BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan dari
penelitian tanggal 11 Juni 2007 sampai dengan tanggal 30 Juli 2007 di Panti
Werdha Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan mengenai pengaruh senam
keagle terhadap penurunan inkontinensia urine pada Lansia. Penyajian data dibagi
menjadi dua bagian yaitu hasil penelitian dan pembahasan, hasil penelitian terdiri
dari gambaran umum lokasi penelitian, data umum dan data khusus. Data umum
responden meliputi jenis kelamin, usia, agama dan pendidikan, data khusus
meliputi distribusi responden tentang inkontinensia urine pada Lansia sebelum
diberikan senam keagle, inkontinensia urine pada Lansia sesudah diberikan senam
keagle dan tabulasi silang pengaruh inkontinensia urine pada Lansia sebelum dan
sesudah diberikan senam keagle.
4.1
4.1.1
Hasil Penelitian
Gambaran lokasi penelitian
Pandi Werdha Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan terletak di tangah
kota Babat dengan batas wilayah, disebelah selatan dengan desa Nguwok, sebelah
utara dengan desa Widang Tuban, sebelah timur dengan desa Bedahan, sebelah
barat dengan desa Baureno. Jumlah Lansia yang tinggal di Panti Werdha Babat
pada tanggal 11 Juni 2007 sampai dengan 30 Juli 2007 sebanyak 46 orang dengan
jumlah Lansia laki-laki sebanyak 19 orang dan Lansia perempuan sebanyak 27
30
31
orang, dengan usia 60-70 tahun sebanyak 33 orang dan usia 71-90 tahun sebanyak
13 orang.
Bangunan panti merupakan bangunan permanen dengan dinding tembok,
lantai keramik, atap genting, ventilasi dan pencahayaan cukup yang terdiri dari
wisma sebanyak 9 ruang, kantor 2 ruang, 1 ruang pertemuan, musholla, dapur, dan
4 kamar mandi.
Jumlah pegawai yang ada di Panti Werdha Kecamatan Babat Kabupaten
Lamongan sebanyak 18 orang yang terdiri dari, pegawai tetap sebanyak 5 orang,
pekerja sosial 1 orang, pegawai tidak tetap sebanyak 7 orang, full timer 4 orang
dan satpol 1 orang.
4.1.2
Data umum
85%
15%
Perempuan
Laki-laki
Jenis Kelamin
Sumber : Data primer pengisian observasi 11 Juni 2007 sampai dengan 30 Juli 2007
31
32
85%
15%
0%
45-59 thn
60-70 thn
71-90 thn
0%
> 90 thn
Usia
Sumber : Data primer pengisian observasi 11 Juni 2007 sampai dengan 30 Juli 2007.
100%
0%
Islam
Non Islam
Agama
Sumber : Data primer pengisian observasi 11 Juni 2007 sampai dengan 30 Juli 2007.
32
33
46%
38%
8%
8%
SR
SD
SGR (Guru)
Ti dak Se kolah
Tingkat Pendidikan
Sumber : Data primer pengisian observasi 11 Juni 2007 sampai dengan 30 Juli 2007
Data khusus
Jumlah
Prosentase
3
9
1
13
23,1%
69,2%
7,7%
100%
Sumber : Data primer pengisian observasi 11 Juni 2007 sampai dengan 30 Juli 2007.
33
34
Inkontinensia urine
sesudah dilakukan senam
keagle
Inkontinensia urine ringan
Inkontinensia urine sedang
Inkontinensia urine berat
Jumlah
Jumlah
Prosentase
9
4
13
69,2%
30,8%
100%
Sumber : Data primer pengisian observasi 11 Juni 2007 sampai dengan 30 Juli 2007.
Inkontinensia urine
1.
2.
3.
Sebelum dilakukan
senam keagle
Jumlah Prosentase
3
23,1%
9
69,2%
1
7,7%
13
100%
Sesudah dilakukan
senam keagle
Jumlah Prosentase
9
69,2%
4
30,8%
13
100%
Sumber : Data primer pengisian observasi 11 Juni 2007 sampai dengan 30 Juli 2007.
34
35
No.
1
2
3
Inkontinensia
urine Sebelum
dilakukan senam
keagle
Ringan
Sedang
Berat
Jumlah
Jumlah
N
3
9
13
23,1
69,2
100
Sumber : Data primer pengisian observasi 11 Juni 2007 sampai dengan 30 Juli 2007
4.2
Pembahasan
35
36
4.2.1
36
37
kandung kemih, faktor psikologis yang terjadi diantaranya adalah kecemasan dan
disebabkan akibat proses penurunan (http://www.kompas.com.Ronchani.2007).
