merupakan tempat ibadah umat Buddha terbesar di Bali. Tempat ini lebih
dikenal dengan nama Vihara Buddha Banjar karena letaknya yang ada di desa
Banjar, Buleleng. Vihara ini tepatnyat terletak di daerah perbukitan di Dusun
Tegeha, Kecamatan Banjar, 22 kilometer sebelah barat Singaraja dan 11
kilometer dari kawasan wisata Lovina. Sedangkan, dari kota Denpasar, vihara
ini bejarak sekitar 100 kilometer yang dapat ditempuh dalam waktu kurang
lebih 2,5 - 3 jam melalui jalur Denpasar-Bedugul-Singaraja.
Selain tempat beribadah umat Buddha, vihara ini juga merupakan tempat
untuk bermeditasi. Brahmavihara-Arama terletak di
kawasan perbukitan. Jadi, ketika anda menghadap ke utara, maka
anda akan melihat indahnya pemandangan laut Bali Utara serta areal
perkebunan dan persawahan dari ketinggian. Suasananya yang sepi dan
tenang serta pemandangan langsung ke pantai Lovina menyebabkan vihara
Buddha ini sebagai tempat meditasi yang sempurna. Bangunannya yang
artistik dan unik juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Brahmavihara-Arama didirikan tahun 1969 di atas lahan
seluas kurang lebih 4 hektar dan diselesaikan satu tahun setelahnya. Pada
tahun 1973 bangunan suci ini baru diresmikan sebagai vihara Buddha utama.
Sebelumnya memang sudah berdiri vihara yang berlokasi di Pemandian Air
Panas Banjar, namun pada saat itu pengikutnya (upcaka) masih sangat
terbatas sehingga Brahmavihara-Arama dipandang sebagai tempat yang lebih
layak.
Brahmavihara-Arama terdiri dari tiga kata yaitu: Brahma, Vihara dan Arama.
Brahma berarti terpuji/mulia. Vihara berarti cara hidup, dan Arama berarti
tempat. Dari gabungan kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa makna dari
Brahmavihara-Arama adalah suatu tempat untuk melatih diri, menempa
perilaku luhur/terpuji yang dalam ajaran Buddha meliputi Metta, Karuna,
Mudita dan Upekkha.
Ketika sampai di tingkatan tertinggi dari vihara ini, anda akan menemukan
sebuah lapangan luas dengan halaman indah dihiasi rerumputan dan pohon,
dan di ujungnya terdapat sebuah bangunan stupa berupa miniatur candi
Borobudur. Di bagian dalam stupa tersebut anda akan melihat sebuah
ruangan yang berisi 4 patung Buddha berwarna emas menghadap ke 4
penjuru mata angin. Tempat ini adalah tempat untuk melaksanakan meditasi.
Biasanya, pada perayaan hari besar agama Buddha ratusan orang akan
memenuhi lapangan tersebut untuk melakukan persebahyangan. Namun, tak
hanya pada perayaan-perayaan khusus saja tempat ini menjadi ramai karena
di tempat ini rutin diadakan kegiatan meditasi yang pesertanya bukan hanya
umat Buddha, tetapi kalangan umum yang memang ingin mencapai
ketenangan spiritual. Bahkan, vihara ini juga sering mendapatkan kunjungankunjungan dari kelompok-kelompok pecinta meditasi baik dari Indonesia
maupun mancanegara.
When he reached the highest levels of this temple, you will find a large field with
a beautiful courtyard decorated with grass and trees, and in the end there is a
building in the form of miniature stupa of Borobudur. On the inside the stupa you
will see a room containing four gold-colored statue of Buddha facing four
directions of the compass. This place is a place to perform meditation. Typically,
in celebration of Buddhism hundreds of people would meet to perform
persebahyangan field. However, not only on special celebrations only became a
crowded place because this place regularly held meditation sessions, with
participants not only Buddhists, but the general public that it wants to achieve
spiritual tranquility. In fact, this temple also often get visits from groups of
meditation lovers from Indonesia and abroad.
In this temple complex is spread several Buddha statues that adorn every corner
of the room or the garden. Among which there are two statues of Buddha that is
very interesting that Parinirwana sculptures and statues of Buddha as Buddha.
The second statue was made of bronze gilded and a contribution from Thailand
and Sri Lanka around 1977. Each sculpture is placed in a different room.
Parinirwana statue depicting Buddha in a meditative state by clearing the body.
Then the Buddha as Buddha statues depicting the Buddha is reaching eternal
perfection. While other statues made of rocks and concrete, scattered in the park
and showed a natural 31 position outside Nirvana.
here are some photos of beauty Brahmavihara-Arama