Bab I-VIII
Bab I-VIII
PENDAHULUAN
A. SEJARAH STATISTIK
Dalam perkembangannya, kata statistik mulai dikenalkan oleh Profesor
Gottfried Achenwall di Gottingen pada pertengahan abad 18. Kemudian Dr.
Zimmerman membawa kata tersebut ke daratan Inggris dan mengubahnya
menjadi statistik. Penggunaan kata tersebut mulai popular dengan terbitnya buku
Statitical Account of Scotland 1791 1799 oleh Sir John Siclair. Pada kurun
waktu yang kurang lebih sama, William Playfair (1759-1823) memberikan
sumbangan pada ilmu statistik tentang penyajian data dengan grafik garis,
gambar batang (bar) dan gambar lingkaran (Pie).
Ilmu statistik kemudian terus berkembang, dan salah satu penggunaan
metode statistik dalam kegiatan ilmiah adalah ketika Galton menggunakan
korelasi (dibahas dalam buku lain) dalam penelitian ilmu Biologi pada tahun
1880. Kemudian tahun 1922 Ronald Fisher (1890-1962) mulai memperkenalkan
berbagai konsep baru dalam ilmu statistik, sehingga ia dianggap sebagai salah
satu pendiri statistik modern. Kontribusi Fisher antara lain ada pada penemuan
metode untuk menangani sampel dalam jumlah kecil, Analisis Varians
(ANOVA), konsep maximum likehood, uji hipotesa dan sebagainya. Pada masa
yang sama. Karl Pearson, teman sekerja Fisher, memperkenalkan konsep korelasi
atau hubungan antar variabel dalam berbagai penelitiannya di bidang biologi.
B. PENGERTIAN STATISTIK
Salah satu defenisi mengatakan bahwa statistik adalah ilmu untuk
pengambilan
keputusan.
Pengambilan
keputusan
ini
dimulai
dengan
2.
3.
Jika digambarkan
Populasi
Sampel 1
Sampel 2
Statistik deskriptif
Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik
yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah
dipahami.
Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau
memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau
fenomena.
Dengan
kata
lain,
statistik
deskriptif hanya
berfungsi
dispersi
(jangkauan,
simpangan
rata-rata,
variasi,
2)
distribusi teoretis,
3)
4)
5)
uji hipotesis.
6)
7)
statistik deskriptif
Sampel
Statistik
Deskriptif
Statistik
Deskriptif
Statistik
Indukti
Populasi
Contoh :
Jumlah hewan ternak yang dipelihara berjumlah 0,1, 2, 3. Tidak mungkin
berjumlah 0,5; 1,43; 2,4525.
2. Variabel Kontinu
Variabel kontinu adalah variabel yang memiliki nilai sembarang, baik
berupa nilai bulat maupun pecahan, diantara dua nilai tertentu atau variabel
yang mengambil seluruh nilai dalam suatu interval.
Contoh :
a.
b.
S = { X : 3 X 8}
3. Pembulatan Data
Pembulatan biasanya dilakukan pada bilangan terdekat. Pembulatan
kebawah dapat dilakukan pada bilangan sampai dengan 5, selebihnya
dibulatkan ke atas
Contoh:
a.
b.
4. Notasi Sigma
Notasi menggunakan lambing
n
Xi X 1 X 2 X 3 ......... Xn
i 1
Contoh:
Dua variabel X dan Y masing-masing memiliki nilai :
X1 = 5, X2 = - 4. X3 = 8, X4 = -1
Y1 = -3, Y2 = 8, Y3 = -4, Y4 = 7
Hitunglang : a. X; b. XY ;
c. Y2 ; d. X2 Y
Penyelesaian :
a.
X = 5 +(-4) + 8 + (-1) = 8
b.
c.
d.
SOAL-SOAL LATIHAN
1.
2.
3.
4.
5.
b. 57,7
c. 0,0175
d. 128, 8885
e. 576
BAB II
DATA STATISTIK
A. PENGERTIAN DATA
Data adalah sekumpulan bilangan atau keterangan yang dapat
menerangkan sesuatu. Sesuatu yang diketahui bisaanya didapat dari hasil
pengamatan atau percobaan dan hal itu berkaitan dengan waktu dan tempat.
Anggapan atau asumsi merupakan suatu perkiraan atau dugaan yang sifatnya
masih sementara, sehingga belum tentu benar. Oleh karena itu, anggapan atau
asumsi perlu diuji kebenarannya.
Contoh :
1.
2.
Pada tahun 1968 penduduk dunia lebih dari 3.000 juta manusia.
3.
4.
10
B. PENGUMPULAN DATA
Data statistik dapat dikumpulkan dengan menggunakan prosedur yang
sistematis. Pengumpulan data dimaksudkan sebagai pencatat peristiwa atau
karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi.
Pengumpulan
data
dapat
dibedakan
atas
beberapa
jenis
berdasarkan
karakteristiknya, yaitu :
1. Berdasarkan jenis cara pengumpulannya
a.
Pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun
dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium), terhadap objek yang
diteliti (populasi). Pengamatan disebut juga penelitian lapangan.
b. Penelusuran literature
Penelusuran
literature
adalah
cara
pengumpulan
data
dengan
menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data
dari peneliti sebelumnya.
c.
kuesioner
adalah
cara
pengumpulan
data
dengan
11
diperoleh dari hasil sensus disebut parameter atau data yang sebenarnya
(true value).
Contoh :
1) Sensus penduduk Indonesia tahun 2010, memberikan data sebenarnya
mengenai penduduk Indonesia.
2) Sensus pegawai negeri tahun 1993
3) Sensus penduduk keluarga miskin
b. Sampling
Sampling adalah cara pengumpulan data dengan mengambil
sebagian dari elemen atau anggota populasi untuk diselidiki. Data yang
diperoleh dari sampling disebut statistik (tanpa s) atau data perkiraan
(estimate value).
Contoh :
Misalkan dalam sebuah kabupaten ada 750 rumah tangga yang
melakukan kegiatan MCK di Kali., namun hanya 100 rumah tangga yang
diselidiki dan dianggap sebagai sampel yang mampu mewakili lainnya.
C. PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dimaksudkan sebagai suatu proses untuk memperoleh data
ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu. Data
ringkasan yang diperoleh dari pengolahan data itu dapat berupa jumlah (total),
rata-rata (average), persentase (percentage), dan sebagainya.
Contoh :
Data mentah, misalnya biaya kebutuhan selama satu bulan keluarga A:
Penghasilan
= 8 juta
= 1 juta
12
= 1 juta
Biaya rekreasi
= 1 juta
= 1 juta
Pengolahan data :
Jumlah pengeluaran
3
Persentase pengeluaran uang belanja dalam satu bulan = x 100% 37,5%
8
D. PENYAJIAN DATA
Data yang sudah diolah, agar mudah dibaca dan dimengerti oleh orang lain
atau pengambil keputusan, perlu disajikan ke dalam bentuk-bentuk tertentu.
1. Tabel Data
Tabel data, disingkat tabel adalah penyajian data dalam bentuk kumpulan
angka yang disusun menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar.
Dalam label, data disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya
angka, historis, atau menurut kelas-kelas yang lazim.
Sebuah tabel memuat bagian-bagian sebagai berikut.
Contoh:
Tabel 2. 1. Produksi Kaolin Indonesia
Tahun
Jumlah (ton)
1977
36.460
1978
37.800
1979
60.760
1980
85.463
1981
82.249
Sumber : Survei, PPTM 1993
Kepala
Leher
Badan
Kaki
13
2. Grafik Data
Grafik data, disebut juga diagram data, adalah penyajian data dalam bentuk
gambar-gambar. Grafik data dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:
a. Piktogram
Piktogram adalah grafik data yang menggunakan gambar atau lambang dari
data itu sendiri dengan skala tertentu.
Contoh :
Penduduk dunia pada akhir abad ke-20 diperkirakan :
1) Afrika
2) Amerika
3) Asia
4) Eropa
5) Jerman
: 50 juta jiwa
6) Uni Soviet
14
697
1986
1991
1987
1988
1989
1990
1991
15
1997
2010
Australia
70
78,1
Portugal
38,5
39
Denmark
8,7
29
Italia
16
25
Jerman
4,5
12,5
Belanda
3,5
Belgia
1,1
16
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Australia Portugal Denmark
Italia
Jerman Belanda
Belgia
Negara
= 21 %
b) Australia = 6 %
17
c) Hongkong = 3 %
d) India
= 13 %
e) Malaysia = 19 %
f) RRC
= 30 %
g) Thailand = 4 %
h) Lainnya
=4%
Australia
6%
Malaysia
19%
India
13%
Hongkong
3%
Gambar 2.4. Grafik Impor Flespar Menurut Negara Asal, Tahun 1994
e. Kartogram
Kartogram atau peta statistik adalah grafik data berupa peta yang
menunjukkan kepadatan penduduk, curah hujan, hasil pertanian, hasil
pertambangan, dan sebagainya.
18
Contoh :
Tabel 2.4 Pemasaran Pesawat Televisi
Perusahaan X, Semester I 1990
Daerah Pemasaran
Semarang
Jumlah
500.000
Yogyakarta
400.000
Purwokwerto
300.000
Tegal
300.000
Pati
200.000
Surakarta
350.000
19
E. PEMBAGIAN DATA
Data dapat dibagi dalam kelompok tertentu berdasarkan kriteria yang
menyertainya, misalnya menurut susunan, sifat, waktu pengumpulan, dan sumber
pengambilan.
