Anda di halaman 1dari 16

Hal pokok yang harus kita pelajari agar dapat mengoperasikan komputer

dengan baik adalah mengelola file dan mengatur peripheral komputer.


Aktivitas manajemen file terdiri atas penempatan file dalam folder yang
sesuai, membuat folder, penggantian nama file/folder, pemindahan file ke
folder lain, penghapusan file/folder yang tidak diperlukan lagi, dan sistem
backup data agar ada file cadangan jika terjadi kerusakan file dalam
komputer.

A. Manfaat Manajemen File

1. Mengatur data atau file di komputer;


2. Memudahkan pencarian file;
3. Cara untuk menghemat media penyimpanan hard disk dengan menghapus
file yang tak diperlukan;
4. Mengurangi risiko kehilangan data dengan membuat backup (file cadangan).
Untuk mendapatkan keuntungan manajemen file, anda harus
memahami langkah-langkah manajemen file yang benar. Anda juga harus
memperhatikan file-file yang tidak boleh diubah terutama untuk file-file
sistem di dalam folde C:/Windows karena isi folder tersebut digunakan untuk
mengatur sistem dalam komputer anda. Karena perubahan nama maupun
letak file sistem dapat mengganggu kinerja komputer.
Windows Explorer adalah program aplikasi yang digunakan untuk
pengaturan file dan folder pada sistem operasi Windows. Folder adalah
tempat atau ruang penyimpanan file-file yang anda pergunakan. Dengan
adanya Windows Explorer anda dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan
pengaturan file seperti: menyalin, memindah, menghapus, dan memformat
media penyimpanan file (misalnya disket atau USB Flash Disk).

B. Membuat Shortcut
Shortcut adalah cara cepat untuk menjalankan program/data yang disimpan
pada suatu direktori tertentu. Shortcut berisi path menuju ke data/program
yang dimaksud dan disimbolkan oleh ikon tertentu. Ikon program adalah
gambar-gambar kecil yang menempel di atas desktop yang diikuti dengan
identitasnya. Ikon ini kita dapat kita tambah dan kurangi sesuai dengan
kebutuhan kita.

C. Utility

1. Recycle Bin
Recycle Bin adalah tong sampahnya Windows, dimana setiap kali terjadi
penghapusan file-file tersebut belum benar-benar dihapus, tetapi masih
disimpan di recycle bin ini. Oleh karena itu, file yang dihapus (termasuk file
yang terhapus tanpa sengaja) masih bisa dikembalikan sepanjang recycle bin
belum dibersihkan.
2. Find
ada saatnya ketika kita ingin bekerja dengan suatu file atau direktori, kita
terlupa di mana kita menyimpan file atau direktori tersebut. Untuk

mengatasi hal ini, Windows menyediakan fasilitas Search yang dapat


dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Klik tombol Start
b. Klik Search
c. Ketikkan nama file/folder atau kata kunci yang berhubungan dengan
file/folder yang dicari.
d.

D. Macam-Macam Menu

Berikut ini adalah berbagai macam jenis menu pada pengaturan file di
Windows Explorer.
1. Menu pull down merupakan kumpulan perintah komputer yang disajikan
berdasarkan kelomopk atau kesamaan perintah, selain itu menu pull down
juga dapat dikatakan menu yang muncul pada saat klik bagian tertentu akan
muncul ke atas atau ke bawah. Misalnya adalah File, Edit, View, Favorites,
Tools, dan Help.
2. Menu Cascading adalah menu sekunder atau lanjutan yang muncul pada
saat memilih bagian menu tama. Contoh pada saat memilih menu View,
maka akan muncul beberapa sub menu tools.
3. Menu Pop up, menu yang dapat muncul dan dapat disembunyikan atau onoff, caranya dengan klik tombol kanan mouse. Cara menu ini lebih cepat
daripada pull down dan cascading. Perubahan dari menu pop up bergantung
pada letak dari indikator mouse diletakkan.

E. Memformat

Sebelum menyimpan file pada media penyimpanan floppy disk atau


flashdisk, maka floppy disk tersebut terlebih dahulu perlu diformat.
Memformat disket berarti memberi koordinat posisi atau letak sebuah file di
dalam disket tersebut. Memformat berarti menghapus semua data apa saja
yang ada di dalam disket ataupun di hard disk.

