TINJAUAN PUSTAKA
A. KONTROL DIRI
sendiri (Risnawati, 2014, p. 22). Kontrol diri sebagai cara individu untuk
diri juga dapat digunakan sebagai suatu intervensi intervensi yang bersifat
15
16
kontrol diri secara langsung sangat relevan untuk melihat hubungan antara
control).
17
dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau
atau mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu
hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau
dan Block ada tiga jenis kualitas kontrol diri, yaitu over control, under
secara tepat.
19
kontrol diri ini terdiri dari faktor internal (dari diri individu), dan faktor
a. Faktor Internal
Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia.
b. Faktor Eksternal.
positif, jernih, dan objektif meskipun dalam keadaan emosi atau marah,
A. Telaah Teks Islam (Al Quran Dan Hadist) Tentang Kontrol Diri
p. 451).
21
2014, p. 23).
konsekuensi positif.
2. Pola Teks
Atribusi
Proses
Fisik Psikis
Table 2.1
- Fisik
Non fisik
1. Sampel Teks
ْ ُىا َواتَّق
﴾ٕٓٓ﴿َََىااللّهَلَ َعلَّ ُن ْوتُ ْفلِحُىى ْ ُُوا َو َرابِط
ْ صببِز ْ ىااصْ بِز
َ ُوا َو ْ ٌٌَُبأٌَُّهَبالَّ ِذٌٌَآ َه
Proses Hasil
Standart norma
Fisik Psikis
24
Table 2.2
mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu
kaum yang tidak mengerti[623].
[623]. Maksudnya: mereka tidak mengerti bahwa perang itu haruslah untuk
duniawiyah lainnya.
Table 2.3
Table 2.4
Table 2.5
menggembira
kan
4. Tujuan Direct, indirect ََلَ َعلَّ ُن ْوتُ ْفلِحُىى Supaya kamu 3:200
beruntung
ْ ٌَ ْغلِب
َُىاَ ِهئَتَ ٍْ ِي
Dapat Keinginan 8:65
mengalahkan
ًَو َسٍِّذَا 200 orang
kedua/ partner
َْال َوآلئِ َنةَُوهُى Malaikat 3:39
masyarakat/komu َ َ (jibril,zakaria)
nitas
ََالصَّبلِ ِحٍي Orang-orang Objek/komu 3:39
soleh nitas
ََْال ُو ْؤ ِهٌٍِي
َْ َمفَز
ُوا Para mukmin 8:65
Orang-orang 8:65
ََالَّ ِذٌي kafir
Orang-orang 3:200
ََُم َْوحُىى
Orang(banyak)
Kamu
6. Standart Agama َّ
َللا Allah Interaksi 3:200
norma Sosial ََالَّ ِذٌي Orang-orang 3:39
َْ صببِز
(ُوا َ - ْلقِتَبه- قَبئِ ٌَن- ً صذِّقَب
َ ُه- ًُِّصل
َ ٌ -ً ) َحصُىرَاyang dilakukan oleh seorang
manusia, masyarakat ataupun komunitas (ًّ ًَبٍَِّب- بٍَِحْ ٍَـى- ُ ُم َْن – حُىى – ْال َوآلئِ َن َة
- ْال ُو ْؤ ِهٌٍِيََ – الَّ ِذٌي-ََ )الصَّبلِ ِحٍيdengan cara fisik (perilaku/behavior) ataupun
akan tetapi berupa amarah, emosi) yang ada dalam diri masing-masing
orang agar menjadi lebih baik/beruntung (ََ )لَ َعل َّ ُن ْوتُ ْفلِحُىىsehingga mampu
B. Agresivitas
1. Pengertian Agresivitas
dilakukan oleh suatu organism terhadap organism lain, obyek lain atau
bahkan pada dirinya sendiri. Definisi ini berlaku bagi semua makhluk
korban pada pihak orang lain dapat disebut sebagai perilaku agresi. Baron,
Baron ini mencakup empat faktor tingkah laku, yaitu: tujuan untuk melukai
yang dilakukan oleh individu lain atau oleh model yang diamatinya,
(bertahan) dalam proses evolusi. Agresi yang bersifat survival ini menurut
merugikan atau menimbulkan korban pada pihak orang lain. Penjelasan ini
dipertegas lagi oleh Baron (1977), (dalam Koeswara, 1988) dalam bukunya
(Sobur, 2009, p. 432) menurutnya agresi adalah tingkah laku individu yang
ini mencakup empat faktor: tingkah laku, tujuan untuk melukai atau
33
menjadi pelaku, dan individu yang menjadi korban, serta ketidak inginkan
aggression) dan agresi benci (hostile aggression) atau disebut juga agresi
bahwa agresi adalah setiap tindakan yang menyakiti atau melukai orang
lain.
