atas warna cyan, magenta, yellow, dan black (CMYK), sedangkan pada
modus warna cahaya warna primer terdiri atas red, green, dan blue
(RGB).
Dalam lingkup desain grafis dikenal berbagai istilah berkaitan dengan
warna, seperti warna primer, warna sekunder, warna tersier, warna dingin,
warna
panas,
warna
monokromatis,
warna
polikromatis,
warna
lingkaran warna
Surem-surem
diwangkara
kingkin lir
manuksma
kang layon.
BUTO CAKIL
Silabi
TUJUAN
PEMBELAJARAN
MATERI
DESAIN OHT
Slide Presentasi
Sedangkan jenis pengetahuan yang bersifat proses, akan lebih baik bila
didisain dalam bentuk animasi.
JENIS
PENGETAHUAN
KONSEP
PRINSIP
FAKTA
PROSEDUR
PROSES
BENTUK
FRAME TUNGGAL
BUKA TUTUP
GESER-GARIS
TUNJUK
ANIMASI
Power on komputer
Aktifkan MS Power Point
Pilih format landscape/ portrait
Pilih background
Pilih lay out
Pilih font
Tuliskan konsep sesuai aturan
Insert new slide frame
berikutnya
Mengaktifkan
Ms. PowerPoint
Carilah
shortcut Ms.
Power Point
kemudian Klik
Modus
Tampilan
Toolbar
Drawing
Task Pane
Membuat
Slide Baru
Blank Presentation
From Design templete
From Auto Content Wizard
Klik salah satu Option tersebut
Menentukan Layout
Klik Menu Format Slide Layout
Atau langsung pilihlah bentuk layout
pada task pane, dengan pilihan yang
begitu banyak
Klik salah satu bentuk layout
Menentukan
Latar Belakang
Me masang Gamba r
Klik Menu Insert Picture
Pilih Clip Art / From File
Menambah
Slide Berikutnya
Menampilkan Slide
Presentasi
Slide dapat ditampilkan pada beberapa media,
Mengakhiri Presentasi
Mengakhiri dan kembali pada Menu edit
Tekan tombol Esc
Atau klik kanan kemudian End Show
Tugas LATIHAN
Sebelum Presentasi
(dengan OHP)
Kenali peralatan yang digunakan (terutama letak tombol
ON-OFFnya)
Atur fokus dan besarnya tampilan di layar, sesuaikan
dengan jumlah audiens
Siapkan transparansi sesuai urutan tampilan
Transparansi bertumpuk sebaiknya disatukan (misalnya
dengan klip kertas)
Sebelum Presentasi
(dengan LCD Projector)
C. Latihan
TUGAS :
1. Buatlah 5 lembar media OHT (write on) dari materi ajar saudara
2. Buatlah Slide presentasi dari materi ajar yang saudara ampu
(minimal 10 frames). Dengan program power point
3. Print out di kertas HVS, lalu fotocopy di transparant
4. Print out di transparant warna
5. Sajikan menggunakan OHP
6. Sajikan menggunakan LCD
D.
Tes Formatif
B.
C.
D.
PENDEKATAN
STRATEGI DAN
KBM
DLM
PELAKSANAAN
KBK
Sri sartono
UPT SBM UNNES
Sri sartono
UPT SBM UNNES
PENDEKATAN
STRATEGI DAN KBM
DLM PELAKSANAAN KBK
CONTEXTUAL
TEACHING AND
LEARNING (CTL)
Sri sartono
UPT SBM UNNES
PENDEKATAN
STRATEGI DAN
KBM
DLM
PELAKSANAAN
KBK
Penutup
Kunci Tes Formatif Kegiatan Belajar 1:
1. C
2. C
3. ABCD
4. D
2, A
3. B
4, D
DAFTAR PUSTAKA
AECT. Task Force on Definition and Terminology. 1977. The Defuinition of
Educational Technology. Technology, Washington DC.:Association for
Educational Communication and Technology
BUKU AJAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku ajar penelitian tindakan kelas ini membahas tentang konsep
dasar dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Pembahasan
konsep ditekankan pada penjelasan karakteristik penelitian tindakan
kelas
yang
meliputi
tujuan,
ciri-ciri,
manfaat
dan
bagaimana
dengan
cermat
bagian
Pendahuluan
agar
Anda
permasalahan
yang
aktual
dalam
proses
pembelajaran
2. Indikator
a. Memahami konsep dan karakteristik penelitian PTK
b. Memahami tujuan dan manfaat PTK
c. Memahami prinsip-prinsip dasar PTK
d. Mengidentifikasi permasalahan dalam PTK
e. Memilih masalah penelitian dengan tepat sebagai masalah yang
aktual dalam proses pembelajaran
f. Membuat rumusan masalah penelitian dengan tepat
g. Mengaplikasikan pengembangan desain penelitian
B. Uraian Materi
dihadapinya.
permasalahan
Tindakan
yang
muncul
antisipasi
yang
terhadap
dapat
kendala
mengganggu
dan
serta
menghambat proses belajar mengajarnya akan dilakukan melalui caracara yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Guru
dapat memperbaiki praktek pembelajarannya menjadi lebih efektif,
karena PTK dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan guru di
dalam kelas.
Penelitian Tindakan Kelas ( Suharsimi, 2006) merupakan suatu
kegiatan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki / meningkatkan mutu praktik pembelajaran di
kelas.
Mc
Niff
dilaksanakannya
(1992)
PTK
pembelajaran. PTK
menegaskan
adaah
untuk
bahwa
perbaikan
dasar
dalam
utama
konteks
mengajar yang terjadi di kelas dan bukan pada input kelas ataupun
output (hasil belajar).
Tujuan yang ingin dicapai melalui PTK adalah
a. Meningkatkan mutu, isi, masukan, proses, dan hasil pembelajaran
b. Membantu Guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi
masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar sekolah
c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah
sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan
mutu
pendidikan
dan
pembelajaran
secara
berkelanjutan
(sustainable)
PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang
terjadi di kelas, dan bukan pada input kelas (silabus, materi dll)
ataupun output ( hasil relajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-
menerima
di
lingkungan
kewenangannya;
peneliti
(guru)
dan
berada
di
bawah
berbagai aspek atau komponen yang ada dalam suatu sitem yang
berlaku. Ciri yang lain yaitu multidata collection yaitu berbagai
informasi/data sangat diperlukan; cyclic artinya konsep tindakan
diaplikasikan melalui serentetan langkah petrencanaan, tindakan,
observasi
dan
refleksi.
Kemudian
dibutuhkan
juga
adanya
participatory/collaborative yaitu
cerdas.
S ( Specific ), artinya khusus, tertentu
M ( Manageable ), artinya dapat dilaksanakan, tidak rumit
A ( Aceptable ), artinya dapat diterima oleh pihak pelaku tindakan,
dapat dicapai
R ( Realistic ), artinya kegiatan nyata, terdukung sumber daya
T ( Time-Bound ), artinya dapat dilaksanakan dalam bats waktu
tertentu
3. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH PTK
Permasalahan yang menjadi bidang kajian dalam PTK merupakan
masalah-masalah
yang
faktual
yang
muncul
dalam
kegiatan
terlalu
lama;
(c)
Pernyataan
masalahnya
harus
sebagai
berikut :
Substansi
Mempertimbangkan bobot dan manfaat tindakan yang dipilih untuk
meningkatkan dan atau memperbaiki pembelajaran
Orisionalitas
Mempertimbangkan Belem pernah tidaknya tindakan dilakukan
guru sebelumnya
Formulasi
Mempertimbangkan kemampuan peneliti untuk melaksanakan
penelitian
Teknis
Mempertimbangkan kemampuan peneliti untuk melaksanakan
penelitian. Peneliti hendaknya memiliki kemampuan metodologi
dikumpulkannya
data
untuk
menjawab
pertanyaan tersebut
tindakan
adalah
hipotesis
yang
diajukan
dalam
peningkatan,
sebagainya
dari
dimanfaatkan
kemunduran,
pelaksanaan
guna
sebuah
memperbaiki
kekurang-efektifan
tindakan
proses
untuk
tindakan
dan
dapat
secara
berkelanjutan.