F. Folder

Folder adalah ruang tempat menyimpan file

G. Drag and Drop

Drag an drop biasanya dipergunakan untuk memindahkan/menggerakkan


suatu objek yang tampak pada layar monitor.

H. Klasifikasi File Berdasarkan Ekstensinya


Anda dapat melakukan manajemen file dengan baik dengan mengenali tipetipe ataupun ekstensi file. Dengan adanya tampilan ikon sesuai aplikasinya,
maka anda bisa mengelompokkan file-file yang sama tipenya ke dalam folder
yang sama pula. Berikut ini ditunjukkan beberapa tipe file yang sering anda
jumpai beserta ekstensinya dan program aplikasi yang sesuai untuk
membukanya, perhatikan tabel di bawah ini!

Ekstensi
File
*.bmp
*.doc
*.exe
*.html
*.jpg
*.mdb
*.pdf
*.psd
*.txt
*.xls

Tipe

Program Aplikasi

Bitmap
Dokumen teks
Program/executable
Dokumen web
Gambar
Database
Dokumen
cetak
Dokumen
Photoshop
Teks ASCI
Spreadsheet

Pengolah gambar
Microsoft Word
Microsoft Internet
Firefox, Opera, dll.
Pengolah gambar
Microsoft Access
siap Adobe Acrobat

Explorer,

Mozila

Adobe Photoshop
Notepad
Microsoft Excel

Pengertian Manajemen file.

Manajemen file adalah metode untuk menyimpan dan mengatur file-file dan
data yangt ersimpan di dalamnya untuk membuatnya mudah ditemukan dan
diakses. File System dapat menggunakan media penyimpan data seperti
HardDisk atau CD Rom. File System juga dapat melibatkan perawatan lokasi
fisik file, juga memberikan akses ke data pada file server dengan berlaku
sebagai klien untuk protokol jaringan (mis. NFS atau SMB klien), atau dapat
juga berlaku sebagai file system virtual dan hanya ada sebagai metode
akses untuk data virtual. Lebih umum lagi, file system merupakan database
khusus untuk penyimpanan, pengelolaan, manipulasi dan pengambilan data.
1. Aspek-aspek file system
Kebanyakan file System menggunakan media penyimpan mendasar yang
menawarkan
akses ke suatu array dengan blok ukuran tertentu yang dinamakan sector,
umumnya
dengan ukuran pangkat 2 (512 bytes atau 1,2, atau 4 KiB). Software File
System bertugas
menata sektor-sektor tersebut menjadi file dan direktori, serta mengatur
sektor mana milik
file mana dan sektor mana yang belum terpakai. Kebanyakan file system
mengalamatkan
data dalam unit dengan ukuran tertentu yang disebut cluster atau blok yang
mengandung
sejumlah disk sector (biasanya antara 1-64). Cluster atau blok ini adalah
space disk terkecil
yang dapat dialokasikan untuk menyimpan file.

Bagimanapun, file system bisa jadi tidak perlu menggunakan media


penyimpan sama
sekali. File System dapat dipakai untuk menata dan mewakili akses ke setiap
data, apakah
data itu disimpan atau dibuat secara dinamis.

1.1Nama File

Tidak peduli apakah file System memiliki media penyimpan atau tidak, file
system umumnya
memiliki direktori yang menyesuaikan antara nama file dan file, biasanya
dengan
menghubungkan nama file dan suatu index dalam file.

1.2Metadata
Informasi lain yang disimpan biasanya berhubungan dengan tiap file yang
ada dalam file
system. Panjang data yang dikandung dalam sebuah file dapat disimpan
sebagai nomor
blok yang disediakan untuk file atau sebagai hitungan byte. Waktu di mana
file terakhir kali
dimodifikasi dapat disimpan sebagai timestamp dari file. Beberapa file
system juga
menyimpan waktu pembuatan file, waktu terakhir kali diakses, dan waktu di
mana meta
data dari file diubah. Informasi lain termasuk juga tipe media file (blok,
karakter, soket,
subdirektori), User-ID pemilik dan Group-ID, serta setting access permissionnya (read only,
executeble, dll).
Atribut sebarang dapat dilekatkan pada file system tingkat lanjut, seperti
XFS, ext2/ext3,
beberapa versi UFS dan HFS+ menggunakan atribut file diperluas. Fitur ini
diterapkan pada
kernel Linux, FreeBSD dan MacOS X, serta membolehkan metadata untuk
dihubungkan
dengan file pada level file system. Misalnya info tentang pembuat dokumen,
pengkodean
karakter dari dokumen plain-text, atau checksum.

