Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Pengetahuan Ilmu, Empiris, dan Filsafat.......................................................
2.2 Kebenaran Ilmiah dalam Pancasila................................................................
2.3 Ciri-ciri Berpikir Ilmiah-Filsafati terhadap Pancasila....................................
2.4 Bentuk dan Susunan Pancasila.......................................................................
2.5 Refleksi terhadap Kajian Ilmiah tentang Pancasila di Era Global.................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 dan secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945, kemudian diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun
II No.7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Dalam sejarahnya,
eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia
mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan
kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung
dibalik legitimasi ideologi negara Pancasila. Dengan lain perkataan, dalam
kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar
filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan
direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada
saat itu.
Dalam kondisi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang sedang
dilanda oleh arus krisis dan disintegrasi maka Pancasila tidak terhindar dari
berbagai macam gugatan, sinisme, serta pelecehan terhadap kredibilitas
dirinya sebagai dasar negara ataupun ideologi, namun demikian perlu segera
kita sadari bahwa tanpa suatu platform dalam format dasar negara atau
ideologi maka suatu bangsa mustahil akan dapat survive dalam menghadapi
berbagai tantangan dan ancaman. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas
gerakan reformasi berupaya untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi
Pancasila yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang hal ini
direalisasikan melalui Ketetapan Sidang Istimewa MPR No. XVIII/MPR/1998
tentang Pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan Pancasila sebagai satusatunya asas bagi Orsospol di Indonesia. Ketetapan tersebut sekaligus juga
mencabut mandat MPR yang diberikan kepada Presiden atas kewenangan
untuk membudayakan Pancasila melalui P-4 dan asas tunggal Pancasila.
Monopoli Pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa inilah
yang harus segera diakhiri, kemudian dunia pendidikan tinggi memiliki tugas
untuk mengkaji dan memberikan pengetahuan kepada semua mahasiswa untuk
benar-benar mampu memahami Pancasila secara ilmiah dan obyektif. Dampak
yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada masa
lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat
beranggapan bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru sehingga
mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan mengembalikan
kewibawaan Orde Baru. Pandangan sinis serta upaya melemahkan ideology
Pancasila berakibat fatal yaitu melemahkan kepercayaan rakyat yang akhirnya
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, contoh: kekacauan di Aceh,
Kalimantan, Sulawesi, Ambon, Papua, dan lain-lain. Berdasarkan alasan
tersebut diatas, maka tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara
untuk selalu mengkaji dan mengembangkan Pancasila setingkat dengan
idelogi/paham yang ada seperti Liberalisme, Komunisme, Sosialisme.
1.2Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.3Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui Pancasila secara ilmiah
1.3.2 Dapat mengetahui tngkatan pengetahuan ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengetahuan Ilmu Empiris dan Filsafat
merupakan
pengetahuan
yang
reflektif,
bukan
5) Seni
Pengetahuan dan ekspresi rasa keindahan manusia sebagai
makhluk estetis.
Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah-filosofis dapat dipahami dari
sisi verbalis, konotatif, denotatif.
1) Verbalis dimaksudkan upaya memahami pancasila dari aspek rangkaian
kata-kata yang diucapkan. ( Ex : Pidato, Upacara dll.)
2) Konotatif dimaksudkan upaya memahami pancasila menggunakan ratio.
( Ex : Pancasila dipahami, ditafsirkan, dan dimaknai berdasarkan metode
ilmiah.)
3) Denotatif terhadap Pancasila berkaitan dengan fakta. ( Ex : realita yang
menunjukkan adanya perwujudan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan.)
Sisi verbalis dan sisi konotatif mempunyai hubungan langsung,
artinya apa yang diucapkan dapat diinterpretasikan, dan dicari maknanya
oleh setiap orang. Sisi verbalis dan sisi denotatif tidak terhubung secara
langsung, karena apa yang dikatakan tidak mesti langsung terwujud dalam
kenyataan.
Berobjek
material. Objek formal Pancasila adalah suatu sudut pandang
tertentu dalam pembahasan Pancasila atau dengan kata lain dari sudut
pandang apa Pancasila itu dibahas.
Indonesia
sejak
dahulu
sampai
sekarang.
Contohnya
naskah-naskah
kuno,
peninggalan
zaman
Bermetode
Setiap ilmu harus memiliki metode, yaitu
seperangkat cara atau sistem pendekatan untuk
membahas objek material agar mendapatkan kebenaran
yang objektif. Demikian pula halnya dengan Pancasila.
Jika Pancasila dibahas dari segi sejarah, maka metode
yang dipakai adalah metode ilmu sejarah. Selain itu bisa
juga secara filosofis dengan metode analisis-sintesis.
Metode analisis-sintesis adalah menguraikan dan
Bersistem
Pemahaman Pancasila secara ilmiah merupakan
satu kesatuan dan keutuhan, bahkan Pancasila itu
sendiri pada dasarnya merupakan kebulatan yang
sistimatis, logis, dan tidak bertentangan di dalam silasilanya (Kaelan, 1998).
Notonagoro mengatakan bahwa sila-sila Pancasila
tersusun secara hierarkis, piramidal, dan bersifat
majemuk-tunggal.
Hierarkis Piramidal ialah sila-sila Pancasila
ditempatkan sesuai luas cakupan dan keberlakuan
pengertian yang terkandung di dalamnya. Sila
Ketuhanan diletakkan pada
urutan pertama, karena menunjuk pada eksistensi
Tuhan sebagai sang Pencipta. Sila Kemanusiaan
diletakkan pada urutan kedua, karena manusia
hanyalah sebagian dari ciptaan Tuhan di samping
Universal
Kebenaran pengetahuan ilmiah relatif berlaku
secara universal. Artinya kebenaran tidak terbatas oleh
ruang, waktu, keadaan, situasi, kondisi, maupun jumlah
tertentu. Demikian juga dengan kajian terhadap
Pancasila. Masing-masing sila Pancasila bersifat
universal, yaitu: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadilan. Kata Ketuhanan memiliki
makna yang hampir sama
dengan religiusitas.Kemanusiaan analog dengan
kata humanisme. Persatuan analog dengan
kata nasionalisme. Kerakyatan analog
dengan demokrasi. Sedangkan Keadilan analog
dengan kesejahteraan. Arti universal tidak sama dengan
absolut, karena pengetahuan manusia tidak akan
pernah mencapai kebenaran yang mutlak.
hubungan
yang
organis
dan
menyusun
suatu
yang
meliputi
sosio-nasionalisme,
sosio-demokrasi,
dan akan kembali kepadaNya. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab di tempatkan setelah Ketuhanan, karena yang akan mencapai
tujuan atau nilai yang didambakan adalah manusia sebagai pendukung
dan pengemban nilai-nilai tersebut. Setelah prinsip kemanusiaan
dijadikan landasan, maka untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan
manusia-manusia itu perlu bersatu membentuk masyarakat (Negara),
sehingga perlu adanya persatuan (sila ketiga). Persatuan Indonesia erat
kaitannya dengan nasionalisme. Oleh karena itu persatuan Indonesia
bukan sesuatu yang terbentuk sekali dan berlaku untuk selama-lamanya.
Sila keempat merupakan cara-cara yang harus ditempuh ketika suatu
Negara ingin mengambil kebijakan. Kekuasaan Negara diperoleh bukan
karena warisan, tetapi berasal dari rakyat. Jadi rakyatlah yang berdaulat.
Sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ditempatkan
pada sila terakhir, karena sila ini merupakan tujuan dari Negara
Indonesia yang merdeka. Oleh karena itu masing-masing sila
mempunyai makna dan peran sendiri-sendiri.
bermasyarakat
maupun
kehidupan
bernegara.
Nilai-nilai
oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama
dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara
seakan memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek
kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan
terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang
iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan
lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang
terjadi di dunia.
Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak
positif,berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat
terasa,baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,dan teknologi
informasi
Di era global seperti yang sedang terjadi saat ini, dunia datar (dunia
maya) secara langsung atau pun tidak langsung banyak menghadirkan
ideologi asing yang gencar menerpa masyarakat Indonesia. Banyak
masyarakat yang tidak menyadari akan hal ini, justru kebanyakan
menganggap bahwa nilai-nilai dan ideologi asing justru menjadi pandangan
hidupnya seperti :
1) Materialisme ialah sikap hidup yang mengagungkan materi atau bendabenda. Ukuran kesuksesan sesorang dipandang dari segi materi yang
dimiliki, sehingga sering mengabaikan etos kerja serta nilai-nilai
kemanusiaan. Seseorang akan menjadi kurang menghargai orang lain
dari sisi spiritualisnya.
Cara Mengatasi Budaya Hedonisme :
Untuk mengantisipasi pengaruh negatif budaya hedonisme bagi
mahasiswa perlu diadakan sosialisasi, yaitu :
Sadari Anda materialistic
Sadari segala sesutau tidak selalu menjadi hal yang baru
Pikirkan kemngkinan tabungan Anda
Sadari bahwa uang datang dan pergi
sadari bahwa pribadi seseorang lebih penting
menjalin sosialisasi dengan lingkungan masyarakat yang sederhana
2) Hedonisme
merupakan
mengutamakan
suatu
kenikmatan
dan
paham
serta
kesenangan
sikap
hidup
yang
duniawi. Hidupnya
3) Konsumerisme, yaitu sikap serta gaya hidup yang lebih senang berada
di
posisi
sebagai
pembuat/penghasil
pengguna
(produsen).
(konsumen)
Kecenderungan
daripada
menjadi
konsumtif
yang
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1) Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah harus memenuhi syarat,
yaitu memiliki objek, metode/cara, sistem dan bersifat
universal.
2) Tingkatan pengetahuan ilmiah Pancasila sangat ditentukan
oleh macam-macam pertanyaan ilmiah, seperti deskriptif
(bagaimana), kausal (mengapa), normatif (kemana) dan
esensial (apa ).
3.2Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan-kekurangan baik dari bentuk maupun isinya,
maka dari itu penulis menyarankan kepada pembaca agar ikut peduli dalam
mengetahui sejauh mana pembaca mempelajari tentang Pancasila sebagai
Pengetahuan Ilmiah dan semoga dengan makalah ini para pembaca dapat
menambah cakrawala ilmu pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
http://anadarabone.blogspot.co.id/2011/12/pancasila-sebagai-pengetahuanilmiah.html
https://www.academia.edu/3819639/MAKALAH_PENDIDIKAN_PANCASILA
http://hitamandbiru.blogspot.co.id/2012/07/landasan-historis-kultural-yuridisdan.html
http://anadarabone.blogspot.co.id/2011/12/pancasila-sebagai-pengetahuanilmiah.html
http://markdebie.blogspot.co.id/2011/05/kajian-ilmiah-terhadap-pancasila.html
https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr,ssl&ei=MQrqVuqtG9OiugTgg7j4Dw#q=makalah+kajian+ilmiah+terh
adap+pancasila
http://www.philosophyresearcher.com/2014/05/metode-hermeneutika-soekarnosebuah.html
https://wirasaputra.wordpress.com/2011/04/26/pengetahuan-pancasila-adalahpengetahuan-ilmiah/