informasi kepada pembaca mengenai sifat data yang di jelaskan: judul harus ringkas,
informative, dan berkaitan dengan informasi yang terkandung dalam grafik. Untuk grafik yang
mengandung dua plot kunci yang di jelaskan symbol dari tiap plot tersebut harus di berikan.
3.3.2
Sumbu
Sumbu merupakan komponen penting dalam pembentukan grafik, karena sumbu
menjelaskan dasar ruang (gambar) dari penyajian data. Grafik tersusun dari berbagai rangkaian
data yang menjelaskan hubungan (biasanya) antara suatu variabel acak. Untuk menjamin
penyajian data yang optimal, pemilihan kisaran nilai-nilai numeric pada tiap sumbu merupakan
suatu hal yang penting. Pemilihan ini ditunjukkan di sini dalam suatu contoh dari pustaka ilmiah,
yang secara grafis menyajikan efek-efek cairan biologis terhadap pelekatan pathogen saluran
kemih Staphylococcus epidermis berkrlanjutan dari bahan silikon ( untuk pembaca yang tidak
terlalu mengenal tipe penelitihan, pembaca cukup memahami bahwa karena infeksi yang terkait
dengan penggunaan peralatan peralatan medis, seperti kateter yang menyebabkan morbiditas
dan kemungkinan mortalitas pasien maka penting untuk mengindentifikasi dan memahami
proses pelekatan mikroba).Kisaran numeric dari sumbu-sumbu grafik harus dipilih dan diberi
label dengan hati-hati untuk menjamin kejalasan penyajian data.
Gambar 3.1 pelekatan isolate Staphylococcus epidermidis hidrofobik (batang hitam) dan
hidrofilik (batang putih) pada (a) kateter peritoneal poliuretan yang diberi perlakuan sebelumnya
dengan larutan salin yang didapar dengan fosfat, (b) kateter peritoneal poliuretan yang diberi
perlakuan sebelumnya dengan dialisat keluaran buatan, (c) kateter peritoneal silikon yang diberi
perlakuan sebelumnya dengan larutan salin didapar dengan fosfat, (d) kateter peritoneal silikon
yang diberi perlakuan sebelumnya dengan dialisat keluaran buatan (dari Gorman et al., 1997 a,
diproduksi kembali dengan izin dari penerbit Kluwer).
3.3.3
Estimasi Variabilitas
Dalam kondisi tertentu, misalnya ketika penulis ingin menampilkan perbedaan-perbedaan
statistik dalam dua rangkaian data, estimasi variabilitas data penting untuk dimasukkan dalam
grafik. Dalam melakukan hal tersebut, pertama-tama dokumentasikan dasar matematis dari
variabilitas yang diplotkan, misalnya
Tabel 3.1 Biaya bulanan praktik dokter umum untuk tiga tipe bentuk sediaan yang mengandung
suatu obat yang dirancang untuk pengobatan kardiovaskular
Tipe bentuk sediaan
Lepas lambat
Koyo transdermal
Tabel konversional
8000
6000
Biaya bulanan rerata ()
4000
2000
0
Lepas berkelanjutan
6000
5000
Biaya bulanan rerata ()
4000
3000
Lepas berkelanjutan
Gambar 3.2 biaya bulanan pada praktik dokter umum untuk tiga tipe bentuk sediaan
yang mengandung suatu obat yang dirancang untuk pengobatan penyakit kardiokviskular
(data ini diambil dari tabel 3.1)
simpangan baku, kesalahan baku, dan kedua, pastikan bahwa garis kesalahan tidak tumpang
tindih satu sama lain karena ini akan membingungkan pembaca.
3.2.1 Grafik dan plot yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel
tetap (bebas) dan variabel terikat
Kategori ini umumnya digunakan dalam ilmufarmasi dan ilmu pengetahuan terkait: contohcontohnya ditujukan ditujukan dalam Tabel 3.2. Ada berbagai variasi format yang dapat
digunakan untuk memplot hubungan antara data, termasuk grafif garis, grafik pencar dan grafik
batang. Penulis mempunyai pilihan akhir untuk format grafik, akan tetapi perlu diingat bahwa
grafik yang dipilih harus menyajikan data dengan lancer dan jelas tanpa kesalahan yang tidak
semestinya.
Beberapa tipe grafik digunakan secara spesifik untuk menyajikan tipe datatertentu.
