Anda di halaman 1dari 11

PENYEBAB

BANJIR

Faktor Penyebab Banjir yang Menyebabkan


Terjadinya Bencana
1. Luapan Air Sungai
Sungai yang lebar dan kedalamannya tidak berubah, namun di sekitarnya terjadi peningkatan jumlah
penduduk yang sangat signifikan dapat menyebabkan ketidakmampuan sungai untuk menampung
secara keseluruhan air buangan, air hujan dan sampah yang masuk ke dalamnya. Jika sudah
penuh, maka air akan menggenangi pinggiran sungai dan daerah rendah lainnya.
2. Pendangkalan Sungai, Kali, Selokan, Danau, Situ, Dll
Jika orang-orang selalu membuang sampah di sungai atau terus-menerus terjadi erosi tanah di
sekitarnya, maka akan terjadi pendangkalan. Sungai, danau dan selokan yang dangkal tidak akan
mampu menampung air dalam jumlah besar sehingga air akan meluap menggenangi sekitarnya dan
daerah-daerah yang rendah.
3. Kegagalan Tanah Menyerap Air
Jika jumlah luas keseluruhan lahan terbuka hijau dan tanah kosong berkurang drastis di suatu
daerah akibat berbagai sebab, maka air hujan yang turun akan langsung meluncur dengan cepat ke
selokan, sungai dan akhirnya ke laut. Jika air yang meluncur tersebut sangat banyak jumlahnya,
maka otomatis tidak akan tertampung di saluran air yang ada. Walhasil air yang tidak dapat
ditampung oleh saluaran pembuangan air akan tergenang bebas dan menyebabkan banjir.
4. Penggundulan Hutan
Hutan yang berisi berbagai macam pohon-pohon lebat nan rindang serta semak belukar yang
rimbun dengan lantai hutan yang penuh dengan kompos alami sampah hutan dapat menyerap air
hujan dalam jumlah besar. Jika hutan digunduli dan dipersempit, maka air hujan akan meluncur ke
sungai dan kemudian berakhir di laut. Jika sungai tidak mampu menampung air dalam jumlah besar,
maka akan terjadi banjir di sekitar sungai dan daerah rendah yang ada di sekitarnya.
5. Air Bah / Banjir Bandang
Air bah atau air banjir bandang yang datangnya cepat dan tiba-tiba bisa saja terjadi akibat terjadinya
sesuatu hal seperti jebol tanggul, jebol bendungan, tanah longsor, hujan lebat di daerah sekitar hulu
sungai, salju mencair masal secara tiba-tiba dan lain sebagainya. Banjir yang tiba-tiba ini bisa saja
langsung menghajar dan menggenangi daerah pemukiman penduduk.
6. Hujan Deras Yang Lama
Jika hujan terjadi dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang panjang bisa mengakibatkan