1.3 File system hirarkis


File System hirarkis merupakan minat riset awal dari Dennis Ritchie.
Implementasi
sebelumnya terbatas pada beberapa level, terutama IBM, bahkan pada
database awal

mereka seperti IMS. Setelah suksesnya Unix, Ritchie memperluas konsep file
system ini ke
dalam setiap objek dalam pengembangan Sistem Operasi berikutnya yang
dikembangkannya, seperti Plan 9 dan Inferno.

1.4 Fasilitas

File System tradisional menawarkan fasilitas untuk membuat, memindah dan


menghapus
file dan direktrori. File System tradisional masih kekurangan fasilitas untuk
membuat link
tambahan ke direktrori, merubah link parent, dan membuat link bidireksional
ke file.
File system tradisional juga menawarkan fasilitas untuk memotong,
menambah catatan,
membuat, memindah, menghapus dan modifikasi file di tempat. Mereka
tidak menawarkan
fasilitas untuk menambah di awal atau untuk meghapus dari bagian awal
file, membiarkan
penyisipan tunggal sembarang ke file atau penghapusan dari file. Operasi
yang disediakan
sangat asimetris dan kekurangan manfaat dalam konteks yang tidak
diharapkan. Misalnya,
pipe interproses dalam Unix harus dilakukan di luar file system karena
konspe pipe tidak
menawarkan pemotongan dari awal file.

1.5 Keamanan akses


Akses aman ke dalam operasi file system dasar dapat didasarkan pada
skema Access
Control List atau Capability. Hasil riset menunjukkan bahwa ACL sulit
mengamankan secara
patut. File System komersial masih menggunakan Access Control List.

2. Tipe-tipe File System

Tipe-tipe File System dapat diklasifikaskan ke dalam disk file system, file
system jaringan dan
file system untuk tujuan khusus.

2.1 File system Disk


Sebuah file system disk adalah file system yang didesain untuk menyimpan
data pada
sebuah media penyimpan data, umumnya disk drive baik yang langsung
atau tidak
langsung terhubung ke komputer. Contoh File System Disk misalnya FAT (FAT
12, FAT 16,

FAT 320), NTFS, HFS, HFS+, ext2, ext3, ISO 9660, ODS-5 dan UDF. Beberapa
File System
Disk ada yang termasuk file system journaling atau file system versioning.

2.2 File System Flash

Sebuah file system Flash adalah file system yang didesain untuk menyimpan
data pada
media flash memory. Hal ini menjadi lazim ketika jumlah perangkat mobile
semakin banyak
dan kapasitas memory flash yang semakin besar.
Block device layer dapat mensimulasikan sebuah disk drive agar file system
disk dapat
digunakan pada flash memory, tapi hal ini kurang optimal untuk beberapa
alasan
Menghapus blok. Blok Flash memory harus dihapus sebelum dapat ditulis.
Waktu
yang dibutuhkan untuk menghapus sebuah blok bisa jadi signifikan, dan hal
ini
juga bermanfaat untuk menghapus blok yang tidak dipakai saat media dalam
keadaan idle.
Random Access. file system Disk ditingkatkan untuk mencegah pencarian
disk, Flash
memory tidak membebankan proses pencarian sama sekali
Level pemakaian: media memori flash cenderung mudah rusak ketika satu
blok
tunggal di-overwrite secara berulang; file system flash didesian untuk mewrite
secara merata

2.3 File System Database

Konsep baru untuk manajemen file adalah konsep file system berbasis
database. Sebagai
perbaikan bagi Manajemen terstruktur hirarkis, file diidentifikasi oleh
karakteristiknya, seperti
tipe file, topik, pembuat atau metadata yang sama.