(agresivitas) :
permusuhan.
cita.
secara ekstrem.
yang diarahkan kepada tujuan menyakiti makhluk hidup lain yang ingin
(verbal) dan perilaku non verbal. Baron dan Richardson (1994, 7) mereka
dengan cara melanggar hak orang lain. Apabila pribadi yang agresif
bertindak demi diri sendiri, dia melakukan hak itu dengan tidak menghina
orang lain, baik secara fisik maupun secara psikologis. Stickland 2001
fisik maupun perilaku verbal yang diniatkan untuk melukai objek yang
berpijak pada bidang dan teori yang dianutnya. Akan tetapi dapat
ditemukan suatu unsur penting dalam agresi yang harus ada, yakni adanya
yang terjadi secara kebetulan walau menghasilkan agresi bagi orang lain,
maka ini tidak dapat dimasukkan dalam agresi. Sebagai contoh, dengan
sehingga menabrak orang lain sampai jatuh dan kesakitan. Dalam hal ini,
perilaku orang lain. Yang lawan dari retaliatory aggression yaitu agresi
2. Bentuk-Bentuk Agresivitas
menyakiti orang lain dan bukan sebagai balasan atas perilaku orang lain.
Contoh : apa yang dilakukan bangsa penjajah terhadap bangsa lain yang
atas provokasi yang dilakukan pihak lain. Kalau kita cermati, ternyata
yang dilakukan oleh pemerintah Inggris. John Major, sang perdana menteri
disetujui oleh norma sosial. Misalnya ada polisi yang memukul penjahat.
itu secara normatif dilarang oleh norma masyarakat. Misalnya ada orang
2008, p. 100)yaitu :
lain.
39
e. Agresivitas verbal aktif secara langsung misalnya mencaci maki orang lain.
h. Agresivitas verbal pasif fisik aktif yang dilakukan secara tidak langsung
1. Faktor Personalitas
2. Faktor Situasi
yang sedang kecewa atau frustasi, tiba-tiba kemudian ada seseorang yang
dengan rasa marah yang terjadinya dalam diri seseorang. Rasa marah dapat
lain. Misalkan tiba-tiba ada seseorang yang mengejek anda sebagai orang
1. Provokasi
2. Kondisi Aversif
orang itu lalu mencoba berbuat sesuatu agar senang dengan mengubah
suasana tersebut. Apabila yang menyebabkan tidak senang itu orang lain,
penyebab tersebut.
3. Isyarat Agresif
5. Karakteristik Individu
6. Deindividualisasi
destruktif”. Hal ini terjadi karena adanya perasaan tak terkalahkan dan
anonimitas.
7. Obat-obatan Terlarang
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa agresivitas bisa tampak secara nyata
dan langsung, tindakan kekerasan atau perilaku agresif itu bisa dilakukan
agresi yang dilakukan oleh individu lain atau oleh model yang
2. Pola Teks
Audience Cara
Fisik Verbal
Aktivitas
Table 2.6
negara, patokan
7. Audience Orang ke 1, Human (personal/seseorang
2, 3, … individu/) orang lain, orang
ke 2, 3 dan
komunitas/kelompok atau
masyarakat
1. Sampel Teks
ٍَْ ََىاالٌَسْخَ زْ قَى ٌه ِّوٌقَىْ ٍه َع َسىؤًٍََ ُنىًُىا َخٍْزاً ِّه ٌْهُ ْو َى َالًِ َسبء ِّهٌٌِّ َسبء َع َسىؤًٍََ ُنٌَّخ
َ ٌٌَُبأٌَُّهَبالَّ ِذٌٌَآ َه
[1410] maksutnya : Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang
digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti:
Audience Cara
Table 2.7
﴾ٕ٢﴿ََص ُوىالَ َذٌ ََّىقَ ْذقَ َّذ ْهتُئِلَ ٍْ ُنوبِ ْبل َى ِعٍ َِذ
ِ قَبلَ ََلت َْخت
Tabel 2.8
3. Standart Agama ّ
Aku ََللا dalam ََّ لَ َذ
ي
Norma
4. Audience Individu, Kamu انتdalam َص ُوىا ِ ت َْخت
Orang lain Ku هيdalam يََّ لَ َذ
Kamu كمdalam إِلَ ٍْ ُنن
dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya[372]. Allah adalah Maha
[372]. Maksudnya: orang yang teraniaya oleh mengemukakan kepada hakim atau
Audience Atribusi
Table 2.9
Maha Mengetahui
َ َو َكانَاللّ ُه
ً س ِميعا ً َعلِيمًا
4. Standart Agama Aku َللا َّ
Norma
5. Efek Negatif Orang yang dianiaya ًَمنظُلِ َم
6. Audience Individu atau َمنorang
