BAB IV
METHODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. UMUM
Sejalan dengan kebijakan mutu perusahaan PT. Estetika Panca Sanjaya secara
profesional untuk menjamin hasil dan mutu pekerjaan perlu untuk selalu
Untuk itu Sasaran mutu proyek telah ditetapkan secara rinci, disajikan dalam butir-
butir berikut :
dengan tata laksana kerja, tanggung jawab, dan wewenang dari segenap
pelaksanaan yang diprogramkan dan sesuai dengan mutu dan waktu yang
Batang Asap Kab Tanjung Jabung Barat, agar diperoleh hasil produk yang optimal,
yang optimal sesuai yang disyaratkan oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK).
lingkungan. Norma, strandar Pedoman serta kriteria yang berlaku menjadi acuan
dari masyarakat. Masukan atau saran dari masyarakat ini diupayakan diperoleh
Sedimen, dan Kualitas Air. Dewasa ini masalah pendekatan dan partisipasi dari
Pembangunan Embung Pesantren Batang Asam Kab. Tanjung Jabung Barat, demi
MULAI
PREDIKSI AWAL,
DATA DOKUMEN KERANGKA ACUAN
LITERATUR DAN
KONTRAK KERJA
REFERENSI
A SP. 1
KEGIATAN PERSIAPAN
A SP. 1.7
A SP. 1.4 A SP. 1.6
ASPEK
SURVEY PENDAHULUAN KAJIAN STUDI TERDAHULU HIDROLOGI
DRAFT LAPORAN
PENDAHULUAN
A SP. 2.
Tidak
DISKUSI LAPORAN
PENDAHULUAN A SP. 2.1
LAPORAN
A SP. 2.2
PENDAHULUAN
B SP.1
B SP.1.5
Laboratorium
C. SP.2 C. SP.1
DRAFT
LAPORAN
ANTARA
C SP.3
Tidak
DISKUSI LAPORAN
ANTARA C SP.4
LAPORAN C SP.5
ANTARA
D SP.1
D SP.1.7
D SP.1.1 Analisa Desain Kebutuhan Instrument
Analisa Banjir Melalui Pelimpah
D SP.1.8
D SP.1.2 Analisa Desain Hidromekanikal
Desain Struktur Pelimpah
D SP.1.9
D SP.1.3 Analisa Desain Prasarana Air Baku
Analisa Hidrolika Pelimpah dan Penentuan
Dimensi rencana
D SP.1.10
D SP.1.4 Analisa Kebutuhan Operasi Pemeliharaan
Analisa Tubuh Embung Pesantren
D SP.1.11
D SP.1.5 Analisa Kebutuhan Operasi Pemeliharaan
Analisa Keamanan Tubuh Embung Pesantren
D SP.1.12
D SP.1.6 Persiapan Penafsian Dokumen Lingkungan
Perhitungan Desain Struktur Bangunan
Pelengkap
E SP.1
Secara umum tahapan sesuai dengan carth diatas dan tahapn tahapan sistematis
I. Tahap Persiapan
2. Peta Topografi dan Jaringan Sungai yang didapatkan dalam Peta RBI
Bakosurtanal
3. Data Kabupaten dan Kecamatan Dalam Angka yang berisi salah satunya
Jabung Barat
daerah yang memiliki potensi dibangunnya embung, dan wilayah daerah yang
membutuhkan air dari segi untuk lahan pertanian irigasi dan air bersih.
Embung
geologi
II. Penggambaran
embung, dan wilayah daerah yang membutuhkan air dari segi untuk lahan
Pesantren
Untuk kegiatan awal ini Fisual foto udara menggunakan Drone dapat
tampungannya.
berkenaan lokasi lokasi site Sungai Potensi Embung. Tabulasi yang dilakukan
adalah :
1. Koordinat Lokasi
2. Wilayah Administrasi
7. Penilaian Masyarakat
9. Potensi Tampungan
Kajian
b Lokasi Site
Tanah
F Penilaian Masyarakat
e Potensi Tampungan
Potensi embung.
adalah :
tampungan.
debit aliran sesaat pada ruas Sungai lokasi rencana Embung b} Sedimen
c). Kualitas Air Pengambilan Sampel Air dan uji laboratorium untuk
Sondir Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya
dukung maupun daya lekat setiap kedalaman, b). Permeability Test, untuk
mengetahui nilai koefsien rembesan dari suatu jents tanah. C) Test Pit
permukaan.
1. Pekerjaan Persiapan
sebagainya.
Penyiapan data pendukung seperti peta rupa bumi 1 : 25.000, dan tabel
deklinasi matahari.
Melakukan inventarisasi data koordinat titik acuan terdekat atau titik acuan
a) Bench Mark ( BM )
tanda silang pada bagian atasnya sebagai titik centering, serta diberi
sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di atas tanah lebih kurang
tumpuan kiri dan kanan dan 2 buah dilokasi lain yang dianggap penting.
20 cm Plat Nomenkltur
PermukaanTanah
20 cm Beton Bertulang 1: 2 : 3
70 cm
40 cm 10 cm
40 cm
b) Control Point ( CP )
terpasang. Control point ini dipasang dengan posisi saling terlihat dengan
10 cm
BM terpasang.
10 cm
20 cm
20 cm PermukaanTanah
40 cm
Adukan semen
20 cm
5 cm
Angkur besi 20 cm
c) Patok Bantu
Patok bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat poligon, situasi, cross
section dan diantara tempat berdiri alat waterpas. Patok ini dibuat dari
berdiri alat atau titik berdiri rambu pada pengukuran waterpass. Untuk
nomer.
a) Poligon harus diukur dengan cara poligon tertutup (closed traverse) dan
melingkupi daerah yang dipetakan, jika daerah cukup luas maka poligon
utama dibagi dalam beberapa kring tertutup, maksimum sisi poligon 1,0
km.
utama.
c) Setiap poligon akan dilakukan pengamatan matahari setiap 2,5 km, dan
bench mark.
poligon.
f) Sudut diukur minimal dalam 2 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan Luar
g) Pengukuran sudut dilakukan dengan titik nol yang berbeda semisal 0o,
l) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan
tinta koreksi.
Bouwditch.
a) Poligon harus diukur dengan awalan pada titik poligon utama dan
poligon.
d) Sudut diukur minimal dalam 1 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan Luar
i) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan
tinta koreksi.
Bouwditch.
5. Pengukuran Waterpass
berikut :
b) Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar
dari 50 meter.
pengukuran.
f) Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas,
waterpass.
h) Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan
j) Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7 mmD,
k) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan
Bouwditch.
pada 200 m ke hulu dan 100 meter ke hilir dari rencana as dan
f) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan rapi.
utama.
f) Interval kontur untuk darah yang relatif datar adalah 0,5 meter dan untuk
g) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan rapi.
a) Pekerjaan Hitungan :
diperbaiki.
bowditch.
dan elevasi.
contour index.
di lapangan.