Proses refleksi akan menghasilkan suatu kegiatan yang siklis.
Menurut Stanford (1970) penelitian tindakan adalah suatu kegiatan
siklis yang bersifat menyeluruh, yang terdiri dari analisis, penemuan
fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta
tambahan dan evaluasi. Kemmis (1993) menyatakan penelitian
tindakan merupakan sebuah inkuiri yang bersifak reflektif mandiri yang
dilakukan oleh partisipan dalam situasi sosial termasuk kependidikan
dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari (a)
praktik-praktik sosial maupun kependidikan, (b) pemahaman terhadap
praktk-praktik tersebut, dan (c) situasi pelaksanaan praktik-praktik
pembelajaran.
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus kegiatan yang berulang.
Setiap siklus menunjukkan tahapan kegiatan yang meliputi :
Merencanakan
Melaksanakan Tindakan
Melakukan Pengamatan/Observasi
Melakukan Refleksi
Pelaksanaan PTK dengan empat tahapan kegiatan tersebut
a. Merencanakan
Tahapan ini merupakan penyusunan rancangan tindakan
yang menjelaskna tentang apa, mengana, kapan, dimana oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Pada
tapan
ini
peneliti
menentukan
fokus
peristiwa
yang
perlu
lebih
tepat-guna
dalam
kelas,
dan
meningkatkan
PTK
hendaknya
disusun
berdasarkan
hasil
lapangan lengkap
indikator-indikator
peningkatan
yang
akan
dicapai.
seperti
bertanya,
kesetujuan,
mengusulkan
mengungkapkan
pendapat,
kesenangan,
untuk menemukan
pengumpul
data
yang
akan
dipakai
untuk
ini
berjalan
bersamaan
dengan
pelaksanaan
tindakan
di
kelas
berfungsi
untuk
Proses tindakannya
Pengaruh tindakann
tindakan
yang
telah
direncanakan
dan
pengaruhnya, dan
atau data
d. Melakukan Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dikumpulkan, berdasar data yang telah
terkumpul
dan
kemudian
menyempurnakan
tindakan
melakukan
berikutnya.
evaluasi
Refleksi
guna
dalam
PTK
tindakan
yang
dilakukan.
Hasil
refleksi
ini
akan
pembelajan
dilaksanakan.
refleksi
itu
deskriptif,
Anda
meninjau
ulang,
para
pembelajaran.
siswa
Anda
agar
mencapai
tujuan
perbaikan
Putaran 1
Refleksi
Rencana
awal/rancangan
Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Rencana yang
direvisi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Putaran 3
Rencana yang
direvisi
Tindakan/
Observasi
yang dilakukan
PTK
(guru,
kolaborator,
administrator,
pendapatnya,
gagasan-gagasannya,
dan
pertanyaan
berikut:
Mungkinkah
menentukan
seberapa
validitas
katalitik
ini
dilakukan
melalui
siklus
dapat
dikurangi
sampai
sekecil
mungkin.
Untuk
suatu
pembelajaran
kebetulan.
dengan
Misalnya,
seperangkat
data
teknik
tentang
tertentu
proses
dapat
dikumpulkan pada jam awal, tengah dan siang pada hari yang
berbeda dan jumlah pengamatan yang memadai, katakanlah 45 kali.
tetapi
terkait.
Misalnya,
perilaku
tertentu
yang
dan
catatan
data asli
lapangan
(bila
seperti transkrip
hasil
penelitian
yang
digunakan
pada
saat
proses
penelitian
saja
ditentukan
oleh
sifat
dasar
data
yang
akan
atau
bagian
kantor,
dapat
dikonstruksi
dengan
informal,
publikasi
siswa
atau
karyawan,
kebijaksanaan,
refleksi,
dugaan,
hipotesis,
dan
penjelasan.
misalnya
harus
secara
cermat
diungkapkan
dan
Pewancara
pertanyaan
yang
akan
telah
menyusun
diajukan
dan
serentetan
mengendalikan
sama
atau
berhubungan.
Hasilnya
biasanya
menulis,
menggambar,
menulis
cepat,
tertawa,
pelaksanaan
kemudian.
pekerjaan
mereka
untuk
dianalisis
rekaman
lain.
Peneliti
dan
pengamat
boleh
penelitian,
foto
dapat
diacu
dalam
wawancara
5. USULAN PTK
Usulan penelitian merupakan langkah awal pelaksanaan penelitian,
pada umumnya usulan PTK terdiri dari Judul penelitian, Bab
Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah dan cara pemecahannya, tujuan dan manfaat
penelitian. Bab Kajian pustaka yang menguraikan kajian teori dan
pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari rancangan
penelitian tindakan. Bab metodologi Pelaksanaan yang menjelaskan
tentang rencana dan prosedur penelitian ( perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi)
Penjelasan mengenai kegiatan pendukung jadwal penelitian,
sarana pendukung pembelajaran dan kelayakan pembiayaan.
Judul PTK
Judul
ditulis
dengan
singkat
dan
spesifik
tetapi
cukup
jelas
hasil
belajar
mata
diklat
statika
dengan
model
Bidang Kajian
Tuliskan bidang kajian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti
secara
menunjukkan
Tujuan Penelitian
Kemukakan secara singkat tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan
mendasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan. Tujuan
diuraikan secara jelas sehingga tampak indikator keberhasilannya.
Manfaat Penelitian
Uraiakan manfaat penelitian sehingga tampak potencial untuk perbaikan
pembelajaran di kelasdan tampak manfaatnya bagi siswa, guru maupun
componen pendidikan lain di sekolah.
Prosedur Penelitian
Menguraiakan tentang rencana dan prosedur penelitian ( prosedur
diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur observasi dan
evaluasi, prosedur refleksi hasil penelitian). Kemukakan setting, obyek,
waktu, lokasi penelitian, aspek yang akan diteliti dengan dilengkapi alat
pengumpul datanya.
Jadwal Penelitian.
Jadwal penelitian meliputi perencanaan , persiapan, pelaksanan
monitoring, seminar dan penyusunan laboran hasil penelitian. Jadwal
dibuat dlaam bentuk Gantt chart
Biaya Penelitian
Besarnya biaya penelitian disusun secara rinci dengan mengacu lepada
kegiatan penelitian.
Personalia Penelitian
Jumlah personalia penelitian 3 5 orang. Jelaskan nama setiap peneliti
, peranannya dan waktu yang disediakan untuk pelaksanan penelitian.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka ditulis secara konsisten dan sesuai dengan salah satu
model baku. Sumber yang dicantumkan dalam daftar pustaka adalah
yang benar-benar dirujuk dalam naskah. Daftar pustaka dapat
bersumber pada buku, jurnal, majalah dan Internet.
C. Latihan
1. Identifikasi beberapa permasalahan yang factual dan urgen untuk
segera dicari pemecahan masalahnya, agar tidak mengganggu proses
pembelajaran . Buatlah latar belakang permasalaha, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis tidakan,
serta
rencana tindakannya.
D. Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. Kertas folio
b. Alat tulis
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Prasayarat
4. Langkah Kegiatan
a. Review kembali proses belajar mengajar yang terjadi pada kelas
anda
anda
mengganggu
kegiatan
belajar,
sehingga
G. Tes Formatif
Tes obyektif
No
Pertanyaan
Pertanyaan
1.
2.
3.
5.
6.
7.
9.
10.
Tes uraian
Review kembali proses belajar mengajar
permasalah apa yang paling urgen untuk segera ditangani, agar PBM
semakin kondusif. Rancanglah tindakan apa yang tepat, yang menurut
anda dapat menangani permasalahan tersebut serta dapat meningkatkan
hasil belajar.
a. Deskripsikan latar belakang masalah
b. Rumuskan permasalahanya
c. Tentukan Tujuan dan Manfaat penelitian
d. Tentukan Rumusan hipotesis tindakannya
e. Rancanglah Skenario pembelajarannya
Pertanyaan
Pertanyaan
1.
2.
Masalah-masalah yang dapat dikaji dalam PTK adalah masalahmasalah yang terkait dalam proses pembelajaran di kelas antara lain;
Masalah belajar siswa, Desain dan strategi pembelajaran di kelas ,
Alat Bantu dan lain sebagainya.
Jawaban : D
3.
6.
7.
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Jawaban : D
9.
10.
Hasil
pengamatan
dianalisis
untuk
memperoleh
gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang
perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada
tindakan selanjutnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tahapan
Refleksi
Jawaban : D
GLOSARIUM
PTK
Siklus
DAFTAR PUSTAKA
BUKU AJAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku Ajar mengenai Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini meliputi
materi pembelajaran tentang penulisan artikel ilmiah, jenis dan struktur
artikel ilmiah,m artikel hasil pemikiran, artikel hasil penelitian, format
tulisan, serta praktik penulisan artikel ilmiah. Secara garis besar, buku
ajar ini mengantarkan peserta PLPG untuk memahami materi-materi
tersebut di atas, namun demikian peserta juga diminta untuk
menyusun draft penulisan artikel ilmiah di bidang kompetensi masingmasing. Hal ini mempunyai tujuan agar setelah pelaksanaan
matapelajaran ini peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam
menyusun artikel ilmiah yang siap dimasukkan ke dalam jurnal ilmiah
yang tidak maupun terakreditasi.
Buku ajar Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini mempunyai standar
kompetensi dasar (1) mengenal penulisan artikel ilmiah; (2) mengenal
perbedaan penulisan artikel ilmiah yang konseptual dan yang non
konseptual; (3) mengenal format penulisan artikel ilmiah; dan (4)
menyusun draft artikel ilmiah. Buku ajar ini mempunyai hubungan
dengan buku ajar yang terutama adalah penelitian tindakan kelas.
Karena standar kompetensi penelitian tindakan kelas adalah (1)
mengenal metode penelitian tindakan kelas; (2) mengenal format
laporan penelitian tindakan kelas, (3) menyusun draft proposal
penelitian tindakan kelas. Jelas bahwa kompetensi dasar kedua mata
pelajaran ini akan bersngkut paut, pada saat peserta PLPG
berkeinginan untuk menuliskan hasil penelitian tindakan kelas ke
dalam jurnal penelitian pendidikan.
B. Petunjuk Pembelajaran
Peserta
PLPG
harus
selalu
aktif
mengikuti
proses
Saran-saran
dari
pelatih
yang
belum
dipahami
perlu
pertama
ini,
bapak
dan
ibu
diharapkan
mempunyai
kemampuan dalam:
1. Menjelaskan sifat artikel ilmiah;
2. Menjelaskan sikap ilmiah;
3. Menjelaskan bentuk, struktur dan sifat-sifat artikel ilmiah
4. Menjelaskan perbedaan artikel hasil pemikian konseptual dengan
hasil penelitian
B. Uraian Materi
Sesuai dengan namanya, artikel ilmiah yang dimuat dalam
jurnal diharapkan memenuhi kriteria sebagai sebuah karya ilmiah.
Kriteria ini adalah cerminan sifat karya ilmiah yang berupa norma dan
nilai yang berakar pada tradisi ilmiah yang diterima secara luas dan
diikuti secara sungguh-sungguh oleh para ilmuwan (Taryadi, 1993:5).
Oleh karena itu, penerbitan ilmiah secara inherent harus menampilkan
sifat-sifat dan ciri-ciri khas karya ilmiah tersebut yang mungkin tidak
selalu harus dipenuhi di dalam jenis penerbitan yang lain. Pertama,
penerbitan ilmiah bersifat objektif, artinya isi penerbitan ilmiah hanya
dapat dikembangkan dari fenomena yang memang exist, walaupun
tidak
menyertakan
motif-motif
pribadi
atau
kepentingan-
Direktorat
Pembinaan
Penelitian
dan
Pengabdian
C. Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis;
b. Laptop
c. LCD proyektor;
d. Buku teks tentang teknik menulis karya ilmiah.
9-5
2. Langkah Kegiatan
No. Kegiatan
1.
Waktu
Metode
5 menit
Mempersiapkan
Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai,
2.
Kegiatan Awal/Pendahuluan
2.1 Berdoa bersama untuk
5 menit
Curah
mengawali pembelajaran;
pendapat,
ceramah
pemecahan
masalah
Kegiatan Inti
3.1 Fasilitator memberikan ceramah
tentang pengertian sifat artikel
ilmiah;
3.2 Fasilitator memberikan ceramah
35
Metode
menit
pemberian
tugas dan
pendampingan
Kegiatan Akhir
4.1 Fasilitator bersama-sama
dengan peserta mengadakan
10
Refleksi
menit
3. Hasil
a. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai sifat artikel ilmiah;
9-7
D. Rangkuman
Artikel ilmiah mempunyai bentuk, struktur, dan sifat-sifat
tertentu. Oleh karena itu, penulisannya harus mengikuti pola, teknik,
dan kaidah-kaidah tertentu juga. Pola dan teknik penulisan artikel
ilmiah ini relatif konsisten diikuti oleh penerbitan ilmiah pada umumnya
yang biasa dikenal sebagai jurnal atau majalah ilmiah. Walaupun
demikian, setiap majalah ilmiah biasanya memiliki gaya selingkung
yang berusaha dipertahankan konsistensinya sebagai penciri dan
kriteria kualitas teknik dan penampilan majalah yang bersangkutan.
Gaya selingkung itu secara rinci mungkin berbeda antara satu majalah
ilmiah dan majalah ilmiah yang lain, tetapi biasanya semuanya masih
mengikuti semua pedoman yang berlaku secara umum. Sementara itu
kaidah-kaidah penulisan artikel ilmiah diharapkan diikuti oleh para
penulis artikel sebagaimana sikap ilmiah diharapkan diikuti oleh para
ilmuwan atau kode etik profesi oleh para profesional dalam bidangnya
masing-masing. Dalam perspektif tertentu pemenuhan kaidah-kaidah
penulisan artikel ilmiah ini dapat dipandang sebagai etika yang harus
dipenuhi oleh para penulis artikel.
E. Tes Formatif
1. Tes Obyektif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
1.
2.
Struktur sajian suatu karya tulis ilmiah pada umumnya terdiri dari
a. pendahuluan, inti (pokok pembahasan), dan penutup
b. pendahuluan, abstrak, bagian inti, simpulan
c. abstrak, pendahuluan, bagian inti, simpulan
d. abstrak, bagian inti, penutup
3.
Bagian
penutup
suatu
karya
tulis
ilmia,
pada
umumnya
menyajikan tentang
a. rangkuman dan tindak lanjut
b. simpulan umum
c. rekomendasi penulis
d. simpulan dan saran
4.
5.
9-9
6.
7.
8.
9.
10. Untuk membedakan karya tulis ilmiah dan karya tulis bukan ilmiah,
seseorang dapat mengkaji berbagai aspek tulisan. Salah satu
aspek yang dapat digunakan sebagai pembeda adalah
a. sistematika tulisan
b. panjang tulisan
c. ragam bahasa yang digunakan
d. pengarang
2. Tes Uraian
1.
2.
aspek.
Berdasarkan
uraian
itu,
coba
simpulkan
Secara umum, struktur sajian suatu karya tulis ilmiah terdiri dari
bagian awal, inti, dan bagian penutup. Coba jelaskan deskripsi
masing-masing bagian dan apa bedanya dengan struktur sajian
karya non ilmiah?
9-11
B. Uraian Materi
1. Artikel Hasil Pemikiran
Artikel hasil pemikiran adalah hasil pemikiran penulis atas
suatu permasalahan, yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam
upaya untuk menghasilkan artikel jenis ini penulis terlebih dahulu
mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan permasalahannya,
baik yang sejalan maupun yang bertentangan dengan apa yang
dipikirkannya. Sumber-sumber yang dianjurkan untuk dirujuk dalam
rangka menghasilkan artikel hasil pemikiran adalah juga artikelartikel hasil pemikiran yang relevan, hasil-hasil penelitian terdahulu,
di samping teori-teori yang dapat digali dari buku-buku teks.
Bagian paling vital dari artikel hasil pemikiran adalah
pendapat atau pendirian penulis tentang hal yang dibahas, yang
dikembangkan dari analisis terhadap pikiran-pikiran mengenai
masalah yang sama yang telah dipublikasikan sebelumnya, dan
pikiran baru penulis tentang hal yang dikaji, jika memang ada. Jadi,
artikel hasil pemikiran bukanlah sekadar kolase atu tempelan
cuplikan dari sejumlah artikel, apalagi pemindahan tulisan dari
sejumlah sumber, tetapi adalah hasil pemikiran analitis dan kritis
penulisnya.
Artikel hasil pemikiran biasanya terdiri dari beberapa unsur
pokok, yaitu judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci,
pendahuluan, bagian inti atau pembahasan, penutup, dan daftar
rujukan. Uraian singkat tentang unsur-unsur tersebut disampaikan
di bawah ini.
a. Judul
Judul artikel hasil pemikiran hendaknya mencerminkan
dengan tepat masalah yang dibahas. Pilihan kata-kata harus tepat,
mengandung unsur-unsur utama masalah, jelas, dan setelah
disusun dalam bentuk judul harus memiliki daya tarik yang kuat
9-13
bagi calon pembaca. Judul dapat ditulis dalam bentuk kalimat berita
atau kalimat tanya. Salah satu ciri penting judul artikel hasil
pemikiran adalah bersifat provokatif, dalam arti merangsang
pembaca untuk membaca artikel yang bersangkutan. Hal ini
penting karena artikel hasil pemkiran pada dasarnya bertujuan
untuk membuka wacana diskusi, argumentasi, analisis, dan sintesis
pendapat-pendapat para ahli atau pemerhati bidang tertentu.
Perhatikan judul-judul artikel di bawah ini, dan lakukan evaluasi
terhadap judul-judul tersebut untuk melihat apakah kriteria yang
disebutkan di atas terpenuhi.
Membangun
Teori
melalui
Pendekatan
Kualitatif
(Forum
b. Nama Penulis
Untuk menghindari bias terhadap senioritas dan wibawa atau
inferioritas penulis, nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar
akademik atau gelar profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar
kebangsawanan atau keagamaan boleh disertakan. Nama lembaga
tempat penulis bekerja sebagai catatan kaki di halaman pertama.
Jika penulis lebih dari dua orang, hanya nama penulis utama saja
yang dicantumkan disertai tambahan dkk. (dan kawan-kawan).
Nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki atau dalam catatan
akhir jika tempat pada catatan kaki atau di dalam catatan akhir jika
tempat pada catatan kaki tidak mencukupi.
(calon)
pembaca
tertarik
untuk
meneruskan
pembacaannya.
Abstrak hendaknya juga disertai dengan 3-5 kata kunci, yaitu
istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang
terkait dengan ranah permasalahan yang dibahas dalam artikel.
Jika dapat diperoleh, kata-kata kunci hendaknya diambil dari
tesaurus bidang ilmu terkait. Perlu diperhatikan bahwa kata-kata
kunci tidak hanya dapat dipetik dari judul artikel, tetapi juga dari
tubuh artikel walaupun ide-ide atau konsep-konsep yang diwakili
tidak secara eksplisit dinyatakan atau dipaparkan di dalam judul
atau tubuh artikel. Perhatikan contoh abstrak dan kata-kata kunci
berikut ini.
9-15
lain
yang
telah
dipublikasikan
terdahulu.
Bagian
yang
membuka
kesempatan
bagi
penulis
untuk
e. Bagian Inti
Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan,
analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau
sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Banyaknya
subbagian juga tidak ditentukan, tergantung kepada kecukupan
kebutuhan penulis untuk menyampaikan pikiran-pikirannya. Di
antara sifat-sifat artikel terpenting yang seharusnya ditampilkan di
dalam bagian ini adalah kupasan yang argumentatif, analitik, dan
kritis dengan sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin
juga berciri komparatif dan menjauhi sikap tertutup dan instruktif.
Walaupun dmikian, perlu dijaga agar tampilan bagian ini tidak
terlalu panjang dan menjadi bersifat enumeratif seperti diktat.
Penggunaan subbagian dan sub-subbagian yang terlalu banyak
9-17
penulis
menyertakan
saran-saran
atau
pendirian
beberapa
alternative
penyelesaian.
Perhatikan
contoh-contoh berikut.
9-19
kembali
agar
memenuhi
tata
tampilan
karangan
a. Judul
Judul artikel hasil penelitian diharapkan dapat dengan tepat
memberikan gambaran mengenai penelitian yang telah dilakukan.
Variabel-variabel penelitian dan hubungan antar variabel serta
informasi lain yang dianggap penting hendaknya terlihat dalam
judul artikel. Walaupun demikian, harus dijaga agar judul artikel
tidak menjadi terlalu panjang. Sebagaimana judul penelitian, judul
artikel umumnya terdiri dari 5-15 kata. Berikut adalah beberapa
contoh.
Pengaruh Metode Demonstrasi Ber-OHP terhadap Hasil Belajar
Membuat Pakaian Siswa SMKK Negeri Malang (Forum
Penelitian Kependidikan Tahun 7, No.1).
Undergraduate Science Students Images of the Nature of
Science (Research presented at the American Educational
9-21
b. Nama Penulis
Pedoman penulisan nama penulis untuk artikel hasil
pemikiran juga berlaku untuk penulisan artikel hasil penelitian.
Contoh abstrak:
Abstract: The aim of this study was to asses the readiness of
elementary school teachers in mathematic teaching, from the
point of view of the teacher mastery of the subject. Forty two
jurnal
pendahuluan.
Bagian
tidak
ini
mencantumkan
terutama
berisi
subjudul
paparan
untuk
tentang
e. Metode
Bagian ini menguraikan bagaimana penelitian dilakukan.
Materi pokok bagian ini adalah rancangan atau desain penelitian,
sasaran atau target penelitian (populasi dan sampel), teknik
pengumpulan data dan pengembangan instrumen, dan teknik
analisis data. Sub-subbagian di atas umumnya (atau sebaiknya)
disampaikan
dalam
format
esei
dan
sesedikit
mungkin
9-23
f. Hasil Penelitian
Bagian ini memuat hasil penelitian, tepatnya hasil analisis
data. Hasil yang disajikan adalah hasil bersih. Pengujian hipotesis
dan penggunaan statistic tidak termasuk yang disajikan.
Penyampaian
hasil
penelitian
dapat
dibantu
dengan
Suku ranah
1994
1995
1996
1997
Jumlah
Konsep
13
32
Sci. Literacy
14
28
12
20
Jumlah
suku
80
ranah
Lain-lain
46
g. Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian terpenting dari artikel hasil
penelitian. Penulis artikel dalam bagian ini menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian dan menunjukan bagaimana temuan-temuan
tersebut
diperoleh,
mengintepretasikan
temuan,
mengaitkan
9-25
i. Daftar Rujukan
Daftar rujukan ditulis dengan menggunakan pedoman umum
yang juga berlaku bagi penulis artikel nonpenelitian.
3. Penutup
Perbedaan dasar antara artilkel hasil pemikiran dan artikel
hasil penelitian terletak pada bahan dasar yang kemudian
dikembangkan dan dituangkan ke dalam artikel. Bahan dasar artikel
hasil pemikiran adalah hasil kajian atau analisis penulis atas suatu
masalah. Bagian terpenting dari artikel jenis ini adalah pendirian
penulis tentang masalah yang dibahas dan diharapkan memicu
wahana baru mengenai masalah tersebut. Artikel hasil penelitian,
dilain pihak, dikembangkan dari laporan teknis penelitian dengan
tujuan utama untuk memperluas penyebarannya dan secara
akumulatif-dengan hasil penelitian peneliti-peneliti lain-memperkaya
khasanah pengetahuan tentang masalah yang diteliti.
Perbedaan isi kedua jenis artikel memerlukan struktur dan
sistematika penulisan yang berbeda untuk menjamin kelancaran
dan keparipurnaan komunikasi. Walaupun demikian, dipandang
tidak perlu dikembangkan aturan-aturan yang terlalu mengikat dan
baku, sehingga gaya selingkung masing-masing jurnal dapat
C. Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis;
b. Laptop
c. LCD proyektor;
d. Buku teks tentang teknik menulis karya ilmiah.
