Anda di halaman 1dari 11

1.1.

4 Masa Nifas

1. Pengertian

Masa nifas,disebut juga masa postpartum atau puerperium, adalah masa sesudah persalinan,

masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan/reproduksi,

seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari pascapersalinan (Jannah, 2011).

Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-

alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (setyo retno

dkk,2011).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang

diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan kurun

waktu kurang lebih 6 minggu (sitti saleha,2009).

2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Pada saat masa nifas organ-organ tubuh akan mengalami perubahan-perubahan yang akan

terjadi untuk mengembalikan tubuh sepeti sebelum hamil. Perubahan-perubah itu antara lain

yaitu:

a. Uterus

Setelah plasenta lahir, bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12,5

cm, permukaan kasar, tempat pembulu darah besar bermuara. Bekas luka implantasi

dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan pada akhir masa nifas

sebesar 2 cm.

Tabel 2.9

Perubahan-Perubahan Normal Pada Uterus Selama Postpartum

Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter uterus


Plasenta lahir Setinggi pusat 1.000 gr 12,5 cm

1 minggu Pertengahan antara pusat dan simfisis 750 gr 7,5 cm

2 minggu Tidak teraba 350 gr 5 cm

6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm

Sumber: jannah, N., 2011, Asuhan kebidanan masa nifas, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, hal 68

b. Lokia

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas, Lochea mengandung dara dan

sisa desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium. Lokia ini yang akan

keluar selama 1-4 hari postpartum.

2) Lokia sanguilenta berwarna merah kecoklatan berisi darah dan lender yang keluar pada

hari ke-4 sampai ke-7 pascapersalinan.

3) Lokia serosa adalah lokia berikutnya. Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena

mengandung serum, leukosit, dan robeka/laserasi plasenta. Cairan tidak berdarah lagi

pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pascapersalinan.

4) Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Mengandung leukosit, sel desidua, esel epitel,

serabut jaringan yang mati, lokia alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu

(jannah, 2011).

c. Endometrium

Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis, degenerasi, dan nekrosis di

tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai

permukaan yang kasar akibat pelepasan desisua, dan selaput janin. Setelah 3 hari mulai
rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta

(Saleha, 2009).

d. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna serviks adalah merah

kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Karena robekan kecil yang terjadi selama

dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil. Bentuknya seperti

corong karena disebabkan oleh korpus uteri yang mengadakan kontraksi, sedangkan serviks

tidak berkontraksi sehingga pada perbatasan antara korpus uteri dan serviks terbentuk

cincin. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu persalianan, menutup secara

perlahan (jannah, 2011).

e. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama

proses persalinan dan akan kembali secara bertahap selama 6-8 minggu postpartum.

Penurunan hormone estrogen pada masa nifas berperan dalam penipisan mukosa vagina

dan hilangnya rugea. Rugea akan terlihat kembal pada sekitar minggu keempat(

jannah,2011).

f. Payudara (mamae)

Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Proses

menyusui mempunyai 2 mekanisme fisiologis, yaitu produksi susu dan sekresi susu (let

down). Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk

menghambatnya kelenjar pituitari akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik).

Sampai hari ke-3 setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa dirasakan.

Sel-sel acini yang menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) juga mulai berfungsi. Oksitosin
merangsang sekresi ASI. ASI dapat dialirkan karena adanya isapan bayi atau dengan

dipompa (Saleha, 2009).

g. Sistem Pencernaan

Pada ibu nifas terutama yang partus lama dan terlantar mudah terjadi ileus paralitikus,

yaitu adanya obstruksi usus akibat tidak adanya peristaltik usus dan bisa juga terjadi karena

pengaruh psikis takut Buang Air Besar (BAB) karena terdapat luka jahitan perineum

(Saleha, 2009).

h. Sistem Perkemihan

Kurang lebih 40% wanita nifas mengalami proteinuria yang non-patologis sejak pasca

melahirkan sampai 2 hari postpartum agar dapat dikendalikan. Diuresis yang normal

dimulai segera setelah bersalin sampai hari ke-5 setelah persalinan. Jumlah urine yang

keluar dapat melebihi 3000 ml per harinya. Hal ini diperkirakan merupakan salah satu cara

untuk menghilangkan peningkatan cairan ekstraseluler yang merupakan bagian normal dari

kehamilan. Ureter dan pelvis renalis yang mengalami distensi akan kembali normal pada 2-