1. Pembagian Data Menurut Susunannya
Menurut susunannya, data dibagi atas data acak atau tunggal dan data
berkelompok.
a. Data acak atau data tunggal
Data acak atau tunggal adalah data yang belum tersusun atau
dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval.
Contoh:
Data tinggi debit air di sebuah bendungan selama 30 hari terakhir dalam
satuan centimeter sebagai berikut :
Tabel 2.5. Data Tinggi Debit Air (cm)
125,3
145,2
158,3
125,3
127,6
145,3
153,2
145,2
127,2
145,2
146,2
126,3
178,6
159,6
149,6
155,6
165,3
147,5
205,3
214,6
158,9
201,5
221,3
204,5
168,5
145,6
199,5
205,6
201,4
198,6
b. Data berkelompok
Data berkelompok disusun dalam bentuk distribusi frekuensi atau
tabel frekuensi. Data nilai dan jumlah mahasiswa untuk mata kuliah
statistik ialah sebagai berikut
20
Turus
Frekuensi
12
III
34
IIII
56
IIII IIII
10
78
15
9 10
IIII II
21
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumbersumber yang telah ada. Data itu bisaanya diperoleh dari perpustakaan
arsip, atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu. Data sekunder
disebut juga data tersedia
22
SOAL-SOAL LATIHAN
1.
2.
Pasifik
Atlantik
Hindia
Antartika
Arktika
Luas
63,8
31,5
28,4
7,6
1,8
Berikan contoh grafik batang, grafik garis, dan grafik lingkaran, dari data tabel
buatan anda sendiri.
4.
industri:
Industri
kertas
12%
5.
Industri cat
5%
Industri
barang
karet dan
ban
3%
Industri
keramik
dan porsen
Industri
kosmetik
24%
55%
Industri
lainnya
1%
Tabel di bawah ini adalah spesifikasi Zeolit sebagai imbuh makanan ternak:
SiO2
TiO2
Al2O3
Fe2O3
Na2O
CaO
MgO
64,5%
0,32%
11,95%
0,45%
4,22%
1,21%
0,13%
23
BAB III
DISTRIBUSI FREKUENSI
a. batas kelas bawah (lower class limits), terdapat di deretan sebelah kiri
setiap kelas;
b. batas kelas atas (upper class limits), terdapat di deretan sebelah kanan
setiap kelas.
Batas kelas merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di antara kelas
yang satu dengan kelas yang lain masih terdapat lubang tempat angkaangka tertentu.
3. Tepi kelas (class boundary/real limits/true class limits)
Tepi kelas disebut juga batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak
memiliki lubang untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas
yang lain. Terdapat dua tepi kelas, yaitu:
a. tepi bawah kelas atau batas kelas bawah
b. tepi atas kelas atau batas kelas atas.
Penentuan tepi bawah kelas dan tepi atas kelas bergantung pada keakuratan
pencatatan data.
a. Apabila data dicatat dalam bilangan bulat, maka
1) tepi bawah kelas = batas bawah kelas - 0,5
2) tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5
b. Bila data dicatat satu angka dibelakang koma, maka
1) tepi bawah kelas = batas bawah kelas 0,05
2) tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,05
c. Bila data dicatat dua angka belakang koma , maka
1) tepi bawah kelas = batas bawah kelas - 0,005
2) tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,005
4. Titik tengah kelas atau tanda kelas (class mid point, class marks)
Titik tengah kelas adalah angka atau nilai data yang tepat terletak di tengah
suatu kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya.
25
Frekuensi (f)
31 40
41 50
51 60
19
61 70
15
71 80
25
81 90
20
91 100
13
Jumlah
100
26
e) Tepi bawah kelas-kelas adalah 30,5; 40,5; 50,5; 60,5; 70,5; 80,5; 90,5.
f)
Tepi atas kelas-kelas adalah 40,5; 50,5; 60,5; 70,5; 80,5; 90,5; 100,5.
j)
Keterangan:
k = banyaknya kelas
n = banyaknya data
Hasilnya dibulatkan, bisanya ke atas.
6. Menentukan panjang interval kelas.
Panjang interval kelas ( i )
jangkauan ( R )
banyak kelas ( k )
27
menggunakan rumus
=
+ 1
Keterangan :
R
= jangkauan
28
79
74 71 75
74 72 68
72 73 72
74
75 74 73
74 65 72
66 75 80
69
82 73 74
72 79 71
70 75 71
70
70 70 75
76 77 67
66 67
b.
71 71 72
68 69
70 70
70 70
71
72 72
72 72
72 73
73
73
74 747 74 74
74 74
74 75
75
75
75 75
78 79
79 80
82
76 77
b. Jangkauan ( R ) = 82 65 = 15
c. Banyak kelas (k) adalah
k = 1 + 3,3 log 40
= 1 + 5,3 = 6,3 6
d. Panjang interval kelas
= 2,5 3
29
Turus
Frekuensi
65 - 67
III
68 - 70
IIII I
71 - 73
IIII IIII II
12
74 - 76
13
77 - 79
IIII
80 - 82
II
Jumlah
40
278,64
146,40
45,87
1956
1957
1958
9,63
154,04
84,95
1967
1968
1969
31,43
148,10
121,76
1948
1949
6,65
441,74
1959
1960
104,49
341,66
1970
1971
79,85
53,80
1950
1951
1952
1953
1954
134,22
12,09
93,73
124,59
219,74
1961
1962
1963
1964
1965
177,26
38,51
28,32
78,44
39,64
1972
1973
1974
1975
112,70
185,76
133,37
97,98
1955
71,36
1966
90,90
30
Penyelesaian :
a.
Urutkan data :
Urutan
b.
Urutan
Debit
(m3/s)
6,65
Urutan
12
Debit
(m3/s)
79,85
23
Debit
(m3/s)
146,4
9,63
13
84,95
24
148,1
12,09
14
90,9
25
154,04
28,32
15
93,73
26
177,26
31,43
16
97,98
27
185,76
38,51
17
104,49
28
219,74
39,64
18
112,7
29
278,64
45,87
19
121,76
30
341,66
53,8
20
124,59
31
441,74
10
71,36
21
133,37
11
78,44
22
134,22
= 1 + 3,3 log 31
= 1 + 4,921 = 5,921 6
=
= 72,515 73
c.
d.
Batas kelas pertama adalah 6 (data yang kecil dari data terkecil hasil
pelebaran jangkauan). Seharusnya data terkecil adalah 6,65. Apabila
diambil 6,65 sebagai batas bawah kelas pertama, maka pada akhirnya
ada data yang tidak masuk dalam kelas. Oleh karena itu, data terkecil
diperlebar menjadi 6.
31
e.
Turus
Frekuensi
IIII IIII
10
79 151
14
152 224
IIII
225 297
298 370
271 443
untuk
menggambarkan
distribusi
frekuensi.
Histogram
32
Contoh soal:
Tabel 3.5. Distribusi Frekuensi Debit Air Sungai
Debit
(m3/s)
6 78
Turus
Frekuensi
10
Tepi interval
kelas
5,5 78,5
Titik
Tengah
42
IIII IIII
79 151
14
78,5 151,5
115
152 224
IIII
151,5 224,5
188
225 297
224,5 297,5
261
298 370
297,5 370,5
334
271 443
370,5 443,5
357
Histogram
16
14
12
10
Frekuensi
a.
8
6
4
2
0
298
370
443,5
225
297
370,5
152
224
297,5
79 151
224,5
151,5
6 78
78,5
5,5
0-6
271
443
Debit m3/s
Gambar 3.1. Histogram Tinggi Debit Air
33
b.
Poligon Frekuensi
16
14
14
Frekuensi
12
10
10
8
6
4
2
0
0-6
6 78
79
151
Debit m3/s
Gambar 3.2. Poligon Tinggi Debit Air
kriteria-kriteria
tertentu,
distribusi
frekuensi dapat
dibedakan atas tiga jenis, yaitu distribusi frekuensi bisaa, distribusi frekuensi
relatif, dan distribusi frekuensi kumulatif.
1.
34
Contoh :
Tabel 3.6. Nilai Ujian Statistik untuk 80 Mahasiswa
b.
Nilai Ujian
35 44
45 54
55 64
65 74
23
75 84
20
85 94
19
95 104
Jumlah
80
Banyaknya Peristiwa
(f)
4
Jumlah
30
35
2.
100,
= 1, 2, 3,. . . .
Frekuensi
f1
f2
Jumlah
Frekuensi
Relatif
=1
dinyatakan
dalam bentuk
36
Contoh :
Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Relatif
Frekuensi Relatif
Debit
(m3/s)
6 78
79 151
152 224
225 297
298 370
271 443
Jumlah
3.
Persen
32,258
45,161
11,765
3,226
3,226
3,226
100
b.