Sebagai contoh, plot lancar umumnya digunakan untuk menampilkan korelasi antara rangkaian
data. Data matematis dan praktis mengenai korelasi antara rangkaian data. Dasar matematis dan
praktis mengenai korelasi akan dijelaskan dalam Bab 12; pada tahap ini cukuplah untuk
mengemukakan bahwa plot pencar digunakan untuk menunjukkan adanya (atau tidak adanya)
suatu hubungan linier. Sebuah contoh diberikan dalam Gambar 3.4, yang
menunjukkan
(kurangnya) hubungan antara tegangan kekuatan regangan akhir sten ureter poliuretan 9suatu
ukuran ketahanan sten terhadap kerapuhan) dan durasi implantasi secara secara in vivo pada
pasien. Ketiadaan suatu hubungan linier yang signifikan antara kedua variabel acak ini
merupakan
indikasi
korelasi
yang
rendah.
Sebaliknya, diagram lingkaran umumnya digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk
persentase. Diagram ini berbentuk lingkaran. Daerah total lingkaran menyatakan 100persen,
yaitu frekuensi total, dan grafik dibagi menjadi bagian-bagian menurut proporsi rangkaian data.
Sebuah contoh diagram lingkaran, ini menggambarkan biaya peresepan yang terkait dengan
empat antibiotik. Dalam lingkaran terutama digunakan untuk menampilkan data kualitatif;
namun, banyak penulis yang lebih memilih untuk menggunakan diagram-diagram batang untuk
tujuan ini karena diagram ini lebih mudah dibuat dan dapat menampilkan data kuantitatif
(misalnya rerata dan simpangan baku).
Tabel 3.2 Contoh-contoh farmasetik mengenai rangkaian data terikat dan bebas
4
Waktu
Waktu
penyimpanan
Tekanan yang dibutuhkan untuk
(c)
3.2.2 Grafik yang digunakan untuk menjelaskan distribusi data dengan gambar
Sering kali, data ilmiah menggambarkan suatu distribusi, misalnya tinggi pria dalam
suatu daerah geografis tertentu. Prosedur-prosedur berbeda digunakan untuk penyajian grafis dari
data ini, prosedur yang paling umum adalah distribusi frekuensi dan distribusi frekuensi
kumulatif, histogram dan tampilan batang dan daun. Penggunaan prosedur-prosedur ini
dijelaskan dalam bagian berikut.
Lain-lain
Penisilin
Kuinolon
Aminoglikosida
Gambar 3.4 Diagram lingkaran mengenai pola peresapan empat antibiotic disebuah rumah sakit
umum: golongan penisilin (daerah biru) 39%; golongan aminoglikosida (merah) 24%; golongan
kuinolon (hijau) 21%; lain-lain (ungu) 16%.
3.2.2.1 Distribusi Frukuensi
3.2.2.2 Histogram
Distribusi frekuensi dari suatu rangkaian data yang dapat disajikan dengan baik
menggunakan sebuah histogram. Histogram tampak menyerupai diagram batang, keduanya
tersusun atas serangkaian persegi panjang, berdasarkan sumbu X adalah interval kelas
(menggunakan batas kelas), sumbu Y adalah frekuensi masing-masing kelas. Namun, histogram
terutama digunakan untuk menyajikan distribusi frekuensi secara grafis, dan sebagai tambahan ,
batang-batang individual menempel (bergabung) satu sama lain untuk membentuk suatu
tampilan data kontinu.
Tabel 3.5 Kejadian efek samping yang berhubungan dengan penggunaan klinis suatu obat
antihipertensi baru pada 80 pasien: sebuah contoh distribusi frekuensi yang menggunakan
variabel diskret (jumlah efek samping).
Efek samping
1
2
3
4
5
Series 1
40
30
20
Frekuensi 10
0
Gambar 3.5 Histogram berat 210 tablet yang disisihkan dari sebuah bets produksi (data berasal
dari Tabel 3.5)
Frekuensi
<290,05
<291,05
<292,05
<293,05
<294,05
<295,05
(kurang dari)
0
2
4
8
14
22
<290,05
<291,05
<292,05
<293,05
<294,05
<295,05
Frekuensi
(lebih dari)
210
208
206
202
196
188
kumulatif
<296,05
<297,05
<298,05
<299,05
<300,05
<301,05
<302,05
<303,05
<304,05
<305,05
<306,05
<307,05
<308,05
<309,05
<310,05
31
52
82
114
150
174
183
190
198
201
205
207
209
210
210
<296,05
<297,05
<298,05
<299,05
<300,05
<301,05
<302,05
<303,05
<304,05
<305,05
<306,05
<307,05
<308,05
<309,05
<310,05
179
158
128
96
60
36
27
20
12
9
5
3
1
0
0
148
133
171
144
158
165
124
149
154
156
158
160
161
138
150
142
168
154
178
125
131
140
157
164
120
146
138
175
162
Contohnya, untuk nilai pertama dalam tabel 3.8 (145 mmHg), batang yang sesuai adalah 14 dan
utuk data terakhir dalam tabel, yakni 162 mmHg, batang nya menjadi 16. Nilai nilai batang
kemudian diatur secra vertikal dengan urutan meningkat.