Penarikan kontur lembah, alur atau sadel bukit harus ada data
elevasinya.
Interval kontur untuk peta ikhtisar diambil 2,5 meter untuk daerah
Format gambar dan etiket peta sesuai dengan ketentuan yang telah
dengan interval 1 m.
interval 0,5 m untuk daerah datar dan 1,0 m untuk daerah terjal.
1. Sondir
3. Bor Inti
4. Permeability Test
6. Uji Laboratorium
4.5.2.1. SONDIR
a) Kegunaan:
Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya dukung
b) Pelaksanaan:
tingkat kepadatan lapisan tanah yang dicapai sehingga ujung konus dan
Peralatan yang digunakan; mesin sondir, satu set (30 buah batang) stang
kg/cm2, satu buah bikonus dan satu buah paten konus, satu set angker,
Prosedur pelaksanaan:
1. pasang mesin tegak lurus di tempat yang akan diselidiki yang diperkuat
2. pasang traker, tekan stang dalam. pada penekanan pertama ujung konus
jika bacaan pada manometer tiga kali berturut-turut manunjukkan nilai >
150 kg/cm2.
Perhitungan:
hl = (jp – pk)
keterangan:
jp = jumlah perlawanan
jhli = hl
dimana :
4.5.2.2. PEMBORAN
titik pada poros saluran interkoneksi. Elevasi pemboran tangan harus diukur
terhadap referensi yang ada sehingga titik pemboran dapat diplot pada peta
Setelah lokasi Hand Auger pada Embung ini mendapat persetujuan Direksi
Proyek, mesin bor dapat ditempatkan pada lokasi tersebut. Pekerjaan ini
pada standar buku astm d.1452-80. Hasil yang didapat adalah lubang bor
Pemboran tangan adalah metode yang cepat dan murah untuk tanah yang
pada daerah terpencil dan sulit untuk transportasi alat besar, mengingat alat
yang dipakai cukup sederhana dan dapat dibawa dengan mudah kemana
perencanaan awal dan dapat digunakan untuk pencarian muka air tanah dan
Pengambilan contoh tanah dapat dilaksanakan baik pada tanah asli maupun
Kegunaan:
Pelaksanaan:
pada ujung bagian bawah dari serangkaian stang bor. bagian atasnya terdiri
spiral, bor jenis iwan diameter 10 cm dengan mata bor helical, kepala
pengambil contoh 6.8 cm dengan kuncinya, satu set stang bor, tabung
ukuran contoh ukuran diameter 6.8 cm dan panjang 40 cm, pemutar stang
bor, satu set pipa pelindung (casing) dengan sepatu dan dongkrak pencabut
pipa, kantong plastik, lilin atau parafin, kunci pipa dan dan obeng, pita ukur,
pensil, kertas dan form data, alas terpal untuk tempat contoh.
Prosedur pelaksanaan:
penuh terisi tanah dan kemudian stang ditarik ke atas. tanah dalam mata
2. pengambilan contoh tidak asli (disturb sample): untuk contoh ini dapat
diambil dari contoh tanah dengan bor. tanah yang diambil adalah
cm
mencakup :
kelulusan air.
Lubang bor yang sudah selesai diberi tanda dengan patok beton.
didemobilisasikan.
Deskripsi Inti Bor dilakukan pada log bor yang sudah terlebih dahulu
atau T2, oleh karena itu perlu koordinasi dengan tim topografi .
sebagai berikut:
bertekanan.
Uji permeabilitas dapat dilakukan dengan 3 (tiga) metode sesuai dengan kondisi
lapangan, yaitu :
Metode ini akan dipilih apabila ruas uji berupa tanah atau material lepas.
Pengujian akan mengikuti prosedur USBR E-18, dengan cara memasukkan air
Metode ini dipilih apabila ruas uji berupa tanah atau material lepas berbutir
halus. Pengujian akan mengikuti prosedur USBR E-18 dengan cara mengisi
dilakukan terhadap penurunan muka air di dalam pipa casing pada interval
waktu tertentu.
Cara ini digunakan apabila ruas uji berupa formasi batuan. Pengujian akan
dengan kedalaman yang telah ditentukan. Panjang ruas uji bervariasi antara 1
Selang udara
Stopwatch
sebagai berikut :
P1 q1 q2 q3 q4 q5 Q1
P2 q1 q2 q3 q4 q5 Q2
Pmax q1 q2 q3 q4 q5 Q3
P2 q1 q2 q3 q4 q5 Q4
P1 q1 q2 q3 q4 q5 Q5
Lamanya pengujian pada tiap tekanan = 5 menit sehingga total waktu yang
kotak inti (core box) yang terbuat dari aluminium material yang
kotak, dll.
Untuk menjaga hasil sample pengambilan material ini konsultan ber upaya
j) Lokasi titik bor harus difoto dan diplot pada peta situasi rencana
elevasinya).
tanah/batuan, warna dan sifat dari lapisan tanah, SPT, kelulusan air,
tersedia).
geologi.
(core recovery).
bawah.
2005-A.
o) Foto dokumentasi
contoh inti.
Pita ukur atau penggaris harus ditempatkan melintasi bagian atas atau
dasar ujung blok untuk memberikan skala dalam foto. Pita ukur harus
besar dan sangat mencolok harus diupayakan agar terlihat dalam foto.
juga perlu dilakukan diskripsi jenis dan warna tanah di sertai foto dari
atas dan foto dari samping juga harus dicatat elevasi ketinggian dari
b) Bila di jumpai rembesan air tanah yang cukup besar sehingga sulit
untuk di atasi.
material timbunan.
fisik dan sifat teknik tanah, prosedur dan metode pengambilan contoh
tanah ini sangat penting dan harus mengikuti standar SNI yang
berlaku.
dalam di beri pelumas (oli) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat
c. Agar kadar asli contoh tanah tidak terlalu berubah, maka pada kedua
ujung tabung perlu diberi/ditutup dengan paraffin yang cukup tebal dan
tabung tersebut di beri symbol lokasi dan kedalaman dari contoh tanah
tersebut.
matahari langsung.
dilakukan pada setiap lubang Bor Tangan dengan sistem Falling head setiap
konstanta perbandingan yang berhubungan dengan laju aliran dan sifat fisis
berpori. Pada Tahun 1856, Henry Darcy merumuskan hubungan yang sangat
batuan berpori. Pada hukum ini diasumsikan bahwa medium berpori telah
tersaturasi dan fluida yang digunakan adalah air dengan viskositas sebesar 1
cP. Secara matematis Hukum Darcy dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu
atau Pa.s) yang keluar per satuan waktu melewati medium berpori dengan
pada Gambar :
Jika kedua ruas pada persamaan diatas dibagi dengan luas penampang A
kecepatan sebenarnya yaitu kecepatan rerata fluida di dalam pori maka akan
Satuan yang biasa dipakai untuk permeabilitas adalah Darcy (D) atau
millidarcy (mD) dan dalam SI satuannya adalah m2, dimana 1 darcy sama
dapat bernilai lebih dari 1 mD. PErmeabilitas berbagai macam batuan dilihat
Besaran fisis suatu batuan akan dipengaruhi oleh besaran lain yang saling
Porositas adalah ukuran volume pori pori yang tersedia pada batuan yang
dapat diisi oleh gas, air, minyak, atau campuran dari ketiganya. Porositas (ø)
didefinisikan sebagai fraksi volume batuan V yang tidak terisi oleh unsur
padatan (matriks).
