Anda di halaman 1dari 5

Rahasia Rumus-rumus “Cepat” Matematika

08.14 | Rumus Matematika

Dulu, ketika saya masih baru menjadi mahasiswa baru tingkat pertama, saya berkenalan dengan
salah seorang mahasiswa baru lainnya yang di kemudian hari menjadi teman baik saya. Ketika
awal perkenalan, kami pun ngobrol kesana-kemari. Tanya sana-tanya sini. Jawab sana, jawab
sini. Hingga ia pun akhirnya bercerita bahwaa nilai tes Matematika Dasar-nya, yaitu salah satu
mata pelajaran yang diujikan di UMPTN*, adalah 100 alias benar semua.

Mendengar ceritanya tersebut, saya pun terkagum-kagum dibuatnya. Dalam pikiran saya, saya
berkesimpulan “Wah ia pasti orang yang sangat pandai”. Rasa kagum saya mendorong rasa ingin
tahu saya tentang pengetahuannya dalam matematika. Akhirnya, dalam masa awal perkenalan
itu, saya ajak ia ngobrol tentang matematika yang sudah pernah kami pelajari ketika semasa SD
sampai SMA dulu.

Dari obrolan tersebut, saya jadi tahu, ternyata ia benar-benar luas pengetahuan tentang
matematika yang sudah dipelajarinya. Hingga akhirnya, mungkin untuk menunjukkan
kepiawaiannya, ia mengajak saya adu cepat mengerjakan soal matematika.

Mendapat tantangan itu, sebenernya saya ngeper juga. Karena saya merasa tak sepandai dirinya.
Namun, karena ini namanya juga bukan lomba dan bukan apa-apa, saya sih mau saja waktu itu.
Soal-soal pun dipilih secara acak dari buku kumpulan soal-soal latihan tes UMPTN* dan
EBTANAS** beberapa tahun sebelumnya yang masih rajin ia bawa ke mana-mana. Kemudian,
adu cepat menyelesaikan soal matematika pun dimulai.

Bagaimana hasilnya? Siapa yang tercepat?

Ternyata benar, dalam beberapa menit saja, teman saya itu berhasil menyelesaikan semua soal
yang sudah dipilih tadi (karena yang dipilih cuma 3 soal sih). Dan ia keluar sebagai yang
tercepat, menjadi pemenang. Sedangkan saya, satu soal pun belum mampu saya selesaikan.
Waktu itu, saya terlalu berkutat dengan soal nomor pertama yang lumayan sukar untuk ukuran
saya waktu itu. Walau sudah dengan segenap kemampuan saya berusaha menyelesaikannya, tapi
ternyata, sampai waktu habis belum ketemu juga. Saya pun mengakui kelebihan dan
kehebatannya.

Dengan sedikit malu-malu, saya bertanya padanya tentang soal yang belum bisa saya selesaikan
tersebut. Sambil saya tanyakan pula kenapa ia begitu cepat bisa menyelesaikan soal-soal
tersebut. Soal yang waktu itu belum bisa saya selesaikan adalah seperti berikut ini.

Soal: Bila a + 1/a = 5, maka nilai dari a3 + 1/a3 =…

Dengan cepat teman saya itu pun menyelesaikan soal tersebut seperti berikut ini:

a3 + 1/a3 = (a + 1/a)3 – 3a.1/a(a + 1/a) = 53 – 3(5) = 125 – 15 = 110.


Melihat cara penyelesaiannya, saya hanya bisa melongo waktu itu. “Cuma satu baris? Padahal
saya mencoba menyelesaikannya berbaris-baris, dan belum ketemu juga”, itu yang ada di pikiran
saya. Kemudian, saya pun bertanya ke teman saya itu, kenapa cara pengerjaannya seperti itu?

Dengan senang hati, ia pun menjelaskan ke saya. Ia katakan bahwa, soal semacam tersebut dapat
dengan mudah diselesaikan dengan rumus “cepat” berikut ini.

a3 + b3 = (a + b)3 – 3ab(a + b) ………………………………..(1)

Dengan mengganti b dengan 1/a, katanya, maka soal tadi dapat diselesaikan dengan cepat seperti
yang sudah dikerjakannya tadi.

Saya yang tak terbiasa menggunakan rumus “cepat” ketika di SMA dulu, penasaran ingin tahu
alasan kenapa rumus “cepat” tersebut bisa dipakai. Tapi sayang, teman saya itu tak memberi tahu
saya. Malahan ia menambah lagi rumus cepat yang sudah ia ketahuinya, yaitu:

a3 – b3 = (a – b)3 + 3ab(a – b)……………………………….(2)

Akhirnya, ngobrol-ngobrol pun beres. Ia bergegas pulang menuju kost-kost-annya. Saya pun
begitu, pulang dengan rasa penasaran yang mengganjal.

Di kost-kost-an, dengan penuh rasa penasaran ingin tahu, saya pun mengutak-atik rumus “cepat”
yang telah ia gunakan tersebut. Setelah beberapa waktu lamanya, akhirnya, terpecahkan juga
rahasia rumus “cepat” yang dipakai teman saya tersebut. Saya berhasil menelusuri asal-muasal
rumus “cepat” tersebut, berhasil menguak rahasianya. (Duh rasanya begitu senang sekali, tak
bisa saya ekspresikan dengan kata-kata).

Hasil penelusuran saya tersebut, setelah saya rapikan, seperti berikut ini.