Orang
Table 2.10
4. Standart Agama ّ
Aku ََللا
Norma
5. Label Atribusi Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas
ًَإِنَّاللّ َهِلَيُ ِحبِّا ْل ُم ْعتَ ِدين
6. Audience Orang lain Orang-orang ًَال َّ ِذين
Orang Kamu ًكم
banyak
Table 2.11
merendahkan
kumpulan
yang lain
9. Label ًَو َكانَاللّ ُه Allah Maha 4:148
س ِميعا ً َعلِيَ Mendengar
ً مًا lagi Maha
Mengetahui
Karena
sesungguhnya
Allah tidak Atribusi
menyukai 2:190
orang-orang
ًإِنَّاللّ َهِلَيُ ِح yang
ًَبِّا ْل ُم ْعتَ ِدين melampaui
batas
10. Faktor Internal َأًَفُ َس ُن ْن Diri sendiri Faktor 49:1
yang yang 1
mempeng mempenga
aruhi Sekumpulan ruhi
Eksternal laki-laki
َقَى ٌه ِّوٌقَىْ ٍم,
Sekumpulan
ًِ َسبء ِّهٌٌِّ َسبperempuan
ء
melukai orang lain atau objek tertentu (benda) karena adanya faktor yang
muncul bila ada serangan atau frustasi yang dialami dianggap sebagai
akibat pengendalian internal dan pribadi orang lain. Hal ini dapat
mengontrol diri.
Maka dari itu dalam pencak silat juga diajarkan kerohanian, seperti
anut, misalnya saja tidak pernah meninggalkan sholat, berdoa saat sebelum
dan sesudah kegiatan (latihan rutin, bakti sosial, dsb), meditasi, agar para
Karena dalam latihan pencak silat sendiri ini memang juga dilatih untuk
54
bersikap agresif, seperti memukul, dan menendang, tapi hal ini dilakukan
tetap saat dalam ruang lingkup latihan, dan pertandingan saja. Jadi ketika
di luar kegiatan itu sangat tidak dianjurkan bagi para anggota pencak silat
ini untuk bersikap agresif apalagi anarkis yang bisa merugikan atau
Karena pada dasarnya tidak ada ajaran dipencak silat itu yang buruk,
karena setiap orang memiliki watak, sifat, dan karakter yang berbeda-beda.
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa agresivitas bisa tampak secara nyata
dan langsung, jika tindakan kekerasan atau perilaku agresif itu dilakukan
sedikit sulit untuk diidentifikasi jika agresivitas seseorang itu terjadi tidak
baik keluarga atau model (individu) yang sering di amati. Jadi tidak hanya
karena marah, dan frustasi saja perilaku agresif itu bisa muncul.
55
sebaliknya.
dari kelompok informal dan tanpa struktur, seperti kelompok anak sekolah
sekali dengan perilaku agresif karena memang norma yang berlaku seperti
itu adanya. Tetapi tidak hanya secara pencaknya saja yang dilatih tapi
56
mental, kerohanian, dan upanya untuk bisa mengontrol emosi juga ada
dalam dunia pencak silat. Seperti saat peneliti melakukan observasi awal di
sebenarnya, tidak hanya ssecara fisik saja yang bisa kita unggulkan, tetapi
dalam hal mengontrol amarah dan emosi juga harus bisa. Apabila tidak
mengenai hal yang benar-benar prinsip, anggota pencak silat juga diminta
tidak terlalu mudah terprovokasi jika ada hal yang sekiranya bisa
pencak silat masih sering terjadi. Seperti waktu lalu yang terjadi di daerah
anggota perguruan silat Kera Sakti pulang dari pengukuhan anggota baru di
tajam”.http://m.indosiar.com/fokus/dua-perguruan-silat-terlibat-
meskipun berbeda kasus tapi hal ini juga termasuk tindakan kekerasan,
57
terpancing amarah dan emosinya, untuk saling memupuk cinta kasih pada
silat disembarang tempat, dan juga tidak mudah terprovokasi oleh oknum
Agresivitas pada Anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate dan
IKS-PI Kera Sakti.Selain itu, penelitian tentang kontrol diri dan agresivitas
anggota pencak silat peneliti rasa masih sangat jarang. Sehingga hal inilah
D. Hipotesa Penelitian
pencak silat PSHT dan IKS-PI Kera Sakti.Jadi semakin tinggi kontrol diri
maka semakin rendah agresivitas pada anggota pencak silat PSHT dan