Welman (1985) dalam Usman Mulbar (2008: 4) menyatakan bahwa
Metacognition is a form of cognition, a second or higher order thingking process wich involves active control over cognitive processes. It can be simply define as thinking or as a persons cognition about cognition. Metakognisi sebagai suatu bentuk kognisi, atau proses berpikir dua tingkat atau lebih yang meibatkan pengendalian terhadap aktivitas kognitif. Karena itu, metakognisi dapat dikatakan sebagai berpikir seseorang tentang berpikirnya sendiri atau kognisi seseorang tentang kognisinya sendiri. Schneider (2010: 55) juga mengungkapkan bahwa metakognitif adalah pengetahuan seseorang of their own information-processing skills, as well as to knowledge about the nature of cognitive tasks, and about strategies for coping with such tasks. Metakognitif adalah pengetahuan seseorang terhadap kemampuan mereka sendiri dalam mengolah informasi, maupun pengetahuan tentang tugas-tugas berpikir, dan tentang strategi untuk menyalin tugas-tugas yang serupa. Brown (Zohar, 1999: 414) mengungkapkan bahwa metacognition refers to understanding of knowledge, an understanding that can be reflected in either effective use or overt description of the knowledge in question. Metakognitif mengarah pada pemahaman tentang pengetahuan, suatu pemahaman yang dapat direfleksikan dari penggunaan efektif atau deskripsi pengetahuan yang jelas pada pertanyaan. Artinya, metakognitif pada dasarnya berkaitan dengan pemahaman seseorang tentang pengetahuan yang dimilikinya. Pemahaman tersebut diperoleh atas dasar refleksi yang dilakukan oleh dirinya sendiri berkaitan dengan penggunaan strategi yang efektif atau deskripsi yang jelas dari strategi-strategi yang digunakan dalam menjawab suatu pertanyaan atau soal. Sebagai tambahan, Quirk (2006: 4) mengungkapkan bahwa metakognitif adalah the ability to think about ones thinking and feeling and to predict what others are thinking. Metakognitif adalah kemampuan seseorang untuk berpikir tentang pikiran dan perasaannya sendiri dan untuk memprediksi apa yang orang lain pikirkan. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Ozsoy & Ataman (2009: 68) mengungkapkan bahwa metacognition means an individuals awareness on his own thinking process and his ability to control these process. Metakognisi berarti kesadaraan seseorang mengenai proses berpikirnya dan kemampuannya untuk mengontrol proses tersebut. Selain itu, Schraw & Dennison (1994: 460) mengungkapkan bahwa metacognition refers to the ability to reflect upon, understand, and control ones learning. Metakognisi mengarah pada kemampuan untuk merefleksikan tentang, memahami, dan mengontrol belajar seseorang. Mengontrol belajar akan mengakibatkan seseorang bisa mengendalikan apa
yang mereka lakukan dalam kegiatan belajarnya. Selain itu, metakognisi
melibatkan pengetahuan dan kesadaran seseorang tantang aktivitas kognitifnya sendiri atau segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas kognitifnya (Woolfolk, 2009: 35). Secara sederhana, metakognisi adalah pengetahuan tentang proses kognisi. Lebih rinci, metakognisi adalah pengetahuan, kesadaran, dan kendali atas proses kognisi. Metakognisi mempunyai peranan sebagai suatu bentuk representasi kognisi yang didasarkan pada proses memonitor dan mengontrol berdasarkan representasi kognisi. Secara umum metakognisi dapat disimpulkan sebagai kemampuan seseorang dalam belajar, yang mencakup bagaimana sebaiknya belajar dilakukan, apa yang sudah dan belum diketahui, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan mengenai apa yang harus dipelajari, bagaimana, kapan mempelajari, pemantauan terhadap proses belajar yang sedang ia lakukan, serta evaluasi terhadap apa yang telah direncanakan, dilakukan, dan hasil dari proses tersebut. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan pada uraian di atas dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian metakognisi sebagai berikut: 1. Metakognisi merupakan kemampuan jiwa yang termasuk dalam kelompok kognisi 2. Metakognisi merupakan kemampuan untuk menyadari, mengetahui proses kognisi yang terjadi pada diri sendiri 3. Metakognisi merupakan kemampuan untuk mengarahkan proses kognisi yang terjadi pada diri sendiri 4. Metakognisi merupakan kemampuan untuk belajar bagaimana mestinya belajar dilakukan yang meliputi proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi 5. Metakognisi merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi, dikatakan demikian karena aktivitas ini mampu mengontrol proses berpikir yang sedang berlangsung pada diri sendiri. Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/pendapat-ahli-tentang-pengertian.html Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita