A. Konsep Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu persepsi sensori dari berbagai modalitas sensorik yang
timbul tampa adanya ransang eksternal yang sesuai (WHO, 2003).
Persepsi adalah merupakan daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan
serta perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan
setelah panca-indranya mendapat ransang (maramis. 2005).
Halusinasi merupakan persepsi sensori yang di mana tidak terdapat stimulus
sensorik yang berkaitan denganya. Halusinasi dapat terwujud pengindraan kelima
indra yang keliru, tetapi yang paling sering adalah halusinasi dengar (auditory) dan
halisinasi penglihatan (visual), (imam stiadi, 2006).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
ransangan internal (pikiran) dan ransangan eksternal (dunia luar) klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau ransangan yang nyata
(Farida dan Yudi, 2010).
2. Etiologi
Menurut ; Stuart dan Sundeen:
a. Faktor Predisposisi
1) Factor Biologis
Abnormalitas yang menyebabkan respon neurobiologis yang maladaptif.
2) Faktor Psikologis
Teori psikodinamika yang menggambarkan bahwa halusinasi terjadi
karna adanya isi alam tidak sadar yang masuk alam sadar sebagai suatu respon
terhadap komflik psikologis dan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3) Factor Sosial Budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia
dan gangguan psikotik lain tetapi di yakini sebagai penyebab utuma gangguan.
b. Factor presipitasi
1) Factor Biologi
Stressor biologi yang berhubungan dengan respon neorobiologi yang
maladapti, termasuk gangguan dalam putaran umpama balik otak yang
Karakteristik
2
Prilaku klien
3
Tahap l
Memberi rasa nyaman
tingkat ansietas sedang
secara umum halusinasi
merupakan sesuatu
kesenangan.
- Mengalami ansietas,
kesepian, rasa bersalah,
dan ketakutan.
- Mencoba berfokus pada
pikiran yang dapat
menghilangkan ansietas.
- Pengalaman sensori
menakutkan
- Merasa dilecehkan oleh
pengalaman sensori
tersebut
- Mulai merasa kehilangan
control
Menarik diri dari orang lain.
NON PSIKOTIK
dengan realitas
Tahap lll
- Mengontrol
- Klien menyerah dan
- Tingkat kecemasan berat
menerima pemgalaman
Pengalaman halusinasi
sensorinya (halusinasi)
tidak dapat ditolak lagi. - Isi halusinasi menjadi
atraktif
- Kesepian bila pengalaman
sensori berakhir
PSIKOTIK
Prilaku panic
Resiko tinggi mencenderai
Agitasi atau kataton
Tidak mampu berespon
terhadap linkungan.
Respon Adaptif
-
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
Perilaku social
Hubungan sosial
Respon maladaptif
Pikiran terkadang
menyimpang
Ilusi
Emosional
berlebihan
Perilaku ganjil
Menarik diri
Kelainan pikiran
Halusinasi
Tidak mampu
mengatur emosi
Ketidakteraturan
Isolasi sosial
d. Fase Keempat
Fase conquering atau panic yaitu klien lebur dengan halusinsinya,
karaktristiknya :
1) Halusinasinya berubah menjadi mengancam
2) Memerintah dan memarahi klien
3) Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang control.
8. Dampak Halusinasi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Individu dengan halusinasi biasanya asyik dengan dunianya sendiri, sehingga ia
kurang memperhatikan terhadap dirinya dan akhirnya keinginan individu untuk
makan tidak ada, selain itu, bila halusinasi mengancam atau nenyuruh individu
tidak makan, maka ia akan menolak dan menghindari makan sehingga terjadi
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
b. Istirahat dan tidur
Suara yang didengar terus-menerus membuat individu asyik dengan dunianya
sendiri sehingga kehilangan waktu untuk beristirahat atau tidur terganggu.
c. Personal hygiene
Individu dengan halusinasi kadang merasa cemas, takut sehingga menimbulkan
persaan tidak aman dan curiga sehingga menurunkan minat individu untuk
manures dirinya sendiri sehingga individu tidak kurang perhatian dan motivasi
terhadap perawatan dirinya sendiri.
d. Kebutuhan aman
Jika halusinasi mengancam maka individu cendrung merasa takut, gelisah dan
merasa tidak aman sehingga timbul gangguan terhadap rasa aman.
e. Komunikasi
Individu dengan halusinasi cendrung berkomunikasi sendiri seolah-olah sedang
berbicara dengan seseorang, kadang sulit untuk memulai percakapan sehingga
timbul gangguan komonikasi.
f. Sosialisasi
Individu dengan halusinasi cendrumg asyik dengan dirinya sendiri dan bersikap
masa bodoh terhadap lingkungan sehingga individu menarik diri dan intraksi social
terganggu.
g. Kebutuhan spiritual
Halusinasi sering dirasakan sebagai suara tuhan, syaitan atau kekuatan sehingga
individu tidak menyadari keberadaannya sehingga kehilangan kontrol hidupnya.
Akibatnya individu terputus dengan sesama atau dengan tuhan sebagai sumber
kehidupan, harapan dan kepercayaan. Dampaknya adalah spiritual terganggu.
h. Aktualisasi Diri
e. Aspek psikososial
1) Gambaran diri
Pada umumnya klien biasa menerima anggota tubuh yang dimiliki.
2) Identitas diri
Klien menetahui status dan posisi klien sebelum dirawat.
3) Peran
Klien tidak mampu berperan sebagaimana mestinya.
4) Ideal diri
Klien memiliki harapan untuk segera sembuh dari penyakitnya dan biasa
pulang ke rumah.
