Kurikulum SMPN 16 CRBN
Kurikulum SMPN 16 CRBN
2009
LEMBAR PEMBERLAKUAN
Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah maka
dengan ini Kurikulum SMP Negeri 16 Kota Cirebon ditetapkan untuk
Diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2009/2010
Ditetapkan : Cirebon
Tanggal
Ketua Komite Sekolah
: 02 Juni 2009
Cirebon
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah
banyak melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menelesaikan
Kurikulum SMP Negeri 16 Kota Cirebon.
Kurikulum ini dibuat sebagai pegangan /rambu rambu kami, dalam dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Penyusunan KTSP ini dilandasi UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, PP. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 22 tahun
2006 tentang Standar Isi, Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi
Lulusan, Permendiknas No. 24 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan.
Terima kasih kami ucapkan kepada semuapihak yang telah banyak membantu dan
memfasilitasi dalam pembuatan
Tiada gading yang tak retak, mungkin pepatah itulah yang tepat untuk kami
dalam pembuatan Kurikulum ini. Untuk ini kami mengharapkan saran dan kritik
demi perbaikan dan kesempurnaan.
Akhir kata, semoga Kurikulum ini dapat dilaksanakan sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional.
Cirebon,
Juli 2009
Kepala Sekolah,
DAFTAR ISI
LEMBAR PEMBERLAKUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
T U J U A N
D. TUJUAN SEKOLAH
BAB III
11
A. STRUKTUR KURIKULUM
11
B. MUATAN KURIKULUM
12
C. PENGEMBANGAN DIRI
14
D. BEBAN BELAJAR
14
E. KETUNTASAN BELAJAR
15
16
17
18
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
19
LAMPIRAN LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
KurikulumTingkat SatuanPendiikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri
dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi/pokok
pembelajaran,
indikator,
penilaian,
alokasi
waktu,
dan
pembelajaran
yang
memuat
sekurang-kurangnya
tujuan
Standar isi
Standar proses
Kompetensi lulusan
Tenaga kependidikan
Pengelolaan
Pembiayaan dan
Penilaian pendidikan
Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum SMP Negeri 16 Kota Cirebon disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan peserta didik untuk ;
a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b) Belajar untuk memahami dan menghayati,
c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Komponen Kurikulum terdiri dari :
a) Tujuan Pendidikan Sekolah
b) Struktur dan Muatan Kurikulum
c) Kalender Pendidikan
d) Silabus
e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
B. TUJUAN PENGEMBANGANG Kurikulum SMP Negeri 16 Kota Cirebon
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendiikan
Nasional
a. Pasal 36 ayat (1) :Pengembangan Kurikulum dilakukan dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
13
dan
14
menekankan
bahwa
kurikulum
SMP/MTs/SMPLB/SMA/MA/SMALB :
(1) Dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup
(2) Dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal
g. Pasal 16 ayat (1) : Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan
penidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada
panduan yang disusun oleh BSNP.
h. Pasal 17 ayat (1) : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah /
karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta
didik .
i. Pasal 17 ayat (2) : Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan
komite madrasah, mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Silabusnya berdasarkan Kerangkan dasar kurikulum
dan Standar Kompetensi Lulusan, dibawah supervisi Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk
SD, SMP, SMA dan SMK; dan Departemen yang menangani urusan
pemerintah di bidang agama untuk MI, MTs.,MA dan MAK.
3. Peraturan Mendiknas RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
4. Peraturan Mendiknas RI No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulsan
5. Peraturan Mendiknas RI No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan
Mendiknas RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, dan Peraturan
Mendiknas RI No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kelulusan Tingkat
Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Era informasi
4. Pengaruh globalisasi terhadap perilaku dan moral manusia
5. Berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan dan
6. Era perdagangan bebas
7. Seimbang antara kepentinga nasional dan kepentingan daerah
Tantangan dan sekaligus peluang itu harus direspon oleh sekolah kami, sehingga
visi sekolah diharapkan sesaui dengan arah perkembangan tersebut. Visi tidak lain
merupakan cita moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di
masa datang. Namun demikian, visi sekolah harus tetap dalam arah harapan
masyarakat yang dilayani sekolah/madrasah.
BAB II
T U J U A N
A. TUJUAN PENDIDIKAN DASAR/MENENGAH
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan
tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, disebutkan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan mengacu pada tujuan
umum berikut ini. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
B. VISI SMP NEGERI 16 KOTA CIREBON
Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders) bermusyawarah
sehingga visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait, sehingga
seluruh
kelompok
yang
terkait
(guru,
karyawan,
siswa,
orang
tua,
DALAM
KERJA,
MEWUJUDKAN
MANAJEMEN
KEKELUARGAAN,
KERJASAMA,
SILATURAHMI,
PELAYANAN
SERTA
PRIMA
TRAMPIL
DENGAN
DALAM
MENINGKATKAN
MENGEMBANGKAN
dan
menjalankan
hak
dan
kewajiban
untuk
berkarya
10
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah mata
pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan
individu sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh
terhadap peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Program Pendidikan terdiri
dari Pendidikan Umum, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Khusus.Pendidikan
Umum meliputi tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengan Atas (SMA). Pendidikan
Kejuruan terdapat pada Sekolah Menengan Kejuruan (SMK) Pendidikan Khusus
meliputi Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengan Atas Luar Biasa (SMALB) dan terdiri
atas delapan jenis kelainan atas dasar ketunaan.
