Chapter 11 Fraud Auditing
Chapter 11 Fraud Auditing
FRAUD AUDITING
JENIS-JENIS FRAUD
1. PelaporanKeuangan yang Curang
Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau
pengabaian jumlah atau pengungkapan
yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan
keuangan.
Praktek yang dilakukan bisa dengan melebih sajikan atau
merendah sajikan. Dua jenis praktek
merendahsajikan dapat dilakukan dengan:
Pengaturan laba (earnings management ) : menyangkut
tindakan manajemen yang disengaja untuk memenuhi
tujuan laba.
Perataan laba (income smoothing) bentuk pengaturan laba
di mana pendapatan dan bebanditukar-tukar di antara
periode untuk mengurangi fluktuasi laba. Misalnya dengan
mengurangi persediaan atau aktiva lain.
2. PenyalahgunaanA ktiva
Penyalahgunaan aktiva melibatkan pencurian aktiva entitas. Nilai
aktiva yang dicuri biasanyatidak material tapi terakumulasi
selama beberapa waktu. Pencurian aktiva dapat dilakukan
olehpegawai rendah dan tidak menutup kemungkinan dilakukan
oleh manajemen itu sendiri.
KONDISI-KONDISI PENYEBAB KECURANGAN
Ada tiga kondisi penyebab kecurangan (segitiga kecurangan) yaitu:
1. Insentif/Tekanan untuk melakukan kecurangan.
2. Kesempatan untuk melakukan kecurangan.
3. Sikap/Sasionalisasi. Sikap yang tertanam di organisasi yang membolehkan
manajemen atau pegawai untuk melakukan tidakan kecurangan.
1. FaktorResiko untuk PelaporanKeuangan yang Curang
Contoh faktor resiko untuk pelaporan keuangan
Tiga kondisi kecurangan
Insentif/Tekanan
Kesempatan
Manajemen
atau Terbukanya
pegawai
lain kesempatan
bagi
merasakandorongan
manajemen
atau
atau tekanan untuk pegawai
untuk
melakukankecurangan menyalahsajikan
.
laporan keuangan.
yang curang
Sikap/Rasionalisasi
Ada sikap, karakter,
atau serangkaian nilainilai
etis
yang
membolehkan manajemen
atau
pegawai
untuk
melakukan
tindakan
yang tidak jujur,atau
berada
dalam
lingkungan
yang
menekan
yang
membuat
mereka
merasinalisasi
dilakukannya tindakan
yang tidak jujur.
Contoh faktor dalam
resiko
Stabilitas keuangan
atau profitabilitas
terancam
oleh
kondisi
ekonomi,
industri,atau
entitas.
Misal:
penurunan
permintaanyang
signifikan
dan
tingkat
kegagalanindustri/
ekonomi
meningkat.
Tekanan berlebih
pada manajemen
dalam pemenuhan
pelunasan
utang
atau pinjaman lain.
Kekayaan
bersih
pribadi manajemen
terancam
secara
material.
Estimasi akuntansi
signifikan
melibatkan
pertimbangan
subyektif
atau
ketidakpastian.
Ketidakefektifan
dewan direksi atau
komite audit.
Staf
akuntansi,
audit internal, atau
teknologi informasi
tidak efektif.
Komunikasi
dan
dukungan
nilainilai entitas tidak
tepat / tidak efektif.
Sejarah
pelanggaran
hukum
sekuritas
dan perundangan
lainnya.
Kebiasaan
manajemen
membuat
peramalan
yang
terlalu agresif /
tidakrealistis
di
mata
analis,
kreditor,atau pihak
ketiga lainnya.
2
2. FaktorResiko untuk Penyalahgunaan Aktiva
Contoh faktor resiko untuk pelaporan keuangan
Tiga kondisi kecurangan
Insentif/Tekanan
Kesempatan
Manajemen
atau Terbukanya
pegawai
lain kesempatan
bagi
merasakan dorongan manajemen
atau
atau tekanan untuk pegawai
untuk
melakukan
menyalah sajikan laporan
keuangan.
kecurangan.
