Anda di halaman 1dari 21

STANDAR PELAYANAN MEDIS

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN


2014

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

DAFTAR ISI
1. OTITIS MEDIA SUPURATIVA KRONIK No. ICD 382.2
2. RINITIS KRONIKA ALERGIKA No. ICD 477.2
3. RINITIS KRONIKA INFEKSIOSA No. ICD 460
4. TONSILITIS KRONIKA No. ICD 474.0
5. SINUSITIS MAKSILASRIS KRONIKA No. ICD 473.0
6. FARINGITIS KRONIKA No. ICD 472.1
7. OKLUSI TUBA EUSTAKII No. ICD 628.1
8. OTITIS EKSTERNA (BENIGNA) No. ICD380.1
9. TUMOR GANAS NASOFARING No. ICD 147.9
10. SERUMAN SUMBAT (CERUMEN FLUG) No.ICD 380.4

VII. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


No. ICD

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Nama Penyakit/Diagnosis : Kehamilan Ektopik Terganggu


Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil
konsepsi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium
kavum uteri.
Oleh karena itu yang termasuk kehamilan ektopik adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Kehamilan abdominal
Kehamilan Ampula tuba
Kehamilan Ismus tuba
Kehamilan Interstisial tuba
Kehamilan ovarial
Kehamilan Kornu
Kehamilan serviks

Terbanyak dijumpai kehamilan tuba Fallopi


Kriteria Diagnosis

: Anamnesis
a. Amenorea atau terlambat haid
b. Timbul sinkop atau gejala abdomen akut. Keadaan ini
disebabkan perdarahan intraperitoneal yang terjadi
mendadak serta terjadinya hipovolemia pada sirkulasi.
c. Nyeri perut, terutama nyeri unilateral. Gejala ini
spesifik untuk kehamilan tuba, tetapi nyeri juga bisa
bilateral, di bawah perut, perut bagian atas, atau
seluruh perut. Pada 25-30% penderita ada juga yang
mengeluh nyeri bahu. Keadaan ini timbul jika
perdarahan peritoneum sudah mengiritasi diafragma.
d. Perdarahan vagina atau spotting
Gejala perdarahan dan/atau perdarahan bercak ini
timbul hampir pada 75% kasus, yang timbul satu atau
dua minggu setelah keterlambatan haid. Sekalipun
demikian riwayat keterlambatan haid biasanya tidak
selalu dijumpai, yang spesifik biasanya adanya riwayat
keterlambatan haid 6-8 minggu sebelum gejala sakit
perut atau perdarahan vagina.
e. Gejala tidak spesifik lainnya
Perasaan enek, muntah dan rasa tegang pada mamae
serta kadang-kadang gangguan defekasi
Pemeriksaan Fisik:
a. Tanda-tanda syok
- Hipotensi
- Takikardi
- Pucat, ekstremitas dingin
b. Abdomen akut
- Perut tegang pada bagian bawah
- Nyeri tekan, nyeri ketok, dan nyeri lepas dari
dinding perut.

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

c. Pemerikasaan ginekologi
- Serviks teraba lunak
- Korpus uteri normal atau sedikit membesar,
kadang-kadang
Diagnosa Diferensial

: a.

sullit

diketahui karena nyeri

abdomen yang hebat


Kavum Douglas menonjol oleh karena terisi darah

Metroragia sebab kelainan ginekologik atau organik


lainnya

b. Radang panggul
c. Neoplasma ovarium

(putaran

tungkai,

pecah,

terinfeksi) dengan atau tanpa kehamilan muda


d. Apendisitis
e. Abortus imminens
Pemeriksaan Penunjang

: a.

Pemeriksaan laboratorium

- Kadar hemoglobin, leukosit


- Test kehamilan bila baru terganggu
- Dilatasi - kuretase
b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Terlihatnya kantung gestasi di luar kavum uteri
dan/atau deteksi genangan cairan di kavum Douglasi
pada KE yang telah terganggu.
c. Pemeriksaan Kuldosintesis
Untuk mengetahui dalam kavum Douglasi ada darah
d. Pada pemeriksaan laparoskopi KET, infeksi pelvik,
kista ovarium segera dapat dibedakan dengan jelas.
Konsultasi

: Bagian bedah

Perawatan Rumah Sakit

: Harus dirawat di rumah sakit sampai perdarahan berhenti,


atau setelah perawatan dari tindakan terminasi kehamilan
selesai.

