: Siti Fatimah
NIM
: 131810401036
pendek, sebab antara jari pertama dengan jari ke dua jaraknya jauh dan tegak
lurus.
(www.arkive.org)
Kukang (Nycticebus sp.) terdiri atas lima jenis, yaitu:
1. Nycticebus coucang yang tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatera dan
Kalimantan serta kepulauan sekitarnya.
2. Nycticebus pygmaeus di Indocina, Laos, Vietnam dan Kamboja.
3. Nycticebus bengalensis, di Kamboja, Cina, India, Laos, Myanmar dan
Vietnam.
4. Nycticebus javanicus, hanya ditemukan di Jawa
5. Nycticebus menagensis, di Brunei, Kalimantan, Malaysia (Sabah dan
Sarawak), Philipina (Ujung selatan) (Nekaris dan Bearder, 2007).
Berikut klasifikasi dari kukang jawa :
Kingdom
Phylum
Class
Order
Family
Genus
Species
(www.iucnredlist.org)
: Animalia
: Chordata
: Mamalia
: Primata
: Lorisidae
: Nycticebus
: Nycticebus javanicus.
2. Nilai Ekstrinsik
Value dari kukang jawa adalah untuk beberapa kalangan pecinta hewan,
kukang
jawa
diburu
untuk
dijadikan
hewan
peliharaan
serta
dapat
4. Status
Konservasi
Kukang jawa (Nycticebus javanicus) berdasarkan data dari IUCN Red
List (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources)
berada dalam kategori Endangered (kritis). Spesies kukang jawa mengalamai
penurunan setidaknya 80% selama 24 tahun terakhir. Hal ini dapat disebabkan
karena hilangnya habitat karena tingginya tingkat kerusakan hutan (deforestasi,
degradasi dan fragmentasi). Selain itu, ancaman besar lainnya adalah perburuan
untuk diperdagangkan sebagai binatang peliharaan serta pada beberapa
masyarakat kukang dipercaya sebagai hewan mistis dan biasanya beberapa
bagian tubuh diambil sebagai media untuk kepentingan kleni (magic).
5. Metode Konservasi di TNMB
Hasil wawancara kepada pihak pengelola TNMB menyebutkan bahwa
kukang jawa (Nycticebus javanicus) di kawasan TNMB setiap tahun mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan karena perburuan liar pada hewan tersebut.
Sehingga pihak pengelola TNMB melakukan beberapa metode untuk tetap
menjaga kelestarian dari kukang jawa. Salah satunya adalah metode monitoring
konvesional yang dilakukan dengan menjelajahi hutan kawasan TNMB setiap
bulan. Metode ini dilakukan tidak hanya untuk hewan kukang jawa, melainkan
hewan yang lain, seperti : banteng, macan tutul, macaca, dll.
Saat ini metode monitoring konvesional masih menjadi metode paling
efektiff yang digunakan untuk melakukan usaha konservasi, karena banyaknya
jenis hewan yang berada di kawasan TNMB sehingga sangat sulit untuk
melakukan metode yang berbeda untuk setiap hewan di kawasan TNMB. Selain
itu, metode monitoring konvesional ini tidak memerlukan biaya yang cukup
besar serta tidak membutuhkan waktu yang lama (www.merubetiri.com)
6. Solusi konservasi
Kukang jawa merupakan spesies yang keberadaannya sudah hampir
punah yang disebabkan karena habitat yang berubah serta perburuan liar. Oleh
karena itu, beberapa metode konservasi perlu dilakukan untuk menjaga
kelestarian dai kukang jawa. Berikut beberapa metode konservasi yang bisa
dilakukan :
a. Konservasi eksitu dengan cara membuat kandang yang sesuai dengan habitat
asli. Selanjutnya dikembangbiakkan dan dijaga keberadaannya di kebun
binatang. Jika kebun binatang masih tidak dapat menjaga kelestarian dari
kukang jawa, maka dapat dilakukan pembuatan kandang di habitat asli dari
kukang jawa sehingga dapat dipantau keberadaannya setiap waktu.
Manajemen kandang yang baik pada kukang harus disesuaikan dengan
perilaku asli kukang di alam, baik dari segi pakannya maupun
lingkungannya. Bentuk manajemen kandang yang baik itu seperti ukuran
kandang yang memadai, lengkap dengan fasilitas yang dapat menunjang
kehidupan kukang tersebut, seperti adanya ranting kayu yang berfungsi
untuk memanjat, adanya serasah untuk membenamkan dirinya ketika kukang
tersebut merasa terganggu.
b. Konservasi in situ dengan cara menjaga dan merawat habitat dari kukang
jawa terutama dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Salah
satunya seperti yang dilakukan di TNMB yaitu metode monitoring
konvesional.
DAFTAR PUSTAKA
Nekaris KAI, Bearder SK. 2007. The Lorisiform primates of Asia dan
Mainland Africa: diversity shrouded in darkness. Di dalam: Campbell C,
Fuentes A, MacKinnon K, Panger M, Bearder SK, editor. Primates in
Perspective. Oxford: Oxford University Press. hlm 2445.
http://unikonservasifauna.org/2011/06/usaha-konservasi-eksitu-kukang/
(diakses tanggal 26 april 2016)
http://www.iucnredlist.org/details/39761/0 (diakses tanggal 26 April 2016).