37
Frekuensi kumulatif
Kurang dari 65
=0
65 - 67
Kurang dari 68
0+3
=3
68 - 70
Kurang dari 71
0+3+6
=9
71 - 73
12
Kurang dari 74
0 + 3 + 6 + 12
= 21
74 - 76
13
Kurang dari 77
0 + 3 + 6 + 12 + 13
= 34
77 - 79
Kurang dari 80
0 + 3 + 6 + 12 + 13 + 4
= 38
80 - 82
Kurang dari 83
0 + 3 + 6 + 12 + 13 + 4 + 2
= 40
Grafik distribusi frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif kurang dari
atau ogif positif.
frkuensi kumulatif
Contoh:
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
65
68
71
74
77
80
83
Diameter (mm)
38
Contoh:
Tabel 3.11. Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari
Distribusi Frekuensi
Bisaa
Pipa
Frekuensi
(mm)
Frekuensi kumulatif
Lebih dari 65
= 40
65 - 67
Lebih dari 68
40 3
= 37
68 - 70
Lebih dari 71
40 3 6
= 31
71 - 73
12
Lebih dari 74
40 3 6 12
= 19
74 - 76
13
Lebih dari 7
40 3 6 12 13
=6
77 - 79
Lebih dari 80
40 3 6 12 13 4
=2
80 - 82
Lebih dari 83
40 3 6 12 13 4 2
=0
Grafik distribusi frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif lebih dari
atau ogif negatif
frekuensi kumulatif
Contoh :
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
65
68
71
74
77
80
83
Diameter pipa
SOAL-SOAL LATIHAN
1.
2.
Apa yang dimaksud interval kelas, batas kelas, tepi kelas, serta titik tengah kelas
3.
Tebal (m)
Nama
Tebal (m)
BH - 041
7,5
BH - 001
11,25
BH - 042
6,25
BH - 063
1,5
BH - 076
5,74
BH - 011
2,12
BH - 069
8,08
BH - 062
10,74
BH 043
0,7
BH - 002
3,6
BH - 044
9,4
BH - 036
9,52
BH 046
4,5
BH -0 20
6,55
BH - 41
0,5
BH - 049
0,30
BH- 026
4,69
BH- 037
9,80
Tentukan:
a. Batas bawah kelas ke- 4
b. Batas atas kelas ketiga
c. Titik tengah kelas kelima
d. Tepi bawah kelas ke tujuh
e. Panjang interval kelas ke- 2
f. Buat distribusi frekuensinya
g. Buat histogram dan polygon
h. Buat distribusi frekuensi relatif beserta ogif
4. Temperatur udara pada sebuah kota dalam seblan terakhir adalah sebagai berikut:
40
25,6
30,5
33,2
37,4
35,6
32,2
28,1
26,7
25,4
22,9
26,7
24,9
31,2
27,8
29,3
28,4
32,3
33,4
35,4
35,6
32,9
31,2
33,2
27,5
27,8
28,7
29,6
28,4
32,3
41
BAB IV
UKURAN NILAI PUSAT
(baca eks
bar).
Mencari rata-rata hitung secara umum dapat ditentukan dengan rumus
42
1 + 2 + +
Keterangan:
= rata-rata hitung (mean)
X
= wakil data
= jumlah data
Contoh soal:
Data temperatur udara di sembilan kota di pulau Jawa dalam sebulan
terakhir
Tabel 4.1 Temperatur Udara
Kota
Malang
Temperatur
(oC)
21
Surabaya
21
Yogyakarta
26
Bandung
23
Semarang
27
Jakarta
28
Magelang
23
Solo
23
Cirebon
25
43
Penyelesaian :
Rata rata temperatur di sembilan kota tersebut adalah :
X
=9
= 21 + 24 + 26 + 23 + 27 + 28 + 23 + 23 + 25 = 220
220
= 24,44
9
1 1 + 2 2 + .+
+
+ +
+
+
= ,
44
+
+
+ .+
+ .+
Contoh soal :
Sebuah perusahaan tambang memiliki 40 pekerja. Dari keseluruhan
pekerja, pemillik perusahaan memberikan gaji, yaitu 5 orang dengan
gaji Rp. 6.000.000/bulan, 10 orang dengan Rp.4.500.000/bulan dan 25
orang dengan gaji Rp.2.500.000/bulan. Berapa rata-rata rupiah yang
dikeluarkan oleh pemilik perusahaan itu perbulan untuk setiap
pekerja.
Penyelesaian :
f1 = 5, m1 = Rp. 6.000.000
f2 = 10, m2 = Rp. 4.500.000
f2 = 25, m2 = Rp. 2.500.000
. .
+
.
=
=
Jadi gaji rata-rata yang harus dikeluarkan adalah Rp. Rp. 3.437.500
45
Contoh soal:
Tentukan rata-rata hitung dari tabel dibawah ini
Tabel 4.2. Perhitungan Frekuensi Debit Sungai
Interval Kelas
(m3/s)
0 59
Frekuensi
(f)
9
60 119
10
120 179
180 239
240 299
300 359
360 419
420 479
46
Penyelesaian :
fX
Interval Kelas
Titik
Frekuensi
(m /s)
Tengah (X)
(f)
0 59
29,5
265,5
60 119
89,5
10
895
120 179
149,5
1196
180 239
209,5
838
240 299
269,5
1078
300 359
329,5
659
360 419
389,5
779
420 479
449,5
449,5
30
6160
Jumlah
6160
= 205,33
30
2. Median
Konsep median
menjadi dua bagian yang sama besar, kemudian menghitung nilai data yang
membagi data menjadi dua tersebut. Median adalah nilai tengah dari data
yang ada setelah data diurutkan. Median ditulis singkat atau disimbolkan
dengan Me atau Md.
a. Median data tunggal
Median untuk data tunggal dapat dicari :
1) Jika jumlah data ganjil, mediannya adalah data yang berada paling
tengah
2) Jika jumlah datanya genap, mediannya adalah jumlahdua data yang
berada ditengah.
47
a)
+2
2
2+
2
Atau secara singkat median dapat ditentukan :
( + 1)
=
Contoh soal :
Tentukan median
1) 4, 3, 2, 6, 7, 5, 8
2) 11, 5, 7, 4, 8, 14, 9, 12
Penyelesaian :
1) Uratan data : 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Jumlah data (n) = 7 (ganjil)
=
+
2
8+9
= 8,5
2
1
( 2)
+ 2
48
Keterangan :
Me
= median
= jumlah frekuensi
( 2)
fMe
Contoh soal :
Tentukan median dari distribusi frekuensi berikut :
Tabel 4. 3 Diameter 40 buah pipa
Diameter Pipa (mm) Frekuensi (f)
65 67
68 70
71 73
13
74 76
14
77 79
80 - 82
Penyelesaian :
Jumlah frekuensi (n)
= 40 dan
= 20
1 + 2 + 3 = 20 20
Jadi, kelas median adalah kelas ke 3
49
= 70,5
( 2)
= 7
=3
fMe
= 13
1
( 2)
+ 2
= 70,5 +
20 7
3 = 73,5
13
3. Modus (Mode)
Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam data. Modus sering
ditulis
Modus
=9
Modus
= tidak ada
Modus
= 4 dan 11
Modus
= 1, 3, 7, dan 12
50
1
1+ 2
Keterangan :
Mo
= modus
d1
d2
Contoh soal :
Tentukan modus dari distribusi frekuensi pada tabel 3.1.
Penyelesaian :
Dari tabel 3.1 diketahui bahwa kelas modus adalah kelas
L
= 60,5
d1
= 10 9 = 1
d2
= 10 8 = 2
= 60
1
1+ 2
1
= 60,5 +
60
1+2
= 80,5
=
51
4. Ukuran-ukuran Lain
a. Fraktil
Fraktil adalah nilai-nilai yang membagi seperangkat data yang telah
terurut menjadi beberapa bagian yang sama. Fraktil dapat berupa kuartil,
desil, dan persentil
1) Kuartil (Q)
Kuartil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah
terurut menjadi empat bagian yang sama. Terdapat tiga jenis kuartil,
yaitu kuartil bawah atau pertama (Q1), kuartil tengah atau kedua (Q2),
dan kuartil atas atau ketiga (Q3). Kuartil kedua sama dengan median.
a) Kuartil data tunggal
=
( + 1)
, = 1, 2, 3
4
Contoh :
Tentukan kuartil dari data 2, 6, 8, 5, 4, 9, 12
Penyelesaian :
Data diurutkan : 2, 4, 5,6,8, 9, 12
n=7
=
1=
2=
3=
)
(
= 2,
= 4,
= 6,
52
Keterangan :
Bi
= 1, 2, 3
fQi
1,
( 1)
(2)
2,
( 2)
(3)
3,
( 3)
Contoh soal :
Tentukan kuartil ke-1 (Q1), kuartil ke-2 (Q2) dan kuartil ke-3 (Q3)
Tabel 4.4 Analisa Kadar Cu
Cu (%)
0,1 3
3,1 6
6,1 9
9,1 12
12,1 15
15,1 18
18,1 - 21
Jumlah
Frekuensi (f)
8
7
9
2
1
2
1
30
53
Penyelesaian :
n = 30, berarti
= 7,5;
= 15; dan
= 22,5
(
+ 4
1 30
0
4
1 = 0,05 +
3
8
= 0,05 + 2,813 = 2,863
2 30
8
4
2 = 3,05 +
3
7
= 3,05 + 3 = 6,05
3 30
4 15 3
3 = 6,05 +
9
= 6,05 + 2,5 = 8,55
2) Desil (D)
Desil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut
menjadi sepuluh bagian yang sama. Terdapat Sembilan jenis desil,
yaitu desil pertama (D1), desil kedua (D2), .. dan desil ke sembilan
(D9). Desil kelima sama dengan median.
