Latar Belakang
Pembahasan
Apa yang akan kita bahas disini adalah hubungan komunikasi persuasif dengan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam teori komunikasi. Untuk definisi
komunikasi sudah tertulis pada latar belakang.
Persuasi telah menjadi salah satu alternatif yang banyak dipergunakan dalam
komunikasi. Istilah persuasi bersumber dari bahasa latin, persuasion yang kata
kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Terdapat
beberapa definisi tentang persuasi yang dikemukakan oleh beberapa pakar, di
antaranya:
3. Brembeck and Howell, (1952) mendefinisikan persuasi sebagai usaha sadar untuk
mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif orang kearah tujuan
yang sudah ditetapkan.
6. Sastropoetro (1988: 246) mengatakan bahwa kata persuasi berasal dari bahasa
Inggris persuation yang berinduk kepada kata kerja to persuade yang berarti
membujuk, merayu dan menghimbau. Kegiatan membujuk, merayu mengimbau atau
sejenisnya adalah merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu dengan spontan,
dengan senang hati, dengan sukarela tanpa merasa dipaksa.
Aspek Kognitif
Yang dimaksud dengan aspek kognitif disini adalah akibat yang timbul pada diri
komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan
dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.
Oleh karena itu, pada saat kita membahas tentang aspek kognitif maka yang dikaji
adalah hal-hal yang berkaitan dengan objek sikap dengan nilai-nilai yang dianut oleh
seseorang. Terdapat 6 aspek jenjang berfikirnya yaitu, pengetahuan atau hafalan
adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau
mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya; Pemahaman (comprehension)
yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi; Penerapan (application)
adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum,
tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan
sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret; Analisis (analysis) adalah
kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang
analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi; Sintesis (syntesis)
adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis.
Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur
secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk
pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang
analisis Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah peserta didik
dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan
oleh islam; Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)adalah merupakan jenjang
berpikir paling tinggi dalam aspek kognitif. Penilian/evaluasi disini merupakan
kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai
atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan
mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria
yang ada.
Aspek Afekif
Dan kaitan antara asep kognitif dan afektif yaitu apabila antara aspek kognitif dan
aspek afektif bersifat konsisten atau sama lainnya, maka setiap orang tersebut berada
dalam kondisi yang stabil (Rosenberg).
Aspek Psikomotorik
Simpulan
Jadi, proses suatu pernyataan seseorang dapat mempengaruhi orang lain pada aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitu dengan memfokuskan konsistensi antara asep
kognitif, afektif dan psikomotorik pada konsistensi internal, dengan mengabaikan
unsur perilaku dan faktor-faktor lainnya yang dapat menghalangi perubahan sikap
komunikan. Dan asep-aspek inilah yang termasuk dalam memaksimalkan terjadinya
proses persuasif dimana konsepnya adalah harus ada kesempatan yang sama untuk
saling menguntungkan untuk mempengaruhi antara komunikator dan komunikan.
Daftar Pustaka
Soleh Soemirat dan Asep Suryana. 2008. Komunikasi Persuasif. Banten: Universitas
Terbuka
https://pakarkomunikasi.com/
http://sidos.unisri.ac.id/
https://www.researchgate.net/
https://ibizcoach.com/businesscoaching/Komunikasi-Persuasif-Ebook