suatu daerah yang tidak biasa banjir menjadi banjir jika tidak sigap menghadapi kuantitas air yang
tidak wajar di luar kebiasaan normalnya.
7. Air Laut Pasang (Rob)
Permukaan air laut yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan permukaan daratan yang
terus-menerus ambles mengakibatkan pada saat air pasang, daerah-daerah pantai dan daerah yang
rendah akan digenangi air laut yang asin.
8. Saluran Air Mampet
Jika got, selokan, comberan, parit dan atau sebangsanya mampet karena sampah, maka aliran air
akan terhambat, dengan begitu air yang tidak bisa menembus barikade sampah tersebut akan
meluap dan menggenangi di sekitar saluran air tersebut. Oleh sebab itu perlu kesadaran masyarakat
yang tinggi untuk tidak membuang sampah sembarangan di mana pun berada. Terkadang orang
menganggap kali sebagai tempat membuang sampah yang sah, sehingga saat sampah menyangkut
dan menghambat laju air, maka bisa mengakibatkan banjir.
9. Perubahan Sistem Drainase Pembuangan Air
Suatu daerah yang biasanya tidak banjir bisa saja menjadi daerah langganan banjir baru jika daerah
di sekitarnya melakukan sesuatu yang mengubah sistem drainase yang sudah ada tanpa
memperhatikan amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Contohnya seperti peninggian masal
suatu wilayah rendah untuk komplek perumahan baru, menyempitkan saluran air yang ada untuk
suatu pembangunan, hilangnya daerah rawa-rawa untuk dijadikan mall, dan lain sebagainya.
10. Tsunami Air Laut
Adanya gempa bumi, pergeseran lempengan bumi, tumbukan meteor besar, ledakan bom, angin
besar, tanah longsor, es longsor, dan lain sebagainya bisa saja menyebabkan gelombang tinggi air
laut yang menyapu suatu daratan baik skala kecil maupun besar. Banjir air laut akibat sunami bisa
mencapai ketinggian ratusan meter sehingga dapat menewaskan banyak orang yang dilaluinya
1. Curah Hujan Tinggi
Salah satu faktor peristiwa alam yang signifikan pengaruhnya terhadap terjadinya bencana banjir
adalah tingkat curah hujan yang tinggi. Gambarannya adalah jika curah hujan tinggi terjadi di Bogor
bukan tidak mungkin akan terjadi banjir di Jakarta. Kondisi seperti ini sangat sulit untuk dicegah
tetapi bisa dilakukan antisipasi seperti membuat kanal pengendali banjir.
2. Lahan Gundul
Lahan gundul merupakan salah satu faktor dominan yang membuat bencana banjir seringkali terjadi
di Indonesia. Inilah akibat dari penebangan hutan secara liar yang dilakukan oleh segelintir orang
yang hanya mementingkan kepentingan diri dan golongannya saja. Kini banyak hutan yang sudah
tidak mampu manampung air dalam jumlah besar dan akhirnya mengakibatkan banjir.

3. Alih Fungsi Lahan


Tidak jauh berbeda seperti hutan gundul, alih fungsi lahan juga merupakan salah satu penyebab
utama terjadinya banjir didaerah hilir. Pada umunya terjadinya alih fungsi lahan adalah motif
ekonomi, mereka mendirikan bangunan-bangunan atau properti lainnya demi keuntungan mereka.
Padahal kita semua tahu daerah hulu merupakan daerah tempat penampungan air dalam jumlah
besar.
4. Erosi Tanah
Hal lain yang bisa menyebabkan terjadinya bencana banjir adalah erosi tanah. Hujan yang terjadi
terus menerus menyebabkan tanah terbawa oleh air dalam jumlah yang sangat besar sehingga
hanya menyisakan bebatuan saja. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bebatuan ini tidak bisa
menyimpan air, dan jika terjadi hujan besar makan air akan terus mengalir menjadi banjir.
5. Pendangkalan Sungai.
Pendangkalan sungai atau yang biasa disebut sedimentasi merupakan salah satu faktor penyebab
banjir di Indonesia ini. Sedimentasi ini bisa terjadi dikarenakan banyak hal, salah satunya adalah
kebiasaan masyarakat membuang sampah disungai. Jika terjadi pendangkalan maka volume air
yang bisa dialirkan akan menjadi sedikit sehingga memungkinkan terjadinya banjir.
6. Rusaknya Saluran Air
Rusaknya saluran air seperti selokan, parit, sungai dan lain-lainnya itu bisa saja menyebabkan
banjir. Oleh sebab itu, kita sebagai masyarakat harus sigap memperbaiki jika sewaktu-waktu saluran
air yang berada disekitar lingkungan rumah kita rusak. Rusaknya saluran air menyebabkan air
meluap dimusim penghujan dan ini bisa menyebabkan banjir.
7. Rusaknya Bendungan
Sama halnya seperti rusaknya saluran air, rusaknya bendungan juga bisa menyebabkan bencana
alam banjir. Air yang mengalir disungai dalam jumlah yang besar seharusnya dialirkan secara
perlahan, dan inilah adalah fungsi dari bendungan sebagai infrastruktur pengendali banjir. Fungsi
bendungan sangat vital, oleh sebab itu kita harus menjaga bendungan disekitar kita.
8. Membuang Sampah Sembarangan
Perilaku manusia yang bisa menyebabkan banjir adalah kebiasaan membuang sampah
sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan akan menyumbat saluran-saluran air sehingga
air meluap kemana-mana yang akhirnya menyebabkan banjir. Sampah juga menyebabkan
sedimentasi disungai yang membuat sungai menjadi dangkal (penyebab banjir).