Terapi

: Prinsip umum penatalaksanaan ialah:


a. Segera dibawa ke rumah sakit
b. Transfusi darah dan pemberian

cairan

untuk

mengkoreksi anemia dan hipovolemia


c. Operasi segera dilakukan setelah diagnosis dipastikan
- kehamilan di tuba dilakukan salpingektomi
- kehamilan di kornu dilakukan oovorektomia atau
-

salpingooovorektomia
kehamilan di kornu dilakukan
a. histerektomia bila umur telah >35 tahun
b. fundektomi bila masih muda untuk
kemungkinan masih bisa dapat haid
c. insisi bila kerusakan pada kornu kecil dan

kornu dapat direparasi.


kehamilan abdominal
a. bila mudah kantong plasenta diangkat
b. bila besara atau sulit (kehamilan abdominal
lanjut), anak dilahirkan dan tali pusat dipotong

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

dekat plasenta, plasenta ditinggalkan dan


dinding perut ditutup.
Penyulit

: Syok yang ireversibel, perlekatan, obstruksi usus

Informed Consent

: Sangat diperlukan

Lama Perawatan

: Tanpa penyulit umumnya pasien pulang pada hari ke enam.

Masa Pemulihan

: Optimal 6 minggu

Output

: Sembuh parsial atau bahkan dapat berlanjut

Patologi Anatomi

: Pemeriksaan jaringan yang diangkat waktu operasi

VIII. KEHAMILAN LEWAT WAKTU


No. ICD
Nama Penyakit/Diagnosis : Kehamilan Lewat Waktu
Kriteria Diagnosis

: Kehamilan telah melebihi usia kehamilan 42 minggu

Diagnosa Diferensial

: Kehamilan aterm

Pemeriksaan Penunjang

: Pemeriksaan sitologi vagina dengan melihat kelompok sel,


derajat deskuamasi, sel-sel navikuler ataupun peningkatan
indeks

kariopiknotik

dapat

membantu

menyatakan

gambaran sitologi aterm.


Rontgenologik menilai pusat penulanga pada os kuboid
yang terjadi pada saat aterm. Penulangan pada bagian atas
dari tibia juga terjadi pada saat yang sama, tapi kurang
dapat dipercaya.
Penilaian ultrasonografi, ukuran diameter biparietal janin
tak dapat dipakai pada kehamilan telah aterm, apalagi jika
kepala telah masuk ke dalam rongga panggul. Penilaian

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

jumlah air ketuban dan derajat maturitas plasenta dapat


dipakai untuk melihat kehamilan lewat waktu.
Penilaian kardiotokografi dapat dipakai untuk menilai
kesejahteraan janin yang lebih berhubungan dengan
melacak adanya hipoksia janin. Penilaian warna air
ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi dan gambaran
kardiotokografi akan sangat membantu menilai adanya
hipoksia intrauterin (NST, OCT).
Konsultasi

: Tidak ada

Perawatan Rumah Sakit

: 1.

Perlu

dirawat

bila

akan

dilakukan

tindakan

pengakhiran kehamilan.
2.

Segera jika ada hipoksia intrauterin, biasa jika belum


didapatkan tanda hipoksia interauterin

Terapi

: Induksi persalinan didahului dengan pemecahan ketuban


dengan oksitosin drip jika tidak ada kontraindikasi
obstetrik dan belum didapatkan tanda-tanda hipoksia
intrauterin.
Seksio sesarea merupakan indikasi pengakhiran kehamilan
jika telah didapatkan tanda-tanda hipoksia intrauterin.

Penyulit

: 1.

Kematian

Janin,

aspirasi

mekonium,

gangguan

pembekuan darah
2.
Informed Consent

Trauma kepala janin

: Baik untuk induksi persalinan ataupun seksio sesarea harus


tertulis

Lama Perawatan

: 6 minggu (40 hari)

Output

: Sembuh total jika tidak ada komplikasi luka bedah

Patologi Anatomi

: Tidak spesifik untuk menilai plasenta pada kehamilan


lewat waktu

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

IX. KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM


No. ICD
Nama Penyakit/Diagnosis : Kematian Janin dalam Rahim
Kematian janin dalam rahim adalah kematian janin dalam
uterus yang beratnya 500 gram atau lebih, usia kehamilan
telah mencapai 20 minggu atau lebih.
Kriteria Diagnosis

: kandungan tidak bertambah besar bahkan terasa mengecil,


gerakan anak tidak dirasakan, bunyi jantung janin tidak ada
dalam pemeriksaan, terasa uterus kurang tegas bentuknya
dari uterus yang hamil normal.
Terasa krepitasi pada pemeriksaan (tanda ada penimbunan
gas dalam tubuh).

Diagnosa Diferensial

: -

Mioma Uteri
Mola hidatidosa

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Pemeriksaan Penunjang

: 1.

Ultrasonografi: terlihat gerakan dan denyut jantung


janin tidak ada, tampak tulang-tulang janin letaknya
tidak teratur atau tidak tegas.

2.

Foto Rontgen polos abdomen: tampak tanda spalding


dan tulang punggung yang lebih melengkung, posisi
janin yang abnormal, dan penimbunan gas dalam
rongga tubuh.

Konsultasi

: Tidak ada

Perawatan Rumah Sakit

: Segera bila akan ditindak atau ada penyulit

Terapi

: 1.

2.

Pasif:
-

Menunggu persalinan spontan dalam waktu 2-4

minggu
Penilaian kadar fibrinogen tiap minggu

Aktif:
- Bila uterus besarnya kurang dari uterus dengan
kehamilan 12 minggu dilakukan dilatasi kuretase.
- Bila uterus lebih besar dari ad.1 dilakukan induksi
persalinan dengan pitosin infus, dengan lebih
dahulu dilakukan pelebaran pembekuan serviks
dengan

memasang

batang

laminaria,

atau

pemasangan prostaglandin suppositoria pervaginam


atau polikateter.
- Dalam persalinan segera dilakukan pengakhiran
persalinan sesuai dengan syarat yang dipenuhi.
Indikasi tindakan aktif adalah:
1) Permintaan penderita
2) Janin telah meninggal lebih dari 2-4 minggu
3) Kadar fibrinogen darah telah menurun kurang dari 150
mg/dl
4) Pasien telah inpartu
Penyulit

: -

Karena

Penyakit

gangguan

pembekuan

darah

(hipofibrinogenemia)
-

Karena tindakan, perforasi uterus


Informed Consent

: Perlu

Lama Perawatan

: -

Output

Pasca D/K 1-2 hari


Persalinan pervaginam tanpa penyulit 3-4 hari
Persalinan pervaginam 3 bulan dan pulih betul 2 tahun

: Umumnya baik

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

X. KETUBAN PECAH DINI


No. ICD
Nama Penyakit/Diagnosis : Ketuban Pecah Dini
Kriteria Diagnosis

: -

Umur kehamilan lebih dari 20 minggu

Keluar cairan jernih dari vagina


Pada pemeriksaan fisik: suhu normal bila tidak ada

infeksi
Pada pemeriksaan obstetri bunyi jantung janin

biasanya normal
Pemeriksaan inspekulo: terlihat cairan keluar dari
ostium uteri eksternum. Kertas nitrazin merah akan
menjadi biru.

Diagnosa Diferensial

: -

Pemeriksaan Penunjang

: -

Fistula vesikovaginal dengan kehamilan


Stress inkontinensia
Pemeriksaan

leukosit

darah,

bila

>15.000/mm3,

mungkin ada infeksi


-

USG: membantu dalam menentukan usia kehamilan,


letak janin, berat janin,

letak plasenta, gradasi

plasenta, serta jumlah air ketuban.

