Anda di halaman 1dari 8

TUGAS I JALAN RAYA

Sejarah Adanya Jalan dan Klasifikasi Kelas-kelas Jalan

Disusun Oleh :
Nama

: Rizky Noviandri

NIM

:1507113575

KELAS

:C

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU 2016

A. PEFRKEMBANGAN TEKNOLOGI JALAN RAYA


Sejarah perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu sendiri yang selalu
berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama. Dengan
demikian perkembangan jalan saling berakaitan dengan teknik jalan, seiring dengan
perkembangan teknologi yang ditemukan manusia.
Pada awalnya jalan raya berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup. Setelah
manusia mulai hidup berkelompok jejak-jejak berubah menjadi jalan setapak yang masih
belum berbentuk jalan yang rata. Dengan dipegunakan alat transportasi seperti hewan, kereta,
atau yang lainnya, mulai dibuat jalan yang rata.
Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam sejarah bangsa
Indonesia adalah pembangunan jalan Deandles pada Zaman Belanda, yang dibangun dari
Anyer di Banten Sampai Panarukan di Banyuwangi Jawa Timur. Yang diperkirakan 1000 km.
pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa pada akhir abad 18. Tujuan
pembangunan pada saat itu terutama untuk kepentingan strategi dan dimasa tama \paksa
untuk memudahkan pengangkutan hasil bumi.
Jalan Deandles tersebut belum direncanakan secara teknis baik geometric maupun
perkerasannya. Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada jaman keemasan
Romawi. Pada saat itu telah mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapis
perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan jalan seakan terhenti degan runtuhnya
kekuasaan Romawi sampai abad 18.
Pada abad 18 para ahli dari Perancis, Skotlndia menemukan bentuk perkerasan yang
sebagian smpai saat ini umum digunakandi Indonesia dan merupakan awal dari
perkembangan konstruk perkerasan di Indonesia yang anatar lain : konstruksi perkerasan
batu belah (Telford), konstrusi perkerasan macadam.
Konstruksi Telfrod diciptakan oleh Thomas Telford (1757-1834) dari Skotlandia,
sedangkan Macadam oleh Jhon Londer Macadam (1756-1836) dari Skotlandia.
Perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat ditemukan pertama
kali di Babylon pada tahun 625 SM, tetapi perkerasan jenis ini tidak berkembang sampai
ditemukan kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan Karl Benz pada tahun 1880.
Mulai tahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi perkerasan dengan menggunakan
aspal sebagai bahan pengikat maju pesat. Di Indonesia perkembangan perkerasan aspal
dimulai pada tahap awal berupa konstruksi Telford dan Macadam yang kemudian diberi
lapisan aus yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan ditaburi pasir kasar yang

kemudian berkembang menjadai lapisan penetrasi (Lapisan, Brutu, Bruda, Buras). Yahun
1980 diperkenalkan perkerasan jalan dengan aspal emulsi dan butas, tetapi dalam
pelaksanaan atau pemakaian aspal butas terdapat permasalahan dalam hal variasi kadar
aspalnya yang kemudian disempurnakan pada tahun 1990 dengan teknologi beton mastic,
perkembangan konstruksi perkerasan jalan menggunakan aspal panas (hot mix) mulai
berkembang di Indonesia pada tahun 1975, kemudian disusul dengan jenis lain seperti aspal
beton (AC) dan lain-lain.
Konstruksi perkerasan menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah ditemukan
pada tahun 1928 di London, tetapi konstruksi perkerasan ini mulai berkembang awal 1900.
Konstruksi perkerasan dengan menggunakan semen atau concrete pavement mulai
dipergunakan di Indonesia secara besar besaran pada awal tahun 1970, yaitu pada
pembangunan jalan tol Prof. Sediyatmo.
Secara umum perkembangan konstruksi perkerasan di Indonesia mulai berkembang
pesat sejak tahun 1970 dimana dimulai diperkenalkannya pembangunan perkerasan jalan
sesuai dengan fungsinya.
Sedangkan perencanaan geometric jalan seperti sekarang ini baru dikenal sekitar
pertengahan tahun 1960 kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak tahun
1980.
B. DEFINISI-DEFINISI JALAN
Dalam undang-undang jalan raya no. 13/1980 bahwa jalan adalah :
Suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
Jalan Khusus adalah jalan selain dari pada yang termasuk diatas.
Jalan Tol adalah jalan umum yang kepada para pemakainya dikenakan kewajiban
membayar Tol.
C. KLASFIKASI JALAN
Klasifikasi Jalan berdasarkan Peraturan Dirjen. BIMA No. 13/1970.
a. Kelas Jalan Menurut Fungsi
Jalan utama
Yaitu jalan-jalan yang melayani lali lintas yang tinggi antara kota-kota penting. Jalanjalan dalam golongan ini harus direncanakan untuk dapat melayani lalu lintas yang
cepat dan berat.
Jalan sekunder

Yaitu jalan-jalan yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara kota-kota penting
dan kota-kota yang lebih kecil, seta melayani daerah-daerah sekitarnya.
Jalan penghubung
Yaitu jalan-jalan untuk keperluan aktifitas daerah, yang juga dipakai sebagai jalan
penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau berlainan.
b. Kelas Jalan Menurut Pengelola
Jalan arteri
Yaitu jalan-jalan yang terletak di luar pusat perdagangan (out lying business
district).
Jalan kolektor
Yaitu jalan-jalan yang terletak di pusat perdagangan (central business district).
Jalan lokal
Yaitu jalan-jalan yang terletak di pusat daerah perumahan.
Jalan Negara
Yaitu jalan-jalan yang menghubungkan antara ibukota provinsi. Biaya
pembangunan dan perawatannya di tanggung oleh pemerintah pusat.
Jalan kabupaten
Yaitu jalan-jalan yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten atau jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, juga jalan-jalan yang mengubungkan antar desa dalam satu kabupaten.
c. Kelas Jalan Menurut Tekanan Gandar
Menurut tekanan gandar kelas jalan dibagi menjadi beberapa kelas sebagai berikut :
d. Kelas Jalan Menurut Besarnya Volume Dan Sifat-Sifat Lalu Lintas

Jalan kelas I
Jalan ini mencakup semua jalan utama, yang melayani lalu lintas cepat dan
berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tidak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan
yang tidak bermuatan. Jalan-jalan kelas ini mempunyai jalur yang banyak.

Jalan kelas II
Jalan ini mencakup semua jalan sekunder, walau komposisi lalu lintasnya
terdapat lalu lintas lambat. Jalan kelas II ini berdasarkan komposisi dan sifat lali lintas.
Jalan kelas III
Jalan ini mencakup jalan-jalan penghubung dan mrupakan konstruksi jalan
berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah
penebaran dengan aspal.
D. KARAKTERISTIK JALAN
Dalam perencanaan geometric tedapat beberapa parameter perencanaan, seperti
kendaraan, kecepatan rencana, volume lalu lintas, kapasitas jalan, tingkat pelayanan,
tampang melintang jalan, dan jarak pandangan yang diberikan oleh jalan tersebut. Parameterparameter ini merupakan penentu tingkat kenyamanan dan keamanan yang dihasilkan oleh
suatu bentuk geometric jalan. Kemudian yang akan dibahas dalam tugas ini hanyalah
parameter tampang melintang jalan.
a. Tampang Melintang
Tampang melintang jalan ialah potongan suatu jalan tegak lurus pada as atau
sumbu jalan, yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian-bagian jalan yang
bersangkutan dalam arah melintang.
Tampang melintang jalan yang akan digunakan harus sesuai dengan kalsifikasi
jalan serta kebutuhan lalu lintas yang dibutuhkan, demikian pula lebar badan jalan,
dainase, dan kebebasan pada jalan raya semua harus disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku.
Lebar Perkerasan
Pada umumnya lebar perkerasan ditentukan berdasarkan lebar jalur lalu lintas
normal yang besarnya adalah 3,5 meter. Terkecuali :
- Jalan penghubung
dan jalan IIC
= 3.00 meter
- Jalan utama
= 3,75 meter
Jalan-jalan datu jalur seperti jalan penghubung, lebar perkerasannya tidaklah
ditetapkan berdasarkan lebar jalur, karena kecilnya intensitas lalu lintas (jumlah
satuan lalu lintas dari suatu jenis lalu lintas atau suatu kelompok jenis-jenis lalu lintas
yang melalui suatu tempat dalam satu satuan waktu).
Bahu Jalan
Bahu jalan adalah daerah yang disediakan di tepi luar jalan antara lapis
perkerasan dengan kemiringan badan jalan (talud) yang bermanfaat bagi lalu lintas.

Bahu jalan mempunyai kemiringan untuk keperluan pengaliran air dari permukaan
jalan dan juga untuk memperkokoh konstruksi perkerasan.
Sebagai pedoman di dalam perencanaan, ketentuan kemiringan bahu jalan
seperti :

Dalam perencanaan suatu bahu jalan memiliki batas minimum lebar jalan,
yaitu :
- Untuk jalan kelas IICdaerah pegunungan
= 1 meter
- Untuk jalan kelas I daerah pegunungan
= 3,00 meter
- Untuk jalan penghubung daerah pegunungan tergantung lebar pada keadaan
-

setempat = 1 meter.
Pengurangan lebar bahu untuk jalan kelas I sama sekali tidak dianjurkan, bahkan
harus ada bahu lunak selebar minimum 2 meter di luar tepi bahu.
Hal yang sama juga dianjurkan untuk kelas IIA bila segala sesuatu

memungkinkan.
Drainase
Perlengkapan drainase merupakan bagian yang snagat penting dari suatu jalan
seperti saluran tepi, saluran melintang jalan yang harus pula disesuaikan dengan datadata hidrologi seperti intensitas curah hujan maupun frekuensinya serta sifat daerah
aliran. Drainase harus dapat membebaskan pengaruh yang buruk akibat air terhadap
kosntruksinya.
Kebebasan
Kebebasan minimum yang diperlukan pada setiap bagian jalan baik kebebasan
kiri ataupun kebebasan kanan telah diatur sebagaimana yang tercantum dalam
Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970.

Median
Median adalah suatu jalan yang memisahkan dua jalur lalu lintas yang
berlawanan arah. Utnuk jalan yang mempunyai 4 jalur atau lebih pada lalu lintas dua
arah diperlukan median.
Lebar minimum median tergantung pada klasifikasi jalan seperti pada tabel
berikut :

Trotoar
Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang
khusus dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian). Untuk keamanan pajalan kaki maka
trotoar ini harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik berupa kerb. Perlu
atau tidaknya trotoar disediakan sangat tergantung bagi volume pedestrian dan volume
lalu lintas pemakai jalan tersebut lebar trotoar yang digunakan pada umumnya berkisar
antara 1,5 3 m.

DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_jalan_raya/bab1_pendahuluan.pdf
https://www.scribd.com/doc/308162356/Karakteristik-Jalan

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Ski Helda
    Tugas Ski Helda
    Dokumen6 halaman
    Tugas Ski Helda
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • 2016 PK C I t1 Rizky Noviandri
    2016 PK C I t1 Rizky Noviandri
    Dokumen1 halaman
    2016 PK C I t1 Rizky Noviandri
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Rincian Buku Paket
    Rincian Buku Paket
    Dokumen7 halaman
    Rincian Buku Paket
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • S003412739
    S003412739
    Dokumen39 halaman
    S003412739
    mochsukmalesmana
    Belum ada peringkat
  • Arifan Farhan-1507113557-Distribusi Tegangan Efektif
    Arifan Farhan-1507113557-Distribusi Tegangan Efektif
    Dokumen5 halaman
    Arifan Farhan-1507113557-Distribusi Tegangan Efektif
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Peper Sela
    Peper Sela
    Dokumen12 halaman
    Peper Sela
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Evaporasi Ririn
    Evaporasi Ririn
    Dokumen13 halaman
    Evaporasi Ririn
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Tugas Jalan Raya 1 Ririn
    Tugas Jalan Raya 1 Ririn
    Dokumen7 halaman
    Tugas Jalan Raya 1 Ririn
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • BATAM
    BATAM
    Dokumen7 halaman
    BATAM
    RizkyNoviandri
    Belum ada peringkat
  • Penyelesaian
    Penyelesaian
    Dokumen4 halaman
    Penyelesaian
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • RAMBU2
    RAMBU2
    Dokumen2 halaman
    RAMBU2
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Patok Kel 3 Theodolite
    Patok Kel 3 Theodolite
    Dokumen8 halaman
    Patok Kel 3 Theodolite
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen96 halaman
    Chapter II
    Davey Jones
    Belum ada peringkat
  • Tugas Jalan Raya 1 Ririn
    Tugas Jalan Raya 1 Ririn
    Dokumen7 halaman
    Tugas Jalan Raya 1 Ririn
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Kosakata TOEFL
    Kosakata TOEFL
    Dokumen34 halaman
    Kosakata TOEFL
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • KOMANDO_AUTOCAD
    KOMANDO_AUTOCAD
    Dokumen15 halaman
    KOMANDO_AUTOCAD
    Jaya Septhialdy Dimas
    Belum ada peringkat
  • Jaw Aban
    Jaw Aban
    Dokumen6 halaman
    Jaw Aban
    RizkyNoviandri
    Belum ada peringkat
  • Abrasi
    Abrasi
    Dokumen21 halaman
    Abrasi
    rizky noviandri
    100% (1)
  • BATAM
    BATAM
    Dokumen7 halaman
    BATAM
    RizkyNoviandri
    Belum ada peringkat
  • Survei
    Survei
    Dokumen4 halaman
    Survei
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pancasila Kelompok 2
    Makalah Pancasila Kelompok 2
    Dokumen18 halaman
    Makalah Pancasila Kelompok 2
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen20 halaman
    Bab 1
    RizkyNoviandri
    Belum ada peringkat
  • Penyebab Pencemaran Udara Ririn
    Penyebab Pencemaran Udara Ririn
    Dokumen3 halaman
    Penyebab Pencemaran Udara Ririn
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Tanda
    Tanda
    Dokumen2 halaman
    Tanda
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Peta
    Peta
    Dokumen10 halaman
    Peta
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Tanda Tanda Terjadinya Bencana Alam
    Tanda Tanda Terjadinya Bencana Alam
    Dokumen5 halaman
    Tanda Tanda Terjadinya Bencana Alam
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • Bahaya Sampah Plastik
    Bahaya Sampah Plastik
    Dokumen4 halaman
    Bahaya Sampah Plastik
    RizkyNoviandri
    Belum ada peringkat
  • PROSES
    PROSES
    Dokumen3 halaman
    PROSES
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat
  • PENYEBAB
    PENYEBAB
    Dokumen11 halaman
    PENYEBAB
    rizky noviandri
    Belum ada peringkat