54
, = 1, 2, . , 9
Contoh soal :
Tentukan desil ke- 3 (D3) dan desil ke- 7 (D7) dari data berikut ini :
23, 30, 32, 34, 38, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46
Penyelesaian :
D3 = data ke
= data ke
= data ke 4,2
= data ke 9,8
( )
Keterangan :
Di
= desil ke- i
Bi
= 1, 2, 3,..9
fDi
Contoh soal :
Berdasarkan tabel 4.4 tentukan desil ke-4 (D4) dan desil ke- 8 (D8)
dari distibusi frekuensi berikut.
Penyelesaian :
a. Kelas desil ke-4, jika
4
( )
10
b. Kelas desil ke-4, jika
8
( )
10
Dari tabel 4.4 diketahui n = 30, maka
4
8
(30) = 12
(30) = 24
10
10
Kelas D4 adalah kelas ke- 2
Kelas D8 adalah kelas ke- 3
B2 = 3,05
B3 = 6,05
=8
= 15
C =3
fD4 = 7 dan
fD8 = 9
4 30
8
= 3,05 + 10
3
7
= 3,05 + 1,714 = 4,764
8 30
15
= 6,05 + 10
3
9
= 6,05 + 3 = 9,05
56
3) Persentil
Persentil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah
terurut menjadi seratus bagian yang sama. Terdapat Sembilan puluh
Sembilan persentil, yaitu persentil pertama (P1), Persentil ke dua (P2),
sampai persentil ke sembilan puluh sembilan (P99).
a)
Data tunggal
( + 1)
, = 1, 2, 3, .99
100
=
Contoh soal :
21
22
24
26
26
27
30
31
31
33
35
35
35
35
36
37
38
39
40
41
41
42
43
44
46
47
48
49
50
Penyelesaian :
n =30
10(30+1)
100
310
= nilai ke
=nilai ke 3,1
100
P10 = nilai ke
= X3 + 0,1 (X4 - X3 )
= 22 + 0,1 (24 22) = 22,2
76(30+1)
100
2.356
= nilai ke
=nilai ke 23,56
100
P76 = nilai ke
57
b) Persentil
data
berkelompok
in
- ( fi )o
100
P i = Bi +
C
fPi
Keterangan :
Pi
= persentil ke- i
Bi
= 1, 2, 3, , 99
fPi
Contoh soal :
Tabel 4.5 Tabel Penggunaan Felspar
Na2O (%)
Frekuensi
1,00 4,00
5,00 9,00
10,00 14,00
14
15,00 19,00
35
20,00 24,00
37
25,00 29,00
12
Jumlah
100
Penyelesaian:
35
100
100
88
(n)
(n)
58
f88 o=61
C =5
fP35 = 35 dan fP88 = 27
35(n)
- ( f35 )o
P35 = B35 + 100
C
fP35
35(100)
26
= 14,5 + 100
5
35
= 14,5 + 1,29 = 15,79
88(n)
- ( f88 )o
P88 = B88 + 100
C
fP88
88(100)
61
= 19,5 + 100
5
35
= 19,5 + 5 = 24,5
59
60
d.
Letak modus atau nilai modus yang sebenarnya sukar ditentukan, karena
itu kebanyakan hanya berdasarkan taksiran dalam suatu distribusi.
e.
f.
61
1. Jika rata-rata hitung, median, dan modus memiliki nilai yang sama maka
kurvanya berbentuk simetris. Pada kurva simetris sempurna, nilai rata-rata
hitung, median, dan modus terletak pada suatu titik di tengah-tengah absis dan
ketiga-tiganya berimpit.
2. Jika nilai rata-rata hitung lebih besar daripada nilai median dan lebih besar
daripada nilai modus maka kurvanya mencong ke kanan, karena ujungnya
memanjang ke arah nilai positif. Jadi, distribusi meruncing ke arah nilai tinggi.
3. Jika nilai rata-rata hitung lebih kecil daripada nilai median dan lebih kecil
daripada nilai modus maka kurvanya mencong ke kiri, karena ujungnya
memanjang ke arah nilai negatif. Jadi, distribusi meruncing ke arah nilai yang
rendah.
Dalam bentuk grafik, hubungan ketiga nilai tersebut dapat dilihat seperti di
bawah ini.
62
-42 oF
-30 oF
0oF
11,2oF
-23 oF
-20 oF
-33 oF
-10 oF
Hitunglah rata-rata suhu freezer tersebut dengan menggunakan data tunggal dan
dan data berkelompok.
7. Seorang ahli menyatakan median dari pupuk yang diberikan kepada tanaman
jagung pada luas area tertentu adalah 3 kilogram. Berikut ini adalah pemberian
pupuk pada 10 daerah yang berlainan:
4,2
4,4
3,5
2,5
3,5
3,6
4,9
9,2
2,7
2,1
63
No
sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Grade
Au (gr/t)
1,5
2,3
2,4
2,6
3,2
3,5
4,8
5,5
7,7
No
sampel
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Grade
Au (gr/t)
9,0
12,0
12,1
13,0
13,7
17,2
17,8
24,5
38,9
68,5
a.
b.
c.
d.
e.
Frekuensi
3
5
19
15
25
20
13
100
Tentukan :
Hitunglah rata-rata dari tabel di atas!
a. Tentukan median dan modusnya
b. Tentukan Q3, D 1 dan P25, serta jelaskan artinya berkaitan dengan harga
tersebut
64
BAB V
UKURAN DISPERSI
A. PENGERTIAN DISPERSI
Ukuran dispersi atau ukuran variasi atau ukuran penyimpangan adalah
ukuran yang menyatakan seberapa jauh penyimpangan nilai-nilai data dari nilainilai pusatnya atau ukuran yang menyatakan seberapa banyak nilai-nilai data
yang berbeda dengan nilai-nilai pusatnya.
Ukuran dispersi pada dasarnya adalah pelengkap dari ukuran nilai pusat
dalam menggambarkan sekumpulan data. Jadi, dengan adanya ukuran dispersi
maka penggambaran sekumpulan data akan menjadi lebih jelas dan tepat.
B. JENIS-JENIS UKURAN DISPERSI
1 . Jangkauan (Range, R )
Jangkauan atau ukuran jarak adalah selisih nilai terbesar data dengan
nilai terkecil data. Cara mencari jangkauan dibedakan antara data tunggal dan
data berkelompok.
a. Jangkauan data tunggal
Bila ada sekumpulan data tunggal X 1 , X2 . . ., Xn maka jangkauannya
adalah
=
Contoh soal:
Tentukan jangkauan data: 1, 4, 7, 8, 9, 11!
Penyelesaian:
X6 = 11 dan X1 = 1
Jangkauan = X6 X1 = 11 - 1 = 10
65
Frekuensi
2
4
10
14
12
5
3
50
Penyelesaian:
Dari Tabel 5.1 terlihat:
Titik tengah kelas terendah = 142
Titik tengah kelas tertinggi = 172
Tepi bawah kelas terendah = 139,5
Tepi atas kelas tertinggi
= 174,5
66
1
(
2
67
Frekuensi (f)
2
3
5
14
24
20
12
80
Penyelesaian:
=
+ 4
= 59,5 +
( )
20 10
10
14
3
(
+ 4
= 79,5 +
60 48
10
20
= 79,5 + 6 = 85,5
= 85,5 66,64 = 85,5
=
1
(85,5 66,64) = 9,43
2
68
= 1,5
=
Keterangan :
L
= satu langkah
PD
= pagar dalam
PL
= pagar luar
Contoh soal:
Selidiki apakah terdapat data pencilan dari data dibawah ini
15, 33, 42, 50, 51, 51, 53, 55, 62, 64, 65, 68, 79, 85, 97
Penyelesaian :
= 50
= 68
= 68 50
= 1,5 18 = 27
= 50 27 = 23
= 68 + 27 = 95
Pada data di atas terdapat nilai 15 dan 97 yang berarti kurang dari
pagar dalam (23) atau lebih dari pagar luar (95). Dengan demikian, nilai 15
dan 97 termasuk data pencilan, karena itu perlu diteliti ulang. Adanya nilai 15
dan 97 mungkin disebabkan salah dalam mencatat, salah dalam mengukur,
atau data dari kasus yang menyimpang.
69
|=
Contoh soal :
Tentukan deviasi rata-rata dari 2, 3, 6, 8, 11
Penyelesaian :
2 + 3 + 6 + 8 + 11
=6
5
| = |2 6 | + |3 6| + |6 6| + |8 6| + |11 6| = 14
|
14
= 2,8
5
|=
70
Contoh Soal:
Tentukan deviasi rata-rata dari distribusi frekuensi pada tabel berikut :
Tabel 5.3 Temperatur Selama Sebulan
Temperatur OF
Frekuensi
|X X|
f |X X|
(hari)
-50 sampai -45,1
-47,5
11,3
45,2
10
-42,55
6,3
63
15
-37,55
1,3
19,5
11
-32,55
3,7
40,7
10
-27,55
8,7
87
50
=
=
255,4
255,4
= 0,141
1812,5
4. Varians
Varians adalah nilai tengah kuadrat simpangan dari nilai tengah atau
simpangan rata-rata kuadrat. Untuk sampel, variansnya (varians sampel)
disimbolkan dengan s2. Untuk populasi, variansnya (varians populasi)
disimbolkan dengan 2 (baca: sigma).
a. Varians data tunggal
1) Untuk sampel besar (n > 30)
=
71
( )
1
Contoh soal:
Tentukan varians dari data 2, 3, 6, 8, 11 !