8 minggu setelah persalinan (Saleha, 2009).

i. Sistem Muskuloskeletal

Ligament-ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu kehamilan dan

persalinan berangsur-angsur kembali seperti semula. Tidak jarang ligamen rotundum

mengendur, sehingga uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan penunjang alat genetalia

yang mengendur dapat diatasi dengan latihan-latihan tertentu. Mobilitas sendi berkurang

dan posisi lordosis kembali secara perlahan (Saleha, 2009).

j. Sistem Endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin,

terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.

1) Hormone Plasenta

Hormone plasenta (HCG) menurun dengan cepat setelah persalinan dan menetap

sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan

mamae pada hari ke-3 postpartum(jannah,2011).

2) Pituitary

Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita tidak menyusui,

prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase

konsentrasi folikulr dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi(jannah, 2011).

3) Hypotalamik Pituitary Ovarium

Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga dipengaruhi oleh fajktor

menyusui. Menstruasi pertama ini sering bersifat anovulasi karena rendahnya kadar

estrogen dan progesteron (jannah,2011).

4) Kadar Estrogen

Terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna setelah persalinan sehingga

aktivitas prolaktin juga sedang meningkat dapat memengaruhi kelenjar mamae dalam

menghasilkan ASI (jannah,2011)

k. Sistem kardiovaskuler

Denyut jantung, volume secukupnya, dan curah jantung meningkat selama hamil.

Segera setelah melahirkan, keadaan tersebut akan meningkat lebih tinggi lagi selama 30-

60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkulasi utero/plasenta tiba-tiba kembali

ke sirkulasi umum (jannah, 2011).


l. Perubahan Tanda-Tanda Vital (TTV)

1) Suhu

Dalam 24 jam postpartum suhu badan akan meningkat sedikit (37,5°- 38°C)

sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan.

Biasanya pada hari ke-3, suhu badan akan meningkat lagi karena adanya pembentukan

ASI, payudara akan menjadi brngkak, dan berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila

suhu tidak turun, kemungkinan terjadi infeksi( jannah, 2011).

2) Nadi

Denyut nadi normal orang dewasa 60-80 kali/menit. Denyut nadi ibu postpartum

biasanya akan lebih cepat. Bila melebihi 100 kali/menit, keadan ini termasuk abnormal

dan keadaan ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi (jannah,2011).

3) Tekanan darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan akan lebih rendah setelah

melahirkan karena ada perdarahan atau yang lainnya. Tekana darah akan tinggi bila

terjadi pre-eklamsi postpartum (jannah,2011).

4) Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu

dan nadi tidak normal, pernapasan juga mengikutinya kecuali bila ada gangguan pada

saluran cerna (jannah, 2011).

3. Asuhan Pada Masa Nifas Normal

a. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Jannah, 2011, menjelaskan bahwa tujuan asuhan masa nifas, yaitu:

1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.


2) Pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.

3) Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila diperlukan.

4) Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta memungkinkan ibu untuk mampu

melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus.

5) Imunisasi ibu terhadap tetanus.

6) Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makanan anak serta

peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

4. Klasifikasi Asuhan Masa Nifas

Tabel 2.10

Jadwal Kunjungan masa nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam setelah persalinan 1. Mencegah perdarahan masa nifas

