uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN
SOSIALISASI DAN PENYAMPAIAN INFORMASI
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
KABUPATEN LABUHANBATU 2009
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN
SOSIALISASI DAN PENYAMPAIAN INFORMASI
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
KABUPATEN LABUHANBATU 2009
A. PENDAHULUAN
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 adalah Pemilu untuk memilih pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat Indonesia. Pilpres 2009 merupakan
Pilpres kedua di era Reformasi. Pelaksanaannya diatur melalui Undang-undang Nomor 42
Tahun 2008.
Berdasarkan pengalaman dari hasil penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2009 ini pula, diketahui
bahwa pemilih terdaftar laki-laki yang memiliki tingkat partisipasi terendah terdapat di
Kecamatan Rantau Utara yakni sekitar 35,89 persen di kecamatan ini yang tidak
menggunakan hak pilihnya. Sedangkan kecamatan yang memiliki pemilih terdaftar laki-laki
dengan tingkat partisipasi yang besar terdapat di Silangkitang dan Marbau yaitu sekitar 20
persen saja yang tidak menggunakan hak pilihnya.
Khusus bagi pemilih perempuan yang memiliki tingkat partisipasi tertinggi dalam
menggunakan hak pilihnya yaitu terdapat di Kecamatan Silangkitang yakni sekitar 81,13
persen dari jumlah pemilih perempuan terdaftar yang menggunakan hak pilihnya, sedangkan
pemilih perempuan dengan tingkat partisipasi terendah terdapat di Kecamatan Panai Hilir
yakni sekitar 65,25 persen. Artinya sekitar 18,97 persen pemilih perempuan di Kecamatan
Silangkitang pada Pemilu Legislatif 2009 yang tidak menggunakan hak pilihnya. Demikian juga
dengan di Kecamatan Panai Hilir sekitar 34,75 persen yang tidak menggunakan hak pilihnya.
Hasil investigasi yang dilakukan oleh TePI Indonesia terhadap beberapa pemilih sebagai
sampel, para pemilih pada Pemilu Legislatif 2009 yang tidak menggunakan hak pilihnya ini
mengaku masih bingung dalam menentukan pilihan walaupun telah mengenal calon, selain itu
kebingungan juga dikarenakan ukuran surat suara yang cukup besar.
Alasan lain yang diutarakan oleh pemilih laki-laki tidak menggunakan hak pilihnya disebabkan
karena kesibukan urusan ekonomi. Sebut saja seperti pengakuan yang disampaikan oleh
pemilih laki-laki berprofesi sebagai abang beca di Rantau Utara yang mengaku lebih
mengutamakan kepentingan mengejar setoran. Ada juga yang mengaku lebih disibukkan antar
jemput sewa langganan.
Demikian juga hal nya dengan pemilih yang berprofesi sebagai parepas (agen) bus dan juga
pemilih yang berprofesi sebagai paragat (penyadap) tuak juga lebih mementingkan urusan
ekonomi. Pengakuan lainnya juga seperti ada pemilih yang terlambat bangun atau kesiangan
karena semalaman begadang atau jaga malam. Disalah satu lapo tuak, seorang pemilih
mengaku bingung bukan karena persoalan ukuran surat suara, melainkan bingung karena
banyaknya caleg yang datang menemuinya dan rata-rata minta didukung. Selain itu, ada juga
pemilih yang satu hari sebelum hari “H” pergi merantau sebagai kuli karena dapat pekerjaan
borongan.
Kebingungan dalam memilih juga ditunjukkan oleh pemilih perempuan. Berdasarkan data
inestigasi yang diperoleh dari Kecamatan Panai Hilir penyebab rendahnya partisipasi pemilih
kaum perempuan pada Pemilu Legislatif 2009 lalu dikarenakan kejemuan terhadap janji-janji
muluk yang disampaikan oleh para caleg, serta kurangnya informasi tentang pentingnya untuk
memilih dan ditambah lagi tingkat pendidikan dan SDM yang minim.
Kaum Hawa didaerah pantai ini berpendapat tidak ada artinya memilih dan tidak memiliki
pengaruh yang dapat dirasakan secara langsung. Intinya, alasan umum yang dikemukakan oleh
pemilih kaum hawa ini lebih mengutamakan urusan dapur dan mengurus rumah tangga, serta
membantu kerja suami.
Pengalaman diatas yang menjadi salah satu dasar bagi Komite Pemilih (TePI) Indonesia
Labuhanbatu Sumatera Utara untuk melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih. Hal ini
sesuai dengan kegiatan dari program kerja jangka pendeknya yaitu mengawal proses
pembentukan pemerintahan dan parlemen yang kuat, bersih, berpihak pada kepentingan
publik melalui pengawasan, pemantauan dan pendidikan bagi pemilih menghadapi Pemilu
2009. Dalam rangka mewujudkan arah kebijakan program jangka pendek ini, TePI Indonesia
melalui beberapa kegiatan seperti Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih melakukan kegiatan
sosialisasi dan penyampaian informasi pemilu untuk pemilih khususnya kepada kalangan
pemilih ditingkatan grass root yang sulit terjangkau oleh pihak penyelengara Pemilu.
Kegiatan Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini
bukan hanya sekedar menghimbau masyarakat untuk hadir memberikan hak pilihnya ke TPS
pada 8 Juli ataupun mengajari tata cara mencontreng yang benar, melainkan melihat dan
mengetahui secara detail tingkat pengetahuan masyarakat, pengenalan terhadap pasangan
calon, jenis dan kriteria pemberian tanda pada surat suara, serta kesiapan masyararakat
pemilih terhadap Pilpres 2009.
Namun secara umum tujuan dilaksanakannya Sosialisasi dan Penyampaian informasi Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden ini antara lain : Untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemilu dalam membangun kehidupan demokrasi di
Indonesia; Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang tahapan dan
program Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
masyarakat tentang beberapa hal teknis dalam menggunakan hak politik dan hak pilihnya
dengan benar; Meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pemilih untuk berperan serta
dalam setiap tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; dan Meningkatkan kesadaran dan
partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden.
Sedangkan sebagai target capaian dari kegiatan ini, adalah : Tersebar luasnya informasi
mengenai tahapan dan program penyelenggaraan Pilpres masyarakat secara integral / terpadu
dengan mengikut sertakan stakeholder KPU; Tersebarluasnya tema dan materi informasi
tentang Penyelenggara Pilpres Presiden kepada seluruh jajaran KPU dan stakeholder KPU;
Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemilu dalam
membangun kehidupan demokrasi di Indonesia; Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan
masyarakat tentang tahapan dan program Pilpres; Meningkatnya pemahaman dan
pengetahuan masyarakat tentang beberapa hal teknis dalam menggunakan hak politik dan
hak pilihnya dengan benar; dan meningkatnya kesadaran masyarakat khususnya pemilih untuk
berperan serta dalam setiap tahapan Pilpres; serta meningkatnya kesadaran dan partisipasi
pemilih dalam menggunakan hak pilihnya pada Pilpres.
Kendatipun sekilas dilihat mengenai tehnik tata cara pemberian suara pada Pilpres 2009
nanti jauh lebih gampang dari pemilu sebelumnya, namun permasalahan sebenarnya adalah
bukan semata hanya tata cara pemberian suara pada surat suara sebab banyak ditemukan
temuan-temuan yang akan disebutkan nantinya dibawah ini.
B. PELAKSANAAN
1. Pelaksana
Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini
dilaksanakan oleh Komite Pemilih (TePI) Indonesia Kabupaten Labuhanbatu,
Sumatera Utara.
Tempat dan Waktu Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden dilaksanakan di 10 (sepuluh) desa / kelurahan yang terbagi dalam 6 (enam)
kecamatan, yaitu :
Penentuan tempat Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden mengambil lokasi dimana tiap komunitas dalam kesehariannya atau pada waktu
tertentu berada dan mudah ditemui, seperti tempat mangkal / berkumpul, dan tempat
kerja,
D. METODE
Pelaksanaan Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
menggunakan metode androgogi dan dialogis. Selain itu juga dilakukan dengan
membagikan brosur, sticker, leaflet, dan poster. Ketika metode androgogi dan dialogis ini
sedang berjalan, maka relawan melakukan pencatatan dari jawaban ataupun respon yang
dimunculkan oleh peserta sosialisasi sebagai temuan untuk dirangkum.
E. TEMUAN
Sebanyak 3,50 persen perserta yang mengikuti Sosialisasi dan Penyampaian Informasi
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mengaku belum tahu apa maksud dan tujuan
dilaknasakannya Pilpres. 91.50 persen mengaku tahu. Sedangan 5 persen lagi mengaku
tidak mau tahu.
Mengenai manfaat Pilpres, 11,25 persen peserta yang mengikuti Sosialisasi dan
Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mengaku belum tahu
manfaat dilaknasakannya Pilpres. 85 persen mengaku tahu. Sedangan 3,75 persen lagi
mengaku tidak mau tahu.
Sebanyak 83,75 persen peserta yang mengikuti Sosialisasi dan Penyampaian Informasi
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mengaku telah mengetahui jadwal pelaksanaan
Pilpres. Yang mengaku belum tahu sebanyak 12,50 persen. Sedangan 3,75 persen lagi
mengaku tidak mau tahu.
4. Tingkat Pengenalan Peserta Tentang Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden
Dalam melakukan pemberian suara, ditemukan sebanyak 2,25 persen tingkat kesalahan
yang dilakukan oleh peserta yang mengikuti Sosialisasi dan Penyampaian Informasi
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. 97,75 persen adalah benar dilakukan sebagai
penandaan kreteria suara sah.
Dalam pemberian tanda pada surat suara, ditemukan sebanyak 97,50 persen peserta
yang mengikuti Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden memberikan tanda contreng. Tanda coblos 0,25 persen, sedangkan
pemberian tanda selain contreng dan coblos sebanyak 2,25 persen.
