B. Etiologi
Menurut Kaplan dan Sadock dalam Buku Saku Psikiatri (1994) menyebutkan antara
lain :
1. Genetik
Studi genetik menunjukkan bahwa gangguan ini bukan sub tipe maupun stadium
prodnormal dini dari Skizofrenia atau gangguan mood (alam perasaan). Tidak ada
kenaikan resiko Skizofrenia atau gangguan mood (alam perasaan) pada keluarga tingkat
pertamanya.
2. Biologik
Klien menderita defek diskrit dalam sistem limbik ganglia basalis. Pada klien yang
memiliki waham yang disebabkan oleh kondisi neorologis tanpa adanya gangguan
kecendrungan memiliki waham yang kompleks.
3. Psikososial
Gangguan waham terutama bersumber pada psikososial, karakteristik dan latar
belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik/emosional : orang tua yang kejam, keliru
dan tidak handal atau pendidikan yang terlalu menuntut sehingga anak percaya
lingkungannya terlalu kejam dan potensial berbahaya.
C. Proses Terjadinya Waham
1. FaseLack of Human Need
2. Waham diawali oleh terbatasnya kebutuhan kebutuhan baik secara fisik maupun
psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status
sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita.
Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan
kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi
kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana
tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat
berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat
pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh
rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span history).
3. FaseLack of Self Esteem
4. Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal
dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak
terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan
teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan
yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut.
Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman,
pengaruh, support system semuanya sangat rendah.
5. FaseControl Internal External
6. Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan
adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi
menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena
Contoh :Banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya,
suster akan meracuni makanan saya.
3. Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh :Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus memakai
pakaian putih setiap hari agar masuk surga.
4. Waham Somatik
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh :Sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya
banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang.
5. Waham Nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia / meninggal, diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : Saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada di sini adalah roh roh,
sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.
Macam-Macam Waham
1. Waham menurut jangka waktu
a. Transitorik (sementara)
Waham ini sering terjadi/ dijumpai pada klien delirium, keadaan organik akut dan akan
hilang apabila keadaan penyakitnya membaik.
b. Fixed (menetap)
Waham ini telah berakar dalam jiwa klien serta dipertahankan bertahun-tahun, bahkan
sepanjang hidup klien, waham menetap ini sering terjadi pada klien dengan
gangguan paranoid.
2. Waham menurut tingkat organisasi antara lain :
a. Sistematik
Klien hidup dengan perilaku sesuai dengan wahamnya misalnya, klien mengaku
sebagai raja, ia ingin diperlakukan sebagai raja dan tidak mau diperintah.
b. Tidak sistematik.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang
dimiliki klien (stuart dan sunden, 1998 ). Cara pengkajian lain brfokus pada lima
dimensi : fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
a) Denial, yaitu mekanisme pembelaan ego, yaitu tidak berani melihat dan
mengikuti kenyataan yang meakutkan.
b) Proyeksi, yaitu mekanisme pembelaan ego, secara tidak sadar seseorang
menghubungkan dengan orang lain suatu pikiran, perasaannya dan impulsnya
sendiri, tetapi yang dapat diterimanya.
8) Masalah psikososial dan lingkungan
Klien dengan waham kebesaran biasanya akan menyendiri tidak mau bergaul dengan
orang lain karena menganggap dirinya orang yang paling hebat di lingkungannya
atau kelompoknya.
9) Aspek medik
Diagnosa medis yang biasa ditemukan pada gangguan orientasi realita waham
kebesaran adalah skizofrenia paranoid dan terapi yang biasa di berikan :
Haloperidol, Trihexyphenidyl Amitririptyline, Karbamazepin.
10) Masalah keperawatan:
a) Perubahan proses pikir : waham kebesaran
b) Kerusakan komunikasi verbal
c) Gangguan konsep diri
Pohon Masalah
Akibat
Masalah
utama
Penyebab
2. Diagnosa keperawatan
a. Perubahan proses pikir : Waham kebesaran
b. Kerusakan komunikasi verbal
c. Gangguan konnsep diri
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1 : Rencana Keperawatan
Kerusakan Komunikasi
Verbal
Perubahan Proses Pikir :
Waham Kebesaran
No
(1)
1.
Dx. Kep
Tujuan
( 2)
Perubahan
(3)
TUM:
proses pikir :
Klien dapat
Waham
berorientasi
kebesaran
kepada realitas
Perencanaan
Kriteria
Evaluasi
( 4)
Rasional
Intervensi
( 5)
( 6)
secara
bertahap.
klien dapat
1. Bina hubungan
1.Hubungan saling
TUK : 1
membina
saling percaya
percaya akan
Klien dapat
hubungan
dengan klien :
membuang
membina
saling
hubungan
percaya
saling percaya
dengan
dengan
perawat.
perawat.
a.Beri salam
terapituik.
b. Memperkenalka ialah
n diri dengan
klien.