Jika volume matriks adalah Vs, dan Volume pori sebagai Vp = V -Vs maka
Dimana Apori adalah luas ruang pori dan Atotal adalah luas ruang total.
Porositas berbagai macam batuan dapat dilihat pada table dibawah ini :
antara Panjang suatu pori yang saling terhubung antara satu dengan
yang lainnya sehingga membentuk jalur yang dapat dialiri oleh fluida
dari satu sisi ke sisi yang bersebrangan (L’) dengan Panjang dari sampel
dinyatakan sebagai :
oleh :
yang terlihat pada Gambar 3.6, maka perlu didefinisikan sebuah volume
yang dibutuhkan fluida untuk melewati jalur tortous akan sama dengan
Dengan mengombinasikan persamaan (1), (3), (4), (9), dan (10) maka
10 m/s2)
Head
adalah beda ketinggian permukaan air awal dan akhir (∆ h0 dan ∆ ht).
State Condition dimana air dari sumur lubang bor dipompa pada
kecepatan aliran constant dalam jangka waktu yang cukup lama dan
Ukuran Lubang uji (Test Pit) 1.25 x 1.25 dengan kedalaman penggalian tanah
maksimum + 4 m. Pada keadaan muka air tanah dangkal, lubang uji diganti
timbunan juga untuk mengetahui ketebalan dan jenis material Borrow Area
dibawah tanah permukaan. Dibuat pada daerah borrow area. Dari sumur uji,
diskripsi akan dibuat tipe dan ketebalan tanah, sementara juga volume materi
Sumur Uji akan dilaksanakan pada titik tertentu yang akan disetujui oleh
tanah dan pengambilan contoh untuk pengujian tanah. Sumur uji berbentuk
Sumur uji dibuat sampai kedalaman 3.0 m atau ada petunjuk lain dari
untuk setiap kedalaman dari material sumur uji. Setelah penyelesaian sumur
uji, Konsultan akan membuat catatan hal yang ditemukan, mengambil foto
warna dari sumur uji dan harus diserahkan kepada Pemberi Kerja. Konsultan
keamanan pada pembuatan sumur uji. Seluruh sumur uji akan ditimbun oleh
Dalam hal lapisan relatif tebal, contoh akan diambil dari setiap lapisan
secara vertical.
Dalam hal lapisan tipis (<0.5m), seluruh contoh diambil secara vertical.
Seluruh contoh akan diuji di laboratorium, untuk mengetahui sifat fisik dan
sifat mekanisnya.
: Nama Proyek dan Lokasi, nomor contoh, nomor lubang bor, kedalaman dan
diskripsi tanah. Kartu petunjuk ditulis secara jelas dan dimasukkan ke dalam
karung atau kotak contoh. Setiap contoh terganggu dari lubang bor Auger
karung harus ditutup untuk mencegah penguapan atau perubahan kadar air
dari contoh.
Peralatan
Laporan
Laporan terdiri dari log sumur uji, yang mana format sudah disetujui oleh
Pemberi Pekerjaan, foto sumur uji, serta profil geologi sumur uji.
Tanggal penggalian.
Tujuan
Tujuan dari Uji Laboratorium adalah untuk mengetahui karakter dan sifat
Standart Desain Irigasi PT-3 Desember 1986 (PU), ASTM, JIS atau standart
lainnya yang disetujui oleh Pemberi Pekerjaan. Materi contoh tanah tidak
menjaga kondisi asli. Pada kasus contoh tanah terganggu untuk keperluan
material timbunan, density serta kandungan air contoh untuk uji tri-axial,
harus berdasarkan atas hasil uji kompaksi dan kelembaban lapangan dari
kandungan air optimum atau D95 basah sesuai dengan hasil uji kompaksi.
Konsultan akan mencatat kondisi awal dari contoh yang akan diuji, untuk
semua sifat mekanisnya. Jenis test laboratorium terdiri dari beberapa hal,
- Uji Kompaksi : Standart Proctor ASTM D698 atau JIS A1210, energi
setidaknya lima contoh, menggunakan contoh tanah yang baru dan sudah
D-2850 ).
test adalah 0.5, 1.0, 2.0 kgf/cm2, diameter contoh untuk material konstruksi
harus lebih dari 7 cm. Uji harus mengukur tekanan air pori.
Soil Properties
untuk memperoleh jenis nilai berat ini tanah, maka tanah yang akan
- Specify Gravityv(Gs)
Nilai berat jenis suatu tanah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu
Tanah yang akan dikenakan pengujian ini adalah tanah dengan keadaan asli.
Pada tanah yang berbutir kasar dengan diameter butir lebih besar dari
sedangkan pada tanah yang berbutir halus atau tanah dengan diameter
lebih kecil dari 75 mm lotos melalui ayakan No. 200 akan ditentukan
Hasil dari pengujian ini akan digambar dengan sumbu mendatar adalah
skala logaritma merupakan nilai diameter dalam mm dari pada butiran dan
Atterberg Limit
Batas cair/liquit limit ini adalah nilai kadar air yang dinyatakan proses dari
contoh tanah yang dikeringkan dalanm oven pada batas antara keadaan
cair, ini dapat ditentukan dengan cara penentukan nilai kadar air pada
Batas plastic ini adalah nilai kadar air pada batas daerah plastic. Kadar air
- Shinkage Limit
Shrinkage limit adalah nilai maksimum kadar air pada keadaan dimana
volume dari tanah ini tidak berubah, prosedur penentuan nilai batas susut
tanah yang berjenis lempung, baik pada kondisi asli maupun tergganggu.
rubah tegangan axial pada beberapa contoh tanah (minimal 4 macam besar
tanahnya.
Percobaan ini dimaksud untuk memperoleh nilai kekuatan geseran serta sifat-
sifat tanah akibat pembebanan. Untuk mendapatkan hasil yang cukup baik
percobaan dan sifat dari jenis tanahnya. Prosedur dari percobaan triaxial
Properties in the Triaxial Test by Bishop & o Soil and Their Measurement by
Bowles). Dari hasil - hasil gambar yang diperoleh dengan mengikuti prosedur
101.D.565.
Consolidation Test
Measurement by Bowles.