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa seorang lansia identik mengalami
ikontinensia urine dimungkinkan karena atropi otot, kelemahan dan melemahnya
syaraf-syaraf dan kerusakan syaraf terutama syaraf pada kandung kemih sehingga
lansia sering mengalami banyak masalah salah satunya kerusakan interaksi sosial.
4.2.2
urine mengalami penurunan. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa lebih dari
sebagian mengalami inkontinensia urin ringan sebanyak 9 responden (69,2%).
Dari 13 responden sesudah diberikan senam keagle paling banyak responden
merasa terganggu selama menahan kencing saat bekerja sedangkan paling sedikit
tidak mampu menahan air kencing sampai ke kamar mandi, ngompol pada malam
hari, dan mengalami pembengkakan pada daerah genetalia.
Khusus untuk menurunkan angka kejadian inkontinensia urine yaitu
dengan cara senam keagle, dimana senam keagle digunakan untuk melatih otot
dasar panggul sehingga kembali kuat yang menyebabkan berkurangnya frekuensi
berkemih, ngompol dan volume urine yang dikeluarkan (http://www.kapanlagi.
com). Manfaat senam keagle sendiri adalah untuk melatih kontraksi otot
Pubocyccygus (PC), untuk menguatkan otot Pubococcygeus (PC) dan untuk
meningkatkan tonus atau kontraksi otot panggul.
Khusus bagi perawat dapat pula menganjurkan dan mendorong pasien
untuk mempraktekkan latihan keagle yang dapat membantu dengan segala usia
37
38
selama 10 hari didapatkan data bahwa lebih dari sebagian responden mengalami
penurunan inkontinensia urine yaitu 7 responden (53,9%), responden yang
mengalami penurunan dari inkontinensia urine berat ke inkontinensia urine
sedang sebanyak 1 orang (7,7%), responden yang mengalami penurunan dari
inkontinensia sedang ke inkontinensia ringan sebanyak 6 orang (46,2%).
Menurut Siti Setiati dan Lukman Hakim (2001) dalam bukunya ilmu
penyakit dalam jilid II mengatakan bahwa latihan otot dasar panggul atau latihan
keagle adalah latihan untuk mengontraksikan otot dasar panggul dengan cara
seolah-olah sedang menahan keluarnya flatus atau feses beberapa menit latihan ini
dilakukan rutin setiap hari, berulang-ulang pada berbagai kondisi dan situasi.
Dengan memperkuat otot dasar panggul, latihan ini membantu meningkatkan
tekanan menutup pada uretra dan menunjang struktur panggul sehingga
inkontinensia urine dapat berkurang.
Penurunan inkontinensia urine setelah diberikan senam keagle disebabkan
karena responden memberikan perhatian yang lebih dari senam keagle yang telah
38
39
39
40
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang simpulan dan saran dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dengan judul pengaruh senam keagle terhadap
penurunan inkontinensia urine pada Lansia pada tanggal 11 Juni 2007 sampai
40
41
5.1
Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembaharuan pengaruh senam keagle terhadap
penurunan inkontinensia urine pada Lansia yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Dari hasil penelitian didapatkan lebih dari sebagian responden mengalami
inkontinensia urine sedang sebelum dilakukan senam keagle.
5.1.2 Dari hasil penelitian didapatkan lebih dari sebagian responden mengalami
inkontinensia urine ringan sesudah dilakukan senam keagle.
5.1.3 Ada pengaruh senam keagle dalam menurunkan inkontinensia urine pada
lansia, dibuktikan dengan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test ( : 0,05),
didapatkan Asymp. Sig (2-tailed) = 0,008, sehingga nilai Asymp. Sig (0,008) lebih
kecil dari = 0,05, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
pengaruh senam keagle dalam menurunkan inkontinensia pada lansia.
5.2 Saran
Dengan adanya pengaruh senam keagle terhadap penurunan inkontinensia
urine maka penulis mempunyai saran :
5.2.1
Bagi Responden
Pada responden lansia hendaknya mempunyai inisiatif melakukan senam
keagle 50 kali sepanjang hari (pagi, siang, sore dan malam) selama 10 hari,
41
42
supaya otot sekitar panggul menjadi kuat dan inkontinensia urine tidak terjadi atau
berkurang.
5.2.2
42