Yussi Septiana
112018010
Pembimbing:
dr. Elly Ingkiriwang, Sp.KJ
Faktor neurobiologi
penurunan kemampuan pada anak ADHD pada tes neuropsikologis
dihubungkan dengan kerusakan fungsi lobus prefrontal.
hal ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan respons,
dan organisasi respons.
Gejala Inti ADHD:
Inatensi (gangguan pemusatan perhatian)
mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya.
mudah teralihkan oleh rangsangan yang tiba-tiba diterima oleh alat
inderanya/perasaan yang timbul pada saat itu.
hanya mampu mempertahankan suatu aktivitas/tugas dalam jangka waktu yang
pendek, sehingga akan mempengaruhi proses penerimaan informasi dari
lingkungannya.
a. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering menggeliat-geliat di tempat duduk
b. Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau di dalam situasi yang diharapkan anak tetap duduk
c. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak tepat (pada remaja mungkin terbatas pada perasaan
subyektif kegelisahan)
d. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas waktu luang secara tenang
e. Sering “siap-siap pergi” atau seakan-akan “didorong oleh sebuah gerakan”
f. Sering berbicara berlebihan Impusivitas
g. Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu sebelum pertanyaan selesai
h. Sering sulit menunggu gilirannya
i. Sering menyela atau mengganggu orang lain (misalnya : memotong masuk ke percakapan atau permainan)
B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun
C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam 2 (dua) atau lebih situasi (misalnya disekolah atau pekerjaan di rumah)
D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, akademik dan fungsi pekerjaan
E. Gejala tidak semata-mata selama gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia atau
gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan mantal lain (gangguan mood,
gangguan kecemasan, gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian)
1. Kekurangan perhatian - Setidaknya enam gejala perhatian telah berlangsung selama minimal 6 bulan, untuk tingkat
yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan anak:
a. Sering gagal untuk memberikan perhatian dekat dengan rincian, atau membuat kesalahan ceroboh dalam
pekerjaan sekolah pekerjaan atau kegiatan lain
b. Sering gagal mempertahankan perhatian dalam tugas-tugas atau kegiatan bermain
c. Sering tampak tidak mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya
d. Sering gagal menindaklanjuti instruksi atau untuk menyelesaikan tugas sekolah, tugas atau tugas di tempat kerja
(bukan karena perilaku oposisi atau kegagalan untuk memahami instruksi)
e. Apakah sering terganggu dalam mengatur tugas dan kegiatan
f. Sering menghindari atau sangat tidak menyukai tugas-tugas, seperti pekerjaan rumah, yang memerlukan
berkelanjutan mental usaha
g. Sering kehilangan hal yang diperlukan untuk tugas-tugas tertentu dan kegiatan, seperti sekolah, tugas, pensil,
buku, mainan atau alat
h. Apakah sering mudah terganggu oleh rangsangan eksternal
i. Apakah sering pelupa dalam rangka kegiatan sehari-hari
2. Hiperaktif - Setidaknya tiga gejala hiperaktif telah berlangsung selama minimal 6 bulan, untuk tingkat yang maladaptif
dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan anak:
a. Sering gelisah dengan tangan atau kaki atau menggeliat di tempat duduk
b. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain di mana sisa duduk adalah diharapkan
c. Sering berjalan sekitar atau memanjat berlebihan dalam situasi di mana tidak patut (dalam remaja atau orang
dewasa, hanya perasaan gelisah dapat hadir
d. Apakah sering terlalu berisik dalam bermain atau memiliki kesulitan dalam melakukan tenang di waktu luang
3. Impulsif - Setidaknya salah satu gejala berikut impulsif telah berlangsung selama minimal 6 bulan, untuk tingkat yang
maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan anak:
a. Sering blurts keluar jawaban sebelum pertanyaan yang telah diselesaikan
b. Sering gagal menunggu di garis atau menunggu putaran dalam permainan atau situasi kelompok
c. Sering menyela atau intrudes pada orang lain (misalnya, puntung ke percakapan orang lain atau permainan)
d. Sering berbicara berlebihan tanpa respon yang tepat untuk kendala sosial
6. Gejala dalam 1 dan 3 menyebabkan distress klinis signifikan atau penurunan fungsi sosial, akademis atau pekerjaan.
Tatalaksana
NON-FARMAKOLOGIS
Intervensi psikososial berdasarkan klinis
- Intervensi psikososial keluarga
- Intervensi individual
FARMAKOLOGIS
PSIKOSTIMULAN
terapi lini pertama untuk mengatasi gejala inti ADHD/gangguan hiperkinetik
methylphenidate hydrochloride (MPH) usia 6 th/lebih.
dexamfetamine sulphate (DEX) usia 3 th/lebih.
Pemberian dimulai dengan dosis sekecil mungkin dan titrasi dengan jadwal 2 – 3 kali
sehari, tingkatkan dosis dengan interval per minggu sampai didapatkan respon yang
memuaskan.
Efek samping : nyeri kepala, nyeri lambung, mual, insomnia, nafsu makan berkurang
ANTIDEPRESAN TRISIKLIK
Kelompok obat ini lebih berpengaruh pada gejala behavioralnya daripada terhadap gejala
kognitifnya.
memiliki batas keamanan yang lebih sempit daripada psikostimulan, disertai dengan
rentang efek samping potensial yang lebih lebar.
Obatnya:
imipramine,
desipramine,
amitriptyline,
nortriptyline,
clomipramine
AGONIS ALPHA-2 ADRENERGIK
Klonidin
Obat ini dapat mengurangi gejala ADHD, dan terdapat penurunan yang
besar saat dikombinasikan dengan methylphenidate dibandingkan jika
diberikan sendiri.
Diberikan 3 kali sehari dengan dosis maksimum 0,6 mg per hari
tergantung respon dan efek samping yang muncul, atau 2 kali sehari
dengan dosis total 0,10-0,20 mg/kg/hari.
Guanfacine
PROGNOSIS
Perjalanan penyakit dapat bervariasi.
15 – 20% kasus, gejala ADHD menetap sampai masa dewasa.
Remisi biasanya terjadi antara usia 12 – 20 tahun.
Sebagian besar pasien ADHD mengalami remisi parsial dan
rentan terhadap gangguan kepribadian antisosial/lainnya dan
gangguan mood.
Prognosis lebih baik bila didapatkan:
fungsi intelektual yang tinggi,
dukungan yang kuat dari keluarga, temen-teman yang baik,
diterima di kelompoknya dan diasuh oleh gurunya serta tidak
mempunyai satu atau lebih komorbid gangguan psikiatri.
kesimpulan
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) merupakan suatu
peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang
menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua
tempat dan suasana yang berbeda dan kondisi yang sangat umum di
antara anak-anak.