Permeability Test
rembesan dari suatu jents tanah sebutir kasar yang dapat dilakukan dengan
cara constant head, sedangkan pada tanah cohesive soil yang mempunyai
nilai koefisien rembesan cukup rendah dapat dilakukan dengan cara filling
head. Agar waktu yang ada pada filling head ini tidak terlalu lama,
Compaction Test
Salah satu contoh untuk memperoleh hasil pemadatan yang maximal telah
di lapangan, jumlah tanah bahan proctor berkisar 30 kg, tanah ini akan
dan ASTM.D.698.
Triaxial CU test 3
Laporan
laporan. Laporan hasil uji laboratorium mencakup hasil analisa dan evaluasi
Pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada bagian aliran (di sungai) yang
1. Jika kedalaman aliran > 1,0 m, dipakai alat CurrentMeter, dengan metode
kedalaman 0,2 h; 0,6 h dan 0,8 h dari kedalaman aliran untuk masing-
tengah aliran
2. Jika kedalaman aliran < atau = 1,0 m, dipakai alat metode pengukuran
Pengukuran debit aliran dilakukan mengunakan alat current meter dan data
ukur long dan cross section pada masing – masing titik tinjauan.
yang diukur adalah kecepatan aliran titik dalam suatu penampang aliran
tertentu.
membagi beberapa pias vertikal tetapi juga dilakukan dengan membagi pias
Q=A.V
dengan
Meter
Lima titik Lebih dari 6 m S ; 0,2 ; 0,6 ; 0,8 dan B V = 1/10 (VS + 3V2 +
Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah melakukan kegiatan pengujian sampel
air di laboratorium terkait guna mengetahui data-data fisik dan kimiawi air.
Volume sampel air yang ditest terdiri dari 2 (dua) sampel, satu sampel diperoleh
dari daerah pelayanan dan satu sampel lagi diambil dari lokasi sumber air.
instansi swasta yang menyediakan faslitas lab tes air baku. Volume sampel air
yang ditest terdiri dari 2 (dua) sampel, satu sampel diperoleh dari daerah
pelayanan dan satu sampel lagi diambil dari lokasi sumber air.
Kualitas pengambilan air baku ini sangat penting yaitu untuk menentukan
kelayakan air untuk diolah menjadi air yang layak minum menurut
kesehatan.
Hasil dari sampel air yang dites selanjutnya akan dibandingkan dengan
Standar Baku Mutu kualitas air untuk air minum yang dikeluarkan oelh Dinas
Kesehatan.
Bau - * *
Kekeruhan mg/Liter 5 5
Rasa - ** **
H+ mg/Liter - -
*) tidak berbau
1. Baku mutu air pada sumber air - Baku Mutu Air golongan A Keputusan
Mutu Lingkungan
rumus (1).
rumus (2).
4. Tentukan jarak lokasi titik pengambilan dari sisi sungai, sesuai dengan
butir 3).
telah disediakan.
laboratorium.
10. Ulangi kegiatan butir 3) sampai 9) untuk lokasi titik pengambilan yang
Dengan:
qqi adalah debit tengah pada setiap sub penampang melintang ke i, m3/det;
sebagai berikut.
pengukuran debit.
pada suatu sungai. Kendala dalam analisa debit antara lain tidak ada alat
1. Metode NRECA
kolom per kolom dari kolom (1) hingga (18) seperti dibawah ini (Ibnu
(4) Nilai tampungan kelengasan awal (W0), nilainya didapat dengan try and
error, dan pada percobaan pertama diambil 600 (mm) di Bulan Januari.
(5) Rasio tampungan tanah (soil storage ratio – Wi) dihitung dengan rumus:
Wo
Wi
NOMINAL
(kolom 5)
AET
(8) AET x PET x koefisien reduksi
PET
0 - 50 m/km 0,9
sebagai berikut :
a) Jika neraca air (kolom 9) positif, maka rasio tersebut dapat diperoleh
kolom 5.
= P1 x kelebihan kelengasan
= P1 x kolom (11)
(14) Tampungan air tanah awal yang harus dicoba-coba dengan nilai awal
=2
= P2 x kolom (15)
(kedalaman 0-10 m)
rumus berikut :
periode sebelumnya.
aliran air tanah = Kolom (15) – kolom (16), semuanya dari periode
sebelumnya.
III Bulan Desember). Jika perbedaan antara keduanya cukup jauh (> 200 mm)
perhitungan perlu diulang mulai awal periode I Bulan Januari lagi dengan
ini menganggap bahwa hujan yang jatuh pada Daerah Aliran Sungai
akan langsung menjadi limpasan permukaan (direct run off) dan sebagian
lagi akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi). Infiltrasi ini pertama-tama akan
air tanah yang nantinya akan keluar ke sungai sebagai base flow. Dalam hal
evapotranspirasi, direct run off dan infiltrasi sebagai soil moisture dan
ground water discharge. Aliran dalam sungai adalah jumlah aliran yang
permukaan yang terjadi di sungai, yaitu neraca air di atas permukaan tanah
dan neraca air bawah tanah yang semua berdasarkan hujan, iklim dan
kondisi tanah.
a. Hujan netto
R net = ( R – Eta)
dimana :
Eta = Etp – E
E = Etp . Nd/30.m
Nd = 27 – 3/2. Nr
WS = Rnet – SS
dimana :
SS = SMt + SMt-1
dVt = Vt – Vt-1
dimana:
I = C1 . WS
Vt = ½ (1+k).I + k. Vt-1
d. Aliran permukaan
RO = BF + DRO
dimana :
BF = I – dVt
DRO = WS – I
R = hujan, mm
WS = kelebihan air, mm
SM = kelembaban tanah, mm
I = laju infiltrasi, mm
RO = aliran permukaan, mm
HEC HMS 3.2 adalah program pengembangan dari program HEC HMS
sumber daya air dalam skala yang besar, analisa banjir, analisa besar
HEC HMS 3.2 adalah program hidrologi yang mampu untuk mensimulasi
menjadi aliran debit di sungai. Kelebihan model HEC HMS 3.2 ini adalah
(Low Flow analyst). Atau dengan modifikasi pemodelan HEC HMS 3.2 ini
juga dapat untuk menentukan hidrograf banjir rancangan atau High Flow
Anaiyst
Create Project
project di waktu yang akan dating dan disimpan di folder khusus project
HMS.
namun file gambar akan lebih bagus jika menggunakan format GIS ).shp
file.
2. Klik new untuk menamai pemodelan Basin yang akan di lakukan (Misal
3. Pada folder eksplorer model akan muncul sub folder basin model.
4. klik kanan pada frame windows desktop, klik kanan dan pilih
pemodelan
tools menu di HEC HMS yang tertampil atau seperti yang dijelaskan pada
BAB I sebelumnya.
Gambar 4.14 Data Input Atribut untuk Sub Basin Model / Karakteristik Lahan
Pemasukan data hujan adalah melalui menu Component pilih time series
data, pada menu isian pilih Precipitation Gauge dan dilanjutkan dengan
Kolaman/D
Reach/Sunga
LokasiPengambila
Reservoir Outlet
Jaringan
luasan. Untuk isian lainnya dapat diisi atu di kosong kan, diberikan sesuai
Pada folder meteorologic Models akan muncul sub folder untuk masing-
masing isian sub basin dari system model yang di gambarkan, guna
Option gage weight : merupakan isian nilai factor luasan pengaruh untuk
stasiun hujan yang mempengarui sub basin dari system model yang
digambarkan.
