Anda di halaman 1dari 9

JUDUL PENELITIAN :

Pengaruh Intensitas Mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin Terhadap Kontrol Diri


Santri Di Pondok Pesantren Al-Riyadloh Tuntang Kab. Semarang.

LATAR BELAKANG MASALAH :

Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuensi


modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi, mempunyai
dampak kehidupan pada masyarakat. Perubahan sosial tersebut telah mempengaruhi
nilai kehidupan masyarakat sehingga tidak semua orang mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menimbulkan
ketegangan atau stres pada dirinya (Hawari, 1999: 2).

Dampak lain yang tampak jelas yakni adanya perubahan pola hidup/gaya hidup,
yang menganggap asing nilai-nilai moral, etika, agama, dan meninggalkan tradisi lama
yang telah berkembang kuat dalam masyarakat. Akan tetapi dalam kenyataannya
kemakmuran materi yang diperoleh ternyata tidak selamanya membawa kesejahteraan
(Hawari, 1999:13).

Perubahan secara fundamental tersebut tampak nyata dalam kehidupan manusia


yaitu dengan adanya bantuan-bantuan alat canggih, orang lebih efisien menguasai
tantangan alam dan bisa menguasai lingkungan sekitar demi peningkatan
kesejahteraan. Namun di samping adanya manfaat dan keuntungan tersebut muncul
pula dampak-dampak

sampingannya, yaitu berupa akses teknologi dan mekanisasi berupa tindakan


kekerasan dan penjarahan. Kejadian ini dibarengi dengan proses dehumanisasi terhadap
umat manusia sehingga terjadi disintegrasi orde-orde sosial (Kartono dan Andari, 1989:
190-191). Banyak manusia yang mengalami kegoncangan dalam hidupnya, frustasi,
kecewa, bahkan karena putus asa, nekat melakukan tindak bunuh diri. Itu tidak lain
karena ajaran agama yang menjadi pegangan hidupnya tidak seimbang dengan kekuatan
akal pikiran yang ada pada dirinya. Untuk menghadapi kondisi umat manusia seperti di
atas maka perlu peningkatan peran dakwah Islam yang dimaksudkan tersebut,
perlu diarahkan sebagai fungsi kontrol diri terhadap meningkatnya gejolak keinginan
nafsu manusia untuk mengeksploitasi secara besar-besaran sumber daya alam
yang ada. Selain itu dakwah Islam juga perlu diarahkan untuk membantu penyembuhan
berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh modernisasi dan kemajuan ilmu teknologi
yang ada.
Dalam dakwahnya Rasulullah SAW, sangat memperhatikan pembinaan rohani orang-orang
beriman dengan memperdalam keimanan dan ketakwaan dalam diri mereka. Tidak disangkal
lagi bahwa hal itu merupakan fase penting dalam mempersiapkan mental kaum muslimin
sehingga mereka pun berada dalam kesiapan total untuk mengubah perilaku, kebiasaan, pikiran,
dan hidup mereka secara total. Demikian pula, hal itu membuat mereka berada dalam kondisi
siap untuk menerima ayat-ayat yang diturunkan, selanjutnya untuk mencegah kebiasaan-
kebiasaan buruk tersebar dikalangan mereka (Najati, 2005: 303).

RUMUSAN MASALAH :

Masalah atau problematika adalah hal-hal yang akan dicari jawabannya


melalui kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian
ini adalah:

1.2.1. Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang meliputi kedisiplinan,


kesungguhan, ketulusan, dalam mengikuti Mujahadah Nihadlul
Mustaghfirin sebagai variabel independent.

1.2.2. Kontrol diri yang meliputi pengendalian perilaku, cara berfikir, dan
kemampuan mengambil keputusan sebagai variabel dependent.

MANFAAT PENELITIAN :

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji secara
empirik ada atau tidaknya pengaruh intensitas mengikuti Mujahadah terhadap
Kontrol Diri dengan indikator sebagaimana dirumuskan dalam permasalahan yang
diteliti. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dimaksud. maka peneliti
mengambil sampel para Santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu
Batang. Sedangkan manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian adalah:

Secara Teori

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan secara teoritik


tentang teknik-teknik psikologi dalam mengendalikan emosi serta dorongan-
dorongan dalam dirinya dengan metode Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin,
sehingga penelitian ini dapat menambah khasanah karya ilmiah bagi Fakultas
Dakwah khususnya jurusan Bimbingan penyuluhan Islam.

Secara Praktis

Bila dalam penelitian ini didapatkan hasil positif, maka intensitas mengikuti
Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin dapat dijadikan metode untuk meningkatkan
kontrol diri.

HIPOTESIS PENELITIAN :

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap


permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,
1993: 62).