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Nilai bunyi jantung janin dengan stetoskop Laenec


atau dengan fetal phone atau dengan CTG. Bila ada
infeksi intrauterin atau peningkatan suhu, bunyi
jantung janin akan meningkat.

Konsultasi

: Tidak ada

Perawatan Rumah Sakit

: Harus dirawat di rumah sakit sampai air ketuban berhenti,


atau setelah perawatan dari tindakan terminasi kehamilan

Terapi

: A. Konservatif
-

Rawat di rumah sakit


Antibiotika bila ketuban pecah > 6 jam (ampisilin

atau eritromisin bila tak tahan ampisilin)


Umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama
air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban

tidak keluar lagi


Bila sudah 32-34 minggu masih keluar, maka pada
usia kehamilan 35 minggu dipertimbangkan untuk
terminasi kehamilan (sangat tergantung pada

kemampuan perawatan bayi prematur)


Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-

tanda infeksi intrauterin)


Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid
selama 7 hari, untuk memacu kematangan paru
janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar
lesitin dan spingomielin tiap minggu.

B. Aktif
-

Kehamilan >36 minggu, induksi dengan oksitosin,

bila gagal seksio sesarea


Pada keadaan CPD, letak lintang, seksio sesarea
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antiibiotika
dosis tinggi, dan persalinan diakhiri
a. Bila pelvik skor <5, akhiri persalinan dengan
seksio sesarea
b. Bila pelvik skor >5, induksi persalinan, dan
partus pervaginam.
c. Bila infeksi berat, seksio sesarea

Penyulit

: -

Infeksi, sepsis
Kematian janin, karena infeksi atau prematuritas

Informed Consent

: Untuk tindakan operatif perlu

Lama Perawatan

: -

Konservatif: sangat tergantung dari usia kehamilan,


lamanya air ketuban keluar

Masa Pemulihan

: -

Partus pervaginam: 3-4 hari


Seksio sesarea: 7 hari
Partus pervaginam: 40 hari

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Tindakan sesarea: 3 bulan

Output

: Sembuh total

Patologi Anatomi

: Tidak ada

XI. MOLA HIDATIDOSA


No. ICD
Nama Penyakit/Diagnosis : Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa adalah keadaan patologi dari khorion
dengan sifat:
Kritria Diagnosis

: a.

Degenerasi kistik villi dan perubahan hidrofik


Tidak ada pembuluh darah janin
Proliferasi trofoblas
Gambaran Klinik
-

b.

Pemeriksaan Fisik
-

Diagnosa Diferensial

: -

Pemeriksaan Penunjang

: -

Perdarahan pervaginam/gelembung mola


Gejala toksemia pada trimester I-II
Hiperemesis gravidarum
Tirotoksikosis
Emboli paru
Umumnya uterus lebih besar dari usia kehamilan
Kista lutein
Balotemen negatif
Denyut jantung janin negatif

Abortus
Kehamilan normal
Kehamilan ganda
Kehamilan dengan mioma
Foto toraks

Pemeriksaan HCG urin atau serum (tera radio

imunologik)
Ultrasonografi

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Uji sonde menurut hanifa. Sonde masuk tanpa tahanan


dan dapat diputar 360o dengan deviasi sonde kurang

dari 10o
Biopsi Acosta sison, yaitu dengan masukkan tang

tampon ke dalam kavum uterus


T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis

Konsultasi

: Dokter spesialis penyakit dalam untuk diagnosis hipertiroid

Perawatan Rumah Sakit

: Perlu segera dirawat untuk memperbaiki keadaan umum


dan evakuasi segera dilakukan bila semua persiapan sudah
selesai. Bila kehamilan memperlihatkan tinggi fundus
uteri> 20 minggu, ulangi kuretase sesudah hari ke 7 (kuret
ke II)

Terapi

: -

Koreksi dehidrasi, anemia, hipertiroid (beta bloker),


bila belum terjadi abortus

Evakuasi dengan kuretase hisap yang dilanjutkan


dengan kuret tajam (setelah dilakukan dilatasi serviks

dengan laminaria/Hegar)
Kuretase kedua dilakukan apabila kehamilan >20

minggu
Pemberian uterotonika (infus oksitosin bila evakuasi
sudah dimulai)

Penyulit

: a.

Karena Penyakit
-

b.

Perdarahan hebat
Krisis tiroid
Infeksi
Perforasi uterus (mola destruens)
Keganasan

Karena tindakan: Perforasi uterus

Lama Perawatan

: Perawatan 3-5 hari postevakuasi

Masa Pemulihan

: 4-6 minggu dan pengawasan lanjut minimal 2 tahun

Output

: -

Sembuh bila kadar HCG sudah mencapai nilai normal


atau bila <5 mIU/ml

Patologi Anatomi

Komplikasi keganasan sebanyak 20%

: Sediaan dari kuret hisap dipisahkan dengan sediaan kuret


tajam untuk pemeriksaan patologi anatomik

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

XIV. PERDARAHAN PASCAPERSALINAN


No. ICD
Nama Penyakit/Diagnosis : Perdarahan Pascapersalinan
Perdarahan pascapersalinan adalah perdarahan yang lebih
dari 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir.
Perdarahan pascapersalinan:
a. Perdarahan pascapersalinan dini (Early post partum
hemorrhage) yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24
jam pertama setelah bayi lahir.
b. Perdarahan masa nifas yaitu perdarahan yang terjadi
pada masa nifas (puerperium) tidak termasuk 24 jam
pertama setelah bayi lahir
Kriteria Diagnosis

: Perdarahan pascapersalinan dini:


-

Perdarahan banyak yang terus-menerus setelah bayi

lahir
Pucat, mungkin ada tanda-tanda syok, tekanan darah
rendah, denyut nadi cepat, kecil, serta ekstremitas
yang dingin, tampak keluar darah dari kemaluan terus-

menerus.
Pemeriksaan obstetri, mungkin kontraksi uterus
lembek, uterus membesar, bila ada atonia rahim. Bila

kontraksi baik, mungkin ada luka jalan lahir.


Pemeriksaan dalam, dilakukan bila keadaan telah
diperbaiki, dapat diketahui kontraksi uterus, luka jalan

lahir, sisa plasenta (inspekulo)


Adanya riwayat:
- Penggunaan anestesi umum
- Partus lama
- Partus presipitatus
- Uterus yang terlalu tegang (hidramnion)
- Solutio plasenta
- Plasenta previa
- Riwayat perdarahan post partum sebelumnya

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Diagnosa Diferensial

: Tidak ada

Pemeriksaan Penunjang

: Hb, hematokrit, pembekuan darah:


-

Masa perdarahan
Masa pembekuan darah

Konsultasi

: Tidak ada

Perawatan Rumah Sakit

: Harus segera dirawat

Terapi

: -

Segera setelah diketahui perdarahan pascapersalinan,


tentukan adanya syok atau tidak, dan bila ada segera
berikan transfusi cairan/darah, kontrol perdarahan dan
berikan O2

Bila syok tidak ada, atau keadaan umum telah optimal,


segera lakukan pemeriksaan untuk mencari etiologi:
a. Atonia uteri
Masase uterus dan berikan oksitosin dan ergometrin
intravena, atau prostaglandin parenteral; bila ada
perbaikan dan perdarahan berhenti, oksitosin atau
prostaglandin perinfus diteruskan. Bila tidak ada
perbaikan

dilakukan

kompresi

kemudian

dipasang

tampon

bimanual

dan

uterovaginal;

perdarahan berhenti, tampon dapat dipertahankan


24-48 jam dan oksitosin diteruskan, bila tampon
basah segera lakukan tindakan laparatomi, kalau
mungkin dilakukan ligasi arteri uterina dan atau
hipogastrika (khusus untuk penderita yang belum
punya

anak/masih

muda

sekali),

bila

tidak

mungkin, maka dilakukan histerektomi.


b. Luka jalan lahir: segera lakukan reparasi
c. Retensi plasenta/sisa plasenta
Bila plasenta belum lahir, lahirkan plasenta dengan
tarikan pada tali pusat/bimanual, bila tidak berhasil
dan

sangkaan

plasenta

akreta

lakukan

histerektomia. Bila hanya sisa plasenta, lakukan


pengeluaran plasenta dengan digital/atau kuretase,
infus oksitosin diteruskan
d. Gangguan pembekuan darah: transfusi plasma segar
(darah segar, kontrol DIC, bila ada dengan heparin)
Penyulit

: -

Syok ireversibel
DIC
Sindrom Sheehan

Informed Consent

: Perlu

Lama Perawatan

: 6-7 hari

Masa Pemulihan

: 40 hari- 3 bulan

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Output

: Baik, kalau cepat teratasi

Patologi Anatomi

: Uterus yang diangkat


XV. PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL
No. ICD

Nama Penyakit/Diagnosis : Perdarah Uterus Disfungsional


Perdarahan

uterus

disfungsional

adalah

perdarahan

abnormal dari uterus (lamanya, frekuensi, jumlah) yang


terjadi di dalam dan di luar siklus haid kehamilan tanpa
kelainan organik dan hematologi, merupakan kelainan
poros hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Kriteria Diagnosis

: -

Terjadinya perdarahan pervaginam yang tidak normal


(lamanya, frekuensi, jumlah) yang terjadi di dalam
maupun di luar siklus haid.

Tidak ditemukan kelainan organik maupun kelainan

hematolgi (faktor pembekuan)


Hanya ditemukan kelainan fungsi poros hipotalamus-

Diagnosa Diferensial

: -

Pemeriksaan Penunjang

: -

hipofisis-ovarium dan organ(endometrium)


Usia terjadinya:
Perimenars (usia 8-16 tahun)
Masa reproduksi (usia 16-35 tahun)
Perimenopause (usia 45-65 tahun)
Kelainan organik
Kelainan hematologik
Biopsi/D/K bila tidak ada kontraindikasi
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hormon reproduksi: FSH, LH, prolaktin,
E2 dan progesteron, prostaglandin F2 (bila ada
fasilitas laboratorium)

Konsultasi

: -

Perawatan Rumah Sakit

: -

Dokter Spesialis Hematologi


Dokter Spesialis Patologi Anotomi
Perlu untuk tindakan dilatasi-kuretase
Pada PUD berat seperti disertai anemia/perdarahan
banyak

Terapi

: Terapi Operatif: Dilatase dan Kuretase:


-

Sudah menikah
Life Saving untuk belum menikah

Pengobatan Hormonal:
-

PUD Ovulasi:
Perdarahan pertengahan siklus : Estrogen 0,6251,25 mg hari ke 10-15

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Perdarahan bercak prahaid: Progesteron 5-10 mg

hari ke 17-26 siklus


Perdarahan pasca haid: Estrogen 0,625-1,25 mg

hari ke 2-7 siklus


Polimenorea: Progesteron 10 mg hari ke 18-25

siklus
PUD anovulasi:
- Menghentikan

perdarahan

segera

(kuret

medisinalis):
Estrogen selama 20 hari diikuti progesteron 5 hari
Pil KB kombinasi: 2x1 tablet 2-3 hari diteruskan

1x1 tablet 21 hari


Progesteron 10-20 mg selama 7-10 hari
Setelah darah berhenti atur siklus:
Dengan E+P selama 3 siklus
Pengobatan sesuai kelainan:
Anovulasi-stimulasi klomifen
Hiperprolaktin- bromokriptin
Polikistik ovarii-kortikosteroid-lanjutkan stimulasi

klomifen
Perdarahan banyak, anemia (PUD berat)
Estrogen konjugasi 25 mg intravena diulang tiap 3-

4 jam atau
Progesteron 100 mg (etinodiol asetat, DMPA)
Setelah darah stop, atur haid:
Dengan kombinasi estrogen 20 hari dan diikuti

progesteron 5 hari
Setelah 3 bulan, pengobatan disesuaikan dengan
kelainan hormonal

Penyulit

: -

Perforasi
Anemia berat

Informed Consent

: Perlu untuk tindakan D/K

Lama Perawatan

: Pasca dilatasi kuretase atau suntikan estrogen intravena,


rawat 2-3 hari

Masa Pemulihan

: Satu minggu setelah perawatan

Output

: Baik
XVI. PERSALINAN PRETERM
No. ICD

Nama Penyakit/Diagnosis : Persalinan Preterm


Persalinan preterm adalah persalinan neonatus pada usia
kehamilan antara 20 dan 37 minggu lengkap, atau antara
140 dan 259 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Faktor risiko dibagi atas kriteria mayor dan minor untuk


meramalkan terjadinya persalinan preterm spontan.
Mayor
1.
2.
3.
4.

Kehamilan multiple
Hidramnion
Anomali uterus
Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32

minggu
5. Serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada
kehamilan 32 minggu
6. Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali
7. Riwayat persalinan preterm sebelumnya
8. Operasi abdominal pada kehamilan preterm
9. Riwayat operasi konisasi
10. Iritabilitas uterus
Minor
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penyakit yang disertai demam


Perdarahan pervaginam
Riwayat pielonefritis
Merokok lebih dari 10 batang/hari
Riwayat abortus trimester II
Riwayat abortus trimester I lebih dari 2 kali

Pasien tergolong risiko tinggi bila dijumpai: 1 atau lebih


faktor risiko mayor, atau 2 atau lebih faktor risiko minor;
atau keduanya.
Kriteria Diagnosis

: 1.

Usia kehamilan antara 20-37 minggu lengkap, atau


antara 140 dan 259 hari

2.

Kontraksi uterus (his) teratur, sedikitnya setiap 7-8


menit sekali

3.

Pemeriksaan serviks berkala menunjukkan bahwa


serviks

telah

mendatar

50-80%,

atau

terbuka

sedikitnya 2 cm
4.

Selaput ketuban seringkali telah pecah

5.

Merasakan gejala seperti: rasa kaku di perut


menyerupai kaku menstruasi; rasa tekanan intrapelvik;
nyeri bagian belakang

6.

Mengeluarkan

lendir

pervaginam,

mungkin

bercampur darah.
Diagnosa Diferensial

: -

Pemeriksaan Penunjang

: 1.

Kontraksi pada kehamilan preterm


Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat
Ultrasonografi: usia kehamilan, besar janin, jumlah
janin, aktivitas biofisik, cacat bawaan, letak dan
maturasi plasenta, volume cairan amnion, kelainan
uterus.

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

2.

Kardiotokografi: kesejahteraan janin, frekuensi dan


kekuatan kontraksi

3.

Pemeriksaan

vaginal

berkala

untuk

mengetahui

dilatasi/pemendekan serviks.
4.

Pemeriksaan surfaktan (amniosentesis)

5.

Pemeriksaan bakteri vagina (pH vagina, pewarnaan


Gram, KOH)

Konsultasi

6.

Pemeriksaan kultur urin

7.

Pemeriksaan gas dan pH darah janin

: 1.

Dokter spesialis anak khususnya konsultan di bidang


neonatologi dan bedah anak (kalau ada)

2.

Dokter spesialis kebidanan, khususnya konsultan di


bidang perinatologi (kalau ada)

3.

Dokter spesialis anestesi

Perawatan Rumah Sakit

: Harus (atau indikasi anak)

Terapi

: 1.
2.

Istirahat baring
Deteksi dan penanganan terhadap faktor risiko
persalinan preterm

3.