Setelah isian sudah di lengkapi maka pemodelan HEC HMS sudah siap
Pola tata tanam merupakan cara yang terpenting dalam perencanaan tata
waktu, tempat, jenis, dan luas tanaman pada daerah irigasi. Tujuan pola tata
Pola tata tanam yang akan dikembangkan pada studi ini adalah padi – padi
Koefisien Tanaman
Nedeco/Prosida FAO
Bulan Ke
Varietas Biasa Vaeietas Unggul Varietas Biasa Varietas Unggul
4 0 0 0 0
10 0.30
20 0.48
30 0.62
40 0.80
50 0.91
60 0.90
70 0.82
80 0.74
90 0.60
100 0.50
010, 1985
Evapotranspirasi Potensial
bulanan rerata (n/N), kecepatan angin bulanan rerata (u), dan posisi
2. Berdasar nilai (t) cari besaran (ea), (W), (1-W) dan f(t) dengan Tabel 3.7.
15. Berdasar besaran nilai W, (1-W), Rs, Rn1, f(u), ea, dan ed yang telah
Tabel 4.9. Hubungan Suhui (t) dengan nilai ea, W dan f(t)
Tabel 4.10. Besar Nilai Angot (Ra) Untuk Daerah Indonesia Antara 50
Januari 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1
Februari 14.0 15.0 15.3 15.5 15.7 15.8 16.0 16.1 16.0
Maret 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.5 15.3
Apirl 15.1 15.5 15.3 15.3 15.1 14.9 14.7 14.4 14.0
Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6
Juni 15.0 14.4 14.2 13.5 13.5 13.2 12.8 12.4 12.0
Juli 15.1 14.6 14.3 13.7 13.7 13.4 13.1 12.7 11.8
Agustus 15.3 15.1 14.9 14.5 14.5 14.3 14.0 13.7 12.2
September 15.1 15.3 15.3 15.2 15.2 15.1 15.0 14.9 13.3
Oktober 15.7 15.1 15.3 15.5 15.5 15.6 15.7 15.8 14.6
November 14.8 14.5 14.8 15.3 15.3 15.5 15.8 16.0 15.6
Desember 14.6 14.6 14.4 15.1 15.1 15.4 15.7 16.0 16.0
Bulan Blaney-
Radiasi Penman
Criddle
ETC = KC x ETo
dimana:
KC = koefisien tanaman
Perkolasi
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh (antara
dapat mencapai 1-3 mm/hr. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju
mm/hari dan lahan miring > 5% dengan perkolasi 2-5 mm/hari. Berdasarkan
mm/hari, tanah sedang (lempung berpasir) perkolasi 2-3 mm/hari dan tanah
metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra. Metode tersebut
didasarkan pada laju air konstan dalam lt/dt selama periode penyiapan
ek
IR = Mx
( ek - 1 )
M = Eo + P
T
K = Mx
S
dimana:
P = perkolasi (mm/hr)
Eo + P T 30 hari T 45 hari
Eo + P T 30 hari T 45 hari
Pengertian curah hujan efektif adalah sejumlah curah hujan yang jatuh
hujan nyata.
1. Curah hujan nyata adalah sejumlah curah hujan yang jatuh pada suatu
2. Curah hujan efektif adalah sejumlah curah hujan yang jatuh pada suatu
1. Untuk tanaman padi, curah hujan efektif ditentukan sebesar 70% dari
curah hujan 15 harian yang terlampaui 80% dari waktu dalam periode
Re = 0,7 x R80
2. Untuk tanaman palawija, curah hujan efektif adalah 50% dari curah hujan
Re = R50
dimana:
3. Evapotranspirasi potensial
4. Koefisien tanaman
6. Perkolasi
8. Efisiensi irigasi
1. Menggambar pola tata tanam sesuai dengan jenis tanaman dan waktu
mulai tanam.
tanaman.
dimodifikasi.
18. Penggantian lapisan air dengan rasio luas dihitung dengan rumus:
21. Keb. air kotor = PAKrasio luas + PL rasio luas + perkolasi + WLRrasio luas
Metode Aritmatik
sebagai berikut:
Pn = Po (1 + r x n)
dengan:
Metode Geometrik
Pn = Po x (1 + r)n
dengan:
Metode Eksponensial
Pn = Po x er x n
dengan:
cara yaitu:
1. Standart deviasi
menunjukkan besar jarak sebaran terhadap nilai rata – rata. Jadi semakin
besar nilai standar deviasi, maka data menjadi kurang akurat. Berikut ini
__
(X i X) 2
S
n
dengan:
S = standar deviasi
n = jumlah data
2. Koefisien korelasi
berikut:
n XY X Y
r
(n X 2 ( X) 2 (n Y 2 ( Y 2 ) 2 )
dengan:
r = koefisien korelasi
X = tahun proyeksi
Kebutuhan air merupakan hal yang wajar bagi setiap manusia. Pada
akan air yang berbeda. Semakin besar kota maka tingkat kebutuhan air juga
Tabel 4.13. Kebutuhan Air Baku Berdasarkan Kategori Kota dan Jumlah Penduduk
Kebutuhan air
Kategori kota Keterangan Jumlah Penduduk
(lt/org/hr)
Kebutuhan air
Kategori kota Keterangan Jumlah Penduduk
(lt/org/hr)
interkoneksi.
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada
besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka
head adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka
air keluar dari kincir air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu
E mgh
Dimana :
m = Massa air
h = Head (m)
m
g = Percepatan gravitasi 2
s
E
Daya merupakan energi tiap satuan waktu , sehingga persamaan (1.1)
t
E m
gh
t t
E
Dengan mensubsitusikan P terhadap dan mensubsitusikan Q
t
m
terhadap maka :
t
P Qgh
dengan
m3
Q = Kapasitas aliran
s
= Densitas air kg
m
3
Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran air
datar. Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik
1 2
E mv
2
dimana :
m
v = Kecepatan aliran air
s
1
P Qv 2
2
1
P Av 3
2
Dalam suatu generator besar, elektromagnet yang dibuat oleh beredar saat
ini langsung melalui loop kawat luka sekitar tumpukan baja laminasi
magnetik.. Ini disebut kutub lapangan, dan dipasang di sekeliling luar rotor.
Rotor terpasang di poros turbin, dan berputar pada kecepatan tetap. Bila
untuk bergerak melewati konduktor dipasang pada stator. Hal ini, pada
waduk untuk irgasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Pembangunan
waduk akan menjadi mahal harganya bila dalam melayani konsumen tidak
fungsi dari inflow (hasil hitungan ketersediaan air) dan outflow (kebutuhan air)
neraca air air dilakukan berdasarkan inflow yang sudah dihitung dan berbagai
hubungan antara volume tampungan bersih, jumlah pelayanan air baku dan
tingkat keandalan.
Simulasi neraca air waduk merupakan fungsi dari inflow, outflow dan
I – O = ds/dt
Dimana
I = inflow
O = outflow
Dimana :
Inflow adalah aliran sungai yang masuk ke waduk dan curah hujan yang jatuh
diatas permukaan waduk. Outflow terdiri dari lepasan waduk untuk air baku
dan kebutuhan konservasi sungai. Selainitu limpasan air dari pelimpah dan
Simulasi dimulai dengan asumsi pada saat waduk penuh dan berakhir juga
pada saat waduk dalam kondisi penuh kembali, sepanjang tahun dan dilakukan
data debit sepanjang 25 tahun atau yang sesuai dengan umur efektif waduk.
suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah/daerah dan
dinyatakan dalam mm. Curah hujan daerah ini harus diperkirakan dari
merata, maka cara perhitungan curah hujan rata-rata itu dilakukan dengan
dimana:
R
̅ = curah hujan daerah
R1, R2, … Rn = curah hujan di tiap titik pengamatan dan n adalah jumlah
titik-titik pengamatan
Cara Thiessen ini memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara aljabar
Gambar 4.17 Titik pengamatan curah hujan dan curah hujan harian dalam
daerah aliran
Distribusi Log Pearson Type III banyak digunakan dalam analisis hidrologi,
Harga rata-rata.
Standart deviasi.
Koefisien kemencengan.
a. Mengubah data debit banjir tahunan sebanyak n buah X1, X2, X3, ……….,
Xn menjadi log X1, log X2, log X3, ………….., log Xn.
log X
log X
n
dimana:
n = jumlah data
berikut:
log X log X
2
S log X
n 1
log X log X
3
n
CS
n 1n 2S log X
3
f. Mencari anti log X untuk mendapatkan debit banjir dengan waktu balik
yang dikehendaki.
50 20 10 4 2 1 0.5 0.1
50 20 10 4 2 1 0.5 0.1
dari sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat
pengujian parameter.
Uji Smirnov-Kolmogorov
pengamatan dengan peluang teoritis) lebih kecil dari Do, maka distribusi
diterima. Apabila D lebih besar dari Do, maka distribusi teoritis yang
Uji Chi-Square
peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data
oleh karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat. Parameter X2 dapat dihitung
dengan rumus :
2
(Oi -Ei )
Xh2 = ∑G
i=1 Ei
dimana:
G = jumlah sub-kelompok
Parameter Xh2 merupakan variabel acak. Peluang untuk mencapai nilai Xh2
sama atau lebih besar dari pada nilai chi-kuadrat yang sebenarnya dapat
1. Apabila peluang lebih besar dari 5%, maka persamaan distribusi teoritis
2. Apabila peluang lebih kecil dari 1%, maka persamaan distribusi teoritis
suatu daerah pengaliran dalam suatu waktu dalam tahun tanpa adanya
dan mengalirkan air banjir dengan aman terhadap bahaya Overtoping. Oleh
karena itu dibutuhkan perkiraan besarnya hujan badai terbesar yang akan
menghasilkan debit aliran masuk yang besar pula. Nilai besaran hujan badai
akan menjadi realistis pula dan akan menghasilkan suatu dimensi bangunan
yang cukup tinggi tingkat kehandalannya Curah hujan maksimum boleh jadi
curah hujan terbesar dengan durasi tertentu yang secara fisik dimungkinkan
terjadi pada suatu pos atau DAS. Secara umum besar CMB ini berkisar antara
dimana:
S = standard deviasi
Maksimum
Gambar 4.20 Faktor Penyesuaian Rata rata dan Simpangan Baku Terhadap
Gambar 4.21 Grafik hubungan antara Km dengan fungsi durasi hujan dan
Gambar 4.22 Grafik hubungan prosentasi hujan titik (point rainfall) berpeluang
Gambar 4.23 Grafik hubungan antara fixed time interval adjustment dengan
yang tersedia pada stasiun meteorologi adalah data hujan harian. Namun
metode mass curve untuk tiap kejadian hujan lebat dengan mengabaikan
waktu kejadian.
Untuk studi ini akan digunakan metode PSA 007. Untuk mendapatkan curah
seterusnya.
Distribusi Hujan
No Jam Ke
T5thn T10thn T25thn T50thn T100thn T1000thn CMB
1 0,50 2 2 2 2 2 2 2
2 1,00 2 2 2 2 3 3 3
3 1,50 3 3 3 3 4 4 5
4 2,00 4 5 5 6 7 7 9
5 2,50 12 12 13 13 13 13 11
6 3,00 59 57 55 53 52 49 45
7 3,50 7 7 7 7 7 8 10
8 4,00 3 4 5 6 5 7 8
9 4,50 2 2 3 3 3 3 3
10 5,00 2 2 2 2 2 2 2
11 5,50 2 2 2 2 1 1 1
12 6,00 2 2 1 1 1 1 1
Hidrograf satuan sintetik ini dikembangkan oleh Sri Harto yang diturunkan
tersebut yaitu faktor sumber (SF), frekuensi sumber (SN), faktor lebar (WF),
luas relatif (RUA), faktor simetris (SIM) dan jumlah pertemuan sungai.
berikut :
WU
WL U = 0.75 L
V = 0.25 L
WF = WU / WL
Qp
Q (m3/dt)
1 (jam)
TR
TB
Satuan hidrograf sintetik Gama-I dibentuk oleh tiga komponen dasar yaitu
waktu naik (TR), debit puncak (QP), waktu dasar (TB) dengan uraian sebagai
berikut :
Dimana :
SIM = Faktor simetri ditetapkan sebagai hasil kali antara faktor lebar
dari titik di sungai yang berjarak 3/4 L dan lebar DAS yang
Dimana :
TR = Waktu naik
Dimana :
TB = waktu dasar
TR = waktu Naik
Dimana :
K = Koefisien penampungan
SF = Faktor Sumber
D = Kerapatan drainase
Recession Curve
Qt = Qp . e -(L/K)
Dimana :
K = Koefisien tampungan.
(hidrograf limpasan langsung yang dihasilkan oleh hujan efektif yang terjadi
merata diseluruh DAS dengan intensitas tetap dalam satu satuan yang
parameter yaitu waktu kelambatan, aliran puncak, waktu dasar, dan durasi
standar dari hujan efektif untuk hidrograf satuan dikaitkan dengan geometri
tp = Ct (L . Lc)0.3
Qp = Cp. A / tp
T = 3 + (tp / 8)
tD = tp / 5,5
Apabila durasi hujan efektif tr tidak sama dengan durasi standar tp, maka :
Dengan :
satuan (jam)
tpr = waktu dari titik berat durasi hujan efektif ke puncak hidrograf
satuan (jam)
Untuk menganalisis hidrograf satuan sintetis pada suatu DAS dengan cara
satuan sintetis berikut 1) Tinggi dan Durasi Hujan Satuan. 2) Time Lag (TL),
Waktu Puncak (Tp) dan Waktu Dasar (Tb), 3) Bentuk Hidrograf Satuan dan
Dari karakteristik fisik DAS dapat dihitung dua elemen -elemen penting yang
akan menentukan bentuk dari hidrograf satuan itu yaitu 1) Time Lag (TL), 2)
Waktu puncak (Tp) dan waktu dasar (Tb). Selain parameter fisik terdapat pula
parameter non-fisik yang digunakan untuk proses kalibrasi. Saat ini ada
banyak sekali rumus time lag yang telah dikembangkan oleh para peneliti
memilih rumusan time lag yang akan digunakan. Prosedur umum ini juga
akan digunakan. Fleksibilitas seperti ini perlu diberikan karena sudah banyak
hasil penelitian tentang time lag yang masih berjalan bahkan telah
dipublikasikan.
harga Tp. Harga standar koefisien Ct adalah 1.0, jika Tp perhitungan lebih
kecil dari Tp pengamatan, harga diambil Ct > 1.0 agar harga Tp membesar.
Jika Tp perhitungan lebih besar dari Tp pengamatan, harga diambil Ct < 1.0
mendekati Tp pengamatan.
Tp = TL + 0.50 Tr
Untuk DAS kecil (A < 2 km2), menurut SCS harga Tb dihitung dengan :
Tb = 8/3 Tp
Untuk DAS berukuran sedang dan besar harga secara teoritis Tb dapat
Tb dapat dibatasi sampai lengkung turun mendekati nol, atau dapat juga
HSS yang akan digunakan. Beberapa bentuk HSS yang dapat digunakan
antara lain adalah SCS Triangular, SCS Cuvilinear, USGS Nationwide SUH,
Selain itu kami telah mengembangkan dua bentuk dasar HSS yang dapat
digunakan yaitu bentuk HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 sebagai berikut :
HSS ITB-2 memiliki persamaan lengkung naik dan lengkung turun yang
Lengkung naik (0 t 1) :
q(t) = tα
dimana t = T/Tp dan q = Q/Qp masing-masing adalah waktu dan debit yang
Q/Qp. Berharga antara 0 dan ∞ (atau antara 0 dan 10 jika harga Tb/ Tp=10).
Koefisien α, β dan Cp
proses kalibrasi dapat dilakukan dengan merubah harga koefisien Cp. Harga
standar koefisien Cp adalah 1.0, jika harga debit puncak perhitungan lebih
kecil dari debit puncak pengamatan, maka harga diambil Cp > 1.0 ini akan
perhitungan lebih besar dari hasil pengamatan maka harga diambil Cp < 1.0
kesetaraan luas HSS dengan HSS yang telah dinormalkan. Hal ini berguna
berbentuksegitiga yang terjadi akibat hujan efektif R=1 mm pada suatu DAS
luas ADAS. Seperti ditunjukan pada Gambar 2.a, Integrasi kurva di bawah
absis dan Qp adalah ordinat titik puncak P.Jika seluruh harga pada absis t
berdimensi (lihat Gambar 2.b). Luas bidang di bawah kurva yang telah
Gambar 4.27 Kesetaraan Luas HSS SCS-Segitiga dengan HSS SCS-Segitiga Tak-
Berdimensi
dengan cara yang lebih mudah yaitu mengalikan AHSS dengan Qp dan Tp,
Gambar 4.28 Kesetaraan volume HSS generik dengan HSS yang telah
dinormalkan
Jika hidrograf banjir dinormalkan dengan faktor Qp dan Tp, maka volume
VHSS = Qp Tp AHSS
dimana AHSS adalah luas HSS tak berdimensi yang dapat dihitung secara
exact atau secara numerik. Untuk hujan efektif R=1 mm pada suatu DAS luas
ADAS (km2), maka volume hujan efektif satu satuan R=1 mm yang jatuh
Dari definisi hidrogrpf satuan sitetis dan prinsip konservasi massa, dapat
disimpulkan bahwa volume hujan efektif satu satuan yang jatuh merata di
seluruh DAS (VDAS) harus sama volume hidrograf satuan sintetis (VHS)
dengan waktu puncak Tp, atau 1000 ADAS = AHSS Qp Tp 3600 sehingga
(1 mm), Tp= Waktu puncak (jam), ADAS = Luas DAS (km2) dan AHSS = Luas
HSS tak berdimensi yang dapat dihitung secara exact atau secara numerik.
Methode ITB bentuknya jauh lebih sederhana namun bersifat lebih umum.
cara ITB, maka jika seandainya bentuk kurva dasar hidrograf yang digunakan
adalah kurva Nakayasu atau kurva Snyder, maka debit puncak dan bentuk
HSS yang
dihasilkan dan juga hidrograf hasil superposisi untuk distribusi hujan tertentu
yang diketahui.
pintu.
yaitu
ds
IO
dt
dimana :
ds
= perubahan storage (tampungan) terhadap waktu
dt
berikut :
I1 I2 S1 O1 S2 O2
2 Δt
2 Δt 2
jika :
S1 O
1 Ψ dan
Δt 2
S2 O
2
Δt 2
I1 I2
2 Ψ
maka debit banjir rencana supaya didasarkan pada debit banjir yang pernah
sebagai berikut :
Q = C . L . H3/2
Dimana :
Q = debit ( m3/dt )
C = koefisien debit
n = jumlah pilar
Xu1 = 0,282 Hd
Xu2 = 0,175 Hd
R1 = 0,5 Hd
R2 = 0,2 Hd
1 = sin-1 (Xu1/R1)
a = (R1-R2) sin 1
b = Xu - a
2 = sin-1 (b/R2)
Koordinat P : ( Xd, Yd )
cukup.
adalah :
P H/5
V 4 m/dt
Dimana :
yang berubah menyempit dengan bentuk saluran yang datar. Pada akhir
saluran transisi terdapat end sill setinggi h dengan kemiringan 1:3,00. Saluran
2 2
v v
Z1 + d1 cos + 1 = Z2 + d2 cos + 2 + hf
2g 2g
Dimana :
4x n2 Q2 n2 n2
(=
0 R 4 / 3 A2
dx = ½ { 4/3
R1 A1
2
4/3
R2 A2
2
}Q2(x
Dimana :
R = radius hidrolik
A = luas penampang
Penentuan tipe kolam olak oleh USBR dikelompokan berdasarkan nilai Froud
number (FR).
curve pada sungai yang untuk mendapatkan elevasi lantai terminal channel
Q2 A3
g T
Dimana :
Q = Debit ( m3/dt )
keadaan:
Kondisi Normal
Kondisi Gempa
Kondisi Normal
Kondisi Gempa
Kondisi Normal
Kondisi Gempa
peredam energi.