9. Daerah Bebatuan.
Kemungkinan terjadinya banjir didaerah bebatuan akan lebih sering terjadi dibandingkan didaerahdaerah lainnya, hal ini karena bebatuan memiliki daya serap air yang buruk sehingga tidak bisa
menyerap air dengan volume yang besar. Menurut catatan daerah-daerah yang memiliki topografi
bebatuan seringkali tertimpa benca banjir kiriman atau banjir bandang.
10. Keadaan Tanah dan Tanaman.
Daerah-daerah dengan tanah yang subur dan tanaman tentu memiliki daya serap air yang baik
sehingga kemungkinan tidak akan terjadi banjir. Sedangkan daerah-daerah yang tertutup semen,
paving, aspal dan bahan-bahan lainnya sulit untuk menyerap air yang bisa menyebabkan banjir.
Disinilah pentingnya menanam pohon dan membuat lingkungan sekitar kita menjadi hijau.
Itulah pembahasan mengenai 10 penyebab utama terjadinya bencana alam banjir
di Indonesia ini. Perlu diingatkan bahwa banjir sulit untuk dicegah tetapi bisa dikendalikan, untuk
itu kita harus bersama-sama berkontribusi agar banjir tidak terjadi lagi dengan melakukan berbagai
macam hal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya dan merawat bendungan.

LUMPUR LAPINDO

Sebenarnya ada beberapa hal yang diduga sebagai penyebab terjadinya luapan lumpur
lapindo, seperti kaitannya dengan gempa Yogyakarta yang berlangsungpada hari yang sama,
aspek politik yaitu eksplorasi migas oleh pemerintah,dan aspek ekonomis yaitu untuk
menghemat dana pengeluaran, maka PT Lapindo sengaja tidak memaskcasing pada sumur BPJ1.
Salah satu dari ketiga perkiraan yang sudah umum diketahui banyak orang tentang penyebab
meluapnya lumpur lapindo di Porong Sidoarjo 29 Mei 2006 lalu adalah PT Lapindo Brantas
yang waktu itu sedang melakukan kegiatan di dekat lokasi semburan.
Kegiatan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas waktu iu adalah pengeboran sumur Banjar
Panji-1 (BPJ-1) pada awal maret 2006, kegiatan tersebut bekerjasama dengan perusahaan
kontraktor pengeboran yaitu PT Medici Citran Nusantara.
Dugaan atas meluapnya lumpur tersebut kepada PT Lapindo Brantas adalah kurang telitinya
PT Lapindo dalam melakukan pengeboran sumur dan terlalu menyepelekan. Dua hal tersebut
sudah tampak ketika rancangan pengeboran akhirnya tidak sesuai dengan yang ada dilapangan.

Rancangan pengeboran adalah sumur akan dibor dengan kedalaman 8500 kaki (2590 meter)
untuk bisa mencapai batu gamping. Lalu sumur tersebut dipasang casing yang bervariasi sesuai
dengan kedalaman sebelum mencapai batu gamping.
Awalnya, PT Lapindo sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, 20 inchi
pada 1195 kaki, 16 inchi pada 2385 kaki dan 13-3/8 inchi pada 3580 kaki. Namun setelah PT
Lapindo mengebor lebih dalam lagi, mereka lupa memasang casing. Mereka berencana akan
memasang casing lagi setelah mencapai/menyentuh titik batu gamping. Selama pengeboran
tersebut, lumpur yang bertekanan tinggi sudah mulai menerobos, akan tetapi PT Lapindo masih
bisa mengatasi dengan pompa lumpur dari PT Medici.
Dan setelah kedalam 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. PT Lapindo
mengira target sudah tercapai, namun sebenarnya mereka hanya menyentuh titik batu gamping
saja. Titik batu gamping itu banyak lubang sehingga mengakibatkan lumpur yang digunakan
untuk melawan lumpur dari bawah sudah habis, lalu PT Lapindo berusaha menarik bor, tetapi
gagal, akhirnya bor dipotong dan operasi pengeboran dihentikan serta perangkap BOP (Blow Out
Proventer) ditutup. Namun fluida yang bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sehingga
fluida tersebut harus mencari jalan lain untuk bisa keluar. Itu lah yang menyebabkan
penyemburan tidak hanya terjadi di sekitar sumur melainkan di beberapa tempat. Oleh karena itu
terjadilah semburan lumpur lapindo.
Berikut ada contoh gambar semburan yang terjadi dibawah tanah disekitar sumur BPJ-1.