2. Langkah Kegiatan
No. Kegiatan
1.
Waktu
Metode
5 menit
Mempersiapkan
Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai,
2.
Kegiatan Awal/Pendahuluan
2.5 Berdoa bersama untuk
mengawali pembelajaran;
5 menit
Curah
pendapat,
9-27
ceramah
pemecahan
masalah
Kegiatan Inti
3.7 Fasilitator memberikan ceramah
tentang pengertian penulisan
35
Metode
menit
pemberian
tugas dan
konseptual
pendampingan
Kegiatan Akhir
4.4 Fasilitator bersama-sama
dengan peserta mengadakan
10
Refleksi
menit
3. Hasil
a. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai penulisan karya tulis ilmiah
hasil pemikiran;
b. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai penulisan karya tulis ilmiah
hasil penelitian;
D. Rangkuman
Perbedaan dasar antara artilkel hasil pemikiran dan artikel hasil
penelitian terletak pada bahan dasar yang kemudian dikembangkan
dan dituangkan ke dalam artikel. Bahan dasar artikel hasil pemikiran
adalah hasil kajian atau analisis penulis atas suatu masalah. Bagian
terpenting dari artikel jenis ini adalah pendirian penulis tentang
masalah yang dibahas dan diharapkan memicu wahana baru
9-29
aturan-aturan
gaya
yang
selingkung
masing-masing
jurnal
baku,
dapat
E. Tes Formatif
1. Tes Obyektif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
1.
2.
Dari sudut ide, salah satu dari empat faktor yang harus
diperhatikan untuk menghasilkan tulisan ilmiah yang berkualitas
tinggi adalah
4.
5.
6.
7.
Salah satu hal yang harus dihindari pada saat menulis hasil
penelitian adalah
a. menjelaskan partisipan
b. menulis masalah yang sudah pernah dibahas
9-31
9.
10.
2. Tes Uraian
1.
2.
3.
B. Uraian Materi
1. Mengenai Format Tulisan
Semua bagian artikel yang dibicarakan di atas ditulis dalam
format esai. Penggunaan format esai dalam penulisan artikel jurnal
bertujuan untuk menjaga kelancaran pembacaan dan menjamin
keutuhan ide yang ingin disampaikan. Dengan digunakannya
format esai diharapkan pembaca memperoleh kesan seolah-olah
berkomunikasi langsung, dan secara aktif berdialog dengan
penulis. Bandingkan dua format petikan berikut:
Format Enumeratif
Sesuai dengan lingkup penyebaran jurnal yang
bersangkutan maka record ISSN dilaporkan kepada pihakpihak berikut:
(a) International Serials Data System di Paris untuk jurnal
internasional
(b) Regional Center for South East Asia bagi wilayah Asia
Teggara, dan
(c) PDII-LIPI untuk wilayah Indonesia.
Format Esei
Setiap record ISSNdilaporkan kepada internasional
Serial Data System yang berkedudukan di Paris. Untuk
kawasan Asia Tenggara dilaporkan melalui Regional Center
for South East Asia dan untuk wilayah Indonesia dilaporkan
kepada PDII-LIPI.
Di dalam hal-hal tertentu format enumeratif boleh digunakan,
terutama apabila penggunaan format enumeratif tersebut benarbenar fungsional dan tidak tepat apabila diganti dengan format esei
seperti dalam menyatakan urutan dan jadwal. Jika format esai
masih dapat digunakan penandaan sejumlah elemen dapat
dilakukan dengan format esei bernomor, seperti (1), (2), (3).,
dan seterusnya.
b.
Artikel yang dimuat meliputi hasil penelitian dan kajian analitiskritis setara dengan hasil penelitian di bidang filsafat kependidikan,
teori kependidikan, dan praktik kependidikan.
c.
e.
f.
Anderson, D.W., Vault, V.D. & Dickson, C.E. 1993. Problems and
Prospects for the Decades Ahead: Competency based Teacher
Education. Berkeley: McCutchan Publishing Co.
Hanurawan, F. 1997. Pandangan Aliran Humanistik tentang Filsafat
Pendidikan Orang Dewasa. Ilmu Pendidikan: Jurnal Filsafat,
Teori, dan Praktik Kependidikan, Tahun 24, Nomor 2, Juli 1997,
hlm. 127-137.
Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah
9-35
Pedoman
Umum
Ejaan
bahasa
Indonesia
yang
Pemeriksaan
dan
penyuntingan
cetak-coba
dilakukan
oleh
C. Lembar Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis;
b. Laptop
c. LCD proyektor;
d. Buku teks tentang teknik menulis karya ilmiah
e. Kamera digital
2. Langkah Kegiatan
No. Kegiatan
1.
Waktu
Metode
5 menit
Mempersiapkan
Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai,
2.
Kegiatan Awal/Pendahuluan
2.1 Berdoa bersama untuk
5 menit
Curah
mengawali pembelajaran;
pendapat,
ceramah
pemecahan
masalah
Kegiatan Inti
3.1 Fasilitator memberikan ceramah
tentang format penulisan karya
tulis ilmiah
3.2 Fasilitator memberikan ceramah
130
Metode
menit
pemberian
tugas dan
pendampingan
9-37
Kegiatan Akhir
4.1 Fasilitator bersama-sama
dengan peserta mengadakan
refleksi terhadap proses
pembelajaran hari itu, tentang
beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian
4.2 Fasilitator memberi kesempatan
peserta untuk mengungkapkan
pengalaman setelah dilakukan
sharing;
4.3 Berdoa bersama-sama sebagai
menutup pelatihan
10
menit
Refleksi
3. Hasil
a. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam dalam menyusun
karya tulis ilmiah dalam bentuk hasil pemikiran;
b. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam dalam menyusun
karya tulis ilmiah dalam bentuk hasil penelitian.
D. Rangkuman
1.
2.
Subjudul
Penutup (atau Kesimpulan dan Saran)
Daftar Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)
9-39
E. Tes Formatif
Peserta PLPG ditugasi menyusun karya tulis ilmiah dengan cara
memilih salah satunya yaitu hasil pemikiran konseptual atau hasil
penelitian. Tugas ini sifatnya individual. Fasilitator memberikan
bimbingan dan pendampingan pada saat peserta PLPG menyusun
karya tulis ilmiah. Tugas dapat ditulis menggunakan komputer atau
tulis tangan. Ruangan bebas, tidak harus terkekang di dalam kelas.
Kegiatan Belajar 2
1. b
1. c
2. a
2. a
3. d
3. b
4. c
4. c
5. b
5. c
6. b
6. a
7. a
7. c
8. b
8. b
9. c
9. b
10. a
10. d
9-41
DAFTAR PUSTAKA
Ditbinlitabmas Ditjen Dikti Depdikbud. 2000. Instrumen Evaluasi untuk
Akreditasi Berkala Ilmiah. Ditbinlitabmas Dikti, LIPI, Ikapindo, dan
Kantor Menristek: Jakarta.
Direktorat Profesi Pendidik, 2008. Sistematika Penulisan Laporan KTI Online. Depdiknas: Jakarta.
Saukah, A. dan Waseso, G.M. 2001. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah.
Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press): Malang.
Wardani, I.G.A.K. 2007. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Penerbit Universitas
Terbuka: Jakarta.
BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku Ajar mengenai Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini meliputi
materi pembelajaran tentang penulisan artikel ilmiah, jenis dan struktur
artikel ilmiah, artikel hasil pemikiran, artikel hasil penelitian, format
tulisan, serta praktik penulisan artikel ilmiah. Secara garis besar, buku
ajar ini mengantarkan peserta PLPG untuk memahami materi-materi
tersebut di atas, namun demikian peserta juga diminta untuk
menyusun draft penulisan artikel ilmiah di bidang kompetensi masingmasing. Hal ini mempunyai tujuan agar setelah pelaksanaan
matapelajaran ini peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam
menyusun artikel ilmiah yang siap dimasukkan ke dalam jurnal ilmiah
yang tidak maupun terakreditasi.