akibat atonia uteri

2. Mendeteksi dan merawat penyebab

lain perdarahan rujuk bila

perdarahan berlanjut

3. Memberikan konseling pada ibu

atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan

masa nifas karena atonia uteri

4. Pemberian ASI awal

5. Melakukan kunjungan antara ibu

dan bayi baru lahir

6. Menjaga bayi tetap sehat dengan


Kunjungan Waktu Tujuan

cara mencegah hipotermia

7. Jika petugas kesehatan menolong

persalinan ia harus tinggal dengan

ibu dan bayi lahir untuk 2 jam

pertama setelah kelahiran atau

sampai ibu dan bayi dalam

keadaan stabil

2 6 hari setelah persalinan 1. Memastikan involusi uterus

berjalan normal uterus

berkontraksi fundus dibawah

umbilikus tidak ada perdarahan

abnormal tidak ada bau

2. Menilai adanya tanda-tanda

demam

3. Memastikan mendapatkan cukup

makanan, cairan, dan istirahat

4. Memastikan ibu menyusui dengan

baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

5. Berikan konseling pada ibu

tentang asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat

dan merawat bayi sehari-hari

3 2 minggu setelah persalinan Sama seperti diatas (6 hari setelah


Kunjungan Waktu Tujuan

persalinan)

4 6 minggu setelah persalinan 1. Menanyakan pada ibu tentang

penyulit-penyulit yang ibu alami

2. Memberikan konseling KB secara

dini

Sumber: Saleha, S., 2009, Asuhan kebidanan pada masa nifas, Salemba Medika, Jakarta, hal 6

5. Asuhan Nifas Bermasalah

Tabel 2.11

Asuhan Nifas Yang Bermasalah

Masalah Gejala Penanganan

Demam, muntah, dan rasa sakit 1. Suhu tubuh meningkat 1. pemberian paracetamol 500

waktu berkemih 2. Denyut nadi cepat mg sebanyak 3-4 kali

3. Sakit saat ditekan daerah atas 2. antibiotik sesuai dengna

simpisis pubis dan daerah mikroorganisme yang

lipatan paha ditemukan

4. Pemeriksaan laboratorium 3. minum yang banyak

jumlah leukosit meningkat, 4. katerisasi bila perlu

terdapat bakteri 5. makan-makanan yang bergizi

5. Ibu mengeluh sering anyang- 6. jaga kebersihan daerah

anyangan genetalia

Bendungan ASI 1. Payudara panas 1. Menyongkong payudara

2. Keras dengan BH dan memberikan

3. Nyeri pada perabaaan analgetik


Masalah Gejala Penanganan

4. Suhu tubuh tidak naik 2. Beri stilboestrol 3 kali/hari 1

mg 2-3 hari

Mastitis 1. Rasa panas disertai dengna 1. Segera setelah mastitis

kenaikan suhu ditemukan, pemberian susu

2. Penderita merasa lesu kepada bayi dari payudara

3. Tidak nafsu makan yang sakit dihentikan dan

4. Payudra membesar, nyeri berikan antibiotik

5. Kulit merah pada bagian 2. Bila ada abses, nanah perlu

payudara dikeluarkan dengan sayatan

6. Membengkak sedikit sedikit, mungkin pada abses

Postpartum blues 1. Perubahan hormone Akan hilang dengan sendirinya

2. Stress sekitar 10-14 hari setelah

3. ASI tidak keluar dan bayi sakit melahirkan.

4. Frustasi yang tidak mau tidur

5. Kelelahan pasca kelahiran

6. Suami yang tidak mau

membantu

7. Problem dengan mertua dan

orang tua

8. Takut kehilangan bayi

Depresi postpartum 1. Merasa bosan dan sedih 1. Kenali diri sendiri

2. Mudah marah, tersinggung 2. Tidur dan makan yang cukup

dan perasaan lebih sensitif 3. Olahraga

3. Merasa tersinggung, bersalah 4. Beritahu perasaan anda


Masalah Gejala Penanganan

dan malu 5. Dukungan keluarga dan orang

4. Nafsu makan hilang dan takut lain

menyentuh bayi 6. Persiapkan diri dengan baik

5. Tidak ada perhatian untuk 7. Lakukan pekerjaan rumah

penampilan pribadi tangga

8. Dukungan emosional

Postpartum psikosa delusi, halusinasi, gangguan saat tingkat dini postpartum psikosa

tidur dan terobsesi mengenai terdiri atas psikoanalisis dan

bayinya. obat-obatan sedatif dalam dosis

tinggi (konsultasi dengan dokter,

psikolog dan psikiater)

Sumber: Jannah, N., 2011, Asuhan kebidanan ibu nifas, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta.hal 135

Anda mungkin juga menyukai