Pemberian obat tokolitik:


a. Golongan beta-mimetik:
- salbutamol
Per infus: 20-50 g/menit
Per oral: 4 mg, 2-4 kali/hari (untuk maintenance)
atau
- Terbutalin
Per infus: 10-215 g setiap 6 jam
Per oral: 5-7,5 mg setiap 8 jam (maintenance)
b. Magnesium Sulfat
Parenateral: 4-6g/iv pemberian bolus selama 20-30
menit, Infus 2-4 g/jam (maintenance)
Efek samping: Edema paru, lethargia, nyeri dada,
depresi pernapasan (pada ibu dan bayi)

Kontraindikasi penundaan persalinan:


-

Mutlak: gawat janin, khorioamnionitis, perdarahan

antepartum yang banyak


Relatif: gestosis, diabetes melitus (beta mimetik),
pertumbuhan janin terhambat, pembukaan serviks
lebih dari 4 cm

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Cara Persalinan

: 1.

Janin presentasi kepala: pervaginam, dengan


episiotomi lebar dan perlindungan forseps terutama
pada bayi> 35 minggu

2.

Indikasi seksio sesarea:


a. Janin sungsang
b. Taksiran berat janin kurang dari 1500 gram (masih
kontroversi)
c. Gawat janin, bila syarat pervaginam tidak terpenuhi
d. Infeksi intrapartum, bila syarat pervaginam tidak
terpenuhi
e. Kontraindikasi partus pervaginam lainnya (letak
lintang, plasenta previa, dan sebagainya).
Lindungi bayi dengan handuk hangat, usahakan
suhu 36-47.

Penyulit

: 1.

Sindroma gawat nafas

2.

Perdarahan intrakranial

3.

Trauma persalinan

4.

Paten duktus arteriosus

5.

Sepsis

6.

Gangguan neurologi

Informed Consent

: Tertulis

Lama Perawatan

: Sangat tergantung dari keadaan os/usia kehamilan

Masa Pemulihan

: Untuk ibu:
-

Partus spontan: 3-4 hari


Seksio sesarea: 6-7 hari

Anak: sangat tergantung dari berat/keadaan janin.

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

XVII. RUPTURA UTERI


No. ICD
Nama Penyakit/Diagnosis : Ruptura Uteri
Ruptera uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat
kehamilan atau dalam persalinan dengan atau tanpa
robeknya peritoneum viserale.
Kriteria Diagnosis

: -

Sakit perut mendadak


Perdarahan pervaginam
Syok yang cenderung tidak sesuai dengan jumlah
darah

yang keluar karena adanya perdarahan intra

abdominal
Adanya penyulit operasi pada rahim, trauma, partus

sulit sebelumnya dsb


Kadang-kadang disertai sesak napas/napas cuping
hidung atau sakit dibantu karena tekanan napasnya
intraabdominal pada diafragma

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Teraba bagian janin langsung di bawah kulit dinding


perut, disertai tanda sakit perut mendadak, bunyi

jantung janin tidak terdengar


Kadang-kadang urin hemoragis

Diagnosa Diferensial

: Abdomen akut pada kehamilan lanjut

Pemeriksaan Penunjang

: Hb dan hematokrit darah

Konsultasi

: Tidak ada

Perawatan Rumah Sakit

: Harus segerra dirawat di rumah sakit dengan fasilitas


bedah

Terapi

: a.

Atasi syok dengan segera, termasuk infus cairan


intravena, pemberian darah, oksigen dan antibiotika
(diberikan sebelum dan sesudah operasi)

b.

Laparatomi
- segera cari sumber perdarahan, lakukan haemostatis
- selanjutnya nilai dinding robekan
- robekan compang-camping lakukan histerektomi
subtotal
- robekan di segmen bawah dan tepi luka dapat
diperbaiki, lakukan histeorafi + tubektomi

Penyulit

: -

Sepsis

Luka yang luas sampai ke kandung kencing dan

vagina
Haemotoma pada daerah parametrium
Syok irreversible

Informed Consent

: Tertulis

Lama Perawatan

: 7-10 hari, tanpa komplikasi

Masa Pemulihan

: 3 bulan

Output

: -

Patologi Anatomi

Sembuh total

Sembuh parsial

Fistel vesiko vaginal

: Tidak mutlak

Standar Pelayanan Medis SMF Obstetri dan Ginekologi

Anda mungkin juga menyukai