(a + b)3 = (a + b)2(a + b)

= (a2 + 2ab + b2)( a + b)

= a3 + a2b + 2a2b + 2ab2 + b2a + b3

= a3 + b3 + 3a2b + 3ab2

= a3 + b3 + 3ab (a + b)

Jadi, (a + b)3 = a3 + b3 + 3ab (a + b).

Sehingga, a3 + b3 = (a + b)3 – 3ab (a + b). Rumus “cepat” (1) dapat saya buktikan kebenarannya.
Kemudian, dengan cara serupa, saya pun berhasil menelusuri asal-muasal rumus “cepat” (2).
Walaupun apa yang telah saya lakukan tersebut sederhana, tapi bagi ukuran saya waktu itu
adalah sesuatu yang menggembirakan hati, menyenangkan pikiran, dan memuaskan dahaga
keingin-tahuan saya.

Sejak saat itu, bila ada rumus-rumus “cepat” yang saya temui di buku-buku bimbingan tes, saya
pun terpacu untuk menelusuri asal-muasalnya. Dengan cara seperti itu, saya seringkali berhasil
memecahkan rahasia rumus-rumus “cepat” yang selama ini beredar luas di kalangan siswa yang
mengikuti bimbingan test.

Baiklah, segitu dulu saja ceritanya ya…, lain kali insya Allah saya akan membahas baik-
buruknya penggunaan rumus “cepat” (Ada satu cerita yang sangat menggelikan tentang hal ini.
Mau tahu? Silakan tunggu di postingan mendatang…). Sampai di sini dulu ya…, mudah-
mudahan bermanfaat.

Sebagai bahan latihan untuk Anda, cobalah telusuri asal-muasal rumus-rumus “cepat” berikut
ini.

1. Persamaan garis yang melalui titik (0, a) dan (b, 0) adalah ax + by = ab.
2. Perhatikan gambar berikut. Panjang PQ dapat ditentukan dengan mudah, yaitu:

PQ = (AP. DC + DP. AB)/(AD)

Rumus Matematika
Tidak bisa dipungkiri salah satu hal yang membuat orang tidak tertarik atau bahkan tertarik pada
matematika adalah rumus matematika. Menjadi tidak menarik karena begitu banyak rumus yang harus
dihapal menjadi menarik ketika beberapa permasalahan dalam matematika dapat diselesaikan
menggunakan rumus praktis atau sering juga disebut rumus cepatnya.

Sebelumnya saya pernah menuliskan kegusaran saya tentang rumus cepat yang banyak diandalkan oleh
bimbingan belajar ( salah satu strategi menggaet siswa ) di artikel Tips dan Trik Matematika, Yup jujur
sampai hari inipun saya menyangsikan ketangguhan rumus cepat itu dalam membantu siswa memahami
sebuah materi.

Salah satu alasan sederhananya adalah bahwa sebagian rumus cepat merupakan rumus kondisional,
artinya ia hanya untuk berlaku untuk kondisi atau keadaan tertentu sehingga tentu saja anda tidak dapat
menggunakannya pada kondisi atau keadaan yang berbeda/lain.

Berikut ini adalah salah satu contohnya :


Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 10 m. Setiap kali menyentuh tanah bola tersebut memantul
kembali dengan ketinggian ¾ kali dari tinggi sebelumnya. Jika bola tersebut memantul terus – menerus
hingga berhenti, hitunglah panjang lintasan yang dilalui oleh bola tersebut !

Jawab :
Panjang lintasan = a ( jumlah rasio/selisih rasio)
( Klik disini untuk melihat bagaimana rumus itu didapatkan/diturunkan ).
dimana a adalah suku pertama
Karena rasionya ¾ maka kita dapat :
jumlah rasio = 4 + 3 = 7
selisih rasio = 4 - 3 = 1
Panjang lintasan = 10 (7/1) = 70 m

Sepintas memang rumus cepat benar - benar sangat membantu anda dalam meyelesaikan soal diatas,
tetapi karena bentuk soal tersebut sudah sering sekali keluar maka sekarang ini saya melihat redaksi dari
soal tersebut mulai berubah (coba anda perhatikan perubahan yang terjadi).

Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 10 m. Setiap kali menyentuh tanah bola tersebut memantul
kembali dengan ketinggian ¾ kali dari tinggi sebelumnya. Jika bola tersebut memantul terus – menerus
hingga berhenti, hitunglah panjang lintasan yang dilalui sejak pantulan yang ke-3 hingga berhenti oleh
bola tersebut !

Bagi anda yang tidak teliti dalam menjawab soal tersebut dan masih mengandalkan kehebatan dari
rumus cepat anda pasti akan kecewa karena jawaban anda telah keliru. Perbedaan dari soal tersebut
memang terletak pada sejak pantulan keberapa lintasan bola yang akan dihitung, sehingga rumus cepat
yang tersaji tentu tidak dapat menjawab permasalahan tersebut.

Nah ini akan berbeda jika anda memahami dengan benar materi yang ada atau anda memahami
bagaimana rumus cepat itu diturunkan, maka ketika sebuah soal mengalami perubahan pada redaksi
dan pertanyaannya maka saya yakin anda akan tetap dapat menjawab soal itu dengan baik.

Akhir dari tulisan ini saya hanya ingin mengingatkan bahwa matematika adalah pelajaran yang
mengajarkan bagaimana anda berpikir secara sistematis, logis, dan runut dan bukan pelajaran yang
menuntut kepraktisan. Yup, berlatih mengerjakan soal dalam matematika adalah sebuah keniscayaan
bukan malah kemudian menghapal rumus cepat yang terkadang lebih bersifat kondisional.

Anda mungkin juga menyukai