Pada program pendidikan di SMP/MTs, jumlah jam mata pelajaran sekurangkurangnya 32 jam pelajaran setiap minggu. Setiap jam pelajaran lamanya 40
menit. Jenis program pendidikan di SMP/MTs, terdiri dari program umum
meliputi sejumlah mata pelajaran yang wajib diikuti seluruh peserta didik, dan
program pilihan yang menjadi ciri khas daerah berupa mata pelajaran muatan
local. Mata pelajaran yang wajib diikuti program umum berjumlah 10 mata
pelajaran, sementara keberadaan Mata Pelajaran Muatan Lokal ditentukan oleh
kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan sekolah.
Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan dalam struktur kurikulum. Setiap Satuan Pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum 4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mepertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, disamping memanfaatkan
mata pelajaran lain yang dianggap penting namun tidak terdapat dalam struktur
kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi. Dengan adanya tambahan waktu,
satuan
pendidikan
diperkenankan
mengadakan
penyesuaian-penyesuaian.
11
Misalnya mengadakan program remedial bagi peserta didik yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum SMP/MTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama 3 tahun mulai kelas VII sampai dengan
kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
dari muatan kurikulum.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan
yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui
metoda dan pendekatan tertentu.
Pada bagian ini sekolah/madrasah mencantumkan mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri beserta alokasi waktunya yang akan diberikan
kepada peserta didik.
Untuk Kurikulum SMP/MTs, terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri yang harus diberikan kepada peserta didik.
Berikut disajikan kurikulum SMP Negeri 16 Kota Cirebon
Kelas dan Alokasi Watu
Komponen
VII
VIII
IX
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
8. Seni Budaya
A. Mata Pelajaran
12
Tata Busana)
J u m l a h
39
39
39
13. Pendidikan
Keterampilan
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri kkas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang mestinya disesuaikan dengan potensi daerah masingmasing.
Muatan
lokal
merupakan
mata
pelajaran,
sehingga
sekolah
harus
VIII
IX
13
u m l a h
C. PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri / Kegiatan Ekstra kurikuler di SMP Negeri 16 Kota Cirebon,
meliputi :
1. Baca Tulis Al-Quran
2. Bola Basket
3. Bulu Tangkis
4. Bola Voli
5. Sepak Bola
6. Seni Musik
7. Pramuka
8. PMR
9. Pencak Silat
10. Baca Puisi
11. Pidato Berbahasa Inggris
12. Budaya Cirebon
Kegiatan Ekstra kurikuler diatas dilaksanakan pada hari-hari tertentu setelah
selesai kegiatan belajar mengajar (sore hari dan hari Minggu)
D. BEBAN BELAJAR
Pengaturan beban belajar ditentukan berdasarkan sistem pengelolaan program
pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan
sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun
14
ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, disamping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap
penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di
dalam Standar Isi.
2. Alokasi waktu untuk penugasan struktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam system paket untuk SMP/MTs/SMPLB adalah antara 0% - 50% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang besangkutan.
3.
4. Alokasi waktu praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu
jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Untuk kegiatan Praktikum IPA yang berlangsung selama dua jam
pelajaran setara dengan satu jam pelajaran tatap muka, sesuai dengan yang
tertulis pada Struktur Kurikulum SMP Negeri 16 Kota Cirebon.
E. KETUNTASAN BELAJAR
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% - 100%. Kriteria ideal
ketuntasan belajar untuk masing-masing indikator 75%. Sekolah harus
menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik
serta sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah
secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria
ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri 16 Kota Cirebon yang berlaku saat
ini :
15
VII
VIII
IX
64
65
66
Kewarganegaraan
65
65
65
3. Bahasa Indonesia
65
66
67
4. Bahasa Inggris
62
63
66
5. Matematika
60
60
60
60
60
60
64
64
64
8. Seni Budaya
65
66
66
65
65
63
65
65
65
62
64
67
60
62
65
70
70
70
63,62
64.23
64.92
F. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan
9. Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
10. Teknologi Informasi dan
Komunikasi
B. Muatan Lokal
16
SMP
Negeri
16
Kota
Cirebon,
kenaikan
kelas
juga
17
18
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun
kalender pendidikan untuk mengatur waktu pembelajaran selama satu tahun ajaran
yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah
mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta
ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut :
-
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif
belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan atau Menteri Agama dalam hal
terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota,
dan atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
19
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk harihari besar dan hari libur khusus.
Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
Bagi
sekolah/madrasah
yang
memerlukan
kegiatan
khusus
dapat
20