Penyelesaian :
n =5
=
2 + 3 + 6 + 8 + 11
=6
5
(
X2
-4
16
-3
36
64
11
25
121
54
234
30
54
= 13,5
51
72
( )
1
Contoh soal:
Tentukan varians dari distribusi frekuensi berikut:
Tabel 5.4 Pengukuran Diameter Pipa
Diameter
Frekuensi
65 67
68 70
71 73
13
74 76
14
77 79
80 82
Jumlah
40
Penyelesaian:
= 73,425
Diameter
( )
( )
65 67
68 70
71 73
74 76
77 79
80 82
Jumlah
2
5
13
14
4
2
40
66
69
72
75
78
81
-
-7,425
-4,425
-1,425
1,575
4,575
7,575
-
55,131
19,581
2,031
2,481
20,931
57,381
-
110,262
97,905
26,403
34,734
83,724
114,762
467,790
=
=
467,790
= 11,694
40
73
merupakan
( )
1
Contoh soal:
Diberikan sampel dengan data: 8, 7, 10, 11, 4
Tentukan simpangan bakunya.
Xi
8
7
10
11
4
(
0
-1
2
3
-4
) = 0
)
0
1
4
9
16
( ) = 30
74
Rata rata
=
30
=
4
=8
7,5 = 2,74
( )
( )
1
Contoh soal:
Tentukan simpangan baku dari hasil ujian 100 orang mahasiswa
Tabel 5.5 Nilai Ujian Statistik 100 Orang Mahasiswa
Niali ujian
Frekuensi
40 44
45 49
12
50 54
19
55 59
31
60 64
20
65 69
70 - 74
Jumlah
100
75
Penyelesaian:
f
Nilai
fX
40 44
42
336
-13,85
191,8225
1534,58
45 49
12
47
564
-8,85
78,3225
939,87
50 54
19
52
988
-3,85
14,8225
281,63
55 59
31
57
1767
1,15
1,3225
40,99
60 64
20
62
1240
6,15
37,8225
756,45
65 69
67
402
11,15
124,3225
745,94
70 - 74
72
288
16,15
260,8225
1043,29
Jumlah
100
5585
5342,75
5585
= 55,85
100
( )
=
1
5342,75
= 7,31
100
C. KOEFISIEN VARIASI
Untuk membandingkan dispersi atau variasi dari beberapa kumpulan data
digunakan istilah dispersi relatif, yaitu perbandingan antara dispersi absolut dan
rata-ratanya. Dispersi relatif dirumuskan:
76
100%
Keterangan:
KV
= Koefisien variasi
= simpangan baku
= rata-rata
Contoh soal:
Dari hasil sampling terhadap kandungan Ag dengan menggunakan
channel sampling dan bulk sampling diperoleh data sebagai berikut :
Channel sampling :
= 57,99 g/t
S = 78,274
Bulk sampling :
= 69,99 g/t
S = 88,584
100% =
57,99
100% = 74,086 %
78,274
100% =
69,99
100% = 79,01 %
88,584
Bulk sampling
77
Gambar 5.1 Kemencengan Distribusi (a) Menceng ke kanan (b) Menceng ke kiri
Untuk mengetahui bahwa konsentrasi distribusi menceng ke kanan atau
menceng ke kiri, dapat digunakan menggunakan metode koefisien kemencengan
Pearson
78
Keterangan:
sk = koefisien kemencengan Pearson
= rata-rata data
Mo = Modus data
S
79
Contoh soal:
Berikut ini adalah frekuensi debit air sungai
Tabel 5.6 Frekuensi Debit Sungai
Interval Kelas
(m3/s)
31 40
Frekuensi
(f)
4
41 50
51 60
61 70
71 80
11
81 90
91 100
Jumlah
40
Penyelesaian:
80
2700
= 67,5
40
( )
=
1
1
( 2)
+ 2
1
1+ 2
10840
= 16,672
39
1
(40) 12
= 60,5 + 2
10 = 60,5 + 10 = 70,5
8
= 70,5 +
4
10 = 70,5 + 4,44 = 74,94
4+5
67,5 74,94
= 0,446
16,672
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sk -0,446, yaitu negatif maka kurvanya
menceng ke kiri atau menceng negatif.
b. Gambar kurva:
12
10
8
6
4
2
0
35,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5
81
E. KERUNCINGAN (KURTOSIS)
Suatu distribusi data, selain diuji kemencengan distribusinya, juga perlu
diketahui keruncingannya. Secara praktis, jika kemencengan menunjukkan
perubahan distribusi secara horizontal (menceng ke kiri atau ke kanan), maka
keruncingan (kurtosisi) distribusi menunjukkan perubahan distribusi secara
vertikal ( cendrung runcing ke atas atau gemuk ke bawah). Secara teoritis, bentuk
distribusi yang normal atau mendekati normal adalah distribusi mesokurtik. Jika
bentuk distribusi terlalu runcing ke atas (leptokurti) atau sangat landai
(Platikurtik), maka data tersebut tidak bisa dikatakan terdistribusi normal.
Keruncingan atau kurtosis adalah tingkat kepuncakan dari sebuah distribusi yang
biasanya diambil secara relatif terhadap suatu distribusi normal.
Berdasarkan keruncingannya, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga
macam, yaitu sebagai berikut.
1. Leptokurtik
Leptokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi.
2. Platikurtik
Platikurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar.
3. Mesokurtik
Mesokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan
tidak mendatar.
Bila distribusinya merupakan distribusi simetris maka distribusi
mesokurtik dianggap sebagai distribusi normal.
82
83
Contoh soal:
Tentukan keruncingan kurva dari data kadar Au hasil pemboran
Tabel 5.7 Kadar Au g/t
Kadar Au g/t
5,2
1,5
35,9
9,8
17,7
Lubang Bor
1
2
3
4
5
Penyelesaian:
( )
( )
5,2
-8,82
77,7924
6051,657
1,5
1,5
2,25
5,0625
35,9
35,9
1288,81
1661031
9,8
9,8
96,04
9223,682
17,7
17,7
313,29
98150,62
70,1
14,02
1778,1824
1774462
70,1
= 14,02
5
( )
=
1
1778,182
= 21,084
4
,
,
= ,
Karena nilainya lebih kecil dari pada 3 yaitu 1,796 maka distribusi
platikurtik.
84
( )
Contoh soal:
Berikut ini adalah distribusi frekuensi dari pengukuran diameter pipa
Tabel 5.8 Diameter Pipa
Diameter Pipa
Frekuensi (f)
(mm)
65 67
2
68 70
5
71 73
13
74 76
14
77 79
4
80 - 82
2
40
Jumlah
X
66
-7,425
( )
3039,386
( )
6078,772
68 70
69
-4,425
383,4009
1917,004
71 73
13
72
-1,425
4,123438
53,60469
74 76
14
75
1,575
6,1535
86,14901
77 79
78
4,575
438,0911
1752,364
80 82
81
7,575
3292,536
6585,072
Diameter
65 67
Jumlah
40
16472,97
85
1
.
( )
1
16.472,97 411,824
= 40
=
= 3,01
(3,42)
136,806
69
72
75
78
81
86
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ukuran :
a.
Kemiringan
b.
Kurtosis
Negatif
b.
Positif
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agus
Sept
Okt
Nov
Des
mm/
554,1
261,2
176,9
297,9
264,9
122,2
232,1
122,9
84
73,9
285,7
380,5
bulan
Kadar Ni (%)
0,9
1,2
1,5
1,9
2,4
2,6
Tentukan simpangan kuartil, deviasi rata-rata, varians, dan simpangan baku dari
data diatas apakah ada data pencilan dari kadar Ni diatas
87
BAB VI
DATA BERKALA
(TIME S ERIES)
88
Variasi
89
b.
c.
d.
Keterangan:
X
= masa pemulihan
puncak kemunduran
Jangka waktu dari D sampai D' disebut satu periode, sedangkan jarak A - A disebut
Amplitudo.
90
91
Dimana:
T
= Trend
C. PENENTUAN TREND
1. Metode Tangan Bebas (Free Hand)
Sesuai dengan namanya, metode free hand tidak memakai model
matematis apapun, tetapi hanya menarik garis secara bebas menggunakan
mistar dan tangan. Langkah-langkah penyelesaian dengan metode tangan
bebas ialah sebagai berikut.
a. Data dari hasil pengamatan digambarkan ke dalam suatu diagram
(disebut diagram pencar).
b. Pada diagram pencar tersebut ditarik garis lurus secara bebas. Arah
garisnya sesuai dengan letak titik-titiknya.
