BAB 7
ANALISA HIDROLIKA DAN SEDIMENTASI KONDISI
BANGUNAN EKSISTING
7.1.
Umum
Pembahasan kajian Hidrolika dan sedimentasi kondisi bangunan eksisting pada
Bendung PLTA Genyem ini bertujuan untuk mengetahui pola aliran dan pola
distribusi sediment di hulu bendung pada kondisi eksisting.
Sumber input pemodelan adalah :
1. Debit inflow yang digunakan sebagai input pemodelan adalah debit hasil
simulasi AVSWAT kondisi musim basah dengan probabilitas keandalan debit
33% dengan nilai debit sebesar 19,0 m3/det.
2. Debit sedimen yang digunakan sebagai input pemodelan sedimen adalah nilai
konsentrasi sedimen rata rata hasil simulasi AVSWAT dengan konsentrasi
sedimen sebesar 0,682 kg/m3 atau setara dengan 682 mg/liter.
3. Perhitungan tinggi muka air diatas pelimpah sebesar 0,33 m dihitung
berdasarkan pendekatan rumus empiris pelimpah untuk ambang lebar, degan
koefisien debit diasumsikan konstan C = 2,0 m
1/2
50,00 m.
7.2.
Skenario Pemodelan
Pada pemodelan kondisi kontruksi bangunan eksisting, diberikan beberapa
simulasi skenario pemodelan sebagai berikut :
1. Skenario 1 Simulasi Pemodelan Skenario O & P Flushing Kantong Lumpur
a. Pelimpah kantong lumpur tidak penuh, pintu flushing kantong lumpur
tertutup, pintu pengambilan PLTA terbuka
b. Pelimpah kantong lumpur penuh/melimpas, pintu flushing kantong
lumpur tertutup, pintu pengambilan PLTA terbuka.
c. Pelimpah kantong lumpur tidak penuh, pintu flushing kantong lumpur
terbuka, pintu pengambilan PLTA terbuka
d. Pelimpah kantong lumpur penuh/melimpas, pintu flushing kantong
lumpur terbuka, pintu pengambilan PLTA terbuka.
LAPORAN ANTARA
VII - 1
7.3.
LAPORAN ANTARA
VII - 2
LAPORAN ANTARA
VII - 3
Gambar 7.2. Pola Distribusi kecepatan aliran air kondisi eksisting skenario 1A
b. Konsentrasi sedimen di Kantong Lumpur adalah sebesar 0,52 kg/m 3 (520
mg/liter) sedangkan pengendapan di kantong lumpur adalah sebesar 0,025
m/hari. Dengan tinggi bukaan maksimum pintu penguras kantong lumpur 1,0
m , maka dalam waktu 40 hari di depan pintu penguras kantong lumpur akan
dipenuhi endapan sedimen. Secara rata rata 0.0113 m/hari endapan di
section hulu pintu akan terpenuhi endapan sedimen selama 88,50 hari. Dari
LAPORAN ANTARA
VII - 4
LAPORAN ANTARA
VII - 5
Gambar 7.4. Pola Distribusi kecepatan aliran air kondisi eksisting skenario 1B
c. Pada saat tampungan air di kantong lumpur melimpas di pelimpah samping,
pengendapan sedimen di bagian hulu pintu penguras kantong lumpur sebesar
0,025 m/hari dengan penyebaran yang lebih luas.