5) Harga diri
Klian mengalami harga diri rendah berhubungan dengan kegagalan yang
terjadi di masa lampau dan klien merasa tidak dihargai oleh orang lain.
f. Status mental
1) Penampilan
Penampilan klien tidak rapi, misalnya rambut acak-acakan, kancing baju tidak
tepat, dan baju tidak pernah diganti.
2) Pembicaraan
Pembicaraan ditemukan pada klien yaitu pelan dan lambat.
3) Aktivitas motorik
Klien mengalami tegang, gelisah dan agitasi.
4) Alam Perasaan
Putus asa atau sedih dan gembira yang berlebihan.
5) Afek
Labil yaitu emosi yang cepat berubah-ubah.
6) Intraksi selama wawancara
Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung, curiga dan kontak mata
kurang.
7) Persepsi
Halusinasi sementara
8) Proses berpikir
Sirkumtansial yaitu pembicaraan yang berbelit-belit tetapi sampai dengan tujuan
pembicaraan. Dan perseverasi yaitu pembicaraan diulang berkali-kali.
9) Isi pikir
Klien biasanya waham curiga atau obsesi
10) Tingkat kesadaraan dan oreantasi tempat dan waktu baik.
11) Memori
Memori klien biasanya baik.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klian mampu berkonsentrasi, klien meminta selalu agar pertanyaan diulang atau
tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan
13) Gangguan penilaian ringan
Dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Makan
Klien biasanya mampu memenuhi kebutuhannya dengan bantuan minimal
2) Buang air besar / buang air kecil
h. Mekanisme koping
1) Regresi
Menghindari stress, kecemasan dengan penampilan prilaku kembali seperti
pada parkembangan anak.
2) Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi kepada oaring lain
karena kesalahan yang dilakukan sendiri.
3) Menarik diri
Ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau daya
lingkungan di sekitarnya secara wajar dan hidup dalam khayalan sendiri yang
tidak realistic.
4) Represi
Menekan persaan atau pengalaman yang menyakitkan atau konflik atau ingatan
dari kesadaran yang cendrung memperkuat mekanisme ego lainnya.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya klien mendapat perlakuan yang tidak wajar dari lingkunganya seperti
direndahkan dan tidak dihargai.
j. Aspek medik
Meliputi diagnose medis dan terapi obat-obatan yamg digunakan oleh klien selama
proses perawatan.
Dari data yang terkumpul, perawat lansung merumuskan masalah keperawatan
pada setiap kelompok data yang terkumpul. Umumnya sejumlah masalah klien saling
berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah. Agar penentuan pohon
masalah dapat dipahami dengan jelas, penting diperhatikan yang terdapat pada pohon
masalah : penyebab (causal), masalah utama (core problem), dan akibat (effect).
Masalah utuma adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yamg dimiliki
oleh klien. Umumnya masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan
utama. Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang menyebabkan
masalah utama. Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan
efek / akibat dari masalah utama.
Masalah Keperawatan
a. Gangguan sensori / persepsi halusinasi pendengaran
b. Isolasi social : menarik diri
c. Resiko mencederai diri
Pohon Masalah
Akiba
t
Effec
Core Problem
/ masalah
utama
Causa /
penyeba
bbbbbbb
Gangguan
sensori / persepsi
: Halusinasi
Pendengaran
Isolasi social :
menarik diri
Defisit
perawatan diri
Intolerans
i aktifitas
Harga
diri
rendah
Aktual
Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
b.
Resiko
Menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
Intervensi.
c.
Kemungkinan
Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah
keperawatan kemungkianan.
d.
Wellness
Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga, masyarakat dalam transisi
dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e.
Syndrom
Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan aktual dan resiko
tinggi yang di perkirakan akan muncul atau timbul karena suatu kejadian atau
situasi tertentu.
Setelah selesai pengkajian dilakukan maka data yang terkumpul tersebut
dianalisa sehingga dapat dirumuskan keperawatan yang ada dan selanjutnya dibuat
rencana keperawatan masalah yang dapat dirumuskan pada umumnya bersumber dari
apa yang klien perlihatkan sampai dengan adanya halusinasi dan perubahan yang
penying dari respon klien perlihatkan sampai dengan adanya halusinasi dan perubahan
yang penting dari respon klien terhadap halusinasi.
Diagnosa keperawatan dari pohon masalah pada gambar 2.1 adalah :
a. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
b. Resiko prilaku mencederai diri sendiri
c. Isolasi sosial : menarik diri
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian
rangkaian asuahan keperawatan pada pasien atau berdasarkan analisis pengkajian agar
masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi (zaidin ali,2001).
Perencanaan
keperawatan
adalah
pengembangan
srategi
desain
untuk
merencanakan,
melaksanakan,
tindakn
mencatat kebutuhan
keperawatan,
mengevaluasitindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum, dan etika.
Tabel Rencana Keperawatan Klien dengan Diagnosa Medis Skizofrenia
dan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1
Persepsi sensori
halusinasi
pendengaran
TUJUAN
PERENCANAAN
KRITERIA
INTERVENSI
EVALUASI
3
4
2
TUM :
Klien dapat
mengontrol
halusinasinya.
TUK 1 :
- Ekspresi wajah Klien dapat
bersahabat,
membina
menunjukan
hubungan
rasa senang,
saling percaya
ada kontak
mata, mau
berjabat
tangan, mau
menyebutkan
nama, mau
menjawab
salam, klien
mau duduk
berdampingan
dengan
perawat, klien
mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapi.
TUK 2:
Klien dapat
mengenal
halusinasinya
TUK 3 :
Klien dapat
RASIONAL
mengontrol
halusinasinya
TUK 4 :
Klien
mendapat
dukungan
keluarga dalam
mengontrol
halusinasinya
TUK 5:
Klien dapat
memanfaatkan
obat dengan
benar untuk
mengontrol
halusinasinya