92
Contoh soal:
Berikut ini data mengenai penjualan sepeda di sebuah daerah pada tahun
2002 adalah sebagai berikut:
Sepeda (unit)
Januari
750
Februari
800
Maret
675
April
724
Mei
700
Juni
645
Juli
650
Agustus
800
September
750
Oktober
650
November
600
Desember
575
93
Penyelesaian
900
800
Speda (unit)
700
600
500
400
300
200
100
0
kerugiannya adalah
garis
trendnya
gambarnya kurang
tergantung
dari
orang
akurat,
yang
menggambarkannya.
94
Sepeda (unit)
Bulan
Sepeda (unit)
Januari
750
Juli
650
Februari
800
Agustus
800
Maret
675
September
750
April
724
O ktober
650
Mei
700
November
600
Juni
645
Desember
575
Total
4294
Total
4025
Rata-rata
716
Rata-rata
671
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada bulan januari sampai
juni rata-ratanya adalah = 4294/716 = 715,667 716. Pada bulan Juli
samapi Desember diperoleh rata-rata penjualan sepeda adalah = 4025/671
670,83 671. Jadi penurunan penjualan sepeda selama enam bulan
adalah:
716 671 = 45 unit sepeda
Dan jika penurunan dihitung tiap bulan yaitu :
45/6 = 7,5 8 sepeda
Peramalan Penjualan
Setelah
diketahui
95
b.
96
Hasil
Bulan
Sepeda (unit)
X (Kode)
Trend (unit)
Januari
750
-5
756
Februari
800
-3
740
Maret
675
-1
724
April
724
+1
708
Mei
700
+3
692
Juni
645
+5
676
Juli
650
+7
660
Agustus
800
+9
644
September
750
+11
628
Oktober
650
+13
612
November
600
+15
596
Desember
575
+17
580
97
di mana:
=
=
=
( )=
98
2827
1981
6616
1982
14782
1983
12226
1984
17839
1985
14785
1986
12626
1987
13417
1988
17995
1989
18715
1990
19839
Persamaan Trend
Langkah membuat trend:
1) Ubah variabel time menjadi kode-kode tertentu,. Karena jumlah
data ganjil (11)
2) Ambil data tengah yang pada kasus ini adalah tahun 1985. Beri
kode pada tahun tersebut dengan 0
3) Beri kode untuk tahun-tahun diatas tahun standar (1985) dengan
angka negatif yang berurutan dan bulat, yaitu -1, -2, -3, -4, dan -5
4) Beri kode untuk tahun-tahun di bawah tahun standar dengan
angka positif yang berurutan dan bulat, yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5
99
Kode
(X)
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
X2
Y
XY
(Produksi)
2827
-14135
6616
-26464
14782
-44346
12226
-24452
17839
-17839
14785
0
12626
12626
13417
26834
17995
53985
18715
74860
19839
99195
Jumalah 140264
1
16
9
4
1
0
1
4
9
16
25
110
=
+
+
+
+
+
+
+
+
+
= 151667
+ + + +
100
Dengan demikian
=
140264
= 1275,127
110
a = 151667
Model Trend menjadi:
=
25000
Produksi Flespar
20000
15000
10000
5000
0
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990
Tahun
= 159317,7
101
102
Harga Barang X
(Rupiah/Unit)
1994
5100
1995
5300
1996
5565
1997
4500
1998
4750
1999
6200
2000
5400
2001
6250
2002
7050
Dari data diatas buatlah trend dengan metode rata-rata bergerak untuk
1) periode 3 tahun
2) Periode 4 tahun.
Penyelesaian:
1) Metode rata-rata bergerak tiga tahun (MA[3])
Tahun
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
Harga Barang X
(Rupiah/Unit)
5100
5300
5565
4500
4750
6200
5400
6250
7050
MA (3)
5321,67
5121,67
4938,33
5150,00
5450,00
5950,00
6233,33
-
103
( )
( )
( )
104
MA (3)
1994
Harga Barang X
(Rupiah/Unit)
5100
1995
5300
5116, 25
1996
5565
5028,75
1997
4500
5253,75
1998
4750
5212,50
1999
6200
5650,00
2000
5400
6225,00
2001
6250
2002
7050
105
=
=
=
=
( )
+
106
107
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Data temperatur sebuah freezer selama 19 hari kerja adalah sebagai berikut:
Hari
Temperatur (oC)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
-22,6
-22,5
-24,5
-28,5
-24,5
-25,9
-22,9
-23,9
-25,9
-24,6
-23,9
-21,5
-19,4
-19,2
-18,5
-18,1
-17,5
-16,8
-13,8
108
3. Berikut ini data mengenai nilai ekspor suatu komoditas tahun 1985-1994
Tahun
Tahun
1985
580
1990
836
1986
603
1991
875
1987
690
1992
899
1988
750
1993
945
1989
795
1994
990
Ekspor cengkeh Indonesia ke berbagai Negara pada periode 1997 2001 adalah
sebagai berikut:
Nilai ($)
Tahun
Volume (kg)
1997
574.020.963
741.929.165
1998
189.748.461
326.120.549
1999
631.859.008
1.209.390.745
2000
748.147.635
1.470.456.926
2001
723.190.980
1.389.180.253
Dari data di atas, buatlah persamaan trend dengan metode least square untuk
volume ekspor dan tentukan forecast ekspor cengkeh tersebut 2002 dan 2003.
109
BAB VII
ANALISIS REGRESI
A. PENDAHULUAN
Analisis regresi adalah suatu alat statistik yang berguna untuk mengetahui,
menaksir atau meramal apakah adanya hubungan antara dua variabel atau lebih
yang dinyatakan dalam bentuk hubungan atau fungsi. Variabel-variabel tersebut
terdiri atas:
1. Variabel predictor atau disebut juga variabel independen yang merupakan
variabel bebas yaitu variabel yang kebaradaannya tidak dipengaruhi oleh
variabel lain dengan notasi X. variabel X digunakan untuk meramalkan atau
menjelaskan nilai variabel yang lain.
2. Variabel respon yang bisaanya disebut variabel dependen atau variabel tak
bebas
110
bebas (variabel independen) dan satu buah variabel tak bebas (variabel
dependen)
Persamaan garis regresi linier sederhana adalah:
1) Persamaan Regresi Linier dari Y terhadap X
Persamaan regresi linier dari Y terhadap X dirumuskan:
=
Keterangan:
Y
= variabel bebas
= intersep
Keterangan:
Y
= variabel bebas
= intersep
111
a)
b)
( )( ) ( )(
( )( ) ( )
( )( ) ( )( )
( )( ) ( )
= .
+ .
Contoh soal:
Tabel 7.1 Hubungan antara Temperatur dengan Regangan
Temperatur Regangan
(Fo)
(%)
400
11
500
13
600
13
700
15
800
17
900
19
1000
20
1100
23
112
c.
Penyelesaian:
X2
160000
250000
360000
490000
640000
810000
1000000
1210000
Jumlah
131 4920000
X
400
500
600
700
800
900
1000
1100
Y
11
13
13
15
17
19
20
23
6000
a.
6000
131
131
XY
4400
6500
7800
10500
13600
17100
20000
25300
105200
= 750
= 16,375
( )(
) ( )(
) ( )
( )( ) ( )( )
( )( ) ( )
113
841600 786000
55600
=
= 0,017
39360000 36000000 3360000
= .
(1) x
(2) x
6000
8
+ .
131
105200
=
=
8
6000
a
a
+
+
b
b
6000
4920000
. (1)
. (2)
786000
841600
-55600
=
=
=
48000
48000
a
a
+
+
+
b
b
b
36000000
39360000 -3360000 . (3)
b
a
=
=
0,017
3,964
114
( )
2
( )
2
atau
atau
.
2
. .
2
atau
Keterangan:
Syx = Sx/y = selisih taksir standar
Y =X
= jumlah frekuensi
115
Contoh soal:
Sebuah percobaan dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara
besaran gaya dan perpindahan:
Tabel 7.2 Pengamatan Gaya dan Perpindahan
Pengamatan Pengamatan
Gaya Aksial Perpanjangan
(ton)
(mm)
7,7
2,4
10,0
3,4
18,5
7,0
23,9
11,1
28,5
19,6
Keterangan:
X = Gaya aksial
Y = perpanjangan
a. Tentukan persamaan garis regresi
b. Tentukan nilai Y apabila X = 15
c. Tentukan selisih standarnya
Penyelesaian:
X
7,7
10
18,5
23,9
28,5
88,6
Y
2,4
3,4
7
11,1
19,6
43,5
X2
59,29
100
342,25
571,21
812,25
1885
Y2
XY
5,76
18,48
11,56
34
49
129,5
123,21 265,29
384,16
558,6
573,69 1005,87
( )( ) ( )( )
( )( ) ( )
116
=
=
.
43,5
88,6
0,746
5
5
b.
Nilai Y jika X = 15
= 4,5 + 0,746 (15)
= 6,69
c.
Y
2,400
Y
1,244
Y Y
1,156
(Y Y)2
1,336
10,000
3,400
2,960
0,440
0,194
18,500
7,000
9,301
-2,301
5,295
23,900 11,100
13,329
-2,229
4,970
28,500 19,600
16,761
2,839
8,060
19,854
( )
2
19,854
52
= 2,572
atau
117
.