Berdasarkan landasan teori di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
bahwa ada pengaruh intensitas mengikuti Mujahadah NihadlulMustaghfirin terhadap
kontrol diri Santri. Semakin tinggi intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul
Mustaghfirin seseorang maka akan semakin tinggi tingkat kontrol dirinya.
Begitupun sebaliknya semakin rendah intensitas mengikuti Mujahadah
Nihadlul Mustaghfirin semakin rendah tingkat kontrol dirinya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data-data yang


nantinya diperoleh adalah berupa angka-angka. Dari angka yang di peroleh akan
dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Penelitian ini terdiri dari dua variabel
yaitu intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin sebagai independent. Dan kontrol
diri sebagai variabel dependent. Penelitian ini menggunakan skala untuk mencari
data penelitian yang disusun berdasarkan variabel yang akan diteliti. Karena
penelitian ilmiah harus didasarkan penelitian yang objektif, untuk itu perlu
diterapkan metode yang tepat, sebab metode berpengaruh besar terhadap hasil yang
akan dicapai.
DEFINISI KONSEPTUAL & OPERASIONAL :

Definisi Konseptual

1. Intensitas Mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Intensitas adalah sering dan tidaknya individu dalam melakukan aktivitas,


baik kualitas maupun kuantitas. Mujahadah dalam Islam secara umum diartikan
bersungguh-sungguh untuk mencapai kedekatan dengan Allah dan untuk
menaklukkan segala hambatan yang dapat merintangi tujuan tersebut (Ali, 2003:
110). Intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin sering dan tidaknya
individu dalam mengikuti Mujahadah dengan

bersungguh-sungguh berdo’a dan mendekatkan diri kepada Allah secara berulang-ulang, baik
secara lisan, hati, atau dengan hati dan lisan.

2. Kontrol diri

Kontrol diri adalah suatu kecakapan individu dalam kepekaan


membaca situasi diri dan lingkungannya. Selain itu, juga kemampuan
untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan
situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi
kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik
perhatian, keinginan mengubah perilaku, agar sesuai untuk orang lain,
menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain, dan
menutupi perasaannya (Ghufron, 2010: 22). Kontrol diri melibatkan
kemampuan untuk memanipulasi diri baik mengurangi maupun
meningkatkan perilakunya (Bukhori, 2003: 58).

3.2.2. Definisi Operasional

Intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang dimaksud disini


adalah sering dan tidaknya individu dalam melakukan pengamalan Mujahadah
Nihadlul Mustaghfirin. Pengukuran intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul
Mustaghfirin dapat dilakukan dengan menggunakan skala intensitas
Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin. Adapun dimensi pengaruh
(independen) adalah intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang
meliputi:

1. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah cara pendekatan yang mengikuti ketentuan-ketentuan


yang pasti dan konsisten dalam mengikuti mujahadah.

2. Kesungguhan

Kesungguhan adalah berusaha dengan sepenuh hati dalam mempersembahkan


diri secara totalitas kepada Allah.

3. Ketulusan

Ketulusan adalah ketulusan hati atau kerelaan hati dalam mengikuti


mujahadah (Tabataba’i, 2005: 48).

Kontrol diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah


kemampuan individu mampu memonitor dirinya sendiri, sehingga tahu apa
kekurangan yang ada pada individu, serta senantiasa berusaha untuk
menguatkan dirinya secara positif. Segala sesuatu yang dilakukan individu
merupakan bagian dari pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan.
Adapun dimensi dari variabel terpengaruh (dependen) adalah kontrol diri.
Pengukuran kontrol diri dapat dilakukan dengan menggunakan skala kontrol
diri berdasarkan bukunya M. Nur Ghufron yang berjudul Teori-teori
Psikologi halaman 31 yang meliputi:

1. Kontrol perilaku

Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respons yang dapat


secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan.

2. Kontrol kognitif (cognitive control)


Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi
yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau
menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai
adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan.

3. Mengontrol keputusan

Mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil


atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau yang
disetujuinya.

LANDASAN TEORITIS :

Kontrol Diri

1. Pengertian Kontrol Diri

Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan


membaca situasi diri dan lingkungannya.Selain itu, juga kemampuan untuk
mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan
kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan
untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan
mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain,
selalu konform dengan orang lain, dan menutupi perasaannya (Ghufron,
2010: 21).

Calhoun dan Acocella (dalam Ghufron 2010: 21) mendefinisikan kontrol


diri (self control) sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan
perilaku seseorang dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk
dirinya sendiri Goldfried dan Merbaum (dalam Ghufron, 2010: 22) telah
mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun,
membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat
membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga
menggambarkan keputusan individu melalui pertimbangan kognitif untuk
menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan
tertentu seperti yang diinginkan.