LAPORAN ANTARA
VII - 6
LAPORAN ANTARA
VII - 7
Gambar 7.6. Pola Distribusi kecepatan aliran air kondisi eksisting skenario 1C
d. Dari hasil simulasi operasi penggelontoran sedimen pada penguras kantong
lumpur selama 24 jam, diperoleh hasil bahwa hasil penguarsan sedimen
mampu untuk menarik endapan sedimen di bagian hulu dan tengah kantong
lumpur, terutama di bagian hulu pintu penguras kantong lumpur. Operasi
pengurasan kantong lumpur saat aliran di kantong lumpur penuh dan
LAPORAN ANTARA
VII - 8
LAPORAN ANTARA
VII - 9
Gambar 7.8. Pola Distribusi kecepatan aliran air kondisi eksisting skenario 1D
LAPORAN ANTARA
VII - 10
Gambar 7.9. Dampak Perubahan Endapan Sedimen di Depan Pintu Penguras Kantong
Lumpur Sebelum dan Sesudah penggelontoran sedimen di kantong
Lumpur
LAPORAN ANTARA
VII - 11
7.4.
Dimana
secara
hidrolik
kecepatan
aliran
tersebut
tergolong
LAPORAN ANTARA
VII - 12
LAPORAN ANTARA
VII - 13
Gambar 7.12. Pola Distribusi kecepatan aliran air kondisi eksisting skenario 2A
LAPORAN ANTARA
VII - 14
A
A
Gambar 7.14. Profil Melintang Kecepatan Aliran di Belokan sungai (A-A) di Hulu
Bendung
VII - 15
LAPORAN ANTARA
VII - 16
LAPORAN ANTARA
VII - 17
Gambar 7.17. Pola Distribusi kecepatan aliran air kondisi eksisting skenario 2B
LAPORAN ANTARA
VII - 18
Belokan
luar
Belokan dalam
Gambar 7.18. Pengendapan Sedimen pada Cross Section Sungai Di Hulu Bendung
c. Setelah
Penggelontoran
Sedimen
Melalui
Pintu
Penguras
Bendung,
LAPORAN ANTARA
VII - 19
LAPORAN ANTARA
VII - 20
Gambar 7.21. Pola Distribusi kecepatan aliran air kondisi eksisting skenario 2C
d. Pada kondisi debit aliran sungai tidak melimpas pada Pelimpah Bendung dan
pintu penguras bendung di operasikan, hasil penggelontoran sedimen tidak
semaksimal saat kondisi aliran melimpas di di atas pelimpah Bendung.
LAPORAN ANTARA
VII - 21
LAPORAN ANTARA
VII - 22
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari skenario Operasi penggelontoran Sedimen melalui
pintu penguras bendung adalah tidak dapat menggelontor seluruh sedimen di hulu
bendung. Endapan sedimen masih dominan terkonsentrasi di bagian tengah alur sungai
dan di sebelah kanan hulu as Bendung, mengingat karakteristik sedimennya bersifat
kohesif.
Sebagai alternatif untuk menghindari terkonsentrasinya endapan sedimen di hulu
bendung yang menghalagi aliran air masuk ke intake, maka dapat diusulkan saluran
pengarah di depan intake dengan panjang tertentu sampai ke lokasi yang secara hidrolik
tidak
berpotensi
terjadinya
endapan
sedimen,
kemudian
dikombinasi
dengan
LAPORAN ANTARA
VII - 23
Umum.........................................................................................1
LAPORAN ANTARA
VII - 24
7.2.
Skenario Pemodelan........................................................................1
7.3.
7.4.
Sebelum Dan Sesudah Penggelontoran Sedimen Dengan Kondisi Aliran Melimpas Di Atas
Pelimpah Bendung....................................................................................19
Gambar 7.20. Pola sebaran sedimen kondisi eksisting skenario 2C......................20
Gambar 7.21. Pola Distribusi kecepatan aliran air kondisi eksisting skenario 2C.....21
Gambar 7.22.
pada Kondisi aliran Melimpas di atas pelimpah Bendung Dan Tidak Melimpas............22
Gambar 7.23.
Sebelum Dan Sesudah Penggelontoran Sedimen Pada Kondisi Aliran Melimpas Di Atas
Pelimpah Bendung Dan Tidak Melimpas...........................................................22
LAPORAN ANTARA
VII - 25
LAPORAN ANTARA
VII - 26