2
+ ..+
Keterangan:
Y
variabel bebas (X1 dan X2) maka persamaan regresi linier berganda bisa
diubah menjadi:
=
118
Keterangan:
Y
X1, X2,
= variabel bebas
a, b1, b2,
= intersep
= nilai Y apabila X1 = X2 =0
b1
b2
)(
)
(
( )( ) (
)
)(
) (
)(
( )( ) (
)
Dimana:
( )
119
)( )
)( )
= . +
)(
2) Persamaan normal
Contoh soal:
Debit suatu aliran fluida dalam pipa bergantung pada diameter pipa
dan kemiringannya. Data percobaan di laboratorium untuk mengukur
aliran fluida dalam pipa bulat dengan kemiringan tertentu diberikan
sebagai berikut:
120
Diameter
Debit
Kemiringan
(ft)
(ft3/det)
1
0,001
1,4
2
0,001
8,3
3
0,001
24,2
0,01
4,7
0,01
28,9
6
7
3
1
0,01
0,05
84
11,1
0,05
69
0,05
200
9
Pertanyaan:
a. Buatkan
persamaan
regresi
linier
bergandanya
dengan
Persamaan normal
No
1
2
3
X1
1
2
3
X2
0,001
0,001
0,001
Y
1,4
8,3
24,2
X12
1
4
9
X22
0,000001
0,000001
0,000001
X1X2
0,001
0,002
0,003
X1Y
1,4
16,6
72,6
X2Y
0,0014
0,0083
0,0242
4
5
6
7
1
2
3
1
0,01
0,01
0,01
0,05
4,7
28,9
84
11,1
1
4
9
1
0,0001
0,0001
0,0001
0,0025
0,01
0,02
0,03
0,05
4,7
57,8
252
11,1
0,047
0,289
0,84
0,555
8
9
2
3
0,05
0,05
69
200
4
9
0,0025
0,0025
0,1
0,15
138
600
3,45
10
18
0,183
431,6
42
0,007803
0,366
1154,2
15,2149
121
Dimana:
X1
= diameter (ft)
X2
= Kemiringan
= Debit (ft3/det)
a, b
= koefisien regresi
(1)
x
(2)
x
(1)
x
(3)
x
18
0,183
9
b1
X1
b2
X2
b2
X1X2
XY
X1
b1
X12
XY
X2
b1
X1X2
b2
X22
431,6
b1
18
b2
0,183
. (1)
1154,2
18
b1
42
b2
0,366
. (2)
15,2149
0,183
b1
0,366
b2
0,007803
. (3)
7768,8
162
b1
324
b2
3,294
10387,8
162
b1
378
b2
3,294
-2619
b1
-54
b2
78,9828
1,647
b1
3,294
b2
0,033489
136,9341 =
1,647
b1
3,294
b2
0,070227
b1
b2
-0,03674
-57,9513
b2
= 1577,421
b1
a
=
=
. (4)
48,500
-81,119
122
. (5)
X1
X2
Y2
X12
X22
X1X2
X1Y
X2Y
1
2
3
1
2
3
0,001
0,001
0,001
1,4
8,3
24,2
1,96
68,89
585,64
1
4
9
0,000001
0,000001
0,000001
0,001
0,002
0,003
1,4
16,6
72,6
0,0014
0,0083
0,0242
4
5
6
7
8
9
1
2
3
1
2
3
0,01
0,01
0,01
0,05
0,05
0,05
0,183
4,7
28,9
84
11,1
69
200
431,6
22,09
835,21
7056
123,21
4761
40000
53454
1
4
9
1
4
9
42
0,0001
0,0001
0,0001
0,0025
0,0025
0,0025
0,007803
0,01
0,02
0,03
0,05
0,1
0,15
0,366
18
4,7
0,047
57,8
0,289
252
0,84
11,1
0,555
138
3,45
600
10
1154,2 15,2149
Dimana:
X1
= diameter (ft)
X2
= Kemiringan
= Debit (ft3/det)
a, b
= koefisien regresi
42
(18)2
9
=
x22
x1x2
= 0,0078032 =
0,004082
0,366
(0,183)2
9
(18)( 0,183)
9
123
x1y
=
=
x2y
y2
1154,2
(18)( 431)
9
(0,183)( 431,6)
9
(431,6)2
9
291
15,2149
6,439033
53454
32756,38
(0,004082)(291) (6,439033)(0)
= 48,500
(6)(0,004082) (0)
(6)(6,439033) (291)(0)
= 1577,421
(6)(0,004082) (0)
124
Keterangan :
Y
= variabel terikat
= variabel bebas
a, b, c = konstanta
Nilai a, b, c dapat dicari dengan menggunakan persamaan
normal (persamaan tiga variabel), sebagai berikut :
= . + .
= .
= .
+ .
+ .
+ .
+ .
+ .
125
Contoh soal :
Sebuah bola dilempar vertikal ke atas dari atas sebuah gedung
dan diperoleh data sebagai berikut.
15 30
35
30
15
-10
-55
X = waktu
Y = ketinggian
a. Buatlah persamaan garis
kuadratis Y = a + bX + cX2
b. Berapa nilai ramalan Y jika X = 4,6
126
Penyelesaian :
a. Persamaan regresi kuadratis.
X
0
1
2
3
5
6
8
X2
0
1
4
9
25
36
64
Y
15
30
35
30
15
-10
-55
25
60
139
X3
X4
0
0
1
1
8
16
27
81
125
625
216
1296
512
4096
Jumlah
889
6115
Y2
225
900
1225
900
225
100
3025
X2Y
0
30
140
270
375
-360
-3520
XY
0
30
70
90
75
-60
-440
6600
-235
-3065
a + bX + cX 2
n.a
+ b . X
+ c . X2
XY =
a . X
+ b . X2
+ c . X3
X2Y =
a . X2
+ b . X3
+ c . X4
Y =
60
-235
-3065
=
=
=
7
25
139
a
a
a
+
+
+
b
b
b
25
139
889
+
+
+
c
c
c
139
889
6115
(1) x
25
1500
175
625
3475
(2) x
-1645
175
973
6223
3145
-348
-2748
8340
-21455
29795
=
=
=
+
+
+
b
b
b
3475
6223
-2748
+
+
+
c
c
c
19321
42805
-23484
-956304
-956304
0
c
c
c
-7551504
-8172432
620928
b
b
b
(1) x
(3) x
(4) x
(5) x
139
7
2748
348
8642460
10368660
-1726200
=
=
=
973
973
a
a
. (1)
. (2)
. (3)
127
. (4)
. (5)
c
b
a
= -2,780
= 12,915
= 17,649
= variabel terikat
= variabel bebas
menjadi
bentuk
persamaan
linear
dengan
menggunakan logaritma.
Y = ab x
menjadi
128
Misalkan :
log Y = Y1
log a = a1
log X = X1
didapatkan :
129
Contoh soal :
Kecepatan aliran fluida yang tercatat pada suatu penampang diberikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 7.5 Tabel Kecepatan Aliran Fluida
X
10
X = jarak (m)
Y = kecepatan (m/det)
a.
b.
Penyelesaian :
a. Persamaan regresi kuadratis.
X
1
2
3
5
6
7
9
Y
4
5
7
9
8
7
5
Log X (X1)
0,000
0,301
0,477
0,699
0,778
0,845
0,954
43
47
5,055
.
.
Log Y (Y1)
0,602
0,699
0,845
0,954
0,903
0,845
0,699
Jumlah
5,849
X12
0,000
0,091
0,228
0,489
0,606
0,714
0,911
X1Y1
0,362
0,489
0,714
0,911
0,816
0,714
0,489
4,037
4,585
.
)
8(4,585) (5,055)(5,849)
8(4,037) 5,055
7,113
6,743
= 1,055
130
=
=
.
5,849
5,055
(2,055)
8
8
= 0,064
= 1,159
131
SOAL-SOAL LATIHAN
1.
Berikut ini data tentang produksi dan penggunaan tenaga kerja PT. ABC mulai
bulan Januari 1999 Desember 1999
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Produksi
8.000
7.500
8.500
10.000
8.500
9.000
10.500
9.500
11.000
12.000
11.000
12.000
Keterangan :
Y = produksi
X = tenaga kerja
Pertanyaan :
a. Buatkan persamaam regresi eksponensialnya!
b. Berapa produksi PT. ABC jika jumlah jam kerja sebanyak 4.000 jam?
2.
Sebuah percobaan dilakukan pada sepeda motor baru merek tertentu untuk
menentukan jarak yang dibutuhkan untuk berhenti jika motor tersebut direm pada
berbagai kecepatan.
Kecepatan (km/jam)
35
54
68
80
95
110
16
26
41
62
88
119
132
3.
Data penjualan setiap bulan (y), harga per unit selama sebulan (x1) dan biaya
yang dihabiskan untuk iklan (x2) untuk sebuah produk diperlihatkan pada tabel
dibawah ini
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Penjualan
setiap bulan
45
50
57
34
48
Harga per
unit
0,86
0,75
0,79
1
0,8
Hasil pengukuran defleksi balok pada beberapa titik disajikan dalam tabel
dibawah ini:
X (m)
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
Defleksi
(Ycm)
0
7,78
10,68
8,37
3,97
0
a.
b.
c.
133
BAB VIII
KORELASI
A. PENDAHULUAN
Korelasi adalah merupakan derajat yang mengukur kekuatan hubungan
antar variabel. Studi yang mempelajari tentang apakah ada atau tidaknya
hubungan antara variabel dinamakan analisis korelasi, sedangkan ukuran yang
dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, dinamakan koefisien korelasi.