Menyangkal atau
membantah
c.Jelaskan tujuan
keyakinan
interaksi.
klien dan
d. Ciptakan
melakukan
lingkungan
tindakan yang
yang tenang.
bermanfaat
yang dapat
jelas
menghalangi
dibicarakan
hubungan
waktu dan
saling percaya
tempat
dengan klien
Anjurkan perawat
untuk tidak
membantah
dan tidak
mendukung
waham klien :
f. Katakan perawat
menerima
keyakinan klien
saya menerima
keyakinan
anda disertai
ekspresi
menerima
5
2.Katakan perawat
6
2.Waham dapat
tidak mendukung
membahyakan
klien sehingga
untuk
klien harus
mempercayainya
diobservasi.
disertai ekspresi.
ragu tapi empati.
Tidak
membicarakan isi
waham klien.
3. Yakinkan klien
3.Untuk
berada dalam
menentukan
rencana berikutnya.
terlindung:
Anda berada
dalam keadaan
aman, kami akan
menemani
anda.
Gunakan
keterbukaan dan
kejujuran.
Jangan tinggalkan
klien sendirian
Diskusikan dengan
klien masalah yang
dialami pada saat
sekarang ini,
observasi apakah
waham klien
menggangu
aktivitas dalam
melakukan
perawatan seharihari.
(1)
( 2)
(3)
( 4)
( 5)
( 6)
Klien dapat
Klien dapat
1. Memotivasi
mengidentifika
mengungkap
penampilan klien
klien untuk
si kemampuan
kan secara
dan kemampuan
kembali ke realita.
yang dimiliki.
verbal
kemampuan
2.Diskusikan
2.Dengan diskusi
realitas yang
dengan klien
kemampuan klien
dimiliki.
kemampuan yang
kegiatan yang
(hati-hati kalau
realistis.
terlibat dalam
diskusi waham).
3. Tanyakan apa
3. Dengan
yang biasa
kegiatan dapat
dilakukan (kaitkan
mengurangi
dengan aktivitas
waham klien.
sehari-hari dan
anjurkan untuk saat
ini.
4. Jika klien selalu
4. Membantah
membicarakan
waham akan
wahamnya,
membuat klien
dengarkan sampai
tidak percaya
selesai, perawat
kepada perawat.
perlu
memperhatikan
bahwa klien itu
penting.
(1)
( 2)
(3)
( 4)
( 5)
( 6)
3.
Klien dapat
Klien dapat
1. Observasi
1. Kebutuhan yang
mengidentifika
menyebut-
kebutuhan klien
tidak terpenuhi
si kebutuhan
kan
sehari-hari.
dapat mencetuskan
yang tidak
kebutuhan
terpenuhi.
yang tidak
waham.
2. Diskusikan
2. Untuk mengkaji
terpenuhi
kebutuhan
penyebab
sehingga
klien yang
timbulnya waham
menjadi
tidak
pada
waham
terpenuhi
klien.
setelah tiga
baik selama
minggu.
menentukan
dirumahnya.
tindakan
3. Hubungkan
keperawatan pada
kebutuhan
klien waham
yang tidak
4. Aktifitas yang
mengurangi
waham.
kesempatan klien
untuk membicara-
4. Tingkatkan
kan wahamnya.
5. Membuat klien
(aktifitas dapat
dipilih bersama
membicarakan
klien,jika mungkin
wahamnya
buat jadwal).
5. Atur situasi
agar klien
tidak
mempunyai
waktu
menggunakan
wahamnya.
(1)
4
( 2)
(3)
Klien dapat
( 4)
Klien dapat
( 5)
1. Berbicara
( 6)
1. Bicara yang
berhubung-an
mengorientas
dengan
ikan dirinya
konteks realistis
realitas.
pada realistis
(realistis orang,
setelah satu
dan mungkin
minggu.
realistis waktu).
membuat keadaan
wahamnya menjadi
lebih buruk.
2. Sertakan
2. Untuk
mengorientasikan
aktivitas kelompok,
orientasi realita.
sehingga
mengurangi
wahamnya.
3. Berikan pujian
3. Pujian terhadap
realistis
positif yang
memotivasi klien
dilakukan
untuk mengurangi
wahamnya.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang terlah dilaksanakan (Kurniawati, 2004).Langkah ini juga
bertujuan untuk mengetahui perkembangan klien setelah melaksanakan tindakan
keperawatan. Evaluasi dapat dilakukan dengan pendekatan SOAP (Subyeketif, Obyektif,
Analisa dan Plan Of care) yaitu sebagai berikut :
S (Subyektif)
O (Obyektif)
A (Analisa)
P (Plan of Care)
keperawatan.