Letak tanda yang diberikan oleh Peserta yang mengikuti Sosialisasi dan Penyampaian
Informasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden antara lain : 6,25 persen pada kolom
nomor urut, 68,75 persen pada photo salah satu pasangan calon, 21,75 persen pada
ditengah photo pasangan calon, dan 3,25 persen pada kolom nama pasangan calon.
8. Jenis Kesalahan Dalam Memberikan Suara
Mengenai jenis kesalahan yang dilakukan oleh Peserta yang mengikuti Sosialisasi dan
Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, yaitu : sebanyak 88,89
persen adalah tanda contreng dua kali, dan 11,11 persen pemberian diluar kolom.
Sebanyak 37,50 persen peserta yang mengikuti Sosialisasi dan Penyampaian Informasi
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mengaku dirinya belum tahu apakah telah
terdaftar atau tidak sebagai pemilih. 45 persen mengaku telah mengetahui.
Sedangkan 17,50 persen lagi mengaku tidak mau tahu.
Mengenai niat untuk hadir ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden 8 Juli nanti, sebanyak 72,75 persen peserta yang
mengikuti Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
mengaku akan hadir. 22,25 persen diprediksi tidak akan hadir. Sedangkan 2 persen lagi
mengaku belum tahu.
F. KESIMPULAN
Kegiatan Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini
bukan hanya sekedar menghimbau masyarakat untuk hadir memberikan hak pilihnya ke TPS
pada 8 Juli ataupun mengajari tata cara mencontreng yang benar, melainkan melihat dan
mengetahui secara detail tingkat pengetahuan masyarakat, pengenalan terhadap pasangan
calon, jenis dan kriteria pemberian tanda pada surat suara, serta kesiapan masyararakat
pemilih terhadap Pemilu Presdien dan Wakil Presieden 2009 khususnya bagi kalangan
komunitas yang yang dimungkinkan sulit tersentuh oleh KPU.
Kendatipun sekilas dilihat mengenai tehnik tata cara pemberian suara pada Pilpres 2009
nanti jauh lebih gampang dari pemilu sebelumnya, namun permasalahan sebenarnya adalah
bukan semata hanya tata cara pemberian suara pada surat suara.
Seperti temuan-temuan yang telah disebutkan diatas tadi, misalnya tingkat kesalahan dalam
melakukan pemberian suara yang dilakukan oleh peserta yang mengikuti Sosialisasi dan
Penyampaian Informasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yaitu sebanyak 2,25 persen. Jenis
kesalahan itu diantaranya adalah pemberian tanda contreng dua kali, dan pemberian yang
dilakukan diluar kolom.
Temuan yang menarik dari kegiatan Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden ini adalah selain terdeteksinya secara dini jenis dan letak pemberian
tanda pada surat suara, juga terdeteksinya tingkat partisipasi pemilih untuk hadir ke TPS
pada 8 Juli nanti. Selain itu diketahui juga seberapa banyak calon pemilih yang telah
mengetahui dirinya telah terdaftar dalam DPT, demikian pula dengan yang belum
mengetahui atau tidak mau tahu.
Jika angka persentase yang ditemukan dari kegiatan Sosialisasi dan Penyampaian Informasi
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini dijadikan sample, maka diprediksi sebanyak 72,75
persen pemilih terdaftar akan hadir ke TPS nantinya, dan sebesar 22,25 persen tidak akan
hadir serta 2 persen lagi belum tahu apakah hadir ke TPS untuk ikut memilih atau tidak.
Calon pemiih yang mengaku belum tahu ini beralasan karena belum mengetahui dirinya
apakah telah terdaftar dalam DPT sebagai pemilih atau tidak.
Sedangkan alasan yang dikemukakan oleh calon pemilih yang diprediksi tidak akan hadir ini
menilai karena memilih ataupun tidak hasilnya tidak dirasakan langsung olehnya, selain itu
ada juga yang berasalan bahwa lebih baik tetap bekerja seperti biasa untuk kebutuhan biaya
masuk sekolah anak. Bagi calon pemilih perempuan beralasan membantu pekerjaan suami
Ada juga yang mengaku akan pergi merantau.
G. REKOMENDASI
Temuan yang di dapat dari pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Penyampaian Informasi
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini diharapkan menjadi perhatian yang serius khususnya
bagi pihak penyelenggara pemilu ataupun stakeholder KPU.
Selain melakukan himbauan kepada masyarakat agar mau hadir ke TPS menggunakan hak
pilihnya, pihak penyelenggara pemiu ataupun stakeholder KPU ditingkat paling bawah
dituntut untuk lebih berperan aktif menjalankan fungsinya khususnya mengenai hal-hal yang
berkaitan dengn hak pilih masyarakat.
Kegiatan Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu harus tetap dilanjutkan. Karna
kegiatan ini merupakan salah satu agenda penting dari rangkaian tahapan penyelenggaraan
Pemilu.
YOS BATUBARA
Kordinator
LAMPIRAN – I
Sosialisasi Bagi Kalangan Janda Tak Berpenghasilan dan Ibu Rumah Tangga
Lokasi : Desa Perk.Berangir Kec. NA IX-X