Apabila antara variabel-variabel tersebut mempunyai hubungan, maka apabila
salah satu dari variabel tersebut diubah akan mengakibatkan variabel yang lain
akan berubah pula. Jadi dari analisis korelasi dapat diketahui apakah antara
masing-masing variabel tersebut mempunyai hubungan atau tidak. Korelasi antar
variabel terdiri atas:
1. Korelasi positif yaitu misalkan nilai variabel X naik atau turun, maka nilai
dari variabel Y juga naik atau turun.
2. Korelasi negatif yaitu misalkan nilai variabel X naik atau turun, maka nilai
dari variabel Y turun atau naik.
3. Tidak ada korelasi yaitu apa bila antara variabel X dan Y tidak menunjukkan
hubungan.
4. Korelasi sempurna yaitu apabila kenaikan atau penurunan salah satu variabel
(variabel X) maka akan berbanding dengan kenaikan atau penurunan variabel
lainnya (variabel Y)
134
B. ANALISIS KORELASI
Analisis korelasi dapat dilakukan dengan cara membuat diagram pencar,
dan koefisien korelasi.
1. Diagram Pencar
Diagram pencar adalah suatu cara untuk menentukan analisis korelasi
dengan memplotkan nilai-nilai dari variabel bebas dan variabel tak bebas ke
dalam sistem koordinat kartesius. Tujuan dari membuat diagram pencar ini
adalah untuk mengetahui apakah masing-masing titik pada variabel bebas
dan tak bebas tadi membentuk suatu pola tertentu. Pada sumbu X diletakkan
nilai-nilai dari variabel bebas dan pada sumbu Y diletakkan nilai-nilai dari
variabel tak bebas. Setelah masing-masing titik diplot maka akan tergambar
diagram pencar. Apabila letak titik-titik tersebut disekitar garis lurus maka
bisa diduga bahwa regresi linier. Jika letak titik-titik tersebut disekitar garis
lengkung, maka diduga adalah regresi non linier.
Dari garis yang terbentuk tersebut dapat diketahui korelasi antara
kedua variabelnya. Apabila arah garis tersebut naik, maka variabel tersebut
mempunyai korelasi positif. Sebaliknya, Jika garis tersebut arahnya turun,
berarti mempunyai korelasi negatif. Dikatakan tidak ada korelasi apabila
terjadi beberapa garis dan dikatakan mempunyai korelasi sempurna apabila
titik-titik tersebut tepat berada pada garis.
135
Korelasi Positif
Korelasi Negatif
Korelasi Sempurna
membuat garis lurus dan ada suatu nilai dalam mengukur keakuratan dari
korelasi tersebut
Contoh soal:
Suatu pengukuran konvergen dalam suatu lubang bukaan (cavern)
menghasilkan respon lubang bukaan berupa kurva perpindahan kumulatif
partikel massa batuan terhadap waktu. Apakah ada hubungan antara waktu
dengan perpindahan kumulatif partikel massa tersebut?
136
Penyelesaian:
Tabel 8.1. Perpindahan Kumulatif Partikel Massa Batuan
No
t (jam)
Perpindahan
Kumulatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0
165
214
435
485
550
670
730
775
860
waktu
800
600
400
200
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90 100
Perpindahan Kumulatif
137
b. Jenis korelasi dari grafik di atas adalah korelasi positif. Hal ini bisa kita
lihat bahwa dengan bertambahnya nilai variabel X, maka nilai dari
variabel Y juga ikut naik.
138
2) Menentukan kovarians:
= (
Keterangan:
SX
SY
= koefisien korelasi
139
( ) )(
( ) )
Keterangan:
r
= koefisien korelasi
Contoh soal:
Dari tabel 8.1 carilah
a. Tentukan koefisien korelasi ( r ) dengan metode least square
dan metode product moment.
b. Sebutkan jenis korelasinya dan apa artinya.
140
Penyelesaian:
a.
No
Y2
XY
x2
y2
xy
10
100
-45
-488,4
2025
238535
21978
20
165
400
27225
3300
-35
-323,4
1225
104588
11319
30
214
900
45796
6420
-25
-274,4
625
75295,4
6860
40
435
1600
189225
17400
-15
-53,4
225
2851,56
801
50
485
2500
235225
24250
-5
-3,4
25
11,56
17
60
550
3600
302500
33000
61,6
25
3794,56
308
70
670
4900
448900
46900
15
181,6
225
32978,6
2724
80
730
6400
532900
58400
25
241,6
625
58370,6
6040
90
775
8100
600625
69750
35
286,6
1225
82139,6
10031
10
100
860
10000
739600
86000
45
371,6
2025
138087
16722
550
4884
38500
3121996
345420
8250
736650
76800
= 0,985
=
=
76800
8250 736650,4
= 0,985
141
6
( 1)
Keterangan:
rs
rangking
tersebut
dikuadratkan
dan
dihitung
jumlahnya.
Contoh soal:
Dari tabel di bawah ini dapat diketahui data-data pembacaan
kurva acoustik log dan kedalaman
a. Carilah koefisien korelasi rank nya
b. Sebutkan jenis korelasinya dan apa artinya
142
9,5
10
10,5
Penyelesaian:
Travel time
sec/ft
160
165
150
145
140
130
148
139
135
138
Kedalaman
(ft)
4
5
6
7
8
8,5
9
9,5
10
10,5
a.
=1
=1
Rangking Rangking
X
Y
1
9
2
10
3
8
4
6
5
5
6
1
7
7
8
4
9
2
10
3
Jumlah
d2
-8
-8
-5
-2
0
5
0
4
7
7
64
64
25
4
0
25
0
16
49
49
296
6 296
1776
=1
= 1 1,794 = 0,794
10(10 1)
990
1
2
=
( 1)
1
2
( 1)
Keterangan:
S
koefisien
korelasi
dengan
menggunakan
144
Kedalaman
10
10
Penyelesaian:
a. Hitung nilai rangking dari kedua nilai tersebut
Data pembacaan kurva acoustic log
Kedalaman
Dilihat dari A
(A,B) = +1 (A,C) = -1 (A,D) = -1 (A,E) = -1
Dilihat dari B
(B,C) = -1
Dilihat dari C
(C,D) = -1
(B,D) = -1 (B,E) = -1
(C,E) = -1
Dilihat dari D
(D,E) = -1
145
1
2
( 1)
8
1
2 5(5 1)
= 0,8
2
1
Keterangan:
RY.12 = koefisien korelasi linier tiga variabel
rY1
rY2
r12
146
Contoh soal:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah hubungan antara
waktu, kecepatan dan percepatan pada suatu pengukuran adalah
hubungan positif atau negatif.
Tabel 8.4. Hubungan antara Waktu, Kecepatan dan Percepatan
A
23
15
17
23
22
X1
X2
Keterangan:
Y
= waktu (jam)
X1
X2
Y
23
7
15
17
23
22
X1
9
2
5
6
8
7
X2
7
3
2
4
6
5
Y2
529
49
225
289
529
484
107
37
27
2105
=
(
X12
81
4
25
36
64
49
Jumlah
259
X22
49
9
4
16
36
25
X1Y
207
14
75
102
184
154
X2Y
161
21
30
68
138
110
X1X2
63
6
10
24
48
35
139
736
528
186
( )(
) ( ) (
)
(
) )
(6 259) (37)
147
457
= 0,978
467,424
=
(
( )(
) ( ) (
) )
(6 2106) 107
(6 139) 27
3168 2889
279
=
= 0,792
352,143
352,143
(
(
)(
) (
)
(
) )
1116 999
185 105
+
= 0,839
2
1
0,283
= 0,978
0,296
148
= ( ) 100%
Contoh soal:
Dari data pada contoh soal pada koefisien korelasi pearon, tentukan:
a. Koefisien penentunya
b. Apa artinya
Penyelesaian:
Dari jawaban contoh soal pada koefisien korelasi pearson diperoleh
nilai r = 0,985
a. KP
= r2 100%
= (0,985)2 100%
= 0,970 100%
= 97%
149
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan diagram pencar, dan sebutkan kelemahankelemahan dari diagram pencar.
2. Data-data dibawah ini adalah hasil pembacaan density log dari kurva suatu slip
log.
Kedalaman
(ft)
Resistivity
Shale
(Ohm m2/m)
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
9,5
0,70
0,78
0,75
0,76
0,80
0,84
0,89
0,85
0,93
0,96
150
Waktu (jam)
Kecepatan (10-2mm/jam)
10
20
16,4
76
30
15,2
-2,8
40
10,9
-4,3
50
6,7
-1,9
60
7,2
0,4
70
7,5
0,1
80
7,3
-0,2
90
7,2
0,3
100
7,8
-0,1
4. Debit suatu aliran fluida dalam pipa bergantung pada diameter pipa dan
kemiringannya. Data percobaan di laboratorium untuk mengukur aliran fluida
dalam pipa bulat dengan kemiringan tertentu diberikan sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Diameter (ft)
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Kemiringan
0,001
0,001
0,001
0,01
0,01
0,01
0,05
0,05
0,05
Debit (ft3/det)
1,4
8,3
24,2
4,7
28,9
84,0
11,1
69,0
200,0
151
DAFTAR PUSTAKA
152