Menurut Mahoney dan Thoresen (dalam Ghufron 2010: 23), kontrol


diri merupakan jalinan secara utuh yang dilakukan individu terhadap
lingkungannya. Individu dengan kontrol diri tinggi sangat memperhatikan
cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi.
Individu cenderung akan mengubah perilakunya sesuai dengan
permintaan situasi sosial yang kemudian dapat mengatur kesan yang dibuat
perilakunya lebih responsif terhadap petunjuk situasional, lebih fleksibel,
berusaha untuk memperlancar interaksi sosial, bersikap hangat, dan
terbuka.

Menurut Chaplin sebagaimana dikutip oleh Rahmat Aziz dalam


jurnal Psikologi Islami mengemukakan bahwa kontrol diri (self control)
adalah kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah lakunya sendiri,
kemampuan untuk menekan atau menghambat dorongan yang ada.
Sementara itu menurut Marvin dan Merbaum bahwa kontrol diri secara
fungsional didefinisikan sebagai konsep dimana ada atau tidak adanya
seseorang memiliki kemampuan untuk mengontrol tingkah lakunya yang
tidak hanya ditentukan cara atau teknik yang digunakan, melainkan juga
berdasarkan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan (Aziz, 2005:
156).

Intensitas Mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

1. Pengertian Mujahadah

Mujahadah berasal dari kata

yang artinya sungguh-sungguh. (al’amtsilatu tasrifiyah, hal: 14). Kata jahada


(bersungguh-sungguh) membentuk tiga kata kunci yang dapat mengantar manusia meraih
predikat tertinggi sebagai manusia paripurna (insan kamil).Jihad berarti perjuangan
fisik secara optimal dilakukan untuk mencapai tujuan.Ijtihad berarti perjuangan secara
intelektual yang dilakukan secara bersungguh- sungguh untuk mencapai suatu
tujuan.Sedangkan mujahadah adalah kelanjutan dari perjuangan secara fisik dan
intelektual, yaitu perjuangan batin atau rohani (http://laatahzan.word.press.com. Diunduh
18-5-2005).

Mujahadah adalah hasrat yang kuat yang melahirkan perjuangan batiniyah yang
terus menyala-nyala. Hasrat adalah api cinta yang terus membara dan mendorong
perjalanan hidupnya menjadi lebih kaya, lebih bahagia, dan bermakna. Pada hasrat itulah
seseorang merasakan hidup semakin cemerlang, karena mereka mempunyai harapan
yang akan diraihnya. Kebahagiaan sejati baginya terletak pada perjalanan atau
usahanya yang gigih, bukan pada pencapaiannya. Bagaikan seorang pendaki gunung,
mereka merasakan kenikmatan, bukan karena mencapai puncaknya tetapi karena jerih
payahnya yang amat sulit untuk mendaki gunung tersebut. Nilai sebuah pencapaian
terletak di beberapa seberapa panjang perjalanan yang ditempuh itu semua terletak pada
“hasrat yang kuat” sebagai kata kuncinya (Tasmara, 2003: 74).

Mujahadah dalam pandangan kaum sufi (ahli tasawuf) adalah bersungguh-


sungguh untuk mencapai kedekatan dengan Allah dan untuk menaklukkan segala
hambatan yang dapat merintangi tujuan tersebut. Mujahadah merupakan perjuangan
panjang orang-orang yang menempuh jalan kerohanian menuju ilahi, karena sepanjang
jalan ia senantiasa akan menemukan berbagai hambatan dan rintangan yang
harus dihadapinya dengan penuh keyakinan dan kesabaran (Ali, 2003: 110).

Mujahadah adalah perjuangan batin, sebuah elan (semangat) yang penuh


dengan kesungguhan (jihad) dan terus-menerus mengetuk qalbu, sehingga tidak
terperangkap oleh lembah setan. Mujahadah lebih menukik kedalam, untuk
mendapatkan pengetahuan hakiki (makrifat), sehingga dirinya senantiasa mendapatkan
dan berada diatas jalan yang sesuai dengan petunjuk (huda) cahaya kebenaran (Tasmara,
2001:76).

Skinner dalam (Budiraharjo, 1997:118) telah menguraikan sejumlah teknik yang


digunakan untuk mengendalikan perilaku, yang kemudian telah banyak dipelajari oleh
social-learning theorist yang tertarik dalam bidang modeling dan modifikasi. Seseorang
dikatakan mempunyai kontrol diri apabila mereka secara aktif mengubah variabel-
variabel yang menentukan perilaku mereka. Misalnya ketika seseorang tidak bisa belajar
karena radio dengan suara musik yang sangat mereka mematikanya. Dengan demikian
kita secara aktif melakukan perubahan pada variabel yang mempengaruhi perilaku
seseorang

Anda mungkin juga menyukai