Anda di halaman 1dari 9

EKOLOGI HEWAN

TEKNIK SAMPLING HEWAN KONVENSIONAL

Disusun oleh: Kelompok 2


Wahyu Tri Agustin
Siti Fatimah
Pamela Bhardini

131810401026
131810401036
141810401003

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016

1. Teknik Sampling Hewan Konvensional


Populasi di setiap tempat memiliki ukuran yang bervariasi dengan
mengikuti dua pola yaitu populasi yang akan mempertahankan ukuran
populasinya yang relatif konstan dan populasi yang berfluktuasi ukurannya.
Penentuan besar kecilnya ukuran sampel tergantung pada antara lain:
Derajat keseragaman populasi (degree of homogenity). Semakin tinggi
tingkat homogenitas populasi semakin kecil ukuran sampel yang boleh
diambil, semakin rendah tingkat homogenitas populasi semakin besar
ukuran sampel yang harus diambil
Tingkat presisi yang diinginkan (level of precisions). Semakin tinggi
tingkat pesisi yang diinginkan peneliti, semakin besar sampel yang harus
diambil (Sugiana, 2008).
Ukuran atau kepadatan populasi dapat diketahui dengan metode yang
bergantung pada lingkungan sekitar, salah satunya dengan cara teknik sampling
konvensional (Naughton, 1973). Apabila ukuran populasi terlalu banyak, maka
parameter berupa karakteristik sampel (statistik) harus diperhatikan dengan
cermat. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel tersebut harus mencerminkan
semua unsur dalam populasi secara proporsional yang biasa disebut dengan
sampel tak bias (unibased sample) atau sampel repesentatif. Sedangkan sampel
bias yaitu sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua
unsur populasi untuk dipilih (Soegianto, 1994). Namun, realisasinya pasti akan
terdapat adanya penyimpangan atau perbedaan antara hasil yang diperoleh dari
sampel dengan hasil yang didapat dari keseluruhan populasi dan biasa disebut
dengan galat sampling (sampling error).
Teknik sampling merupakan cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif. Teknik sampling hewan konvensional merupakan teknik
sampling yang dilakukan secara manual. Teknik ini dapat menggunakan metode
plot dan metode transek.

2. Macam Teknik Sampling Hewan Konvensional


Teknik sampling hewan konvensional dapat dibedakan menjadi 3 yaitu
strategi random (acak), sistematik, dan stratifikasi (tingkatan). Ketiganya
merupakan metode yang digunakan untuk menghitung individu hewan dalam
daerah atau sampel dalam bentuk petak-petak. Sedangkan sampel yang didapat
dapat berupa sampel probabilitas yaitu metode pengambilan sampel yang setiap
unsur populasinya memiliki nilai kemungkinan tertentu untuk dipilih. Hal tersebut
dikarenakan, sampel dari data tersebut menunjukkan adanya sifat acak
(randomness).

Selain

itu,

terdapat

sampel

non-probabilitas

merupakan

pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Heddy,


1986).
Tahapan sampling yang harus dilakukan yaitu:
Mendefinisikan populasi yang hendak diamati
Menentukan kerangka sampel yakni kumpulan semua item atau peristiwa
yang mungkin
Menentukan metode sampling yang tepat
Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
Melakukan pengecekan ulang proses sampling
Metode plot adalah prosedur yang umum digunakan untuk sampling
berbagai tipe organisme. Bentuk plot pun berbeda-beda yang tergantung dari
tingkat heterogen suatu komunitas atau populasi yang ada. Metode ini digunakan
untuk keperluan sampling tumbuhan dan hewan yang menetap. Metode transek
biasa digunakan untuk mengetahui vegetasi tertentu seperti padang rumput dan
lain-lain atau suatu vegetasi yang sifatnya masih homogen ().
a. Teknik Random Sampling
Adapun macam-macam teknik sampel acak, yaitu sebagai berikut:
1) Sampling acak sederhana
Teknik ini dikatakan sederhana karena cara pengambilan sampel dari semua
anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian apabila anggota populasi dianggap homogen.

Keuntungan dari metode ini adalah:


Dapat digunakan dengan populasi sampel yang besar
Menghindari bias
Kerugian dari teknik ini adalah:
Dapat menyebabkan representasi yang buruk dari populasi induk
keseluruhan atau daerah jika daerah yang luas tidak terkena angka acak
yang dihasilkan
Terdapat kendala praktis dalam hal waktu yang tersedia dan akses ke
bagian tertentu dari wilayah studi
2) Sampling acak sistematis (systematic random sampling).
Teknik ini merupakan pengembangan teknik sebelumnya hanya bedanya
teknik ini menggunakan urutan-urutan yang alami. Caranya ialah pilih secara
random dimulai dari antara ngka 1 dan integer yang terdekat terhadap ratio
sampling (N/n); kemudian pilih item-item dengan interval dari integer yang
terdekat terhadap ratio sampling (Priyono, 2008).