2.4 File System Transaksional


Setiap operasi disk dapat melibatkan perubahan ke sejumlah file dan
struktur disk yang
berbeda. Dalam banyak kasus, perubahan ini berhubungan. Hali in iberarti
bahwa operasi
ini dieksekusi pada waktu yang sama. Ambil contoh ketika sebuah Bank
mengirimkan uang
ke Bank lain secara elektronik. Komputer Bank akan mengirim perintah
transfer ke Bank

lain dan meng-update record-nya untuk menunjukkan bahwa telah terjadi


transaksi. Jika
untuk beberapa alasan terjadi crash antar komputer sebelum komputer
berhasil
mengupdate record-nya sendiri, maka tidak akan ada tidak akan ada record
transfer tapi
Bank akan kehilangan uangnya.
Pemrosesan transaksi memperkenalkan jaminan bahwa pada tiap point
ketika transaksi
berlangsung, sebuah transaksi dapat disudahi secara tuntas atau diulang
sepenuhnya. Hal ini berarti jika terjadi crash atau kegagalan power, setelah
recovery, kondisi yang disimpan
akan tetap.
File System journaling adalah salah satu teknik yang digunakan untuk
mengenalkan
konsistensi level-transaksi ke dalam struktur file system.

2.5 File System Jaringan

File System Network adalah file system yang bertindak sebagai klien untuk
protokol akses
file jarak jauh, memberikan akses ke file pada sebuah server. Contoh dari File
system
network ini adalah klien protokol NFS, AFS, SMB, dan klien FTP dan WebDAV

2.6 File System untuk Tujuan khusus


File System untuk tujuan khusus adalah file system yang tidak termasuk disk
file system atau
file system Jaringan. Termasuk dalam kategori ini adalah sistem di mana file
ditata secara
dinamis oleh software, ditujukan untuk tujuan tertentu seperti untuk
komunikasi antar
proses komputer atau space file sementara.
File system untuk tujuan khusus sangat banyak dipakai oleh OS yang
berpusat pada file
seperti UNIX. Contoh file system ini adalah file system procfs (/proc) yang
dipakai oleh
beberapa varian Unix, yang memberikan akses ke informasi mengenai
proses dan fitur-fitur
dari OS

2.7 File System Journaling

File system journaling adalah file system yang mencatat perubahan ke dalam
jurnal
(biasanya berupa log sirkuolar dalam area tertentu) sebelum melakukan
perubahan ke file

system. File system seperti ini memiliki kemungkinan yang lebih kecil
mengalami kerusakan
saat terjadi power failure atau system crash.
Meng-update file system untuk menunjukkan perubahan ke file dan direktori
biasanya
membutuhkan banyak operasi write yang terpisah. Sebagai contoh, operasi
delete dalam
file system Sistem Unix melibatkan dua proses:
1. menghilangkan entri direktori
2. menandai inode dan space file sebagai space yang kosong
Jika terjadi crash antara proses 1 dan 2, akan akan inode yang rusak. Di sisi
lain, jika hanya
proses 2 yang dijalankan pertama kali sebelum crash maka file yang belum
dihapus akan
ditandai sebagai kosong dan mungkin akan ditumpuk dengan file lain.
Dalam file system non-journaling, mencari dan memperbaiki kerusakan ini
akam
membutuhkan penelusuran menyeluruh pada struktur datanya. Hal ini akan
memakan
waktu lama jika file system tersebut besar dan jika bandwidth I/O kecil.
File system journaling menjaga jurnal perubahan yang akan dibuat, setiap
waktu. Ketika
terjadi crash, pemulihan dapat dilakukan dengan simple dengan mengulang
perubahan
dari jurnal ini hingga file system kembali konsisten.
3. Beberapa File system yang pernah dikembangkan
Berikut ini adalah beberapa file system yang terkenal yang pernah
dikembangkan. File
system-file system berikut terutama dikembangkan untuk Sistem Operasi
Windows dan
Unix atau Linux. Namun, ada juga file system yang dapat berjalan baik di
Linux maupun di
Windows.
3.1 FAT
FAT merupakan File System yang digunakan dalam Sistem Operasi Windows.
Nama FAT berasal dari penggunaan tabel yang memusatkan informasi
tentang area mana
milik file yang kosong atau mungkin tidak dipakai, dan di mana setiap file
yang disimpan
dalam disk. Untuk membatasi ukuran tabel, space disk dialokasikan ke file
dalam grup-grup
sektor hardware yang bersebelahan, disebut cluster.
Ketika disk drive berkembang, jumlah maksimum cluster pun meningkat dan
begitu juga
jumlah bit yang mengidentifikasikan bahwa cluster telah berkembang. Versi

pengembangan dari format file system FAT dinamai sesuai dengan jumlah bit
tabel
elemennya, yaitu: FAT12, FAT16 dan FAT32.
3.2 NTFS
NTFS merupakan file system standar untuk Windows NT termasuk windows
200, XP, Server
2003, Windows Server 2008 dan Wondows Vista. NTFS menggantikan file
system FAT
sebagai file system yang dipakai untuk Sistem Operasi Windows.
Versi rilis NTFS ada beberapa, sebagai berikut:
v1.0 with NT 3.1, dirilis pertengahan-1993
v1.1 with NT 3.5 dirilis 1994
v1.2 (pertengahan -1995) and NT 4 (pertengahan -1996)
v3.0 dari Windows 2000
v3.1 dari Windows XP (2001), Windows Server 2003 (2003), Windows Vista
(pertengahan -2005) dan Windows Server 2008
Dalam NTFS, semua file data nama file, tangal pembuatan, ijin akses dan
isi disimpan
dalam metadata dalam Master File Table (MFT). NTFS mengijinkan setiap
urutan 16-bit nilai
utuk encoding nama (nama file, nama stream, nama index, dll)
Master File table mengandung metadata tentang setiap file, direktori dan
metafile dalam
suatu volume dengan partisi NTFS. Metadata itu termasuk nama filem
lokasim ukuran dan
ijinnya. Strukturnya mendukung algoritma yang memperkecil disk
fragmentation.
3.3 ext2
Ext2 atau second extended file system adalah file system untuk kernel Linux.
Meskipun
bukan termasuk file system journaling, tapi penerusnya yaitu ext3
menyediakan fitur
journaling dan hampir sepenuhnya kompatibel dengan ext2.
File system pertama yang dipakai dalam Sistem Operasi Linux adalah Minix
FS yang hampir
bebas sepenuhnya dari bug, namun menggunakan offset 16-bit dan ukuran
maksimum
hanya 64 MB. Nama file juga terbatas hanya 14 karakter. Untuk mengatasi
hal ini, dibuatlah
file system baru yang dimulai dengan penambahan layer file system virtual
pada kernel
Linux.
File system ext dirilis pada April 1992 sebagai file system pertama yang
menggunakan VFS

API dan dimasukkan dalam Linux 0.96c. File system ext menyelesaikan dua
masalah utama
dalam Minix FS (ukuran partisi max dan panjang nama file), dan
membolehkan partisi
hingga 2GB dan nama file hingga 255 karakter. Namun masih ada masalah:
belum ada
dukungan untuk akses terpisah, modifikasi inode dan timestamp modifikasi
data.
Ext2 didesain dengan tujuan bahwa file system ini akan dapat
dikembangakan lagi,
dengan sisa space yang masih banyak pada struktur datanya untuk dipakai
dalam versi
mendatang. Fitur seperti POSIX ACL dan atribut diperluas diimplementasikan
pertama kali
pada ext2 karena mudah diperluas dan internalnya sangat dimengerti.
Dalam Kernel Linux hingga 2.6, batasan dalam driver blok berarti bahwa file
system ext2
memiliki ukuran file maksimum 2 TiB. Kernel Linux yang lebi baru
membolehkan ukuran file
yang lebih besar, namun sistem 32-bit hanya membatasi hingga ukuran file
2 TiB. Ext2
masih direkomendasikan sebagai file system journaling pada Flash Drive USB
bootable dan
media solid-state lainnya. Ext2 melakukan operasi write yang lebih sedikit
dibading ext3
karena ext2 tidak perlu melakukan write ke journal. Faktor utama yang
mempengaruhi usia
flash Drive adalah siklus hapus, dan juga siklus write, hal inilah yang
menyebabkan
pemakaian ext2 membuat usia media flash drive lebih panjang.
Space dalam ext2 dibagi dalam blok-blok dan ditata dalam grup-grup blok,
sama dnegan
grup silinder dalam File System Unix. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
fragmentasi
external dan mengurangi pencarian disk saat me-read data yang besar.
Tiap grup blok berisi superblok, bitmap grup blok, bitmap inode diikuti oleh
data blok
aktual.
Superblok mengandung informasi penting yang krusial untuk proses booting
Sistem
Operasi, namun copy back up juga dibuat pada setiap grup blok dari tiap
blok dalam fiel
system. Hanya copy pertama yang ada pada blok pertama file system yang
dipakai dalam
proses booting.