Buku ajar Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini mempunyai
standar kompetensi dasar (1) mengenal penulisan artikel ilmiah; (2)
mengenal perbedaan penulisan artikel ilmiah yang konseptual dan
yang non konseptual; (3) mengenal format penulisan artikel ilmiah; dan
(4) menyusun draft artikel ilmiah. Buku ajar ini mempunyai hubungan
dengan buku ajar yang terutama adalah penelitian tindakan kelas.
Karena standar kompetensi penelitian tindakan kelas adalah (1)
mengenal metode penelitian tindakan kelas; (2) mengenal format
laporan penelitian tindakan kelas, (3) menyusun draft proposal
penelitian tindakan kelas. Jelas bahwa kompetensi dasar kedua mata
pelajaran ini akan bersngkut paut, pada saat peserta PLPG
berkeinginan untuk menuliskan hasil penelitian tindakan kelas ke
dalam jurnal penelitian pendidikan.
9-3
B. Petunjuk Pembelajaran
Peserta
PLPG
harus
selalu
aktif
mengikuti
proses
Saran-saran
dari
pelatih
yang
belum
dipahami
perlu
mempunyai
kemampuan
dalam
memahami
kriteria
mempunyai
kemampuan
dalam
memahami
artikel
dalam
memahami
artikel
kemampuan
dalam
memahami
format
kemampuan
dalam
memahami
format
kemampuan
dan
keterampilan
dalam
mempunyai
kemampuan
mempunyai
penulisan enumeratif;
6. Peserta
mempunyai
penulisan esai;
7. Peserta
mempunyai
pertama
ini,
bapak
dan
ibu
diharapkan
mempunyai
kemampuan dalam:
1. Menjelaskan sifat artikel ilmiah;
2. Menjelaskan sikap ilmiah;
3. Menjelaskan bentuk, struktur dan sifat-sifat artikel ilmiah
4. Menjelaskan perbedaan artikel hasil pemikian konseptual dengan
hasil penelitian
B. URAIAN MATERI
Sesuai dengan namanya, artikel ilmiah yang dimuat dalam
jurnal diharapkan memenuhi kriteria sebagai sebuah karya ilmiah.
Kriteria ini adalah cerminan sifat karya ilmiah yang berupa norma dan
nilai yang berakar pada tradisi ilmiah yang diterima secara luas dan
diikuti secara sungguh-sungguh oleh para ilmuwan. Oleh karena itu,
penerbitan ilmiah secara inherent harus menampilkan sifat-sifat dan
ciri-ciri khas karya ilmiah tersebut yang mungkin tidak selalu harus
dipenuhi di dalam jenis penerbitan yang lain. Pertama, penerbitan
ilmiah bersifat objektif, artinya isi penerbitan ilmiah hanya dapat
dikembangkan dari fenomena yang memang exist, walaupun kriteria
tidak
menyertakan
motif-motif
pribadi
atau
kepentingan-
ilmuwan atau kode etik profesi oleh para profesional dalam bidangnya
masing-masing. Dalam perspektif tertentu pemenuhan kaidah-kaidah
penulisan artikel ilmiah ini dapat dipandang sebagai etika yang harus
dipenuhi oleh para penulis artikel.
Sesuai dengan tujuan penerbitannya, majalah ilmiah pada
umumnya memuat salah satu dari hal-hal berikut: (1) kumpulan atau
akumulasi pengetahuan baru, (2) pengamatan empirik, dan (3)
gagasan atau usulan baru (Pringgoadisurjo, 1993). Dalam praktik halhal tersebut akan diwujudkan atau dimuat di dalam salah satu dari dua
bentuk artikel, yaitu artikel hasil pemikiran atau artikel non penelitian
dan artikel hasil penelitian. Ada beberapa jurnal yang hanya memuat
artikel hasil penelitian, misalnya Journal of Research in Science
Teaching yang terbit di Amerika Serikat dan Jurnal Penelitian
Kependidikan terbitan Lembaga Penelitian Unversitas Negeri Malang.
Akan tetapi sebagian jurnal biasanya memuat kedua jenis artikel: hasil
pemikiran dan hasil penelitian. Selain itu, seringkali majalah ilmiah juga
memuat resensi buku dan obituari. Pemuatan artikel hasil penelitian,
artikel hasi pemikiran, resensi dan obituari ini sejalan dengan
rekomendasi
Direktorat
Pembinaan
Penelitian
dan
Pengabdian
C. LEMBAR KEGIATAN
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis;
b. Laptop
c. LCD proyektor;
d. Buku teks tentang teknik menulis karya ilmiah.
9-3
2. Langkah Kegiatan
No.
1.
Kegiatan
Waktu
Metode
5 menit
Mempersiapkan
Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai,
2.
Kegiatan Awal/Pendahuluan
2.1 Berdoa bersama untuk
5 menit
Curah
pendapat,
mengawali pembelajaran;
ceramah
pemecahan
masalah
Kegiatan Inti
3.1 Fasilitator memberikan ceramah
tentang pengertian sifat artikel
ilmiah;
35
Metode
menit
pemberian
tugas dan
pendampingan
Kegiatan Akhir
4.1 Fasilitator bersama-sama
dengan peserta mengadakan
refleksi terhadap proses
pembelajaran hari itu, tentang
beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian dari sikap
ilmiah, sifat, bentuk, dan
struktur artikel ilmiah;
4.2 Fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk
mengungkapkan pengalaman
setelah dilakukan sharing;
4.3 Berdoa bersama-sama
sebagai menutup pelatihan
10
menit
Refleksi
9-5
3. Hasil
a. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai sifat artikel ilmiah;
b. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai karakter sikap ilmiah; yang
selanjutnya mempunyai kecenderungan positif jika dihadapkan
pada kasus plagiariasme misalnya;
c. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai bentuk, dan struktur karya tulis
ilmiah.
D. RANGKUMAN
Artikel ilmiah mempunyai bentuk, struktur, dan sifat-sifat
tertentu. Oleh karena itu, penulisannya harus mengikuti pola, teknik,
dan kaidah-kaidah tertentu juga. Pola dan teknik penulisan artikel
ilmiah ini relatif konsisten diikuti oleh penerbitan ilmiah pada umumnya
yang biasa dikenal sebagai jurnal atau majalah ilmiah. Walaupun
demikian, setiap majalah ilmiah biasanya memiliki gaya selingkung
yang berusaha dipertahankan konsistensinya sebagai penciri dan
kriteria kualitas teknik dan penampilan majalah yang bersangkutan.
Gaya selingkung itu secara rinci mungkin berbeda antara satu majalah
ilmiah dan majalah ilmiah yang lain, tetapi biasanya semuanya masih
mengikuti semua pedoman yang berlaku secara umum. Sementara itu
kaidah-kaidah penulisan artikel ilmiah diharapkan diikuti oleh para
penulis artikel sebagaimana sikap ilmiah diharapkan diikuti oleh para
ilmuwan atau kode etik profesi oleh para profesional dalam bidangnya
masing-masing. Dalam perspektif tertentu pemenuhan kaidah-kaidah
penulisan artikel ilmiah ini dapat dipandang sebagai etika yang harus
dipenuhi oleh para penulis artikel.
F. TES FORMATIF
1. Tes Obyektif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
1.
2.
Struktur sajian suatu karya tulis ilmiah pada umumnya terdiri dari
a. pendahuluan, inti (pokok pembahasan), dan penutup
b. pendahuluan, abstrak, bagian inti, simpulan
c. abstrak, pendahuluan, bagian inti, simpulan
d. abstrak, bagian inti, penutup
3.
4.
5.
Dalam karya tulis ilmiah, penulis bersikap netral, obyektif, dan tidak
memihak. Sikap ini sesuai dengan hakikat karya tulis ilmiah yang
merupakan kajian berdasarkan pada, kecuali
a. fakta atau kenyataan
b. argumentasi
9-7
7.
8.
9.
10
Untuk membedakan karya tulis ilmiah dan karya tulis bukan ilmiah,
2. Tes Uraian
1.
2.
3.
Secara umum, struktur sajian suatu karya tulis ilmiah terdiri dari
bagian awal, inti, dan bagian penutup. Coba jelaskan deskripsi
masing-masing bagian dan apa bedanya dengan struktur sajian
karya non ilmiah?
9-9
B. URAIAN MATERI
1. Atikel Hasil Pemikiran
Artikel hasil pemikiran adalah hasil pemikiran penulis atas suatu
permasalahan, yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam upaya
untuk menghasilkan artikel jenis ini penulis terlebih dahulu mengkaji
sumber-sumber yang relevan dengan permasalahannya, baik yang
sejalan maupun yang bertentangan dengan apa yang dipikirkannya.
Sumber-sumber
yang
dianjurkan
untuk
dirujuk
dalam
rangka
a. Judul
Judul artikel hasil pemikiran hendaknya mencerminkan dengan
tepat
masalah
yang
dibahas.
Pilihan
kata-kata
harus
tepat,
9-11
dasarnya
bertujuan
untuk
membuka
wacana
diskusi,
Di dalam contoh-contoh judul di atas seharusnya tercermin ciriciri yang diharapkan ditunjukan oleh artikel hasil pemikiran seperti
provokatif, argumentative, dan analitik.
b. Nama Penulis
Untuk menghindari bias terhadap senioritas dan wibawa atau
inferioritas penulis, nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar
akademik atau gelar profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar
kebangsawanan atau keagamaan boleh disertakan. Nama lembaga
tempat penulis bekerja sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika
penulis lebih dari dua orang, hanya nama penulis utama saja yang
dicantumkan disertai tambahan dkk. (dan kawan-kawan). Nama
penulis lain ditulis dalam catatan kaki atau dalam catatan akhir jika
tempat pada catatan kaki atau di dalam catatan akhir jika tempat pada
catatan kaki tidak mencukupi.
9-13
d. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatian
pembaca dan memberikan acuan (konteks) bagi permasalahan yang
akan
dibahas,
misalnya
dengan
menonjolkan
hal-hal
yang
e. Bagian Inti
Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan,
analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau sikap
penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Banyaknya subbagian
juga tidak ditentukan, tergantung kepada kecukupan kebutuhan
penulis untuk menyampaikan pikiran-pikirannya. Di antara sifat-sifat
artikel terpenting yang seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini
adalah kupasan yang argumentatif, analitik, dan kritis dengan
sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin juga berciri
komparatif dan menjauhi sikap tertutup dan instruktif. Walaupun
demikian, perlu dijaga agar tampilan bagian ini tidak terlalu panjang
dan menjadi bersifat enumeratif seperti diktat. Penggunaan subbagian
dan sub-subbagian yang terlalu banyak juga akan menyebabkan
artikel tampil seperti diktat. Perhatikan contoh-contoh petikan bagian
inti artikel berikut ini.
Science earns its place on the curriculum because there is
cultural commitment to the value of the knowledge and the
practices by which this body of ideas has been derived.
Hence, any consideration of the theoretical implementation
must start by attempting to resolve the aims and intentions of
this cultural practice(Dari Osborne, 1996:54).
9-15
penulis
atas
masalah
yang
dibahas
pada
bagian
9-17
a. Judul
Judul artikel hasil penelitian diharapkan dapat dengan tepat
memberikan gambaran mengenai penelitian yang telah dilakukan.
Variabel-variabel penelitian dan hubungan antar variabel serta
informasi lain yang dianggap penting hendaknya terlihat dalam judul
artikel. Walaupun demikian, harus dijaga agar judul artikel tidak
menjadi terlalu panjang. Sebagaimana judul penelitian, judul artikel
umumnya terdiri dari 5-15 kata. Berikut adalah beberapa contoh.
Pengaruh Metode Demonstrasi Ber-OHP terhadap Hasil Belajar
Membuat Pakaian Siswa SMKK Negeri Malang (Forum Penelitian
Kependidikan Tahun 7, No.1).
Undergraduate Science Students Images of the Nature of Science
(Research presented at the American Educational Research
Association Annual Conference, Chicago, 24-28 March 1997).
Effect of Knowledge and Persuasion on High-School Students
Attitudes towards Nuclear Power Plants (Journal of Research in
Science Teaching Vol.32, Issue 1).
variabel-variabel
utama
yang
diteliti
seperti
yang
9-19
b. Nama Penulis
Pedoman penulisan nama penulis untuk artikel hasil pemikiran
juga berlaku untuk penulisan artikel hasil penelitian.
Contoh abstrak:
Abstract: The aim of this study was to asses the readiness of
elementary school teachers in mathematic teaching, from the
point of view of the teacher mastery of the subject. Forty two
elementary school teachers from Kecamatan Jabung,
Kabupaten Malang were given a test in mathematic which
was devided in to two part, arithmatics and geometry. A
minimum mastery score of 65 was set for those who would be
classified as in adequate readiness as mathematics teachers.
Those who obtained scores of less than 65 were classified as
not in adequate readiness in teaching. The result of the study
indicated that 78,8% of the teachers obtained scores of more
than 65 in geometry. Sixty nine point five percent of the
teachers got more than 65 arithmetic, and 69,5% gained
scores of more than 65 scores in both geometry and
arithmetics.
Key words: mathematic teaching, teaching readiness,
subject mastery.
d. Pendahuluan
Banyak
jurnal
tidak
mencantumkan
subjudul
untuk
e. Metode
Bagian ini menguraikan bagaimana penelitian dilakukan. Materi
pokok bagian ini adalah rancangan atau desain penelitian, sasaran
atau target penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulan data
dan pengembangan instrumen, dan teknik analisis data. Subsubbagian di atas umumnya (atau sebaiknya) disampaikan dalam
format esei dan sesedikit mungkin menggunakan format enumeratif,
misalnya:
9-21
hasil
penelitian
dapat
dibantu
dengan
Contoh:
Jumlah tulisan dari tiga suku ranah utama yang dimuat di dalam
berbagai jurnal, dalam kurun waktu satu sampai empat tahun dapat
dilihat dalam Tabel 1.
Suku ranah
1994
1995
1996
1997
Jumlah
Konsep
13
32
Sci. Literacy
14
28
12
20
Jumlah
suku
80
ranah
Lain-lain
46
g. Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian terpenting dari artikel hasil
penelitian. Penulis artikel dalam bagian ini menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian dan menunjukan bagaimana temuan-temuan
tersebut diperoleh, mengintepretasikan temuan, mengaitkan temuan
penelitian dengan struktur pengetahuan yang telah mapan, dan
memunculkan teori-teori baru atau modifikasi teori yang telah ada.
Contoh:
Dari temuan penelitian yang diuraikan dalam artikel ini
dapat dilihat bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan
masalah kenakalan remaja yang selama ini diyakini
kebenarannya menjadi goyah. Kebenaran dari berbagai hal
tersebut ternyata tidak berlaku secara universal tetapi
kondisional. Gejala-gejala kenakalan remaja tertentu hanya
muncul apabila kondisi lingkungan sosial setempat
mendukung akan terjadinya bentuk-bentuk kenalan terkait.
Hal ini sesuai dengan teori selektive cases dari Lincoln
(1987:13) yang menyatakan bahwa...
h. Simpulan dan Saran
Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian mengenai hasil
penelitian dan pembahasan. Dari kedua hal ini dikembangkan pokokpokok pikiran (baru) yang merupakan esensi dari temuan penelitian.
Saran hendaknya dikembangkan berdasarkan temuan penelitian.
Saran dapat mengacu kepada tindakan praktis, pengembangan teori
baru, dan penelitian lanjutan.
9-23
i. Daftar Rujukan
Daftar rujukan ditulis dengan menggunakan pedoman umum
yang juga berlaku bagi penulis artikel nonpenelitian.
3. Penutup
Perbedaan dasar antara artilkel hasil pemikiran dan artikel hasil
penelitian terletak pada bahan dasar yang kemudian dikembangkan
dan dituangkan ke dalam artikel. Bahan dasar artikel hasil pemikiran
adalah hasil kajian atau analisis penulis atas suatu masalah. Bagian
terpenting dari artikel jenis ini adalah pendirian penulis tentang
masalah yang dibahas dan diharapkan memicu wahana baru
mengenai masalah tersebut. Artikel hasil penelitian, dilain pihak,
dikembangkan dari laporan teknis penelitian dengan tujuan utama
untuk memperluas penyebarannya dan secara akumulatif dengan hasil
penelitian
peneliti-peneliti
lain
dalam
memperkaya
khasanah
aturan-aturan
gaya
yang
selingkung
terlalu mengikat
masing-masing
dan
jurnal
baku,
dapat
C. LEMBAR KEGIATAN
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis;
b. Laptop
c. LCD proyektor;
d. Buku teks tentang teknik menulis karya ilmiah.