Untuk melengkai plot batang dan dau, angka terakhir dari tiap nomor ( daun )
ditempatkan secara horizontal melekat pada pengelompokan batang yang terkait. Plot batang
yang telah dilengkapi untuk data dalam tabel 3.8 ditunjukan dalam gambar 3.9. plot batang telah
memberikan gambaran visual dari dangkaian data. Tentu saja, dapat diamati bahwa data tersebut
agak simetris. Memperkirakan bentuk (simetri) dari rangkain data adalah salah satu kegunaan
utama dari plot batang dan daun.
Sebelum meninggalkan konsep plot batang dan daun, ada dua hal yang perlu diperhatikan lebih
jauh:
a. Pemilihan nilai numerik untuk batang tergantung pada kisaran ukuran kelompok data.
Contohnya, batang yang berkaitan dengan data yang disajikan dalam tabel 3.4 yang
mempunyai rentang 290,2_ 308,5mg adalah 209,291,292 mg. dan daun daunnya
merupakan angka desimal. Sehingga, batang dari nilai 290,2 adalah 290 dan daunnya
adalah 0,2mg.
b. Dalam contoh yang berhubungan dengan tabel 3.8. pemilihan batang telah memastikan
interval kelas adalah 10mmHg. Dalam kondisi tertentu, interval kelas dapat dibagi lagi
untuk mendapatkan suatu pemahaman yang lebih baik terhadap distribui data dalam batas
batas yang lebih kecil.sekali lagi, dengan menggunakan data yang disajikan tabel 3.8. plot
batang dan daun dapat digambar kembali dengan mencangkup interval kelas yang lebih
kecil, misalnya 5mmHg ( Gambar 3.10).
Batang
12
13
14
15
16
17
Daun
0
1
0
0
0
1
4
3
2
4
1
5
5
8
4
4
2
8
8
5
6
4
6
7
5
8
8
8
9
8
Gambar 3.9 plot batang dan daun untuk data yang diberikan dalam tabel 3.8 mengenai
tekanan darah sistolik 30 pria yang berusia 40-50 tahun. Gambar ini menggunakan
interval kelas sebesar 10mmHg.
3.2.3 Morfologi umum dari kurva frekuensi
Penggunaan metode-metode grafis untuk gambaran visual data frekunsi. Distribusi
memiliki kemiripan bentuk namun, penting bagi pembaca untuk memahami bahwa distribusi
frekuensi dapat memiiki sejumlah morfologi yang berbeda. Bentuk dari distribusi frekuensi
secara lansung memengaruhi pemilihan metode statistik yang dapat diterapkan pada data.
Apabila distribusi berasal dari ukuran sampel yang besar dan diplotkan menggunakan
interval kelas yang terbatas, sejumlah morfologi yang berbeda dapat berbentuk. Bentuk bentuk
disribusi dapat dikelompokkan dengan cara-cara berikut:
a. Bentuk disribusi dapat berupa unimodal (satu puncak), binomal (dua puncak) atau
multimodal.
b. Untuk distribusi-distribusi unimodal, apakah simetris atau asimetris (distribusi yang
miring)? Suatu contoh yang penting dari distribusi yang simetris, distribusi unimodal,
adalah distribusi normal.
c. Untuk distibusi-disribusi asimetris, apakah distribusi miring ke kiri (positif) atau ke
kanan (negatif).
100
S
100
frekuensi
50
0
0
5
10
15
Jumlah blastospora C.albicans yang melekat pada tiap sel epitalial bukal
Gambar 3.6 efek perlakuan menggunakan klorheksidin glukonat ( 0,005% v/v) terhadap
lekatan blastospora candida abicans pada sel-sel epitelial bukal secara invitro. Lingkaran
orange mewakili pelekatan blastopora hidup setelah mendapatkan perlakuan dengan