KEKERINGAN
Faktor-faktor penyebab terjadinya bencana kekeringan:
1. Lapisan tanah tipis
Dengan lapisan tanah yang tipis, air hujan yang terkandung dalam tanah tidak akan bertahan
lama. Hal ini dapat terjadi karena air akan lebih cepat mengalami penguapan oleh panas
matahari. Biasanya bencana kekeringan sering terjadi di daerah pegunungan kars,karena di
daerah ini memiliki lapisan tanah atas yang tipis.
2. Air tanah dalam
Air hujan yang jatuh pada saat musim penghujan, akan meresap jauh ke dalam lapisan bawah
tanah mengingat selain hanya mampu menyimpan air dengan intensitas yang terbatas, tanah juga
tidak mampu menyimpan air dengan jangka waktu yang lebih lama.Hal ini menyebabkan aliranaliran air di bawah tanah (sungai bawah tanah) yang dalam,sehingga tanaman tidak mampu
menyerap air pada saat musim kemarau, karena akar yang dimiliki tidak mampu
menjangkaunya. Air tanah yang dalam menyebabkan sumber-sumber mata air mengalami
kekeringan di musim kemarau,karena air yang terdapat jauh di bawah lapisan tanah tidak mampu
naik, sehingga kalaupun ada sumber mata air yang tidak mengalami kekeringan pada musim
kemarau, itu jumlahnya terbatas.
3. Tekstur tanah kasar
Tekstur tanah yang kasar, tidak mampu menyimpan air dengan jangka waktu yang lama.Karena
air hujan yang turun akan langsung mengalir ke dalam, karena tanah tidak mampu menahan laju

air. Di lain sisi, air yang terkandung dalam tanah yang memiliki tekstur yang kasar akan
mengalami penguapan relatif lebih cepat, karena rongga-rongga tanah jelas lebih lebar dan
sangat mendukung terjadinya proses penguapan.
4. Iklim
Dalam hal ini iklim berkaitan langsung dengan bencana kekeringan. Keadaan alam yang tidak
menentu akan berpengaruh terhadap kondisi iklim yang terjadi. Sehingga mengakibatkan
perubahan musim.
Misalnya: Akibat perubahan kondisi iklim, menyebabkan musim kemarau berjalan lebih lama
daripada musim penghujan, dengan musim kemarau yang lebih lama tentunya akan
memungkinkan terjadinya bencana kekeringan. Karena kebutuhan air kurang terpenuhi di musim
kemarau.
5. Vegetasi
Vegetasi juga mempunyai andil terhadap terjadinya kekeringan .Jenis vegetasi tertentu seperti
ketela pohon yang menyerap air tanah dengan intensitas yang lebih banyak,daripada tanaman
lain, tentunya akan sangat menguras kandungan air dalam tanah.
Dan lebih parahnya, penanaman ketela pohon banyak terjadi di daerah pegunungan karst yang
rawan akan bencana kekeringan. Vegetasi lain yang dapat memicu kekeringan adalah tanaman
bambu. Bambu memiliki struktur yang sangat rumit, dan menutupi permukaan tanah (lapisan
tanah atas) di sekitar bambu itu tumbuh. Sehingga kemungkinan tanaman lain untuk tumbuh
sangat kecil. Dengan demikian tanaman yang seharusnya berfungsi untuk menyimpan air tidak
ada atau terbatas jumlahnya.
6. Topografi
Topografi atau tinggi rendah suatu daerah sangat berpengaruh terhadap kandungan air tanah yang
dimiliki. Biasanya daerah yang rendah akan memiliki kandungan air tanah yang lebih banyak
daripada di daerah dataran tinggi. Hal ini disebabkan karena air hujan yang diserap oleh tanah
akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.Oleh karena itu air akan lebih
banyak terserap oleh tanah di dataran yang lebih rendah.
Dengan kata lain.di dataran tinggi kemungkinan terjadi bencana kekeringan lebih besar daripada
di dataran rendah. Karena dataran tinggi tidak mampu menyimpan air lebih lama.
KELAPARAN