Keuntungan menggunakan sampel ini ialah peneliti menyederhanakan


proses penarikan sampel dan mudah dicek; dan menekan keanekaragaman
sampel. Kerugian ialah apabila interval berhubungan dengan pengurutan periodik
suatu populasi, maka akan terjadi keaneka-ragaman sampel (Priyono, 2008).
3) Sampling

acak

stratifikasi

(proportoinate

stratified

random

sampling)
Teknik ini digunakan apabila populasi memiliki anggota atau unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

4) Metode Capture, Mark, Release, Recapture (CMMR)


Metode ini dilakukan dengan menandai, melepaskan dan menangkap
kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Metode ini umumnya
dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Individu- individu yang
tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak. Kemudian individuindividu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang
tidak bertanda. Menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu
menghitung dan mengidentifikasinya, dan hasil dapat dibuat dalam sistem daftar.
Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama

spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus
(Hadisubroto, 1989).
Metode Capture-Recapture seringkali sulit digunakan untuk menduga
ukuran populasi alami. Hal ini disebabkan karena asumsi-asumsi dalam metode
Capture-Recapture sulit dilaksanakan di lapangan
5) Metode Removal Sampling (Metode Zippin)
Metode ini dilakukan dengan cara penangkapan pertama tidak dilepaskan
kembali, kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan
kedua dan juga hewan tidak dilepaskan kembali. Sehingga dengan menggunakan
persamaan Zippin dapat diduga populasi hewan dalam suatu areal (Umar, 2013).

Pertama, areal yang akan diamati populasinya ditentukan, kemudian


dilakukan

penangkapan

hewan

pada

lokasi

tersebut

(periode

penangkapan 1).
Pada daerah yang telah ditentukan, sweeping net diayunkan sebanyak 2
kali dalam satu langkah dengan total keseluruhan langkah 5 langkah
kedepan dan 5 langkah ke belakang. Penangkapan dilakukan sebanyak 1

kali.
Serangga yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel
sebagai nilai n1. Pada metode ini tidak dilakukan pelepasan hewan

kembali.
Dalam selang 24 jam dilakukan penangkapan yang kedua dengan jumlah
ulangan penangkapan sesuai dengan jumlah ulangan penangkapan pada
periode pertama. Serangga yang ditangkap kemudian dikumpulkan dan
dimasukkan ke dalam botol sampel yang kedua serta dicatat jumlahnya
sebagai n2.

b. Teknik Sampel Sistematik


Sampel yang akan digunakan dipilih secara sistematis atau berurutan secara
merata atau didistribusikan secara teratur di konteks spasial, misalnya setiap dua
meter sepanjang garis transek. Sampel dapat berada di interval yang sama atau
teratur dalam konteks temporal, misalnya setiap setengah jam atau pada waktu
per hari. Metodologinya sebagai berikut:

Titik sistematis sampel. Sebuah grid dapat digunakan dan titik yang berada
di persimpangan dari garis grid (A), atau di tengah-tengah setiap kotak
persegi (B). Pengambilan sampel dilakukan di tempat yang layak dan
terdekat. Sepanjang garis transek, titik sampling untuk pengumpulan data
agar dapat diidentifikasi secara sistematis, misalnya setiap dua meter atau
setiap kerikil 10.
Baris sitematis sampel. Pada arah timur atau utara dari grid di gambar
dapat digunakan untuk mengidentifikasi garis transek (C dan D), atau
sepanjang garis tersebut bisa menunjukkan bahwa transek akan dilakukan
sampai ujung garis setiap 20 meter.
Daerah sistematis sampel. Pola dari kotak yang akan dijadikan sampel
dapat diidentifikasi dengan menggunakan peta wilayah studi, misalnya
setiap ketiga kotak persegi kedua bawah atau di daerah (E) - sudut barat
selatan maka akan menandai sudut dari kuadrat a. Pola dapat berupa
bentuk atau arah selama mereka biasa (F)

Gambar 4. Pengambilan sampel sistemik jaringan menunjukkan metode


menghasilkan poin sistemik, garis dan bidang.
Keuntungan dari teknik ini adalah:
Lebih lurus ke depan daripada random sampling
Sebuah grid tidak selalu harus digunakan, pengambilan sampel hanya
harus secara seragam
Mencakup daerah penelitian lebih baik daripada menggunakan random.
Kekurangan dari teknik ini adalah:

Dapat menjadi lebih bias, karena tidak semua anggota atau poin memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih
c. Teknik Sampel Stratifikasi
Metode ini digunakan ketika terdapat populasi yang aka diambil sampelnya
memiliki ukuran yang diketahui. Pengambilan sampel harus dikelompokkan untuk
memastikan bahwa hasilnya proporsioanl dan mewakili keseluruhan. Hal tersebut
dikarenakan adanya proporsi yang berbeda dari total.

Keuntungan dari teknik ini adalah:


Dapat digunakan dengan acak atau sistematik sampling, dan dengan titik,
garis atau daerah teknik
Jika proporsi sub-set diketahui, dapat menghasilkan hasil yang lebih
representatif dari seluruh populasi
Sangat fleksibel dan berlaku banyak pertanyaan geografis
Korelasi dan perbandingan dapat dibuat antara sub-set.
Kekurangan dari teknik ini adalah:
Proporsi dari sub-set harus diketahui dan akurat jika itu adalah untuk
bekerja dengan baik
Dapat sulit untuk stratifikasi pengumpulan data kuesioner, akurat hingga
data penduduk saat ini mungkin tidak tersedia dan mungkin sulit untuk
mengidentifikasi usia orang atau latar belakang sosial secara efektif

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai