M. Ibnu Kahtan
Pendahuluan Malaria
Dr Francisco Torti (Italia)
Malaria berasal dari abad ke-18 mala berarti "buruk" dan aria berarti
"udara orang berpikir penyakit disebabkan oleh udara kotor di
daerah berawa.
Tahun 1880 ilmuwan menemukan
Malaria adalah penyakit parasit yang ditularkan oleh nyamuk
Anopheles yang disebabkan Parasit Plasmodium.
Pendahuluan Malaria
Menurut Medilexicon's medical dictionary :
Malaria adalah "Sebuah penyakit yang disebabkan oleh parasit
Sporozoan Plasmodium pada eritrosit manusia atau vertebrata
lainnya, ditularkan oleh gigitan nyamuk betina yang terinfeksi dari
genus Anopheles yang sebelumnya mengisap darah dari seseorang
dengan malaria
Malaria juga dikenal sebagai Jungle fever, Marsh fever, Paludal fever
Malaria Umum
Ada lima jenis Malaria
Plasmodium vivax
Plasmodium falciparum
Plasmodium malariae
Plasmodium ovale
Plasmodium knowlesi : penyebab malaria pada kera tetapi juga
dapat menginfeksi manusia.
EPIDEMIOLOGI
SIKLUS HIDUP
Siklus erirosit/
siklus darah
PATOGENESIS
MALARIA
C
Patogenesis malaria
Patogenesis malaria adalah mulitifaktorial dan berhubungan dengan halhal berikut:
1. Penghancuran eritrosit
Fagositosis tidak hanya pada eritrosit terinfeksi tapi juga terhadap
eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkan
anemia.
Pada hemolisis intravaskuler yang berat dapat terjadi hemoglobinuria
(black water fever) dan dapat menyebabkan gagal ginjal
Patogenesis malaria
2. Mediator endotoksin-makrofag
Pada saat skizogoni, eritrosit terinfeksi memicu makrofag
melepaskan berbagai mediator seperti faktor nekrosis tumor (TNF).
Patogenesis malaria
3. Perubahan struktur dan biomolekuler sel
Invasi merozoit ke dalam eritrosit menyebabkan eritrosit terinfeksi mengalami
perubahan struktur dan biomolekuler sel untuk mempertahankan kehidupan
parasit.
Perubahannya meliputi
mekanisme transpor membran sel
penurunan deformabilitas
pembentukan knob
ekspresi varian non antigen di permukaan sel
sitoadherensi, sekuestrasi dan rosetting,
peranan sitokin dan NO (Nitrik Oksida)
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS MALARIA
Diagnosis
1. Lakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Diagnosis
2. Pemeriksaan fisik (Anemia, Hepatomegali, Splenomegali)
3. Pemeriksaan Laboratorium
- secara mikroskopis :
a. Mikroskop cahaya
Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis untuk menentukan:
1. Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif)
2. Spesies dan stadium plasmodium
3. Kepadatan parasit
Diagnosis
Pemeriksaan sediaan darah tebal & tipis dengan pewarnaan Giemsa
(gold standard diagnosis malaria)
Sediaan darah tebal :
2040 X lebih sensitif dibanding darah tipis, dengan batas deteksi
1050 trofozoit/l.
Sediaan darah tipis :
lebih jelas melihat morfologi parasit
Diagnosis
b . Tehnik mikroskopik lain
QBC
menggunakan pewarnaan acridine orange untuk memulas asam
nukleat pada hasil sentrifugasi dan kompresi lapisan sel darah
merah.
Visualisasi dibaca dengan mikroskop fluorosence
Tehnik Kawamoto
modifikasi QBC yang memulas asam nukleat dengan acridine
orange
visualisasi dibaca dengan mikroskop cahaya dengan lampu
halogen.
Diagnosis
Pemeriksan lab. Non-Mikroskopis:
1. Pemeriksaan
Diagnosis
2. Tes serologi
Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap
malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal.
Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostik sebab antibodi baru
terjadi setelah beberapa hari parasitemia.
Manfaat tes serologi untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring
donor darah.
Diagnosis
3. Deteksi asam nukleat.
Hibiridisasi DNA atau RNA berlabel radioaktif & non radioaktif.
Sensitivitas deteksi DNA/RNA dapat ditingkatkan dengan PCR.
Tes ini dapat mendeteksi 1-2 parasit/ul darah dengan
sensitifitasnya > 90% & specifisitasnya 100%
PENGOBATAN MALARIA
Tujuan Pengobatan
Malaria tanpa komplikasi:
Mengobati infeksi
Mencegah penyakit menjadi berat
Mencegah kesakitan yang berhubungan dengan kegagalan
pengobatan
Mengurangi transmisi
Mencegah timbulnya dan penyebaran resistenis terhadap obat
antimalaria
Malaria berat :
Mencegah kematian
Mencegah rekrudesensi
Golongan ARTEMISININ
Pengobatan malaria
Berdasarkan diagnosismikroskopis
Terapi kombinasi
Harus pengobatan radikal
Hasil : clinical cure, parasitological clearance, and blocking
transmission
Monitoring efikasi obat antimalaria : respons klinis dan parasitologi
Artemether-lumefantrine ( AL )
Artesunate + amodiaquine ( AS + AQ )
Artesunate + mefloquine ( AS + MQ )
Artesunate + sulfadoxine-pyrimethamine ( AS + S-P )
Dihydroartemisinin Piperaquine ( DHA-PPQ )
Profilaksis Malaria
Mefloquine, Atovaquone/Proguanil dan Doxycycline
obat antimalaria untuk travellers pada daerah
Plasmodium falciparum resisten klorokuin
Pengobatan Malaria
Tanpa Komplikasi FALSIPARUM/VIVAX
Malaria RINGAN/ Tanpa Komplikasi :
Artesunate + Amodiaquine (AS + Amo)
Dihidroartemisinin Piperakuin
Artemether-Lumefantrine (AL)
Lini Pertama =
A.C.T + Primakuin
Lini kedua
Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin
Pengobatan lanjutan
Oral