Deskriptor blok menyimpan nilai bitmap blok, bitmap inode dan table inode
awal untuk
tiap grup blok yang nantinya semuanya akan disimpan dalam tabel grup
deskriptor.
Contoh struktur inode ext2:
Kapasitas teoritis maksimum dalam Linuxx[2]
Ukuran blok: 1 KiB 2 KiB 4 KiB 8 KiB
Ukuran file max: 16 GiB 256 GiB 2 TiB 64 TiB
Kapasitas max: 2 TiB 8 TiB 16 TiB 32 TiB
Alasan untuk pembatasan file system ext2 adalah format file data dan kernel
OS. Biasanya
faktor-faktor ini ditentukan ketika file system itu dibuat. File system
bergantung pada ukuran
blok dan rasio jumlah blok dan inode. Ukuran blok 8 KiB hanya mungkin
dalam arsitektur
alpha.
Juga ada program userspace yang tidak dapat menangani file dengan ukuran
yang lebih
besar dari 2 GB
Batasan direktori sub level sekitar 32768. Jika jumlah file dalam direktori
melebihi 10000
hingga 15000 file, user biasanya akan diperingatkan bahwa operasi tersebut
akan
bertahan dalam waktu lama. Batas teoritis jumlah file dalam suatu direktori
adalah 1.3 x
1020 meskipun hal ini tidak relevan untuk situasi praktis
3.4 ext3
Ext3 atau third extended file system adalah file system journaling yang
umum digunakan
dalam Sistem Operasi Linux. Ext3 merupakan pengembangan versi
journaling dari file
system ext2 yang hampir kompatibel secara keseluruhan dengan ext2.
Adanya fitur
journaling inilah yang membuatnya lebih dibanding ext2 yang membuatnya
lebih reliable
dan menghilagkan keperluan untuk mengecek file system setelah shutdown
yang tidak
semestinya.
Meskipun kecepatannya tidak lebih baik daripada file system Linux lainnya
seperti JFS,
ReiserFS dan XFS, tapi ext3 memiliki manfaat yang signifikan yaitu
membolehkan upgrade
di tempat dari file system ext2 tanpa harus mem-back up dan me-restore
data yang berarti
mengurangi konsumsi daya CPU. Ext3 juga diangap lebih aman dibanding file
system

Linux lainnya karena kederhanaannya dan juga uji cobanya yang luas.
File system ext3 menambahkan fitur-fitur ini dibanding pendahulunya:
- File system journaling
- Penambahan file system secara online
- Indeks htree untuk direktori yang lebih luas
Tanpa ini, file system ext3 akan sama saja dengan ext2.
Ada 3 level journaling yang tersedia dalam implementasi ext3 pada Sistem
Linux:
Journal (resiko terendah)
Metadata dan isi file disimpan dalam jurnal sebelum dikerjakan ke file system
utama.
Ordered (resiko menengah)
Hanya metadata yang disimpan dalam jurnal, isi file tidak disimpan tapi
dijamin bahwa
bahwa isi file disimpan ke disk sebelum metadata yang bersesuaian ditandai
untuk dicommit
dalam jurnal.
Writeback (resiko tertinggi)
Hanya metadata yang disimpan dalam jurnal, isi file tidak. Isi file mungkin diwrite
sebelum atau sesudah jurnal di-update. Akibatnya, file dimodifikasi tepat
sebelum crash
dapat terjadi.
Ukuran
BLok
Ukuran file Max
Ukuran file system
Max
1KiB 16GiB <2TiB
2KiB 256GiB <4TiB
4KiB 2TiB <8TiB
8KiB 2TiB <16TiB
4. File system and Sistem Operasi
Hampir semua OS juga menyediakan file system, karena file system adalah
bagian integral
dari semua OS. Tugas nyata dari OS microcomputer generasi awal hanyalah
berupa
manajemen file. Beberapa OS masa kini memiliki komponen terpisah untuk
menangani file
system yang dulunya disebut Disk Operating System (DOS) ini. Dalam
beberapa
mikrokomputer, DOS diload secara terpisah dari bagian OS yang lain.
Karena itulah, diperlukan interface antara user dan file system yang
disediakan oleh

software dalam Sistem Operasi. Interface ini dapat berupa textual seprti Unix
Shell atau
grafis seperti file browser. Jika berupa grafis, seringkali digunakan metafora
seperti folder, isi
dokumen, file dan direktori folder.
4.1 File system flat
Dalam sebuah file system flat, tidak ada subdirektori semua file disimpan
pada level media
yang sama (root), misal hard disk, floppy disk, dll. Sistem ini menjadi tidak
efisien ketika
jumlah file bertambah banyak, dan karenanya sulit bagi user untuk
mengorganisir data ke
dalam grup-grup.
4.2 File system dalam platform Sistem Operasi Unix-like
Sistem Operasi Unix-like membuat file system virtual, yang membuat semua
file pada semua
media tampak berada pada susatu hirarki tunggal. Hal ini berarti, dalam
sistem tersebut,
ada satu direktori /root, dan setiap file yang ada pada sistem diletakkan di
bawah direktori
tersebut.. Lebih jauh lagi, direktori /root tidak harus berada dalam suatu
media fisik. Dirsktori
tersebut bisa jadi tidak ada di Hard Drive bahkan mungkin tidak berada di
komputer Anda.
OS Unix-Like dapat menggunakan sumber daya dari jaringan sebagai
direktori /root-nya.
Sistem Unix-like memberikan nama kepada tiap media, tapi hal ini bukanlah
cara
bagaimana file dalam media tersebut diakses. Untuk mendapatkan akses ke
file di media
lain, Anda pertama kali harus memberitahu OS di direktori mana file tersebut
akan tampil.
Proses ini disebut dengan mounting sebuah file system. Sebagai contoh,
untuk mengakses
file pada CD-ROM, user harus memberitahu OS ambil file system dari CDROM ini dan
tampilkan pada direktori ini dan ini. Direktori yang diberikan ke OS disebut
sebagai mountpoint,
yang bisa berupa, misalnya /media. Direktori /media ada pada kebanyakan
Sistem
Unix dan ditujukan khusus untuk dipakai sebagai mount point untuk media
removable
seperti CD, DVD, dan floppy disk. Umumnya, hanya administrator atau
pengguna root
dapat melakukan aksi mounting file system ini.

OS Unix-like seringkali sudah memiliki software dan tools yang menangani


proses
mounting dan menyediakan fungsi baru. Strategi ini disebut dengan automounting,
seperti yang tercermin dalam tujuannya.
1. Dalam banyak situasi, file system selain root diharuskan tersedia segera
setelah OS
telah boot. Karena itu, semua Sistem Unix-like menyediakan fasilitas untuk
me-mount
file system pada saat booting. Administrator menyebut file system ini
2. Dalam beberapa situasi, tidak perlu me-mount beberapa file system pada
saat boot,
meskipun mungkin dibutuhkan setelahnya. Ada
3. Media removable telah menjadi hal yang umm dengan platform
mikrokomputer.
Removable media ini mengijinkan program dan data untuk ditransfer antar
mesin
tanpa koneksi fisik. Misalnya USB flash drive, CD-RM, dan DVD. Hal ini
menyebabkan
dikembangkannya perangkat untuk mendeteksi keberadaan suatu medium
dan
ketersediaan mount-point serta me-mount media tersebut tanpa intervensi
dari user.
4. Sistem Unix-like yang lebih maju juga telah mengenalkan konsep yang
disebut
supermounting. Contohnya, sebuah floppy disk yang telah di-supermount
dapat
dicopot secara fisik dari sistem. Dalam keadaan normal, disk harus sudah
disinkronkan
dan kemudian di-unmount sebelum dicopot. Sinkronisasi yang
diperlukan sudah terjadi, disk yang berbeda dapat disisipkan ke dalam drive.
Sistem
secara otomatis mengetahui bahwa disk telah dirubah dan mengupdate isi
mount
point untuk mengindikasikan medium baru. Fungsi serupa ditemukan pada
mesin
Windows standar.
5. Inovasi serupa yang dipilih oleh beberapa pengguna adalah menggunakan
autofs,
sistem yang tidak membutuhkan perintah mount manual. Perbedaannya
dengan
supermount adalah media di-mount secara transparan ketika permintaan ke
file
system dibuat. Cara ini sesuai untuk file system pada server jaringan.
4.2.1 File system dalam platform Linux

Linux mendukung banyak file system yang berbeda, tapi pilihan yang umum
untuk sistem
di antaranya adalah keluarga ext* (seperti ext2 dan ext3), XFS, JFS dan
ReiserFS
4.2.2 File system dalam platform Mac OS X
MacOS X menggunakan file system HFS Plus yang merupakan turunan dari
Mac OS klasik
yaitu. HFS plus adalah file system yang kaya metadata dan case preserve.
Karena Mac OS X
memiliki root milik Unix, aturan Unix juga ditambahkan dalam HFS Plus. Versi
terbaru dari
HFS plus menambahkan journaling untuk mencegah kerusakan pada struktur
file system
dan mengenalkan sejumlah optimasi dalam hal algoritma alokasi dalam
usaha untuk
memecah file secara otomatis tanpa membutuhkan defragmenter luar.
Nama file dapat mencapai 255 karakter. HFS Plus menggunakan pengkodean
Unicode
untuk menyimpan nama file. Dalam Mac OS X, tipe file dapat diambil dari
type code yang
disimpan dalam metadata atau nama file.
HFS Plus memiliki tiga macam link: Hard Link seperti pada Unix, Link simbolis
Unix, dan alias.
Alias didesain untuk menangani link ke file asli meski file tersebut telah
dipindah ataupun
diubah namanya. Alias ini tidak diinterpretasikan dalam file system, tapi
pada kode File
Manager pada userland.
Mac OS X juga mendukung penggunaan File System UFS yang merupakan
turunan dari
File System Unix BSD.
4.3 File system dalam platform Microsoft Windows
Microsoft Windows menggunakan file system FAT dan NTFS
File System FAT (File Allocation Table) yang didukung oleh semua versi
Microsoft Windows
merupakan evolusi file system yang digunakan dalam MS DOS. Selama
bertahun-tahun,
banyak fitur telah ditambahkan dalam pengembangannya, yang terinspirasi
dari fitur
serupa yang ada pada file system yang dipakai pada Unix.
Versi lama dari file system FAT (FAT12 dan FAT16) memiliki keterbatasan
dalam
memberikan nama file, batasan dalam hal jumlah entri dalam direktori root
dalam file
system dan batasan jumlah maksimum partisi. Secara spesifik, FAT12 dan
FAT16 membatasi

nama file hanya sampai 8 karakter dan 3 karakter untuk perluasan. VFAT
yang merupakan
perluasan dari FAT12 dan FAT16 mulai diperkenalkan pada Windows NT dan
berikutnya
dimasukkan dalam Windows 95, yang mengijinkan nama file yang panjang.
NTFS yang diperkenalkan bersama dengan Wndows NT mengijinkan kontrol
berbasis
Access Control List. NTFS juga mendukung Hard link, aliran file jamak,
indexing atribut,
pengecekan kuota, kompresi dan menyediakan mount point untuk file
system lainnya.
Tidak seperti Sistem Operasi lainnya, Windows menerapkan abstraksi berupa
drive letter
pada level user untuk membedakan sebuah disk atau partisi dari yang lain.
Sebagai contoh,
path C:\Windows menunjukkan direktori Windows pada partisi yang
ditunjukkan oleh
label huruf C. Drive dalam jaringan juga dapat di-map menjadi drive letter.
4.3.1 Proses pengambilan data
Sistem Operasi memanggil IFS (Installable File System) manager. IFS
kemudian memanggil
FSD (File System Driver) yang sebenarnya untuk membuka file yang diminta
dari beberapa
pilihan FSD yang bekerja untuk File System yang berbeda NTFS, VFAT, CDFS
(untuk drive
optikal) dan network drive. FSD kemudian mendapatkan info lokasi kluster
pertama dari file
pada disk dari FAT, VFAT atau MFT (Master File Table). MFT inilah yang yang
memetakan
semua file pada disk dan merekan jejak di mana file disimpan.

Anda mungkin juga menyukai