f =
Mv > 1,5 (Kondisi normal)
Mh
> 1,2 ( Kondisi gempa)
e =
Mv Mh B / 2 < B/6 (Kondisi norma)
V
b. Stabilitas geser
Sf =
V. f > 1.5 (Kondisi normal)
H
> 1.2 (Kondisi gempa)
2V
e < B/3 max =
Lx3.( B / 2 e)
Sf =
V > 1.5 (Kondisi normal),
U
Dimana :
B = Lebar konstruksi
L = Panjang konstruksi
Bendungan beton
Bendungan Beton
juga bendungan beton yang rendah yang dibangun pada fondasi kerikil.
memiliki kuat tekan yang tinggi tetapi kuat tarik yang rendah. Oleh karena
Bendungan Urugan
berdasar pada material yang digunakan, baik untuk urugan tanah maupun
Bendungan urugan didesain secara spesifik sesuai dengan kondisi lokasi dan
Bendungan Komposit
jenis ini adalah bahwa bagian bendungan beton biasanya dibuat mampu
untuk mengalirkan aliran air banjir selama konstruksi dan sebagai bangunan
Bendungan ini dapat dibangun pada bagian lembah yang lebar dan dapat
urugan.
Bagian bendungan beton memerlukan fondasi yang cukup kuat dan cukup
berikut :
z
B= 10 (dalam feet) , dimana z adalah ketinggian air di waduk.
5
Kebutuhan tinggi jagaan dihitung dari rumus dengan kondisi muka air
Dimana :
hu > 0,50 m, bila ada beragam analisa hidrologi dan untuk pelimpah tanpa
pintu
Jadi tinggi tubuh bendungan adalah tinggi muka air kolam pada kondisi
adanya bangunan yang sudah ada dimana tidak bisa diabaikan yaitu
Hd = Hk + Hb + Hf (+ Hs)
Dimana :
(a) Ukuran batu untuk rip-rap dan berat volume bahan batu,
antara kedua sisi tebing kolam tampungan (waduk). Pada bendungan tipe
oleh angin dan hujan. Pelindung lereng sebelah hulu untuk tipe urugan
Bundar. Bidang luncur bundar dibagi dalam beberapa irisan vertikal, maka
Dimana :
Fs = Faktor keamanan
luncur
luncur
setiap
S
h W En+1
En
W
S
N
N
l N u.
a) Bagian Hulu
Pada saat air waduk penuh (reservoir full) untuk kondisi normal (Fs (
Pada saat air waduk banjir untuk kondisi normal (Fs ( 1.3).
b) Bagian Hilir
Pada saat air waduk penuh (reservoir full) untuk kondisi normal (Fs (
Bidang Luncur Kombinasi. Pada metode ini garis lurus tidak berbentuk
karateristik sendiri.
Tabel 4.18. Faktor Keamanan lereng bendungan untuk berbagai kondisi beban
Lereng
No Kondisi Beban FK. Min
Ditinjau
yang ditimbulkan oleh adanya air filtrasi yang mengalir melalui celah-celah
H = mv . v . H
dimana :
penyelidikan tanah.
penyelidikan
tanah.
rumus :
ad n(ac.z ) m
ad
kg
g
Dimana :
Dua tipe tanah fondasi yang digunakan untuk pertimbangan yaitu lapisan
Percepatan gempa (ad) dan koefisien gaya gempa horisontal (kg) dihitung
Tipe tanah n M
20 85
50 117
100 160
200 176
lainnya.
cofferdam), serta saluran pengelak dengan inlet dan outlet di bagian hulu
bangunan adalah :
3. dimensi cofferdam.
timbunan homogen) dengan material tanah dari borrow area dengan jenis
tahun (Q20) yang dikontrol dengan debit periode ulang 25 tahun (Q25) Tipe
Aliran bebas terjadi ketika perbandingan tinggi muka air dan tinggi
1 2/3 1/2
V R S
n
Q =A.V
Dimana :
S = Kemiringan saluran
Syarat yang harus dipenuhi untuk aliran tekan (pressure condition) adalah
d
: > 1,2
D
Dimana :
Berlaku rumus : Q = A . V
HA + ZA = H + ZB
dimana :
Dimana :
V 2 V 2 fL1 V 2 V 2
H = fe + ftr + + fcon +
2g 2g D1 2 g 2 g
V 2 V 2
fb + fo
2g 2 g
V 12 L
H = fe ftr f D fcon fb fo
2g
V2
= f
2g
2. g .H
V =
f
Q = A.V
2. g .H
= A.
f
menghindari sumbatan.
Pengambilan debit air dari waduk melalui saluran pipa pengambilan yang
sebagai pintu pengatur dapat juga berfungsi sebagai pintu darurat yang
2.g(H hL )
Q = C.A
Dimana :
sebagai berikut :
Dimana :
A. PENGGAMBARAN / DRAWING
Perhitungan BOQ dan RAB didasarkan pada biaya pembebasan tanah dan
volume pekerjaan dengan analisa harga satuan pekerjaan. Item dari BOQ dan
Pekerjaan persiapan
Tubuh Bendungan
Bangunan pengambilan
Bangunan olakan
Bangunan spillway/pelimpah
Hasil analisis dari perhitungan RAB disajikan dalam satu bentuk laporan yaitu
Laporan BOQ dan RAB dan juga merupakan bagian dari Laporan Penunjang.
Tiga parameter yang akan dihitung dalam analisis ekonomi adalah sebagai
berikut:
Return)
baku .
fungsi waduk.
Menghitung volume pekerjaan (BOQ) dan estimasi biaya dari konstruksi baik
dari komponen bangunan sipil maupun mesin listrik, termasuk biaya O/P
bentuk analisa break-even point, benefit cost ratio maupun internal rate of
ekonomi, yang dikenal dengan istlah nisbah B/C (B/C ratio). Perhitungan nisbah
B/C didasarkan pada awal tahun perncanaan (Present value). Sedangkan nilai
t
1
P/F =
1 tb
n
PBT = B
t 1
t
Dengan :
LP1 = Luas areal pertanian musim-1 yang dapat diari pada tahun
ke-t (ha)
LP2 = luas areal pertanian musim-2 yang dapat diairi pada tahun
ke-t (ha)
LP3 = Luas areal pertanian musim-3 yang dapat diari pada tahun
ke-t (ha)
diperoleh
diperoleh
Blama = Total besar keuntungan petani tiap tahun bila tanpa proyek
(rupiah)
dan T
(rupiah)
(P/F, tb % ,32)
(rupiah)
kedua
B/C = PBT
PCT
ditunjukkan pada tabel berikut. Sedangkan nilai EIRR diperoleh dengan mencari
Parameter lain yang akan dihitung dalam analisis ekonomi ini antara lain :
Hasil analisis dari studi ini dan rekomendasinya selanjutnya disusun menjadi
Laporan Analisis Ekonomi. Laporan ini juga merupakan bagian dari Laporan
Penunjang.