Kewajiban
keuangan pribadi
menekan mereka
yang
memiliki
akses
ke
kas
atauaktiva
lain
untuk
menyalahgunakana
ktiva tersebut.
Hubungan
buruk
antara manajemen
dan pegawai yang
memiliki akses ke
aktiva yang rentan
yang curang
Sikap/Rasionalisasi
Ada sikap, karakter,
atau
serangkaian
nilai-nilai etis yang
membolehkan
manajemen
atau
pegawai
untuk
melakukan
tindakan
yang tidak jujur,atau
berada
dalam
lingkungan
yangm
enekan
yang
membuat
mereka
merasinalisasi
dilakukannya tindakan
yang tidak jujur.
Contoh faktor dalam
resiko
Meremehkan
perlunya
memantau
atau
mengurangi resiko
penyalahgunaan
aktiva.
Meremehkan
pengendalian
internaldengan
mengabaikan
pengendalian yang
ada
atau
tidak
mengoreksidefisien
si
pengendalian
dicuri.
Contoh:
diperkirakan akan
ada pemberhentian
sementara
pegawai. . promosi,
kompensasi, atau
imbalan
tidak
sesuai harapan.
pelamar
kerja
untukmenjadi
pegawai
yang
memilikiakses
ke
aktiva.
Cuti
wajib
bagi
pegawai
yang
memiliki akses ke
aktiva.
internal.
e. Informasi lain.
Informasi ini dapat diperoleh di setiap tahap atau bagian
audit ketika menilai resiko kecurangan, dan kebanyakan
dapat mengindikasikan resiko kecurangan yang lebih tinggi.
3. Mendokumentasikan PenilaianKecurangan
Hal yang perlu didokumentasikan: diskusi antar personil;
prosedur yang ditempuh; resiko khusus tentang kecurangan yang
material dan respon auditor terhadap resiko tersebut; alasan bila
tidakada resiko yang material; hasil dari prosedur yang ditempuh
dalam pengabaian pengendalianoleh manajemen; kondisi dan
hubungan analitis tentang diperlukannya prosedur audit
tambahanatau respon lain; dan sifat komunikasi terhadap
manajemen, komite audit, atau pihak lain.
MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK MENGURANGI RESIKO
KECURANGAN
Tata kelola korporasi disandingkan dengan prosedur pengendalian
untuk meminimalkan fraud risk melalui kombinasi tindakan mencegah,
menghalangi, dan mendeteksi kecurangan, yaitu:
1. Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi
Penerapan nilai-nilai perusahaan dapat menciptakan budaya jujur
dan etikayang tinggi, yang meliputi 6 unsur:
a. Menetapkan tone at the top , yang dilandasi dengan kejujuran dan
integritas, yang diawali dari tingkat manajemen.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang positif.
c. Mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat.
d. Pelatihan.
e. Konfirmasi.
f. Disiplin.
2. Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Resiko
Kecurangan
a. Mengidentifikasikan dan mengukur resiko kecurangan.
b. Mengurangi resiko kecurangan.
c. Memantau program dan pengendalian pencegahan
kecurangan.
3. Pengawasan olehKomiteAudit
Fungsi komite audit:
a. Memperhitungkan potensi diabaikannya internal control.
b. Mengawasi proses penilaian resiko kecurangan oleh
manajemen.
c. Pengendalian anti kecurangan.
d. Membantu menciptakantone at the top yang efektif.
e. Sebagai
penghalang
dilakukannya
kecuranganoleh
manajemen senior.
TANGGAPAN ATAS RESIKO KECURANGAN
Tanggapan auditor terhadap resiko kecurangan meliputi:
a. Mengubah cara melakukan audit secara menyeluruh.
Auditor dapat memilih berbagai tindakan seperti menugaskan
personil yang lebih
berpengalaman, bahkan bisa menugaskan Spesialis Kecurangan.
MenurutS AS 99, auditor dapat memasukkan ketidakpastian dalam
rencana audit.
2. Ketidakcocokan Pembukuan
Transaksi fiktif jarangkali selevel dengan bukti pembukuan
sebagai transaksi legal. Contohnya adalah ketidak-detilan dari
transaksi fiktif yang tidak bisa menyamai transaksi legal dari segi
detail bukti pembukuan.
Rekomendasi
1. Tiket masuk yang sudah dipranomori
harus diserahkan saat uang masuk
dibayar
2. Pengurus
museum
harus
menetapkan
suatu
harga
2. Tidak ada penetapan harga
standar dan diumumkan kepada
tiket masuk resmi.
seluruh pengunjung di depan
pintu masuk.
pemisahan
fungsi
3. Tidak ada pemisahan fungsi 3. Adanya
antara
penjualan
dengan
antarapenjualan tiket, penerima
petugas pemungut tiket masuk
uang
tiket,dan
petugas
sehingga pada tiap akhir hari
pemungut tiket masuk.
keduanyadapat
melakukan
kroscek
jumlah
tiketkeluar
dibanding jumlah uang masuk.
4. Lamanya jangka waktu
4. Penyetoran dilakukan tiap hari setelah
penyetoran uang penjualan
dilakukan verifikasi bersama untuk
tiket ke bank.
menghindari penyalahgunaan
penggunaan uang penjualan tiket.
b. Defisiensi yang memperbesar kemungkinan penyalahgunaan
aktiva yaitu adanya jangka waktu yang lama antara pengumpulan
uang masuk hingga penyetorannya ke bank, yaitu selama
satuminggu.
Hal
ini
sangat
memungkinkan
bagi
petugas/bendahara untuk menggunakan uang tersebut untuk
kepentingan pribadi.
c. Defisiensi yang memperbesar kemungkinan pelaporan keuangan
yang curang, yaitu tidakadanya pemisahan fungsi antara bagian
penjualan
dan
pemungutan
tiket
masuk.Hal
ini
sangatmemungkinkan petugas tiket melaporkan jumlah uang tiket
yang diterimanya jauh lebih sedikitdari jumlah pengunjung yang
sebenarnya masuk.
Jawaban Case 11-26
The following misstatements are included in the accounting records of
the Jasmine Manufacturing Company:
1. Several key-entry mistakes resulted in the exclusion of three
invoices.
Merupakan kekeliruan
Pengendaliannya berupa: verifikasi internal faktur dan
posting oleh orang -orang yang independen.
Bukti yang dapat dipakai untuk mengungkap: dengan uji
akurasi faktur penjualan
2. A customer complained when he received a bill, saying he has
already paid.He produced a receipt, but there was no record of
the payment in the books.
Merupakan kecurangan
Pengendaliannya berupa: penerbitan tagihan dilakukan oleh
orang yang jujur dan independent, konfirmasi piutang
Bukti yang dapat dipakai untuk mengungkap: tanda terima
dari pelanggan dicocokkanapakah memang asli dari
perusahaan, jika benar, dicross check dengan rekening bank
perusahaan.
3. A shipment to a customer was not billed because of the loss of the
bill of lading.
Merupakan kekeliruan
Pengendaliannya berupa: menelusuri penerimaan kas untuk
prelisting ke jurnal penerimaan kas. Mengkonfirmasi
piutang.
Bukti yang dapat dipakai untuk mengungkap: Prelisting dari
penerimaan kas harus dibandingkan dengan posting di arsip
induk piutang dan memvalidasi slip penyetoran ke bank.
4. Merchandise was shipped to a customer, but no bill of lading was
prepared. Because billings are prepared from bills of lading, the
customer was not billed.
Merupakan kekeliruan.
Pengendaliannya berupa: menelusuri entri kredit dalam
catatan inventaris yang terus menerus untuk bil of lading
dan jurnal penjualan.Konfirmasi piutang pada akhir tahun.
Bukti yang dapat dipakai untuk mengungkap: tidak ada
barang dag angan yang dapat meningalkan pabrik tanpa
persiapan prenumbered bill of lading