Anda di halaman 1dari 4

Judul

Erica Sander
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 56942061, fax : (021) 563-1731
e-mail:ERICA.2014fk196@gmail.com
Pendahuluan
Anamnesis
Anamnesis adalah tanya jawab antara dokter dan pasien guna untuk mendiagnosa
penyakitnya. Anamnesis dibagi menjadi 2 macam yaitu alo anamnesis dan auto anamnesis. Auto
anamnesis adalah tanya jawab antara dokter dan pasien sendiri guna mendapatkan informasi
tentang penyakit pasien. Alo anamnesis adalah tanya jawab antara dokter dengan keluarga
pasien. Hal ini disebabkan karena pasien tidak bisa ditanyai seputar penyakitnya karena berbagai
alasan. Pada kasus ini anamnesis yang dilakukan adalah berupa auto ananamnesis karena pasien
sendiri dapat menjawab seputar penyakit yang ia derita.2,3
Perlu ditanyakan pertama kali yaitu identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, dokter
yang merujuk). Lalu ditanyakan keluhan utama, riwayat penyakit sekarang seperti lokasi anatomi
sakit, waktu termasuk kapan penyakitnya dirasakan, faktor-faktor apa yang membuat
penyakitnya membaik/memburuk/tetap, apakah keluhan konstan/intermitten. Catat riwayat yang
berkaitan termasuk pengobatan sebelumnya faktor resiko dan hasil pemeriksaan yang negatif.
Riwayat keluarga, dan riwayat ekonomi-sosial yang berkaitan dengan keluhan utama.2,3

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Working Diagnosis
HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala
atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap
akhir dari infeksi HIV. Limfosit CD4+ merupakan target utama infeksi HIV karena virus
mempunyai afinitas terhadap molekul CD4+. Limfosit CD4+ berfungsi mengoordinasikan
sejumlah fungsi imunologis yang penting. Hilangnya fungsi tersebut menyebabkan gangguan
respon imun yang progresif.1
Seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh, orang dengan HIV/AIDS mulai
menampakkan gejala-gejala akibat infeksi oportunistik seperti penurunan berat badan, demam
lama, rasa lemah, pembesaran kelenjar getah bening, diare, tuberkulosis, infeksi jamur, herpes,
dan lain-lain. Perjalanan penyakit lebih progresif pada pengguna narkotika. Lebih dari 80%
pengguna narkotika terinfeksi virus hepatitis c. Lamanya penggunaan jaruk suntik berbanding
lurus dengan infeksi pneumonia dan tuberkulosis. Makin lama seseorang menggunakan
narkotika suntikan, makin mudah ia terkena pneumonia dan tuberkulosis.1
Penularan HIV/AIDS terjadi melalui cairan tubuh yang mengandung virus HIV yaitu
melalui hubungan seksual, baik homoseksual maupun heteroseksual, jarum suntik pada
pengguna narkotika, transfusi komponen darah dan dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang
dilahirkannya. Oleh karena itu kelompok risiko tinggi terhadap HIV/AIDS misalnya pengguna
narkotika, pekerja seks komersil, pelangannya, serta narapidana.1
Kandidiasis Orofaringeal
Infeksi oral oleh candida dapat ditemukan di semua negara. Infeksi ini sering ditemukan
pada anak-anak, usia lanjut, dan pasien dengan sistem imun yang tidak adekuat, termasuk pada
pasien AIDS. Sebagai komplikasi pada infeksi HIV, timbulnya infeksi kandidiasis orofaringeal
sangat umum ditemukan dan merupakan manifestasi awal perkembangan AIDS. Terdapat
2

beberapa perbedaan dari kandidiasis orofaringeal. Kandidiasis pseudomembran muncul dengan


plak putih pada epitel yang terinfeksi dan dapat lepas dengan mudah. Gambaran bercak-bercak
putih yang menyebar ini dinamakan thrush.1
Gambaran klinik ini dapat muncul sebagai infeksi akut pada anak-anak, lansia, dan pasien
dengan sistem imun yang tidak adekuat, seperti pada AIDS. Pada beberapa individu, plak
tersebut dapat tidak muncul tetapi permukaan mukosa terlihat sangat kemerahan (kandidiasis
eritematus akut) yang juga dikenal sebagai kandidiasis oral atropik akut. Hal ini dapat muncul
pada pasien AIDS. Kandidiasis esofageal dapat banyak dilihat pada pasien dengan AIDS.
Kandidiasis esofageal dapat mucul dengan nyeri retrosternal sewaktu menelan dsn kadangkadang juga tanpa gejala Gambaran klinik lesi kandidiasis oral pada pasien HIV yang
dikonfirmasi dengan apusan rongga mulut dengan identifikasi spesies kandida menggunakan
CHROMAGAR.1
Tuberkulosis Paru
Penyakit tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang menyerang hampir
semua organ tubuh manusia dan yang terbanyak adalah paru-paru. Kuman yang bersifat dormant
(tidur) pada TB primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi
TB dewasa (TB sekunder = TB pasca primer). Mayoritas reinfeksi mencapai 90 %. TB sekunder
terjadi karena imunitas tubuh yang menurun seperti pada penyakit malnutrisi, DM, HIV/AIDS,
kanker, gagal ginjal, alkohololism, dll.1
TB sekunder ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi pada regio atas paru (bagian
apical-posterior lobus superior atau inferior) Invasinya adalah ke parenkim paru dan tidak ke
nodul hilus paru. Sarang dini ini mula-mula jugaberbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-10
minggu sarang ini akan menjadi tuberkel yaitu suatu granuloma yang terdiri dari se-sel Histiosit
dan datia langhans.1

Etilologi
Epidemiologi
Patogenesis
Gejala klinis

Komplikasi
Tatalaksana
HIV AID

Terapi Antiretroviral (ARV)


Stavudin:Kapsul, 30 mg/40 mg, dengan catatan >60 kg:2x40 mg sedangkan <60 kg:2x30

mg
Zidovudin:Kapsul,100 mg, 2x300 mg atau 2x250mg(dosis alternatif)
Duviral:tablet, kandungan:zidovudin 300 mg dan lamivudin150 mg, diminum 2x1.
Catatan:untuk kombinasi stavudin dan zidovudin sama sekali tdak boleh.

Kandidiasis Oral

Tuberkulosis Paru

Prognosis
Kesimpulan
Daftar pustaka
1. Rudijanto Achmad, Madjid A, Pranoto Agung, Fuazi Ahmad, Rasyid Ahmad, Susilo
Adiyo,et all.Buku penyakit dalam. Jilid II. Edisi-6. Jakarta: EGC; 2015.
2.

Anda mungkin juga menyukai