2. Langkah Kegiatan
No. Kegiatan
1.
Waktu
Metode
5 menit
Mempersiapkan
Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai,
2.
Kegiatan Awal/Pendahuluan
2.1 Berdoa bersama untuk
mengawali pembelajaran;
2.2 Presensi peserta pelatihan,
5 menit
Curah
pendapat,
ceramah
pemecahan
masalah
9-25
Kegiatan Inti
3.1 Fasilitator memberikan ceramah
tentang pengertian penulisan
35
Metode
menit
pemberian
tugas dan
konseptual
pendampingan
Kegiatan Akhir
Fasilitator bersama-sama dengan
peserta mengadakan refleksi
terhadap proses pembelajaran
hari itu, tentang beberapa hal
yang perlu mendapat perhatian;
Fasilitator memberi kesempatan
peserta untuk mengungkapkan
10
menit
Refleksi
3. Hasil
a. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai penulisan karya tulis ilmiah
hasil pemikiran;
b. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menjelaskan
kembali secara terurai mengenai penulisan karya tulis ilmiah
hasil penelitian;
D. RANGKUMAN
Perbedaan dasar antara artilkel hasil pemikiran dan artikel hasil
penelitian terletak pada bahan dasar yang kemudian dikembangkan
dan dituangkan ke dalam artikel. Bahan dasar artikel hasil pemikiran
adalah hasil kajian atau analisis penulis atas suatu masalah. Bagian
terpenting dari artikel jenis ini adalah pendirian penulis tentang
masalah yang dibahas dan diharapkan memicu wahana baru
mengenai masalah tersebut. Artikel hasil penelitian, dilain pihak,
dikembangkan dari laporan teknis penelitian dengan tujuan utama
untuk memperluas penyebarannya dan secara akumulatif dengan hasil
penelitian
peneliti-peneliti
lain
dalam
memperkaya
khasanah
aturan-aturan
gaya
yang
selingkung
masing-masing
jurnal
baku,
dapat
9-27
F. TES FORMATIF
1. Tes Obyektif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
1.
2.
Dari sudut ide, salah satu dari empat faktor yang harus
diperhatikan untuk menghasilkan tulisan ilmiah yang berkualitas
tinggi adalah
a. kelayakan ide untuk dipublikasikan
b. wacana tentang ide yang sedang berkembang
c. kesiapan ide untuk didiskusikan
d. persamaan persepsi para ahli di bidang yang sama
3.
5.
6.
7.
Salah satu hal yang harus dihindari pada saat menulis hasil
penelitian adalah
a. menjelaskan partisipan
b. menulis masalah yang sudah pernah dibahas
c. memecah satu penelitian menjadi beberapa artikel
d. melaporkan korelasi yang dibahas dalam penelitian
8.
9-29
d. bahasa tulisan
9.
10.
2. Tes Uraian
1.
2.
3.
B. URAIAN MATERI
1. Mengenai Format Tulisan
Semua bagian artikel yang dibicarakan di atas ditulis dalam
format esai. Penggunaan format esai dalam penulisan artikel jurnal
bertujuan untuk menjaga kelancaran pembacaan dan menjamin
keutuhan ide yang ingin disampaikan. Dengan digunakannya format
esai
diharapkan
pembaca
memperoleh
kesan
seolah-olah
Format Enumeratif
Sesuai
dengan
lingkup
penyebaran
jurnal
yang
bersangkutan maka record ISSN dilaporkan kepada pihak-pihak
berikut:
(a) International Serials Data System di Paris untuk jurnal
internasional
(b) Regional Center for South East Asia bagi wilayah Asia
Tenggara, dan
(c) PDII-LIPI untuk wilayah Indonesia.
Format Esei
Setiap record ISSN dilaporkan kepada internasional
Serial Data System yang berkedudukan di Paris. Untuk
kawasan Asia Tenggara dilaporkan melalui Regional Center
for South East Asia dan untuk wilayah Indonesia dilaporkan
kepada PDII-LIPI.
Di dalam hal-hal tertentu format enumeratif boleh digunakan,
terutama apabila penggunaan format enumeratif tersebut benar-benar
fungsional dan tidak tepat apabila diganti dengan format esei seperti
dalam menyatakan urutan dan jadwal. Jika format esai masih dapat
digunakan penandaan sejumlah elemen dapat dilakukan dengan
format esei bernomor, seperti (1), (2), (3)., dan seterusnya.
a.
b.
Artikel yang dimuat meliputi hasil penelitian dan kajian analitiskritis setara dengan hasil penelitian di bidang filsafat kependidikan,
teori kependidikan, dan praktik kependidikan.
c.
e.
f.
Anderson, D.W., Vault, V.D. & Dickson, C.E. 1993. Problems and
Prospects for the Decades Ahead: Competency based Teacher
Education. Berkeley: McCutchan Publishing Co.
Hanurawan, F. 1997. Pandangan Aliran Humanistik tentang Filsafat
Pendidikan Orang Dewasa. Ilmu Pendidikan: Jurnal Filsafat,
Teori, dan Praktik Kependidikan, Tahun 24, Nomor 2, Juli 1997,
hlm. 127-137.
9-33
g.
Pedoman
Umum
Ejaan
bahasa
Indonesia
yang
Pemeriksaan
dan
penyuntingan
cetak-coba
dilakukan
oleh
C. LEMBAR KEGIATAN
1. Alat dan Bahan
a. Alat tulis;
b. Laptop
c. LCD proyektor;
d. Buku teks tentang teknik menulis karya ilmiah
e. Kamera digital
2. Langkah Kegiatan
No. Kegiatan
1.
Waktu
Metode
5 menit
Mempersiapkan
Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai,
2.
Kegiatan Awal/Pendahuluan
2.1 Berdoa bersama untuk mengawali 5 menit
Curah
pendapat,
pembelajaran;
ceramah
pemecahan
masalah
Kegiatan Inti
Fasilitator memberikan
ceramah tentang format
penulisan karya tulis ilmiah;
Fasilitator memberikan
130
Metode
menit
pemberian
tugas dan
pendampingan
9-35
Kegiatan Akhir
4.1 Fasilitator bersama-sama dengan
peserta mengadakan refleksi
10
Refleksi
menit
3. Hasil
a. Peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam dalam menyusun
karya tulis ilmiah dalam bentuk hasil pemikiran;
D. RANGKUMAN
1.
2.
Subjudul
Penutup (atau Kesimpulan dan Saran)
Daftar Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)
9-37
E. TES FORMATIF
Peserta PLPG ditugasi menyusun karya tulis ilmiah dengan cara
memilih salah satunya yaitu hasil pemikiran konseptual atau hasil
penelitian. Tugas ini sifatnya individual. Fasilitator memberikan
bimbingan dan pendampingan pada saat peserta PLPG menyusun
karya tulis ilmiah. Tugas dapat ditulis menggunakan komputer atau
tulis tangan. Ruangan bebas, tidak harus terkekang di dalam kelas.
Kegiatan Belajar 2
1. b
1. c
2. a
2. a
3. d
3. b
4. c
4. c
5. b
5. c
6. b
6. a
7. a
7. c
8. b
8. b
9. c
9. b
10. a
10. d
9-39
DAFTAR PUSTAKA
Ditbinlitabmas Ditjen Dikti Depdikbud. 2000. Instrumen Evaluasi untuk
Akreditasi Berkala Ilmiah. Ditbinlitabmas Dikti, LIPI, Ikapindo, dan
Kantor Menristek: Jakarta.
Direktorat Profesi Pendidik, 2008. Sistematika Penulisan Laporan KTI Online. Depdiknas: Jakarta.
Saukah, A. dan Waseso, G.M. 2001. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah.
Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press): Malang.
Wardani, I.G.A.K. 2007. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Penerbit Universitas
Terbuka: Jakarta.