PENYEBAB BENCANA KELAPARAN


by: Khoirul Taqwim
Masyarakat marginal merupakan sekelompok manusia yang mengalami ketertindasan kondisi,
baik secara alamiah maupun system ekonomi yang tak berpihak pada masyarakat setempat, maka
peran pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan masalah social yang tak pernah kunjung usai.
Masyarakat miskin adalah masyarakat yang jauh dari hidup sejahtera dan tidak menunjukkan
dalam keadaan yang baik, dan kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan

kekurangan materi, sehingga dalam hidupnya mengalami keadaan yang tidak sehat dan psikisnya
tidak dalam kondisi damai.
Dalam realita kehidupan masyarakat masih terdapat banyak penduduk miskin yang tersebar di
perkotaan dan pedesaan. Diantara masyarakat miskin di pedesaan ini, yang kondisi
kemiskinannya paling rentan adalah yang berdiam di wilayah terpencil. Wilayah terpencil adalah
wilayah yang tidak terhubungkan dengan prasarana transportasi (darat, laut maupun udara) dan
komunikasi dengan pusat-pusat pertumbuhan terkecil sekalipun. Wilayah terpencil berada di
pulau-pulau kecil maupun di pedalaman. Di beberapa wilayah pedesaan terpencil ini bermukim
masyarakat adat dan masyarakat umum. Mereka adalah masyarakat yang masih sangat
terbelakang, belum mampu mengembangkan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas
hidupnya dan sangat sedikit menerima sentuhan pembangunan.
Sedangkan kelaparan adalah suatu keadaan di mana saat tubuh masih membutuhkan makanan,
biasanya saat perut telah kosong baik dengan di sengaja maupun tidak di sengaja untuk waktu
yang cukup lama dan membawa seseorang mengalami saket yang luar biasa.. Kelaparan adalah
bentuk ekstrim dari nafsu nafsu makan normal. Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk
kepada kondisi kekurangan gizi yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar maupun
kecil untuk jangka waktu yang relatif lama, biasanya karena kemiskinan, konflik politik, maupun
kekeringan cuaca atau permaslahan-permasalah social lainnya.
Konflik politik yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kelaparan yang dahsyat bagi
kehidupan masyarakat, sebelum mengetahui tentang konflik terlebih dahulu mengetahui apa
yang di maksud konflik, agar mudah dalam membahas tentang permasalahan tersebut. pengertian
konflik merupakan suatu perselisihan yang terjadi antara dua belah pihak atau lebih, ketika
mereka menginginkan suatu kebutuhan yang sama dan ketika adanya hambatan dari kepentingan
mereka, baik secara potensial dan praktis.
Terjadinya konflik politik ini disebabkan proses disorganisasi terjadi perbedaan faham tentang
tujuan kelompok sosialnya, tentang norma-norma sosial yang hendak diubah, serta tentang
tindakan didalam masyarakat. Apabila tidak terdapat tindakan dalam menghadapi perbedaan ini,
maka dengan sendirinya langkah pertama menuju disintegrasi terjadi. Jadi, disorganisasi terjadi
apabila perbedaan atau jarak antara tujuan sosial dan pelaksanaan terlalu besar.
Suatu kelompok sosial selalu dipengaruhi oleh beberpa faktor, maka pertentangan atau konflik
akan berkisar pada penyesuaian diri ataupun penolakan dari faktor-faktor sosial tersebut. Adapun
faktor-faktor sosial yang menuju integrasi tersebut ialah tujuan dari kelompok, sistem sosialnya,
tindakan sosialnya. Pertentangan yang terjadi dalam kelompok maupun diluar kelompok
memiliki hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi. Untuk itu, Makin tinggi konflik dalam

kelompok, makin kecil peluang integarasi kelompok. Sedangkan makin besar permusuhan
terhadap kelompok luar, makin besar integrasi.
Dengan adanya permasalahan yang tak kunjumg usai antar kepentingan politik yang
memperebutkan kekuasaan, sudah dapat dipastikan akan terjadi kerusakan dalam kehidupan
masyarakat, sehingga masyarakat sulit mendapatkan bahan makanan dan disitulah bencana
kelaparan tak dapat terhindarkan.
Penyebab kelaparan juga karena factor alam, terjadinya kekeringan yang berkepanjangan,
sehingga masyarakat tak dapat menanam tanaman sebagai jalan mempertahankan kehidupan.
Kekeringan (drought) secara umum bisa didefinisikan sebagai pengurangan pesediaan air atau
kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan di bawah normal atau volume yang
diharapkan untuk jangka waktu khusus.Kekeringan dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan
dimana terjadi kekurangan air, dalam hal ini biasanya dikonotasikan dengan kekurangan air
hujan. Pengertian lain adalah kekurangan dari sejumlah air yang diperlukan, dimana keperluan
air ini ditentukan oleh kegiatan ekonomi masyarakat maupun tingkat sosial ekonominya. Dengan
demikian kekeringan adalah interaksi antara dua fenomena yaitu kondisi sosial ekonomi dan
kondisi alam. Karena kekeringan terjadi hampir di semua daerah dunia dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, definisi yang berlaku harus secara regional bersifat khusus dan
memfokuskan pada dampak-dampaknya. Dampak dari kekeringan muncul sebagai akibat dari
kurangnya air, atau perbedaan-perbedaan antara permintaan dan persediaan akan air.
Dengan adanya kekeringan para petani tak dapat mempertahankan hidup, sebab sebagian besar
pertanian masih menggantungkan dengan alam, sehingga apabila kekeringan ini terus
berkelanjutan, sudah dapat dipastikan kelaparan akan terjadi dalam kehidupan masyarakat,
sehingga kematian dikarenakan kelaparan tak dapat dihindarkan.
Jadi penyebab bencana kelaparan disebabkan adanya konflik yang berkepanjangan disuatu
tempat, sehingga masyarakat tidak dapat bekerja dengan kondusif, dan kelaparan akan mewabah
dalam kehidupan masyarakat yang sedang mengalami konflik politik maupun konflik lainnya
yang mengancam daya tahan hidup manusia, kekurangan kebutuhan pokok tak dapat
terhindarkan, disitulah letak kelaparan yang begitu dahsyat yang dapat membinasakan
masyarakat secara luas.
Permasalahan alam juga merupakan penyebab timbulnya bencana kelaparan, apabila hujan tak
kunjung datang dalam jangka waktu yang panjang, sudah dapat dipastikan masyarakat akan
mengalami kekurangan dalam hal makanan, sebab kekeringan tak dapat terhindarkan, sehingga
masyarakat petani yang hidup dengan menggantungkan pertanian dengan cara cocok tanam, tak

dapat menanam tanaman, disitulah cuaca, iklim dan permasalahan alam juga dapat menimbulkan
bencana kelaparan.
GEMPA BUMI

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi terjadi karena gesekan antar
lempeng-lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Pergesekan ini mengeluarkan energi yang
luar biasa besar dan menimbulkan goncangan dipermukaan. Indonesia sangat rawan gempa
karena secara geografis berada dekat dengan lempeng-lempeng yang aktif dan saling
berhubungan satu sama lain, serta karena adanya gunung-gunung berapi yang aktif.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa
bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer
yang terjepit ke dalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa
gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa
bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa
bumi (namun jarang) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik
dam, seperti Dam Karibia di
6
Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan
dari/ke dalam bumi contoh, pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi di Rocky
Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini
dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduk
berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya gempa bumi, yaitu:
1.Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2.Aktivitas sesar di permukaan bumi
3.Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4.Aktivitas gunung api
5.Ledakan Nuklir Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran
gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran
tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan
sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat
memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah
lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga
menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan

transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul


penahan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai